PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB...

106
PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH (Eucheuma cottonii L.), GAMBIR LAUT (Clerodendrum inerme L. Gaertn), DAN TAURIN TERHADAP JARINGAN DARAH MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN (Tesis) Oleh Rizka Arifianti PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB...

Page 1: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH(Eucheuma cottonii L.), GAMBIR LAUT (Clerodendrum inerme L. Gaertn),

DAN TAURIN TERHADAP JARINGAN DARAH MENCIT(Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN

(Tesis)

Oleh

Rizka Arifianti

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

i

ABSTRACT

THE ROLE OF RED MACROALGA METHANOL EXTRACTS(Eucheuma cottonii L.), MARINE GAMBIER (Clerodendrum inerme L.

Gaertn), AND TAURINE TO BLOOD TISSUE OF MICE (Mus musculus L.)INDUCED BY BENZO (α) PYRENE

By

Rizka Arifianti

Carcinogens are dangerous radionuclide pollutants which are mixed with the airwe breathe, food and drinks. One of the strongest carcinogens is benzo (α) pyrenewhich is a polycyclic aromatic hydrocarbon with cancer-causing mutagenicproperties. Extracts from red macroalgae and sea gambir and taurine haveanticancer and antioxidant activity. The purpose of this research is to examine theeffect of methanol extract of red macroalgae (Eucheuma cottonii L.) and marinegambier (Clerodendrum inerme L. Gaertn) and taurine on the profile of bloodplasma protein in male mice (Mus musculus L.) due to benzo (α) pyrenecarcinogenic induction. This research used Completely Randomized Design. 25male mice were divided into 5 treatment groups, those were : K1 = (K-), K2 =induced by benzo (α) pyrene for 10 days, K3 = after induced by benzo (α) pyrenefor 10 days, were given red macroalgae extract (Eucheuma cottonii L.) orally witha dose of 14,7 mg / mice during 15 days, K4 = after induced by benzo (α ) pyrenefor 10 days, were given marine gambier extract (Clerodendrum inerme L. Gaertn)orally with a dose of 10,5 mg / mice during 15 days, K5 = after induced benzo (α)pyrene for 10 days, were given taurine orally with a dose 15,6 mg / mice during15 days. Data were analyzed by ANOVA at 5% significance level to seesignificant differences between treatment groups, if there were differences thencontinued with the LSD test (the Smallest Significant Difference) at the 5% reallevel. Data on mice blood plasma protein profiles were analyzed descriptivelywhich included the presence or absence of protein bands, molecular weightprotein bands, protein bands that were consistently present in all replications,protein bands that had relatively the same thickness, and thick thin protein bands.The results showed the administration of red macroalgae extract (Eucheumacottonii L.), marine gambier (Clerodendrum inerme L. Gaertn), and taurine hadnot been able to reduce the number of abnormal blood cells in the blood of miceinduced by benzo (α) pyrene. The administration of red macroalgae extract(Eucheuma cottonii L.), marine gambier (Clerodendrum inerme L. Gaertn), hasnot been able to repair the liver histopathological damage of mice (Mus musculus

Page 3: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

ii

L.) that has been induced by benzo (α) pyrene, while taurine is able to repairdamage liver histopathology of mice (Mus musculus L.) which has beensignificantly induced by benzo (α) pyrene. There was no difference in the proteinprofile among all groups experimental.

Keywords: Mus musculus L., Eucheuma cottonii L.,Clerodendrum inerme L. Gaertn, taurine, benzo (α) pyrene, SDS

Page,blood plasma

Page 4: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

iii

ABSTRAK

PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH(Eucheuma cottonii L.), GAMBIR LAUT (Clerodendrum inerme L. Gaertn),

DAN TAURIN TERHADAP JARINGAN DARAH MENCIT(Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN

Oleh

Rizka Arifianti

Zat karsinogen merupakan pencemar berbahaya yang tercampur oleh udara,makanan, dan minuman. Salah satu prokarsinogen yaitu benzo(α)piren yangmemiliki sifat mutagenik penyebab kanker. Ekstrak dari makroalga merah dangambir laut serta taurin diduga memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan.Tujuan penelitian ini adalah menguji efek pemberian ekstrak metanol makroalgamerah (Eucheuma cottonii L.) dan gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn)serta taurin terhadap profil protein plasma darah mencit jantan (Mus musculus L.)yang diinduksi senyawa karsinogen benzo(α)piren. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap. Sebanyak 25 mencit jantan dibagi menjadi 5kelompok perlakuan yaitu : K1= (kontrol negatif), K2= kelompok yang diinduksibenzo(α)piren selama 10 hari, K3= benzo(α)piren selama 10 hari, diberi ekstrakmakroalga merah (Eucheuma cottonii L.) dengan dosis 14,7 mg/ekor/hari selama15 hari, K4= benzo(α)piren selama 10 hari, diberi ekstrak gambir laut(Clerodendrum inerme L. Gaertn) dengan dosis 10,5 mg/ekor/hari selama 15 hari,K5= benzo(α)piren selama 10 hari, diberi taurin 15,6 mg/ekor/hari selama 15 hari.Parameter utama yang diamati adalah profil protein plasma darah mencit.Sedangkan parameter pendukung yaitu berat badan mencit, jumlah total selleukosit, jumlah total sel eritrosit, diferensiasi leukosit, berat basah organ hepardan gambaran histopatologi hepar mencit. Data dianalisis dengan ANOVA padataraf nyata 5% untuk melihat perbedaan yang nyata antar kelompok perlakuan,jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil)pada taraf nyata 5%. Data profil protein plasma darah mencit dianalisis secaradeskriptif yang meliputi ada atau tidak kehadiran pita protein, berat molekul (BM)pita protein, pita protein yang konsisten hadir pada semua ulangan, pita proteinyang memiliki ketebalan relatif sama, dan tebal tipis pita protein. Hasil penelitianmenunjukkan pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottoniiL.), gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), dan taurin belum mampumereduksi jumlah sel-sel darah abnormal pada darah mencit yang diinduksibenzo(α)piren. Pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottoniiL.), gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), belum mampu memperbaiki

Page 5: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

iv

kerusakan histopatologi hepar mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksibenzo(α)piren, sedangkan pemberian taurin mampu memperbaiki kerusakanhistopatologi hepar mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksi benzo(α)pirensecara signifikan. Tidak terdapat perbedaan karakterisasi profil protein padaplasma darah mencit kontrol, yang diinduksi senyawa karsinogen benzo(α)piren,dan yang diberi ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottoni L.) dangambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) serta taurin.

Kata kunci: Mus musculus L., Eucheuma cottonii L.,Clerodendrum inerme L. Gaertn, taurin, benzo(α)piren, SDS-Page,plasma darah

Page 6: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH(Eucheuma cottonii L.), GAMBIR LAUT (Clerodendrum inerme L. Gaertn),

DAN TAURIN TERHADAP JARINGAN DARAH MENCIT(Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN

(Tesis)

Oleh

Rizka Arifianti

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS

Pada

Program Studi Magister BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok
Page 8: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok
Page 9: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok
Page 10: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

ix

RIWAYAT HIDUP

Rizka Arifianti dilahirkan di Lampung Tengah,

pada tanggal 4 April 1991. Penulis merupakan

anak kedua dari empat bersaudara oleh pasangan

Thoha Arifin (alm) dan Suwarti.

Pendidikan penulis diawali dari Taman Kanak-

kanak Satya Dharma Sudjana, Gunung Madu,

Lampung Tengah pada tahun 1995, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar

Negeri 1 Gunung Madu, Lampung Tengah pada tahun 1997. Penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Satya Dharma Sudjana, Gunung Madu,

Lampung Tengah pada tahun 2003. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan

pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 09, Bandar Lampung.

Pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama

menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, penulis pernah menjadi

asisten praktikum mata kuliah Taksonomi Hewan 2, Zoologi Vertebrata,

Embriologi Tumbuhan, Biologi Umum, Sains Dasar, dan Biologi Medik. Penulis

Page 11: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

x

juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila

sebagai anggota bidang Hubungan Masyarakat periode kepengurusan 2010-2012.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar Agung,

Kecamatan Banjit, Way Kanan pada tahun 2012 dan melaksanakan Kerja Praktik

di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Tanaman Pangan dan

Hortikultura (TPH) Lampung pada tahun 2012 dengan judul “Daya

Berkecambah Padi (Oryza sativa) Varietas Ciherang, Ciliwung, Mekongga

Setelah Masa Simpan Satu Tahun Di BPSB Tanaman Pangan Dan

Hortikultura Lampung”.

Penulis menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2013. Pada tahun 2015

penulis mendapatkan pekerjaan sebagai quality control di PT Gunung Madu

Plantations, Lampung Tengah. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan

di Program Studi Magister Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Lampung dengan judul penelitian “Peran Ekstrak Metanol

Makroalga Merah (Eucheuma cottonii L.), Gambir Laut

(Clerodendrum inerme L. Gaertn), Dan Taurin Terhadap Jaringan Darah

Mencit (Mus musculus L.) Yang Diinduksi Benzo(α)Piren”. Penelitian ini

dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Hibah Penelitian Tim Pasca

Sarjana 2017/2018. Tim Pembimbing penelitian ini adalah Ibu Endang Linirin

Widiastuti, Ph.D sebagai Pembimbing Utama sekaligus Pembimbing Akademik

penulis dan Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si sebagai Pembimbing II.

Page 12: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas segalalimpahan Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya,Ku persembahkan karya kecilku ini untuk :

Ayahanda (alm. Thoha Arifin) dan Ibundaku tercinta (Suwarti), yangtiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikanhingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku,

Kakak (Rizky Arintawati, S.P dan Achmad Fanani, S.P) dan keduaadikku tercinta (Reynanda Nabilla Putri dan M. Ridho Fariztanto)yang slalu memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih

sayang,

Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberiku ilmu yang bermanfaat,dan membantuku dalam menggapai kesuksesan.

Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik yang selalu memberikankupengalaman berharga, motivasi, dan semangat,

Dan Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 13: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xii

MOTTO

“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan jugaorang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa

derajat”.( Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 )

Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal yaitu cerdas,selalu ingin tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan

dari guru dan dalam waktu yang lama.( Ali bin Abi Thalib )

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah ( Nasib ) suatu kaumsampai mereka mengubah diri mereka sendiri “

(Q.S. Ar-Ra'd ayat 11)

“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orangmu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikankepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(Q.S. At-Taubah ayat 105)

Page 14: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xiii

SANWACANA

Puji Syukur Penulis kehadirat ALLAH SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan

bathin kepada Penulis. Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang

keras, bimbingan dan ridho dari ALLAH SWT, serta bantuan dari berbagai pihak

jualah, maka Penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul PERAN

EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH (Eucheuma cottonii L.),

GAMBIR LAUT (Clerodendrum inerme L. Gaertn), DAN TAURIN

TERHADAP JARINGAN DARAH MENCIT (Mus musculus L.) YANG

DIINDUKSI BENZO(α)PIREN.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dengan judul UJI

EFEKTIVITAS SENYAWA ANTIKANKER, ANTIDIABET, DAN

ANTIOKSIDAN PADA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI

DENGAN BENZO(α)PIREN DAN ALOKSAN SECARA IN VIVO SERTA

EKSPLORASI SUMBER TAURINE PADA BIOTA LAUT, yang didanai oleh

Kemenristekdikti melalui skema Tim Pascasarjana tahun anggaran 2017-2018.

Melalui kesempatan ini, Penulis akan mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun

spiritual. Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak

terhingga Penulis sampaikan kepada :

Page 15: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xiv

1. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D sebagai Pembimbing I sekaligus

Pembimbing Akademik atas semua ilmu, bantuan, bimbingan, nasehat

selama perkuliahan dan penelitian tesis ini.

2. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si sebagai Pembimbing II atas semua

ilmu, bantuan, bimbingan, nasehat selama perkuliahan dan penelitian

tesis ini.

3. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc sebagai Pembahas I atas semua

ilmu, bantuan, bimbingan, nasehat selama perkuliahan dan penelitian

tesis ini.

4. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Sc sebagai Pembahas II atas semua

ilmu, bantuan, bimbingan, nasehat selama perkuliahan dan penelitian

tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. sebagai Rektor

Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Mustofa, M.A., Ph.D. sebagai Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung.

7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

8. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

9. Bapak Dr. Sumardi, M.Si sebagai Ketua Program Studi Magister

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung.

Page 16: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xv

10. Ibu Dr. Emantis Rosa, M.Biomed sebagai Kepala Laboratorium

Biologi Molekuler dan Mbak Nunung Cahyawati, A.Md. sebagai

Laboran yang telah mengizinkan dan membantu penulis dari awal

hingga akhir penelitian di laboratorium tersebut.

11. Keluarga besar penelitian mencit Iffa Afiqa Khairani, Noufallia Fikri

Arra, Lily Utami, Yonathan Christyanto, Sri Rahmaning Tyas, Winda

Yulia Ningtyas, Harnes Abrini, Wulan Ayu NF, Yogi Kurnia,

Yoharnes atas motivasi, bantuan selama penelitian.

12. Bapak drh. Didik Tulus Subekti atas bantuan, ilmu yang diberikan

selama proses penelitian di Balitvet Bogor.

13. Ketua dan staf jajaran lab. parasitologi dan lab. patologi atas ilmu

yang diberikan selama proses penelitian di Balai Veteriner Lampung.

14. Dosen dan Staf Jurusan Biologi FMIPA Unila atas ilmu pengetahuan

dan bantuannya dalam menyelesaikan perkuliahan serta administrasi

jurusan.

15. Seluruh teman jurusan magister biologi angkatan 2017 yaitu Novriadi,

Desfika Ardia Putri, Tika Lidia Sari, Evi Yunita Sari, Yogi Kurnia,

Yoharnes, Wulan Ayu NF atas kebersamaan selama kuliah dan

menjalani proses penelitian.

16. Seluruh kakak dan adik tingkat program S2 dan S1 Biologi FMIPA

Unila yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kebersamaannya

di Biologi FMIPA Unila.

Page 17: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xvi

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

dukungan, kritik, dan saran.

18. Almamater Universitas Lampung yang tercinta.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah kalian

berikan. Demikianlah, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan

pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya.

Bandar Lampung, Januari 2019

Penulis,

Rizka Arifianti

Page 18: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xvii

DAFTAR ISI

HalamanABSTRACT ............................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................ iii

HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................ v

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. vi

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. xi

MOTTO .................................................................................................... xii

SANWACANA ......................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xvii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xxi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xxii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1A. Latar Belakang ................................................................................ 1B. Tujuan Penelitian............................................................................. 8C. Manfaat Penelitian........................................................................... 9D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 10E. Hipotesis.......................................................................................... 11

Page 19: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xviii

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 12A. Karsinogenesis ................................................................................ 12B. Polycyclic Aromatic Hidrocarbon (benzo(α)piren) ........................ 16

1. Karakterisasi PAH..................................................................... 162. Karakterisasi benzo(α)piren...................................................... 16

C. Tanaman yang bersifat antikanker................................................... 191. Biologi Makroalga merah......................................................... 20

1.1 Klasifikasi........................................................................... 201.2 Deskripsi............................................................................. 201.3 Kandungan nutrisi................................................. ............. 211.4 Senyawa bioaktif................................................. ............... 22

2. Biologi daun gambir laut.......................................................... 232.1 Klasifikasi........................................................................... 232.2 Deskripsi............................................................................. 232.3 Senyawa bioaktif................................................. ............... 242.4 Efek farmakologis................................................. ............. 26

3. Biologi Taurin .......................................................................... 273.1 Fungsi secara umum........................................................... 273.2 Fungsi secara khusus (antikarsinogenik)............................ 29

D. Biologi Mencit .............................................................................. 291. Klasifikasi...................................................... .......................... 292. Deskripsi..................................... ............................................. 30

E. Darah ............................................................................................. 311. Sel darah merah........................................................................ 322. Sel darah putih.......................................................................... 333. Keping darah..................................... ....................................... 35

F. Plasma Darah ................................................................................. 36G. Hepar .............................................................................................. 37

1. Anatomi dan fisiologi hepar...................................................... 372. Histologi Hepar..................................... ................................... 393. Histopatologi Hepar..................................... ............................ 40

H. Elektroforesis SDS Page ................................................................ 421. Dasar Teori Elektroforesis...................................................... . 422. SDS-Page..................................... ............................................ 42

III. METODE PENELITIAN.................................................................. 45A. Tempat dan waktu penelitian .......................................................... 45B. Alat dan bahan................................................................................. 45C. Metode penelitian ............................................................................ 47

1. Rancangan Penelitian....... ......................................................... 472. Populasi Penelitian................................................ .................... 483. Sampel Penelitian...................................................................... 49

Page 20: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xix

D. Pelaksanaan Penelitian............................................................... ..... 491. Tahap persiapan ................................................................. ...... 49

1.1 Persiapan Hewan Uji...................................................... .... 491.2 Aklimatisasi Hewan Uji................................................. .... 491.3 Pemeliharaan Hewan Uji.................................................... 50

2. Persiapan Bahan Uji.................................................................. 502.1 Persiapan Ekstrak makroalga merah dan daun gambir laut 502.2 Persiapan Taurin................................................................. 51

3. Induksi zat karsinogenik ........................................................... 514. Pemberian Ekstrak makroalga merah dan daun gambir laut...... 525. Pemberian Taurin ...................................................................... 526. Pengamatan berat badan............................................................ 527. Analisis Penghitungan Jumlah Total Sel Darah Putih

