Post on 22-Dec-2015
I. KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF
A. Keterangan umum
Nama bahan obat : chorpheniramini maleas
Sinonim : klorfeniramina maleat; 2-(p-klora, α- (2-dimetilamino
etil)-benzil)-piridina melat; CTM.
Rumus kimia : C16H19ClN2. C4H4O4
Struktur kimia :
Kemurnian : klorfeniramina maleat mengandung tidak kurang dari
98 % dan tidak lebih dari 101.0 % C16H19ClN2. C4H4O4dihiung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
B. Tinjauan farmokologis
Chlorpheniramina maleas bekerja pada reseptor histamine H1sebagai
antagonis.CTM berikatan dengan reseptor tersebut tanpa mengaktifasi reseptor
tersebut.CTM lebih efektif dalam mencegah respon histamine daripada
melawannya.Pada pemakain topikaldapat memberikan efek samping berupa reaksi
pada kulit seperti pruritis dan eritema local serta efek sistemik juga dapat timbul
pada penggunaan diarea yang luas.
C. Organoleptis bahan obat
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Rasa : pahit
Bentuk : serbuk hablur
D. Karakteristik fisika-kimia
Titik lebur : 132º-135º
Higroskopisitas : tidak higroskopis
1
Kelarutan : larut dalam 4 bagian air,dalam 10 bagian etanol (95%)
dan dalam 10 bagian kloroform, sukar larut dalam air.
pH larutan : larutan 1.0% b/v memilki pH 4.0 -5.0
pKa :-
E. Stabilitas
Bentuk padat
Terhadap suhu : stabil
Terhadap cahaya : tidak stabil
Terhadap kelembapan : stabil
Bentuk larutan
Larutan dalam air : stabil
II. RANCANGAN FORMULA
A. Spesifikasi sediaan yang diinginkan
Bentuk seidaan : gel
Kadar bahan aktif : 1 %
pH sediaan : 4-6.5
warna : tidak berwarna
bau : menthol
viskositas :-
B. Bentukbahan aktif terpilih
C. Bahan aktif terpilih
D. Bentuk sediaan terpilih
Bentuk sediaan : gel
Alasan : dengan bentuk sediaan gel, akan meningkatkan
aseptabilitas pengguna, karena mudah digunakan, tidak meninmbulkan
bekas,memberikan rasa dingin, serta mudah dicuci dengan air.
E. Dosis dan jumlah perkemasan
Dosis : 1% dalam 20 gram
2
III. TINJAUAN BENTUK SEDIAAN
Definisi gel menurut farmakope Indonesia edisi IV adalah sutau system semi padat,
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang
besar terpenetrasi oleh suatu cairan.
Jika mssa gek terdiri dari jaringan partikel yang kecil dan terpisah, maka gel ini
digolongkan menjagi system dua fase.Dalam system dua fase, jika ukuran partikel yang
terdispersi lumayang besar, maka gel terkadang disebut magma (sebagai contoh bentonit
magma).Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik membentuk semi padat.Jika
dibiarkan dan mencair pada pengocokkan, seidaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan
untuk mencapai homogenitas.
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam
suatu cairan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya makromolekulyang terdispersi
dalam cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari molekul sintetik (carbomer) dari gom arab.
Penyimpanan: dalam wadah tetutup baik dalam botol mulut lebar, terlindung dari
cahaya dan ditempat yang sejuk.
Persyaratan bnetuk sediaan:
Menurut farmakope Indonesia edisi IV
Gel kadang-kadang disebut jel, meurpakan system semi padat terdiri dari
suspensiyang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang
besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Munurut ansel, “pengantar bentuk sediaan edisi IV”
Gel didefinisikan sebagai suatu system setengah padat yang terdiri dari disperse yang
tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau organic yang besar dan saling siresapi
cairan.
Menurut USP
Gel are defined as semisolid system consisting of dispersions made up of other small
inorganic particle or large organic molecular and penetrated by liquid.
Gel are semisolid system in which the movement of dispersing medium restricted by
an inter three dimension network of particles or solvated macromolecular of dispersed phase.
3
IV. DAFTAR BAHAN TAMBAHAN
A. Chelating agent
BAHAN KADAR FUNGSI KARAKTERISTIK
FISIKA
KARAKTERISTIK
KIMIA
EDTA
(HPE)
0,1 – 0,15% atau
dalam konsentrasi
0,01 – 0,1% jika
dikombinasikan
dengan
antimikroba lain.
Chellating
Agent
Pemerian : Bubuk kristal
putih.
pH : 2,2 untuk 0,2%
W/V larutan.
Kelarutannya adalah 1
bagian larutan dalam 500
bagian air. BM : 374,28.
Kelarutan : larut dalam
larutan Alkali
Hidroksida. Larut dalam
1 : 5000 bagian air.
Titik Lebur : 2200C.
pKa1 : 2,00
pKa2 : 2,67
pKa3 : 0,16
pKa4 : 10,26
dapat mengiritasi kulit,
mata dan membran
mukosa, maka kontak
dengan mata dan inhalasi
harus segera dipakai.
ADI = 2,5 mg/BB (untuk
bahan makanan)
Malic
Acid
(Acidum
Malicum)
- Sbg
chelating
agent,
antioxidan,
buffering
agent,
flavoring
agent.
Pemerian : putih atau
hampir putih, bubuk
kristal, higroskopis.
