Download - PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

Transcript
Page 1: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

i

PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI PANGI (Pangium edule Reinw)

HASIL OLAHAN TRADISIONAL ETNIS BUGIS DAN TORAJA

DETERMINATION α-TOCOPHEROL AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PANGI (Pangium edule Reinw) SEEDS BY

TRADITIONAL PROCESSED PRODUCT OF BUGINESE AND TORAJANESE

RAYMOND ARIEF N. NOENA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

ii

PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI PANGI (Pangium edule Reinw)

HASIL OLAHAN TRADISIONAL ETNIS BUGIS DAN TORAJA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Farmasi – Herbal Medicine

Disusun dan diajukan oleh

RAYMOND ARIEF N. NOENA

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

iii

Page 4: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Raymond Arief N. Noena

Nomor Mahasiswa : P2501215001

Program studi : Farmasi – Herbal Medicine

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 19 Oktober 2017

Yang menyatakan

Raymond Arief N. Noena

Page 5: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

v

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat, taufik dan hidayahNya hingga penulis dapat merampungkan

penelitian dan penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak hambatan, rintangan dan

tantangan dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan tesis ini namun

dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya tesis ini dapat

terselesaikan. Penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan kepada

ayahanda tercinta Arief N.Noena dan ibunda Sartje Nur yang senantiasa

mendoakan dan mendukung penulis dalam studi ini dan juga kepada isteri

tercinta Nurul Hidayah Base yang selalu hadir memberi semangat dan setia

mendampingi dalam suka dan duka.

Penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada yang terhormat Ibu Dr. Mufidah, S.Si, M.Si, Apt dan Ibu

Dr. Risfah Yulianty, M.Si, Apt selaku komisi penasehat atas segala

bimbingan, saran dan motivasi yang tak terbatas kepada penulis selama

penelitian hingga tesis ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin dan sekaligus sebagai komisi penguji.

Page 6: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

vi

2. Ibu Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt selaku Ketua Program Studi

Magister Farmasi Universitas Hasanuddin dan sekaligus sebagai

komisi penguji atas masukan dan saran yang telah diberikan demi

kesempurnaan tesis ini

3. Bapak Dr. Muhammad Aswad, M.Si, Ph.D selaku komisi penguji atas

kritik dan saran yang telah diberikan hingga akhir ujian tesis ini

4. Dr. H. Muhammad Guntur, M.Kes, Apt selaku Kepala Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Sulawesi Selatan beserta

segenap staf atas kesediaannya memfasilitasi pelaksanaan pengujian

pada Laboratorium Obat Tradisional BBPOM Makassar.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas

segala bantuan, dukungan, kebaikan dan keikhlasan yang telah

diberikan kepada penulis hingga penelitian dan studi ini dapat

terselesaikan dengan baik

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan

sehingga kiritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa diharapkan

demi terciptanya dokumen yang lebih bermutu. Semoga tesis ini

bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi pengembangan ilmu farmasi.

Makassar, Oktober 2017

Raymond Arief N.Noena

Page 7: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

vii

ABSTRAK

RAYMOND ARIEF N. NOENA. Penentuan Kadar α-Tokoferol dan Uji Aktivitas Antioksidan Biji Pangi (Pangium edule Reinw) Hasil Olahan Tradisional Etnis Bugis Dan Toraja (dibimbing oleh Mufidah dan Risfah Yulianty).

Biji Pangi (Pangium edule Reinw) di Sulawesi Selatan dapat ditemukan dalam beberapa bentuk hasil olahan yaitu keluwak (olahan Bugis) dan serbuk pangi/pammarasan (olahan Toraja). Biji buah pangi diketahui memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alamiah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar α−tokoferol dan aktivitas antioksidan biji pangi yang dibuat dari hasil olahan tradisional Bugis dan Toraja. Parameter pengujian meliputi penentuan kadar α−tokoferol dalam ekstrak n-heksan keluwak dan pammarasan kering dengan metode HPLC-UV, penentuan kadar fenolik dan flavonoid total serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Radical Scavenging Agent (DPPH-RSA) dan β-Carotene Linoleic Acid Bleaching (BCB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar α−tokoferol dalam ekstrak n-heksan keluwak dan pammarasan kering masing-masing sebesar 11,96%b/b dan 7,68 %b/b, fenolik total ekstrak etanol keluwak sebesar 27,33%b/b ekuivalen asam galat dan flavonoid total sebesar 5.93% b/b ekuivalen quersetin. Ekstrak etanol pammarasan kering menunjukkan potensi aktivitas antioksidan pada kedua metode pengujian dengan nilai IC50 89.46 μg/ml dan 143.77 μg/ml. Penelitian ini menyimpulkan bahwa olahan tradisional biji pangi Bugis dan Toraja memiliki aktivitas antioksidan (P<0,05).