(Leukosit) dan Sel Darah Merah (Eritrosit)...................... ........ 537.1 Sel darah merah....... ........................................................... 537.2 Sel darah putih.................................................................... 537.3 Diferensiasi leukosit................................................. .......... 54

8. Pembuatan preparat histopatologi hepar mencit.............. ......... 559. Uji Fitokimia................................................................... .......... 58

8.1 Pemeriksaan alkaloid.......................................................... 588.2 Pemeriksaan flavonoid................................................. ...... 598.3 Pemeriksaan terpenoid...... ................................................. 598.4 Pemeriksaan saponin................................................ .......... 59

10. Pengamatan Profil Protein Darah Mencit menggunakanElektroforesis SDS-PAGE......................................................... 59

E. Diagram Alir Penelitian.......................................... ........................ 63F. Parameter penelitian................................................................ ........ 64

1. Rerata berat badan mencit.......................................................... 642. Jumlah total sel darah putih dan sel darah merah............ ......... 64

2.1 Leukosit................................................................................ 642.2 Eritrosit................................................................................. 642.3 Diferensiasi Leukosit................. ......................................... 65

3. Rerata berat basah organ hepar mencit.................................. ... 654. Penilaian dan gambaran histopatologi hepar mencit................. 65

1. Hepar...................................................................................... 655. Analisis Berat Molekul Pita Protein Profil plasma darah

mencit........ ................................................................................ 66G. Analisis Data.............................................................................. ..... 67

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 68A. Hasil Uji Fitokimia.......................................................................... 68B. Perubahan Rerata Berat Badan Mencit............................................ 71

Page 21: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xx

C. Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit) ................................................ 74D. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) ................................................. 79E. Rerata Jumlah Total Jenis Leukosit................................................. 83F. Rerata Berat Basah Organ Hepar Mencit........................................ 90

1. Pengamatan Histopatologi Organ Hepar Mencit......................... 922. Rerata Jumlah Kerusakan Sel Hepar Mencit............................... 923. Gambaran Histopatologi Organ Hepar........................................ 95

G. Profil Protein Plasma Darah Mencit ............................................... 113

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 117A. Kesimpulan...................................................................................... 117B. Saran................................................................................................ 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi kimia makroalga merah ............................................... 21

Tabel 2. Data Biologi mencit ....................................................................... 31

Tabel 3. Skor Kerusakan Jaringan Hepar...................................................... 66

Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Gambir Laut dan MakroalgaMerah ............................................................................................. 68

Tabel 5. Rerata Jumlah Total Jenis Leukosit ............................................... 83

Page 23: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Karsinogenesis................................................................. 14

Gambar 2. Hipotesis Etiologi Dan Patogenesis Neoplasia ........................... 15

Gambar 3. Cincin Aromatik Benzo (a) Piren................................................ 17

Gambar 4. Morfologi Makroalga Merah....................................................... 20

Gambar 5. Morfologi Tanaman Gambir Laut ............................................... 23

Gambar 6. Taurin .......................................................................................... 28

Gambar 7. Morfologi Mencit......................................................................... 30

Gambar 8. Sel Darah Merah Normal Mencit Secara Mikroskopis................ 33

Gambar 9. Diferensiasi Sel Darah Putih........................................................ 35

Gambar 10. Anatomi Hepar Normal Mencit................................................. 38

Gambar 11. Gambaran Mikroskopik Dengan Perbesaran 30 X HeparManusia...................................................................................... 40

Gambar 12. Aplikasi Metode SDS-PAGE..................................................... 44

Gambar 13. Diagram Alir Penelitian............................................................. 63

Gambar 14. Hasil Uji Flavonoid.................................................................... 69

Gambar 15. Hasil Uji Saponin....................................................................... 69

Gambar 16. Hasil Uji Steroid/Terpenoid....................................................... 70

Gambar 17. Hasil uji tannin........................................................................... 70

Gambar 18. Rerata Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) yang DiinduksiBenzo(α)piren 10 hari dan Diberi Ekstrak Metanol MakroalgaMerah (E. cottonii), Gambir Laut (C. inerme), dan Taurin 15hari.............................................................................................. 71

Page 24: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

xxiii

Gambar 19. Rerata Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit) Mencit(Mus musculus L.) yang Diinduksi Benzo(α)piren 10 hari danDiberi Ekstrak Metanol Makroalga Merah (E. cottonii),Gambir Laut (C. inerme), dan Taurin 15 hari......................... 74

Gambar 20. Rerata Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Mencit(Mus musculus L.) yang Diinduksi Benzo(α)piren 10 hari danDiberi Ekstrak Metanol Makroalga Merah (E. cottonii),Gambir Laut (C. inerme), dan Taurin 15 hari............................ 79

Gambar 21. Rerata Berat Basah Organ Hepar Mencit (Mus musculus L.)yang Diinduksi Benzo(α)piren 10 hari dan Diberi EkstrakMetanol Makroalga Merah (E. cottonii), Gambir Laut(C. inerme), dan Taurin 15 hari................................................ 90

Gambar 22. Rerata Kerusakan Organ Hepar Mencit (Mus musculus L.)yang Diinduksi Benzo(α)piren 10 hari dan Diberi EkstrakMetanol Makroalga Merah (E. cottonii), Gambir Laut(C. inerme), dan Taurin 15 hari................................................... 92

Gambar 23. Gambaran Histologi Hepar Mencit kelompok kontrol (K1)dengan metode pewarnaan Hematoxylin Eosin (H-E)............... 96

Gambar 24. Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang DiinduksiBenzo(α)piren (K2) dengan metode pewarnaan HematoxylinEosin.......................................................................................... 97

Gambar 25. Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang DiinduksiBenzo(α)piren + Taurin (K3) dengan metode pewarnaanHematoxylin Eosin (H-E).......................................................... 104

Gambar 26. Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang DiinduksiBenzo(α)piren + Ekstrak metanol E.cottonii (K4) denganmetode pewarnaan Hematoxylin Eosin (H-E)…....................... 107

Gambar 27. Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang DiinduksiBenzo(α)piren + Ekstrak metanol C. inerme (K5) denganmetode pewarnaan Hematoxylin Eosin (H-E)........................... 110

Gambar 28. Kurva Standar Protein Marker................................................... 113

Gambar 29. Profil protein plasma darah mencit pada gel SDS-Page 1-D..... 114

Page 25: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses Modernisasi yang terjadi di era global menyebabkan naiknya harga

konsumsi dan produksi, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan

energi akan meningkat sehingga meningkatkan resiko toksikologis. Proses

industrialisasi sendiri memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang

akan menghasilkan limbah dalam bentuk gas, cair, dan padat. Limbah ini

tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang

mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan

meningkat. Hal ini menyebabkan manusia dan makhluk hidup lainnya dapat

terpapar toksik berupa polutan atau zat xenobiotik yang ada di lingkungan

(Casarett dan Doull, 2008).

Efek toksik akibat pemaparan zat xenobiotik dapat menginisiasi

karsinogenesis. Terdapat 2 faktor yang berperan dalam karsinogenesis yaitu

eksogen dan endogen. Faktor endogen berasal dari sistem imun, genetik,

usia, keseimbangan endokrin, kondisi psikis, dan respon inflamasi dari setiap

individu yang tidak dapat diubah, Sedangkan faktor eksogen berasal dari luar

individu seperti karsinogen kimia, fisika, biologis.

Page 26: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

2

Salah satu agen kimia yang melimpah ruah di bumi adalah Polycyclic

Aromatic Hydrocarbon (PAH). PAH bersifat karsinogenik yang dapat

merusak sistem hormonal dan imunitas tubuh. Beberapa golongan PAH,

seperti Benzo(α)piren diketahui dapat ditemukan dalam makanan dan

minuman serta udara (Terzi, et al., 2008 dan Delaware Health and Social

Services, 2009). Benzo(α)piren yang terdapat di udara, air dan sedimen,

dapat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui cara dihirup (inhalated)

atau diserap (absorbed) melalui kulit, dan dimakan (ingested), sesuai dengan

habitat makhluk hidup (Faust dan Reno, 1994; Brown, et al., 2009). Senyawa

ini bersifat prokarsinogenik yang dapat dikonversi ke karsinogen aktif dengan

sitokrom P-450. Karsinogen aktif yang sangat reaktif dapat menyerang

dengan mudah untuk kelompok nukleofilik dalam DNA, RNA dan protein,

yang menyebabkan mutasi sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit

degeneratif, termasuk kanker (Murray dan Granner, 2003).

Kemampuan benzo(α)piren sebagai karsinogenesis maupun mutagenesis,

sangat berkaitan. Diawali dengan perubahan gen yang irreversible

(Walker, 2009). Perubahan genetik terutama mengenai onkogen yaitu protein

dari sel normal yg mengalami aktivasi secara abnormal. Tumor suppressor

genes yakni gen antiproliferasi atau produknya yang teraktivasi. Selanjutnya

DNA repair genes menjadi terinaktivasi sehingga menyebabkan akumulasi

mutasi yg secara potensial merusak.

Page 27: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

3

Perubahan genetik yang terakhir yaitu regulator apoptosis, inaktivasi gen-gen

pro-apoptosis atau terjadi aktivasi gen apoptosis yang mempromosikan

ketahanan hidup sel (Aziz, 2006).

Pengobatan pada kanker umumnya meliputi pembedahan, radioterapi, dan

kemoterapi. Radiokemoterapi memiliki kelemahan yaitu meningkatkan efek

samping seperti mukositis, leukopeni, dan infeksi berat. Pada pengobatan

kemoterapi, senyawa kimia yang diberikan tidak hanya menyerang sel kanker

tetapi juga menyerang sel sehat sehingga menimbulkan efek samping seperti

mual, muntah, tenggorokan kering, sulit menelan, tangan gemetar, kulit

kering, rambut rontok, lelah, perdarahan, resiko infeksi, diare, maupun

konstipasi (Siregar, 2007).

Oleh karena itu, berbagai penelitian penting dikembangkan sebagai upaya

mengeksplorasi potensi senyawa-senyawa bioaktif alami yang dapat berperan

sebagai antikanker. Potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai antikanker

adalah keanekaragaman hayati laut dan pesisir di Indonesia

(Gudbjarnason, 1999).

Salah satu sumber agen kemoterapi alami berupa mangrove yaitu gambir laut

(Clerodendrum inerme L. Gaertn) yang termasuk keluarga Verbenaceae,

mengandung banyak metabolit aktif biologis, termasuk glikosida jantung,

antrakuinon, protein, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, iridoid, diterpenes,

triterpen, sterol, steroid, karbohidrat, minyak tetap, minyak atsiri dan lignin.

Page 28: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

4

Adapun efek farmakologisnya seperti anti-inflamasi, analgesik, antipiretik,

saraf dan otot polos efek, antimikroba, antidiabetes, antioksidan, antiparasit,

insektisida, anti alergi, antikanker, pelindung dan banyak efek farmakologis

lainnya (Al-Snafi, 2016). Pemberian oral ekstrak air daun C. inerme

(500 mg/kg) mampu mengurangi kejadian, volume, beban dan jumlah tumor

dari karsinoma sel skuamosa oral pada hamster golden Syrian yang diinduksi

7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) (Manoharan, et al., 2006).

Ekstrak etanol daun C. inerme (300 mg/kg) secara signifikan mencegah

kejadian tumor, menurunkan volume dan beban tumor kulit pada mencit

Swiss yang diinduksi DMBA (Renju, et al., 2007).

Jenis kekayaan laut lainnya adalah makroalga merah yaitu

Eucheuma cottonii L. yang memiliki potensi sebagai antioksidan karena

mengandung pigmen fotosintesis dan pigmen aksesoris lainnya yaitu

klorofil-a, α-karoten, β-karoten, fikobilin, neozanthin, dan zeanthin

(Wulanningrum, 2012). Fraksi protein dari alga merah Eucheuma cottonii

memiliki aktivitas terkuat sebagai antikanker terdapat pada fraksi 40-60%

dengan nilai LC50 sebesar 91,83 μg/mL terhadap larva udang Artemia salina

Leach dan nilai IC50 sebesar 74,13 μg/mL terhadap sel zigot bulu babi

Tripneustes gratilla Linn. Alga merah Eucheuma cottonii potensial sebagai

bahan antikanker (Ismail, et al., 2013).

Sifat antikanker dan antioksidan juga dimiliki oleh taurin. Taurin diduga

dapat digunakan sebagai antioksidan sehingga membantu mencegah

Page 29: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

5

kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh oksidasi (Murray, 1996).

Fungsi penting lainnya dari zat ini adalah sebagai antikarsinogenik dengan

cara melindungi sel – sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal

bebas (Redmon, et al., 1983).

Diagnosa biokimia klinis, monitoring kesehatan dan nutrisi suatu organisme,

serta mengungkap gangguan kesehatan yang bersifat subklinis, dapat

dilakukan dengan menganalisis metabolit darah, konsentrasi protein total dan

fraksi albumin dan globulin serum darah. Peningkatan atau penurunan

konsentrasi protein total dianggap sebagai suatu abnormalitas yang terjadi

pada tubuh suatu organisme (Franca, et al., 2011 dan Irfan, et al., 2014).

Beberapa penelitian mengenai perubahan profil protein plasma darah akibat

paparan zat toksik telah banyak dilakukan, diantaranya paparan asap rokok

kronis pada tikus menyebabkan perubahan ekspresi protein pada profil

protein plasma darah tikus yang menunjukkan adanya perkembangan

penyakit kardiovaskular dan pulmonal (Tewari, et al., 2011).

Penelitian lainnya yang dilakukan Sa’adah, et al. (2016), bahwa terdapat

perubahan profil protein plasma darah mencit yang diinduksi karsinogenik

benzo(α)piren, dimana terlihat adanya penambahan dua pita protein baru

dibandingkan kontrol. Pita tersebut berkaitan dengan protein yang dihasilkan

oleh hepar sebagai penanda adanya infeksi dan protein yang dihasilkan oleh

sel kanker osteosarkoma.

Page 30: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

6

Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari

suatu organisme yang terpapar senyawa karsinogen antara lain pemeriksaan

darah (jumlah total eritrosit, leukosit, dan diferensial leukosit) dan gambaran

histopatologi hepar.

Darah mempunyai peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan

darah secara tidak langsung dapat memantau keadaan dalam tubuh suatu

organisme. Salah satu komponen sel darah yang menjadi parameter penting

yaitu sel darah merah (eritrosit). Fungsi utamanya adalah mentranspor

hemoglobin yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan.

Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui

juga keadaan organ tubuh suatu organisme (Murray, et al., 1996).

Eritrosit bersifat pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah,

sedangkan leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan

dalam menjalankan fungsinya. Leukosit merupakan unit yang aktif dari

sistem pertahanan tubuh serta tanggap terhadap agen infeksi penyakit

(Junqueira, 2007). Secara umum total leukosit dan diferensial leukosit dapat

memberikan gambaran dan status kesehatan pada hewan (Sugiharto, 2014).

Diferensial leukosit merupakan kesatuan dari sel darah putih yang terdiri dari

dua kelompok yaitu granulosit yang terdiri atas heterosinofil, eusinofil, dan

basofil, dan kelompok agranulosit yang terdiri dari limfosit dan monosit

(Cahyaningsih, et al., 2007). Tingkat kenaikan dan penurunan jumlah

Page 31: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

7

leukosit dalam sirkulasi menggambarkan ketanggapan sel darah putih dalam

mencegah hadirnya agen penyakit dan peradangan (Nordenson, 2002).

Parameter penting lainnya adalah gambaran histopatologi hepar. Berdasarkan

Fungsinya sebagai organ detoksifikasi, hepar merupakan organ yang paling

banyak mengakumulasi zat toksik yang masuk dalam tubuh sehingga dapat

dengan mudah terkena efek toksik (Anderson, 1995). Dengan menganalisa

histopatologi suatu organ maka kita dapat menentukan perubahan struktur sel

yang terjadi pada organ tersebut (Dutta, 1996). Menurut Farkas (2004)

proses kerusakan sel hati diawali oleh kerusakan DNA yang kemudian

berlanjut menjadi terjadinya hepato-sitotoksisitas.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran dari ekstrak metanol gambir

laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) dan makroalga merah (Eucheuma

cottonii L.) serta taurin secara in vivo yang diinduksi senyawa karsinogen

benzo(α)piren. Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang efek

dari ekstrak metanol gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) dan

makroalga merah (Eucheuma cottonii L.) serta taurin, oleh karena itu perlu

dilakukan uji efek ekstrak metanol gambir laut (Clerodendrum inerme L.

Gaertn) dan makroalga merah (Eucheuma cottonii L.) serta taurin terhadap

mencit jantan (Mus musculus L.) sebagai upaya untuk mengobati penyakit

kanker dan meminimalisir penggunaan obat kemoterapi berbahan kimia.

Page 32: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

8

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui peran pemberian ekstrak metanol makroalga merah

(Eucheuma cottonii L.), gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) dan

taurin terhadap jumlah total leukosit, eritrosit, dan diferensial leukosit pada

mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksi benzo(α)piren

2. Mengetahui peran pemberian ekstrak metanol makroalga merah

(Eucheuma cottonii L.), gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) dan

taurin terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus musculus

L.) yang telah diinduksi benzo(α)piren

3. Mengetahui perbedaan karakterisasi profil protein pada plasma darah

mencit (Mus musculus L.) kontrol, yang diinduksi benzo(α)piren, dan yang

diberi ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottonii L.), gambir

laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) dan taurin.

