Diabetes Melitus ^SP_blok 4
-
Upload
alfrida-ade-bunapa -
Category
Documents
-
view
25 -
download
6
description
Transcript of Diabetes Melitus ^SP_blok 4
Pengaruh Insulin pada
Diabetes Melitus
Yulita Hera (102011132)
Fakultas kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510
Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731
E_mail : [email protected]
Skenario D
Seorang wanita gemuk dinyatakan menderita diabetes melitus (DM). Menurut hasil
pemeriksaan ternyata sel β pancreas wanita tersebut normal sehingga insulin tetap dibentuk,
namun reseptor insulin yang terdapat pada sel target tidak berfungsi sehingga insulin tidak
dapat bekerja pada sel target tersebut.
Istilah yang tidak diketahui
Diabetes Melitus (DM) : suatu sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada
jaringan yang di tuju. (Sumber : Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta : EGC;
2005. h.602)
Pendahuluan
Diabetes atau yang sering disebut dengan diabetes melitus merupakan penyakit
kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas.1 Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun
jumlahnya normal. Banyak yang masih menanggap bahwa penyakit Diabetes melitus
merupakan penyakit orang tua, penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Namun
sesungguhnya setiap orang dapat mengidap penyakit Diabetes ini, baik tua maupun muda.
Sebagian besar kasus diabetes disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan
saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena Diabetes, ternyata Diabetes lebih
1
sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang
di jalaninya.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam
mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel
sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Diabetes terjadi
jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup intuk mempertahankan kadar gula darah
yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.1
Pembahasan
Hormon Insulin
Hormon insulin diproduksi oleh kalenjar pankreas. Dalam kelenjar pankreas
mengandung kurang lebih 100.000 pulau Langerhans dan setiap pulau mengandung 100 sel
beta. Oleh sel beta-lah hormon insulin diproduksi, dimana sel beta dapat diibaratkan sebagai
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Untuk kemudian di
dalam sel, glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga energi. Jika hormon insulin
tidak ada, maka glukosa tak dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di
dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat. Sebaliknya,
disamping sel beta, terdapat juga sel alfa yang memiliki fungsi memproduksi glukagon yang
bekerja sebaliknya dari hormon insulin, yakni meningkatkan kadar glukosa darah.2
Metabolisme Insulin Normal
Insulin adalah polipeptida yang terdiri dari rantai A dengan 21 asam amino dan rantai B
dengan 30 asam amino. Kedua rantai tersebut berikatan dengan ikatan disulfida. Pada
manusia, gen untuk insulin terletak di lengan pendek kromosom 11. Insulin disintesis oleh
sel beta diawali dengan translasi RNA insulin oleh ribosom yang melekat pada RE
membentuk preprohormon. Preprohormon diubah menjadi proinsulin, lalu melekat pada
golgi membentuk insulin. Waktu paruh insulin dalam sirkulasi sekitar 5-6 menit.3
Mekanisme Kerja Insulin
Kerja insulin dimulai ketika terikat dengan reseptor glukoprotein yang spesifik
pada permukaan sel target. Ketika insulin terikat dengan reseptor, beberapa peristiwa akan
terjadi : (1) terjadi perubahan bentuk reseptor, (2) reseptor berikatan silang
membentuk mikroagregat, (3) reseptor diinternalisasi, (4) dihasilkan satu atau lebih sinyal.
2
Sinyal yang dihasilkan merangsang kerja pengangkutan, fosforilasi protein, aktivasi dan
inhibitisi protein, dan terjadi sintesis RNA. Gen reseptor insulin manusia terletak pada
kromosom 19. Reseptor ini merupakanheterodimer yang terdiri atas dua subunit alfa dan
beta. Subunit alfa seluruhnya berada diluar sel dan mengikat insulin. Subunit beta merupakan
protein transmembran yangmelaksanakan fungsi tranduksi sinyal.3
Mutasi gen/mutasi titik
Mutasi adalah perubahan materi genetik suatu sel. Mutasi titik sendiri adalah
perubahan kimiawi pada satu basa dalam satu gen tunggal.4 Jika mutasi titik terjadi pada
suatu gamet, atau pada sel yang menghasilkan gamet, maka mutasi ini dapat diteruskan pada
keturunan dan generasi penerus. Jika mutasi mempunyai efek merugikan pada fenotip
manusia atau hewan, maka kondisi mutan ini mengacu pada suatu penyimpangan genetik
atau menimbulkan penyakit keturunan (herediter).4,5
Mutasi titik dalam suatu gen dapat dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:
1. Subsitusi pasangan-basa adalah penggantian satu nukleotida dan pasangannya di
dalam untai DNA komplementer dengan pasangan nukleotida lain. Beberapa subsitusi
disebut mutasi diam ( silent mutation) yang disebabkan akibat adanya redundansi
kode genetika sehingga mutasi ini tidak mempengaruhi pengkodean protein. Jadi,
perubahan pada pasangan basa dapat mentransformasi satu kodon ke kodon lain yang
ditranslasi menjadi asam amino yang sama. Perubahan lain dari pasangan nukleotida
tunggal mungkin dapat mengubah asam amino tetapi memberikan efek yang kecil
pada protein. Asam amino yang baru mungkin mempunyai sifat yang sama dengan
asam amino yang digantikannya atau asam amino baru tersebut mungkin berada pada
daerah protein di mana urut-urutan asam amino yang tepat tidak begitu berpengaruh
bagi fungsi protein.
