Bab 2 Perencanaan Plat
-
Upload
ariarsha-sumekar -
Category
Documents
-
view
47 -
download
3
Transcript of Bab 2 Perencanaan Plat
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
BAB II
PERENCANAAN PELAT
2.1. Pembebanan Pelat Lantai
Beban-beban yang bekeja pada pelat berdasarkan pada SNI 1727-2013.
Adapun ketentuan dari pelat lantai adalah :
Tebal pelat lantai, t = 12 cm =120 mm
Tebal spesi, t = 3 cm = 30 mm
Tebal tegel, t = 2 cm = 20 mm
Diameter tulangan utama ϕ d = 10 mm
Tebal selimut beton untuk beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca
atau berhubungan dengan tanah sesuai SNI 03-2847-2013 pasal 7.7.1 point c
slab dinding, balok usuk seperti batang tulangan D-36 dan yang lebih kecil,
digunakan selimut beton (p) = 20 mm
Gamma beton, γb = 2400 Kg/m3
Gamma spesi γs = 2100 Kg/m3
Beban mati (WD), ditinjau per meter lebar pias
- Berat sendiri pelat (0.12 × 2400 Kg/m3) = 288 Kg/m2
- Berat spesi (0.03 × 2100 Kg/m3) = 63 Kg/m2
- Berat tegel, t = 2 cm (0.02 × 2400 Kg/m3) = 48 Kg/m2
- Berat plafond = 11 Kg/m2
- Berat penggantung = 7 Kg/m2
- Instalasi MEP = 4 Kg/m 2
Total beban mati (WD) = 421 Kg/m2
Beban hidup (WL)
- Beban untuk lantai gedung hotel
- Ruang Tidur = 144 Kg/m2
- Kamar Mandi = 192 Kg/m2
- Koridor = 479 Kg/m2
1
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
- Gudang = 96 Kg/m2
Total beban hidup (WL) = 250 Kg/m2
Beban ultimate (WU)
WU = 1 .2⋅qD+1. 6⋅qL
= (1 .2⋅421 )+(1.6⋅479 )
= 1271,6 Kg/m2
= 12,716 KN/m2
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x
dx = h−p−1
2⋅φ D
= 120−20−1
2⋅10
= 95 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y
dy = h−p−φ D−1
2⋅φ D
= 120−20−10−1
2⋅10
= 85 mm
2.2. Pembebanan Pelat Atap
Beban-beban yang bekeja pada pelat berdasarkan pada Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983.2
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Adapun ketentuan dari pelat atap adalah :
Tebal pelat atap, t = 10 cm = 100 mm
Tebal spesi, t = 3 cm = 30 mm
Diameter tulangan utama Ø = 8 mm
Tebal selimut beton untuk beton yang langsung berhubungan dengan tanah atau
cuaca sesuai SNI 2847-2013 pasal 7.7.1 point b : batang tulangan D-16 , kawat
M-16 polos atau ulir dan yang lebih kecil dipakai p = 40 mm
Gamma beton, γb = 2400 Kg/m3
Gamma air γa = 1000 Kg/m3
Beban mati (WD), ditinjau per meter lebar pias
- Berat sendiri pelat (0.10 × 2400 Kg/m3) = 240 Kg/m2
- Berat spesi (0.03 × 2100 Kg/m3) = 63 Kg/m2
- Berat plafond = 11 Kg/m2
- Instalasi MEP = 4 Kg/m2
- Berat penggantung = 7 Kg/m 2
Total beban mati (WD) = 325 Kg/m2
Beban hidup (WL)
- Untuk atap, beban hidupnya = 100 Kg/m2
- Berat air hujan (40 – 0.8 α), α = 0˚ = 20 Kg/m 2
Total beban hidup (WL) = 120 Kg/m2
Beban ultimate (WU)
WU = 1 .2⋅qD+1. 6⋅qL
= (1 .2⋅325 )+ (1.6⋅120 )
= 582 Kg/m2
= 5,82 KN/m2
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x
3
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
dx = h−p−1
2⋅φ D
= 100−40−1
2⋅8
= 56 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y
dy = h−p−φ D−1
2⋅φ D
= 100−40−8−1
2⋅8
= 48 mm
2.3. Perhitungan Penulangan
Untuk menentukan dimensi penulangan, sebelumnya harus dihitung momen-momen
yang ditimbulkan akibat lentur yang bekerja selebar 1 meter lebar pias pada arah x dan
arah y sesuai dengan tipe penyaluran beban pada pelat berdasarkan metode amplop.
