BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00386-SP Bab...
Transcript of BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00386-SP Bab...
71
BAB 4
HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG
DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN
4.1. Geometri lereng
Pada tugas akhir ini, bentuk lereng yang ditinjau adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1. Geometri lereng
Lereng tersebut adalah lereng yang bersudut 45° dan diisi dengan tanah selebar 5
m dan membentuk sudut β, kemudian diperkuat dengan geotekstil woven dengan lebar
antar lapisan (Svj) sebesar 50 cm dan 100 cm. Lereng tersebut diasumsikan tidak
memiliki beban luar yang bekerja diatasnya, tetapi akan memikul beban gempa sebagai
beban dinamik.
72
Ada pun data fisik lereng tersebut divariasikan sebagai berikut :
H = 5, 8, 10 m
β = 60°, 75°, 90°
Dimana :
H = Tinggi lereng
β = Sudut kemiringan lapisan pengisi
Kondisi yang ditinjau pada saat proses analisis adalah kondisi lereng pada saat :
Kondisi lereng tanpa perkuatan terhadap beban statik
Kondisi lereng dengan perkuatan terhadap beban statik
Kondisi lereng dengan perkuatan terhadap beban dinamik
4.2. Data-data tanah
Data-data tanah awal yang digunakan mengacu pada proyek yang berlokasi di daerah
Labuhan, Banten yaitu :
Tabel 4.1. Data tanah Bore hole
Tebal Data Perencanaan Lapisan γd C Ø Gs Mohr Coulomb Lapisan
Jenis Tanah
(kN/m3) (kN/m2) (°) E (kN/m2) υ
1 0-3,5 Pasir berlanau 14 33 29 2,65 7200 0,35 Lempung berlanau
2 3,5-11 Sedikit pasir
16 28 24 2,68 10200 0,35
3
11-14
Lempung berlanau Sedikit pasir
20
26
24
2,68
10800
0,35
4 Pasir tersementasi
14-20 Sebagian
18 20 36 2,68 10400 0,34
5 20-25 Pasir
20 15 35 2,68 20000 0,35
73
Data tanah yang digunakan sebagai lapisan pengisi lereng dalam perhitungan
memiliki properti sebagai berikut :
γ = 15 kN/m3
Ø = 20°
c = 5 kN/m2
ru = 0 kN/m2
Untuk melihat pengaruh kohesi (c) terhadap stabilitas lereng, maka dilakukan
perhitungan dengan variasi nilai c : 10 kN/m2, 15 kN/m2, 20 kN/m2
Kondisi percepatan gempa yang digunakan mengacu kepada percepatan batuan
dasar berdasarkan pembagian zona gempa Indonesia, dimana Banten termasuk zona
sedang (diantara zona 3 dan 4), dan besar percepatan puncak batuan dasar gempa yang
digunakan adalah 0,20.
Disamping itu akan dianalisa juga pengaruh beban gempa dengan beberapa
variasi percepatan permukaan puncak tanah, yaitu : 0,20 , 0,22 , 0,28. Data-data tersebut
akan diolah menjadi koefisien gempa sebesar : 0,13 , 0,16 , 0,18 , dan 0,219. Sebagai
variasi perhitungan, koefisien gempa akan ditambah dengan nilai : 0,3 dan 0,4.
4.3. Prosedur perhitungan
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan proses
perhitungan. Adapun langkah-langkah perhitungan dijabarkan sebagai berikut :
74
Pengumpulan parameter tanah
Mengumpulkan parameter – parameter tanah yang akan digunakan, baik
berdasarkan data uji lapangan, maupun berdasarkan korelasi.
Sebagai contoh perhitungan, diambil data lereng sebagai berikut:
Lereng dengan sudut = 60 °
Tinggi lereng = 5 m
Data tanah lapisan pengisi :
C = 10 kN/m2 ; Ø = 20 kN/m2 ; γ = 15 kN/m3
Data tanah lapisan tanda dibawah lapisan pengisi :
C = 28 kN/m2 ; Ø = 24 kN/m2 ; γ = 16 kN/m3
Langkah pertama dalam proses perancangan material geoteksil woven adalah
mencari nilai kuat tarik desain ( Tdesain) geotekstil woven berdasarkan tebal lapisan Svj
yang ditentukan, yaitu 50 cm dan 100 cm, dengan menggunakan rumus 2.16. pada bab 2,
yaitu :
Kreq = 0,286 ( didapat dari grafik jewell, lihat tabel 4.2 )
Tabel 4.2. Nilai Kreq Berdasarkan grafik Jewell (1990) seluruh perhitungan
Sudut Lereng (°)
Kreq
60 0,28
75 0,37
90 0,5
75
Tdesain = 0,286 x 15 kN/m2 x 0.5 m x 5 m
= 10, 275 kN/m
Setelah didapat nilai Tdesain, maka selanjutnya adalah mencari nilai Tultimit atau
kuat tarik batas geotekstil woven yang diharapkan, dengan rumus 2.15. pada bab 2,
yaitu:
RFsmbg = Diabaikan
Tultimit = 10,275 kN/m x 3
= 32, 175 kN/m
Nilai Tultimit tersebut adalah besar nilai kuat tarik geotekstil yang dibutuhkan
apabila perkuatan geotekstil woven dipasang pada lapisan setebal 0,5 m , sebanyak 10
lapis dilereng dengan tinggi 5 m dan kemiringan 60°.