Namun, subsitusi pasangan-basa yang paling menarik adalah subsitusi yang
menyebabkan perubahan di dalam suatu protein yang bisa dideteksi. Perubahan asam
amino tunggal di daerah area penting suatu enzim (contohnya tempat aktif suatu
enzim) akan mengubah aktivitas suatu protein secara signifikan. Kadang-kadang
mutasi semacam ini mengarah pada perbaikan protein atau protein dengan
kemampuan baru yang meningkatkan kesuksesan organism mutan atau keturunannya.
3
Tetapi yang lebih banyak terjadi adalah mutasi yang bersifat mengganggu,
menciptakan protein tidak bermanfaat atau protein kurang aktif yang menghalangi
fungsi seluler. Mutasi subsitusi biasanya adalah mutasi salah-arti (missense mutation)
di mana kodon yang berubah tetap mengkode suatu asam amino dan karenanya masuk
akal (sense), walaupun tidak selalu arti yang benar. Tetapi jika mutasi titik mengubah
suatu kodon untuk satu asam amino menjadi kodon stop, translasi akan dihentikan
sebelum waktunya, dan polipeptida hasilnya akan lebih pendek dibandingkan
polipeptida yang dikode oleh gen normal. Perubahan yang mengubah kodon asam
amino menjadi sinyal stop disebut mutasi tanpa arti (nonsense mutation), dan hampir
semua mutasi tanpa arti mengarah pada protein nonfungsional.
2. Insersi dan delesi merupakan penambahan atau pengurangan satu atau lebih pasangan
nukloetida pada suatu gen. Mutasi ini mempunyai efek yang seringkali lebih
berbahaya terhadap protein yang dihasilkan daripada efek yang ditimbulkan subsitusi.
Karena mRNA dibaca sebagai suatu rangkaian triplet nukleotida selama translasi,
maka insersi atau delesi nukleotida dapat mengubah kerangka baca (kelompok triplet)
pesan genetik. Mutasi seperti ini disebut mutasi pergeseran-kerangka (frameshift
mutation), yang akan terjadi bila jumlah nukleotida yang dimasukkan atau
dihilangkan bukan kelipatan tiga.
Semua nukleotida yang terletak pada arah downstream dari delesi atau insersi akan
dikelompokkan menjadi kodon secara tidak wajar dan hasilnya adalah salah-arti yang
meluas dan cepat atau lambat akan menghasilkan tanpa-arti, terminasi sebelum
waktunya. Terkecuali pergeseran kerangka tersebut sangat dekat dengan ujung gen,
pergeseran ini akan menghasilkan protein yang hampir bisa dipastikan tidak akan
fungsional.4
4
Proses Replikasi
Gambar 1. Replikasi DNA
(Sumber: http://3.bp.blogspot.com/dna-replication2.gif)
Permulaan : Pangkal Replikasi
Replikasi molekul DNA dimulai pada tempat-tempat khusus disebut pangkal replikasi
(origon of replication). Protein yang memulai replikasi DNA mengenali urutan ini dan
menempel pada DNA, memisahkan kedua untaian dan menempel pada DNA, memisahkan
kedua untaian dan membuka sebuah “gelembung” replikasi. Replikasi DNA kemudian
berjalan dalam dua arah sampai seluruh molekul tersebut disalin. Gelembung-gelembung
replikasi terbentuk dan akhirnya menyatu, sehingga mempercepat penyalinan molekul DNA
yang sangat panjang ini . Seperti pada bakteri, replikasi DNA berjalan dalam dua arah dari
setia pangkal. Di setiap ujung gelembung replikasi terdapat cabang replikasi (replication
fork), suatu daerah berbentuk Y di mana untai-untai DNA baru mulai memanjang.4,6
Pemanjangan Untai DNA Baru
Pemanjangan DNA baru pada cabang replikasi dikatalisis oleh enzim-enzim yang
disebut DNA polimerase. Saat nukleotida-nukleotida berjejer dengan basa-basa
komplementer sepanjang untaian pola cetakan DNA nukleotida-nukleotida ini ditambahkan
oleh polymerase, satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai DNA yang baru.
Nukleotida-nukleotida dengan tiga gugus fosfat.
5
Satu-satunya perbedaan antara ATP energi metabolisme dan nukleosida trifosfat yang
menyediakan adenin untuk DNA adalah komponen gulanya, berupa deoksiribosa pada blok
penyusup DNA tetapi merupakan ribose pada ATP. Seperti monomer-monomer trifosfat
yang digunakan untuk sintesis DNA sangat reaktif secara kimiawi, sebagian dikarenakan
ekor-ekor trifosfat monomer-monomer ini mempunyai klustrum negatif yang tidak stabil.
