Bipolar Junction Transistor (BJT) - yuli_fitriyani.staff...

Post on 26-Apr-2019

241 views 1 download

Transcript of Bipolar Junction Transistor (BJT) - yuli_fitriyani.staff...

1

ELEKTRONIKA ANALOG

Bab 2BIAS DC FET

Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

Pertemuan 5 – Pertemuan 7

2

Pemberian bias pada rangkaian BJT

Masalah pemberian bias berkaitan dengan:• penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dihitung, diprediksi dan tidak sensitif terhadap perubahan suhu dan variasi harga β yang cukup besar.• penentuan lokasi titik kerja dc pada bidang iC – vCE yang memungkinkan simpangan sinyal tetap linier.

3

Gambar 19. Pemberian bias pada BJT(a) Menetapkan harga VBE yang tetap(b) Menetapkan harga IB yang tetap

Contoh pemberian bias yang tidak baik

4

Cara klasik pengaturan bias untuk rangkaian diskrit

Gambar 20(a). Cara klasik pemberian bias untuk BJT menggunakan sebuah catu daya.

Gambar 20(b) menunjukkan rangkaian yang sama dengan menggunakan rangkaian ekivalen Thévenin-nya.

5

1

21

21

21

2

BE

BEBBE

B

CCBB

RRVV

I

RRRR

R

VRR

RV

Untuk membuat IE tidak sensitif terhadap suhu dan variasi β, rangkaian harus memenuhi dua syarat berikut:

1

B

E

BEBB

RR

VV

6

Untuk memenuhi persyaratan di atas. • Sebagai ‘rule of thumb’, VBB ≈ ⅓ VCC, VCB (atau VCE) ≈ ⅓ VCC dan ICRC ≈ ⅓ VCC

• Pilih R1 dan R2 sehingga arus yang melaluinya berkisar antara 0,1IE – IE.

Pada rangkaian pada gambar 20, RE memberikan umpan balik negatif sehingga dapat men-stabil-kan arus dc emitter.

Jika IE ↑ → VRE dan VE ↑. Jika tegangan pada base hanya ditentukan oleh pembagi tegangan R1, R2, yaitu bila RB kecil, maka tegangan ini akan tetap konstan, sehingga jika VE ↑ → VBE ↓ → IC (dan IE) ↓.

7

Contoh soal 1:Rancanglah rangkaian pada gambar 20 sehingga IE = 1 mA dengan catu daya VCC = +12V. Transistor mempunyai harga nominal β = 100.

Jawab:Ikuti ‘rule of thumb’:⅓ tegangan catu daya dialokasikan untuk tegangan pada R2, ⅓ lainnya untuk tegangan pada RC dan sisanya untuk simpangan sinyal pada collector.

VB = +4 V (diperoleh dari 1/3 Vcc)VE = 4 – VBE ≈ 3,3 V

k 3,313,3

E

EE I

VR

Pilih arus pada pembagi tegangan = 0,1IE = 0,1 x 1 = 0,1 mA

8

Abaikan arus base, jadi

V4

k 1201,0

12

21

2

21

CCVRR

R

RR

Jadi R2 = 40 kΩ dan R1 = 80 kΩ

Pada tahap ini, dapat dihitung IE yang lebih akurat dengan memperhatikan arus base yang tidak nol.

mA 93,0

10140//80

)(3,3

7,04

kk

IE

Ternyata lebih kecil dari harga yang diinginkan. Untuk mengembalikan IE ke harga yang diinginkan kurangi harga RE dari 3,3 kΩ menjadi RE = 3 kΩ (harga pendekatan) yang akan menghasilkan IE = 1,01 mA ≈ 1 mA.

9

Disain 2: jika diinginkan untuk menarik arus yang lebih tinggi dari catu daya dan resistansi masukan penguat yang lebih kecil, kita dapat menggunakan arus pada pembagi tegangan sama dengan IE (yaitu 1 mA), maka R1 = 8 kΩ dan R2 = 4 kΩ

mA 199,0027,03,37,04

EI

Pada disain ini harga RE tidak perlu diganti, Jika Vc=1/3 (Vcc), maka Rc

k 41

812

mA 1 mA 99,0199,0

12

C

EC

C

CC

R

II

I

VR

10

Cara klasik pengaturan bias dengan menggunakan dua catu daya

Gambar 21. Pemberian bias pada BJT dengan menggunakan dua catu daya

11

1

BE

BEEEE RR

VVI

Persamaan ini sama dengan persamaan sebelumnya hanya VEE menggantikan VBB. Jadi kedua kendala tetap berlaku.Jika base dihubungkan dengan ground (konfigurasi common-base), maka RB dihilangkan sama sekali.Sebaliknya, jika sinyal masukan dihubungkan pada base, maka RB tetap diperlukan.

12

Pemberian bias dengan menggunakan resistor umpan balik collector-ke-base.

Gambar 22(a) menunjukkan sebuah rancangan pemberian bias yang sederhana tapi efektif yang cocok untuk penguat common-emitter.

