Modul Medan Em II
date post
29-Nov-2015Category
Documents
view
192download
14
Embed Size (px)
description
Transcript of Modul Medan Em II
I. GAYA DAN MEDAN ELEKTROMAGNETOSTATIK
A. Teori Elektrostatik (ES)
Gaya interaksi antara dua muatan titik q dan q` yang berada dalam ruang hampa
dan berjarak R (Gambar I.1) ditentukan oleh hukum Coulomb dalam satuan MKS/satuan
internasional (SI).
3o R
R
4
'qqF
, 'xxR (I.1)
Dengan o = 8,854 x 10-12
Farad/m (1/36) 10-9 F/m. Gaya yang dialami muatan titik q
ini dapat pula dipandang sebagai gaya interaksi q dengan medan elektrostatik E , yang
bersumber dari q`. Dengan kata lain, untuk gaya pada q dapat dituliskan
EqF (I.2)
dengan 3o R
R
4
'q
q
FE
(I.3)
Berdasarkan identitas
n2nn R
1`
R
Rn
R
1 (I.4)
dengan ` sebagai operator yang bekerja pada variabel `x , maka persamaan (I.3) dapat
dituangkan dalam bentuk:
R
1
4
'q)x(E
o (I.5)
Untuk sumber medan dengan distribusi kontinu )`x( , rumus (I.3) dan (I.5) tetap berlaku
untuk medan muatan yang terletak dalam elemen volume invenitesimal dV`. Jadi
q q` R
x
`x
O
`dVR
1)`x(
4
1
R
R`dV)`x(
4
1Ed
o3
o
yang selanjutnya dapat diperluas menjadi ungkapan integral:
`dVR
1)`x(
4
1)x(E
`Vo
(I.6)
Setiap medan vektor dapat dikarakterisasikan melalui divergensing ( rapat
sumber monopol/muatan) dan rotasi/curlnya ( rapat sumber sirkulasi/arus). Untuk
medan E , persamaan (I.6) memberikan ungkapan
`dVR
1)`x(
4
1)x(E. 2
`Vo
(I.7)
Tidak sulit untuk menunjukkan hubungan-hubungan (PR):
0 R ,0R
1`
R
1 22
(I.8)
dan tak terdefinisikan hbila R=0, namun memenuhi persamaan :
4`dV
R
1`dV
R
1`V
2V
2 (I.8a)
asal `xx terdapat dalam V atau x`x terdapat dalam V`. Ini berarti dalam tanda
integral berlaku ekuivalensi:
)R(4R
1`
R
1 22
(I.8b)
Dengan demikian persamaan (I.7) menjadi
x1xE.
o
(I.9)
Persamaan ini dikenal sebagai hukum Gauss dalam bentuk diferensial. Bentuk
integralnya langsung diperoleh dari persamaan (I.9) dengan bantuan dalil Gauss dan
diungkapkan dalam fluksi medan E :
dS, ndS ,dVE.dS.E vs n mengarah ke luar (I.10)
dengan S sebagai permukaan tertutup yang membatasi ruang V. Substitusi persamaan (I.9)
untuk integran di ruas kanan segera menghasilkan persamaan integral:
vo
s dV q dengan q
dS.E (I.11)
Selanjutnya, rotasi medan E diperoleh dari persamaan (I.6) dengan bantuan
identitas 0R
1x
. Hasilnya adalah
0 E x (I.12)
Jadi medan elektrostatis tidak mengenal sumber arus (sirkulasi), dan bersifat konservatif
karena dengan bantuan dalil Stokes persamaan (I.12) dapat diubah menjadi
0 dl . Ec (I.13)
dengan C sebagai kontur/lintasan integral yang membatasi permukaan S.
B. Teori Magnetostatik (MS)
Gaya interaksi antara dua elemen arus yang berjarak R dalam ruang hampa seperti
diperlihatkan oleh Gambar I.2 ditentukan oleh hukum Ampere (dalam satuan SI):
dV`dV
R
Rx`JxJ
4Fd
3o
(I.14)
Medan magnet (induksi magnet) yang bersangkutan dari sumber elemen arus `dV`J
didefinisikan oleh ungkapan:
Bd x dV J Fd (I.15)
atau `dVR
1x`J
4`dV
R
Rx`J
4Bd o
3o
(I.16)
R dl
j
`dl
j`
`dl`I`dV`J dlIdVJ , dV =Adl
o = permeabilitas ruang hampa/bebas dan bernilai o = 4 x 10-7
H/m. Persamaan (I.16)
juga dikenal sebagai hukum Biot Savart. Seperti kasus ES, ungkapan ini selanjutnya dapat
diperluas menjadi bentuk integral:
`dVR
1x)`x(J
4`dV
R
Rx)`x(J
4xB `v
o3`v
o
(I.16a)
Divergensi medan B segera diperoleh dari persamaan (I.16a) sebagai berikut:
`dVR
Jx .