Pada waktu masing-masing monomer bergabung dengan ujung untai DNA yang sedang
tumbuh, monomer ini kehilangan dua gugus fosfat. Hidrolisis fosfat ini merupakan reaksi
eksergonik yang menggerakkan polimerasi nukleotida untuk membentuk DNA.4
Permasalahan Untai DNA Antiparalel
DNA polimerase menambahkan nukleotida hanya pada ujung 3’ yang bebas dari untai
DNA yang sedang terbentuk, tidak pernah pada ujung 5’. Jadi, untai DNA baru dapat
memanjang hanya pada arah 5’ 3’. Di sepanjang salah satu untai cetakan, DNA polimerase
dapat mensintesis untai komplementer yang kontinu dengan memanjangkan DNA yang baru
ini dengan arah 5’ 3’ yang bersifat wajib. Polimerase tersebut semata-mata bersarang pada
cabang replikasi dan bergerak di sepanjang untai cetakan seiring bergeraknya cabang. Untai
DNA yang dibuat dengan metode ini disebut leading strand (untai pemimpin).
Untuk memanjangkan untai baru DNA yang lain, polimerase harus bekerja di
sepanjang cetakan jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis dalam arah ini
disebut lagging strand. Prosenya analog dengan metode menjahit yang disebut stik balik. Saat
gelembung replikasi terbuka, molekul polimerase dapat bekerja jauh dari cabang replikasi
dan mensintesis segmen pendek DNA. Saat gelembung berkembang, satu segmen pendek
lagging strand lainnya dapat dibuat dengan cara yang sama. Berbeda dengan leading strand
yang memanjang terus-menerus, lagging strand pertama kali disintesis sebagai serangkaian
segmen. Potongan ini disebut fragmen Okazaki. Enzim lainnya, DNA ligase, bergabung
dengan fragmen Okazaki mrmbentuk satu untai DNA tunggal.4,6
Memprimerkan Sintesis DNA
Terdapat satu batasan penting lainnya untuk DNA polymerase. Polimerase-polimerase
ini dapat menambahkan sebuah nukleotida hanya kepada satu polinukleotida yang sudah ada
yang telah berpasangan dengan untai komplementer. DNA polimerase sebenarnya tidak dapat
memulai sintesis sebuah polinukleotida, tetapi hanya dapat menambahkan nukleotida pada
ujung rantai yang sebelumnya sudah ada. Di dalam sel, rantai asli yang sebelumnya suda ada,
6
primer, bukanlah DNA, tetapi potongan pendek RNA, kelas lain asam nukleat. Suatu enzim
yang disebut primase menggabungkan nukleotida-nukleotida RNA untuk membentuk primer,
yang panjangnya kurang lebih 10 nukleotida pada eukariota.
DNA polimerase yang lain kemudian menggantikan nukleotida RNA dari primer-
primer ini dengan versi DNA. Hanya satu yang dibutuhkan agar DNA polimerase dapat mulai
mensintesis leading strand dari untai DNA baru. Untuk lagging strand setiap fragmen harus
diprimerkan, primer-primer ini diubah ke DNA sebelum ligase menggabungkan fragmen-
fragmen tersebut menjadi satu.4,6
Protein-protein Lain yang Membantu Replikasi
Ada jenis protein yang berfungsi dalam sintesis DNA yaitu DNA polimerase, DNA
ligase, dan DNA primase. Terdapat jenis-jenis protein lain yang juga ikut berperan. Dua di
antaranya helikase dan protein pengikat untai-tunggal (single-single binding protein).
Helikase adalah sejenis enzim yang berfungsi membuka heliks ganda di cabang replikasi,
memisahkan kedua untai lama.
Molekul-molekul dari protein pengikat untai tunggal kemudian berjajar di sepanjang
untai-untai lama yang tidak berpasangan, menjaga agar untai-untai ini tetap terpisah selama
mereka bertindak sebagai cetakan untuk sintesis untai-untai komplementer yang baru.4
Transkripsi dan Translasi
Gambar 2. Translasi
(Sumber: http://upload.wikimedia.org/ Ribosome_mRNA_translation_en.svg
Transkripsi dan Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke
protein. Gen memberi perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi gen tidak
7
membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein adalah RNA.
RNA secara kimiawi serupa dengan DNA terkecuali bahwa RNA mengandung ribosa, bukan
deoksiribosa. Sebagai gulanya dan memiliki basa nitrogen urasil, dan bukan timin. Dengan
demikian, setiap nukleotida di sepanjang untai DNA memiliki deoksiribosa sebagai gulanya
dan A, G, C atau T sebagai basanya; setiap nukleotida di sepanjang untai RNA memiliki
ribosa sebagai gulanya dan A, G, C atau U sebagai basanya.
