TUGAS FARMokAKOL

Post on 02-Feb-2016

240 views 0 download

description

ok

Transcript of TUGAS FARMokAKOL

Antibiotic Inhibit the synthesis of cell wall

Kelompok 1 :Lungguhan Siregar

Ihsan WahyudiAdil Rahmad Fadli

Putri PratiwiDewi Paramithasari

Penicilin

Mechanism of Action

Group of Penicillin

PENICILIN G

Penicilin V

Sephalosporin

A.Definisi

• Sefalosporin adalah pengembangan atau derivate dari β-laktam.

• kelebihannya adalah intensitas efeknya lebih baik, spektrum lebih luas, relatif tidak menimbulkan alergi (hipersensitif), dan lebih tahan terhadap asam lambung.

• Sefalosporin ditemukan oleh Brotza pada tahun 1948. • Sefalosforin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium

acremonium. Jamur ini menghasilkan 3 macam sefalosporin P, N, dan C.

Penggolongan

GENERASI 1• Aktif pada bakteri gram positif.

• Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan dan kulit

yang tidak serius serta bila ada terdapat alergi pada penisillin.

No. Nama penggunaan Cara Pemberian

1. Cefadroxil infeksi pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih. Antibiotik ini

tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.

Oral

2. Cefalexin Oral

3. Cefazolin

infeksi pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito urinaria (infeksi pada organ

seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi

dan infeksi kulit atau luka.

IV dan IM

4. Cephalotin infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran

nafas, genito-urinaria, pasca operasi, otitis media dan septikemia.

IV dan IM

GENERASI 2

• Digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan sefalosporin generasi I

• Juga terkombinasi dengan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat aktivitasnya.

No. Nama Penyakit Cara Pemberian

1 Cefaclorpenyakit pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru, tenggorokan, saluran kemih dan kulit.

Oral

2 Cefamandolpenyakit paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing.

IV dan IM

3 Cefoperazon infeksi paru-paru, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan saluran kemih. IV dan IM

4 Cefprozil infeksi Otitis Media, infeksi jaringan lunak dan saluran nafas. Oral

5 Cefuroxim

bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit. IV dan IM

GENERASI 3

• Aktivitasnya terhadap kuman Gram-negatif lebih kuat dan lebih luas meliputi Pseudomonas dan Bacteroides, khususnya seftazidim.

• Resistensinya terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya terhadap stafilokok jauh lebih rendah

No. Nama Cara Pemberian1. Cefditoren Oral2. Cefixim Oral3. Cefotaxim IV dan IM4. Cefotiam IV dan IM5. Cefpodoxim Oral6. Ceftazidim IV dan IM7. Ceftizoxim IV dan IM8. Ceftriaxon IV dan IM

GENERASI IV

• Sangat resisten terhadap laktamase• Contoh cafepim digunakan oral,IV,IM

dan cefpirom digunakan oral, IV ,IM

D. Mekanisme Kerja

• Menghambat sintesis dinding sel mikroba.• Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam

rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.

• Sefalosporin generasi I, mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengganggu cross-linking akhir peptidoglikan dan mengaktifkan enzim otolitik dinding sel.

• Sefalosporin II, mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengganggu cross-linking akhir peptidoglikan dan mengaktifkan enzim otolitik dinding sel.

E. Reaksi Alergi

• Sephalosporin alergi terhadap benzyl penisilin. • Penisilin dan sefalosporin secara struktural sangat

berbeda tetapi sama-sama memiliki struktural cincin β-laktam yang sangat protein reaktif.

• Sebanyak 5,6% penderita dengan riwayat reaksi alergi terhadap penisilin dan uji positif terhadap penisilin yang mengkonsumsi sefalosporin dapat mengalami reaksi alergi, termasuk anafilaksis. Dibandingkan dengan 1,7% dari mereka yang uji kulitnya terhadap penisilin negative.

F. EFEK FARMAKOKINETIK1. Generasi I

Sediaan oral diserap dengan baik. Kosentrasi terapeutik tercapai pada sebagian besar jaringan (pleura, cairan sinovial, dan tulang), kecuali cairan pada telinga tengah. Penetrasi sawar darah otak sangat kurang, sehingga tidak direkomendasikan untuk mengitis bakterialis.

2. Generasi II - cefaclor dan cefprozil diserap dengan baik - absorbsi cefuroxime axetil <50% tapi meningkat bila diberikan bersama makanan - konsentrasi terapeutik tercapai pada sebagian besar jaringan

(pleura, cairan sinovial, dan tulang). - cefuroxime dapat menembus sawar darah otak tapi bila tidak direkombenasikan untuk meningitis karena potensi delayed CSF

sterilization.