Page 33: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

9

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai sumber informasi

ilmiah mengenai kemampuan ekstrak metanol makroalga merah

(Eucheuma cottonii L.), daun gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn)

dan taurin yang berpotensi sebagai antikanker dan agen kemoterapi alami.

Page 34: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

10

D. Kerangka Pikir

Keterangan : = Menginduksi

= Mengandung/Berkaitan

= Menghambat

ToksikologiLingkungan Karsinogenesis

Eksogen Endogen

Agen kimia : PAH(Benzo(α)piren)

Sistem imun danInflamasi

Sel Normal

Kerusakan DNA

Mutasi genom sel somatik

Aktivasi onkogenPerubahan genyang mengatur

apoptosis

Inaktivasi gensupresorkanker

Agen Kemoterapi Alami Agen Kemoterapi Modern

3. Ekstrak metanol daun gambir laut(Clerodendrum inerme L. Gaertn)

2. Ekstrak metanolmakroalga merah

(Eucheuma cottonii L.)

1. Taurin

Agen Kemoterapeutik

Kurang efektif danmenimbulkan

banyak efek samping

Parameterpenelitian :1. Profil proteinplasma darah2. Jumlah totaleritrosit, leukosit,dan diferensialleukosit3. Gambaranhistopatologihepar

Page 35: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

11

E. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottonii L.),

gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), dan taurin mampu

mereduksi jumlah sel-sel darah abnormal pada darah mencit yang

diinduksi benzo(α)piren sehingga jumlah sel-sel leukosit dan

sel-sel eritrosit kembali normal.

2. Pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottonii L.),

gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), dan taurin mampu

memperbaiki kerusakan histopatologi hepar mencit (Mus musculus L.)

yang telah diinduksi benzo(α)piren.

3. Terdapat perbedaan karakterisasi profil protein pada plasma darah

mencit kontrol, yang diinduksi senyawa karsinogen benzo(α)piren, dan

yang diberi ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottoni L.)

dan gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) serta taurin.

Page 36: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karsinogenesis

Karsinogenesis merupakan proses pembentukan sel karsinoma yang

patogenesisnya secara molekuler merupakan penyakit genetik. Proses ini

terjadi akibat pengaruh dari berbagai faktor (multifaktorial) yang menyerang

tubuh secara bertahap (multistage). Perubahan sel normal menjadi karsinoma

disajikan pada Gambar 1. yaitu melalui 3 tahapan, tahap inisiasi, promosi dan

progresi. Perubahan keganasan melibatkan beberapa gen yaitu onkogen, gen

penekan tumor (tumor supressor gene), gen yang berperan dalam perbaikan

DNA (DNA repair gene), dan gen pengatur apoptosis (Tannock dan Hill,

1998).

Tahap inisiasi diawali dengan kegagalan mekanisme reparasi DNA sehingga

paparan inisiator seperti hormon, radiasi, mutasi spontan dan bahan kimia

mutagenik dapat berakibat pada pertumbuhan sel normal menjadi sel yang

terinisiasi. Pada sel terinisiasi terjadi perubahan urutan nukleotida DNA

protoonkogen sehingga ekspresi gen berubah meskipun jaringan masih

terlihat normal. Tahap inisiasi merupakan proses yang berlangsung cepat dan

bersifat reversibel (Pusztai, 1996 dan Rickwood, 1996).

Page 37: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

13

Tahap inisiasi akan berlanjut menjadi tahap promosi apabila sel yang

terinisiasi tadi terpapar oleh promotor seperti faktor pertumbuhan dan infeksi

virus sehingga sel akan berkembang menjadi sel praneoplasi. Pada sel

praneoplasi akan terjadi transformasi urutan DNA sel sehingga ekspresi

protein yang dikode gen tersebut ikut berubah. Tahap promosi ini tidak

terjadi dalam waktu singkat, selain itu juga harus ada paparan promotor yang

terus – menerus. Sebenarnya proses tersebut dapat dihambat oleh anti

onkogen, gen penekan pertumbuhan tumor dan faktor diferensiasi, akan tetapi

apabila faktor – faktor anti karsinogenik gagal melaksanakan fungsinya maka

sel praneoplasi akan menjadi sel tumor in situ (Shengli, 2001).

Sel tumor in situ jika kembali mendapat paparan inisiator akan berkembang

menjadi sel tumor infiltratif yang merupakan tahap akhir karsinogenesis yaitu

tahap progresi. Proses perkembangan menjadi sel tumor infiltratif dihambat

oleh mekanisme apoptosis, faktor diferensiasi, penghambat angiogenesis dan

sistem imun tubuh (Irene, 2005).

Karsinoma adalah suatu penyakit kegagalan mekanisme pengaturan

multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan yang

tidak terkontrol. Perubahan sel (transformasi) ini disebabkan oleh perubahan

gen di dalam sel. Sel – sel yang telah mengalami transformasi terus menerus

akan berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal.

Selanjutnya diikuti dengan invasi ke jaringan sekitar dan metastase ke bagian

tubuh lain (Childs, et al., 2002; Tannock, 1998 dan Tjarta, 1996).

Page 38: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

14

Gambar 1. Skema karsinogenesis (Garro, 1992)

Onkogen merupakan gen yang berkorelasi dengan terjadinya transformasi

neoplastik. Onkogen ini berasal dari protoonkogen yang mengalami mutasi.

Protoonkogen sendiri merupakan gen yang mengatur proliferasi sel normal.

Perubahan protoonkogen seluler pada aktivasi menjadi onkogen selalu

bersifat mengaktivasi yakni menstimulasi suatu fungsi sel yang

mengakibatkan pertumbuhan dan diferensiasi sel. Walaupun ada sel yang

mengalami pembelahan diri secara tak terkendali, masih belum mengarah

ke bentuk karsinoma, karena sel–sel sekitar akan bereaksi dengan

mengeluarkan zat penghambat pertumbuhan (growth inhibitor).

Page 39: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

15

Zat penghambat pertumbuhan ini akan mengikat ke reseptor sel yang

kemudian akan mengirimkan signal ke inti sel, mengaktifkan gen penghambat

pertumbuhan tumor (tumor suppressor gene). Tumor Suppressor Gene

berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan sel, apabila diaktifkan maka akan

menghentikan siklus pembelahan sel, sehingga akan mencegah pembelahan

sel selanjutnya. Apabila tumor suppressor gene malfungsi disebabkan

adanya mutasi, maka sel abnormal yang terus membelah diri tidak dapat

menanggapai pesan growth inhibitor yang dikeluarkan oleh sel sekitarnya

untuk menghentikan pembelahan sehingga terjadi proses malignansi

(Tannock and Hill, 1998). Perubahan sel normal menjadi neoplasma ganas

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Hipotesis etiologi dan patogenesis neoplasia (Aziz, 2006)

Page 40: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

16

B. Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (benzo(α)piren)

1. Karakterisasi Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)

PAH adalah senyawa organik yang tersebar luas di alam, tersusun dari

atom hidrogen, karbon, yang tersusun dalam satu atau dua lebih struktur

cincin/aromatik non polar dengan sifat hidrofobik. PAH tertentu ada

yang bersifat karsinogenik, artinya ada yang bersifat kanker.

Senyawa ini dapat menghasilkan tumor pada tikus dalam waktu yang

sangat singkat meskipun hanya sedikit yang dioleskan pada kulitnya.

Efek biologisnya telah diketahui sejak lama, yaitu sejak 1775, ketika

jelaga didefinisikan sebagai penyebab kanker zakar para pembersih

cerobong (Harrold, 2003). Senyawa ini dapat dijumpai di hampir seluruh

kompartemen lingkungan, mulai dari udara, danau, lautan, tanah,

sedimen dan biota (Law, et al., 1997).

2. Karakterisasi benzo(α)piren

Berdasarkan Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan 16

jenis PAH yang berbahaya dari 100 jenis PAH yang diketahui yang salah

satu di antaranya adalah benzo(α)piren (Chen, et al., 1996).

Dari beberapa PAH ini yang paling bersifat karsinogen adalah

benzo(α)piren dan benzan trasena (Fassenden, et al., 1982).

Benzo(α)piren yang juga memiliki nama lain benzo[d,e,f]chrysene, 3-4

benzopyrene, 3,4-benzpyrene, benz[a]pyrene, BP atau B[a]P,

Page 41: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

17

merupakan salah satu jenis dari PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon)

yang memiliki 5 buah cincin alkil aromatik, berat molekul 252,3, dan

rumus kimia C20H12 (Gambar 3). Bentuk padatan atau kristal dari

benzo(α)piren berwarna kuning pucat yang dapat meleleh pada suhu

179-179,3 oC dan titik didihnya pada suhu 310-312 oC

(ToxProbe Inc, 2010).

Gambar 3. Cincin aromatik benzo(α)piren (Terzi et al., 2008)

Benzo(α)piren yang terdapat di lingkungan dapat masuk ke dalam tubuh

makhluk hidup melalui cara dihirup (inhalated) atau diserap (absorbed)

melalui kulit, dan dimakan (ingested), sesuai dengan habitat makhluk

hidup (Faust dan Reno, 1994; Brown, et al., 2009). Pada manusia,

benzo(α)piren yang terdapat di udara dan asap (asap rokok, kendaraan,

pembakaran) akan terhirup bersama dengan udara, sedangkan

benzo(α)piren yang berada dalam kandungan makanan akan masuk

dalam tubuh melalui sistem pencernaan.

Proses metabolisme benzo(α)piren diawali dengan pengoksidasian oleh

cytochrome P450, yaitu kelompok enzim yang berfungsi mengkatalis dan

mengoksidasi substansi organik, menjadi berbagai macam produk.

Page 42: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

18

Produk yang dihasilkan oleh cytochrome P450 adalah phenol, seperti

Benzo[a]pyrene 7,8-oxide kemudian mengalami metabolisme dengan

bantuan Epoxide hydrolase (bagian kelompok cytochrome P450 yang

berfungsi untuk detoksifikasi selama terjadi metabolisme obat).

Epoxide hydrolase membuka cincin epoxide pada benzo[a]pyrene

7,8-oxide dan mengubahnya menjadi bentuk transdihydrodiol

(benzo[a]pyrene 7,8-trans-diol), sehingga dapat diekskresikan dari dalam

tubuh. Pada metabolisme dalam sel, benzo[a]pyrene 7,8-trans-diol,

9,10-oxide berinteraksi dengan guanine residue DNA. Mutagenic diol

epoxide ini masuk ke dalam reticulum endoplasma atau ke nucleus dan

berinteraksi dengan DNA, sehingga menyebabkan struktur kimia DNA

berubah (DNA adducts) (Walker, 2009).

Proses metabolisme dan distribusi benzo(α)piren dalam tubuh terjadi

secara bertahap dan dalam waktu yang relatif berbeda untuk tiap jenis

makhluk hidup. Penelitian pada tikus, menunjukkan proses distribusi

benzo(α)piren bertahap yang berlangsung cepat. Benzo(α)piren masuk

melalui proses inhalation, dan secara berurutan ditemukan dalam kadar

yang tinggi pada liver, esophagus, usus kecil, dan mencapai darah 30

menit setelah pemaparan (Feust dan Reno, 1994). Secara terperinci,

dalam 5 menit presentase kandungan benzo(α)piren dalam tiap organ dan

jaringan tubuh tikus adalah paru-paru (59.5%), carcass (14.4%), liver

(12.5%), darah (3.9%), dan usus (1.9%). Pada menit ke 60, prosentase

tersebut menjadi paru-paru (15.4%), carcass (27.1%), liver (15.8%),

Page 43: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

19

darah (1.6%), dan usus (9.9%). Keberadaan benzo(α)piren dalam organ-

organ tersebut berikatan dengan DNA secara kimiawi dan menganggu

proses replikasi DNA.

C. Tanaman yang bersifat antikanker

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang terletak di

kawasan tropis, merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati

laut tertinggi (megabiodiversity) di dunia dengan sekitar 40.000 jenis

tumbuhan sebagai unsur floranya (Gudbjarnason, 1999). Oleh karena itu

potensi pengembangan obat anti kanker di wilayah pesisir penting dilakukan.

Upaya mengatasi penyakit kanker diantaranya adalah mengembangkan obat

dari tumbuhan yang mengandung senyawa antikanker. Pengembangan obat

kanker dari tanaman ini dipandang memiliki beberapa keuntungan, seperti

biaya yang lebih murah, mudah didapat dan efek samping relatif sedikit

(Depkes RI, 2008). Beberapa tanaman yang telah diteliti memiliki potensi

untuk dikembangkan sebagai agen kemoterapi di wilayah pesisir adalah

makroalga (rumput laut) dan daun mangrove.

Page 44: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

20

1. Biologi makroalga merah (Eucheuma cottonii L.)

1.1 Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (2011), sistematika makroalga merah adalah

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Bangsa : Gigartinales

Suku : Solieriaceae

Marga : Eucheuma

Jenis : Eucheuma cottonii L.

Gambar 4. Morfologi makroalga merah(Eucheuma cottonii L.) (dokumentasi pribadi)

1.2 Deskripsi

Makroalga merah E. cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus

silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,

ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), berwarna coklat kemerahan,

cartilageneus (menyerupai tulang rawan atau muda), percabangan

bersifat alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat

dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus

Page 45: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

21

(sistem percabangan tiga-tiga) (Gambar 4.). E. cottonii memerlukan

sinar matahari untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu, rumput laut

jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik, yaitu pada

kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya.

Di alam, jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas

atau koloni (Anggadiredjo, 2006).

1.3 Kandungan nutrisi

Makroalga merah E. cottonii mengandung karbohidrat, protein,

sedikit lemak, dan abu. Selain itu juga merupakan sumber vitamin,

seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan vitamin C, serta

mengandung mineral seperti K, Ca, P, Na, Fe, dan Iodium

(Istini, 1986). Komposisi kimia rumput laut E. cottoni dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia makroalga merah (Eucheuma cottonii)

Komposisi Jumlah

AirProteinLemakKarbohidratSerat KasarAbuCaFeRiboflavinVitamin CKaragenan

12,90 %5,12 %0,13 %13,38 %1,39 %14,21 %52,82 ppm0,11 ppm2,26 mg/100 g4,00 mg/100 g65,75 %

Sumber: Istini (1986)

Page 46: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

22

1.4 Senyawa bioaktif

Fraksi protein dari E. cottonii memiliki aktivitas terkuat sebagai

antikanker terdapat pada fraksi 40-60% dengan nilai LC50 sebesar

91,83 μg/mL terhadap larva udang Artemia salina Leach dan nilai

IC50 sebesar 74,13 μg/mL terhadap sel zigot bulu babi Tripneustes

gratilla Linn. Makroalga merah E. cottonii potensial sebagai bahan

antikanker (Ismail, et al., 2013).

Bioaktivitas ekstrak alga merah E. cottonii cenderung bersifat

bakteriostatik (Dwyana, 2013). Selain mengandung karagenan yang

merupakan senyawa metabolit primer, rumput laut juga memiliki

senyawa metabolit sekunder (Shanmugan dan Mody, 2002).

Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat alginate,

keragenan dan agar banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik

untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya bernilai

ekonomis, kandungan metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi

sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas

yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, dan

sitostatik (Zainuddin, 2009).

Maharany, et al. (2017) melaporkan kandungan vitamin E pada

E. cottonii 158,07 ppm, nilai IC50 ekstrak metanol

106,021 ppm dan terdapat beberapa senyawa fitokimia antara lain

flavonoid, fenol hidrokuinon dan triterpenoid.

Page 47: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

23

2. Biologi tumbuhan gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn)

2.1 Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (2011), sistematika daun gambir laut adalah

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Lamiales

Suku : Verbenaceae

Marga : Clerodendrum

Jenis : Clerodendrum inerme L. Gaertn

Gambar 5. Morfologi gambir laut (C. inerme)(dokumentasi pribadi)

2.2 Deskripsi

C. inerme merupakan tanaman belukar, menjalar melebar

di permukaan tanah, dengan ketinggian kurang dari 2 m dan morfologi

nya dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 48: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

24

C. inerme adalah tanaman tropis yang tersebar luas, terutama

ditemukan di India, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Asia Tenggara dan

Mediterania.

1. Daun

Hijau tua mengkilap di bagian atas, kaku dan tertekuk ke dalam.

Unit dan letak sederhana dan berlawanan. Bentuknya elips dan bulat

memanjang. Ujungnya meruncing dengan ukuran panjang 3-4 cm.

2. Bunga

Berbentuk lonceng. Letak bunga di ketiak daun. Formasi

berkelompok (3 bunga per kelompok). Daun mahkota ada 5, putih

bersih, bagian bawahnya bertangkai panjang. Kelopak bunga

berwarna hijau dan jaraknya agak jauh dari daun mahkota. Benang

sarinya terjurai sangat panjang jika dibandingkan dengan mahkota

bunganya,warnanya merah keunguan.

3. Buah

Berbentuk bulat telur, dengan warna hijau hingga kecoklatan,

permukaannya seperti kulit, mengkilat dan berdaging. Ukuran

diameter buah 7-10 mm (Noor, et al., 1999).