Suatu molekul RNA hampir selalu terdiri dari satu untai tunggal. Dalam DNA atau
RNA, monomernya merupakan keempat jenis nukleotida, yang berbeda dalam basa
nitrogennya. Panjang gen biasanya mencapai ratusan atau ribuan nukleotida, masing-masing
memiliki urutan basa yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki
monomer yang tersusun dalam tatanan linear tertentu, tetapi monomernya adalah kedua puluh
asam amino tersebut. Dengan demikian, asam nukleat dan protein berisi informasi yang
ditulis dalam dua bahasa kimiaawi yang berbeda. Untuk beralih dari DNA, yang ditulis
dalam satu basa, ke protein, yang ditulis dalam bahasa lain, membutuhkan 2 tahapan utama
yaitu transkripsi dan translasi. 4
Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua asam nukleat
menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya tinggal ditranskripsi atau disalin dari
suatu molekul ke molekul yang lain. Persis sebagaimana untai DNA menyediakan suatu
cetakan (template) untuk sintesis untai komplementer baru selama replikasi DNA, transkripsi
ini menyediakan suatu cetakan untuk penyusunan urutan nukleotida RNA. Molekul RNA
yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari instruksi-instruksi pembangun-protein dari
gen itu. Jenis molekul ini disebut RNA messenger (mRNA). Dinamakan RNA messenger
karena molekul ini membawa pesan dari DNA ke peralatan pensintesis-protein dari sel
tersebut.4,6
Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang terjadi berdasarkan
arahan mRNA. Selama tahapan ini terdapat perubahan bahasa: Sel harus
menerjemahkan/mentranslasi urutan basa molekul mRNA ke dalam urutan asam amino
polipeptida. Tempat-tempat transalasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang
memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Lalu (dalam
sel eukariot) selubung nukleus akan memisahkan transkripsi dari translasi dalam ruang dan
waktu. Transkripsi terjasi di nukleus, dan mRNA dikirim ke sitoplasma, di mana translasi
terjadi. Tetapi sebelum mRNA meninggalkan nukleus, transkrip-transkrip RNA dimodifikasi
8
dengan berbagai cara untuk menghasilkan mRNA akhir yang fungsional. Dengan demikian,
dalam proses dua-langkah ini, transkripsi gen eukariotik menghasilkan pra-mRNA, dan
pemrosesan RNA menghasilakn RNA akhir. Istilah yang lebih umum untuk transkrip RNA
awal ini ialah transkrip primer.4
Sintesis dan Pemrosesan RNA
RNA messenger, pembawa informasi informasi DNa ke peralatan pensintesisprotein
sel, ditranskripsi dari untai cetakan suatu gen. Enzim yang disebut RNA polimerase
membuka pilinan kedua untai DNA sehingga terpisah dan mengkaitkannya bersama-sama
nukleotida RNA pada sat nukleotida-nukleotida ini membentuk pasangan-basa di sepanjang
cetakan DNA. Seperti DNA polimerase yang berfungsi dalam replikasi DNA, RNA
polimerase dapat menambahkan nukleotida hanya ke ujung 3’ dari polmer yang tumbuh.
Dengan demikian, molekul RNA memnajang dalam arah 5’ 3’. Urutan nukleotida spesifik
di sepanjang DNA menandai di mana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Rentangan
DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.4,6
Pada eukariot memiliki 3 tipe RNA polimerase dalam nukleusnya, diberi nomor I, II,
dan III. Tipe yang digunakan untuk sintesis mRNA adalah RNA polimerase II. Ketiga
tahapan transkripsi ialah inisiasi, elongasi, dan terminasi rantai RNA.4
Pengikatan RNA polimerase dan Inisiasi Transkripsi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
sebagai promoter. Suatu promoter mencakup titik-awal transkripsi dan biasanya
membentang beberapa lusin pasangan nukleotida “upstream” (ke depan) dari titik-awal. Di
samping menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.
Bagian-bagian tertentu suatu promoter sangat penting untuk pengikatan RNA
polimerase. Dalam prokariota, RNA polimerase itu sendiri secara khusus mengenali dan
mengikatkan dirinya dengan promoternya. Sebaliknya dalam eukariota, suatu kumpulan
protein yang disebut faktor transkripsi menjadi perantara antara pengikatan polimerase RNA
dan inisiasi transkripsi. Hanya setelah faktor transkripsi tertentu diikat pada promoter barulah
RNA polimerase mengikatkan diri pada promoter tersebut. Susunan yang lengkap antara
faktor transkripsi dan RNA polimerase yang mengikatkan diri pada promoter disebut
kompleks inisiasi transkripsi.4,6
9
Interaksi antara RNA polimerase eukariotik dan faktor transkripsi merupkan suatu
