Pemeriksaan Laboratorium Pada Kelainan Sistem Endokrin

55

description

sistem kedokteran endokrin

Transcript of Pemeriksaan Laboratorium Pada Kelainan Sistem Endokrin

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM ENDOKRIN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM ENDOKRINdr. Tri Ariguntar W, SpPK

Organ Endokrin

Kelenjar dan hormonKel EndokrinHormon yang dihasilkanPituitary Lob anteriorLob intermediateLob posterior

Tiroid

Paratiroid LH,FSH, Prl, GH,ACTH,TSHMSH, -endorphinVasopressin (ADH), oksitosin

Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) kalsitonin

Hormon paratiroid (PTH)

AdrenalKorteksMedullaGonadTestis

OvariumPlasentaPankreas Kortisol,aldosteron,androstenedionNorepinefrin, epinefrin

Testoteron,estradiol,inhibin estradiol, progesteronTest,estradiol,inhibin, prog,relaxinHCG,HPL,prog, estrogenInsulin, glukagon, somatostatin, pancreatic polypeptide

Sifat-sifat umum hormonSuatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrinDisekresikan langsung ke dalam aliran darahFungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kel endokrinmemiliki organ/jar target tertentuBerbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid

Faktor yang mengatur kerja hormonKecepatan sintesa dan kecepatan sekresiSistem transport yang spesifik dalam plasmaKonversi kedalam bentuk yang lebih aktifReseptor hormon spesifik pada sitosol atau membran sel target yang berbedaPemecahan akhir dari hormon

METODE PEMERIKSAAN KADAR HORMON Pemeriksaan secara biologis (Bio-assay)Pemeriksaan secara kimiawi (chemical assay)Pemeriksaan secara imunologis (immuno-assay) : RIA, ELISA, Fluoroimuno assay, Luminescen imuno assay)

Diabetes MellitusDM : penyakit metabolik kronik yang ditandai adanya peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia)Etiologi: - Resistensi insulin - Sekresi insulin yang berkurang/rendah - Keduanya

Pemeriksaan LabPemeriksaan Glukosa : - Tes saring - Tes diagnostik - Tes monitoring - Tes mendeteksi komplikasi

Tes SaringTes-tes saring pada DM adalah :Gula darah puasa (GDP)Gula darah sewaktu (GDS)Tes urin : - Tes konvensional - Tes carik celupTujuan : Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin shg dapat dicegah terjadinya komplikasi kronik

Indikasi (Faktor resiko)Usia > 45 tahunBB > 110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2Hipertensi 140/90 mmHgRiwayat DM dalam garis keturunanRiwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BBL > 4000 gramKolesterol HDL 35 mg/dl dan atau TG 250 mg/dl

Tes DiagnostikGDPGDSGlukosa jam ke-2 TTGOTujuan :Untuk memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring

Indikasi : poliuria, polidipsi, polifagia, lemah, penurunan BB yang tidak jelas penyebabnyaTes saring dengan hasil :a. GDS plasma vena = 110 199 mg/dl darah kapiler = 90 199 mg/dl; ataub. GDP plasma vena = 110 125 mg/dl darah kapiler = 90 109 mg/dl; atau c. Tes urin glukosa/reduksi positif

Indikasi TTGO :a. Keluhan klinis tidak ada dan pada tes diagnostik pertama :GDS plasma vena =110199 mg/dlGDP plasma vena =110125 mg/dlb. Tes diagnostik pertama :GDS plasma vena 200 mg/dlGDP plasma vena 126 mg/dlSetelah diulang :GDS plasma vena 200

Interpretasi hasil TTGOKriteriaGDP2 Jam TTGOGDPT 110 serta < 126< 140TGT< 126 140 serta < 200DM 126 200

Tes Glukosa UrinePRAANALITIKPersiapan pasien sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa dan tes glukosa darah post prandial

Tes HbA1cHb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c merupakan pedoman untuk memonitor terapi DM karena dapat diperoleh informasi rata-rata kadar glukosa darah selama 40 60 hari terakhir