Tabel 4.3. Hasil seluruh perhitungan kuat tarik desain dan kuat tarik batas
No Sudut lereng
(β)
Tinggi lereng
(H) Kreq Svj yg
digunakan
kuat tarik desain
geotekstil (Tdesain)
kuat tarik batas
geotekstil (Tult)
Svj yg digunakan
kuat tarik desain
geotekstil (Tdesain)
kuat tarik batas
geotekstil (Tult)
(°) (m) (m) (kN/m) (kN/m) (m) (kN/m) (kN/m)
1 5 10,725 32,175 21,45 64,35 2 8 17,16 51,48 34,32 102,96 3
60 10
0.29 21,45 64,35 42,9 128,7
4 5 14,175 42,525 28,35 85,05 5 8 22,68 68,04 45,36 136,08 6
75 10
0.38 28,35 85,05 56,7 170,1
7 5 18,75 56,25 37,5 112,5 8 8 30 90 60 180 9
90 10
0.5
0.5
37,5 112,5
1
75 225
76
Menentukan panjang penjangkaran (Lej)
Setelah menentukan kuat tarik batas (Tultimit) dan kuat tarik desain (Tdesain),
langkah selanjutnya adalah menentukan panjang penjangkaran dengan rumus 2.18,
yaitu:
Lej = 0,97 x 5 m
= 4, 85 m
Tabel 4.4. Hasil perhitungan panjang penjangkaran seluruh perhitungan
LR / H H Lej Sudut Lereng
(°)
Tinggi lereng
(m) (L/H)ovrl (LR/H)dx
terbesar (m) (Panjang
penjangkaran) (m)
5 5 4,85
8 8 7,76 60 10
0,82 0,97 0,97
10 9,7
5 5 4
8 8 6,4 75 10
0,8
0,97 0,8
10 8
5 5 4
8 8 6,4 90
10
0,8
0,6
0,8
10 8
Menghitung Faktor stabilitas terhadap guling dan geser
Langkah selanjutnya adalah menghitung faktor keamanan berdasarkan beban
statis yang bekerja pada lereng, yaitu faktor keamanan terhadap guling dan geser dengan
menggunakan rumus 2.23 pada bab 2, yaitu :
77
Faktor keamanan terhadap geser :
= 2, 41619 ≥ 1, 5 ( memenuhi syarat ) Faktor keamanan terhadap guling, dicari dengan rumus 2.23 pada bab 2, yaitu :
= 3,395 ≥ 2,0 (memenuhi syarat)
Perhitungan terhadap daya dukung lokal
Perhitungan stabilitas terhadap daya dukung lokal pada kaki lereng dihitung
dengan menggunakan persamaan 2.27 pada bab 2, yaitu :
Contoh perhitungan dengan menggunakan persamaan diatas :
78
(memenuhi syarat)
Perhitungan apabila faktor stabilitas tidak memenuhi persyaratan
Apabila hasil dari perhitungan stabilitas guling dan geser tidak memenuhi batas
minimum faktor keamanan yaitu 1,5 untuk stabilitas geser, 2,0 untuk stabilitas guling,
dan 1,3 untuk daya dukung lokal, maka nilai Lej atau panjang penjangkaran harus
dikalikan dengan faktor keamanan sebesar 1,3 seperti yang telah dijelaskan pada bab 3.
Contoh perhitungan dengan menggunakan persamaan di atas adalah :
Diambil data lereng :
Tinggi = 10 m
Sudut = 75 °
Lej berdasarkan grafik Jewell = 8 m
FSgeser = 1,3283 ≤ 1, 5 (tidak memenuhi syarat)
FSguling = 3,9184 ≥ 2, 0 (memenuhi syarat)
Dengan digunakan faktor keamanan sebesar 1,3 sebagai faktor pengali,
perhitungan menjadi :
FSgeser = 1,78918 ≥ 1, 5 (memenuhi syarat)
FSguling = 6,2204 ≥ 2, 0 (memenuhi syarat)
Perhitungan faktor keamanan overall
Perhitungan faktor keamanan overall mencakup perhitungan faktor keamanan
terhadap beban statik dan beban dinamik dengan bantuan program Slope/w. Setelah
79
hasil perhitungan faktor keamanan lereng pada program Slope/w terhadap beban statik
melebihi batas minimum 1,5, maka proses analisa dapat dilanjutkan dengan proses
perhitungan faktor keamanan terhadap beban dinamik.