2.3 Senyawa bioaktif

Tanaman genus Clerodendrum digunakan dalam pengobatan

tradisional oleh berbagai suku yang tersebar di Asia dan Afrika.

Secara empiris tanaman genus Clerodendrum digunakan untuk

pengobatan rematik, asma, inflamasi, batuk, infeksi serofulous,

Page 49: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

25

penyakit kulit, penurun demam, penyakit beriberi, diabetes, hipertensi,

jaundice, tifoid, sifilis, tumor, ascariasis, gonoroe, dispepsia, dan batu

ginjal. Tanaman genus Clerodendrum memiliki efek sedatif,

astringensia, diuretik, antibakteri, dan dapat digunakan sebagai

antidotum keracunan ikan.

Berdasarkan hasil penelitian secara in vitro maupun menggunakan

hewan uji, tanaman genus Clerodendrum memiliki potensi sebagai

antiinflamasi, antidiabetes, antimalaria, antivirus, antihipertensi,

hipolipidemik, antioksidan (Shrivastava dan Patel, 2007).

Kandungan kimia dalam tanaman genus Clerodendrum terdiri atas

golongan steroid, terpen, flavonoid, konstituen volatil, glikosida

cianogenik, fenolik, karbohidrat, ribosome-inactivating protein,

pheophorbide sitotoksik (Shrivastava dan Patel, 2007), saponin

(van Valkenburg dan Bunyapraphatsara, 2002). Sebanyak 53 senyawa

fitokima yang terkandung dalam tanaman genus Clerodendrum diuji

secara simulasi penambatan molekul (molecular docking simulation)

pada 18 target protein kanker yang potensial. Hasil simulasi

menyimpulkan bahwa lima senyawa yaitu apigenin 7-glucoside,

hispidulin, scutellarein-7-O-beta-D-glucuronate, acteoside dan

verbascoside memiliki potensi berikatan dengan target protein kanker

dan menimbulkan efek terapi.

Page 50: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

26

Interaksi ikatan maksimum dengan 17 target obat kanker ditunjukan

oleh apigenin 7-glucoside dan hispidulin (Gogoi, et al., 2017).

Tanaman genus Clerodendrum secara tradisional dimanfaatkan

sebagai antitumor (Patel, et al., 2007).

2.4 Efek farmakologis

C. inerme termasuk keluarga Verbenaceae, mengandung banyak

metabolit aktif biologis, termasuk glikosida jantung, antrakuinon,

protein, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, iridoid, diterpenes,

triterpen, sterol, steroid, karbohidrat, minyak tetap, minyak atsiri dan

lignin. Serta memiliki efek farmakologis seperti antiinflamasi,

analgesik, antipiretik, saraf dan otot polos efek, antimikroba,

antidiabetes, antioksidan, antiparasit, insektisida, anti alergi,

antikanker, pelindung dan banyak efek farmakologis lainnya

(Al-Snafi, 2016).

Pemberian oral ekstrak air daun C. inerme (500 mg/kg) mampu

mengurangi kejadian, volume, beban dan jumlah tumor dari

karsinoma sel skuamosa oral (intra bukal) pada hamster golden Syrian

yang diinduksi 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA)

(Manoharan et al., 2006). Ekstrak etanol daun C. inerme (300 mg/kg)

secara signifikan mencegah kejadian tumor, menurunkan volume dan

beban tumor kulit pada mencit Swiss yang diinduksi DMBA

(Renju, et al., 2007). Potensi antikanker ekstrak etanol daun C.

Page 51: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

27

inerme diuji pada Human Lung Adenocarcinoma Epithelial (A549)

Cell Line (Kalavathi dan Sagayagiri, 2016),

Human Cervical Carcinoma (HeLa) Cell Line dan Liver Cancer

(HepG2) Cell Line, dengan menggunakan metode MTT. Nilai IC50

untuk ketiga sel kanker tersebut adalah 15,6 μg/ml.

Efek kemopreventif C. inerme melalui mekanisme modulasi

peroksidasi lipid dan aktivitas antioksidan

(Manoharan, et al., 2006; Renju, et al., 2007).

3. Biologi Taurin

Taurin (2-aminoethanesulfonic acid) (Gambar 6.) merupakan asam

organik turunan dari asam amino sistein yang mengandung sulfur

(sulfihidril). Taurin dapat disintesis didalam tubuh, juga dapat

didapatkan dari diet, khususnya dari daging dan ikan

(Fredholm, et al., 1999). Tidak seperti asam amino lainnya, taurin tidak

digunakan dalam sintesis protein pada tubuh manusia, tetapi sebagian

besar ditemukan sebagai asam amino bebas atau peptida sederhana yang

terlarut dalam sitosol sel darah putih, cairan otot rangka, otot jantung dan

syaraf (Huxtable, 1992).

3.1 Fungsi secara umum

Taurin paling melimpah ditemukan di otak, retina, jaringan otot, dan

organ di seluruh tubuh. Taurin berfungsi dalam sistem saraf pusat,

dari pengembangan ke sitoproteksi, dan defisiensi taurin dikaitkan

Page 52: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

28

dengan kardiomiopati, disfungsi ginjal, kelainan perkembangan, dan

kerusakan parah pada neuron retina. Semua jaringan okular

mengandung taurin, dan analisis kuantitatif ekstrak jaringan mata

dari mata tikus mengungkapkan bahwa taurin adalah asam amino

yang paling melimpah di retina, vitreous, lensa, kornea, iris, dan

tubuh siliaris. Dalam retina, taurin sangat penting untuk

pengembangan fotoreseptor dan bertindak sebagai sitoprotektan

terhadap kerusakan saraf terkait stres dan kondisi patologis lainnya

(Ripps dan Shen, 2012).

Fungsi secara umumnya yakni menstabilkan membran sel,

memelihara sel-sel otak dan sel-sel saraf lainnya, meningkatkan

fungsi kognitif, membantu pergerakan ion kalium, natrium, kalsium

dan magnesium keluar masuk sel, sehingga ikut berperan dalam

penghantaran impuls sel saraf (Lombardini, 2002).

Gambar 6. Taurin (Strange dan Jackson, 1997)

Page 53: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

29

3.2 Fungsi secara khusus (antikarsinogenik)

Adapun beberapa fungsi khusus dalam peranannya sebagai

antikarsinogenik antara lain berperan dalam detoksifikasi xenobiotik

tertentu (Huxztable, 1996). Menghambat signifikan terhadap

proliferasi sel, dan mampu menginduksi apoptosis pada sel human

hepatocellular carcinoma (HHCC) HepG2, mengontrol berbagai

perubahan biokimia yang terjadi selama proses penuaan dan

kerusakan sel oleh radikal bebas, serta melindungi sel-sel tubuh dari

kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Xia Zang, et al.,

2008; Tabassum, et al., 2006 dan Shuo Tu, et al., 2015).

D. Biologi mencit (Mus musculus L.)

1. Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (2011), mencit diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Bangsa : Rodentia

Suku : Muridae

Marga : Mus

Jenis : Mus musculus L.

Page 54: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

30

Gambar 7. Morfologi mencit (Mus musculus L.)(dokumentasi pribadi)

2. Deskripsi

Mencit laboratorium merupakan turunan dari mencit liar yang telah

mengalami pembiakan secara selektif. Hewan ini termasuk hewan yang

bertulang belakang dan menyusui sehingga dimasukkan ke dalam

subphylum vertebrata dan kelas mamalia (Priyambodo, 2003).

Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu rambut berwarna

putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat. Morfologi

mencit disajikan pada Gambar 7. Mencit memiliki karakter lebih aktif di

malam hari daripada siang hari. Perilaku mencit dipengaruhi oleh

beberapa faktor , diantaranya faktor internal seperti seks, perbedaan umur,

hormon, kehamilan, dan penyakit. Faktor eksternal seperti makanan,

minuman, dan lingkungan disekitarnya

(Smith dan Mangkoewidjojo, 1998).

Page 55: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

31

Pada umur 4 minggu berat badannya mencapai 18-20 gram. Jantung

terdiri dari 4 ruang dengan dinding atrium tipis dan dinding ventrikel tebal.

Mencit yang paling banyak digunakan untuk tujuan penelitian medis

karena mudah berkembang biak (Kusumawati, 2004). Data biologi mencit

secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data biologi mencit

Sumber : Kusumawati (2004)

E. Darah

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang

mengandung elektrolit (Baldy, 2006). Darah berfungsi penting dalam

sirkulasi. Fungsi darah adalah sebagai alat transportasi oksigen,

karbondioksida, zat gizi, dan sisa metabolisme, mempertahankan

keseimbangan asam basa, mengatur cairan jaringan dan cairan ekstra sel,

mengatur suhu tubuh, dan sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan

antibodi dan sel darah putih (Goorha, et al., 2003).

Kriteria Jumlah

Berat badan (jantan)Lama hidupTemperatur tubuhKebutuhan airKebutuhan makanPubertasGlukosaKolesterolSGOTSGPT

20-40 gram1-3 tahun36,50CAd libitum4-5 gram/hari28-49 hari62,8-176 mg/dL26-82,4 mg/dL23,2-48,4 IU/I2,10-23,8 IU/I

Page 56: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

32

Darah terdiri atas 2 bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Volume darah

secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan. Sekitar 55% adalah

plasma darah, sedangkan 45% sisanya terdiri dari sel darah.

Sel darah terdiri atas 3 jenis yaitu eritrosit yang tampak merah karena

kandungan hemoglobinnya, sel darah putih atau leukosit

dan trombosit (keping-keping darah) yang merupakan keping-kepingan halus

sitoplasma (Pearce, 2006).

1. Sel darah merah (eritrosit)

Morfologi normal sel darah merah (eritrosit) bervariasi tergantung kepada

spesies. Eritrosit mamalia tidak berinti sedangkan eritrosit bangsa

camellidae, reptil, dan aves memiliki inti. Bentuk oval dan bikonkaf dari

eritrosit berfungsi sebagai pertukaran oksigen (Weiss and Wardrop, 2010).

Sel darah merah mencit mempunyai ketebalan sel 2,1-2,13 µm dan

diameter rata-rata 6,2 µm atau sekitar 5,7-7 µm. Waktu hidup sel darah

mencit adalah sekitar 43 hari. Sel darah merah terdiri sekitar 20% air,

40% protein, 35% lemak, dan 6% karbohidrat (Weiss and Wardrop, 2010).

Fungsi utama dari sel darah merah adalah untuk mengangkut HbO

membawa oksigen ke jaringan. Membran permeabel yang menutupi

komponen sel darah merah terbuat dari lipid, protein, dan karbohidrat.

Perubahan komposisi lipid membran dapat menghasilkan bentuk sel darah

merah yang abnormal. Ketidaknormalan membran protein juga mungkin

menghasilkan bentuk tidak normal dari sel darah merah.

Page 57: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

33

Jumlah eritrosit (RBC) sering digunakan untuk menegakkan diagnosa

mengenai penyebab anemia (Thrall, 2004). Secara mikroskopis sel-sel

darah merah normal mencit disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Sel-sel darah merah normal mencit secaramikroskopis (Vidinsky, 2011)

2. Sel darah putih (leukosit)

Leukosit memiliki peranan sebagai pertahanan seluler dan humoral

organisme terhadap zat-zat asing. Leukosit dapat meninggalkan kapiler

dengan menerobos antara sel-sel endotelium dan menembus ke dalam

jaringan penyambung (Effendi, 2003).

Terdapat 6 macam sel darah putih yang secara normal ditemukan dalam

darah yaitu neutrofil polimorfonuklear, eosinofil polimorfonuklear, basofil

polimorfonuklear, monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma

(Gambar 9.).

Sel-sel polimorfonuklir seluruhnya mempunyai gambaran granular

sehingga disebut granulosit. Granulosit dan monosit melindungi tubuh

Page 58: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

34

terhadap organisme penyerang terutama dengan cara mencernanya yaitu

melalui fagositosis. Fungsi pertama sel limfosit dan sel-sel plasma

berhubungan dengan sistem imun (Ganong, 2002).

Leukosit tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoeboid

dan dapat menembus dinding kapiler. Jumlah normal 4 × 109

hingga 11 × 109 sel leukosit dalam satu liter darah manusia dewasa yang

sehat atau sekitar 7000 - 25000 sel per tetes (Harahap, 2008).

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah

putih. Dilihat di bawah mikroskop sitoplasmanya sel darah putih

mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup

berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk

inti yang bervariasi. Sedangkan yang tidak mempunyai granula

sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal.

Granula dianggap spesifik bila secara tetap terdapat dalam jenis leukosit

tertentu dan pada sebagian besar prekursor (Effendi, 2003).

Leukosit sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian lagi di

jaringan limfa. Di bawah berbagai kondisi abnormal, jumlah total

mungkin meningkat atau menurun atau proporsinya yang relatif berubah.

Perhitungan diferensial leukosit menggambarkan persentase tiap jenis

leukosit dari total jumlah leukosit. Gambaran persentase tersebut dapat

Page 59: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

35

digunakan untuk mengetahui jenis penyakit yang terdapat pada tubuh

individu (Fischbach dan Marshall, 2009).

Gambar 9. Diferensiasi sel darah putih (leukosit) mencit(Mus musculus L.)Keterangan : a. Neutrofil b. Eosinofil c. Basofil d. Limfosite. Monosit mencit (Perbesaran 100x)(Weiss and Wardrop, 2010)

3. Keping Darah (Trombosit)

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam hemostasis.

Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek

(luka) dengan membentuk plug trombosit. Umur trombosit sekitar 10 hari.

Trombosit tidak mempunyai inti sel, berukuran 1 – 4 µ, dan sitoplasmanya

berwarna biru dengan granula ungu-kemerahan. Trombosit merupakan

derivate dari megakariosit, berasal dari fragmen-fragmen sitoplasma

megakariosit. Jumlah trombosit 150.000 – 350.000/mL darah. Granula

trombosit mengandung faktor pembekuan darah, adenosine difosfat

(ADP), dan adenosine trifosfat (ATP), kalsium, serotonin, serta

Page 60: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

36

katekolamin. Sebagian besar di antaranya berperan dalam merangsang

mulainya proses pembekuan darah (Kiswari, 2014).

F. Plasma Darah

Plasma darah adalah campuran protein anion kation yang sangat kompleks.

Plasma protein terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu

kelompok protein yang dapat menyediakan nutrisi sel-sel, kelompok kedua

yaitu kelompok protein yang terlibat dalam transport bahan kimia lainnya

termasuk hormon, mineral, dan intermediet dan yang terakhir adalah

kelompok protein yang berkaitan dengan pertahanan terhadap penyakit.

Plasma didapat dengan mencampurkan darah segar dengan antikoagulan dan

disentrifugasi, maka supernatan nya adalah plasma (Williams, 1982).

Protein plasma yang telah diidentifikasi dan mempunyai jumlah 70% dari

darah adalah albumin, globulin, dan fibrinogen. Jumlah plasma darah yaitu

55-70 % total darah. Hati mensintesa dan melepaskan lebih dari 90% protein

plasma (Martini, et al., 1992). Selain protein, plasma darah juga mengandung

air. Interaksi antara protein yang ada dalam plasma dan molekul protein yang

mengelilinginya membuat plasma relatif lengket, kohesif dan tetap mengalir.

Sifat ini menentukan viskositas cairan.

Diagnosa biokimia klinis, monitoring kesehatan dan nutrisi suatu organisme,

serta mengungkap gangguan kesehatan yang bersifat subklinis, dapat

Page 61: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

37

dilakukan dengan menganalisis metabolit darah, konsentrasi protein total dan

fraksi albumin dan globulin serum darah. Peningkatan atau penurunan

konsentrasi protein total dianggap sebagai suatu abnormalitas yang terjadi

pada tubuh suatu organisme (Franca, et al., 2011 dan Irfan, et al., 2014).

Beberapa penelitian mengenai perubahan profil protein plasma darah akibat

paparan zat toksik telah banyak dilakukan, diantaranya paparan asap rokok

kronis pada tikus menyebabkan perubahan ekspresi protein pada profil

protein plasma darah tikus yang menunjukkan adanya perkembangan

penyakit kardiovaskular dan pulmonal (Tewari, et al., 2011).

Penelitian lainnya yang dilakukan Sa’adah, et al. (2016), bahwa terdapat

perubahan profil protein plasma darah mencit yang diinduksi karsinogenik

benzo(α)piren, dimana terlihat adanya penambahan dua pita protein baru

dibandingkan kontrol. Pita tersebut berkaitan dengan protein yang dihasilkan

oleh hepar sebagai penanda adanya infeksi dan protein yang dihasilkan oleh

sel kanker osteosarkoma.

G. Hepar

1. Anatomi dan Fisiologi Hepar

Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan

atas rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena

kaya akan persediaan darah (Sloane, 2004). Beratnya 1200-1800 gram,

Page 62: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

38

dengan permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma,

permukaan bawah terletak bersentuhan diatas organ-organ abdomen.

Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan (Gambar 10.) yang

dipisahkan oleh ligamentum falciforme, diinferior oleh fissura yang

dinamakan dengan ligamentum teres dan diposterior oleh fissura yang

dinamakan ligamentum venosum (Hadi, 2002).

Gambar 10. Anatomi Hepar Normal Mencit (De Godoy JL, 2000).Keterangan : 1. infrahepatic vena cava; 2. portal vein; 3.suprahepatic vena cava

Hepar merupakan komponen sentral sistem imun. Tiap-tiap sel hepar

atau hepatosit mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik,

kecuali aktivitas fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen atau

yang lebih dikenal sebagai sel Kupffer (Sherwood, 2001). Selain sekresi

empedu, hati juga melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal

berikut :

1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak,

protein) setelah penyerapan mereka dari saluran cerna.