G. EFEK FARMAKODINAMIK

• Sefazolin dan sefamandol menghambat sintesis dinding sel bakteri dan menghasilkan kerja bakterisidal. Pada pemakaian intramuskular dan intravena dari sefazolin dan sefamandol, mula kerjanya hampir segera, dan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dari kedua obat ini juga sama.

Jika probenesid diberikan dengan salah satu dari obat

obat ini, maka eskresi sefazolin dan sefamandol dalam urin akan berkurang, yang akan meningkatkan kerja obat. Obat-obat ini

dapat menimbulkan hasil positif palsu untuk pemeriksaan laboratorium proteinuria dan glukosuria, terutama jika diberikan

dalam dosis besar.

SEFALOSPORIN GENERASI PERTAMA

Sefazolin (Kefzol, Ancef) (A)SEFALOSPORIN GENERASI

KEDUASefamandol (mandol) (M)

FARMAKOKINETIKAbsorpsi : IM, IVDistribusi : PP85%50%-75%Metabolisme : t1/2:(A). 1,5-2,5 jam(M). 1 jamEliminasi :A & M: dieksresikan kedalam urin

FARMAKODINAMIK(A): IM: Mula: cepatP : 0,5 – 2 jamIV : Mula : segeraP : 0,5 jamL : TD(M): IM: Mula: segeraP: 0,5-2 jamIV : segeraP : 0,5 jamL : TD

H. EFEK SAMPING

Generasi I :1. reaksi coomb positif jarang dapat menyebabkan anemia hemolitik.2. syok anafilaktik, neutropenia, dan leukositopenia jarang terjadi.3. menaiknya kadar SGOT dan nitrogen urea darah yang dapat kembali normal selama pengobatan masih berlangsung.4. superinfeksi oleh P.aeruginosa.5. tromboflebitis.6. bahaya nefrotoksisitas sangat kecil, sehingga dapat digunakan pada pasien gangguan ginjal dengan dosis yang disesuaikan.7. gangguan saluran pencernaan (lambung dan usus).8. reaksi hipersensitivitas dan dermatologi (shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis, dan udem).9. eosinofilia, leukopenia, dan neutropenia yang bersifat ringan dan sementara.

10. pusing, rasa sesak pada dada,dan vaginitis kandidal.11. kolitis pseudomembranosa da gatal-gatal pada kelamin.12. peningkatan ringan serum tranaminase.

Sefalosforin generasi I sangat sensitif terhadap pasien yangmenderita gagal ginjal, superinfeksi, hipersensitif terhadap penicilin,reaksi alergi, kehamilan dan laktasi

Generasi II :1. diare ringan2. kram perut3. jarang menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan dermatologi (shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis,dan udema).4. kandidas oral atau vagina5. pada sefamandol, bersamaan dengan minuman alkohol dapat menyebabkan penghambatan metabolism alkohol (disulfiram).

Sefalosforin generasi II sangat sensitif terhadap pasien yanghipersensitivitas terhadap penicillin, orang hamil dan laktasi.

I. EFEK TOKSISITAS

Sefalosforin bersifat nefrotoksik (toksisitas pada ginjal), meskipunjauh lebih ringan daripada aminoglikosida dan polimiksin. Nerkosis

ginjaldapat terjadi pada pemberian sefalosforin 4g/hari (obat ini tidakberedar diindonesia). Sefalosforin lain pada dosis terapi jauh kurangtoksik dibandingkan dengan sefalosforidin. Kombinasi sefalosforindengan gentamisin atau tobramisin mepermudah terjadinya toksisitas.

DAFTAR PUSTAKA

Kee,joyce,haye everlyn.1996.Famakologi :Pendekatan ProsesKeperawatan.EGC:Jakarta.Kee .L Joyce,1996,Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,Jakarta : EGCGunawan, S.G. (Ed.), dkk.2007.Farmologi dan Terapi Edisi 5,departemen Farmakologi dan terapeutik FKUI, Jakarta.Theodorus.1996.penuntun praktis peresepan obat. Jakarta :EGCFarmakologi dan Terapi,1987,FKUI, edisi III

SEFALOSPORIN

Mekanisme: menghambat sintesa dinding sel mikroba dan menghambat reaksi transpeptidase tahap ke 3 untuk pembentukan dinding sel.Spectrum luas dan bersifat bakterisid

Golongan antibiotic beta lactamDitemukan oleh Brotza pada tahun 1948 yang dihasilkan jamur Cephalosporium acremonium. Jamur ini menghasilkan 3 macam sefalosporin P, N, dan C.