contoh pentingnya interaksi protein-protein dalam mengontrol transkripsi eukariotik. Peran
faktor transkripsi dan suatu urutan DNA promoter penting yang disebut boks TATA dalam
membentuk kompleks inisiasi. Begitu polimerase tersebut terikat kuat pada DNA promoter,
kedua untai DNA mengulur di sana, dan enzim mulai mentranskrip untai cetakannya.4
Elongasi Untai RNA
Pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA itu terus membuka pilinan heliks-
ganda tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-20 basa DNA sekaligus untuk berpasangan
dengan nukleotida RNA. Enzi mini menambahkan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA
yang sedang tumbuh begitu enzim itu berlanjut di sepanjang heliks-ganda tersebut. Pada saat
sintesis RNA berlangsung, heliks-ganda DNA terbentuk kembali dan molekul RNA baru
akan lepas dari cetakan DNA-nya.4
Satu gen tunggal dapat ditranskripsi secara stimulant oleh beberapa molekul RNA
polimerase yang secara stimulan oleh beberapa molekul RNA polimerase yang saling
mengikuti. Untai RNA yang sedang tumbuh memperlihatkan jejak dari setiap polimerase,
dengan panjang setiap untai baru yang mencerminkan sejauh mana enzim itu telah berjalan
dari titil-awalnya di sepnjang cetakan tersebut. Banyaknya molekul polimerase yang secara
stimulan mentranskripsi gen tunggal akan meningkatkan jumlah molekul mRNA dan
membantu suatu sel membuat protein dalam jumlah yang lebih besar.4,6
Terminasi Transkripsi
Transkripsi berlangssung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi yakni, suatu urutan RNA berfungsi sebagai
sinyal terminasi yang sesungguhnya. Terdapat beberapa mekanisme yang berbeda untuk
terminasi transkripsi, yang perinciannya sebenarnya masih kurang jelas. Pada sel prokariotik,
transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; ketika polimerase mencapai
titik tersebut polimerase melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase
ini terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam pra-mRNA ini dipotong
hingga terlepas dari enzim tersebut. Tempat pemotongan pada RNA juga merupakan tenpat
untuk penambahan ekor poli (A), salah satu langkah pemrosesan RNA.4
Sel Eukariot Memodifikasi RNA Setelah Transkripsi
10
Penggantian Ujung-ujung mRNA
Setiap ujung molekul pra-mRNA dimodifikasi dengan cara tertentu. Ujung 5’ yang
pertam dibuat sela transkripsi, segera ditutup dengan bentuk nukleotida guanine (G) yang
termodifikasi. Ujung 5’ ini memiliki sedikitnya dua fungsi penting. Pertama, ujung ini
melindungi mRNA dari perombakan (degradasi) oleh enzim hidrolitik. Kedua, setelah mRNA
mencapai sitoplasma, ujung 5’ ini befungsi sebagai bagian dari “lekatkan di sini” untuk
ribosom. Ujung molekul lain mRNA, ujung 3’, juga dimodifikasi sebelum pesannya
meninggalkan nukleus. Pada ujung 3’ ini suatu enzim menambahkan ekor poli (a) yang terdiri
atas 30-200 nukleotida adenin. Seperti tutup 5’, ekor poli (A) ini menghambat degradasi
RNA dan membantu ribosom melekat padanya. Ekor poli (A) ini tampaknya juga
mempermudah ekspor mRNA dari nukleus. Lalu terdapat segmen leader dan trailer, non
translasi dari RNA, tempat di mana tutup dan ekor ini melekat.4,6,7
Pemisahan Gen dan Penyambungan RNA
Tahap selanjutnya yaitu pemindahan sebagian besar molekul RNA yang mula-mula
disintesis, pekerjaan potong dan temple yang disebut penyambungan RNA (RNA splicing).
Panjang rata-rata unit trankripsi di sepanjang molekul DNA eukariotik adalah sekitar 8000
nukleuotida , sehingga transkrip RNA primer juga sepanjang itu. Tetapi hanya dibutuhkan
kira-kira 1200 nukleotida untuk mengkode protein yang ukuran rata-ratanya 400 asam amino.
Ini berarti sebagian besar gen eukariotik dan transkrip RNA-nya memiliki rentangan
nukleotida bukan-pengkode, daerah yang tidak ditranslasi. Bahkan lebih mengejutkan lagi
adalah bahwa sebagian besar urutan bukan-pengkode ini tersebar berselang-seling di antara
segmen pengkode gen, dan kemudian di antara segmen pegkode terdapat pra-mRNA. Dengan
kata lain, urutan nukleotida DNA yang mengkode polipeptida eukariotik tidak kontinu.
Segmen-segmen asam nukleat bukan-pengkode yang terletak di antara daerah pengkode
disebut intron. Daerah lain disebut ekson, karena daerah ini akhirnya
diekspresikan(ditranslasi menjadi asama amino), kecuali pada bagian leader dan trailer ekson
pada kedua ujung RNA.