2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan

3

Page 63: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

39

senyawa asing lainnya.

3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang

penting untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon

tiroid, steroid dan kolesterol dalam darah.

4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.

5. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan

ginjal.

6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang.

7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang merupakan produk penguraian

yang berasal dari pemecahan sel darah merah yang sudah usang.

2. Histologi Hepar

Sel–sel yang terdapat di hepar antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel

makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer (memfagosit eritrosit tua,

hemoglobin dan mensekresi sitokin) dan sel ito (sel penimbun lemak).

Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hepar dan membentuk

lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata (Gambar 11.). Celah

diantara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yang disebut sinusoid

hepar (Junquiera, et al., 2007). Sinusoid hepar merupakan suatu saluran

yang berliku dan melebar dengan diameter tidak teratur. Darah yang

berada di sinusoid hepar berasal dari cabang terminal vena porta dan arteri

hepatika. Aliran darah ini membawa darah kaya nutrisi dari saluran

pencernaan dan darah kaya oksigen dari jantung

(Junqueira, et al., 2007; Eroschenko, 2010).

Page 64: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

40

Gambar 11. Gambaran mikroskopik dengan perbesaran 30xhepar manusia (Eroschenko, 2010)

3. Histopatologi Hepar

Bentuk kerusakan pada hepar meliputi kerusakan struktur maupun

kerusakan fisiologis (Xiaoyue, et al., 2007). Jejas sel dalam hepar dapat

bersifat reversibel atau ireversibel (Chandrasoma dan Taylor, 2001). Jejas

sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi

terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu

lama atau terlalu berat.

a. Jejas reversibel

1. Pembengkakan Sel

Pembengkakan merupakan manifestasi pertama yang ada hampir

pada semua bentuk jejas sel, sebagai akibat pergeseran air

ekstraseluler ke dalam sel, akibat gangguan pengaturan ion dan

volume karena kehilangan ATP.

Page 65: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

41

2. Perlemakan Hepar

merupakan akumulasi trigliserida dalam sel‒ sel parenkim hepar.

Akumulasi timbul pada keadaan berikut:

a. Peningkatan mobilisasi lemak jaringan yang menyebabkan

peningkatan jumlah asam lemak yang sampai ke hepar.

b. Peningkatan kecepatan konversi dari asam lemak menjadi

trigliserida di dalam hepar karena aktivitas enzim yang terlibat

meningkat.

c. Penurunan oksidasi trigliserida menjadi asetil‒ koA dan

penurunan bahan keton.

d. Penurunan sintesis protein akseptor lipid.

b. Jejas Ireversibel

1. Nekrosis

Nekrosis sel dapat terjadi langsung atau dapat mengikuti

degenerasi sel. Gambaran mikroskopik dari nekrosis dapat

berupa gambaran piknosis, karioreksis, dan kariolisis.

Berdasarkan lokasinya nekrosis terbagi menjadi tiga yaitu

nekrosis fokal, nekrosis zona, nekrosis submasif (Robbins, et al.,

2007).

2. Fibrosis

Fibrosis merupakan akumulasi matriks ekstraseluler yang

merupakan respon dari cedera akut atau kronik pada hepar

(Robbins, et al., 2007).

Page 66: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

42

H. SDS-PAGE 1-D

1. Dasar teori Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan

memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat

berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang

paling banyak dipakai saat ini dalam percobaan biokimia dan biologi

molekuler (Magdeldin, 2012).

2. SDS-PAGE

Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-

PAGE) adalah suatu teknik pemisahan molekul protein berdasarkan

perbedaan berat masing-masing.

Prinsip dari SDS PAGE adalah dengan memanfaatkan perbedaan

kemampuan migrasi masing-masing molekul protein. Kemampuan

migrasi tiap molekul akan berbeda disebabkan perbedaan berat molekul

protein (Davis, 1994 dan Campbell dkk, 2002).

SDS-PAGE menggunakan gel berupa gel poliakrilamid. Sifat dari gel

agarosa non- toxic sementara pada gel poliakrilamid adalah neurotoxic

atau bersifat racun. Komponen yang digunakan dalam SDS-PAGE antara

lain adalah SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) dan gel poliakrilamid

(Seidman dan Moore, 2000).

Page 67: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

43

SDS merupakan sejenis detergen yang berfungsi mendenaturasikan

protein, memberikan muatan negatif pada protein, dan molekul hidrofobik

(tidak suka air) (Seidman dan Moore, 2000).

Metode SDS PAGE dimanfaatkan untuk mendenaturasi protein menjadi

bentuk yang lebih sederhana, mengubah molekul menjadi bermuatan

negatif. Gel poliakrilamid terbentuk dari hasil polimerasi monomer

akrilamid dan bisakrilamid. Polimerisasi tersebut diinisiasi oleh amoniun

persulsat (APS) yang dapat membentuk radikal bebas (Martin, 1996).

Sistem buffer terdiri dari continous system dan discontinuous system .

Continous system menggunakan satu jenis gel yaitu menggunakan

resolving gel, sementara discontinous system menggunakan dua jenis gel

berupa resolving gel dan stacking gel. Stacking gel berfungsi untuk

menahan sementara agar sampel bermigrasi pada waktu yang bersamaan.

Resolving gel berfungsi untuk memisahkan molekul-molekul yang ada

berdasarkan berat molekulnya. (Boyer, 1993).

Perwarnaan atau staining pada gel juga merupakan bagian dari teknik

SDS-PAGE. Pewarnaan gel pada teknik SDS-PAGE terdiri dari commasie

blue staining dan silver salt staining. Commasie blue straining adalah

pewarna tekstil trifenilmetana, dan lebih sering digunakan di dalam teknik

SDS PAGE. Commasie blue straining banyak beberapa kelebihan yaitu

harga yang relatif murah, mengikat protein secara spesifik, bekerja cepat.

Page 68: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

44

Silver salt staining memiliki kelebihan yaitu hasilnya lebih akurat jika

dibandingkan coomassie blue staining. Kekurangan silver salt staining

yaitu harga yang lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama

(Boyer, 1993). Aplikasi metode SDS-PAGE pada gel polyacrilamide

disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12. Aplikasi metode SDS-PAGE pada gel polyacrilamide

(Hemes, 1998)

Page 69: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung untuk

pembuatan larutan taurin, ekstrak makroalga, dan pembedahan hewan uji

(mencit). Pemeliharaan mencit, dan pemberian perlakuan seperti

menginduksi mencit dengan benzo(α)piren, pemberian taurin, dan pemberian

ekstrak makroalga dilaksanakan di Laboratorium MIPA Terpadu, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Analisis

profil protein plasma darah mencit dengan metode Elektroforesis SDS-PAGE

dilakukan di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung dan Balai

Besar Penelitian Veteriner Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan

November-Desember 2018.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak makroalga dan tumbuhan

gambir laut adalah oven pengering, aluminium foil, blender, rotary

evaporator, beaker glass, gelas ukur, rak tabung reaksi dan tabung reaksi,

Page 70: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

46

erlenmeyer, corong, pipet volume, pipet tetes, kertas saring, dan neraca

analitik. Alat yang digunakan untuk menyuntikkan benzo(α)piren pada mencit

adalah jarum suntik, sedangkan sonde lambung digunakan untuk

mencekokkan taurin pada mencit. Sterilisasi jarum suntik digunakan panci

dan pemanas air. Alat yang digunakan untuk perhitungan sel darah mencit

adalah kamar hitung, mikroskop, blood counter tabulator, tutup glass counter,

haemositometer, tabung EDTA, gunting, pipet tetes, plat tetes, pisau, alat tulis,

penggaris dan kamera untuk dokumentasi. Serta object glass dan pipet Thoma

untuk meletakkan sediaan darah. Untuk pembuatan dan pengamatan preparat

digunakan glass object, cover glass, dan mikroskop. Untuk pemeliharaan

mencit digunakan 30 unit kandang mencit berupa bak segi empat berbahan

plastik berukuran masing-masing 20x30 cm dengan penutup anyaman kawat.

Masing-masing bak kandang diberi tempat pakan dan botol untuk tempat

minum. Untuk pembedahan mencit digunakan seperangkat alat bedah seperti

gunting bedah dan pinset, serta neraca analitik untuk menimbang berat badan

mencit, senyawa taurin, dan benzo(α)piren. Untuk uji SDS-PAGE digunakan

seperangkat alat Elektroforesis SDS-PAGE (Invitrogen) dan estimasi protein

digunakan alat ELISA Reader.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji berupa mencit

jantan (Mus musculus L.) berumur 3 bulan dengan berat badan ± 30-40 g,

pelet pakan mencit, air mineral untuk minuman mencit dan pelarut taurin,

senyawa taurin, benzo(α)piren (SIGMA), minyak jagung untuk pelarut

Page 71: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

47

benzo(α)piren, metanol untuk ekstraksi makroalga, daun mangrove, dan bahan

untuk uji fitokimia adalah kloroform, pereaksi Mayer, KI, akuades,

serbuk Mg, HCL pekat, asam asetat glasial dan H2SO4 pekat. Beberapa bahan

yang digunakan untuk uji SDS-PAGE adalah TGX Stain-Free™ FastCast™

Acrylamide Kit 12%, APS, TEMED, Precision Plus Protein™ Standards,

Laemmli Buffer Sample dan β-Mercaptoethanol, 10x Tris/Glycine/SDS

Electrophoresis Buffer, Commasie blue, serta larutan destainer.

C. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Adapun rancangan pada penelitian ini adalah bersifat eksperimental

dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5

kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri atas 5

ulangan. Berikut adalah uraian dari masing-masing kelompok perlakuan :

1. Kelompok I : Kelompok kontrol negatif yang diberi pakan

standar hingga akhir penelitian dan tidak diberi

perlakuan apapun.

2. Kelompok II : Kelompok kontrol positif yang diinduksi

benzo(α)piren selama 10 hari dengan tanpa diberi

bahan uji.

3. Kelompok III : Kelompok yang diinduksi benzo(α)piren selama

10 hari, kemudian diberi taurin dosis 15,6

mg/ekor/hari selama 15 hari.

Page 72: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

48

4. Kelompok IV : Kelompok yang diinduksi benzo(α)piren selama

10 hari, kemudian diberi ekstrak metanol

makroalga merah (Eucheuma cottonii) dosis

14,7 mg/ekor/hari selama 15 hari.

5. Kelompok V : Kelompok yang diinduksi benzo(α)piren selama

10 hari, kemudian diberi ekstrak metanol daun

gambir laut (Clerodendrum inerme) dosis

10,5 mg/ekor/hari selama 15 hari.

2. Populasi Penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mencit jantan

(Mus musculus L.) yang diperoleh dari BPPV Regional III Bandar

Lampung. Pemilihan mencit jantan sebagai hewan uji dikarenakan sistem

imun pada mencit jantan cenderung lebih tidak dipengaruhi oleh hormon

reproduksi. Hal ini disebabkan karena kadar hormon estrogen pada mencit

jantan relatif rendah dibanding mencit betina. Mencit betina sangat rentan

terjadi stres sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen yang

berefek imunostimulasi dan dapat mengaburkan efek stres bising terhadap

hormon-hormon stres yang mempunyai efek imunodepresi, dihasilkan oleh

aksis HPA dan sistem SMA seperti kortisol dan adrenalin

(Astutik, 2014).

Page 73: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

49

3. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi

mencit jantan (Mus musculus L.) yang diperoleh dari BPPV Regional III

Bandar Lampung dengan kualifikasi sebagai berikut :

a. Mencit jantan yang sehat

b. Mencit jantan berusia ± 2-3 bulan

c. Mencit jantan dengan berat badan ± 30-40 gram

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

1.1 Persiapan Hewan Uji

30 ekor mencit jantan (Mus musculus L.) sebagai hewan uji dengan

berat badan ± 30-40 gram dan usia ± 2-3 bulan diperoleh dari Balai

Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Bandar

Lampung. Hewan uji berupa mencit jantan dipelihara dalam

lingkungan yang homogen secara individu di bak segi empat berbahan

plastik berukuran masing-masing 20x30 cm dengan penutup anyaman

kawat. Masing-masing bak kandang diberi tempat pakan dan botol

untuk tempat minum.

1.2 Aklimatisasi Hewan Uji

Seluruh kelompok hewan uji tersebut terlebih dahulu diaklimatisasi

selama 10 hari sebelum diberi perlakuan, dengan tujuan agar hewan

Page 74: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

50

uji tersebut mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan

ditempati selama penelitian berlangsung. Selama aklimatisasi, mencit

diberi makan dengan pakan standard berupa pelet dan air minum

secara ad libitum. Mencit ditimbang berat badannya setiap 5 hari dan

diamati perilakunya.

1.3 Pemeliharaan Hewan Uji

Kualifikasi mencit yang digunakan sebagai hewan uji adalah mencit

yang sehat dan selama aklimatisasi maupun selama perlakuan

dikontrol pada suhu lingkungan yang tetap. Selanjutnya mencit

dikelompokkan dalam 5 kelompok perlakuan sesuai dengan rancangan

percobaan. Pemeliharaan mencit dengan memberikan pakan pelet

yaitu comfeed BR II yang komposisi nya tercantum pada tabel 1.

2. Persiapan Bahan Uji

2.1 Persiapan Ekstrak Makroalga Merah (Eucheuma cottonii) danDaun Gambir Laut (Clerodendrum inerme)

Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak makroalga merah dan daun

gambir laut, makroalga merah (Eucheuma cottonii.) dan daun gambir

laut (Clerodendrum inerme) yang didapat, dipilih yang terbaik

kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai bersih.

Kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu

30-35 0C.

Page 75: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

51

Setelah kering, dihaluskan menggunakan blender dan dimaserasi

selama 24 jam dengan pelarut matanol (1:10) hingga diperoleh

maserat. Filtrat dari maserat dipekatkan dengan rotary evaporator

pada suhu 50˚C hingga didapat ekstrak kental, kemudian di masukkan

ke dalam oven hingga diperoleh ekstrak dalam bentuk pasta (Indriani,

2014). Ekstrak dilarutkan dengan larutan CMC 1 %, dibuat dengan

cara melarutkan lebih kurang 1,0 gram CMC yang telah ditimbang ke

dalam 100 ml air (Armansyah, et al., 2010).

2.2 Persiapan Taurin

Dalam penelitian ini, digunakan dosis taurin untuk pengujian yaitu

15,6 mg/ekor/hari (dua kali dosis normal). Pemberian dosis ini

mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Agata et al.,

(2016), bahwa pemberian taurin dengan dosis 15,6 mg/ekor/hari yang

dilarutkan dalam akuades mampu memperbaiki kerusakan jaringan

hepar mencit yang diinduksi benzo(α)piren.

3. Induksi Zat Karsinogenik terhadap Hewan Uji

Induksi karsinogenik dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan

benzo(α)piren pada jaringan subkutan mencit di bagian tengkuk. Benzo(α)

piren sebanyak 0,3 mg dilarutkan dalam 0,2ml minyak jagung. Kelompok

perlakuan 2 sampai dengan 5 diinduksi dengan benzo(α)piren setiap hari

selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian zat uji selama 15

hari (Sugitha dan Djalil, 1989).

Page 76: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

52

4. Pemberian Ekstrak Makroalga Merah (Eucheuma cottonii) danDaun Gambir Laut (Clerodendrum inerme)

Penentuan dosis ekstrak makroalga merah (Eucheuma cottonii) dalam

penelitian ini mengacu dosis yang diberikan pada tikus putih yang

diinduksi asthma dapat mengurangi inflamasi pada dosis 300 mg/bb

selanjutnya dikonversi ke mencit dengan perhitungan dosis 14,7 mg/bb

(Nurul, et al., 2015). Ekstrak daun gambir laut (Clerodendrum inerme)

mengacu dosis yang diberikan pada mencit setelah diinduksi DMBA

mengurangi kejadian tumor menurunkan volume dan beban tumor kulit

sebesar 300 mg/bb sehingga diperoleh dosis 10,5 mg/bb

(Renju, et al. , 2007). Selanjutnya ekstrak dilarutkan dalam CMC 1%.

5. Pemberian Taurin

Dalam penelitian ini, digunakan dosis taurin yaitu 15,6 mg/ekor/hari.

Pemberian dosis ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Agata, et al., (2016), bahwa pemberian taurin dengan dosis 15,6

mg/ekor/hari mampu memperbaiki kerusakan jaringan hepar mencit yang

diinduksi benzo(α)piren.

6. Pengamatan Berat Badan

Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan berat badan mencit

pada setiap kelompok. Pengamatan berat badan mencit dibagi menjadi

lima yaitu berat badan mencit hari ke-5 , hari ke-10, hari ke 15, hari ke-20

Page 77: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

53

dan berat badan mencit hai ke 25. Pada akhir perlakuan, dilakukan

pembedahan.