ρmin< ρ<ρmax
ρmin=√ f ' c4⋅fy
= √254⋅320
=3 ,9063×10−3
ρmin=1 . 4fy
=1 . 4320
=4 ,375×10−3
Digunakan ρmin terbesar yaitu ρmin = 0.004375
ρb =
0 .85⋅f ' cfy
⋅β⋅600600+ fy
4
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
= 0 .85⋅25320
⋅0 .85⋅600600+320 = 0.0368
ρmax = 0 .75⋅ρb = 0 .75⋅0 .0368 = 0.0276
jadi besarnya ρ adalah
ρmin< ρ<ρmax
0 .004375<ρ<0.0276
Jika ρ lebih kecil dari ρmin maka yang digunakan adalah ρmin. Momen-momen tersebut
dihitung menurut momen lapangan (ml) dan momen tumpuan (mt), masing-masing
pada arah x dan arah y. Momen jepit tak terduga (mjt) dianggap sama dengan setengah
momen lapangan.
2.4. Perhitungan Penulangan Pelat
Pelat Atap Tipe A (Pelat 1 arah)
l y = 5 m ; l x = 2 m
l y
l x = 2,5
5
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Karena nilai
l y
l x > 2, maka pelat di atas termasuk pelat 1 arah. Penulangan yang
digunakan adalah dalam arah Lx sebagai arah yang lebih kecil, karena Lx memikul
beban yang lebih besar.
Beban ultimate (qu) pada lantai = 5,82 kN/m2
Digunakan tulangan Ø8
Tinggi efektif (d)
d = h−p−1
2⋅φ D
= 100−40−1
2⋅8
= 56 mm
Momen Lapangan
MU =
18⋅W U⋅Lx2
= 18⋅5. 82⋅22
= 2,91 KNm
Momen Tumpuan
MU =
124
⋅W U⋅Lx 2
= 1
24⋅5 . 82⋅22
= 0.9333 KNm
Penulangan Lapangan Arah-x
Mu = M lx = 2,91 KNm = 2910000 Nmm
Mn =
Mu
φ = 2910000
0 . 8 = 3637500 Nmm
Rn =
M n
b⋅d2=
3637500
1000⋅562= 1,1599 MPa
m =
fy0 .85⋅f ' c =
3200 .85⋅25 = 15,0588
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )6
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
=
115 . 0588
⋅(1−√1−2⋅1 ,1599⋅15 .0588320 )
= 0,0037 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0.0037 ×
43 = 0,0049 > ρmin (
ρmin< ρ<ρmax )
Jadi yang digunakan adalah ρperlu = 0,0049
As = ρperlu⋅b⋅d
= 0 .0049⋅1000⋅56
= 274 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 8mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
27414⋅π⋅82
= 5.45 buah ≈ 6 buah
S = 1000
6 = 166,6 ≈ 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ8 – 150 mm
Penulangan Tumpuan Arah-x
Mu = M lx = 0,933 KNm = 9333.3333 Nmm
Mn =
Mu
φ = 9333 .3333
0 .8 = 11666,6667 Nmm
Rn =
M n
b⋅d2=
11666 ,6667
1000⋅562= 0,0037 MPa
m =
fy0 .85⋅f ' c =
2400 .85⋅25 = 15,0588
7
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )
=
111. 294
⋅(1−√1−2⋅0 ,208⋅11.294240 )
= 0.00012 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0.00012 ×
43 = 0.0016 < ρmin
Jadi yang digunakan adalah ρmin = 0.004375
As = ρmin⋅b⋅d
= 0 .004375⋅1000⋅56
= 245 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 8 mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
24514⋅π⋅82
= 4,87 buah ≈ 5 buah
S = 1000
5 = 200 mm
Jadi untuk tulangan tumpuan dipasang ϕ 8 – 200 mm
8
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 1 arah
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 9.12.2.1 Tulangan susut harus paling sedikit
memiliki rasio luas tulangan 0.0018 terhadap luas bruto penampang beton dan tidak
kurang dari 0.0014 untuk pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jarring
kawat las (polos atau ulir) mutu 400.
