BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB...

21
13 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofolio Teori Portofolio diperkenalkan pertama kali oleh Markowitz (1952) dengan Portfolio Theory yang terdiri dari Mean-Variance Model dan Efficient Frontier. Teori ini menceritakan strategi investasi dimana dengan berinvestasi dapat menghasilkan return yang maksimal dengan risk yang minimal. Makin berkembangnya zaman, Sharpe (1964), Lintner (1965), Mossin (1966) mengembangkan model dari teori Markowitz yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini menceritakan bahwa return dari aset dipengaruhi oleh risiko aset itu sendiri yang dikenal dengan Beta (systematic risk measurement). Beta menggambarkan hubungan volatilitas harga suatu aset dibanding dengan pasarnya. Tapi model ini memiliki batasan suatu asumsi yaitu pasarnya efisien. Fama pada tahun 1970, mengemukakan Efficient Market Hypothesis Theory (EMH). Teori ini menyatakan bahwa ada 3 bentuk pasar efisien: Weak Form, Semi- Strong Form and Strong Form. Tidak dipungkiri juga bahwa tindakan investor dalam berinvestasi dipengaruhi juga oleh factor psikologis yang mana timbul teori Behaviour of Finance yang

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

13

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Portofolio

Teori Portofolio diperkenalkan pertama kali oleh Markowitz (1952) dengan

Portfolio Theory yang terdiri dari Mean-Variance Model dan Efficient Frontier. Teori

ini menceritakan strategi investasi dimana dengan berinvestasi dapat menghasilkan

return yang maksimal dengan risk yang minimal.

Makin berkembangnya zaman, Sharpe (1964), Lintner (1965), Mossin (1966)

mengembangkan model dari teori Markowitz yaitu Capital Asset Pricing Model

(CAPM). Model ini menceritakan bahwa return dari aset dipengaruhi oleh risiko aset

itu sendiri yang dikenal dengan Beta (systematic risk measurement). Beta

menggambarkan hubungan volatilitas harga suatu aset dibanding dengan pasarnya.

Tapi model ini memiliki batasan suatu asumsi yaitu pasarnya efisien.

Fama pada tahun 1970, mengemukakan Efficient Market Hypothesis Theory

(EMH). Teori ini menyatakan bahwa ada 3 bentuk pasar efisien:Weak Form, Semi-

Strong Form and Strong Form.

Tidak dipungkiri juga bahwa tindakan investor dalam berinvestasi dipengaruhi

juga oleh factor psikologis yang mana timbul teori Behaviour of Finance yang

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

14

diperkenalkan oleh Kahneman dan Tversky (1976). Teori ini menceritakan bagaimana

membuat suatu pertimbangan investasi selain menganalisa secara matematis.

Menurut Markowitz (1991) dalam jurnal yang berjudul Foundations of

Portfolio Theory menjelaskan tiga dasar perbedaan yang utama dari teori portofolio

dengan microeconomics theory lain adalah (1) pertimbangan yang utama adalah

investor (bukan manufaktur ataupun konsumen), (2) adanya tindakan dalam kondisi

uncertainty dan (3) merupakan teori yang dapat digunakan secara langsung, terutama

untuk pihak yang memiliki ketersediaan data.

Dasar pembuatan portofolio pada awalnya dilakukan dengan Markowitz model,

yang menyarankan untuk menlakukan diversifikasi risiko dengan pertimbangan risk

dan expected return, dibangun dengan beberapa asumsi, (Markowitz, 1952 dan 1959)

yaitu:

1. Bentuk distribusi dari return dan parameter yang ada mengikuti

distribusi normal dan dapat diestimasi secara rata - rata oleh pengguna

model.

2. Korelasi dari return bersifat constant dan dapat diestimasi secara rata -

rata oleh pengguna model.

3. Investor adalah risk aversion dan rasional, serta pasar bersifat efisien.

4. Investor adalah price taker, sehingga tidak dapat mempengaruhi

ataupun menentukan harga pasar.

5. Intrumen finansial yang digunakan dalam portofolio bersifat

homogeneous.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

15

6. Investor yang melakukan investasi hanya dapat dalam posisi long

investment, tidak dalam short position (posisi menjual kemudian

membeli kembali).