Resitensi

Dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini sebaiknya jangan

digunakan sembarangan dan dicadangkan untuk

infeksi berat.

EFEK SAMPING

1.Gangguan saluran cerna

2.Nefrotoksisitas

3.Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi

4.Hematologi

5.Defisiensi vitamin K

6.Efek pada ginjal

KONTRA INDIKASI

Hipersensitivitas pada antibiotik sefalosporin atau golongan betalaktam lainnya

GENERASI I GENERASI II GENERASI III GENERASI IV

Cefadroxil

Cefazolin

Cefalexin

Cefradin

Cefaclor

Cefamandole

Cefotetan

Cefoxitin

Cefprozil

Cefuroxim

Cefonocid

Ceforanid

Cefdinir

Cefditoren

Cefixime

Cefoperazon

Ceftazidim

Ceftibuten

Ceftizoxim

Ceftiaxon

Cefpodoxim

Cefepim

Digunakan per oral untuk infeksi saluran kemih,nafas dan kulit

Digunakan parenterall untuk infeksi serius

Digunakan parenterall untuk infeksi serius

digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar pada infeksi dengan kuman Gram-positif.

SEPHALOSPORIN

CARBAPENEM

Merupakan antibiotik turunan beta laktam yang

dapat menembus sawar darah diotak dengan

baik serta memiliki efektivitas melawan hampir

semua jenis bakteri, baik aerob maupun

anaerob, gram negatif maupun positif.

MEKANISME KERJA Antibiotik carbapenem yang memiliki spektrum sasaran luas bekerja

membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis dinding sel bakteri.

Cara kerjanya :

Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi

yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan

silang antara dua rantai peptidogligan.

Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri

tersebut juga dapat mengikat antibiotik carbapenem sehingga

menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi

transpeptidasi.

walaupun dinding sel tetap dibentuk oleh akteri tetapi Dinding

tersebut tidak memiliki ikatan silang, peptidogligan yang

terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah

terdegradasi.

Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel

bakteri gram negatif dan di lingkungan akan membuat

terjadinya lisis sel.

Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan antibiotik

carbapenem akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat

mendigesti dinding sel bakteri tersebut.

Dengan demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun

mengalami lisis akan mati.

SIFAT ANTIBIOTIK

Carbapenem memperlihatkan aktivitas bakterisidal pada seluruh bakteri,

kecuali pada Listeria monocytogenes, dimana carbapenen bersifat bakteri

osta tik.

Keistimewaan carbapenem dibanding antibiotik golongan beta-laktam

lainnya terletak pada kemampuannya bertahan terhadap degradasi oleh

betalaktamase, atau sefalosporinase.

Carbapenem bersifat stabil terhadap dehidropeptidase-1.

Carbapenem merupakan antibiotik dengan spektrum aktivitas sangat luas,

meliputi bakteri Gram-positif, bakteri Gram-negatif (termasuk Pseudomonas

aeruginosa), serta bakteri anaerob.

Spektrum aktivitas carbapenem sebenarnya serupa dengan imipenem,

namun antibiotik ini lebih aktif melawan Enterobacteriaceae.

KEGUNAAN ANTIBIOTIK

Karbapenem diindikasikan pada infeksi nosokomial, daerah dengan

prevalensi resistensi gram negatif yang tinggi,

Pneumonia termasuk pneumonia nosokomial;

Infeksi saluran kemih;

Infeksi di dalam perut,

Infeksi ginekologi seperti endometritis dan penyakit inflamasi

panggul;

Infeksi kulit dan jaringan penyangga kulit;

Meningitis.

Terapi pada infeksi enterobakter,

Terapi klebsiella pneumonia yang resisten pseudomonas

aeruginosa.

Secara klinis, karbapenem dipakai pada kasus-kasus

pneumonia

Infeksi intra abdominal yang terkomplikasi, infeksi kulit

dan jaringan lunak yang terkomplikasi,

Karbapenem merupakan pilihan untuk bakteremia,

infeksi intra abdomen, dan meningitis.

Karbapenem juga baik untuk terapi deeskalasi, yaitu

penyempitan spektrum antibiotik.

EFEK SAMPING

Mual,

Muntah,

Kejang pada dosis tinggi yang diberi pada pasien

dengan lesi SSP atau dengan insufisiensi ginjal,

Diare,

Inflamasi pada tempat penyuntikan, jika diberikan

secara IV,

Nyeri kepala,

Hipokalemia berat,