Asb = 0.0018 × b × h
= 0.0018 × 1000 × 120
= 216 mm2
Jumlah tulangan :
n =
As14⋅π⋅d2
=
21614⋅π⋅102
= 2.75 buah ≈ 3 buah
S =
10003 = 333.3 mm ≈ 200 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang ϕ 10 – 200 mm
2.5. Perhitungan Penulangan Pelat
Pelat Lantai 1 Tipe B (Pelat arah)
9
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
l y = 5 m ; l x = 3 m
l y
l x = 1.667
Karena nilai
l y
l x < 2, maka pelat di atas termasuk pelat 2 arah. Beban ultimate (qu) pada
lantai = 9,004 KN/m2
Digunakan tulangan Ø10
Tinggi efektif (d)
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x
dx = h−p−1
2⋅φ D
= 120−20−1
2⋅10
= 95 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y
dy = h−p−φ D−1
2⋅φ D
10
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
= 120−20−10−1
2⋅10
= 85 mm
Momen Lapangan
MLx = 0 ,001⋅W U⋅Lx2 . x1 = 0 ,001⋅9 , 004⋅32 . 51 ,6 = 4,181 KNm
MLy = 0 ,001⋅W U⋅Lx2 . x2 = 0 ,001⋅9 , 004⋅32 . 15 = 1,215 KNm
Momen Tumpuan
MTx = −0 ,001⋅W U⋅Lx2 . x3 = 0 ,001⋅9 , 004⋅32 . 79 ,95 = -6,478 KNm
MTy = −0 ,001⋅W U⋅Lx2 . x 4 = 0 ,001⋅9 , 004⋅32 . 54 = -4,375 KNm
Penulangan Lapangan Arah-x
Mu = M lx = 4,181 KNm = 4.181.000 Nmm
Mn =
Mu
φ =
4 .181.000 0. 8 = 5.226.250 Nmm
Rn =
M n
b⋅d2=
5. 226 .250
1000⋅952= 0.579 MPa
m =
fy0 .85⋅f ' c =
2400 .85⋅25 = 11.294
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )
11
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
=
111. 294
⋅(1−√1−2⋅0 ,579⋅11.294240 )
= 0.0024 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0,0024 ×
43 = 0,00319 < ρmin
Jadi yang digunakan adalah ρmin = 0.00583
As = ρmin⋅b⋅d
= 0 .00583⋅1000⋅95
= 553.85 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
553 . 8514⋅π⋅102
= 7.055 buah ≈ 8 buah
S =
10008 = 125 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 125 mm
Penulangan Lapangan Arah-Y
Mu = M ly = 1,215 KNm = 1.215.000 Nmm
Mn =
Mu
φ =
1. 215 .000 0 . 8 = 1.215.000 Nmm
Rn =
M n
b⋅d2=
1. 215 .000
1000⋅852= 0.168 MPa
m =
fy0 .85⋅f ' c =
2400 .85⋅25 = 11.294
12
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )
=
111. 294
⋅(1−√1−2⋅0 ,168⋅11.294240 )
= 0.0007 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0,0007 ×
43 = 0,0009 < ρmin
Jadi yang digunakan adalah ρmin = 0.00583
As = ρmin⋅b⋅d
= 0 .00583⋅1000⋅85
= 495,55 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
495 ,5514⋅π⋅102
= 6,31 buah ≈ 7 buah
S =
10007 = 140 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 140 mm
Penulangan Tumpuan Arah-x
Mu = M tx = = 6,478 KNm = 6.478.000 Nmm
Mn =
Mu
φ =
6 .478 .000 0. 8 = 8.097.500 Nmm
Rn =
M n
b⋅d2=
8 .097 .500
1000⋅952= 0,897 MPa
13
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
m =
fy0 .85⋅f ' c =
2400 .85⋅25 = 11.294
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )
=
111. 294
⋅(1−√1−2⋅0 ,897⋅11.294240 )
= 0.0038 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0.0038 ×
43 = 0.00509 < ρmin
Jadi yang digunakan adalah ρmin = 0.00583
As = ρmin⋅b⋅d
= 0 .00583⋅1000⋅95
= 553.85 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
553 .8514⋅π⋅102
= 7.055 buah ≈ 8 buah
S =
10008 = 125 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 125 mm
Penulangan Tumpuan Arah-Y
Mu = M ty = 4,375 KNm = 4.375.000 Nmm
Mn =
Mu
φ =
4 .375 .000 0 .8 = 5.468.750 Nmm
14
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Rn =
M n
b⋅d2=
5. 468 .750
1000⋅852= 0,757 MPa
m =
fy0 .85⋅f ' c =
2400 .85⋅25 = 11.294
ρ =
1m⋅(1−√1−
2⋅Rn⋅m
fy )
=
111. 294
⋅(1−√1−2⋅0 ,757⋅11.294240 )
= 0.0032 < ρmin
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif, untuk
komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang
diperlukan berdasarkan analisis, sehingga :
ρperlu = ρanalisis ×
43 = 0.0032 ×
43 = 0.0043 < ρmin
Jadi yang digunakan adalah ρmin = 0.00583
As = ρmin⋅b⋅d
= 0 .00583⋅1000⋅85
= 495,55 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm
n =
As14⋅π⋅d2
=
495 ,5514⋅π⋅102
= 6,31 buah ≈ 7 buah
S =
10007 = 140 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 140 mm
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 1 arah
15
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 9.12.2.1 Tulangan susut harus paling sedikit
memiliki rasio luas tulangan 0.0018 terhadap luas bruto penampang beton dan tidak
kurang dari 0.0014 untuk pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jarring
kawat las (polos atau ulir) mutu 400.