Perhitungan beban dinamik dilakukan dengan memasukkan data koefisien gempa
pada program Slope/w. Koefisien tersebut didapat dari hasil korelasi dan perhitungan
yang telah dijelaskan pada bab 2. Contoh perhitungan koefisien gempa adalah :
Percepatan puncak batuan dasar = 0,20
Menentukan percepatan berdasarkan kondisi dan tanah asli, dengan persamaan 2.28 :
Menentukan koefisien percepatan desain terhadap pusat gravitasi dengan persamaan
2.29 :
Dimana :
Am = Koefisien percepatan desain terhadap pusat gravitasi
= 0,25
Menentukan koefisien gempa horizontal :
= 0,167 nilai ini yang akan dimasukkan ke dalam program Slope/w sebagai
koefisien gempa
80
Hasil perhitungan Kh dari seluruh beban dinamik yang digunakan pada proses analisa
dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini
Tabel 4.5. Nilai Kh
Kh
Percepatan
koefisien
profil tanah A1 A 0.5 0.67
0,15 1 0,15 0,195 0,0975 0,13065
0,2 1 0,2 0,25 0,125 0,1675
0,22 1 0,22 0,2706 0,1353 0,181302
0,28 1 0.28 0,3276 0,1638 0,219492
Dan sebagai variasi perhitungan, akan ditambahkan nilai koefisien gempa sebesar 0,3
dan 0,4.
4.3. Hasil dan analisa
Pada subbab ini, akan tampilkan hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya.
4.3.1. Perhitungan menggunakan program Slope/w
Hasil akhir dari perhitungan-perhitungan sebelumnya, baik dalam bentuk tabel
maupun grafik, akan disajikan dan dibahas disubbab ini. Adapun hasil-hasil perhitungan
tersebut adalah :
Perhitungan kestabilan lereng terhadap beban statik dan dinamik.
Perhitungan kestabilan lereng terhadap beban dinamik dilakukan setelah
perhitungan terhadap beban statik selesai. Hasil dari perhitungan tersebut adalah nilai
faktor keamanan terhadap gempa, yang dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini.
Sedangkan tabel perhitungan terlampir.
81
82
Gambar 4.4. Grafik perbandingan faktor keamanan terhadap lereng sudut lereng 60 °
dan c =5 kN/m2 dengan variasi tinggi lereng
83
Gambar 4.5. Grafik perbandingan faktor keamanan terhadap lereng sudut lereng 75 °
dan c =5 kN/m2 dengan variasi tinggi lereng
84
Gambar 4.6. Grafik perbandingan faktor keamanan terhadap lereng sudut lereng 90 °
dan c =5 kN/m2 dengan variasi tinggi lereng
Dari gambar 4.4. diketahui bahwa dengan perkuatan geotekstil woven, faktor
keamanan yang sebelumnya berada dibawah batas faktor keamanan minimum
meningkat melewati batas faktor keamanan minimum terhadap beban statik, yaitu 1,5.
Namun, faktor keamanan tersebut berkurang seiring dengan penambahan beban gempa
pada lereng, kondisi yang sama berlaku juga pada gambar 4.4. dan 4.5.
Dari gambar 4.4. , 4.5. , 4.6. juga diketahui bahwa faktor keamanan lereng
dengan Svj geotekstil woven sebesar 0,5 m lebih besar dari pada perkuatan dengan Svj
sebesar 1,0 m, kecuali lereng dengan sudut 60° dan tinggi 8 m.
Perbandingan faktor keamanan terhadap tinggi lereng dapat dilihat pada tabel
4.7.
85
Gambar 4.7. Grafik perbandingan faktor keamanan terhadap lereng dengan sudut lereng
60° dan tebal antar lapisan 0,5 m dan 1,0 m dengan C =5 kN/m2
86
Dari gambar 4.7 diketahui bahwa faktor keamanan lereng dengan perkuatan
geotekstil woven yang dianalisa dengan beban statik, berada dibawah faktor keamanan
minimum pada saat koefisien gempa sebesar 0,25
Perhitungan faktor keamanan lereng yang kurang dari faktor keamanan minimum
terhdap beban dinamik
Lereng dengan faktor keamanan terhadap gempa berada di bawah batas faktor
keamanan minimum, akan kembali dianalisa terhadap bentuk kelongsoran dan usaha
perbaikan untuk meningkatkan faktor keamanan dengan cara mengalikan panjang
penjangkaran atau kuat tarik geotekstil woven dengan faktor keamanan pengali sebesar
1,3.
Perhitungan kestabilan lereng terhadap beban dinamis dengan variasi nilai
kohesi (c) =5 kN/m2, 10 kN/m2, 15 kN/m2, 20 kN/m2
Perhitungan kestabilan lereng terhadap beban dinamis berdasarkan variasi nilai
kohesi (c) dilakukan untuk melihat pengaruh kohesi (c) terhadap struktur dengan
menggunakan program Slope/w.
Grafik faktor keamanan terhadap perbedaan kohesi (c) dapat dilihat pada gambar
4.8.
87
Gambar 4.8. Grafik perbandingan faktor keamanan lereng tinggi 8 m dan sudut lereng
60 ° terhadap percepatan batuan dasar 0,15 dengan C = variasi
Dari gambar 4.8. dapat diketahui bahwa nilai kohesi (c) mempengaruhi faktor
keamanan lereng dengan perkuatan geotekstil woven terhadap beban dinamik, semakin
tinggi nilai kohesi, semakin besar nilai faktor keamanan lereng.