7. Dengan berpatokan pada market risk, standar deviasi dapat bersifat

positif dan negatif dari actual return dengan expected return.

Istilah portofolio diperkenalkan pertama kali oleh Markowitz (1952), adalah

meminimalisir risiko dengan melihat variance dari aset dan dicari minimum variance

portofolio setelah aset digabung membentuk sebuah portofolio. Hal yang terpenting

dalam berinvestasi adalah melihat risiko terlebih dahulu untuk memaksimalkan

return.

Di dalam membentuk sebuah portofolio, sangat penting melihat hubungan atau

korelasi antar aset. Korelasi berkisar dari -1 sampai +1. Nilai +1 artinya korelasi antar

aset perfect positive linear, pergerakannya sangat sama. Nilai -1 artinya ada korelasi

antar aset tetapi berlawanan dan jika nilainya 0 maka tidak ada korelasi antar aset.

Formula dari korelasi adalah:

dimana:

= korelasi antar aset i dan j

= kovarian antar aset i dan j

= standar deviasi aset i

= standar deviasi aset j

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

16

Dalam model yang dibentuk oleh Markowitz dapat terjadi tiga bentuk yaitu: (1)

Maximizing portfolio return terhadap nilai risiko pasar dari portofolio yang

ditentukan, (2) Minimizing risiko pasar dari portofolio terhadap minimum return yang

diharapkan dan (3) Multi-criteria optimization yang merupakan kombinasi dari

maksimal return dan minimal risiko dengan pertimbangan porsi dari komponen yang

ada, yang ditentukan oleh koefisien dari investor aversion.

Namun pada kenyataannya teori portofolio Markowitz memiliki beberapa

kendala dalam asumsinya (Vaclavik, 2012) yaitu:

1. Kendala di asumsi pertama, yaitu bahwa kenyataan return mengikuti

log normal distribution, sehingga menyebabkan systematic bias dari

model karena distribusi return berhubungan erat dengan covariance dan

standar deviasi dari model

2. Kendala di asumsi kedua, stabilitas dari korelasi return sangat

berhubungan dengan stabilitas dari sentimen pasar, sehingga dalam

kondisi pasar yang turbulence dan crisis, model tidak dapat memberikan

diversifikasi yang optimal untuk investor

3. Kendala terhadap asumsi kelima, pada awalnya portofolio dibentuk

untuk pasar saham saja, namun pada kenyataannya, sekarang ini

instrumen investasi berkembang hingga bonds, exchange rate, komoditi

dan kredit serta produk derivatif lainnya, sehingga penggunaan model

untuk instrumen yang berbeda - beda akan menyebabkan bias pada

model karena terjadinya heterogeneous character

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

17

4. Kendala pada asumsi keenam, bahwa kondisi pasar keuangan yang

modern memungkinkan untuk melakukan spekulasi baik disaat bullish

ataupun bearish di pasar, sehingga tidak tertutup kemungkinan untuk

short position.

Walaupun Markowitz Model memiliki beberapa kendala dalam asumsi,

Markowitz memberikan pemikiran untuk diversifikasi yang kemudian diperkuat

dengan banyak teori lainnya seperti Euler Risk Decomposition Method.

2.2 Teori Euler Risk Decomposition

Euler Risk Decomposition Method adalah salah satu metode yang digunakan

untuk menguraikan risiko setiap aset yang ada dalam portofolio. Persamaan yang

akan digunakan dalam menguraikan risiko aset adalah:

dimana:

= porsi aset i

/ = turunan ρ terhadap wi (marginal risk)

ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi risiko setiap aset.

Perhitungan risiko setiap saham berdasarkan pada standar deviasi setiap saham yang

terbentuk dalam portofolio. Metode ini bertujuan mengatur porsi saham agar

diperoleh portofolio optimal setelah melihat kontribusi risiko dari masing – masing

aset.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

18

Martin and Tasche (2007) menyarankan pengunaan Euler Risk Decomposition

method untuk mengukur pengaruh dari faktor sistematik terhadap risiko portofolio

dengan mengunakan formula standar deviasi. Alternatif pengukuran risiko jugabisa

memakai Value-at-Risk (VaR) dan Expected Shortfall (ES). Euler Risk

Decomposition method dapat diaplikasikan untuk semua risiko yang bersifat

homogeneous dengan derajat 1 dan mampu memberikan perbedaan yang lebih kuat

untuk masalah risiko yang bersifat sub-addictive (yang tidak dapat dipecahkan oleh

VaR) karena kemampuan untuk mendeteksi konsentrasi dari risiko yang ada.