Asb = 0.0018 × b × h
= 0.0018 × 1000 × 120
= 216 mm2
Jumlah tulangan :
n =
As14⋅π⋅d2
=
21614⋅π⋅102
= 2.75 buah ≈ 3 buah
S =
10003 = 333.3 mm ≈ 200 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang ϕ 10 – 200 mm
Catatan:
Perhitungan untuk tipe pelat lainnya akan dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Excel yang dapat dilihat pada Lampiran.
16
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
2.6. Perataan Beban Pelat
A. Beban Trapesium
Tipe I
F1 =
12⋅h2
F2 =
12⋅(L−2 h )⋅h=1
2⋅L⋅h−h2
F = 2⋅(F1+F2)
= 2⋅(1
2⋅h2+ 1
2⋅L⋅h−h2)
= h2+L⋅h−2⋅h2
= h⋅( L−h )
RA =
12⋅F
=
12⋅( L⋅h−h2)
=
12⋅L⋅h−1
2⋅h2
17
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
Momen maksimum di titik O akibat beban trapezium:
Mo = RA⋅
12
L−F1⋅( 12
L−23
h)−F2⋅( 14⋅( L−2h ))
= ((1
2L⋅h−
12⋅h2)⋅1
2L)−(1
2⋅h2⋅(1
2L−
23⋅h))
−( 1
2L⋅h−h2)⋅( 1
4⋅( L−2⋅h ))
=
14
L2⋅h−14
L⋅h2−14
L⋅h2+13
h3−18
L2⋅h+ 14
L⋅h2+ 14
L⋅h2−12
h3
=
18
L2⋅h−16
h3
Momen maksimum akibat beban merata
Mmax =
18⋅qek⋅L2
Mmax = Mo
18⋅qek⋅L2
=
18
L2⋅h−16
h3
qek = [ ( 1
8L2⋅h−
16
h3)L2 ]⋅8
= (1−4
3⋅( h
L )2)⋅h
qek perataan = qek⋅Wupelat
Jadi qek perataan = [(1−4
3⋅( h
L )2)⋅h]⋅Wuek
18
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
B. Beban Segitiga
Tipe I
RA = ( 1
2L .h)
= F
=
12
L. h
Momen maksimum
M yang terjadi = RA⋅
12
L
=
12
L. h⋅12
L
=
14
Lh
Mmax =
12⋅qek⋅L2
Mmax = M yang terjadi
12⋅qek⋅L2
=
14
L2 h
19
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
qek =
12
h
qek perataan =
12
. h⋅Wu pelat
Tipe II
F1 = F2 =
12⋅( 1
2L⋅h)
=
14
L⋅h
F = F1 + F2
= 2⋅( 1
4L⋅h)
=
12
L⋅h
RAV = RBV =
=
12⋅( 1
2L⋅h)
=
14
L⋅h
Momen maksimum yang terjadi akibat beban segitiga di titik O
20
Tugas Struktur Beton Bertulang
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS UDAYANA
MO = RA⋅
12
L−F1⋅13⋅( 1
2L)
=
14
L⋅h⋅12
L−14
L⋅h⋅16
L
=
18
L2⋅h− 124
L2⋅h
=
112
L2⋅h
Momen maksimum akibat beban merata adalah :
Mmax =
18⋅qek⋅L2
Sehingga :
Mmax = MO
18⋅qek⋅L2
=
112
L2⋅h
qek =
23
h
Jadi beban perataannya adalah :
qek perataan =
23
h⋅Wupelat
21