Kelarutan : freely
solublemdi etanol (95%)
dan air, praktis tidak
larut dalam benzena.
Titik lebur : 131-132⁰
pKa 1 : 3,40
pKa 2 : 5,05
dalam konsentrasi larutan
dapat menyebabkan
iritasi (kulit, mata dan
membran mukosa)
Disodium
Edeta
Biasanya
konsentrasi antara
0,005-0,1 % w/v
Konsentrasi 0,1%
w/v untuk volume
kecil
Hematological
Konsentrasi 0,3%
w/v untuk
transfusi
Sbg
chelating
agent
Pemerian : kristal putih
Kelarutan : praktis tidak
larut dalam kloroform
dan eter, sedikit larut
dalam etanol (95%),
larut dalam 1 sebagian
bahan dalam 71 bagian
air (1:11)
Titiklebur :
dicomposition di 252 C⁰
untuk dihidrat
Ph : 4,3-4,7
ADI : 2,5 mg/kg BB
Sedikit mengiritasi
membran mukosa
4
B. Gelling agent
Nama
bahan
Consentrasi Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Carbomer Konsentrasi
0,1% w/v
dengan bahan
pengawet
0,5-2,0%
Sbg gelling
agent
Pemerian : putih, halus,
bubuk higroskopis
Kelarutan : larut dalam air
TL : 260 C⁰
Ph : 2,7 – 3,5 untuk
0,5% w/v
Ph : 2,5 – 3,0 untuk 1
w/v
Pectin Sbg gelling
agent,
emulsifying
agent,
thickening
agent
Pemerian : kekuning-
kuningan sampa putih,
bubuk tidak berbau,
Kelarutan : larut dalam air,
tidak larut dalam ethanol
(95%) dan pelarut organik
Ph : 6,0 – 7,2
propilen
glikol
alginate
0,3 % w/v Sbg gelling
agent,
antifoaming
agent,
amulsifyng
agent,
suspending
agent,
stabilizing
agent
Pemerian : putih sampai
kekuning-kuningan, tidak
berbau dan tidak berasa,
bubuk granul atau berserat,
Kelarutan : larut dalam
asam organic cair dan air,
larutan koloidal pada pH 3,
larut dalam alcohol atau air
mixture yang berisi 60%
w/w of ethanol (45%)
Stabil pada PH 3-6
Adi= 175 mg/kg BB
untuk 7 hari
glyceryl
palmitostear
at
Sbg gelling
agent
Pemerian : bubuk putih
Kelarutan : sangat mudah
larut dalan CHCl3 dan
kloromethana, praktis tidak
larut dalam ethanol (95%)
mineral oil dan air
TL : 52-55 C⁰
gliseryl
monooleat
Sbgg
gelling
agent,
emollient,
Pemerian : kuning sawo,
minyak cair
Kelarutan : larut dalam
kloroform, ethanol (95%),
TL : 35 C⁰
Tidak mengiritasi
dantidak toxik
digunakan dalam oral
5
emulsifying
agent
eter, mineral oil, minyak
sayur, dan praktis tidak larut
di air
dan topical
HLB :3,3 (n/e) dan 4,1
(s/o)
zink asetat Sbg gelling
agent,
emollient,
emulsifying
agent
Pemerian :Kristal putih
pelat berkilau
Kelarutan : dalam air 1 : 2,3
dan 1:1,6 dalam suhu
100 C. dalam etanol (95%)⁰
1:30 dan 1:1 dalam ethanol
mendidih
Ph : 6,0-8,0
TL: 237 C⁰
aluminium
stearat
Sbg gelling
agent,
emollient,
emulsifying
agent
Pemerian : putih, bubuk
besar
Kelarutan : praktis tidak
larut dalam air, larut dalam
etanol (95%), bennzena,
minyak tusam dan minyak
mineral
TL : 117-120 C⁰
Tidak menyebabkan
toksik dan iritasi
ketika menggunakan
bahan tambahan.
C. Mineral oil
Nama
bahan
Consen
trasi
Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Olive oil - Oleaginous
vehicle
Berasal dari buah olea europea. it
occur as a clear, color less or
greenish, yellow, oily liquid
Kelarutan : sedikit larut dietanol
( 95 %) dapat dicampur dengan
ether, chloroform, light, perroleum
(50-70 ) carbondisulfide.⁰
Flash ppoint ; 225⁰
Smoke point = 160-168 c⁰
Inkompaktibilitas :
Olive oil dapat disaponifikasi
dengan alkali hydroxide. terdiri dari
proporsi yang mengandung
Kelarutan: sedikit larut
di etanol (95%), dpt
brcmpur dgn eter
chloroform, light
petroleum (50-70 C)⁰
dan karbondioksida
6
unsaturated asam lemak, olive oil
cenderung teroksidasi dan
inkompaktibel dengan oxidating
agent
Canola
oil
Lubrikan,
oleaginous
vehicle
Jernih, minyak cair warna kuning
terang, bau lemah.
Bj: 0,913-0,917 g/cm3
Viskositas: 77,3-78,3 mPa s at
20 C. ⁰
Kelarutan : larut dalam
chloroform, dan eter.
tidak larut dalam etanol
95%, dapat dicampur
dgn fixed oil.
Castor
oil
5-
12,5%
Emmolient,
solvent,olea
ginous
vehicle
Jernih, hampir tidak berwarna, atau
kuning pucat, sedikit berbau berasa
lemah tetapi setelah itu berbau
tajam.
