Post on 06-Feb-2018
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah
penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono, 2008).
3.2 Desain Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu
metode penelitian yang hanya menggambarkan atau memaparkan
variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variabel.
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif agar pembaca dapat
memahami data tersebut dengan mudah (Dharma,2011).
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugyono 2008:38).
Dalam peneltian ini digunakan dua variabel yaitu variabel
bebas(independen) dan variabel terikat (dependen).
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugyono 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah pengetahuan dan sikap.
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugyono 2008:39).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mengontrol
kekambuhan asma.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya ingin diketahui. Sedangkan
menurut (Sugyono 2008:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulananya. Populasi dalam peneltian ini adalah
pasien asma bronkial yang sedang rawat jalan.
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugyono 2008:81). Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien asma dengan kriteria laki-laki dan perempuan dengan
batasan umur 15-55 tahun, bisa membaca, dan pendidikan terakhir
minimal SD.
Menurut Nursalam (2008), semakin besar sampel semakin
mengurangi angkakesalahan. Prinsip umum yang berlaku adalah
sebaiknya dalam penelitian digunakanjumlah sampel sebanyak mungkin.
Penentuan besar sampel menggunakan rumus besar sampel jenis
penelitian deskriptif kategorial sebagai berikut :
N= ( Zα)2 P.Q d²
Keterangan:
Zα = kesalahan tipe satu
P = proporsi kategori
Q = 1-P
d = presisi (Dahlan,2008)
berdasarkan rumus diatas peneliti menetapkan tingkat kepercayaan yang
dikehendaki sebesar 95% dengan hipotesis dua arah nilai α=5% dan Zα
=1,64, P=0,5 (belum diketahui penelitian sebelumnya) kesalahan prediksi
yang masih diterima (Presisi, d) ditetapkan sebesar 10%. Dengan demikian
besar sampel yang diperlukan adalah :
N = (1,64)2. 0,5 x 0,5 ( 0,05)2
N = 67 orang
Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel minimal adalah 67
orang. Peneliti juga mengantisipasi adanya drop out responden peneliti
menambah 10% dengan rumus :
N = n (1 - F) = 67,25
(1 – 0,1)
= 74
Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 74 orang
(Sastroasmoro & Ismael, 2010)
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian disajikan pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Operasional Skala Alat Ukur Hasil ukur
Pengetahuan Sikap Mengontrol Kekambuhan asma
Segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai asma dan mengontrol kekambuhan asma. Meliputi : 1. Pengertian asma 2. Faktor penyebab
asma 3. Faktor resiko
asma Tindakan yang dilakukan responden untuk mengatasi ketika asmanya kambuh yang. meliputi : 1. Sikap
mengontrol kekambuhan
Ordinal Ordinal
Kuesioner dengan pilihan Tunggal a,b,c dan d. Kuesioner, Model Skala Likert modifikasi yang dikategorikan menjadi sikap positif dan negatif.
Baik 76-100%, Cukup 56-75% Kurang 56%. Ẋ> mean = sikap positif Ẋ<mean = sikap negatif
Mengontrol Kekambuhan asma
asma 2. Kebiasaan yang
digunakan untuk mengontrol asma
Kontrol yang dilakukan untuk mengatasi kekambuhan asma, terdiri dari 1. kepatuhan
mengontrol 2. Kepatuhan
menghindari faktor pencetus asma
Guttman
Kuesioner dengan skala Guttman
Ẋ>mean =Terkontrol Ẋ<mean=Tidak terkontrol
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang Instalasi Rawat Jalan, Rumah Sakit
Paru dr. Ario Wirawan Salatiga selama 1 bulan 1 minggu sejak tanggal 14
Mei sampai dengan 21 Juni 2012. Lamanya waktu penelitian ini
berhubungan dengan jumlah sampel penelitian yang cukup banyak dengan
jumlah 75 responden. Peneliti memilih Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan
Salatiga, karena Rumah Sakit ini telah menjalin kerjasama dengan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan Rumah
Sakit ini adalah salah satu Rumah Sakit khusus penyakit paru yang ada di
Salatiga dan merupakan Rumah sakit rujukan Paru. Peneliti mengikuti
kegiatan dengan perawat ruang rawat jalan sehingga langsung
memberikan kuesioner/angket kepada penderita yang datang
berobat/kontrol, langsung diisi dan langsung diambil kembali oleh peneliti
saat itu juga. Dalam penelitian ini, peneliti juga mengalami hambatan-
hambatan diantaranya yaitu ada beberapa responden yang menolak untuk
mengisi kuesioner, kesulitan dalam berkomunikasi dengan beberapa
responden (tidak bisa berbahasa Indonesia) sehingga peneliti meminta
tolong perawat ruang rawat jalan untuk membantu menjelaskan maksud
dan tujuan peneliti, serta tidak ada tempat khusus yang disiapkan bagi
peneliti dan responden untuk mengisi kuesioner/angket. Responden
mengisi kuesioner/angket saat menunggu obat di apotek sehingga peneliti
dan responden cukup merasa terganggu dengan keramaian yang ada
diruangan.
