BAB I PENDAHULUAN.docx

27
BAB I PENDAHULUAN Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata", "alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. 1.1 Bagian-Bagian Bumi Berdasarkan gelombang seismik struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust). Inti bumi (core) Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900- 6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity. Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para Page | 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN.docx

BAB IPENDAHULUAN

Geologi (berasal dari Yunani: - [ge-, "bumi"] dan [logos, "kata", "alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. 1.1 Bagian-Bagian BumiBerdasarkan gelombang seismik struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust). Inti bumi (core)Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel. Mantel bumi (mantle)Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km. Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.

Gambar 1.1 Bagian-bagian Bumi

Kerak Bumi (crust)Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie 1982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.1.2 Siklus BatuanSiklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.

Gambar 1.2 Rocks Cycle

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.1.3 PENGENALAN MAGMAMagma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile, bersuhu antara 900 - 1200 C atau lebih dan berasal dai kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas ( F.F. Grouts, 1947; Tumer dan verhogen 1960, H. Williams, 1962 ).Komposisi kimiawi magma dari contoh-contoh batuan beku terdiri dari :a. Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma , sehingga merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb. (Dally 1933, Winkler 1957, Vide W. T. Huang 1962) berpendapat lain yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain.(Bunsen 1951, W. T. Huang, 1962) mempunyai pandapat bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.1.4. EVOLUSI MAGMAMagma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai berikut : Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magma. Differensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.Proses-proses differensiasi magma meliputi : Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses kristalisasi berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba. Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan. Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang heterogen. Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium (Na) dan potassium (K) yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma. Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan membawa serta komponen volatile Sodium (Na) dan Potasium(K). Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam waduk magma secara lateral.

Gambar 1. 2 Skema differensiasi magma (Atlas of Volcanic USGS)

1.5 Pengertian MineralMineral adalah zat padat homogen yang terjadi di alam, terjadi secara alamiah dengan suatu komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk pada proses anroganik.Sifat fisik mineral ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya. Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik atau kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu. Adapun sifat-sifat fisik dan kimia mineral adalah sebagai berikut.

1.5.1 Sifat Fisik Mineral

Bentuk Kristal (Form/Shape)Mineral-mineral membentuk Kristal yang menggambarkan susunan molekul teratur di dalamnya. Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Disebut amorf, bila tidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.Kristal-kristal ini dapat dikelaskan kedalam enam atau tujuh kelompok yang disebut sistem, menurut simerinya.Contoh kristalnya :a. Isometrik/Kubus : galena, pirit, magnetit. b. Tetragonal/Balok : vesuvianit, kassiterit, kalkopirit. c. Ortorombik : barit, sulfur, olivin, topaz, sulfur. d. Monoklinik : gypsum, mika, biotit, ortoklas, talk. e. Triklinik : amazonite, feldspar, mikroklin. f. Heksagonal : beril, grafit, apatit. g. Trigonal : kalsit, hematite, kuarsa, korundum. h. Mineral amorf : chert, flint. Gambar 2.1 Isometrik Gambar 2.2 Tetragonal Gambar 2.3 Ortorombik Gambar 2.4 Monoklin

Gambar 2.5 Triklin Gambar 2.6 Heksagonal Gambar 2.7 Trigonal Gambar 2.8 Amorf

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut: Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal. Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier. Struktur lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi. Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral.

Belahan (Cleavage)Suatu mineral dikatakan memiliki belahan apabila mineral tersebut memiliki kecenderungan untuk pecah melalui bidang lemahnya. Belahan sangat membantu dalam mendeskripsi mineral dan kualitasnya dinyatakan dengan menggunakan istilah sempurna, baik, jelas dan tidak jelas. Belahan terdiri dari :a. 1 arah : muskovitb. 2 arah : feldsparc. 3 arah : halit, kalsitd. 4 arah : flourit