Kata kunci : Pangium edule Reinw, antioksidan, α−tokoferol, biji pangi, BCB, DPPH, IC50 , keluwak, pammarasan

Page 8: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

viii

ABSTRACT

RAYMOND ARIEF N. NOENA. Determination α-Tocopherol and

Antioxidant Activity Of Pangi (Pangium Edule Reinw) Seeds By Traditional

Processed Product Of Buginese And Torajanese (Supervised by Mufidah

and Risfah Yulianty)

Pangi (Pangium edule Reinw) in South of Sulawesi can be found in

several processed products namely keluwak (processed by Buginese) and

pangi powder/pammarasan (processed by Torajanese). Pangi seeds are

known to have potential as a source of natural antioxidants. This study aims

to determine the levels of α−tocopherol and the antioxidant activity of pangi

seed are made from traditional product processed by Buginese and

Torajanese. Parameter testing includes determination of α−tocopherol in

both of n-hexane extract of keluwak and dry pammarasan by HPLC-UV

method, determination of total phenolic and flavonoid and antioxidant

activity assay by DPPH Radical Scavenging Agent (DPPH-RSA) and

β−Caroten Linoleic Acid Bleaching (BCB). Research result showed that

concentration of α−tocopherol in n-hexane extract of keluwak and dry

pammarasan were 11,96 and 7,68 %w/w, total phenolic of ethanol extract

from keluwak about 27.33% w/w as gallic acid equivalent and total flavonoid

5.93% w/w as quercetin equivalent. Ethanol extract of pammarasan showed

the most potent antioxidant activity in both methods (IC50 value 89.46 μg/ml

and 143.77 μg/ml). This study concluded that traditionally processed of

pangi seeds of both Buginese and Torajanese have antioxidant activity

(P<0,05)

Keyword : Pangium edule Reinw,antioxidant, α−tocopherol, pangi seed, BCB, DPPH, IC50 value, keluwak, pammarasan

Page 9: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

DAFTAR SINGKATAN xv

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Uraian Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw) 5

B. Vitamin E 9

C. Antioksidan 13

D. Uji Aktivitas Antioksidan 16

E. Penentuan Fenolik Total 19

F. Penentuan Flavonoid Total 20

Page 10: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

x

G. Metode HPLC 23

H Kerangka Teori 26

I. Kerangka Konsep 27

J. Hipotesa 28

III. METODE PENELITIAN 29

A. Rancangan Penelitian 29

B. Lokasi dan Waktu 29

C. Alat dan Bahan 29

D. Metode Kerja 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39

V. PENUTUP 51

A. Kesimpulan 51

B. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN 58

Page 11: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Karakteristik absorbansi UV dan Floresensi Vitamin E 25

2. Hasil Analisis Data Kadar Air, Fenolik dan Falvonoid Total dan Aktivitas antioksidan metode DPPH dan BCB

41

3 Spesifikasi sistem HPLC yang digunakan dalam penetapan kadar vitamin E total

46

Page 12: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw) 7

2. Buah pangi 8

3. Struktur isomer tokoferol dan tokotrienol ; bentuk α (5,7,8-trimethyltocol), β (5,8 -dimethyltocol), ɣ (7,8-dimethyltocol), δ (8-methyltocol)

11

4 Analisis tokoferol dan tokokromanol dengan instrumen HPLC C18-reverse phase pada (a) ekstrak biji kedelai (b) biji bunga matahari, (c) biji beras dan (d) endosperm kelapa

12

5. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan 17

6. Reaksi Fenol dengan pereaksi Folin- Ciocalteu 20

7. Kerangka C6 – C3 – C6 Flavonoid 21

8. Pembentukan senyawa kompleks quersetin-alumunium klorida

22

9. Kadar fenolik dan flavonoid total ekstrak etanol biji pangi mentah dan olahan

42

10. Nilai IC50 sampel dengan metode DPPH 44

11. Nilai IC50 sampel dengan metode BCB 45

12. Kromatogram hasil analisa kandungan α-tokoferol pada sampel ekstrak n-heksan keluwak Bugis dengan instrumen HPLC-UV pada panjang gelombang 292 nm

48

13 Kromatogram hasil analisa kandungan α-tokoferol pada sampel ekstrak n-heksan pangi kering Toraja dengan instrument HPLC-UV pada panjang gelombang 292 nm

49

Page 13: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Skema Kerja Penelitian 58

2. Skema Pengujian Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri

59

3. Skema Pengujian Kadar Fenolik Total dengan Metode Folin Ciocalteu

60

4. Skema Pengujian Kadar Flavonoid Total 62

5. Skema Pengujian Antioksidan Dengan Metode DPPH

64

6. Skema Pengujian Antioksidan Dengan Metode β-Carotene Linoleic Acid Bleaching

65

7. Skema Analisis Kandungan Vitamin E Dengan Metode HPLC

66

8. Perhitungan Kadar Air 67

9. Perhitungan Nilai Rendemen 69

10. Hasil Analisis Kadar Fenolik Total 72

11. Hasil Analisis Kadar Flavonoid Total 76

12. Uji Antioksidan dengan Metode DPPH 80

13. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Linoleic Acid Bleaching (BCB)