3.7 Instrumentasi
Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Terdiri dari kuesioner pengetahuan, sikap dan
mengontrol kekambuhan asma.
1. Pengetahuan asma
Kuesioner pengetahuan asma akan diujikan pada pasien asma
rawat jalan BKPM Salatiga sebelum langsung pada objek penelitian yaitu
RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dengan pertanyaan berjumlah 10 item.Untuk
variabel pengetahuan kuesioner ini disusun dengan menggunakan bentuk
pertanyaan berupa pilihan tunggal dengan pilihan a, b, c, dan d kemudian
responden diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban tersebut.
Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
Dengan skala pengukuran dilakukan skor setiap pilihan berdasarkan
tingkatan pengetahuan yaitu baik jika jawaban benar76-100%,
pengetahuan cukup jika jawaban benar 56-75% dan berpengetahuankurang
jika jawaban benar kurang dari 56%. Untuk interpretasi data,
diprosentasikan denganmenggunakan rumus:
P = X 100% Y
Keterangan :
P = Prosentase
X = Skor yang didapat
Y = Skor yang diharapkan
Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan tingkat
pengetahuan yaitu :
Baik = 76% - 100%
Cukup = 56% - 75%
Kurang baik = < 56%
(Arikunto; 2006)
2. Sikap mengontrol kekambuhan asma
Pada kuesioner sikap mengontrol kekambuhan asma, jumlah
pernyataan 10 item, pengukuran sikap menggunakan model skala Likert
yang dimodifikasi dengan alternatif jawaban
Pernyatan positif diberi nilai sebagai berikut:
Jawaban sangat setuju : nilai 4
Jawaban setuju : nilai 3
Jawaban tidak setuju : nilai 2
Jawaban sangat tidak setuju : nilai 1
Pernyatan negatif diberi nilai sebagai berikut :
Jawaban sangat setuju : nilai 1
Jawaban setuju : nilai 2
Jawaban tidak setuju : nilai 3
Jawaban sangat tidak setuju : nilai 4
Dari tiap item pernyataan dianalisis secara univariat, kemudian data di
interpretasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(X) =∑X
N
Keterangan :
(X) = nilai rata-rata
∑X =hasil penjumlahan nilai observasi
N =jumlah observasi mean
Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan dengan (X) dengan
skor mean dengan interpretasi sebagai berikut
X> mean = sikap positif
X<mean = sikap negatif
(Azwar, 2009)
3. Mengontrol kekambuhan asma
Kuesionermengontrol kekambuhan asma yang akan diujikan pada
pasien asma rawat jalan berjumlah 10 item. Kuesioner ini disusun dengan
menggunakan bentuk pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban,
kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari dua alternatif
jawaban tersebut yaitu Y (ya) dan T (Tidak). Dengan skala pengukuran
untuk range skor 0 untuk jawaban tidak dan skor 1 untuk jawaban ya. Pada
tipe pertanyaan yang bermakna asma terkontrol jawaban tidak setuju (tidak)
skor 1, sedangkan tipe pertanyaan yang bermakna asma tidak terkontrol
jawaban setuju (ya) skor 0.