Berikut beberapa penggunaan Euler Method oleh penelitian yang terdahulu

yang menjadi alasan peneliti memilih Euler Method sebagai dasar pembuatan

portofolio:

Patrick et al (1999) berpendapat dari pandangan praktis pendekatan

bahwa risk contribution dengan Euler principle digunakan dalam

portfolio wide economic capital.

Litterman (1996) dan Tasche (1999) menunjukan bahwa Euler secara

sempurna cocok dalam mendiagnosa dan optimalisasi sensible portfolio

secara ekonomi.

Dalam hal capital allocation di perusahaan asuransi. Myers and Read

(2001) berpendapat bahwa pengunaan Euler dalam menentukan

expected default value (E[Max(X,0)]) di portofolio asuransi merupakan

cara yang paling tepat untuk membedakan berdasarkan kebutuhan

surplus yang ada.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

19

Kalkbrener (2005) menunjukan axiomatic approach terhadap capital

allocation dan risk contribution dimana dalam axioms membutuhkan

kontribusi risiko yang tidak melebihi risiko individual.Dalam hal ini

berhubungan dengan sub-additive dan positively homogeneous risk,

dimana Euler merupakan satu-satunya model yang cocok terhadap

"diversifikasi - axiom"

2.2.1 Marginal Risk Contributions (MRC)

Marginal Risk Contributions (MRC) merupakan total perhitungan risiko yang

terdapat dalam satu aset jika aset tersebut digabungkan dengan aset lain dalam

portofolio. Di dalam perhitungan ini, sudah memasukkan unsur risiko aset itu sendiri,

risiko aset yang akan digabungkan, beserta hubungan antara aset satu dengan yang

lainnya. Berikut rumus MRC:

dimana:

MRCi = Marginal Risk Contributions aset i

= standar deviasi aset i

= standar deviasi aset j

= koefisien korelasi antar aset i dan j

= standar deviasi portofolio

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

20

2.2.2 Total Risk Contributions (TRC)

Total Risk Contributions (TRC) merupakan kontribusi risiko total dari satu

aset dilihat dari porsi aset tersebut di dalam portofolio. Untuk membentuk portofolio

yang optimal, TRC harus bernilai minimum. Berikut rumus TRC:

dimana:

TRCi = Total Risk Contribution aset i

= standar deviasi aset i

= Marginal Risk Contribution aset i

2.3 Kinerja Portofolio

Salah satu metode yang sering dilakukan dalam mengukur kinerja portofolio

adalah membandingkan return dari sebuah investasi dengan risiko yang dikandung

didalamnya. Secara umum investor akan memilih portofolio yang memberikan return

yang lebih tinggi jika tingkat risiko yang ditawarkan sama dan sebaliknya akan

memilih portofolio yang memberikan tingkat risiko yang lebih rendah jika return

yang ditawarkan sama.

Perbedaan risiko dapat memberikan implikasi terhadap performance sebuah

portofolio sehingga pengukuran terhadap portofolio akan meliputi beberapa metode

pengukuran. Sharpe measure merupakan salah satu dari beberapa perhitungan risiko

yang terbaik untuk jenis portofolio yang terdiri dari beberapa aset (Bodie et al, 2007).

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

21

2.3.1 Sharpe Ratio

Ada banyak cara untuk mengukur kinerja dari sebuah portofolio, seperti yang

dikemukakan oleh Treynor, Sharpe, Jensen. Tetapi diantara 3 model yang ada,

Sharpe memiliki model yang sederhana, tetapi perhitungan risiko yang digunakan

sudah mengandung 2 jenis risiko (unsystematic and systematic risk). Maka dalam

penelitian ini digunakan Sharpe’s measure, dimana persamaan ini menunjukkan

hubungan antara risk dan return dengan efisiensi yang maksimal atau tidak (Sharpe,

1966).