90

14. Hasil Analisis Kadar Vitamin E dengan Metode HPLC 98

15. Analisis Statistik Pengaruh Olahan Biji Pangi Terhadap Kadar Fenolik Total

102

16 Analisis Statistik Pengaruh Olahan Biji Pangi Terhadap Kadar Flavonoid Total

105

17. Analisis Statistik Pengaruh Daerah Terhadap Aktivitas Antioksidan

108

Page 14: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

xiv

18 Analisis Statistik Pengaruh Olahan Biji Pangi Terhadap Aktivitas Antioksidan

109

19. Gambar Sampel Penelitian 119

20 Gambar Uji Aktivitas Antioksidan 120

21 Gambar Pengukuran Fenolik Total 121

22 Gambar Alat-alat Penelitian 122

23 Gambar Determinasi Tumbuhan Pangi 123

24 Hasil Determinasi Tumbuhan Pangi 124

25 Sertifikat Pengujian Baku Standar α-Tokoferol 125

Page 15: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

xv

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/singkatan Arti dan Keterangan

%b/b Persen bobot per bobot , menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram sampel /campuran.

µg mikrogram

BCB β-Carotene Linoleic Acid Bleaching

DPPH 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl

GAE Gallic Acid Equivalen, ekuivalen asam galat

HPLC High Performance Liquid Chromatography, kromatografi cair kinerja tinggi

IC50 Konsentrasi untuk menghambat 50 % radikal bebas

KL Sampel keluwak Bugis

nm Satuan nano meter

ppm Part per Million, bagian per juta

PBM Sampel biji pangi mentah Bugis

PBS Sampel pangi basah Toraja

PKR Sampel pangi kering Toraja

PTM Sampel biji pangi mentah Toraja

QE Quersetin Equivalen, ekuivalen kuersetin

Page 16: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan pangi (Pangium edule Reinw) merupakan tumbuhan

vegetasi Indonesia yang memiliki banyak kegunaan dan telah dimanfaatkan

secara luas oleh masyarakat terutama di Sulawesi Selatan oleh etnis Bugis

dan Toraja yang mengolah buah pangi ini menjadi bumbu dan masakan.

Etnis Bugis mengolah biji buah pangi secara tradisional dengan cara

memeram biji di bawah tanah selama 40 hari yang disebut keluwak dan

digunakan sebagai bumbu masakan. Sebagian kecil masyarakat Bugis

terutama di kabupaten Soppeng juga memanfaatkan daun pangi segar

sebagai pembungkus ikan untuk menjaga kesegaran ikan agar bertahan

antara 1-2 hari selama masa penyimpanan (Tahir, 2017).

Etnis Toraja mengolah kulit bagian dalam buah pangi yang berwarna

putih dengan cara diiris tipis-tipis, dijemur sampai kering dan dikonsumsi

sebagai makanan yang disebut kuli' pangi sedangkan salut biji diolah

dengan cara dikeringkan yang disebut kaloko. Biji yang sudah terlepas dari

kaloko mempunyai tempurung yang sangat keras. Di dalam biji inilah

terdapat daging biji berwarna putih (endospem) yang dijadikan

pammarasan. Pammarasan merupakan serbuk biji pangi yang diolah

secara tradisonal dengan cara pengeringan. Bentuknya berupa serbuk

Page 17: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

2

pangi kering dan pangi basah yang berbentuk bulat seperti bola

(Oktavin, 2017).

Seluruh bagian tumbuhan pangi mengandung asam sianida dengan

kadar 350 gram per pohonnya (Heyne, 1987) sehingga secara tradisional

banyak dimanfaatkan sebagai pengawet bahan makanan terutama untuk

daging ikan. Ekstrak metanol daun pangi dengan konsentrasi 6,25%

menunjukkan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk

daging yaitu Bacillus cereus dan Salmonella typhimurium sedangkan

ekstrak aseton biji buah pangi memiliki aktivitas antioksidan dengan

kandungan senyawa fenol sebesar 22,22 mgGAE/gram dan menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhimurium dan Listeria monocytogenes

(Suhardi, 2009; Chye et al, 2009).

Biji pangi mengandung senyawa antioksidan dan asam lemak tak

jenuh. Menurut Fardiaz (1992) bahwa ekstrak metanol biji pangi yang

sudah difermentasi mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi

daripada ekstrak metanol dari biji pangi segar. Senyawa antioksidan dalam

biji pangi bersifat nonpolar, berasal dari senyawa tokokromanol yaitu

α-, γ- dan δ-tokotrienol, dengan senyawa dominan ialah δ-tokotrienol

sedangkan yang relatif polarnya adalah asam karboksilat dan gula, yang

merupakan glikon senyawa fenolik konjugat. Senyawa fenolik konjugat ini

menurun selama tahap awal germinasi namun setelah hipokotil mensintesis

klorofil, senyawa ini kembali meningkat dan bersamaan dengan itu senyawa

tokoferol disintesis (Andarwulan et al. 1999). Biji pangi juga dapat dipakai

Page 18: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

3

sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng alternatif karena

mengandung asam lemak linoleat dan oleat yang cukup tinggi

(Taufik, 2000). Proses pengolahan tradisional biji pangi yang berbeda

diduga akan mempengaruhi kandungan zat aktif yang terdapat di dalamnya

sebagaimana perubahan zat aktif dan aktivitas antioksidan yang telah

dilaporkan oleh Fardiaz dan Andarwulan (1999).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian dilakukan untuk

menentukan kadar α-tokoferol, fenolik dan flavonoid total dan menguji

aktivitas antioksidan ekstrak biji pangi (Pangium edule Reinw) hasil olahan

tradisional etnis Bugis dan Toraja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang timbul

adalah :

1. Seberapa besar kadar α-tokoferol, fenolik total dan flavonoid total dari

ekstrak n-heksan dan ekstrak etanol biji pangi hasil olahan tradisional

etnis Bugis dan Toraja ?