TD: 313 C⁰
Bj: 0.955-0.968 g/cm3 at 25 C⁰
TL : -12 C⁰
MC : ≤ 0,25%
Kelarutan : dapat
dicampur dengan
diethyl eter, etanol.
ssangat mudah larut
dalam etanol
(95%),petroleum ether,
praktis tdk larut dalam
air, mineral oil, kecuali
dicampurkan minyak
sayuran yang lain
Corn oil Oleaginous
vehicle,
solvent
Bening, kuning terang, minyak cair
dengan sedikit berbau, dan sedikit
berbau kacang, rasa manis seperti
manisnya jagung.
Bj : 0.915-0.918 g/cm3
Viskositas : 37-39 mPa
Kelarutan : dapat
dicampur dengan
benzene, chloroform,
dicholorometane,
praktis tidak larut di
etanol (95%).
Sunflow
er oil
Solvent,
emmolient,
emulsifiyin
g agent
Bening, kuning terang, cairan
berwarna lembut.
Bj : 0.913-0.919 g/cm3
Kelarutan: dapat
bercampur dengan
benzene, chloroform,
carbon tetrachloride,
praktis tidak larut di
etanol (95%) dan air.
7
D. Pengawet
Nama bahan Consentrasi Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Benzoat
(HPE, hal 61)
Kristal /
granul putih,
sangat
higroskopis,
amorf
Air = 1 : 1,8
Etanol 95%=1:
75
Etanol 90% = 1
: 50
Air 100 0C = 1
: 1,4
- Gelatin
- Garam ferri
- Garam Ca
ADI =5 mg/kg BB
C = 0,02 – 0,5 %
Pada pH 2-5
Metil paraben
(Nipagin)
(HPE, hal
441)
Kristal putih,
tidak
berwarna,
tidaka berbau,
rasa
membakar
Air = 1 : 4000
Air 50 0C = 1 :
5
Air 80 0C = 1 :
30
Propilenglikol
= 1 : 5
Gliserin = 1 :
60
Larut bebas
dalam etanol
dan eter
- Aktifitas
antimikroba
- Turun dengan
adanya surfaktan
- ADI= 10mg/kgBB
- pH 3-6 dalam larutan
dengan pembawa
aqua
- rentang pemakaian
o,015 – 0,2 %
Propil
paraben
(Nipasol)
(HPE, hal
596)
Kristal putih,
tidak berbau,
tidak berasa
Air = 1 : 2500
Propilenglikol=
1 : 39
Gliserin= 1 :
250
Etanol= 1 : 1
Sangat larut
dalam aseton
Larut bebas
dalam alcohol
eter
- Magnesium
- Alumunium silikat
- Magnesium
trisiklik besi oksida
- ADI= 10mg/kgBB
- C=0,01–0,02 %
- pH= 4-1
- rentang pemakaian
0,01 – 0,02 %
Propilenglikol Jernih, tidak Dapat larut Dengan agen ADI = 25mg/Kg BB
8
(HPE, hal
592-593)
berwarna,
kental tidak
berbau,
dengan rasa
sedikit khas
pedas mirip
gliserin
dalam acetone,
chloroform,
etanol (95%)
glycerin dan
air, dalam eter
1:6. Tidak larut
dalam mineral
oil, atau
campuran
minyak, tapi
akan terlarut
dengan
beberapa
esensial oil.
mengoksidasi
KMnO4
Sebagai preservative
bila konsentrasinya 15
– 30 %
E. Enhancer
Nama
bahan
Consentrasi Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Propilen
glikol
(HPE:62
4)
Humektan to
picals 5 %
preservative
solution,
semisolia 15 –
30 % solvent
atau kosolvent
topicals = 5 –
80 %
Antimikro
ba,
disinfekta
n,
humektan,
plasticizer,
solvent
water
miscible
solvent
Cairan jernih, kental, tidak
berwarna, tidak berbau,
agak manis, higroskopis.
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan
air, dengan etanol, (95%)
dan dengan kloroform P,
larut dalam 6 bagian, eter,
dan ddengan minyak lemak.
C3H8O2, BM = 76.0
Stabil pada suhu dingin
dan mudah tertutup bau.
Pada suhu tinggi dan
tempat terbuka
cenderung teroksidasi
menjadi propionaldehid
asam laktat, asam
piruvat,stabil dengan
etanol(95%) dan gliserin
dan air,
incompaktibeilitas
dengan potasium
permanganat.
Ttik didih = 1880C
Menthol 0,05-10,0 % Serbuk hablur,tidak Bila digerus dengan
9
berwarna, berwarna
membentuk jarum/masa
yang melebar, bau enak
seperti minyak permen.
Kelarutan : sukar larut
dalam air, sangat mudah
larut dalam etanol,
kloroform, eter dan heksana.
mudah larut dalam asam
asetat, minyak mineral,
minyak lemak dan minyak
atsiri.
camphora cloralhidrat
atau fenol sama berat
camputran akan mencair.
Camphor
a
Antiiritan,
antipruritis
, topical
analgesic
Hablur purih, tidak
berwarna, bau khas tajam,
rasa pedas dan aromatic.,
Mudah larut dalam 700
bagian air, dalam bagian
etanol (95%) dalam 0,25
bagian kloroform, sangat
mudal larut dalam eter p,
mudah larut dalam minyak
lemak.
Bj :± 0,9
F. Anti oksidan
Nama
bahan
Consentrasi Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Na.