Semakin tinggi nilai Sharpe’s measure menunjukkan portofolio menghasilkan

return yang cukup maksimal dengan risiko yang minimal.

dimana (Tandelilin, 2010):

Sp = Sharpe’s measure

Rp = besar return yang dihasilkan sebuah portofolio

Rf = besar return yang dihasilkan risk free aset

σp = besar risk yang harus dihadapi

Sharpe ratio dihitung dengan membagi risiko premium portofolio dengan

standard deviasi dari portofolio, dimana Sp ≥ 1 dikatakan sebagai portofolio yang

baik, Sp ≥ 2 merupakan portofolio yang lebih baik, dan Sp ≥ 3 merupakan portofolio

yang terbaik.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

22

2.3.2 Maximum Drawdown (MDD)

Maximum drawdown merupakan metode pengukuran portofolio berdasarkan

historical data untuk menentukan seberapa besar rasio yang dicapai dari tingkat

tertinggi hingga tingkat terendah dari suatu investasi dalam periode tertentu. Dengan

model peak to trough decline, MDD dapat memberikan gambaran persentasi kerugian

yang dapat terjadi dalam suatu periode waktu tertentu.

MDD merupakan metode yang sederhana bagi investor dalam menentukan

kinerja sebuah portofolio namun memiliki variasi yang berbeda. Hal ini dikarenakan

semakin besar durasi pengamatan cenderung memberikan persentasi terbaik dan

terburuk yang lebih besar dibandingkan periode yang lebih pendek.

dimana:

peak = nilai tertinggi dari rentang periode t.

trough = nilai terendah dari rentang periode t sebelum peak baru muncul.

Gambar 2.1

Maximum Drawdown

Sumber: Roux, Alex. 2012. “Profit Factor and Drawdown”. http://uxxar.fr

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

23

Penilaian drawdown dihitung dari waktu dimana nilai tertinggi dicapai dan

dihitung sampai penurunan hingga nilai terendah sampai muncul peak yang baru.

2.3.3 Value at Risk (VaR)

Value at Risk (VaR) merupakan metode pengukuran risiko dengan

mengunakan data historical untuk mengetahui kemungkinan terburuk dari sebuah

investasi pada tingkat kepercayaan tertentu dalam periode tertentu dinyatakan secara

sederhana sebagai negative dari qp, dimana qp dinyatakan sebagai quantile dari P/L

distribusi (Profit and Loss). Parameter terutama dari VaR adalah: (1) tingkat

kepercayaan (α) dimana adanyakemungkinan hasil terburuk tidak lebih parah dari

nilai VaR dengan nilai antara 0 - 1 dan (2) periode memegang suatu risiko kita

menilai risiko dari sebuah portofolio.

Secara umum ada 3 metode untuk menghitung VaR yaitu: historical method,

variance-covariance method, Monte-Carlo simulation. Historical VaR diukur

berdasarkan data historis dengan mengurutkan actual return dari yang paling rendah

hingga paling tinggi dengan asumsi bahwa historical trend dapat berulang

memandang dari sisi risiko dan memandang data terendah sebagai kondisi terburuk

dalam suatu periode. Variance-covariance VaR mengambil asumsi bahwa return dari

saham terdistribusi secara normal (normal distribution), sehingga dengan

mengestimasi dua faktor yaitu: (1) expected average return dan (2) standar deviasi

dapat digunakan untuk membuat kurva distribusi normal. Dengan menggunakan

perhitungan sederhana yaitu # obs (jumlah data observasi) dikalikan dengan α (nilai

tingkat kepercayaan), maka dapat diketahui data observasi keberapa memiliki nilai

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

24

tingkat VaR sesuai dengan derajat kepercayaannya. Sementara Monte-Carlo

simulation VaR meliputi pembentukan model dari expected return dan melakukan

beberapa trial terhadap model tersebut, dimana pengunaannya untuk menemukan

kemungkinan terburuk dari skenario yang ada di masa yang akan datang. Rumus

dasar dari VaR adalah:

dimana:

α = derajat tingkat kepercayaan

= standar deviasi

= return

= persentase tingkat kepercayaan

= distribusi normal kumulatif

2.3.4 Conditional VAR (CVAR)

Conditional VAR (CVAR) merupakanmetodepengukuranrisiko yang

koherenkarenamemenuhikriteriaberikut:

1. Subadditivity: ρ(X + Y) ≤ ρ(x) + ρ(Y)

2. Monotonicity: if X ≥a.e

Y makaρ(X) ≤ ρ(y)