2. Seberapa besar aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan dan ekstrak

etanol biji pangi hasil olahan tradisional etnis Bugis dan Toraja ?

Page 19: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menentukan kadar α-tokoferol ekstrak n-heksan biji pangi dan kadar

fenolik total dan flavonoid total dari ekstrak etanol biji pangi hasil olahan

tradisional etnis Bugis dan Toraja

2. Menentukan aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan dan ekstrak etanol

biji pangi hasil olahan tradisional etnis Bugis dan Toraja

D. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi bagi masyarakat tentang potensi biji pangi

(Pangium edule Reinw) sebagai sumber antioksidan yang dapat

dikembangkan sebagai sediaan farmasi yang berguna dalam bidang

pengobatan serta menjadikan olahan biji pangi sebagai komoditi yang

bernilai ekonomis bagi daerah dan masyarakat.

Page 20: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw)

1. Klasifikasi Tumbuhan

Pangi (Pangium edule Reinw) di klasifikasikan sebagai berikut

(ITIS, 2011) :

Kerajaan : Plantae

Sub kerajaan : Viridiplantae

Superdivisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Anak divisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Malpighiales

Suku : Achariaceae

Marga : Pangium

Jenis : Pangium edule REINW

2. Nama daerah

Tumbuhan pangi memiliki banyak nama daerah antara lain : pucung

(Jakarta), kluwak (Jawa), pakem (Bali, Jawa, Kalimantan), pacung, picung

(Sunda), gempani atau hapesong (Toba), kayu tuba buah (Lampung), jeho

Page 21: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

6

(Enggano), kapenceung, kapecong, simaung (Minangkabau), kuam

(Kalimantan), pangi (Minahasa, Ambon), kalowa, kalowa’ (Sumbawa,

Makasar), ngafu (Tanimbar), calli, lioja (Seram), kapait (Buru, Aru), awaran

(Manokwari), kepayang (Malaysia) dan football fruit (Inggris) (Heyne, 1987).

3. Penyebaran

Tumbuhan pangi tersebar di kawasan Micronesia, Melanesia, dan

Asia Tenggara termasuk Indonesia terutama di Jawa Barat, Jawa Timur,

Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat (Hanum, 1996)

4. Morfologi Tumbuhan Pangi

Tumbuhan pangi ini berupa pohon yang memiliki ukuran besar

dengan tinggi pohonnya mencapai 8 - 40 m dengan diameter batang pohon

berkisar 100 cm - 2,5 m. Ranting muda berambut coklat rapat dengan daun

terkumpul pada ujung ranting, bertangkai panjang, helaian daun pada

pohon muda berlekuk 3 sedangkan pada pohon pangi yang sudah tua

berbentuk bulat telur melebar dengan pangkal yang terpancung atau bentuk

jantung, meruncing. Permukaan daun tanaman pangi pada bagian atas licin

berwarna hijau tua mengkilap, pada permukaan bawahnya berambut coklat

dan tersusun rapat dengan tulang daun menonjol. Bunga tanaman pangi

berwarna coklat kehijauan, tumbuh pada ketiak daun atau hampir di setiap

ujung ranting. Bunga kebanyakan berkelamin tunggal. Bunga jantan

tersusun dalam tandan sedangkan bunga betina soliter, kadang-kadang

Page 22: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

7

dalam tandan. Anak tangkai dan kelopak berambut coklat, tinggi kelopak

1-2 cm dan daun mahkota berjumlah 5 – 8 helaian berbentuk oval

memanjang berwarna hijau muda (Hanum, 1996).

Buah tanaman pangi berupa buah buni berbentuk bulat seperti telur

atau lonjong, kulit buah pangi yang telah tua berwarna coklat dengan

permukaan kasar. Diameter buah pangi berkisar antara 10 - 25 cm. Daging

buah pangi berwarna kuning pucat, lunak dan dapat dimakan. Tiap buah

pangi berisi sampai 18 biji atau lebih. Pada bagian kulit biji keluwak ini

sangat tebal dan keras. Habitat keluwak pada daerah dengan ketinggian

antara 10 - 1.000 m dari permukaan air laut (Lim, 2013).