RNA polimerase mentranskripsi intron maupun ekson dari DNA, yang menciptakan
molekul RNA yang terlalu besar. Tetapi pra-mRNA ini tidak pernah meninggalkan nukleus;
molekul mRNA yang memasuki sitoplasma merupakan versi ringkas dari transkrip
primernya. Intron dipotong dari molekul dan ekson bergabung menjadi satu untuk
membentuk suatu molekul mRNA dengan urutan pengkode yang kontinu.4,6
11
Sinyal-sinyal untuk penyambungan RNA merupakan urutan nukleotida pendek pada
ujung-ujung intron. Partikel yang disbeut ribonukleoprotein nukleus kecil, atau snRNP (small
nuclear ribonucleoprotein) mengenali tempat-tempat penyambungan ini. SnRNP ditempatkan
dalam nukleus sel dan tersusun atas molekul RNA dan protein. RNA dalam partikel snRNP
disebut RNA nukleus kecil (snRNA-small nuclear RNA). Beberapa snRNP yang berbeda
bergabung dengan protein tambahan untuk membentuk susunan yang bahkan lebih besar
yang disebut spliosom, yang hampir sama sebesar ribosom. Spliosom ini berinteraksi dengan
tempat-tempat penyambungan pada ujung-ujung intron. Spliosom ini terpotong pada titik-
titik spesifik untuk melepas intronnya, kemudian segera bergabung bersama kedua ekson
yang mengapit intron tersebut. Terdapat bukti kuat bahwa snRNP ini memainkan peran
dalam proses katalitik, seperti juga dalam penyusunan spliosom dan pengenalan tempat-
penyambungan. Hal ini muncul dari penemuan ribozom, molekul RNA yang berfungsi
sebagai enzim.4
Sintesis Protein
Dalam proses translasi, suatu sel menginterpretasi suatu pesan genetik dan membentuk
protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA,
interpreternya adalah RNA transfer (tRNA). Fungsinya adalah mentransfer asam-asam amino
dari kolam asam amino sitoplasmanya ke ribosom. Suatu sel tetap menjaga sitoplasmanya
agar mempunyai persediaan ke-20 asam amino, baik dengan mensintesisnya dari senyawa-
senyawa lain atau dengan mengambilnya dari larutan di sekitarnya. Ribosom menambahkan
tiap asam amino ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh.
Molekul-molekul tRNA tidak semuanya identik. Kunci untuk mentranslasi pesan
genetik menjadi urutan asam amino spesifik adalah setiap tipe molekul tRNA
menghubungkan kodon mRNA tertentu dengan asam amino tertentu. Ketika tiba di ribosom,
molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu ujung. Pada ujung lainnya
terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon yang berdasarkan, aturan pemasangan-
basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRNA.4,6,7
Secara prinsip translasi adalah sederhana tetapi kompleks secara biokimia dan mekanik,
khususnya pada sel eukariotik.
Struktur dan Fungsi RNA transfer
12
Molekul RNA transfer ditranskripsi dari cetakan DNA. Padas sel eukariotik, tRNA
dibuat di dalam nukleus dan harus diangkut dari nukleus ke sitoplasma, tempat terjadinya
translasi. Tiap molekul RNA digunakan berulang kali, mengambil desain asam aminonya
dalam sitosol, menyimpan muatan ini di ribosom, dan meninggalkan ribosom untuk
mengambil muatan lainnya.4
Molekul tRNA terdiri atas untai tunggal RNA yang panjangnya hanya 80 nukleotida.
Untai RNA ini melipat ke belakang terhadap dirinya sendiri untuk membentuk molekul
dengan struktur daerah tertentu dari untai tRNA membentuk ikatan hidrogen dengan basa-
basa komplementer dari daerah lain. Jika dijadikan satu bidang untuk membuka ikatan
hydrogen tersebut, molekul tRNA terlihat seperti daun semanggi. RNA transfer benar-benar
terpelintir dan melipat menjadi struktur tiga dimensi padat yang secara kasar berbentuk
seperti L. Suatu putaran (loop) yang menonjol dari suatu ujung bentuk L mengandung
antikodon, yaitu triplet basa terspesialisasi yang terikat dengan kodon mRNA spesifik. Dari
ujung lain 3’nya, yang merupakan tepat perlekatan untuk asam amino. Jadi struktur dari
sebuah molekul tRNA sesuai dengan fungsinya.4,6
Jika satu macam tRNA tersedia untuk tiap-tiap kodon mRNA yang menentukan suatu
asam amino, maka akan terdapat 61 tRNA. Jumlah sebenarnya lebih kecil yaitu sekitar 45.
Angka ini mencukupi karena beberapa tRNA mempunyai antikodon-antikodon yang dapat
mengenali dua atau lebih kodon-kodon yang berbeda. Kemampuan ini mungkin disebabkan
karena aturan pemasangan-basa antara basa ketiga suatu kodon dan basa yang terkait dari
antikodon tRNA tidaklah seketat aturan untuk kodon-kodon DNA dan mRNA. Misalnya basa
U antikodon tRNA dapat berpasangan baik dengan A atau G di posisi ketiga dari kodon
mRNA. Pelonggaran aturan pasangan-basa ini disebut wobel. tRNA yang paling serbaguna
adalah yang mengandung inosin (I), basa termodifikasi, pada posisi wobel antikodon. Inosin
dibentuk melalui pengubahan adenin secara enzimatik setelah RNA disintesis. Ketika
antikodon-antikodon terhubung dengan kodon-kodon, basa I dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan salah satu dari tiga basa yaitu U, C, atau A. Karena itu molekul tRNA yang
mempunyai CCI sebagai anti kodonnya dapat mengikatkan diri pada kodon-kodon GGU,
GGC, dan GGA, yang semuanya meupakan kode untuk asam amino glisin.4
Sintetase tRNA-Aminoasil
13
Pengikatan kodon-antikodon sebenarnya merupakan bagian kedua dari dua tahap
pengenalan yang dibutuhkan untuk translasi suatu pesan genetik yang akurat. Pengikatan ini
harus didahului oleh pemasangan yang benar antara tRNA dengan asam amino. tRNA yang