3. Positive homogeneity: untuksemua λ ≥ 0, λ € R maka p(λX) = λp(X)

4. Translation invariance: untuksemua λ € R maka p(X + α) = p(X) – α

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

25

Cara perhitungan CVAR adalah mengurutkan return dari daily stock price,

mengambilnilai return yang paling terkecil sampai menyentuh level tingkat

kepercayaan. Misal: ada observasi data 100 buah dengan nilai return tertentu, return

diurutkan dari bernilai besar ke kecil, lalu rata – ratakan data ke- n sampai data

selesai. N bias didapat dari jumlah observasi dikali dengan level tingkat kepercayaan

terhadap data.

CVAR sangat berguna untuk mengantisipasi return terendah yang akan terjadi

dan berguna bagi investor untuk membuat strategi baru. Formula CVAR adalah:

2.3.5 Tracking Error (TE)

Salah satu pengujian performa portofolio terhadap benchmark adalah

Tracking Error (TE). TE didefinisikan sebagai perbedaan return dari portofolio

dengan return dari benchmark, dan merupakan metode pengukuran yang sederhana

dan mudah dihitung terutama terhadap indeks portofolio. TE yang bernilai positif

menunjukan bahwa portofolio yang ada menghasilkan return melebihi benchmark.

Baierl dan Cheng (2000) menunjukan bagaimana TE expected relative return

mendominasi Markowitz efficient frontier portfolio. Berikut rumus dari TE:

dimana:

TE = Tracking Error

= Return portofolio

= Return benchmark

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

26

2.4 Risiko

Risiko menjadi pertimbangan utama dalam melakukan sebuah investasi.

Menurut Markowitz (1952) dalam penjelasan tentang Capital Allocation Line (CAL)

dan Efficient Frontier, menjelaskan hubungan yang kuat dari return dan risk secara

efisien akan membentuk prinsip High risk equal to High Return. Pada awal 1921,

Frank Knights memberikan perbedaan mendasar antara risiko (sebagai sebuah aksi

yang dapat mengarah kebeberapa kemungkinan hasil) dan uncertainty (yang

merupakan hasil-hasil yang tidak dapat diprediksi).

Dalam jurnal berjudul Behaviour of Finance, dijelaskan bahwa preference

individu terhadap risiko yang sama cenderung berbeda, dan hal ini menyebabkan

perbedaan pengambilan tindakan investasi dalam sebuah kelompok masyarakat.

2.4.1 Diversifikasi Risiko

Dalam memutuskan untuk investasi, faktor yang paling utama diperhatikan

adalah risiko yang terkandung di dalam investasi yang dilakukan. Secara rasional,

investor akan memaksimalkan profit dengan meminimalkan risiko atau dengan kata

lain diversifikasi risiko.

Diversifikasi dilakukan dengan menanamkan modal yang dimiliki pada

bermacam - macam jenis aset investasi atau pada aset yang berjenissama namun

berbeda entitas. Diversifikasi yang dilakukan di pasar modal adalah diversifikasi

portofolio dengan melakukan investasi di berbagai sektor saham dengan tujuan

memaksimalkan keuntungan yang didapat saat bullish dengan meminimalkan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

27

kerugian yang terjadi jika ekonomi sedang bearish. Contoh: melakukan investasi di

saham - saham yang cenderung stabil dan bertahan disaat ekonomi sedang mengalami

perlambatan.

Diversifikasi protfolio akan memiliki unsystematic risk yang lebih kecil

daripada melakukan investasi di satu jenis aset, dimana dinyatakan dalam Law of

Large Number, bahwa semakin besar jumlah aset yang didiversifikasi risiko

individual, maka semakin kecil risiko yang dimilikinya. Hal ini dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

dimana:

= standar deviasi portofolio

= standar deviasi aset

n = jumlah aset yang dipakai dalam portofolio

Diversifikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain (Jones,

2002):

1. Simple diversification yaitu dengan melakukan pemilihan aset secara

random tanpa mempertimbangkan kriteria tertentu

2. Diversifying across industries dengan memilih emiten dari sektor

industri yang berbeda untuk mendapatkan diversifikasi yang lebih

optimal daripada random diversifikasi.