Gambar 1. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw)(koleksi pribadi, 2017)

Page 23: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

8

5. Kandungan Gizi dan Kimia

Komposisi gizi inti biji pangi untuk 100 gram bagian yang dapat

dimakan meliputi air 57,7%, energi 227 kkal, protein 7,3%, lemak 20,2%,

karbohidrat 4,1%, serat kasar (fiber) 9,6%, abu 1,1%, fosfor 30 mg, kalium

401 mg, kalsium 42 mg, magnesium 97 mg, besi 2,1 mg, mangan 47 ppm,

tembaga 3,4 ppm, seng 14 ppm dan vitamin C 19 mg (Boon et al., 1999).

Biji mengandung glikosida sianogenik, alkaloid, flavonoid, steroid, saponin

dan tanin. Kandungan kimia lainnya adalah asam palmitat, asam linoleat,

asam linoelaidat (Lim et al., 2013). Pada biji pangi yang telah terfermentasi

diketahui mengandung antioksidan bersifat polar yang diduga sebagai

senyawa 1-p-hidroksifenil-7aminoheptana (Kasim and David, 2013).

Senyawa antioksidan non polar yang ditemukan antara lain adalah α-, ɣ-

dan δ-tokotrienol sedangkan yang relatif polarnya adalah asam karboksilat

dan gula, yang merupakan glikon senyawa fenolik konjugat

(Andarwulan et al., 1999).

Gambar 2. Buah pangi (Koleksi pribadi, 2017)

Page 24: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

9

6. Kegunaan

Ekstrak fenolik biji pangi diketahui mempunyai aktivitas menghambat

pertumbuhan bakteri Listeria monocytogenes dan Salmonella typhimurium.

Ekstrak aseton biji pangi juga menunjukkan potensi sebagai antioksidan

berdasarkan pengujian menggunakan metode DPPH dan β-Carotene

Linoleic Bleaching Assay (Chye et al, 2009). Infusa daun pangi juga

diketahui memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah

pada tikus putih jantan galur wistar (Mandey and Bodhi, 2014). Tanaman ini

dapat digunakan sebagai antiseptik, pencegah parasit dan pemusnah hama

yang mujarab (Heyne, 1987). Ekstrak metanol biji pangi dan daun pangi

yang mengandung senyawa asam sianida, flavonoid dan saponin

menunjukkan potensi sebagai insektisida pada hama tanaman dengan

tingkat mortalitas hingga 75% (Wiryadiputra et al., 2014).

B. Vitamin E

Vitamin E adalah istilah kolektif untuk senyawa tokoferol dan

tokotrienol. Vitamin E pertama kali ditemukan dalam bentuk α-tokoferol

pada tahun 1922 oleh Herbert Evans. Senyawa α-tokoferol ini pertama kali

diisolasi dari minyak gandum dan rumus kimia C29H50O, lalu pada tahun

berikutnya berhasil diisolasi β dan ɣ-tokoferol. Diketahui bahwa α-tokoferol

memiliki biologis yang lebih tinggi aktivitas dari β- dan ɣ -tokoferol. Pada

tahun 1947 berhasil diisolasi senyawa δ-tokoferol dari minyak kedelai.

Page 25: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

10

Senyawa tokotrienol pertama yang diidentifikasi sebagai α -, β –tokotrienol

sedangkan ɣ- dan δ-tokotrienol diidentifikasi dari minyak sawit

(Seppanen et al., 2010). Molekul tokoferol dan tokotrienol juga disebut

sebagai tokokromanol yang terdiri dari cincin kromanol yang terikat pada

rantai isoprenoid yang bersifat hidrofobik. Rantai tokoferol adalah alifatik

jenuh sedangkan rantai samping tokotrienol berisi tiga ikatan ganda trans.

Terdapat empat bentuk isomer tokoferol dan tokotrienol yaitu bentuk

α (alfa), β (beta), ɣ (gamma) dan δ (delta). Isomer tersebut dibedakan

berdasarkan kedudukan gugus metil pada cincin kromanol. Bentuk

α-tokotrienol dan tokoferol memiliki tiga gugus metil sedangkan bentuk β,ɣ

memiliki dua gugus metil dan bentuk δ memiliki satu gugus metil.

Perbedaan struktur ini mempengaruhi tingkat aktivitasnya secara biologik

(Colombo, 2010).

Semua tokoferol dan tokotrienol merupakan antioksidan potensial

dengan mekanisme kerja penangkapan radikal bebas. Hanya saja sampai

saat ini, sebagian besar penelitian tentang vitamin E terutama difokuskan

pada α-tokoferol karena senyawa ini adalah bentuk dominan vitamin E

pada jaringan. Suatu mekanisme aksi vitamin E terdiri dari donasi atom

hidrogen fenolik ke radikal peroksil dan mengubahnya menjadi

hidroperoksida. Senyawa radikal tokoferoksil yang dihasilkan ini menjadi

lebih stabil sehingga tidak dapat melanjutkan siklus peroksidasinya

(Jiménez et al.,2016).

Page 26: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

11

Gambar 3. Struktur isomer tokoferol dan tokotrienol ; bentuk α (5,7,8-trimethyltocol), β (5,8 -dimethyltocol), ɣ (7,8-dimethyltocol),δ (8-methyltocol) (Hunter and Cahoon, 2007).