Resistor RB berperan sebagai umpan balik negatif, yang membantu kestabilan titik bias dari BJT

1

1

BC

BECCE

BEBE

CE

BEBBCECC

RRVV

I

VRI

RI

VRIRIV

13

Gambar 22 Penguat common-emitter yang diberi bias dengan resistor umpan balik RB.

Untuk mendapatkan IE yang tidak sensitif terhadap variasi β, RB/(β+1) << RC. Harga RB menentukan simpangan sinyal yang terdapat pada collector, karena

1

B

EBBCB

RIRIV

14

Pemberian bias dengan menggunakan sumber arus

Gambar 23(a) Sebuah BJT diberi bias dengan sumber arus I.(b) Implementasi rangkaian sumber arus I.

15

Rangkaian ini mempunyai keunggulan:• yaitu arus emitter tidak tergantung dari harga β dan RB → RB dapat dibuat besar → resistansi masukan pada base meningkat tanpa mengganggu kestabilan bias. • menyederhanakan rangkaian.

Implementasi sederhana dari sumber arus konstan I, terlihat pada gambar 23(b). Rangkaian menggunakan sepasang transistor yang ‘matched’ Q1 dan Q2, dengan Q1 dihubungkan sebagai dioda dengan menghubung – singkat collector dan base nya.Jika diasumsikan Q1 dan Q2 mempunyai harga β yang tinggi, arus base dapat diabaikan. Jadi arus melalui Q1 hampir sama dengan IREF.

R

VVVI BEEECCREF

16

Karena Q1 dan Q2 mempunyai VBE yang sama, arus collectornya akan sama

R

VVVII BEEECCREF

Dengan mengabaikan efek Early pada Q2, arus collector akan tetap konstan selama Q2 tetap pada daerah aktif. Hal ini akan tetap terjaga jika tegangan collector lebih tinggi dari tegangan base (-VEE + VBE).

Hubungan Q1 dan Q2 seperti pada gambar 23(b) dikenal sebagai ‘current mirror’

17

Cara kerja dan model sinyal kecil

Gambar 24 (a) Rangkaian konseptual untuk menunjukkan cara kerja transistor sebagai penguat(b) Rangkaian (a) tanpa sinyal vbe untuk analisa DC (bias)

18

EBJ diberi forward bias oleh sebuah batere VBE. CBJ diberi reverse bias oleh catu daya DC VCC melalui resistor RC. Sinyal yang akan diperkuat, vbe, ditumpangkan pada VBE.

Langkah pertama keadaan bias DC dengan men-set vbe sama dengan nol. (Lihat gambar 24(b))

Hubungan antara arus dan tegangan DC:

CCCCCEC

CB

CE

VVSC

RIVVV

II

II

eII TBE

Untuk bekerja pada mode aktif, VC harus lebih besar dari (VB – 0,4) dengan harga yang memungkinkan simpangan sinyal pada collector.

19

Arus collector dan transkonduktansi.

Jika sinyal vbe dipasangkan seperti pada gambar 24(a) total tegangan base – emitter vBE menjadi

vBE =VBE + vbe

Dan arus collector menjadi:

Tbe

TbeTBE

TbeBETBE

VvCC

VvVVS

VvVS

VVSC

eIi

eeI

eIeII

20

Jika vbe << VT maka:

T

beCC V

vIi 1

Persamaan (pendekatan) di atas hanya berlaku untuk vbe lebih kecil dari 10 mV, dan ini dikenal dengan pendekatan sinyal kecil. Maka arus collector total:

be

cm

bemc

beT

Cc

beT

CCC

v

ig

vgi

vV

Ii

vV

IIi

gm disebut transkonduktansi

21

Gambar 25.Cara kerja linier dari transistor dengan sinyal kecil

22

Transkonduktansi BJT sebanding dengan arus bias collector IC.

BJT mempunyai transkonduktansi yang cukup tinggi dibandingkan dengan MOSFET, misal untuk IC = 1 mA, gm ≈ 40 mA/V

Interpretasi grafis gm dapat dilihat pada gambar 25, di mana gm sama dengan kemiringan kurva karakteristik iC – vBE pada iC = IC (titik bias Q). Jadi

CC IiBE

Cm v

ig

Pendekatan sinyal kecil → amplitudo sinyal harus dijaga cukup kecil → transistor bekerja pada daerah terbatas pada kurva iC – vBE di mana segmen masih bisa dianggap linier.

23

Untuk sinyal kecil (vbe << VT), transistor berperan seperti sebuah sumber arus yang dikendalikan oleh tegangan (VCCS).

Terminal masukan VCCS antara base dan emitter Terminal keluaran di antara collector dan emitter.

Transkonduktansi dari VCCS ini: gm Resistansi keluaran tidak terhingga (untuk keadaan ideal). Pada kenyataannya BJT mempunyai resistansi keluaran.