4
`dVR
1x)`x(J .
4xB.
`vo
`vo
Karena `xJ tak bergantung pada variabel x . Jadi berdasarkan identitas 0R
Jx.
dapat dituliskan
0xB . (I.17) dan selanjutnya dengan bantuan dalil Gauss langsung diperoleh
0 dS . Bs (I.17a)
Ini berarti medan B tidak mengenal sumber monopol (muatan magnetik). Selanjutnya
rotasi medan B diperoleh sebagai berikut
`dVR
J
R
J .
4
`dVR
)`x(J xx
4xBx
`v2o
`vo
(I.18)
dengan memanfaatkan identitas:
WW.Wxx 2 (I.19)
Mengingat bahwa J hanya bergantung pada variabel `x , maka persamaan (I.18) dapat
disederhanakan menjadi
xJ`dVR
J.`
R
J.`
4
`dV)R()`x(J4`dV)`x(J.R
1`
4
`dVR
1)`x(J)`x(J.
R
1
4xBx
o`vo
`v`vo
`v2o
Dalam keadaan stasioner (magnetostatik), 0`xJ.` sesuai dengan syarat 0t
berdasarkan persamaan kontinuitas. Karena itu suku pertama dalam integral di atas sama
dengan nol. Suku kedua dalam integral juga dapat disingkirkan dengan mengambil V` tak
terhingga dan mengubah integral volume menjadi integral permukaan atas dasar dalil
Gauss. Sebagai hasilnya,
xJxBx o (I.20) Dengan bantuan dalil Stokes segera diperoleh hubungan integral
I dl . B oc (I.20a)
Dengan I = arus total yang mengalir melalui permukaan dengan batas C.
Sebagai rangkuman, perangkat persamaan medan ES dan MS dapat dikumpulkan
berikut ini
(I.20) J B x
(I.17) 0 B .
(I.12) 0 E x
(I.9) E .
o
o
Perhatikan bahwa persamaan medan ES sama sekali terpisah (decoupled) dari persamaan
medan MS, dan kedua jenis medan tersebut masing-masing mempunyai hanya satu jenis
sumber, muatan listrik untuk medan ES dan arus listrik untuk medan MS.
II. MEDAN NON-STATIK DAN PERSAMAAN MAXWELL
A. Hukum Faraday dan Hipotesa Maxwell
Berdasarkan pengamatan Faraday (secara terpisah juga Henry dan Lenz), medan
magnet yang berubah dengan waktu akan menghasilkan medan listrik. Gejala ini dapat
dirumuskan dengan bantuan Gambar I.3. Bila fluksi magnet dalam luas yang dibatasi simpal
(loop) kawat C berubah dengan waktu, maka pada kawat tersebut akan terjadi gaya gerak
listrik (emf) yang dapat diukur melalui arus I yang ditimbulkannya pada kawat tersebut. GGL
(emf) atau I yang diimbas ini selalu berarah melawan perubahan fluksi B tersebut. Hubungan
kuantitatif yang kini dikenal sebagai hukum Faraday itu diungkapkan oleh persamaan:
dt
demf m
(II.1)
atau berdasarkan ketentuan emf dan m, persamaan ini dapat pula dituliskan dalam bentuk:
sc dS . Bdt
d- dl . E (II. 1a)
Dengan bantuan dalil Stokes, persamaan (I.21a) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
diferensial:
t
B- E x
(II.2)
Ini berarti bahwa tB berperan sebagai sumber sirkulasi/arus bagi medan E yang tidak lagi
bersifat statik maupun konservatif.
Akibat keadaan nonstsioner tidak hanya terbatas pada modifikasi persamaan
persamaan (I.12) menjadi persamaan (I.22), melainkan juga menentukan perluasan persamaan
I
B
C
Ampere (I.20), sebab untuk arus nonstasioner, 0J. , seddangkan divergensi ruas kiri
persamaan (I.20) identik dengan nol. Selain itu dengan perangkat persamaan medan yang ada
belum bisa diturunkan persamaan (meramalkan kehadiran) gelombang elektromagnet. Cara
mengatsi masalah ini dikemukakan oleh J. C. Maxwell (1862) dalam bentuk hipotesis
perluasan ruas kanan persamaan (I.20): DJJJ dengan
t
EJ oD
(II.3)
yang disebut rapat arus perpindahan (displacement current). Dengan demikian hukum
Ampere diperluas menjadi