Tokoferol terdapat secara luas pada tanaman namun bentuk

tokoferol ini sering berbeda dalam daun dan biji dari spesies tanaman yang

sama, seperti biji kedelai yang mengandung lebih banyak ɣ -tokoferol

daripada jumlah α- tokoferol dan δ-tokoferol. Tokotrienol dapat ditemukan

dalam biji tanaman dikotil, termasuk tanaman keluarga Apiaceae (dan juga

terdapat pada endosperm biji monokotil, penting seperti gandum, beras,

dan barley (Gambar. 4). (Hunter & Cahoon, 2007).

Tokotrienol Tokoferol

Page 27: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

12

Gambar 4. Analisis tokoferol dan tokokromanol dengan instrumen HPLCC18-reverse phase pada (a) ekstrak biji kedelai (b) biji bungamatahari, (c) biji beras dan (d) endosperm kelapa(Hunter & Cahoon, 2007).

Tokotrienol diketahui memiliki aktivitas neuroprotektif, antioksidan,

anti-kanker dan dapat menurunkan kolesterol dengan sifat kerja yang

berbeda dari sifat-sifat tokoferol. Jumlah mikromolar dari tokotrienol

menekan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase, yang bertanggung jawab

untuk sintesis kolesterol. Tokotrienol diperkirakan memiliki sifat antioksidan

yang lebih manjur dari α-tokoferol. Sisi tak jenuh rantai tokotrienol

memungkinkan untuk penetrasi lebih efisien ke dalam jaringan yang

memiliki lapisan lemak jenuh seperti otak dan hati (Ahsan et al., 2014)

Page 28: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

13

C. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam

bahan pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari

kerusakan yang disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak

yang sehingga bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik

(Andarwulan et al.,1999). Antioksidan merupakan agen yang dapat

membatasi efek dari reaksi oksidasi dalam tubuh. Secara langsung efek

yang diberikan oleh antioksidan dalam tubuh yaitu dengan mereduksi

radikal bebas dalam tubuh dan secara tidak langsung yaitu dengan

mencegah terjadinya pembentukan radikal. Antioksidan bekerja dengan

cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan

sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat

(Wildman, 2001).

Antioksidan diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar

berdasarkan kelarutannya yaitu antioksidan larut air seperti asam askorbat,

glutathione,asam lipoat dan asam urat dan antioksidan larut lemak seperti

karoten dan ubiquinol. Secara umum, antioksidan yang larut dalam air

bereaksi dengan oksidan dalam sel sitosol dan plasma darah, sementara

antioksidan larut lipid melindungi sel membran dari lipid per oksidasi

(Mishra, 2011). Antioksidan juga dapat dikelompokkan berdasarkan

jenisnya yaitu : Antioksidan Enzimatis dan Antioksidan non Enzimatis

(Winarsih, 2007).

Page 29: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

14

A. Antioksidan enzimatis:

Golongan ini merupakan antioksidan endogenus atau biasa juga

disebut sebagai antioksidan primer, yang termasuk di dalamnya adalah

enzim superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase

(GSH-PX), serta glutation reduktase (GSHR). Antioksidan ini bekerja untuk

mencegah pembentukan senyawa radikal baru, yaitu mengubah radikal

bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya

sebelum senyawa radikal bebas bereaksi. Antioksidan bekerja melalui

mekanisme pemutusan rantai reaksi radikal dengan mendonorkan atom

hidrogen secara cepat pada suatu lipid yang radikal, produk yang dihasilkan

lebih stabil dari produk awal. Antioksidan golongan enzim ini adalah

antioksidan yang sifatnya sebagai pemutus reaksi berantai (chain-breaking

antioxidant) yang bisa bereaksi dengan radikal-radikal lipid dan

mengubahnya menjadi produk-produk yang lebih stabil

B. Antioksidan Non-Enzimatis

Antioksidan ini disebut juga sebagai antioksidan eksogenus atau

antioksidan sekunder. Antioksidan ini bekerja dengan cara mengkelat

logam yang bertindak sebagai pro-oksidan, menangkap radikal dan

mencegah terjadinya reaksi berantai. Antioksidan sekunder berperan

sebagai pengikat ion-ion logam, penangkap oksigen, pengurai

hidroperoksida menjadi senyawa non radikal, penyerap radiasi UV atau

deaktivasi singlet oksigen. Lipida pangan umumnya mengandung ion-ion

logam dalam jumlah sangat kecil yang mungkin berasal dari enzim-enzim

Page 30: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

15

yang diaktifkan oleh logam, berasal dari peralatan pemurnian minyak atau

berasal dari proses hidrogenasi. Logam-logam berat khususnya yang

bervalensi dua atau lebih dengan potensial redoks yang sesuai, seperti Co,

Cu, Fe, Mn dan sebagainya akan mempersingkat periode induksi dan

meningkatkan kecepatan maksimum dari oksida lipida. Terbentuknya

senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal, atau

dirusak pembentukannya.

