Diabetes Mellitus

12
 Diabetes mellitus Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lingkaran biru, adalah simbol bagi diabetes mellitus, sebagaimana pita merah untuk  AIDS. [1] Diabetes mellitus (DM) (dari kata unani διαβαίνειν , diabaínein, !tembus! atau !pan"uran air!, dan kata Latin mellitus, !rasa manis!) #ang umum dikenal sebagai kencing manis adalah pen#akit #ang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar  gula darah  ) #ang terus$menerus dan ber%ariasi, terutama setelah makan. Sumber lain men#ebutkan bah&a #ang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaanhiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, #ang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,gin'al , dan pembuluh darah, disertai  lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. [] Semua 'enis diabetes mellitus memiliki ge'ala #ang mirip dan komplikasi pada tingkat lan'ut. iperglisemia sendiri dapat men#ebabkandehidrasi  dan ketoasidosis. *omplikasi 'angka lama termasuk pen#akit kardio%askular  (risiko ganda), kegagalan kronis gin'al  (pen#ebab utamadialisis  ), kerusakan retina #ang dapat men#ebabkan kebutaan, serta kerusakan sara+  #ang dapat men#ebabkan impotensi  dan gangren dengan risiko amputasi . *omplikasi #ang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk. en#ebab embentukan diabetes #ang utama adalah karena kurangn#a produksi  insulin (diabetes melitus 'enis 1, #ang pertama dikenal), atau kurang sensiti+n#a  'aringan tubuh terhadap i nsulin (diabetes melitus ' enis , bentuk #ang lebih umu m). Selain itu, terdapat 'enis diabe tes melitus #ang 'uga diseb abkan oleh resistansi insulin #ang ter'adi pada &anita hamil. -enis 1 membutuhkan pen#untikan insulin, sedangkan 'enis diatasi dengan pengobatan oral dan han#a membutuhkan insulin apabila obatn#a tidak e+ekti+. Diabetes melitus pada kehamilan umumn#a sembuh dengan sendirin#a setelah persalinan. emahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan men'aga  gula darah dalam batasan normal dapat men"egah ter'adin#a komplikasi diabetes. aktor lainn#a #ang dapat mengurangi komplikasi adalah/ berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol , men'aga berat tubuh #ang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.

description

jygyggyj

Transcript of Diabetes Mellitus

Diabetes mellitusDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lingkaran biru, adalah simbol bagi diabetes mellitus, sebagaimana pita merah untukAIDS.[1]Diabetes mellitus(DM) (dari kataYunani,diabanein, "tembus" atau "pancuran air", dan kataLatinmellitus, "rasa manis") yang umum dikenal sebagaikencing manisadalahpenyakityang ditandai denganhiperglisemia(peningkatan kadargula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaanhiperglikemiakronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik padamata,ginjal, danpembuluh darah, disertailesipadamembran basalisdalam pemeriksaan denganmikroskop elektron.[2]Semua jenis diabetes mellitus memilikigejalayang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkandehidrasidanketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasukpenyakit kardiovaskular(risiko ganda),kegagalan kronis ginjal(penyebab utamadialisis), kerusakanretinayang dapat menyebabkankebutaan, serta kerusakansarafyang dapat menyebabkanimpotensidangangrendengan risikoamputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.PenyebabPembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksiinsulin(diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanitahamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelahpersalinan.Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjagagula darahdalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhentimerokok, mengoptimalkan kadarkolesterol, menjagaberat tubuhyang stabil, mengontroltekanan darah tinggi, dan melakukanolah ragateratur.

Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).[2]Bukan DMBelum pasti DMDM

Kadar glukosa darah sewaktu:

Plasma vena200

Darah kapiler200

Kadar glukosa darah puasa:

Plasma vena126

Darah kapiler110

[sunting]JenisOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO)mengakui tiga bentuk diabetes mellitus, yaitutipe 1,tipe 2, dandiabetes gestasional(terjadi selamakehamilan)[3].Diabetes mellitus tipe 1Diabetes mellitus tipe 1 dulu disebutinsulin-dependent diabetes(IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin padapulau-pulau Langerhanspankreassehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin,ketosisdandiabetic ketoacidosisbisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melaluipump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (abolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti "frequent hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.Diabetes mellitus tipe 2Diabetes mellitus tipe 2 dulu disebutnon-insulin-dependent diabetes mellitus(NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkanreseptor insulindi membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas dengan berbagai cara danObat Anti Diabetesyang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa darihepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namunobesitas sentral(fat concentrated around the waist in relation to abdominal organs, not it seems, subcutaneous fat) diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, mungkin dalam kaitan dengan pengeluaran dariadipokines( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. abdominal gemuk Adalah terutama aktip hormonally. Kegendutan ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan mendiagnose dengan jenis 2 kencing manis. Lain faktor boleh meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang ter]akhir [itu] telah terus meningkat mulai untuk mempengaruhi anak remaja dan anak-anak.Diabetes tipe 2 boleh pergi tak ketahuan bertahun-tahun dalam suatu pasien [sebelum/di depan] hasil diagnosa [sebagai/ketika] gejala yang kelihatan adalah secara khas lembut atau yang tidak ada,, tanpaketoacidotic, dan dapat sporadis.. Bagaimanapun, kesulitan yang menjengkelkan dapat diakibatkan oleh jenis tak ketahuan 2 kencing manis, termasukkegagalan yang berkenaan dengan ginjal, penyakit yang vaskuler ( termasukpenyakit nadi/jalan utama serangan jantung), visi merusakkan, dan lain lainDiabetes Tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (biasanya peningkatan), diet (umumnya pengurangan asupankarbohidrat), dan lewatpengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan [[antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g.,metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.Gestational Diabetes MellitusGestational diabetes mellitus (GDM)melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, menirukan jenis 2 kencing manis di beberapa pengakuan. Terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.GDM terjadi di sekitar 25% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasukmacrosomia(kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.Resiko Fetal/Neonatal yang dihubungkan dengan GDM meliputi keanehan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang pusat, dan [sebagai/ketika/sebab] bentuk cacad otot. Yang ditingkatkan hormon insulin hal-hal janin boleh menghalangi sindrom kesusahan dan produksi surfactant penyebab hal-hal janin yang berhubung pernapasan. Hyperbilirubinemia boleh diakibatkan oleh pembinasaan sel darah yang merah. Di kasus yang menjengkelkan, perinatal kematian boleh terjadi, paling umum sebagai hasil kelimpahan placental yang lemah/miskin dalam kaitan dengan perusakan/pelemahan yang vaskuler. Induksi/Pelantikan mungkin ditandai dengan dikurangi placental fungsi. Bagian Cesarean mungkin dilakukan jika ditandai kesusahan hal-hal janin atau suatu ditingkatkan risiko dari luka-luka/kerugian dihubungkan dengan macrosomia, seperti bahu dystocia.GejalaTiga serangkai yang klasik tentang gejala kencing manis adalahpolyuria(banyak kencing),polydipsia(banyak minum) danpolyphagia(banyak makan). Gejala ini boleh kembang;kan sungguh puasa diset dicetak 1, terutama sekali di anak-anak ( bulan atau minggu) tetapi mungkin sulit dipisahkan atau dengan sepenuhnya absen & & mdash; seperti halnya mengembang;kan jauh lebih pelan-pelan & mdash; diset dicetak 2. Diset dicetak 1 [di/ke] sana boleh juga jadilah kerugian berat/beban ( di samping normal atau yang ditingkatkan makan) dan kelelahan yang tidak dapat diperkecil lagi. Gejala ini boleh juga menjelma diset dicetak 2 kencing manis di pasien kencing manis siapa adalah dengan kurang baik dikendalikan. Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke urine. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan. Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan.Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius.Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering kencing dan haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

Diabetes dan puasaPasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali denganobatdosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untukberpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosissahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalambulan Ramadhan.[2]

Komplikasi apa saja yang dapat timbul pada penderita Diabetes Mellitus?Komplikasi Diabetes Mellitus dapat muncul secara akut dan kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau tahun sesudah mengidap Diabetes Mellitus. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus Dua komplikasi akut yang paling sering adalah reaksi Hipoglikemia dan koma Diabetik.HypoglykemiaHipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda : Rasa lapar Gemetar Keringat dingin PusingDalam keadaan hipoglikemia, penderita harus segera diberi roti atau pisang. Bila tidak tertolong berilah minum air teh bergula, satu atau dua gelas. Jika keadaan ini tidak segera diobati, penderita tidak akan sadarkan diri.Karena koma ini disebabkan oleh kekurangan glukosa dalam darah (koma Hipoglikemia). Penderita koma Hipoglikemik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu mendapat suntikan glukosa 40% dan infuse glukosa.Penderita Diabetes Mellitus yang mengalami reaksi Hipoglikemik (masih sadar) biasanya disebabkan oleh obat anti Diabetes yang diminum dalam dosis tinggi.Koma DiabetikBerlawanan dengan hipoglikemik, koma diabetic ini timbul karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi biasanya lebih dari 600 mg/dl Gejala yang sering timbul adalah : Nafsu makan menurun Haus, minum banyak, kencing banyak Kemudian disusul rasa mual, muntah, nafsu penderita menjadi cepat dan dalam serta berbau aseton. Sering disertai panas badan, biasanya karena ada infeksi. Harus segera dibawa ke dokter.

Diabetes mellitus (penyakit kadar gulatinggi)Posted onOktober 26, 2008by edwinmartin