Metabisu
lfit
(HPE,
hal.691)
0,01 – 1,0
%
Antioksidan Pemerian : tidak berwarna,
kristal prisma atau bubuk
putih berbau seperti sulfur
dioxide dan asam.
Kelarutaan : dalam etanol,
wadah larut, sangat mudah
larut dalam glyserin, dalam
air 1 : 19
Dalam air,terurai menjadi
ion Na+ dan H2SO3-.
pH = 3,5 – 5,0 untuk 5%
larutan pada suhu 20◦ C
memiliki titik didih <
150◦ C
10
Butil
Hidroksi
Anisol
(BHA)
Antioksida Bersifat larut lemak dan
pelarutnya tidak larut dalam
air, berbentuk padat, putih,
dan merupakan substansi
seperti lilin
BM : 180,25
BHA merupakan
campuran dan 2 isomer
yaitu 2-dan 3-terbutil
hidroksianisol
Butyl
hidroksi
toluene
(BHT)
Topical
0,0075-0,1
%
Pemerian putih, atau kuning
pucat, bersifat padatan, bau
berkateristik, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut
dalam air dan propilin glikol :
mudah larut dalam etanol
(95%)dalam kloroform p dan
dalam eter P
Sifat serupa BHA, akan
member efek sinergis bila
dimanfaatkan bersama BHA
BM : 220,34
Rumus kimia (C15H24O)
Nama kimia 2,6-di-tert-
butyl-4-methylphenol
Kandungan zat aktif :
mengandung tidak
kurang dari 99,0 %
C15H24O. Simpan dalam
wadah tertutup rapat,
ditempat sejuk.
Propil
galat
antioksidan Sifat berbentuk Kristal padat
putih. sedikit tidak larut
lemak tetapi larut air, serta
member efek sinergis dengan
BHA dan BHT.
Sensitive terhadap panas,
terdekomposisi, pada
titik cairnya 148 C dapat⁰
membentuk komplek
warna dengan ion metal,
sehingga kemampuan
antioksidannya rendah
Merupakan ester dari
propanol dari asam
terhidroksi benzoat
Tert-
butyl
Hidroksi
Quinon
(TBHQ)
antioksidan Berbentuk bubuk putih
sampai coklat terang,
mempunyai kelarutan cukup
pada lemak dan minyak
Antioksidan paling efektif
untuk minyak dan lemak,
khususnya minyak tanaman
Bersinergis dengan BHA
Tidak membentuk
kompleks warna dengan
Fe dan Cu tetapi dapat
berubah pink dengan
adanya basa
11
Alpha
tocophen
ol
0,001 % -
0,05 %
antioksidan Karakteristik berwarna
kuning terang, cukup larut
dalam lipid karena rantai C
panjang
G. Humektan
Nama
bahan
Consentrasi Fungsi Karakteristik fisika Karakteristik kimia
Propilen
Glikol
Humektan
topical;
15%
preservative
solution,
semisolid
15 – 30%
solventon.
Cosolvent
oral
solution 10
– 25%,
topical 5 –
80%
Preservative,
lisin,
pectant,
humektan,
plastilizer,
solvent.
Cairan kental, jenuh, tidak
berbau, rasa agak manis,
higroskopis, kelarutan dapat
bercampur dengan air; dengan
etanol ( 95% ) dan dengan
kloroform p, larut dalam
berbagai eter, tidak dapat
bercampur dengan eter minyak
tanah p, dengan minyak lemak.
Pada suhu dingin dan
wadah tertutup baik
pada suhu tinggi dan
tempat terbuka
cenderung
teroksidasi menjadi
propional dehid,
asam asetat, stabil
dengan etanol (95%).
Gliserin dan air
inkompaktibilita
dengan potasium
permanganate.
Billing point : 1880C
Density : 1,308 g/cm2
( 200C )
PEG 400 Ointment,
plastilizer,
solvent,
suppository,
capsul
lubrikan.
Pemerian : bentuk cair (400-600)
berupa cairan jenuh, tidak
berwarna, cairan kental, memiliki
bau dan rasa agak pahit, serta
sedikit rasa panas.
Density : pada 250C surfacetensis
mendekati 5nm/m (55dynes/cm)
untuk cairan polietilenglikol
mendekat hh mn/m (55
dynes/cm) untuk 10% aqueos
HOCh29CH2OCH2)m
CH2O
Ket : m adalah
jumlah polioksietilen.
12
solution polietilenglikol padat.
Larutan jenih tidak berwarna, t
Idak berbau; kental, higroskopis,
manis. Density pada 250C
surfacetensis mendekati 5nm/m
(55dynes/cm) untuk cairan
polietilenglikol mendekati
55nm/m (55dynes/cm) untuk
10%. Aqueos solution
polietlenglikol padat larutan
jenih tidak berwarna, tidak
berbau; kental, higroskopis,
manis
Gliserin larutan jenih tidak berwarna,
tidak berbau; kental, higroskopis,
manis
Sangat larut dalam
etanol 95%, air,
methanol, larut dan
eter 1 : 600
BJ: tidak kurang dari
1,249
13
V. FORMULASI
A. Emulgel
Formula 1
Nama bahan FungsiRentang
pemakaian
% yang
digunakan
Jumlah per
20 g
Jumlah per
200 g
CTM Bahan aktif1 % 0,2g 2 g
CMC Na Gelling
agent3-6 % 4 % 0,8 g 8 g
Olive OilMinyak 20 % 4 g 40 g
Na.