Asam sitrat, EDTA dan turunan asam fosfat adalah senyawa-

senyawa pengkelat ion-ion logam. Asam sitrat yang banyak digunakan

dalam produk pangan adalah pengkelat logam yang lemah. Meskipun

demikian, senyawa ini sangat efektif dalam menghambat kerusakan

oksidatif dari lipida dalam bentuk produk pangan dan umumnya

ditambahkan kedalam minyak nabati sesudah proses deodorisasi.

Pengkelat ion-ion Logam ini sering disebut sinergis karena dapat

meningkatkan aktivitas antioksidan fenolik. Antioksidan ini bisa juga

didapatkan dari komponen nutrisi sayuran, buah dan rempah-rempah.

Komponen yang bersifat antioksidan dalam sayuran, buah dan

rempah-rempah meliputi asam askorbat, vitamin E (tokoferol), β-karoten,

flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin dan isokatekin

(Kahkonen et al., 1999).

Kerusakan oksidatif atau kerusakan akibat radikal bebas dalam

tubuh pada dasarnya bisa diatasi oleh antioksidan endogen tetapi jika

senyawa radikal bebas terdapat berlebih dalam tubuh atau melebihi batas

Page 31: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

16

kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan

tambahan dari luar atau antioksidan eksogen untuk menetralkan radikal

yang terbentuk (Reynertson, 2007).

D. Uji Aktivitas Antioksidan

Berbagai metode telah dikembangkan untuk penentuan tokoferol

dan tokotrienol dalam minyak. Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) fase

normal atau fase balik (reverse) dipadukan dengan detektor ultraviolet (UV)

dan atau detektor fluoresensi (FD) adalah teknik yang paling umum

digunakan. Kromatografi gas (GC) dengan deteksi ionisasi nyala (FID),

elektroforesis kapiler non-cairan (NACE) dengan deteksi fluorimetrik,

spektroskopi inframerah transformasi fourier (FTIR) dan teknik

elektroanalitik juga dilaporkan digunakan dalam determinasi senyawa

tokoferol dan tokotrienol. HPLC fase normal memungkinkan pemisahan

yang baik dari empat tokoferol dan empat tokotrienol dengan urutan elusi

menjadi sebagai berikut: α-tokoferol < α-tokotrienol < β-tokoferol <

ɣ-tokoferol < β-tokotrienol< ɣ-tokotrienol < δ-tokoferol < δ-tokotrienol,

namun metode ini memiliki kekurangan karena diperlukan waktu analisis

yang panjang dan waktu retensi yang rendah (Zhang R, et al.,2013).

Teknik spektrometri berdasarkan pada reaksi radikal, kation radikal

atau kompleks dengan kemampuan molekul antioksidan dalam

menyumbangkan atom hidrogen. Metode pengujian dengan penangkapan

radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) merupakan metode

Page 32: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

17

pengukuran antioksidan yang sederhana, cepat, sensitif, reprodusibel untuk

pengujian antioksidan. Metode ini juga dapat diterapkan baik untuk sampel

berupa padatan maupun cairan. Radikal DPPH adalah suatu senyawa

organik yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat

pada panjang gelombang maksimal (λmax) 517 nm dan berwarna ungu

gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut akan

tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning. Perubahan tersebut

dapat diukur dengan spektrofotometer dan diplotkan terhadap konsentrasi

(Pisoschi and Negulescu, 2011). Penurunan intensitas warna yang terjadi

mengindikasikan berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH

karena penangkapan satu elektron oleh zat antioksidan yang menyebabkan

tidak adanya kesempatan elektron tersebut untuk beresonansi (Gambar 5).

Perubahan warna DPPH terjadi disebabkan oleh adanya senyawa yang

bisa memberikan radikal hidrogen kepada radikal DPPH sehingga tereduksi

menjadi senyawa DPPH-H (1,1-difenil-2- pikrilhidrazin).

Gambar 5. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan (Winarsih 2007)

Page 33: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

18

Metode β-carotene bleaching (BCB) atau sering dikenal sebagai

metode β-karoten-asam linoleat merupakan metode untuk mengevaluasi

aktivitas antioksidan berdasarkan pada kemampuan antioksidan untuk

mencegah peluruhan warna jingga karoten akibat oksidasi dalam sistem

emulsi minyak dan karoten. Dalam pengujian aktivitas antioksidan dengan

β-carotene bleaching digunakan bahan-bahan utama, seperti β-karoten

sebagai indikator aktivitas antioksidan, asam linoleat sebagai sumber

radikal bebas, dan senyawa antioksidan sampel sebagai penghambat

reaksi oksidasi (Utami, 2009).

Pada uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode

β-karoten-asam linoleat, radikal bebas terbentuk dari hidroperoksida yang

dihasilkan oleh asam linoleat. Radikal bebas asam linoleat terbentuk karena

pengurangan atom hidrogen dari satu gugus metilen dialil yang menyerang

ikatan rangkap pada beta karoten sehingga terjadi oksidasi beta karoten

yang menyebabkan hilangnya gugus kromofor yang memberi warna

orange. Perubahan warna ini dapat diukur secara spektrofotometri pada

panjang gelombang 470 nm (Jayaprakash et al., 2003). Lama pengukuran

metode β-karoten-asam linoleat menurut literatur yang direkomendasikan

adalah 0 menit sampai 120 menit dengan interval waktu 15 menit

(Rosidah et al., 2008).