Diabetes mellitus merupakan gangguan akibat ketidak mampuan tubuh dalam mengubah glukosa menjadi energy. Umumnya disebabkan karena rendahnya produksi hormon insulin oleh pancreas atau juga bisa akibat penurunan daya kerja insulin. Akibatnya glukosa darah tidak dapat diubah menjadi energy atau dimanfaatkan sehingga dibuang keluar melalui urin. Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula darahnya melebihi batas normal (kadar normal gula darah 110Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dlG. PenatalaksanaanTujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :1. Diet2. Latihan3. Pemantauan4. Terapi (jika diperlukan)5. PendidikanH. Pengkajian? Riwayat Kesehatan KeluargaAdakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?? Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan SebelumnyaBerapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.? Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.? SirkulasiAdakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah? Integritas EgoStress, ansietas? EliminasiPerubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare? Makanan / CairanAnoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.? NeurosensoriPusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.? Nyeri / KenyamananAbdomen tegang, nyeri (sedang / berat)? PernapasanBatuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)? KeamananKulit kering, gatal, ulkus kulit.I. Masalah Keperawatan1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan2. Kekurangan volume cairan3. Gangguan integritas kulit4. Resiko terjadi injuryJ. Intervensi1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhiKriteria Hasil :? Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat? Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanyaIntervensi :? Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.? Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.? Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.? Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.? Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.? Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.? Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.? Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.? Kolaborasi dengan ahli diet.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhiKriteria Hasil :Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.Intervensi :? Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik? Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul? Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas? Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa? Pantau masukan dan pengeluaran? Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung? Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.? Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur? Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.Kriteria Hasil :Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksiIntervensi :? Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.? Kaji tanda vital? Kaji adanya nyeri? Lakukan perawatan luka? Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.? Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatanTujuan : pasien tidak mengalami injuryKriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuryIntervensi :? Hindarkan lantai yang licin.? Gunakan bed yang rendah.? Orientasikan klien dengan ruangan.? Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari? Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

Terapi Diabetes / Kencing Manis dengan Empat Pilar PengobatanByon Oct 26, 2008 withComments 8dr Fajar Qimi: Diabetes / kencing manis Tidak Akan Sembuh jika Mengandalkan Obat-obatan SemataDIABETES Mellitus (DM) atau Kencing Manissebenarnya sudah dikenal sejak 1550 SM di Mesir. Istilah DM sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu, Diabet berarti SHIPON yang artinya mengalir terus, dan Mellitus berarti manis. Dari dua pengertian inilah yang membuat banyak orang mengenalDiabetes Mellitus dengan sebutan kencing manis.Menurut dokter umumRumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB)Fajar Rudy Qimindra, DM merupakan penyakit metabolisme terutama menyangkut masalah kemampuan tubuh untuk menggunakan karbohidrat. Penggunaan karbohidrat sendiri, jelasnya, tergantung pada insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi di pankreas, salah satu organ tubuh manusia.Pria yang akrab disapa dr Qimi ini menyebutkan, apabila seseorang telah terdiagnosis sebagai DM, maka tidak perlu khawatir dengan penyakit tersebut. Asalkan si pasien mau mengambil langkah-langkah terapi, maka penyakit DM/ kencing manis ini tidaklah berbahaya seperti yang ditakutkan oleh banyak orang.Tujuan terapi atau pengobatan DM adalah untuk mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian gula darah, dan secara jangka panjang adalah bertujuan mencegah dan menghambat progresivitas penyakit atau komplikasi, terangnya.Dijelaskan, tipe utama dari penyakit Diabetes ini sendiri ada dua, yaitu DM tipe I dan DM tipe II.DM tipe I biasa disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Tipe kencing manis yang bergantung dari pemberian insulin ini merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, dan biasanya terjadi pada usia di bawah 20 tahun. Penderita tipe ini selalu memerlukan injeksi insulin untuk mempertahankan hidupnya.SementaraDM tipe II, yakni NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), adalah penyakit kencing manis yang dapat terjadi pada semua umur. Akan tetapi lebih sering terdiagnosis pada umur diatas 40 tahun.Sebetulnya tubuh masih dapat mensintesis insulin, tetapi selsel tubuh tidak efektif menggunakannya. DM tipe II ini mencapai 90 persen jumlahnya dari seluruh penderita kencing manis yang diderita masyarakat, ungkap dr Qimi.Lebih lanjut dikatakan, adaempat pilar penatalaksanaan penyakit kencing manis.Pilar pertama adalah edukasi atau pendidikan.Pendidikan di sini, ucapnya, meliputi pentingnya mengendalikan dan memantau DM sampai ke perawatan diri.Pilar kedua adalah pengaturan gizi dan diet makanan. Menurut dr Qimi, satu kunci keberhasilan pengendalian gula darah adalah masalah pengaturan diet makanan. Pada prinsipnya, keteraturan jadwal, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.Pilar selanjutnya adalah latihan jasmani. Olah raga yang dilakukan secara teratur membantu dalam pengelolaan kencing manis. Olah raga bisa dilakukan 24 kali dalam seminggu selama 30 menit. Tujuannya, tak lain untuk menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan serta memperbaiki sensitivitas insulin sehingga memperbaiki kendali gula darah, paparnya.Adapun latihan jasmani yang dianjurkan, lanjutnya, adalah olahraga yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani si pasien.Pilar terakhir adalah terapi Obat atau farmakologis. Terapi ini berupa tambahan pemberian obat-obatan jika sebelumnya sasaran gula darah belum tercapai dengan diet dan latihan jasmani.Ibarat sebuah kursi dengan ke empat kakinya, empat pilar ini saling menopang sehingga sebuah kursi bisa tegak berdiri. Jadi, mengandalkan obatobat antidiabetes saja tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit kencing manis ini, tandas Qimi.(dha)