metabisulfit Antioksidan0,001 % - 1,00
%1,00 % 0,2g 2g
EDTA Chelating
agent0,1 – 0,15% 0,15% 0,03 g 0,3 g
Glycerin humectan ≤ 30 % 10% 2g 20g
MentholEnhancer 0,05%-10,0% 5% 1 g 10g
Nipagin naPengawet 0,02 % - 0,3 % 0,3% 0,06g 0,9 g
NipasolPengawet 0,01 %- 0,6% 0,3 % 0,06 g 0,9 g
Tween 80surfaktan
1 % - 10 % 5% 1g 30 g
AquaSolvent 10,65g 106,5 g
14
Formula 2
Nama bahan Fungsi Rentang
pemakaian
% yang
digunakan
Jumlah per
20 g
Jumlah per
300 g
CTM Bahan aktif 1 % 0,2 g 3 g
Gelatin Gelling
agent
0,5 % - 2,0 % 1 % 0,2 g 6 g
Olive Oil Minyak 20 % 4 g 60g
BHT 0,0075 % - 1
%
0,1% 0,02 g 0,3g
EDTA Chelating
agent
0,1 – 0,15% 0,10 % 0,02 g 0,3g
Propilenglikol Humectan 5 % 1 g 15g
propilenglikol Enhencer 15% 3 g 45g
Nipasol Pengawet 0,01 % - 0,6 % 0,6% 0,12 g 1,8g
Nipagin na pengawet 0,02%-0,3% 0,3% 0,06g 0,9g
Tween 80 Surfaktan 1 % - 10% 5 % 1g 15g
Aqua Solvent 10,18g 152,7 g
15
B. Hidrogel
Formula 1
Nama bahan Fungsi Rentang
pemakaian
% yang
digunakan
Jumlah per
20 g
Jumlah per
200 g
CTM Bahan
aktif
1 % 0,2 g 2g
CMC Na Gelling
agent
3-6 % 4 % 0,8 g 8 g
Glycerin Humectan ≤30 % 25 % (d gnt
15% scal up)
5 g 30 g
Menthol Enhancer 0,5 % - 10 % 3 % 0,6 g 18g
Nipagin Na Pengawet 0,02 % - 0,3 % 0,3 % 0,06 g 0,6 g
Aqua Solvent 13,34 g 141,4 g
Formula 2
Nama bahan Fungsi Rentang
pemakaian
% yang
digunakan
Jumlah per
20 g
Jumlah per
200 g
CTM Bahan aktif 1 % 0,2 g 3 g
Gelatin Gelling
agent
0,5 % - 2,0 % 2 % 0,4 g 6 g
Propilenglikol Humectant,
enhancer,
dan
pengawet.
30 % 6 g 90 g
aqua Solvent 13,4 g 201 g
16
VI. SKEMA KERJA
A. Emulgel
Formula 1
CTM +air Nipagin na olive oil+menthol (tetesi dgetanol96%)+nipasol
Larutan+na bisulfit
Larutan+EDTA
Larutan+tween 80+glicerin
CMC Na+aqua
emulsi
Glycerin Massa Gel
Emulgel
Formula 2
CTM+air +nipagin na Olive oil+BHT+nipasol
Larutan+span 60 +propilenglikol
Larutan+EDTA
Emulsi Gelatin+aqua panas
dinginkan + aduk
Emulgel
17
B. Hidrogel
Formula 1
CTM+air+nipagin Na Menthol+sedikit etanol 95%
Menthol cair
CMC Na+ air ad mengembang +Glycerin
Gel
Campur sedikit demi sedikit menthol cair
Gel CTM
Formula 2
Gelatin+air panas Larutan+propilenglikol
Didinginkan + diaduk
CTM + air
Gel CTM
18
VII. CARA KERJA
A. Emulgel
Formula 1
1. CTM ditimbang, letakan di beaker glass
2. Ambil / ukur aqua, lalu campur dengan no.1 aduk ad larut.
3. Nipagin-Na ditimbang, lalu masukan beaker glass
4. Ukur aqua, campur dengan no.3 aduk ad larut.
5. No.4 + No.2 dicampur, aduk ad tercampur.
6. No.5 + Na-EDTA yang sebelumnya sudah ditimbang, lalu aduk ad larut
dan homogen.
7. No.6 + Tween 80 + glycerin yang sebelumnya sudah ditimbang lalu
diaduk ad larut dan homogeny sishkan
8. Timbang menthol lalu masukan ke beaker glass.
9. Timbang olive oil,+ menthol cair + nipasol lalu dicampur dengan no.8
aduk ad larut.
10. Campuran no.9 + alfa-tocopherol yang sebelumnya sudah ditimbang,
kemudian aduk ad larut
11. Campuran no.10 + no.7 sedikit demi sedikit gerus ad terbentuk emulsi
atau tetesan-tetesan (aduk ad homegen)
12. No. 11 + glycerin aduk ad homogen
13. Timbang CMC Na + aqua panas, aduk ad terbentuk massa gel.
14. N0.13 dimasukan ke no.12, gerus ad terbentuk emulgel.
Formula 2
1. CTM ditimbang, letakan di beaker glass
2. Ambil / ukur aqua, lalu campur dengan no.1 aduk ad larut ,kemudian +
nipagin na aduk ad semua larut.
3. No.2 + tween 80 yang sebelumnya sudah ditimbang lalu diaduk ad larut
dan homogeny.