7. Analisis Penghitungan Jumlah Total Sel Darah Putih (Leukosit) danSel Darah Merah (Eritrosit)

7.1 Sel Darah Putih

Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan menggunakan pipet

Thoma leukosit. Sampel darah yang diberi anti koagulan EDTA

dihisap dengan pipet sampai tanda “0,5”. Pipet kemudian dicelupkan

ke dalam larutan Turk dihisap sampai tanda “11” sehingga diperoleh

pengenceran 1 : 20. Pipet dibolak-balik selama kurang lebih 3 menit

dengan membentuk seperempat lingkaran, kemudian 2-3 tetes darah

yang pertama dibuang. Selanjutnya darah diteteskan dipinggir kamar

hitung. Kamar hitung dibiarkan satu menit yang bertujuan untuk

melisiskan eritrosit dan memberi kesempatan kepada leukosit untuk

menempati kamar hitung. Penghitungan leukosit dilakukan dengan

bantuan mikroskop perbesaran 40x pada empat kotak besar dari kamar

hitung. Jumlah leukosit tiap milimeter kubik (mm³) adalah jumlah sel

terhitung dikalikan dengan 50 (Tambur, 2006).

7.2 Sel Darah Merah

Pengamatan eritrosit menggunakan haemositometer. Larutan yang

digunakan adalah Hayem sebagai larutan fisiologis yang terdiri dari

NaCl 1 g, Na2SO4 5 g, HgCl2 0,5 g dan akuades 200 ml. Larutan

fisiologis ini digunakan untuk mengencerkan darah sehingga darah

Page 78: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

54

bisa dihitung karena harus bersifat isotonis dan fiksatif terhadap

eritrosit.. Tetes darah pertama dibuang, tetes darah berikutnya dihisap

dengan haemositometer sampai batas 0,5 atau 1.

Hisap larutan pengencer sampai angka 101, suspensi dikocok sampai

benar-benar homogen (larutan menjadi berwarna merah di dalam

tabung). Tetes pertama suspensi darah dibuang terlebih dahulu,

setelah itu tetes darah berikutnya diteteskan pada bagian pinggir gelas

penutup. Dihitung jumlah eritrosit 5 kotak kecil pada kotak besar di

tengah.

7.3 Diferensiasi Leukosit

Analisis macam/diferensiasi dilakukan 2 kali, yaitu pada awal

penelitian (sebelum induksi benzo(α)piren) dan pada akhir penelitian.

Pengamatan darah dilakukan dengan pembuatan preparat apusan darah

pada gelas objek. Sampel darah segar diteteskan secukupnya pada

ujung gelas objek, lalu diapus menggunakan gelas objek lain. Setelah

apusan darah kering selanjutnya difiksasi menggunakan metanol

selama 5 menit, lalu dikering anginkan. Preparat kemudian diwarnai

dengan larutan Giemsa yang dilarutkan dalam akuades dengan

pengenceran 1 : 9 selama 30 menit (pada pH bufer fosfat 6, 8-7, 2).

Selanjutnya preparat dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan

mengering di atas rak. Setelah kering preparat diperiksa di bawah

mikroskop dengan perbesaran 100x dan dihitung setiap jenis leukosit

yang teramati. Sel yang dihitung paling sedikit 100 sel dan dilakukan

Page 79: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

55

perhitungan persentase jenis leukosit. Angka yang diperoleh

merupakan jumlah relatif masing-masing jenis leukosit dari seluruh

jenis leukosit.

8. Pembuatan Preparat Histopatologi Hepar Mencit

Pada akhir perlakuan mencit didislokasi dan dilakukan nekropsi serta

diambil organ hepar untuk dibuat sediaan mikroskopis dengan metode

paraffin dan pewarnaan HE. Adapun tahapan dalam proses pembuatan

preparat histopatologi sebagai berikut :

1. Fiksasi

Potongan organ hepar difiksasi/direndam dengan larutan buffer

formalin 10% dengan tujuan untuk mematikan sel dan mengeraskan

jaringan. Setelah difiksasi, organ kemudian dicuci dengan air mengalir.

2. Pemotongan (Trimming)

Organ yang sudah difiksasi kemudian dipotong dengan pisau atau

cutter berukuran ±3 mm, kemudian dimasukkan ke dalam embedding

cassette.

3. Dehidrasi

Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan kandungan air yang berada

dalam jaringan. Embedding cassette yang berisi organ hepar direndam

dalam alkohol bertingkat 80% dan 90% masing-masing selama 2 jam.

Page 80: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

56

Setelah itu dilakukan perendaman alkohol 95%, yang dilanjutkan

dengan alkohol absolut I, II, III selama 1 jam.

4. Clearing

Clearing (penjernihan) dilakukan dengan cara merendam organ hepar

dalam larutan xylol I, II, III masing-masing selama 1 jam.

5. Impregnasi

Proses impregnasi dilakukan dengan menggunakan parafin I, II, III

masing-masing selama 2 jam.

6. Embedding

Proses embedding/bloking organ dalam parafin dilakukan dengan

tujuan untuk memudahkan pemotongan dengan mikrotom. Parafin

dibersihkan dengan memanaskannya beberapa saat di atas api

dan diusap dengan menggunakan kapas. Kemudian dimasukkan

parafin cair ke dalam cangkir logam dan dimasukkan ke dalam oven

dengan suhu diatas 58oC. Parafin cair kemudian dituangkan ke dalam

pan. Embedding cassette lalu dipindahkan ke dasar pan dan parafin

cair dituang hingga organ terendam di dalam parafin. Setelah

mengeras, parafin yang berisi potongan hepar dilepaskan dari pan

dengan cara dimasukkan ke dalam suhu 4oC beberapa saat. Parafin

kemudian di kikis bagian yang tidak terdapat organ dengan

menggunakan scalpel.

Page 81: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

57

7. Penyayatan (Cutting)

Proses penyayatan dalam pembuatan preparat histologi dilakukan

dengan mikrotom. Blok parafin yang sebelumnya telah didinginkan

kemudian dipotong dengan ketebalan 4-5 mikron menggunakan

mikrotom. Hasil potongan diletakkan ke dalam waterbath selama

beberapa detik agar jaringan mengembang sempurna, lalu

diambil/dijemput menggunakan gelas objek. Gelas objek yang berisi

jaringan kemudian ditempatkan pada inkubator dengan suhu 37oC

selama 24 jam sampai jaringan melekat sempurna.

8. Pewarnaan (staining) dengan Harris Hematoxylin Eosin

Setelah jaringan melekat sempurna pada gelas objek, preparat jaringan

siap untuk diwarnai. Mula-mula preparat direndam dalam xylol I, II,

III masing-masing selama 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan

alkohol absolut I, II, III masing-masing selama 5 menit. Setelah itu

preparat dicuci dengan akuades selama 1 menit. Selanjutnya preparat

jaringan dimasukkan dalam zat warna Harris Hematoxylin Eosin

selama 20 menit, lalu dicuci dengan akuades selama 1 menit dengan

cara menggoyang-goyangkan preparat secara perlahan dalam chamber

berisi akuades. Setelah dicuci, preparat dimasukkan dalam asam

alkohol sebanyak 2-3 celupan, lalu dicuci kembali. Preparat kemudian

direndam dalam larutan eosin selama 2 menit. Setelah itu preparat

secara berurutan dimasukkan ke dalam alkohol 96% selama 2 menit,

dan alkohol III dan IV masing-masing selama 3 menit. Selanjutnya

dimasukkan ke dalam xylol IV dan V masing-masing selama 5 menit.

Page 82: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

58

9. Mounting

Setelah melalui proses pewarnaan, preparat ditempatkan pada

tempat datar dan kemudian ditetesi dengan bahan mounting yaitu

Entelan dan ditutup dengan gelas penutup. Penutupan dengan gelas

penutup/cover glass dilakukan dengan hati-hati agar tidak terbentuk

gelembung udara pada preparat.

10. Pengamatan Slide Jaringan

Slide diamati di bawah mikrokop dengan perbesaran 400x.

9. Uji Fitokimia

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

sekunder yang terkandung dalam ekstrak daun gambir laut dan makroalga

merah. Uji pendahuluan ini merupakan uji fitokimia yang meliputi

pemeriksaan alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan saponin.

9.1 Pemeriksaan alkaloid

Senyawa alkaloid dalam sampel dapat diketahui keberadaanya dengan

cara menambahkan 5 tetes kloroform dan beberapa tetes pereaksi

Mayer ke dalam 0,5 mL sampel. Terbentuknya endapan putih

menunjukan adanya alkaloid. Pereaksi Mayer terbuat dari satu gram

KI yang dilarutkan dengan 20 mL akuades. Kemudian ke dalam

larutan KI tersebut ditambahkan 0,271 gram HgCl2 lalu didiamkan

beberapa saat hingga semua HgCl2 larut (Darwis, 2000).

Page 83: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

59

9.2 Pemeriksaan flavonoid

Pemeriksaan senyawa flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan

0,5 gram serbuk Mg dan 5 mL HCL pekat secara perlahan ke dalam

0,5 mL sampel yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasil

positif ditunjukkan dengan timbulnya warna merah tua (magenta)

atau kuning dalam waktu 3 menit (Sangi, et al., 2008).

9.3 Steroid dan Terpenoid

Pemeriksaan senyawa terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara

menambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat

(Liberman-Burchard) ke dalam 1 mL sampel. Jika warna berubah

menjadi biru/ungu menandakan adanya senyawa steroid. Sedangkan

jika berubah menjadi merah atau kuning menandakan adanya

senyawa terpenoid (Kadarisman, 2000).

9.4 Pemeriksaan saponin

Pemeriksaan senyawa saponin menggunakan metode Forth dilakukan

dengan cara memasukkan 0,5 mL sampel kedalam tabung reaksi

kemudian ditambahkan 2 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik.

Apabila terbentuk busa (tidak hilang selama 30 detik) maka

identifikasi menunjukan adanya saponin (Darwis, 2000).

10. Pengamatan Profil Protein Darah Mencit menggunakanElektroforesis SDS-PAGE.

Pada akhir penelitian, mencit dibius dengan kloroform setelah itu diambil

sampel darahnya dengan teknik cardiac puncture. Caranya adalah

Page 84: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

60

dengan langsung menusukkan ujung jarum suntik ke dalam rongga

jantung melalui torak. Percobaan ini harus dilakukan berulang-ulang agar

diketahui dengan pasti rongga jantung dari hewan percobaan. Teknik ini

dapat mengumpulkan darah dengan volume lebih banyak. Setelah itu

sampel darah dimasukkan ke dalam tabung EDTA. Selanjutnya darah

mencit disentrifuge dengan kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit,

kemudian diambil plasmanya (supernatan). Plasma dipipet sebanyak 1 µl,

diencerkan dengan NaCl fisiologis sebanyak 50 µl (pengenceran 50x).

Selanjutnya, 10 µl plasma ditambahkan loading buffer sebanyak 10 µl

(Laemmli Buffer Sample dan β-Mercaptoethanol 19:1).

Pembuatan gel elektroforesis 12% dilakukan dengan mencampurkan TGX

Stain-Free™ FastCast™ Acrylamide Kit 12% (yang terdiri atas resolver

atau gel pemisah dan stacker atau gel penahan), APS 10% dan TEMED,

yang diisikan ke dalam plat kaca elektroforesis. Selanjutnya, sisir

pembentuk sumuran dipasangkan dan ditunggu 30 menit hingga gel

memadat.

Sebelum memasukkan sampel plasma darah mencit ke dalam sumuran,

ada baiknya mengestimasi protein untuk mengukur kosentrasi volume

protein sampel yang akan dimasukkan ke dalam sumuran. Pembuatan

larutan standar BSA 0 mg/ml; 0,5 mg/ml (diambil dari larutan standar 1

mg/ml sebanyak 100 µl BSA + 100 µl H2O); 0,75 mg/ml (diambil dari

larutan standar 1,5 mg/ml sebanyak 100 µl BSA + 100 µl H2O); 1 mg/ml

Page 85: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

61

(100 µl BSA + 100 µl H2O) ; 1,25 mg/ml. Selanjutnya mempersiapkan

190 µl bradford reagent dicampurkan (alat vortex) dengan 10 µl sampel.

Larutan standar dan larutan bradford + sampel yang telah dibuat

dimasukkan ke dalam plate (duplo) sebesar 80 µl. Plate yang telah terisi

dimasukkan ke dalam alat ELISA readers Bio-Rad dengan panjang

gelombang 595 nm.

Gel yang telah siap digunakan, dirangkai dengan alat elektroforesis,

dimasukkan dalam electrophoresis chamber dan ditambahkan buffer

elektroforesis (10x Tris/Glycine/SDS Electrophoresis Buffer) hingga

mencapai garis batas buffer. Selanjutnya sumuran diisi dengan marker

protein sebanyak 10 µl (Bio-Rad Precision Plus Protein™ Standards

dengan berat molekul 10 kDa sampai dengan 250 kDa), dan seluruh

sampel masing-masing sebanyak 20 µl. Running elektroforesis dilakukan

dengan arus listrik 100 Volt dan dihentikan saat warna biru (buffer

sampel) telah menyentuh dasar gel.

Gel dilepaskan dari plat kaca dan dimasukkan ke dalam larutan pewarna

commasie blue, diletakkan pada Ultra Rocker Bio-Rad dengan kecepatan

goyangan 40 rpm selama 1 jam. Selanjutnya, dilakukan destainer untuk

melunturkan pewarna commasie blue yang melekat pada gel dengan

larutan destainer konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah secara bertahap

hingga pita-pita protein terlihat dengan jelas.

Page 86: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

62

Gel hasil elektroforesis dapat disimpan dalam larutan akuades dan

diletakkan dalam refrigerator. Pita protein yang telah terlihat, diamati dan

dihitung nilai Rf (Retention factor).

Nilai Rf (Retention factor) dihitung dengan rumus :

Rf = Jarak total migrasiJarak pita dari sumuran

Page 87: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

63

E. Diagram Alir Penelitian

Gambar 13. Diagram Alir Penelitian

25 ekor mencit jantan umur 3 bulan dengan berat badan ± 30-35 gram yang diperoleh dari Balai Veteriner Lampung

Aklimatisasi selama 7 hari (diberi pakan standar dan air minum) secara ad libitum

5 ekor mencitKontrol –

(K1)

Induksi benzo(α)piren secara subkutan dengan dosis 0,3 mg/ekor/hari selama 10 hari

Pemeriksaan jumlah eritrosit, leukosit, diferensial leukosit, pengambilan sampel darah dengan cara cardiac puncture, nekropsi,pengambilan dan penimbangan organ hepar, pembuatan histopatologi hepar dan pengamatan preparat histopatologi hepar di laboratorium.

Analisis profil protein plasma darah mencit dengan metode SDS-Page

Analisis data

5 ekor mencitKontrol +

(K2)

5 ekor mencitPerlakuan 1

(K3)

5 ekor mencitPerlakuan 2

(K4)

5 ekor mencitPerlakuan 3

(K5)

Pemeriksaan jumlah eritrosit dan leukosit

Pakan standar dan airminum hingga akhir

penelitian

Pakan standar dan airminum hingga akhir

penelitian

Pemberian taurin dengandosis 15,6 mg/ekor/hari

selama 15 hari

Pemberian ekstrakmakroalga merah

E. cottonii 14,7 mg/ekor/hari selama 15 hari

Pemberian ekstrakgambir laut C. inerme

10,5mg/ekor/hari selama15 hari

Diberi pakan standar sebanyak ± 10 gram per ekor, per hari hingga akhir penelitian

Page 88: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

64

F. Parameter Penelitian

1. Rerata berat badan mencit

Pengukuran rerata berat badan mencit dilakukan sebanyak lima kali, yaitu

pengukuran berat badan mencit hari ke-10 (berat badan mencit setelah 10

hari diinduksi benzo(α)piren), hari ke-15 (berat badan mencit setelah 5 hari

pemberian ekstrak Eucheuma cottonii, Clerodendrum inerme dan taurin),

hari ke-20 (berat badan mencit setelah 10 hari pemberian Eucheuma

cottonii, Clerodendrum inerme dan taurin), hari ke-25 (berat badan mencit

setelah 15 hari pemberian Eucheuma cottonii, Clerodendrum inerme dan

taurin).

2. Jumlah total sel darah putih (leukosit) dan sel darah merah (eritrosit)

2.1 Leukosit

Penghitungan leukosit dilakukan dengan bantuan mikroskop

perbesaran 40x pada empat kotak besar dari kamar hitung.

Jumlah leukosit tiap milimeter kubik (mm³) darah adalah jumlah sel

terhitung dikalikan dengan 50 (Tambur, 2006).

2.2 Eritrosit

Setelah pembuatan preparat darah di haemositometer, darah dihitung

jumlahnya. Dihitung jumlah eritrosit 5 kotak kecil pada kotak besar di

tengah yang ada pada haemositometer

Jumlah total keseluruhan eritrosit dihitung dengan rumus :

Page 89: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

65

Jumlah sel darah merah (DM) =Ne x p x 50

(Tambur, 2006).

Keterangan :Ne : Jumlah eritrosit dalam satu kotak menegahp : Pengenceran

2.3 Diferensial Leukosit

Perhitungan persentase diferensial leukosit dilakukan dengan

pembuatan preparat apus darah. Mengidentifikasi dan menghitung

jenis leukosit sekurang- kurangnya 100 sel, dan dinyatakan dalam %.

3. Rerata berat basah organ hepar mencit

Prosedur pengamatan berat basah organ hepar dilakukan dengan

menimbang organ yang masih segar menggunakan timbangan digital

dengan 2x ulangan dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

Pengamatan berat basah organ mencit dilakukan dengan menimbang organ

sesaat setelah dilakukan nekropsi (pembedahan).