Jawaban setiap item akan dilakukan scoring untuk prosentasi tingkat kontrol
dengan menggunakan tolok ukur tingkatan asma terkontrol berdasarkan
jawaban yang benar.
Dari tiap item pernyataan dianalisis secara univariat, kemudian data di
interpretasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(X) =∑X N Keterangan :
(X) = nilai rata-rata
∑X =hasil penjumlahan nilai observasi
N =jumlah observasi mean
Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan dengan (X) dengan
skor mean dengan interpretasi sebagai berikut
X> mean = Terkontrol
X<mean = Tidak terkontrol
(Azwar, 2009)
3.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu angket atau
kuesioner dan dokumentasi.
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Aritkunto, 2002: 128).
Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis.
Dalam penelitian ini untuk pengukuran setiap variabel yang akan
diteliti, peneliti menggunakan dalam bentuk checklist dan bentuk
pilihan berganda. Untuk variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap
dalam bentuk pilihan berganda sedangkan untuk variabel yaitu
kekambuhan mengontrol terikat dalam bentuk checklist.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat
kabar, notulen, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002: 188).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang
Rumah Sakit, data-data jumlah pasien penderita asma. Dokumentasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain catatan keperawatan
berupa rekam medis untuk mengetahui desain penelitian yang akan
dilakukan
3.9 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian adalah menentukan validitas
dan reliabilitas suatu alat ukur. Alat ukur yang baik harus memenuhi
persyaratan validitas dan reliabilitas yang ditunjukkan dengan tingginya
validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut instrumen penelitian sebelum
dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrument yang valid. Uji validitas
dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2003)
3.9.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki ketepatan dan
kecermatan secara sederhana yang dimaksud dengan valid adalah shahih.
Alat ukur itu dikatakan shahih atau valid bila alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur (Mahfoedz, 2007).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas kuesioner
menggunakan rumus pearson product moment, setelah itu dilihat penafsiran
dari indeks korelasinya (rtabel).
Rumus Pearson Product Moment:
rxy = NΣXY – (ΣX) (ΣY) √{NΣX² - (ΣX²)} {NΣY² - (ΣY²)}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
ΣX = jumlah skor item
ΣY = jumlah skor total
N = jumlah responden
Pengujian validitas dengan bantuan program SPSS For Windows
menghasilkan nilaikorelasi dan signifikansi. Suatu item pertanyaan dikatakan
valid apabila memiliki nilaikorelasi yang positif dan memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
3.9.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.. Untuk mencari
reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbach:
r11 = ( k ) (1- Σ σ b² ) (k – 1) σ²t
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ σ b² = jumlah varians butir
σ²t = varians total
(Arikunto, 2006)
Jika hasil rhitung>rtabel maka item dikatakan signifikan, begitu juga
sebaliknya jika hasil rhitung< rtabel maka item dikatakan tidak signifikan.
(Sugiyono, 2005).
Tolok ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada intepretasi nilai
alpha menurur George&Mallery (1995) sebagai berikut:
a. >0,9 sangat bagus (excellent)
b. >0,8 bagus (good)
c. >0,7 dapat diterima (acceptable)
d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable)
e. >0,5 jelek (poor)
f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable).
3. 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melaksanakan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian validitas
dan reliabilitas di UPT Balai Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas angket yang akan digunakan. Uji
validitas dilakukan dari tanggal 19-31 Maret 2012. Terdapat tiga jenis
kuesioner/angket yang digunakan oleh peneliti yaitu kuesioner/angket
pengetahuan yang terdiri dari 10 butir soal, sikap mengontrol kekambuhan
asma yang terdiri dari 10 pernyataan, dan kuesioner/angket mengontrol
kekambuhan asma yang terdiri dari 10 pernyataan.