mengikatkan diri pada kodon mRNA yang menentukan asam amino tertentu, harus membawa
hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang
sesuai oleh suatu enzim spesifim yang disebut sintetase tRNA-aminoasil. Terdapat 20 macam
enzim ini di dalam sel, satu enzim untuk tiap asam amino. Tempat aktif dari tiap-tiap
sintetase tRNA aminoasil hanya cocok untuk kombinasi asam amino dan tRNA yang
spesifik. Enzim sintetase ini mengkatalis penempelan kovalen dari asam amino pada tRNA-
nya dalam suatu proses yang digerakkan oleh hidrolisis ATP. tRNA-aminoacil yang
dihasilkan dilepaskan dari enzim tersebut dan membawa asam aminonya ke rantai polipeptida
yang sedang tumbuh di dalam ribosom.4
Ribosom
Ribosom memudahkan pemasangan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan
kodon mRNA selama sintesis protein. Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit yaitu
subunit besar dan subunit kecil. Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-
molekul RNA yang disebut RNA ribosom (rRNA). Pada eukariota, subunit-subunit tersebut
dibuat di dalam nukleus. Gen RNA ribosom pada DNA kromosom ditranskripsi, dan RNA
tersebut diproses dan disusun dengan protein-protein yang diambil dari sitoplasma. Subunit
ribosom yang dihasilkan kemudian diekspor melalui pori nukleus ke sitoplasma. Lalu subunit
besar dan subunit kecil bergabung untuk membentuk ribosom fungsional hanya ketika kedua
subunit tersebut terikat pada molekul mRNA. Sekitar 60% dari berat suatu ribosom adalah
rRNA. Karena sebagian besar sel mengandung ribuan ribosom, rRNA merupakan tipe RNA
yang paling banyak.4
Struktur suatu ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan fungsinya untuk
mengumpulkan mRNA dengan tRNA pembawa asam amino. Selain satu tempat pengikatan
untuk mRNA, tiap ribosom memiliki tiga tempat pengikatan untuk tRNA. P (tempat tRNA-
peptidil) mengikat tRNA yang membawa rantai polipeptida yang sedang tumbuh, sementara
tempat A (tempat tRNA-aminoasil) mengikat tRNA yang membawa asam amino berikut
yang akan ditambahkan pada rantai polipeptida. tRNA yang tidak bermuatan meninggalkan
ribosom dari tempat E (tempat keluar) yang baru ditemukan. Bertindak seperti alat penjepit,
14
ribosom mengikat tRNA dan mRNA agar tetap berdekatan dan menempatkan asam amino
baru untuk penambahan pada ujung karboksil dari rantai polipeptida yang sedang tumbuh.4,6
Pembentukan Polipeptida
Translasi, sintesis rantai polipeptida dapat terbagi menjadi 3 tahap yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahap ini membutuhkan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Unitk inisiasi dan elongasi rantai
dibutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan olaeh GTP (guanosin triphospate), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.4
Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi membawa bersama-sama mRNA, sebuah tRNA yang
memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit
ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Subunit ribosom
kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’ (upstream) dari mRNA. Pada bakteri, rRNA
daru subunit membentuk pasangan basa dengan urutan nukleotida spesifik dalam leader
mRNA; ada eukariota, ujung 5’ pertama kali memerintahkan subunit kecil untuk melekat
pada ujung 5’ mRNA. Pada arah downstream dari mRNA terdapat kodon inisiasi, AUG, yang
memberikan sinyal dimulai proses translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino
metionin, melekat pada kodon inisiasi.
Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan subunit ribosom kecil diikuti oleh perlekatan
ribosom besar, menyempurnakan kompleks inisiasi translasi. Protein yang disebut faktor
inisiasi dibutuhkan untuk membawa semua komponen tersebut bersama-sama. Sel juga
mengeluarkan energi dalam bentuk molekul GTP untuk membentuk kompleks inisiasi. Saat
penyelesaian proses inisiasi, tRNA inisiator berada pada tempat P dari ribosom, dan tempat A
yang kosong siap untuk tRNA-aminoasil berikutnya. Sintesis polipeptida dimulai pada ujung
aminonya.4,6
Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam-asam amino ditambahkan satu per satu pada
asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang disebut
faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga-tahap yaitu :
15
1. Pengenalan kodon. Kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan
hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam
amino yang tepat. Faktor elongasi membawa tRNA ke tempat A . Langkah ini juga
membutuhkan hidrolisis GTP.
2. Pembentukan ikatan peptida. Molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi
sebagai ribozim, mengkatalisis pembentukan ikatan peptide yang menggabungkan
polipeptida yang memanjang dari tempat P ke asam amino yang baru tiba di tempat
A. Pada tahap ini, polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat perlekatannya
smeula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang
dibawa oleh tRNA di tempat A.
3. Translokasi. tRNA di tempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang
tumbuh, ditranslokasikan ke tempat P. Saat RNA berpindah tempat, antikodonnya
tetap berikatan dengan hidrogen pada kodon mRNA; mRNA bergerak bersama-sama
dengan antikodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk translasi pada tempat A.