4. No.3 Na-EDTA yang sebelumnya sudah ditimbang, lalu aduk ad larut
dan tercampur, kemudian sisihkan.
19
5. Olive oil + BHT + Nipasol yang sebelumnya sudah ditambang, aduk ad
homogeny
6. Timbang propilenglikol campur dengan no.5 aduk ad larut.
7. No.6 + no.4 sadikit demi sedikit gerus ad terbentuk emulsi.
8. Timbang gelatin dan masukan ke beaker glass, lalu ukur air dan
campurkan. Kemudian hangatkan diatas hotplate ad jernih.
9. No.8 dan no.9 dicampurkan ke non.7 ad terbentuk emulgel.
B.Hidrogel
Formula 1
1. CTM ditimbang, letakan di beaker glass
2. Ambil / ukur aqua, lalu campur dengan no.1 aduk ad larut.
3. Nipagin-Na ditimbang, campur dengan no.2 aduk ad larut.
4. Timbang CMC Na.
5. No.3 dicampur no.4 aduk ad larut sampai terbentuk gel.
6. Timbang gliceryn
7. No.5 dicampur dengan no.6 ad terbentuk gel kemudian sisihkan
8. Timbang menthol masukan dalam mortar.
9. Tetesi dengan ethanol 95 % ad mencair.
10. No.9 dan no.7 dicampurkan sedikit demi sedikit sampai erbentuk gel
CTM.
Formula 2
1. CTM ditimbang, letakan di beaker glass
2. Ambil / ukur aqua, lalu campur dengan no.1 aduk ad larut.
3. Timbang propilenglikol.
4. Campuran no.2 + no.3, aduk ad homogen kemudian sisihkan.
5. Timbang gelatin.
6. Ukur aqua, lalu campur dan larutkan kedalam no.5 ad larut.
7. Hangatkan no.6 diatas hotplate ad jernih.
8. Campuran no.4 dan no.7 dicampur sedikit demi sedikit ad terbentuk gel
CTM (gerus).
VIII. EVALUASI SEDIAAN GEL
A. Prosedur evaluasi
20
Organoleptis
Alat : visual
Cara pelaksanaan : pengamatan visual meliputi bau, warna, dan
konsistensi sediaan emulgel dan hidrogel.
Pemeriksaan tipe emulsi
Alat
Beaker glass
Batang pengaduk
Bahan: aqua dest, sediaan emulgel dan hidrogel (1gram)
Cara pelaksanaan
Sediaan emulgel ditimbang sebanyak 1 gram
Dimasukkan dalam beaker glass
Diencerkan secara bertahap dengan aqua dest 1 ml sebanyak 3 kali
Dilihat apakah sediaan dapat bercampur homogen dengan air atau
tidak
Jika bercampur, maka fase luar dari sediaan adalah fase air,
sabaliknya, jika tidak bercampur maka fase luar dalah fase minyak.
Viskositas
Alat : viskometer
Cara pelaksanaan :
Bahan dimasukkan dalam penampung, sampai kira-kira pengaduk
tercelup dalam sediaan
Pengaduk dipasang pada rotor dan dicelupkan dalam sediaan.
Alat dinyalakan dan dibaca skalanya.
Pengukuran pH
Alat : pH meter
Cara pelaksanaan :
Bersihkan elektrode pada pH meter dengan aquadest dan keringkan
dengan tissue halus atau tissue lensa.
Pasangkan pH standart (7.0) yang akan diuji dan elektrode dicelupkan
kedalamnya.
Lihat skala yang terbaca dan tentukan factor koreksinya.
21
Bersihkan elektrode kembali dan keringkan
Sediaan yang akan diuji ditimbang sebanyak 5gram dan diencerkan ad
50ml dengan aqua bebas CO2
Celupkan elektrode pada sediaan yang akan diuji ph nya.
Lihatlah skala yang terbaca.
daya sebar
alat : kaca, kertas berskala (millimeter)
car pelaksanaan : ditimbang sampel sediaan sejumlah 10 gram.
diletakkan diatas lempengan kaca yang dibawah kaca sudah terpasang
kertas berskala. timbang lempeng kaca yang lain (bobot kaca tersebut
diaanggap beban nol). tutup bagian atas kaca yang sebelumnya dengan
kaca yang telah ditimbang tadi dan amati diameter penyebarannya.
kemuduaian tambahkan beban secara bertahap dan amati perubahan
diameternya. hentikan pada titik konstan diameter pada beban tertentu.
dan buat kurva regresi antara beban (gram) dengan diameter yang
dihasilkan.
Akseptabilitas
- Alat : responden
- Cara pelaksanaan : Pengisian kuisioner oleh responden pada
parameter parameter akseptabilitas pada sediaan setengah padat
meliputi;kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan,
bekas yang ditinggalkan, kelengketan, dan kemudahan dicuci.