3. Superflous diversification dilakukan dengan diversifikasi terhadap

beberapa aset pemilihan saja dengan kriteria yang telah ditentukan

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

28

sebelumnya. Hal ini dilakukan karena diversifikasi dengan lebih dari 15

aset justru akan meningkatkan biaya untuk analisa, waktu dan tenaga

dan transaction cost yang pada akhirnya justru menurunkan return.

4. Markowitz diversification dilakukan dengan pendekatan statistik dan

matematik, dimana unsur hubungan antara aset-aset untuk memberikan

hasil yang efisien terhadap return dan risk.

5. Single index model diversification melakukan diversifikasi dengan

melihat korelasi kecenderungan aset yang ada bergerak merespon

terhadap pasar yang diwakili dengan simbol β.

2.5 Hipotesis Dasar

Portofolio yang dibentuk dengan pendekatan risk decomposition model,

mengikuti model matematika dari Euler Theorem, memberikan pendekatan lebih baik

dengan permodelan mengunakan Markowitz minimum variance. Pengambilan acuan

berdasar indeks IDX30, sebagai indeks baru di BEI yang diharapkan memberikan

nilai lebih optimum daripada LQ45, digunakan untuk memperlihatkan risk by factor

dan holding dari portofolio yang dibentuk dengan metode Euler. Mengacu pada nilai

Beta (yang mewakili risiko) dan Tracking Error (yang mewakili return) digunakan

untuk melihat apakah kelompok saham yang berkorelasi kecil mampu meng-

outperform benchmark IDX30. Penelitian mengambil acuan pembentukan portofolio

dengan memandang sisi risiko dan tren dari IDX30, dengan tujuan memberikan

portofolio - portofolio yang lebih optimal, yang sesuai dengan keadaan tren pasar.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

29

Pengujian lanjutan untuk memastikan sisi risiko portofolio dilakukan dengan

melihat Sharpe's Ratio, Maximum Drawdown (MDD) dan Value at Risk (VaR)

dilakukan untuk memastikan bahwa portofolio yang terbentuk memberikan nilai

risiko lebih rendah dibandingkan IDX30 dengan return yang paling optimal. Maka

dari itu hipotesi dasar penelitian ini adalah:

Pembentukan portofolio mengunakan metode Euler Risk Decomposition akan

memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan IDX30, terutama

memandang sisi risiko yang terkandungnya.

2.6 Pasar Modal

Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki modal dengan

pihak yang membutuhkan modal, dimana kedua belah pihak akan melakukan

pertukaran modal mengunakan instrumen sekuritas (Tandelilin, 2010). Sehingga,

pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan sekuritas

yang sering disebut sebagai Bursa Efek.

Pasar modal memiliki peranan penting sebagai lembaga perantara, dimana

fungsi yang memastikan bahwa aliran dana yang keluar dan dikembalikan ditujukan

pada pihak yang tepat, sehingga mendorong alokasi dana yang efisien karena

kelebihan dana yang ada dapat dimanfaatkan langsung oleh pihak yang membutuhkan

dana, dengan imbalan pengembalian return yang sesuai.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

30

Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan lembaga pasar modal di Indonesia. Pasar

modal merupakan media untuk memperjual-belikan sekuritas, dengan kepentingan

butuh dana dan kelebihan dana (Tandelilin, 2010).

Mekanisme yang ada dilakukan perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar

modal adalah Initial Public Offering (IPO). Hal ini dilakukan oleh perusahaan yang

membutuhkan dana dari masyarakat, biasanya untuk tujuan ekspansi. Salah satu cara

untuk mendapatkan dana yaitu dengan mekanisme IPO.

Awalnya perusahaan menjual sekuritas pada pasar perdana barulah setelah itu

menjual sekuritas di pasar sekunder/pasar regular. Jadi, ketika di pasar perdana

ditawarkan sekuritas kepada investor baru, sedangkan di pasar regular, perusahaan

tidak menambah jumlah lembar dari sekuritas, tetapi investor yang telah membeli

sekuritas pada pasar perdana akan menjual sekuritas itu di pasar sekunder pada

investor lainnya.