Sementara itu, tRNA yang tadinya berada pada tempat P bergerak ke tempat E dan
dari tempat ini keluar ribosom. Langkah translokasi membutuhkan energi yang
disediakan oleh hidrolisis GTP. mRNA bergerak melalui ribosom ke satu arah saja,
mulai dari ujung 5’; hal ini sama dengan ribosom yang bergerak 5’ 3’ pada mRNA.
Hal yang penting di sini adalah ribosom dan mRNA bergerak relatif satu sama lain,
dengan arah yang sama, kodon demi kodon. Siklus elongasi menghabiskan waktu
kurang dari 1/10 detik dan terus diulang saat tiap asam amino ditambahkan pada
rantai hingga polipeptidanya lengkap.4,8
Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai
tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini yaitu UUA, UAG, dan UGA tidak
mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan
translasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas (release factor) langsung
mengikatkan diri pada kodon stop di tempat A. Faktor pelepas ini menyebabkan penambahan
molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis
polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada di tempat P, melepaskan
polipeptida dari ribosom. Sisa-sisa penyusunan translasi kemudian terpisah-pisah.4,6,7,8
16
Poliribosom
Suatu ribosom tunggal dapat membuat polipeptida berukuran rata-rata dalam waktu
kurang dari satu menit. Bagaimanapun juga, secara khusus mRNA tunggal digunakan untuk
membuat banak salinan dari suatu polipeptida secara stimulan, karena beberapa ribosom
bekerja mentranslasi pesan pada waktu yang bersamaan. Begitu satu ribosom bergerak
melewati kodon inisiasi, ribosom kedu dapat melekat pada mRNA dan karena itu beberapa
ribosom dapat mengikutinya di sepnjang mRNA yang sama. Deretan ribosom semacam ini
disebut poliribosom.4
Dari Polipeptida menjadi Protein Fungsional
Selama proses dan sesudah sintesisnya, suatu rantai polipeptida mulai menggulung dan
melipat secara spontan, membentuk protein fungsional dengan konformasi yang spesifik :
suatu molekul tiga dimensi dengan struktur sekunder dan tersier. Suatu gen menentukan
struktur primer dan struktur primer ini kemudian akan menentukan konformasi. Pada banyak
kasus, protein pengantar membantu polipeptida melipat secara benar.
Langkah tambahan (modifikasi pascatranslasi), mungkin dibutuhkan sebelum protein
dapat melakukan tugas khusus di dalam sel. Asam-asam amino tertentu dapat dimodifikasu
secara kimiawi dengan pengikatan gula, lipid, gugus fosfat atau penambahan-penambahan
lain. Enzim-enzim dapat memindahkan satu atau lebih asam amino dari ujung leading strand
(amino) rantai polipeptida. Pada beberapa kasus, rantai polipeptida tunggal dapat membelah
secara enzimatik menjadi dua lebih potongan. Pada kasus lain, dua atau lebih polipeptida
yang disintesis secara terpisah dapat bergabung untuk menjadi subunit-subunit protein yang
mempunyai struktur kuartener.4,6,7
Hukum Mendel
Pewarisan genetika adalah pewarisan karakter atau sifat-sifat genetis dari orang tua
kepada keturunannya. Dari sifat-sifat yang dimiliki orang tua, dapat diketahui karakter yang
akan diwariskan kepada anak-anaknya. Selama berabad-abad telah dilakukan penelitian
mengenai pewarisan genetik. Adapun penelitian pertama yang berhasil mengemukakan
rumus pasti mengenai pewarisan genetika adalah Johan Gregor Mendel. Mendel berhasil
menemukan dua hukum pewarisan genetik. Kedua hukum tersebut dikenal sebagai Hukum
Mendel 1 dan Hukum Mendel 2.8
17
1. Hukum Segregasi (Hukum Pertama Mendel)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin),
kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari induknya.8
2. Hukum Asortasi Bebas (Hukum Kedua Mendel)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, gen dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
mempengaruhi.8
Kesimpulan
Diabetes atau yang sering disebut dengan diabetes melitus merupakan penyakit
kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan
kelenjar pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun
jumlahnya normal. Kesalahan pada sintesa protein juga berpengaruh pada reseptor hormon
insulin ataupun sel-sel beta pankreas yang berfungsi untuk hasilkan insulin. Sintesa protein
dibagi dalam tiga tahapan proses, yaitu replikasi, translasi, dan transkripsi. Hasil sintesis
protein adalah asam-asam amino yang berfungsi untuk pembentukan fungsi-fungsi tubuh.
Daftar Pustaka
1. Sutedjo AY. 5 starategi penderita diabetes melitus berusia panjang. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius ; 2010. h.102.
2. Sumarjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta :
EGC; 2008.h.326.
3. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC ;
2005.h.232.
4. Campbell NA, Reece JB, Mitchell JG. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga ;
2010.h.352-76.
5. Roberts JA, Pembrey ME. Genetika kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2006. h.204-
6.
18
6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia. Edisi 25. Jakarta:
EGC; 2004.h.165-7.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2005.h.227-9.
8. Gibney J.M, Margerts M.B, Kearney M.J, Arab.L. Biologi. Jakarta : PT. Gramedia ;
2007.h.251-3.
19