3.10.1 Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas kuesioner/angket penelitian diujikan pada 20
orang penderita asma yang sedang menjalankan pengobatan di UPT
Balai Kesehatan Paru Masyarakat. Berdasarkan uji validitas
kuesioner penelitian pengetahuan, sikap dan mengontrol
kekambuhan asma dengan menggunakan teknik pearson product
moment, dalam program SPSS 16,0 for window, beberapa item
diketahui tidak valid. Item yang tidak valid diganti dan dilakukan uji
validitas ulang. Setelah dilakukan uji validitas ulang diketahui N=20
didapatkan koefisien korelasi item total ≥ 0,444 sehingga
kuesioner/angket penelitian tersebut valid dan layak untuk disebarkan
kepada riset responden yang sebenarnya. Hasil uji validitas item
ketiga kuesioner selengkapnya terdapat dilampiran.
3.10.2 Hasil Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas maka peneliti juga melakukan uji
reliabilitas kuesioner/angket penelitian dengan menggunakan teknik
Alpha-Cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas instrument skala
pengetahuan (SPS) diperoleh reliabilitas koefisien alpha cronbach’s
:0,860, skala sikap mengontrol kekambuhan asma alpha cronbach’s
:0,882, sedangkan untuk instrumen mengontrol kekambuhan asma
diperoleh reliabilitas koefisien alpha cronbach’s :0,901. Berdasarkan
hasil pengolahan data uji coba instrument pengetahuan, sikap
mengontrol kekambuhan asma, sudah dapat digunakan atau
instrument sudah reliabel dan dikategorikan bagus (good) untuk
instrumen pengetahuan, bagus (good) untuk instrument sikap
mengontrol kekambuhan asma dan sangat bagus (excellent) untuk
mengontrol kekambuhan asma.
3.11 Rencana Pengelolaan Dan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti (Sugiyono,
2008).
3.11.1 Rencana Pengelolaan Data
1. Editing Data
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui
pembagian kuisioner dengan tujuan memeriksa kembali apakah
hasilnyasudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai.
Hal ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat
dibacaserta relevan.
2. Coding data
Merupakan kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan
menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam
melakukan tabulasi dan analisis data.
3. Entry data
Memasukkan data untuk diolah memakai program komputer untuk
dianalisis.
4. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk (data
mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini meliputi:
1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat
sesuai kebutuhan
2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban
(Arikunto, 2006)
3.11.2 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebihmudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang akan dilakukan
adalah analisis univariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam penelitian ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2002). Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan
untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga
dapat mengetahui gambaran dari variabel yang diteliti.
3.12 Pelaksanaan Penelitian
3.12.1 Prosedur Penelitian
3.12.1.1 Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan
antara lain proses perijinan yaitu, peneliti meminta surat pengantar
dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang berisi ijin untuk
melakukan penelitian. Surat pengantar tersebut ditujukan kepada
Direktur Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga untuk
memohon ijin melakukan penelitian, pengambilan data, serta
penyebaran kuesioner/angket penelitian.
3.12.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan
antara lain peneliti melakukan pengambilan data dengan cara
membagikan kuesioner/angket kepada responden setelah
mendapat persetujuan dari responden, kemudian data tersebut
dikumpulkan dan disiapkan untuk diolah.
3.12.1.3 Tahap Akhir
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap akhir antara lain,
peneliti, mengoreksi kembali data kuesioner/angket yang telah
dikumpulkan kemudian memberikan skoring terhadap data dari
ketiga alat ukur. Setelah data selesai diberi skoring, kemudian data
diolah menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for windowdan
beberapa data menggunakan proses manual.
3.13 Etika Penelitian
Setelah mendapatkan ijin penelitian, kemudian peneliti melakukan
penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan
lembar persetujuan. Informed consent tersebut di berikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi informan. Tujuannya agar informan
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika responden bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responeden. Beberapa informasi yang
harus ada antara lain: inisial responden, tujuan di lakukan
tindakan, jenis data yang di butuhkan, komitmen, prosedur
potensial masalah yang akan di teliti, manfaat, kerahasiaan
informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
2. Anonymity (tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan responden
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode/inisial pada lembar pengumpulan data atau
masalah penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada
hasil riset.