BelahanGambar

1 Arah

2 Arah

3 Arah

4 Arah

Gambar 2.9 Belahan Pecahan (Fracture)Suatu cara mineral pecah jika tidak mengikuti bidang belahnya, pecahan terdiri atas:Conchoidal, adalah pecahan mineral yang melengkung dipermukaan pecahan seperti botol atau kulit bawang. Contohnya : Kuarsa, magnetit.Hackly, adalah pecahan mineral seperti pecahan besi runcing-runcing tajam serta kasar tak beraturan atau permukaan bergerigi. Contoh : perak, emas.Even, adalah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar, sehingga mempunyai kenampakan agak teratur. Contoh : Limonit.Un-Even, adalah pecahan mineral apabila pecahannya kasar dan tidak teratur. Contoh : garnet, hematite.Splintery/fibrous, adalah pecahan mineral hancur menjadi bagian-bagian kecil seperti benang serabut atau abon. Contoh : asbestos, augit. Earthy, apabila mineral yang dipecah hancur seperti tanah.

Kekerasan (Hardness)Kekerasan adalah ketahanan suatu mineral terhadap gaya gores. Kekerasan juga tergantung pada struktur kristal. Ukuran kekerasan mineral, mulai dari 1 (talk-sangat lunak) hingga 10 (berlian-sangat keras) diciptakan oleh seorang ahli minerallogy Austin Friedrich Mohs, tahun 1822 yang dikenal dengan skala kekerasan Mohs. Table 2.1 Skala Kekerasan MohsMineralKekerasan

Talk1

Gypsum2

Kalsit3

Fluorit4

Apatit5

Ortoklas6

Kuarsa7

Topaz8

Korondum9

Intan (diamond)110

Mineral dengan ukuran Mohs lebih tinggi dapat menggores mineral yang niali kekerasannya lebih kecil. Sedangkan alat yang digunakan sebagai alat pembantu penentu kekerasan antara lain :1. Kuku jari memiliki nilai H (hardness) sekitar 2,52. Uang logam H = 3,53. Baja pada pisau lipat atau paku H = 4,54. Kaca jendela H = 5,55. Jarum baja,amplas, kikir baja H = 6,5 Ketahanan (Tenacity)Ketahanan mineral terhadap pemataan, penggerusan, pembongkaran atau pengikisan disebut dengan ketahanan. Istilah berikut ini dipergunakan untuk menyatakan ketahanan.a.Brittle, suatu mineral yang mudah pecah menjadi pecahan-pecahan runcing.b. Melleable,suatu mineral yang dapat ditempa/dipukul.c. Sectile,suatu mineral yang dapat diiris tipis-tipis.d. Dactile,suatu mineral yang dapat dibentuk seperti kawat.e.Flexible,suatu mineral yang dapat 8dibengkokkan tetapi tidak dapat kembali ke bentuk semula.f.Elastic,suatu mineral yang dapat dibengkokkan dan akan kembali kebentuk semula.

Kilap ( Luster ) Kilap / Luster merupakan pencerminan dari permukaan suatu mineral yang memantulkan cahaya. Kilap terdiri dari: Logam dan Non logam. Kilap logam akan lebih bercahaya dibanding kilap non logam, contoh: Galena, Pyrit, Kalkopyrit, emas, dan lain-lain. Sedangkan kilap non logam biasanya berwarna terang / transparan kecuali jika tebal. Istilah berikut ini memiliki kilap non logam:

a.Kilap kaca atau kilap gelas, bersinar seperti gelas, contohnya kuarsa dan kalsit.b.Kilap damar, memberi kesan seperti damar, contohnya sphalerit, belerang.c.Kilap mutiara, contohnya serpentin,opal dan nepelin.d.Kilap lemak, tampak bagaikan dilapisi selaput lemak, seperti nefelin, kuarsa.e.Kilap sutera, seperti sutera akibat pantulan sinar dari selaput halus, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti gypsum, malakit.f.Kilap intan, bagaikan intan biasanya terdapat pada indeks bias tinggi, contoh: timbal, serusi, anglesit.g.Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bauksit dan limonit.h.Kilap lemak, menyerupai lemak atau sabun, contohnya talk, serpentin.

Warna (Color)Warna adalah kemampuan suatu mineral untuk menyerap cahaya. Mineral berwarna karena cahaya dengan panjang gelombang tertentu diabsorbsi, dan warna akibat kombinasi panjang gelombang tersebut akan sampai ke mata, misalnya, malakit: hijau, azurite: biru dan merah.