4. Penilaian dan Gambaran histologi sel hepar mencit

1. Hepar

Pengamatan kerusakan jaringan hepar mencit dilakukan dengan

melakukan pengamatan kerusakan jaringan pada preparat histologi hepar

mencit seluruh kelompok perlakuan, kemudian dilakukan skoring, kriteria

penilaian derajat kerusakan jaringan hepar (Tabel 3.) dilakukan

menggunakan model skoring Histopatology Manja Roenigk

(Puspita, 2014). Di setiap lapangan pandang, dihitung 20 sel secara acak

Page 90: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

66

dan dinilai skor tiap sel dengan model skoring Histopathology Manja

Roenigk. Jenis kerusakan hati yang diamati meliputi nekrosis, degenerasi

parenkimatosa dan degenerasi hidrofik dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan kriteria tersebut maka skor minimal yang mungkin didapat

adalah 100 jika semua sel yang ditemukan dalam keadaan normal. Skor

maksimal 400 jika semua sel dalam keadaan nekrosis.

Tabel 3. Skor Kerusakan Jaringan HeparTingkat Perubahan Skor

Normal 1Degenerasi parenkimatosa 2

Degenerasi hidropik 3Nekrosis 4

5. Analisis Berat Molekul Pita Protein Profil Plasma Darah Mencit

Berat molekul pita protein dihitung menggunakan BioMed MW

Converter©- Molecular Weight Conversion Tool (copyright - Didik T.

Subekti 2018). Kurva standar dibuat dengan menghitung nilai Rf

(Retention factor) dari pita marker, yaitu jarak pita dari sumuran dibagi

dengan jarak total migrasi sampel sebagai sumbu x (absis) dan berat

molekul pita marker sebagai sumbu y (ordinat). Nilai absis dan ordinat

yang diperoleh, dibuat suatu kurva standar dengan metode Regresi Power

(y = axb). Selanjutnya, berat molekul pita protein profil plasma darah

mencit ditentukan dengan persamaan tersebut.

Page 91: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

67

G. Analisis Data

Data berupa berat badan mencit, jumlah total sel leukosit, jumlah total sel

eritrosit, diferensiasi leukosit, berat basah organ hepar dianalisis dengan

ANOVA pada taraf nyata 5% untuk melihat perbedaan yang nyata antar

kelompok perlakuan, jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji

BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%.

Data profil protein plasma darah mencit dianalisis secara deskriptif yang

meliputi ada atau tidaknya kehadiran pita protein, berat molekul (BM) pita

protein, pita protein yang konsisten hadir pada semua ulangan, pita protein

yang memiliki ketebalan relatif sama, dan tebal tipis pita protein.

Page 92: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottonii L.),

gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), dan taurin belum

mampu mereduksi jumlah sel-sel darah abnormal pada darah mencit

yang diinduksi benzo(α)piren.

2. Pemberian ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottonii L.),

gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn), belum mampu

memperbaiki kerusakan histopatologi hepar mencit (Mus musculus L.)

yang telah diinduksi benzo(α)piren, sedangkan pemberian taurin

mampu memperbaiki kerusakan histopatologi hepar mencit (Mus

musculus L.) yang telah diinduksi benzo(α)piren secara signifikan.

3. Tidak terdapat perbedaan karakterisasi profil protein pada plasma darah

mencit kontrol, yang diinduksi senyawa karsinogen benzo(α)piren, dan

yang diberi ekstrak metanol makroalga merah (Eucheuma cottoni L.)

dan gambir laut (Clerodendrum inerme L. Gaertn) serta taurin.

Page 93: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

117

B. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dilakukan uji lanjutan

immunoblotting untuk mengetahui protein spesifik apa yang terkandung

dalam plasma darah mencit.

Page 94: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Abbasoglu, D.S., Kanbagli, O., Balkan, J., Cevikbas, U., Aykac, T.G., Uysal, M.2001. The protective effect of taurine against thioacetamide hepatotoxicityof rats. Hum Exp Toxicol. 20(1): 23-7

Abdollahi, M., Ranjbar, A., Shadnia, S., Nikfar, S., Rezale, A. 2004. Pestiscidesand Oxidative Stress. Med Sci.monit. 10 (6): 141-147

Agata, A., E.L. Widiastuti., G.N. Susanto., Sutyarso. 2016. Respon HistopatologiHepar Mencit (Mus musculus L.) yang Diinduksi Benzo(α)piren TerhadapPemberian Taurin dan Ekstrak Daun Sirsak (Annonamuricata). JurnalNatur Indonesia. 16 (2). 54-63

Ahumibe, A.A., and Braide, V.B. 2009. Effect of Gavage Treatment withPulverized Garcinia kola Seeds on Erythrocyte Membrane Integrity andSelected Haematological Indices in Male Albino Wistar Rats. NigerianJournal of Physiological Sciences, 24 (1): 47-52

Al-Snafi AE. 2016. The Chemical Constituents and Pharmacological Effects ofClerodendrum inerme - A review. SMU Medical Journal. Vol.3 : 129-153

Altin, R., Kart, L., Tekin, I., Armutcu, F., Tor, Ornel, T. 2004. The presence ofpromatrix metalloproteinase-3 and its relation with different categories ofcoal worker pneumoconiosis. Mediators Inflammation. 13(2):105-109

Aneiros, A., Garateix, A. 2004. Bioactive Peptides from Marine Source:Pharmacological Properties and Isolation Procedures. Journal ofChromatography B. 803 : 41-53

Anggadiredjo, J. T. 2004. Diversity of Antibacterial Subtance from SelectedIndonesian Seaweeds (Disertation). University of Indonesia. Jakarta

Anggadiredjo. 2006. Rumput Laut. Jakarta : Penebar Swadaya

Aziz, F. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Baldy, C. M. 2006. Gangguan Sel Darah Putih dan Sel Plasma. Jakarta: EGC

Page 95: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Basyuni, M., Sagami, H., Baba, S., and Oku, H. 2017. Distribution, Occurrenceand Cluster Analysis of New Polyprenyl Acetones and OtherPolyisoprenoids From North Sumateran mangroves. Dendrobiology. Vol.78: 1 –31

Benzie, I.F., dan Strain, J.J. 1996. The ferric reducing ability of plasma (FRAP)as a measure of antioxidant powe : The FRAP assay. AnalyticalBiochemistry. 239: 70-76

Birdsall, T.C. 1998. Theraupetic applications of taurine. Alternative MedicineReview. 3(2):128-136

Bjelakovic, G. 2007. Mortality in Randomized Trials of AntioxidantSupplements for Primary and Secondary Prevention: Systematic Reviewand MetaAnalysis. The Journal of the American Medical Association.297(8): 842–57

Boyer, R.F. 1993. Modern Experimental Biochemistry. Benjamin CummingPublising Company. California

Brown, W. H., C. S. Foote, B. L. Iverson, dan E. V. Anslyn. 2009. OrganicChemistry. USA, Brooks/Cole Cengage Learning

Cahyaningsih, U., Malichatin. H dan Y.E. Hedianto. 2007. Diferensial LeukositPada Ayam Setelah Diinfeksi Eimeria tanella Dan Pemberian SerbukKunyit (Curcuma domestica) dosis bertingkat. Prosiding SeminarNasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj. dari Biology;oleh Lestari, R. dkk. Erlangga, Jakarta

Casarett, L.J., dan Doull, J. 2008. Toxicology the Basic Science of Poisons.Editor: Curtis D. Klaassen. Edisi Ketujuh. New York: McGraw-HillCompanies, Inc

Chandrasoma, P., Taylor, C. R. 2005. Kelainan Vaskular Degeneratif.Jakarta: EGC

Chang, R. 1996. The Effects of Taurine on The Living Cell Area Biochem. TheMAD Scientist Network

Chen BH, Wang CY, Chiu CP. 1996. Evaluation Of Analysis Of PolycyclicAromatic Hydrocarbons In Meat Products By Liquid Chromatography. JAgric and Amp; Food Chem 44: 2244-2251

Cheville, N.F. 1999. Introduction to Veterinary Pathology. Ed ke-2. Iowa: IowaState University Press. Halaman 113-120

Page 96: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Childs, A.C., Phaneuf, S.L., Dirks, A.J., Phillips, T., dan Leeuwenburgh, C., 2002.Doxorubicin treatment in vivo causes cytochrome C release andcardiomyocyte apoptosis, as well as increased mitochondrial efficiency,superoxide dismutase activity, and Bcl-2:Bax ratio. Cancer Research, 62:4592–4598

Colak, R., N. Yigit, E. Colak. 2002. SDS-PAGE Patterns of Blood SerumProteins in some Species of the Genus Meriones (Mammalia: Rodentia).Turk J Zool. 26: 177-181

Dannuri, H. 2009. Analisis Enzim Alanin Amino Tranferase (ALAT), AspartatAmino Transferase (ASAT), Urea Darah, dan Histopatologis Hati danGinjal Tikus Putih Galur Sprague-Dawley Setelah Pemberian Angklak.Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 20(1):1-9

Davis, L., M. Kuehl, J. Battey. 1994. Basic Methods: Molecular Biology. 2nd ed.Appleton and Lange : Norwola

Delaware Health and Social Services. 2009. Benzo[a]pyrene.http://www.dhss.delaware.gov/dhss/dph/files/benzopyrenefaq.pdf.Delaware Health and Social Services

Depkes RI. 2008. Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta:Departemen Kesehatan RI

Doty MS. 1986. Biotechnological and Economic Approaches to IndustrialDevelopment Based On Marine Algae in Indonesia. P.31-34. In WorkshopOn Marine Algae Biotechnology. Summary Report Jakarta. Indonesia.Desember 11-13, 1985

Dutta, H.M., and J.S.D. Munshi. 1996. Fish Morphology. Horrizon of NewResearch Science Publisher, Inc. USA

Dwyana, Z., dan Johannes, E. 2012. Uji Efektivitas Ekstrak Kasar Alga MerahEucheuma cottonii Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Patogen.Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Hasanuddin. Makassar

Effendi, Z. 2003. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh.Fakultas Kedokteran: Universitas Sumatera Utara

Elenkov, I.J., Chrousos, G. 2002. Stress Hormones, Pro and AntiinflammatoryCyto and Autoimmunity Ann. N.Y. Acad. 966: 290–303

El Gamal, A. A., 2010. Biological Importance of Marine Algae. SaudiPharmaceutical Journal. 18 (2) : 1-25

Page 97: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

EPA (Environmental Protection Agency). 2006. Benzo(a)pyrene (BaP). TEACHChemical Summary

Erlinger, T.P., Muntner, P., Helzlsouer, K.J. 2004. WBC Count and the Risk ofCancer Mortality in a National Sample of U.S. Adults: Results from theSecond National Health and Nutrition Examination Survey Mortality Study.Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention. 13:1052

Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi Difiore, edisi ke–11. Jakarta: EGC

Evans, W. J. 2000. Vitamin E, Vitamin C, and Exercise. The American Journalof Clinical Nutrition, 72, 647S-52S

Farkas, O., Jakus, J., and Héberger, K. 2004. Quantitative Structure –Antioxidant Activity Relationships of Flavonoid Compounds, Molecules

Faust, R. A., dan P. Reno. 1994. Toxicity Summary For Benzo[A]Pyrene.Tennessee Oak Ridge Reservation Environmental Restoration Program

Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1982. Kimia Organik, diterjemahkan olehPudjaatmakan, A. H., Edisi Ketiga, Jilid 1, 237-239, Penerbit Erlangga :Jakarta

Fischbach, F., Marshall, B.D. 2009. A Manual of Laboratory and DiagnosticTests. Ed ke-8. Philadelphia: Lippincott and Wilkins

Franca, R.T., M.M. Costa, D.B. Martins, M. Pagnoncelli, M.L. Leal, C.M.Mazzanti, H.E. Palma. C.P. Kunert, F.C. Paim, dan S.T.A. Lopes. 2011.Protein profile of buffaloes of different ages. Acta Scientiae Veterinariae39(4): 995-1000

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Fredholm BB, Battg K., Holmen J. 1999. Actions of Caffeine in Brain withSpecial Reference to Factors That Contribute to It’s Widespread Use.Pharmacology Review, 51(1): 83-133

Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-20.WidjajakusumahD, Irawati D, Siagian M, Moeloek D, Pendit BU, penerjemah :Widjajakusumah D, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Review ofMedical Physiology

Garro, A.J., Espina, N., Lieber, C.S. 1992. Alcohol and Cancer. Alcohol Healthand Research World. 16(1):81–86

Gershwin, M.E., German, J.B., Keen, C.L. 2000. Nutrition and ImmunologyPrinciples and Practice. Human Press

Page 98: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Giesen, W. 1993. Indonesia’s Mangroves: An Update on Remaining Area andMain Management Issues. Dalam Seminar “Coastal Zone Management ofSmall Island Ecosystems”, 10 hal

Gogoi, B., Gogoi, D., Silla, Y., Kakoti, B.B., Bhau, B.S. 2017. NetworkPharmacology-Based Virtual Screening of Natural Products fromClerodendrum Species for Identification of Novel Anti-CancerTherapeutics. Mol. BioSyst. 13, pp.406–416

Goorha, Y. K., M. P. Deb., L. C. T. Chatterjee., C. P. S. Dhot dan Prasad. 2003.Artifical blood. Medical Journal Armed Forces India. 5 (9): 45-50

Gudbjarnason, S. 1999. Bioactive Marine Natural Products. Rit Fiskideiddal.16:107–110

Gunanti, M., Ulia, F., Sri, D. 2010. Karakterisasi protein Larnea cyprinaceadengan metode elektroforesis SDSPAGE. Jurnal Ilmiah Perikanan danKelautan. 2(1): 61-66

Hadi, Sujono. 2002. Sirosis Hepatis dalam Gastroenterologi. Bandung :Alumni. Pp : 637-638

Harada, T., Enomoto, A., Boorman, G.A., Maronpot, R.R. 1999. Pathology ofthe Mouse, Liver and Gall Bladder. Refference and Atlas (Maronpot RR,Boorman GA, Gaul BW, eds). Cache River Press, Vienna, IL. 119–183

Harahap N.S. 2008. Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap JumlahLeukosit dan Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit (Mus musculus L).Universitas Sumatera Utara : Medan

Harold, H. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga.

Hemes, B.D. 1998. Gel Electrophoresis Of Protein. Oxford University Press.New York

Huxtable, R. J. 1992. Physiological Actions Of Taurine. Physiology Review,72:101-163

Irawan, S., Luthfi, O.M. 2017. Identifikasi Jenis Makroalga Pada Mikro AtollKarang Porites di Pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang. JournalIlmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani. Vol. 5. No. 1

Irfan, I.Z., Esfandiari A., dan Choliq C. 2014. Profil Protein Total, Albumin,Globulin dan Rasio Albumin dan Globulin Sapi Pejantan Bibit. JurnalIlmu Ternak dan Veteriner, 19(2): 123-129

Irene, M.G., and Thomas, E.W., 2005. Targeting Apoptosis Pathways in CancerTherapy. CA Cancer Journal for Clinicians

Page 99: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Islambulchilar, M., I. Asvadiz, Sanaat, Z., Esfahaniz, A., Sattari, M.R. 2011.Effect of Taurine on Febrile Episodes in Acute Lymphoblastic Leukemia.Adv Pharm Bull. 5(1) : 103-108

Ismail, A.I., Ahmad, A., Seniwati. 2012. Isolasi dan Identifikasi Protein Bioaktifdari Alga Merah Eucheuma cottonii serta Potensinya Sebagai Antikanker.Repository Universitas Hasanuddin. Makassar

Istini. 1986. Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut. J. Penelitian BPPT. Jakarta

Jain, N.C. 1993. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia (USA): Leaand Febiger

Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2007. Histologi Dasar. Edisi ke-5.Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology. EGC.Jakarta

Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta : Erlangga

KMNLH (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup). 1993. PengelolaanEkosistem Hutan Mangrove. Prosiding Lokakarya Pemantapan StrategiPengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam PembangunanJangka Panjang Tahap Kedua. Kapal Kerinci, 11–13 September 1993.Halaman 47

Kurniawan, W.A.Y., Ngurah, I.W., dan Ni, W.S. 2014. Histologi Hati Mencit(Mus musculus l.) Yang Diberi Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaenaleucocephala). Jurnal Simbiosis II (2):226-235

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Yogyakarta : GadjahMada University Press

Kalavathi, R., Sagayagiri, R., 2016. Anticancer and Cytotoxicity Activities ofClerodendrum inerme Against Human Cervical Carcinoma and LiverCancer Cell Lines. American Journal of Biological and PharmaceuticalResearch. 3(2), pp.46–49

Kreyling, W. G., S. Fertsch-Gapp, M. Schäffler, B. D. Johnston, N. Haber, C.Pfeiffer, J. D. C. Schleh, S. Hirn, M. Semmler-Behnke, M. Epple danW. J. Parak. 2014. In Vitro And In Vivo Interactions Of SelectedNanoparticles With Rodent Serum Proteins And Their Consequences InBiokinetics. Beilstein J. Nanotechnol. 5:1699–1711

Kusmardi, Kumala, S., Triana, E.E. 2006. Pengaruh Pemberian Ekstrak EtanolDaun Johar (Cassia siamea Lamk.) terhadap Aktivitas dan KapasitasFagositosis Makrofag. Jurnal Makara Kesehatan. 10 (2): 89-93