Frekuensi tes A1c disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual diantaranya :Terapi berdsrkan tipe DM Frekuensi yang direkomendasikanDM tipe 1 dg terapi min./sedang3 4 kali/tahunDM tipe 1 dg terapi intensifSetiap 1 2 bulanDM tipe 22 kali/tahun utk pasien stabilDM pregestasiSetiap 1 -2 bulanDM gestasiSetiap 1 -2 bulan

PASCA ANALITIKINTERPRETASI :Kriteria PengendalianKriteria A1c (%)Baik< 6,5Sedang6,5 - 8Buruk> 8

Persiapan pemeriksaan HbA1cTidak perlu puasaHati-hati: glukosa > 1000mg/dL, bilirubin> 25 mg/dL< lipid > 2000 mg/dLObat : antibiotik, antiepilepsi, antidepresi, anti kanker, diuretik antihipertensi

Hal yang harus diperhatikanPenurunan kualitas hidup eritrosit penurunan persentase kadar HbA1c Mis : anemia hemolitik, kehamilan, perdarahan akut, perdarahan kronikAdanya varian Hb HbS, HbC meningkatkan hasil HbA1c

Tes MikroalbuminuriaPersiapan pasien : Tdk ada (tidak ada variasi diurnal pada mikroalbuminuria DM)Persiapan sampel :Sebaiknya urin segar. Tes dilakukan < 2 jam setelah urin dikemihkanWadah penampung urin dari plastik, tanpa bahan pengawetNilai rujukan :< 20 mg/L ( 300 200 300

HORMON TIROIDFx : mengkatalisasi reaksi oksidasi dan metabolisme KH,protein dan lemakDihasilkan oleh kelenjar tiroid Sintesa tergantung intake iodium dan receptor tyrosin pada tiroglobulin Plasma dalam bentuk T3 dan T4Terikat dalam Thyroxin binding globulin, thyroxin binding prealbumin, albuminHormon aktif : Free T4 dan Free T3

HORMON TIROIDSekresi T4 dan T3 oleh kelenjar tiroidKontrol feedback dilakukan oleh Hormon thyroid (T3 & T4) terhadap kel thyroid, pituitary anterior, & hipothalamusTSH terhadap hipotalamus

Poros hipotalamus-hipofisis-tiroid

Rhoades, In Medical physiology, Thyroid gland. 2nd ed

37- Umpan balik negatif ditunjukkan oleh hormon tiroid thd hipofisis dan hipotalamus, sedangkan umpan balik positif mengeluarkan SRIF (somatostatin/ somatotropin releasing inhibiting factor) thd pengeluaran TRH

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan lini pertama yang dapat dipilih adalah TSH TSH merupakan indikator yang sensitif adanya kelainan tiroid. Pemeriksaan TSH saja tidak bisa digunakan jika kelainannya pada tingkat kelenjar pituitari. Pilihan selanjutnya adalah pemeriksaan fT4, baru kemudian apabila diperlukan ditambahkan pemeriksaan T3 total.Biasanya ketiga pemeriksaan ini diminta sekaligus, tapi karena harganya yang cukup mahal, minimal dua yang perlu diperiksa yaitu TSH dan fT4

Test laboratoriumPemeriksaan faal kelenjar tiroidKadar hormonT4 = kadar hormon tiroksin total serumT3 = kadar hormon triiodothyronine total serumrT3 = kadar reverse triiodothyronine serumTSH = kadar Thyroid Stimulating hormon serum Protein pengangkutTBG = thyroxine binding globulinTBPA = thyroxine binding prealbuminT3U = T3 resin uptakeTBI = thyroxine binding Index

Test laboratoriumHormon bebasFT4= free T4FT3= free T3FT4I/FTI = free thyroxine index (T4 x T3U)FT3I= free triiodothyronine index (T3 x T3U)

Hasil test faal tiroid pada beberapa keadaan

Gangguan Faal kel TiroidHipotiroidismeHipotiroidisme primer Hipotiroidisme sekunder

Hipertiroidisme

Pengaruh penyakit bukan tiroid terhadap hasil test

Hipotiroidisme Hipotiroidisme primerKel tiroid tidak mampu hasilkan hormonBawaan atau didapatBawaan : kel tiroid or mampu sintesaDidapat spti tiroiditis kronik, th/ dg iodium radioaktif atau bedahPenurunan T3 & T4, peningkatan TSHGangguan pertumbuhan dan keterbelakangan