Cerat (Streak)Streak yaitu warna mineral yang berbentuk bubuk halus. Meskipun warna mineral mungkin saja bervariasi tetapi gores umurnya tetap. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Goresan didapat dengan menggoreskan mineral pada suatu permukaan porselen (H = 7).

Berat Jenis (Specific Gravity)Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Mineral logam cenderung akan mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada mineral non logam.

DiaphaneityMerupakan cara mineral meneruskan cahaya. Diaphaneity terbagi atas:a. Transparant, benda dapat dilihat tembus pandang. Contoh : kuarsa, topaz.b. Translucent, cahaya dapat menembus mineral, tetapi benda tidak dapat tembus pandang. Contoh : opal, giok.c. Opaque, tidak tembus pandang. Contoh : malasit, hematit.

Special Propertiesa. KemagnetanAdalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetik, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetik. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bisa kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.b. KelistrikanAdalah sifat listrik mineral apat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau konduktor dan tidak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.1.5.2 Sifat Kimiawi Mineral

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel 2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan sulfat.

Mineral SilikatHampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Tabel 2.2 Mineral silikatKelompok Mineral Silikat RUMUS KIMIA

Olivine (Mg,Fe)2SiO4

Pyroxene (Mg,Fe)SiO3

Amphibole (Ca2Mg5)Si8O22(OH)2

MicaMuscovite KAl3Si3O10(OH)2

Biotite K(Mg,Fe)3Si3O10(OH)2

FeldsparOrthoclase K Al Si3 O8

Plagioclase (Ca,Na)AlSi3O8

Quartz SiO2

Berikut adalah Mineral Silikat: a. Kuarsa: ( SiO2 )

b. Feldspar Alkali: ( KAlSi3O8 )

c. Feldspar Plagioklas: (Ca,Na)AlSi3O8)

d. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

e. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2

f. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

g. Piroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6

h. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4

Nomor a sampai d adalah mineral non-ferromagnesium dan e hingga h adalah mineral ferromagnesium.

Mineral ferromagnesiumUmumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar. Olivine: dikenal karena warnanya yang olive. Berat jenis berkisar antara 3.27 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. Biotite: adalah mineral mika bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 3.2.

Mineral non-ferromagnesiumMuskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat, hijau atau merah. BD berkisar antara 2.8 3.1. Feldspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, albit dan anorthit. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD 2.57.

Tabel 2.3 mineral non silikat Kelompok Mineral Non-Silikat ANGGOTA SENYAWA KIMIA

OxidesHematite Magnetite Corrundum Chromite Ilmenite Fe2O3 Fe3O4 Al2O3 FeCr2O4 FeTiO3

SulfidesGalena Sphalerite Pyrite Chalcopyrite Bornite Cannabar PbS ZnS FeS2 CuFeS2 Cu5FeS4 HgS

SulfatesGypsum Anhydrite Barite CaSO4,2H2O CaSO4 BaSO4

Native ElementsGold Cooper Diamond Sulfur Graphite Silver Platinum Au Cu C S C Ag Pt

HalidesHalite Flourite Sylvite NaCl CaF2 KCl

CarbonatesCalcite Dolomite Malachite Azurite aCO3 CaMg(CO3)2 Cu2(OH)2CO3 Cu3(OH)2(CO3)2

HydroxidesLimonite Bauxite FeO(OH).nH2O Al(OH)3.nH2O

PhosphatesApatite Turquoise Ca5(F,Cl,OH)PO4 CuAl6(PO4)4(OH)8

1.5.3 Mineral Pembentuk BatuanMineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :Mineral Utama (essential minerals)Mineral ikutan/ tambahan (accessory minerals)Mineral sekunder (secondary minerals) Mineral UtamaPada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium, unsur ini membentuk mineral yang tergolong mineral utama yaitu: KuarsaPlagioklasOrtoklasOlivinPiroksinAmfibolMikafelpatora Mineral Ikutan / Tambahan Mineral tambahan merupakan mineral hasil kristalisasi magma, namun jumlahnya relatif kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak menentukan nama atau sifat batuan. Mineral ikutan atau tambahan antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, trutil.

Mineral SekunderMineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasi ubahan dari mineral primer, terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan, sirkulasi larutan sisa magma (hidrotermal), koolinisasi serpentinisasi atau karena metamorfisme.

Page | 1