Instrumen yang ada di pasar modal saat ini adalah saham, reksa dana, obligasi,

dan produk turunan (derivative). Sekuritas yang ada di pasar modal memiliki jatuh

tempo lebih dari 1 tahun, berbeda dengan jatuh tempo pada pasar uang yang kurang

dari 1 tahun.

2.7 Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan masyarakat atas bagian dari perusahaan,

dimana perusahaan penerbit saham ini membutuhkan dana guna membantu

operasional perusahaan dan menjanjikan si pemberi dana (investor) hak untuk

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

31

memiliki bagian dari perusahaan. Perbedaaan saham dengan sekuritas pendapatan

tetap adalah tidak adanya kontrak maturitas/jangka waktu dengan return yang

variatif, besar return bisa diatas/dibawah sekuritas pendapatan tetap.

Dengan adanya saham, investor berhak meminta laporan keuangan dari suatu

perusahaan dan ikut memutuskan hal apapun yang terjadi dalam perusahaan yang

biasanya didiskusikan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

2.7.1 Return and Risk

Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan investasi dengan intrumen

saham (http://www.idx.co.id):

1. Dividend : pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan

berasal dari sebagian net income perusahaan. Dividen yang diberikan

merupakan persetujuan mayoritas pemegang saham dalam RUPS.

Dividen biasanya dibagikan setahun sekali, para pemegang saham yang

ingin mendapat dividen harus memegang saham sampai tanggal cum

date.

2. Capital Gain: selisih antara harga beli dan jual yang terjadi karena

aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Capital Gain didapat dengan

menjual saham saat harga jual lebih tinggi dari harga beli.

Kerugian ataupun risiko yang dihadapi oleh pemegang saham

(http://www.idx.co.id):

1. Capital Loss: kebalikan dari capital gain, dimana harga jual saham lebih

rendah daripada harga beli, sebagai bentuk dari cut-loss action.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

32

2. Risiko likuidasi: risiko dimana perusahaan penerbit saham dinyatakan

bangkrut oleh pengadilan. Para pemegang saham akan mendapat

prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan telah dilunasi.

Kalau tidak ada yang tersisa setelah pelunasan kewajiban, maka

pemegang saham tidak mendapat apapun. Untuk menghindari risiko ini,

investor akan memperhatikan fundamental/kesehatan perusahaan

penerbit saham.

Berinvestasi pada instrumen saham terdapat risiko seperti risiko investasi

pada umumnya. Fluktuasi harga di pasar terjadi karena faktor makro dan mikro

ekonomi.

2.7.2 Indeks IHSG

IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan dari semua emiten yang listing di

BEI. IHSG memiliki meliputi emiten perusahaan yang aktif diperdagangkan hingga

emiten perusahaan yang tidak aktif diperdagangkan dalam perhitungan indeksnya.

Daftar saham yang ada di bursa efek sebanyak 451 saham sampai akhir tahun

2012. Dengan semakin banyaknya saham yang listing, maka investor sulit melihat

pergerakan detail dari masing – masing saham. Solusinya adalah membuat satu

indikator untuk memperjelas pergerakan harga saham dengan indeks saham.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Portofoliolibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II-2014-0012.pdf · (marginal risk) ρ yang berada dalam rumus Euler merupakan total kontribusi

33

2.7.3 Indeks IDX30

IDX30 merupakan indeks yang terdiri dari 30 emiten yang anggotanya

konstituen dari LQ45. LQ45 merupakan indekss aham yang terdiri dari saham –

saham yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi. Perhitungan indeks menggunakan

metode rata-rata tertimbang kapitalisasi pasar (Market Capitalization Weight

Average) yang dikaji ulang setiap awal bulan Februari dan Agustus. Kriteria

pemilihan IDX30 adalah analisa kuantitatif yaitu aktivitas transaksi seperti nilai

transaksi, frekuensi transaksi, hari transaksi, dan kapitalisasi pasar. Selain itu, IDX30

juga memperhatikan factor fundamental/kualitatif dari setiap emiten yang menjadi

anggotanya.

IDX30 diharapkan bisa menjadi indeks acuan bagi para investor untuk

membuat portofolio secara individual. Secara optimalisasi indeks dilihat dari risk-

return trade off, IDX30 merupakan indeks yang optimum saat ini dibandingkan

indeks lainnya. Hal ini dikarenakan banyaknya saham blue chip yang tergabung

didalamnya.