B. Hasil evaluasi
Emulgel
- Organoleptis
Warna : putih kekuningan
Bau : tengik
Konsistensi : Tidak pecah
- Pemeriksaan tipe emulsi
Tipe yang dikehendaki : m/a
Hasil :
22
Bobot
(gram)
Pengenceran
1 ml
Pengenceran
2 ml
Pengenceran
3 ml
kesimpulan
1 gram Tecampur,
sedikit
memisah,
padatannya
pecah,
larutan putih
Tecampur,
sedikit
memisah,
padatannya
pecah,
larutan putih
Tecampur,
sedikit
memisah,
padatannya
pecah,
larutan putih
m/a
- Pengukuran pH
pH yang dikehendaki : 5,00
Kalibrasi pH-meter :
pH standar yang digunakan =9,21
Hasil pengujian = 9,16
Faktor koreksi = 0,05
Hasil : 4,84+0,05 =4,89
- Viskositas : 100 dPa.s
Akseptabilitas
Jumlah responden: 10 orang
Sangat jelak=1
Jelek= 2
bagus= 3
Sangat bagus=4
ParameterResponse Prosentase
(%)1 2 3 4 ∑dapat Maks
Kemudahan
dioleskan8 2 32 40 80
Sensasi 3 5 2 29 40 72,5
Kelembutan 8 2 32 40 80
Bekas yang
ditinggalkan2 1 6 1 26 40 65
23
Kelengketan 2 8 28 40 70
Kemudahan
dicuci1 6 3 30 40 75
Total 177 240 73,5
Keterangana :
Kemudahan dioleskan sensasi kelembutan
1 :tidak mudah 1: tidak dingin 1: tidak lembut
2: agak mudah 2 : agak dingin 2: agak lembut
3 : mudah 3: dingin 3: lembut
4 : sangat mudah 4 :sangat dingin 4: sangat lembut
kelengketan kemudahan dicuci bekas yang ditinggalkan
1 :sangat lengket 1: sulit 1: sangat berbekas
2: lengket 2 : agak sulit 2: berbekas
3 : agak lengket 3: mudah 3:agak berbekas
4 : tidak lengket 4 :sangat mudah 4: berbekas
Daya sebar (bobot sampel: 1 gram)
slope= 0,4664, dengan nilai
A = 0,4052
B = 0,0187
R = 0,6829
jadi daya sebar dari hidrogel ctm adalah 0,4664
cm/ gram
24
Beban
(g)
Diameter
(cm)
321,2 6,2
323,2 6,5
326,2 6,7
331,2 6,7
341,2 6,7
Hidrogel
- Organoleptis
Warna : putih
Bau :mint
Konsistensi : -
- Pemeriksaan tipe emulsi: O/W
Hasil : O/W
- Pengukuran pH
pH yang dikehendaki : 5,00
Kalibrasi pH-meter :
pH standar yang digunakan = 9,21
Hasil pengujian = 9,16
Faktor koreksi = 0,05
Hasil : 5,73–0,05 = 5,78
- Viskositas : 400 dPa.s
- Akseptabilitas
ParameterResponse Prosentase
(%)1 2 3 4 ∑dapat Maks
Kemudahan
dioleskan9 1 31 40 77,5
25
Sensasi 1 8 1 30 40 75
Kelembutan 1 5 4 23 40 57,5
Bekas yang
ditinggalkan2 8 38 40 95
Kelengketan 1 4 5 34 40 85
Kemudahan
dicuci7 3 33 40 82,5
Total 189 240 78,42
Daya sebar (bobot sampel: 1 gram)
slope= 0,8197, dengan nilai
A = 5,1968
B = 4,1836 x 10-4
R = 0,9054
jadi daya sebar dari hidrogel ctm
adalah 0,8197cm/ gram
26
Beban
(g)
Diameter
(cm)
321,2 5,1
322,2 5,2
324,2 5,25
331,2 5,3
341,2 5,4
371,2 5,4
421,2 5,45
521,2 5,475
821,2 5,625
1021,2 5,725
1321,2 5,975
1821,2 5,975
2321,2 5,975
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembutan formula sediaan gel dibuat empat formula, yang terdiri
dari 2 formula hidrogel dan 2 formula emulgel. Pemilihan formula dilakukan dengan mencoba
seluruh formula yang dibuat. Empat formula tersebut dibedakan pada gelling agent dan
konsentrasinya. Dibuat dua tipe gel bertujuan untuk melihat bagaimana akseptabilitas dari
kedua macam tipe gel tersebut. berikut adalah pembahasan dari hasil praktikum kelompok
kami.
Formula yang terpilih adalah hidrogel formula 1 dan emulgel formula 1. Kedua
formula itu menggunakan gelling agent CMC Na. hal ini karena terjadi kesalahan dalam
penyiapan gelatin untuk gelling agentnya. Penyiapan gelatin yang telah kami lakukan sudah
benar yaitu dengan cara didispersikan dalam air panas kemudian didinginkan disertai
pengadukan atau ditambah dahulu dengan pelarut organik tertentu (etanol atau propilenglikol)
3-5 bagian. Namun dalam hal ini gelatin sebagai gelling agent mempunyai kualitas yang
kurang baik sebab walaupun sudah didispersihkan ke dalam air panas gelatin tersebut tidak
juga mengembang, sehingga memperoleh hasil sediaan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa formula gel yang dibuat belum memenuhi
spesifikasi sediaan yang diinginkan, seperti perubahan konsistensi, organoleptis dan
viskositasnya yang terbentuk. Konsistensi yang terbentuk dipengaruhi oleh jenis bahan
(geling agent) yang digunakan berat molekul, konsentrasi dan teknik
pengembangan/pendistribusian yang baik. Selain itu, juga perubahan organoleptis yang terjadi
pada emulgel dikarenakan kurangnya konsentrasi pengawet dan antioksidan sehingga terjadi 27
perubahan yaitu bau tengik, dan warnanya putih kekuningan, dimana sebelumnya sediaan
mempunyai bau mentol dan warna putih, kondisi ini berbeda dengan hidrogel, karena dari
segi organoleptisnya setelah dilakukan proses penyimpanan selama dua minggu, sediaan
hidrogel tidak mengalami perubahan apapun.