Page 100: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Law RJ, Dawes VJ, Woodhead RJ, Matthiessen P. 1997. Polycyclic AromaticHydrocarbons (PAH) In Seawater Around England And Wales. Journal ofMarine Pollution Bulletin. 34 : 306-322

Leeratiwong, C., Chantaranothai, P., Paton, A.J. 2011. A Synopsis of the GenusClerodendrum L. (Lamiaceae) in Thailand. Tropical Natural History,11(2), pp.177–211

Levy, J. 1998. Immunonutrition : The Pediatric Experience. Nutrition Journal.14(7):641-7

Lie, T. J., W. God Chaux, M. L. Cawson, dan E. R. Lead Better. 1999.Sulfidogenesis From 2-Aminosthanesulfonate (Taurine) Fermentation bya Morphologically Unusual Sulfate Reducing Bacterium,Desulforhopalus singaporensis sp. NOV. America Society ForMicrobiology. Vol. 65, No. 8

Litaay, C. 2014. Distributionand Diversity Of Macro Algae Communities In TheAmbon Bay. Jurnal Ilmu dan Tekonologi Kelautan Tropis. Vol. 6, No. 1

Lombardini, J.B., Schaffer, S.W. 2002. Taurine: Discovered 185 Years Ago AndStill Intrigues The Scientific Community. Amino Acids

Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar. Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.Edisi 2. Jakarta: UI-Press

Maharany, F., Nurjanah, Suwandi, R., Anwar, E., Hidayat, T. 2017. KandunganSenyawa Bioaktif Rumput Laut Padina australis dan Eucheuma cottoniiSebagai Bahan Baku Krim Tabir Surya. Jurnal Masyarakat PengolahanHasil Perikanan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Vol. 20, No. 1

Malole, M.B.M., dan Pramono, C.S.U. 1989. Penggunaan Hewan-HewanPercobaan Di Laboratorium. Pusat Antar Universitas Bioteknologi InstitutPertanian Bogor : Bogor

Manoharan, S., Kavitha, K., Balakrishnan, S., Rajalingan, K. 2006. Evaluation ofAnticarcinogenic Effects of Clerodendron inerme on 7,12-Dimethylbenz(a)Anthracene-Induced Hamster Buccal Pouch Carcinogenesis. SingaporeMed J, 47(12), pp. 1038–1043

Magdeldin, Sameh. 2012. Gel Electrophoresis - Principles and Basics. InTechPublisher : Rijeka, Croatia

Martin, R. 1996. Gel Electrophoresis: Nucleid acids. Bros Scientific PublishersLtd. Oxford

Page 101: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Martini, F.H., Ober, W.C., Garrison, C., Weleh, K. 1992. Fundamentals ofAnatomy and Physiology. Ed ke-2. New Jersey : Prentice Hall, EnglewoodCliffs

McGarry, M.P., Protheroe, C.A., Lee, J.J. 2010. Mouse Hematology : ALaboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press. New York

McGavin, M.D., dan Zachary, J.F. 2007. Pathologic Basic of VeterinaryDisease. Kota: Mosby, Inc

Meyer, D.J., Coles, E.H., Rich, L.J. 1992. Veterinary Laboratory InterpretationAnd Diagnosis. Philadelphia: WB Saunders Company

Michael, B., Yano, B., R.S. Sellers, R. Perry, D. Morton, N. Roomie, J.K.Johnson, and K. Schafer. 2007. Evaluation of Organ Weights for Rodentand Non-Rodent Toxicity Strudies : A Review of Regulatory Guidelines anda Survey of Current Practices. Toxicologic Pathology. Vol. 35:742-750

Murray, R.W. 1996. Biokimia Kedokteran Harper, Edisi 24, Penerbit BukuKedokteran EG. Jakarta

Namvar, F., Muhamed, S., Behravan, J., Mustapha, N.M., Noorjahan, Alitheen,B.M. 2009. Estrogenic Activity of Elaeis guineensis leaf, Pharmacologyonline, 2, 818-826

Nicholson, J.P., M.R. Wolmaran, dan G. R. Park. 2000. The Role Of Albumin InCritical Illness. British Journal of Anaesthesia. 85 (4): 599-610

Noor, Y., R. Khazali, M. Suryadiputra, I. N. N. 1999. Panduan PengenalanMangrove di Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme.Bogor

Nordenson, N. J. 2002. White Blood Cell Count and Differential. http://www.Lifesteps.com/gm. Atoz/ency/white_blood_cell_count_and_differential. Jsp

Oberholzer, C., Oberholzer, A., Clare-Salzler, M., Moldawer, L.L. 2001.Apoptosis in Sepsis: a New Target for Therapeutic Exploration. TheFASEB Journal 15:879-892

Ozden, S., B. Catalgol, S.G. Oktayoglu, A. Karatug, S. Bolken, B. Alpertunga.2012. Acute effects of methiocarb on oxidative damage and the protectiveeffects of vitamin E and taurine in the liver and kidney of wistar rats.Toxicology and Industrial Health. 29(1):60-71

Pangkahila, Wimpie. 2007. Anti-Aging Medicine: Memperlambat PenuaanMeningkatkan Kualitas Hidup. Jakarta : Kompas Media Nusantara

Pearce, E. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Page 102: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu Seri Agrikat. PenebarSwadaya. Jakarta. Vol : 4

Pusztai, L., C.E. Lewis, and E. Yap. 1996. Cell Proliferation in CancerRegulation Mechanisms of Neoplastic Cell Growth. Oxford: OxfordUniversity Press

Raskin, R.E., and Wardrop, K.J. 2010. Species Specific Hematology. di dalam:Weiss, D.J., Wardrop, K.J., editor : Schalm’s Veterinary Hematology. SixthEdition. USA: Blackwell Publishing Ltd. hal: 85

Redmon, H., P. Stapkleton, and David. 1983. Immunonutrition The Role ofTaurine. Nutrition. 14: 559-604

Renju, G.L., Manoharan, S., Balakrishnan, S., Senthil, N. 2007.Chemopreventive and Anti lipid peroxidative Potential of Clerodendroninerme (L) Gaertn in 7,12-Dimethyl benz(a)anthracene Induced SkinCarcinogenesis in Swiss Albino Mice. Pak J Biol Sci. 10(9), pp.1465–1470

Rickwood, D., and Harris, J.R. 1996. Cell Biology, Essential Techniques. JhonWilley and Sons Ltd. Chichester, p: 38-66

Ripps, H., W. Shen. 2012. Taurine: A Very Essential Amino Acid. MolecularVision. 18:2673-2686

Rizal, M., Mappiratu, dan A. R. Razak. 2016. Optimalisasi Produksi SemiRefined Carrageenan (SRC) dari Rumput Laut (Eucheuma cottonii).Jurnal Kovalen. 2 (1) : 33–38

R. K. Murray and D. K. Granner. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: EGC

Robbins, S. L., dan Kumar, V. 1992. Buku Ajar Patologi 1. Surabaya: PenerbitBuku Kedokteran EGC. hlm. 14-17

Robbins S.L., Cotran R.S., Kumar V. 2007. Buku Ajar Patologi, edisi ke–7.EGC. hlm. 664–84. Jakarta

Sa'adah, N. N., A. P. D. Nurhayati dan M. Shovitri. 2016. The AnticancerActivity of the Marine Sponge Aaptos suberitoides to Protein Profile ofFibrosarcoma Mice (Mus musculus). IPTEK, The Journal for Technologyand Science. 27(3):53-58

Saladin. 2003. Anatomy and Physiology: The Unity Of Form And Function,Third Edition. The Mc Graw-hill Companies. New York

Page 103: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Saleh, R.A., Agarwal, A., Nada, E.A., El-Tonsy, M.H., Sharma, R.K., Meyer, A.,Nelson, D.R., Thomas, A.J. 2003. Negative Effects Of Increased SpermDNA Damage In Relation To Seminal Oxidative Stress In Men WithIdiopathic And Male Factor Infertility. Fertil Steril. 79(3): 1597-605

Seidman, L.A. & C.J. Moore. 2000. Basic Laboratory For Biotechnology:Textbook And Laboratory Reference. Prentice Hall, Inc., New Jersey

Shanab, S. M. M. dan Shalaby, E.A. 2012. The First Record of BiologicalActivities of the Egyptian Red Alga Species Compsopogon heelwanii.International Journal of Bioscience, Biochemistry, and Bioinformatics,2 (4), 291-296

Shanmugam, M., dan Mody, K.H. 2000. Heparinoid-active SulphatedPolisaccharides from Marine Algae as Potential Blood AnticoagulantAgents. Marine Algae & Marine Environment Discipline. Central Saltand Marine Chemicals Research Institute

Shengli C. 2001. Cell Cycle and Tumor Supressor Genes. Charles Cai Tech, editTom Beron

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta:EGC

Shrivastava, N. dan Patel, T. 2007. Clerodendrum and Healthcare: An Overview.Medicinal and Aromatic Plant Science and Biotechnology, 1(1), pp.142–150

Shuo, Tu, X. Zhang, D. Luo, Z. Liu, X. Yang, H. Wan, L. Yu, H. Li dan F. Wan.2015. Effect Of Taurine On The Proliferation And Apoptosis Of HumanHepatocellular Carcinoma Hepg2 Cells. Exp Ther Med. 10(1): 193–200

Siregar, G. A. 2007. Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Kanker Usus Besar.Medan: Universitas Sumatera Utara

Sloane, E. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Smith, B. J. B dan S. Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan Pembiakan danPenggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia.Jakarta. Hlm. 228 – 233

Spalding, M.D., F. Blasco and C.D. Field editor. 1996. World Mangrove Atlas.International Society for Mangrove Ecosystems. Okinawa : Japan

Stapleton, P.P., O'Flaherty, L., Redmond, H.P., Bouchier-Hayes, D.J. 1998. Hostdefense--a role for the amino acid taurine?. Journal of Parenteral andEnteral Nutrition. 22:42–48

Page 104: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Steane, D.A., Scotland R.W., Mabberley, D.J., Olmstead, R.G. 1999. MolecularSystematics of Clerodendrum (Lamiaceae): Its Sequences and TotalEvidence. Amer.J.Bot. 86(1), pp. 98–107

Steane, D.A., Scotland, R.W., Mabberley, D.J., Wagstaff, S.J., Reeves,P.A., Olmstead, R.G. 1997. Phylogenetic Relationships of Clerodendrums.l. (Lamiaceae) Inferred from Chloroplast DNA. Systematic Botany, 22(2)

Strange, K. dan P. S. Jackson. 1997. Swelling Activated Organic OsmolyteEffucks : A New Role for Anion Channel. Kidney International. Vol 48.The International Society of Nephrology. Massachusetts. USA

Sudhakar, K., Mamat, R., Samykano, M., Azmi, W.H., Ishak, W.F.W., Yusaf,T. 2018. An Overview of Marine Macroalgae as Bioresource. Renewableand Sustainable Energy Reviews.

Sudiana, K.I. 2011. Patobiologi Molekuler Kanker. Jakarta: Salemba Medika.Halaman 22–30. 91

Sugiharto, S. 2014. Role Of Nutraceuticals In Gut Health And GrowthPerformance Of Poultry. J. Saudi Soc. Agric. Sci

Suhartono, E., Fachir, H., Setiawan, B. 2007. Kapita Sketsa Biokimia StresOksidatif Dasar dan Penyakit. Banjarmasin : Pustaka Banua

Tabassum, H., H. Rehman, B. D. Banerjee, S. Raisuddin dan S. Parvez. 2006.Attenuation Of Tamoxifen-Induced Hepatotoxicity By Taurine In Mice.Clinica Chimica Acta. 370:129–136

Tambur, Z. 2006. White Blood Cell Differential Count in Rabbits ArtificiallyInfected with Intestinal Coccidia. J. Protozool. Res. 16 : 42-50

Tannock, I.E., and Hil, R.P., 1998. The Basic Science of Oncology, 3rd Edition.Mc Graw Hill : Singapore

Tao, R., Wang, C.Z., dan Kong, Z.W. 2013. Antibacterial, and AntifungalActivity and Synergistic Interactions between Polyprenols and Other LipidsIsolated from Ginkgo biloba L. Leaves. Molecules. Vol. 18: 2166–2182

Tasci, I., N. Mas, M.R. Mas, M. Tuncen, B. Comert. 2008. UltrastructuralChanges In Hepatocytes After Taurine Treatment In CCl Induced LiverInjury. World Journal Gastroenterol. 14(31): 4897-4902

Terzi, G., T. H. Çelik, dan C. Nisbet. 2008. Determination Of Benzo[A]PyreneIn Turkish Döner Kebab Samples Cooked With Charcoal Or Gas Fire. IrishJournal of Agricultural and Food Research

Page 105: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Tewari, A. K., A. Popova-Butler, M. A. El-Mahdy, dan J. L. Zweier. 2011.Identification of Differentially Expressed Proteins in Blood Plasma ofControl and Cigarette Smoke-Exposed Mice by 2-D DIGE/MS.Proteomics. 11(10): 2051–62

Thrall, M. A., Baker, D.C., Lassen, E.D. 2004. Veterinary Hematology andClinical Chemistry. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins. hal 3-11; 20; 69-77; 212-217

Thurairaja, V. 1994. Coastal Resources Development Options in the SoutheastAsia and Pacific Regions: Economic Valuation Methodologies andApplications in Mangrove Development. Maritime Studies. 79: 1-13

Tjarta A. 1996. Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Kanker. PerhimpunanOnkologi Indonesia : Universitas Indonesia

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan (schizophyta,thallophyta, bryophyta, pteridophyta). Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge University Press,Cambridge, U.K

ToxProbe Inc. 2010. Benzo[A]Pyrene And Other Polycyclic AromaticHydrocarbons. http://www.toronto.ca/health/pdf/cr_appendix_b_pah.pdf

Van Steenis, C.G.G.J. 1958. Ecology of Mangroves. Introduction to Account ofthe Rhizophoraceae by Ding Hou, Flora Malesiana, Ser. I. 5: 431–441

Van Valkenburg, J.L.C.H., and Bunyapraphatsara, N. 2002. Clerodendrum inPlant Resourches of South-East Asia No.12(2) Medicinal and PoisonousPlants 2. Bogor, Indonesia: Prosea Foundation, pp. 171–175

Vidinsky, K. 2011. UCSF Researchers Identify Promising New Treatment forChildhood Leukemia

Walker, C. H. 2009. Organic Pollutants : An Ecotoxicological Perspective.London, CRC Press

Wang, G.G., W. Li, X.H. Lu, X. Zhao, L. Xu. 2013. Taurine attenuates oxidativestress and alleviates cardiac failure in type I diabetic rats. Croat Med J. 54:171-179

Weis, D.J dan K.J, Wardrop. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology. Edisi ke 6.Wiley Blackwell, USA

Page 106: PERAN EKSTRAK METANOL MAKROALGA MERAH L.), GAMBIR …digilib.unila.ac.id/57594/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kelompok perlakuan yaitu : K1= (kont rol negatif), K2= kelompok

Wightman, G.M. 1989. Mangroves of the Northern Territory. NorthernTerritory Botanical Bulletin No. 7. Conservation Commission of theNorthern Territory, Palmerston, N.T., Australia

Williams, I.H. 1982. A Course Manual in Nutrition and Growth. Melbourne:Australian Vice-Choncellors-Committee

Wientarsih, I., Widhyari, S.D., Aryanti T. 2013. Kombinasi Imbuhan HerbalKunyit dan Zink dalam Pakan sebagai Alternatif Pengobatan Kolibasiolosispada Ayam Pedaging. Jurnal Veteriner, 14 (3): 327-334

Wiratmaja, I. G., Kusuma, I. B.W. Gusti, Winaya, dan I. S. Nyoman. 2011.Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan LimbahRumput Laut Eucheuma cottonii sebagai Bahan Baku. Jurnal IlmiahTeknik Mesin. 5 (1) : 75-84

Xia Zhang, C. Bi, Y. Fan, Q. Cui, D. Chen, Y. Xiao dan Q. P. Dou. 2008.Induction of tumor cell apoptosis by taurine Schiff base copper complex isassociated the with inhibition of proteasomal activity. Int J Mol Med,22(5): 677–682

Zainuddin, E.N. 2006. Chemical And Biological Investigations Of SelectedCyanobacteria (Blue-Green Algae). PhD Thesis, University Greifswald

Zainuddin, E.N., dan Malina, A.C. 2009. Skrining Rumput Laut AsalSulawesi Selatan Sebagai Antibiotik Melawan Bakteri Patogen PadaIkan. Laporan Penelitian Research Grant, Biaya IMHERE-DIKTI

Zhang, Z., D. Liu, B. Yi, Z. Liao, L. Tang, D. Yin, M. He. 2014. TaurineSuplementation Reduces Oxidative Stress And Protects The Liver In AnIron Overload Murine Model. Molecular Medicine Reports. 10: 2255-2262

Zulli, A., E. Lau, B.P.P. Wijaya, X. Jin, K. Sutarga, G.D. Schwartz, J. Leamont,P.J. Wookey, A. Zinellu, C. Carru, D.L. Hare. 2009. High Dietary TaurineReduces Apoptosis And Atherosclerosis In The Left Main Coronary ArteryAssociation With Reduced CAAT/Enhancer Binding Protein HomologousProtein And Total Plasma Homocystein But Not Lipidemia. Hypertension.53: 1017-1022