HipotiroidismeHipotiroidisme sekunderGangguan pada hipofisis atau hipotalamusKadar T4 dan T3 yang rendah dan TSH dlm bts N atau sedikit meningkatUntuk mengetahui dilakukan test TRH menguji apakah hipofisis mampu menghasilkan TSH

Klasifikasi HipotiroidismeHipotiroidismeHipotiroidisme Primer Hipotiroidisme Sentral

Hipotiroidisme karena sebab lain

Hipotiroidisme sekunderEfek farmakologisDefisiensi yodiumResistensi periferLain-lain TSH Lesi kel. pituitariLesi hipotalamik

Hipotiroidisme Tertier

TRH

Lesi kel.tiroid

45

Hipertiroidisme Sering dijumpai diklinikDisebabkan beragam penyakit : diffuse toxic goiter, toxic multinodular goiter, solitary toxic nodule dan tiroiditisKadar T4 dan FT4 meningkatDapat juga dijumpai T4 dan FT4 yang normal, tetapi T3 meningkat (Toksikosis T3) pasca th/ yodium radioaktif atau bedah

Pemeriksaan untuk Diagnosis

Serum FT4 dan TSHFT4 dan TSH FT4 normal dan TSH normal

FT4 dan TSH normal/

EutiroidHipotiroidisme PrimerHipotiroidisme sekunderTes TRHRespon NormalRespon berlebihanTidak ada responHipotiroidisme PrimerLesi pada kelenjar pituitariLesi hipotalamik

Greenspan FS. The thyroid gland. In: Greenspan FS, Strewler GJ, editors. Basic and clinical endocrinology. 5th ed. London: Appleton & Lange - Prentice Hall Int.Ltd; 1997. p. 192-262.

47TSH I kali diperiksa karena relatif dinamis thd perubahan yg terjadi

Hormon ParatiroidFx mempertahankan konsentrasi ion Ca dalam plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan fosfatPeningkatan PTH menyebabkanMe Ca serum dan me fosfat serum.Me ekskresi dari P tetapi me ekskresi CaMerangsang pelepasan Ca dari tulangMe alkali fosfatase serum bila tjd prbh tlgMengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol menjadi 1,25 dihydroxycholecalciferol)

Hormon ParatiroidORGANPTHKALSITONINVIT DTULANG

GINJAL

USUSMobilisasi Ca dan PReabsorbsi Ca dan P

Penyerapan Ca dan PMobilisasi Ca dan PReabsorbsi Ca dan P

-Transport Ca2+

Reabsorbsi Ca

Penyerapan Ca dan P

Kelainan paratiroidHiperparatiroidisme- primer- sekunder- tersierHipoparatiroidismePseudohipoparatiroidisme

HiperparatiroidismePrimerSebab: adenoma/hiperplasia/karsinoma/ herediterMerangsang osteoklas osteolisis dan dekalsifikasi tulang (fra patologis)Membentuk batu diginjalLab: kadar Ca darah me , kadar Ca urin me , kadar P darah me , kadar P urin me

HiperparatiroidismeSekunderSebab paling sering GGKKadar Ca 2+ me pesekresi PTHDekalsifikasi tulangTersierHiperparatiroidisme sek lama Fx paratiroid jadi otonom (hiperkalsemia)Sekresi PTH ektopikPengeluaran zat mirip PTH

Hipoparatiroidisme Sebab: operasi tiroid (paratiroid ikut terangkat), kongenitalGejala: neuromuskuler (tetani, spasme klonik, dan tonik, kejang), retardasi mental, malabsorbsi, gangguan sistem kardiovaskuler)

Lab: PTH plasma rendah, Ca darah rendah, P darah tinggi, aktivitas alkali fosfatase alkali normal atau rendah

PseudohipoparatiroidismeHambatan respons organ target terhadap PTHHerediterDisertai abnormalitas fisik dan mentalLab : PTH normal atau tinggi