Dilihat dari hasil evaluasi uji viskositas, setelah proses penyimpanan selama dua
minggu, sediaan hidrogel dan emulgel mempunyai viskositas yang sesuai dengan yang
diharapkan dimana kedua sediaan ini tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Untuk
viskositas emulgel di dapat 100dPa.s, sedangkan hidrogel 400 dPa.s. dari hasil yang diperoleh
maka dapat dilihat bahwa ada perbedaan dalam daya sebar dan juga kemudahan dan kesulitan
keluar dari kemasan sediaan tersebut. Dimana semakin kecil viskositas maka semakin besar
daya sebarnya. Jadi dari hasil viskositas dapat terlihat bahwa sediaan yang memiliki daya
sebar baik yaitu emulgel dengan nilai uji viskositasnya yaitu 100 dPa.s. Untuk sediaan
hidrogel mempunya daya sebar yang masih kecil, hal ini dapat dicegah dengan cara
menurunkan konsentrasi dari gelling agentnya.
Untuk pH dari sediaan yang dibuat diperoleh hasil yaitu untuk emulgel diperoleh
4,89 sedangkan untuk hidrogel diperoleh 5,78. Dari hasil yang didapatkan tidak terlalu
menyimpang dari pH yang diinginkan yaitu pH 5,00. Kemungkinan terjadinya perubahan pH
ini diakibatkan dari kurangnya konsentrasi pengawet yang ditambahkan.
Dari hasil evaluasi akseptabilitas didapat hasil yaitu :
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel yang mendapatkan respon
baik dari responden adalah hidrogel. Adanya perbedaan yang signifikan dari aseptabilitas
sediaan emulgel dan hidrogel ini kemungkinan karena dari organoleptis emulgel yang mana
28
ada perubahan dalam bau dan warna yang menonjol atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga sediaan ini kurang aseptable bagi responden yang mencoba.
Dari hasil pemeriksaan tipe emulsi didapatkan bahwa kedua sediaan tersebut
mempunyai tipe emulsi yang sesuai dengan yang diinginkan, dimana untuk hidrogel yaitu tipe
O/W, dan emulge tipe W/O hal ini dibuktikan dengan evaluasi menggunakan aqua bebas CO2
dan menggunakan metilen blue. Untuk hidrogel (O/W) ketika dilarutkan dengan aqua bebas
CO2 sediaan tersebut dapat larut, sedangkan emulgel (W/O) yang dicampur dengan metilen
blue diperoleh hasil yaitu terdapat bercak-bercak biru yang tidak merata di permukaan kaca.
Gambar hasil pengujiaan setelah dilihat dibawah mikroskop yaitu :
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan akseptabilitas yang paling baik adalah sedian
hidrogel. Namun untuk formulasi ini perlu diperbaiki pada konsentrasi gelling agent,
antioksidan, dan pengawet yang digunakan, sehingga n akan memberikakan viskositas dan
konsistensi yang dikehendaki, selain itu juga mendapatkan organoleptis yang sesuai dengan
yang diharapkan.
29
IX. LAMPIRAN KEMASAN
A. Emulgel
Kemasan primer
Kemasan sekunder
30
CHLORIN gel
Komposisi
CHLORIN gel mengandung 5 % Chlorpheniramine Maleat
Indikasi
Alergi atau gatal pada kulit, urtikaria, pengobatan darurat
reaksi anafilatik
Peringatan
Kehamilan, menyusui, restensi urin, hipertropi prostat dan
tidak boleh digunakan pada luka terbuka
Cara Pemakaian
Oleskan CHLORIN gel
secukupnya pada daerah kulit yang terasa gatal 2-3 kali sehari.
Efek Samping
Sedasi, gangguan saluran cerna, erythema,urticaria,dan iritasi
umumnya pada kulit
Kontraindikasi
Serangan asma akut, bayi premature, hipersensitifitas pada
CTM
Batch No:00006
Exp Date: Des 2013
Reg No DKL 7225502227A1
PT. INDOFARM A
MALANG-INDONESIA
liflet
31
B. Hidrogel
Kemasan primer
Kemasan sekunder
32
RAMINE gel
Komposisi
RAMINE gel mengandung 5 % Chlorpheniramine Maleat
Indikasi
Alergi atau gatal pada kulit, urtikaria, pengobatan darurat
reaksi anafilatik
Peringatan
Tidak boleh digunakan pada luka terbuka
Cara Pemakaian
Oleskan RAMINE gel
secukupnya pada daerah kulit yang terasa gatal 2-3 kali
sehari.
Efek Samping
Sedasi, gangguan saluran cerna, erythema,urticaria,dan
iritasi umumnya pada kulit
Kontraindikasi
Serangan asma akut, bayi premature, hipersensitifitas pada
CTM
Batch No:00007
Exp Date: Des 2013
Reg No 7225502227A1
PT. INDOFARM
MALANG-INDONESIA
liflet
33
DAFTAR PUSTAKA
hand book of pharmaceutical excipients 5 edition ebook
departemen kesehatan republik indonesia; 1995; farmakope Indonesia edisi IV
departemen kesehatan republik indonesia; 1979; farmakope Indonesia edisi III
marindale 35 edition ebook
ansel, pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV
34