24

Arus base dan resistansi masukan pada base

Untuk menentukan resistansi masukan, pertama hitung total arus base iB

bem

b

T

Cm

beT

Cb

CB

bBB

beT

CCCB

vg

i

VI

g

vVI

i

II

iIi

vVIIi

i

1

1

25

Resistansi masukan sinyal kecil antara base dan emitter, melihat ke arah base, disebut rπ dan didefinisikan sebagai

B

T

m

b

be

IV

r

gr

iv

r

jadi rπ berbanding lurus dengan β dan berbanding terbalik dengan arus bias IC.

26

Arus emitter dan resistansi masukan pada emitter

Total arus emitter iE dapat ditentukan dari

beT

Ebe

T

Cce

CE

eEE

cCCE

vVI

vVIi

i

II

iIi

iIii

Resistansi masukan sinyal kecil antara base dan emitter, melihat ke arah emitter, disebut re atau resistansi emitter dan didefinisikan sebagai:

27

mme

E

Te

e

bee

ggr

IV

r

iv

r

1

Hubungan antara rπ dan re dapat diperoleh dengan mengkombinasikan definisinya masing-masing

vbe = ibrπ = iere

Jadi: rπ = (ie/ib)re

rπ = (β+1)re

28

Penguatan tegangan

Untuk mendapatkan tegangan sinyal keluaran, maka kita alirkan arus collector melalui sebuah resistor. Total tegangan collector:

vC = VCC – iCRC = VCC – (IC + ic)RC

= (VCC – ICRC) – icRC

= VC – icRC

VC adalah tegangan bias dc pada collector, dan tegangan sinyal adalah:

vc = –icRC = –gmvbeRC

= (–gmRC)vbe

29

Jadi penguatan tegangan dari penguat, Av adalah

Cmbe

cV Rg

vv

A

gm sebanding dengan arus bias collector, jadi

T

CCv V

RIA

30

Memisahkan sinyal dengan harga-harga DC

Arus dan tegangan pada rangkaian penguat terdiri dari dua komponen: komponen dc dan komponen sinyal.

Komponen DC ditentukan dari rangkaian dc pada gambar 24(b), sedangkan cara kerja sinyal BJT dapat diperoleh dengan menghilangkan sumber DC, seperti pada gambar 26.

Gambar 26 Rangkaian penguat pada gambar 24(b) dengan sumber DC dihilangkan (di hubung singkat)

31

Model Hybrid - π

Gambar 27 (a) BJT sebagai VCCS (penguat transkonduktansi)

Gambar 27 (b) BJT sebagai CCCS (penguat arus)

32

Pada gambar 27(a), BJT digambarkan sebagai VCCS yang mempunyai resistansi masukan (melihat ke arah base) rπ, dengan sinyal kendali vbe. Hubungan arus dan tegangan pada rangkaian ini:

ebe

bebe

mbe

bembe

e

beb

bemc

rv

rv

rv

rgr

vvg

rv

i

rv

i

vgi

11

1

Pada gambar 27(b) BJT digambarkan sebagai CCCS, dengan sinyal kendali ib. Hubungan arus sebagai berikut:

bm

bmbem

irg

rigvg

Aplikasi rangkaian ekivalen sinyal kecil.

Proses yang sistimatis dalam menganalisa penguat transistor:

1. Tentukan titik kerja dc BJT, terutama arus collector dc IC.

2. Hitung harga-harga parameter model sinyal kecil: gm = IC/VT, rπ = β/gm dan re = VT/IE = α/gm.

3. Hilangkan semua sumber dc dengan mengganti sumber tegangan dc dengan hubung singkat, dan sumber arus dc dengan hubung terbuka.

4. Ganti BJT dengan salah satu model rangkaian ekivalen.

5. Analisa rangkaian yang didapat untuk menentukan penguatan tegangan, resistansi masukan dan lain-lain.

33

34

Contoh soal 2:Analisa penguat transistor pada gambar 28(a) dan tentukan penguatan tegangannya. Asumsikan β = 100

Gambar 28 (a) rangkaian

35

Gambar 28 (b) analisa dc (c) model sinyal kecil

36

Tentukan titik kerja. Asumsikan vi = 0.

V1,333,210

mA 3,2023,0100

mA 023,0100

7,03

CCCCC

BC

BB

BEBBB

RIVV

II

RVV

I

Karena VB (+0,7 V) < VC → transistor bekerja pada mode aktif.

37

Tentukan parameter model sinyal kecil:

k 09,192

100

mA/V 92mV 25mA 3,2

8,10mA 99,03,2

mV 25

m

T

Cm

E

Te

gr

VI

g

IV

r

38

Model rangkaian ekivalen terlihat pada gambar 28(c).Perhatikan tidak ada sumber tegangan dc. Terminal rangkaian yang terhubung ke sebuah sumber tegangan dc yang konstan selalu dapat dianggap sebagai sinyal ‘ground’.

V/V04,3

04,33011,092

011,009,101

09,1

i

ov

ii

Cbemo

ii

BBibe

vv

A

vv

Rvgv

vv

Rrr

vv

Tanda negatif menunjukkan pembalikan fasa.