Page 34: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

19

E. Penentuan Fenolik Total

Pengujian fenolik total menggunakan metode Folin Ciocalteu yang

merupakan metode yang paling umum dalam menentukan fenolik total serta

teknik pengerjaannya yang lebih murah dan mudah. Metode Folin Ciocalteu

adalah reaksi oksidasi dan reduksi kolorimetrik untuk mengukur semua

senyawa fenolik dalam sampel uji sederhana (Singleton et al., 1965).

Metode ini menggunakan pembanding yaitu asam galat yang dipilih karena

merupakan substansi yang stabil dan murni serta asam galat merupakan

senyawa fenolik yang paling umum ditemukan pada tumbuhan. Asam galat

dan sampel uji ketika direaksikan dengan reagen Folin Ciocalteu akan

menghasilkan warna kuning yang menandakan bahwa sampel uji

mengandung senyawa fenolik, setelah itu dilakukan penambahan larutan

natrium hidroksida atau larutan natrium karbonat untuk membentuk

suasana basa. Selama reaksi berlangsung, gugus hidroksil pada senyawa

fenolik akan bereaksi dengan pereaksi Folin Ciocalteu, membentuk

kompleks molibdenum-tungsten berwarna biru dengan struktur yang belum

diketahui dan dapat dideteksi dengan spektrofotometer. Warna biru yang

terbentuk akan semakin pekat, setara dengan konsentrasi ion fenolak yang

terbentuk yang artinya bahwa semakin besar konsentrasi senyawa fenolik

maka semakin banyak ion fenolak yang akan mereduksi asam heteropoli

fosfotungstik (WO42)-fosfomolibdat (MoO42-2) menjadi senyawa kompleks

molybdenum tungsten sehingga warna yang dihasilkan semakin pekat.

Page 35: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

20

Intensitas warna yang terbentuk kemudian dikuantifikasi berdasarkan

absorbansi dengan spektrofotometer (Xu and Howard, 2012).

Gambar 6. Reaksi Fenol dengan pereaksi Folin- Ciocalteu(Xu and Howard, 2012).

F. Penentuan Flavonoid Total

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir

semua tumbuhan. Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid

telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus,

antiradang, antialergi, dan antikanker. Efek antioksidan senyawa ini

disebabkan oleh penangkapan radikal bebas melalui donor atom hidrogen

dari gugus hidroksil flavonoid. Flavonoid termasuk dalam golongan

senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid

terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin

tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk

teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub

kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi

karbon di sekitar molekulnya (Cook and Samman,1996).

Page 36: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

21

Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan

atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada

dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam

bentuk bebas yang disebut aglikon (Redha, 2010).

Gambar 7. Kerangka C6 – C3 – C6 Flavonoid

Metode yang umum digunakan untuk menentukan kadar flavonoid

antara lain kromatografi gas, spektrometri massa, kromatografi lapis tipis,

metode kolorimetrik, spektrofotometri ultraviolet, kromatografi cair kinerja

tinggi, dan elektroforesis kapiler namun metode-metode tersebut

membutuhkan tahapan analisis yang panjang dan waktu analisis yang

cukup lama. Penentuan flavonoid total dalam ekstrak dilakukan untuk

mengetahui prosentase kandungan flavonoid total menggunakan metode

kolorimetri aluminium klorida dengan pengukuran absorbansi secara

spektrofotometri. Pada metode ini, reaksi antara AlCl3 dan gugus keto C-4

dan gugus hidroksil C-3 atau C-5 dari 3 flavon dan flavonol akan

menghasilkan senyawa kompleks absorbans dari warna yang terbentuk

diukur dengan spektrometer UV. Senyawa yang digunakan sebagai

standar pada penetapan kadar flavonoid ini adalah kuersetin yang

Page 37: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

22

merupakan flavonoid golongan flavonol yang memiliki gugus keto pada

atom C-4 dan juga gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5 yang

bertetangga. Kadar kuersetin dihitung sebagai kadar ekivalen flavonoid

total dalam sampel. Penambahan natrium asetat pada metode ini adalah

untuk mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil sedangkan perlakuan inkubasi

selama 30 menit yang dilakukan sebelum pengukuran dimaksudkan agar

reaksi berjalan sempurna sehingga memberikan intensitas warna yang

maksimal. Perhitungan kadar berdasarkan pada hukum Lambert- Beer

yang menunjukkan hubungan lurus antara absorbans dan kadar analat

(Chang et al. 2002).

Gambar 8. Pembentukan senyawa kompleks quersetin-aluminium klorida

Na asetat

Page 38: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

23

G. Metode HPLC

Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen

campuran yang berdasarkan distribusi diferensial dari komponen sampel

diantara dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Salah satu teknik

kromatografi yang dimana fasa gerak dan fasa diamnya menggunakan zat

cair adalah HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT

(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).

Menurut Eldin et al., (2000), HPLC dapat dikelompokkan menjadi 2

berdasarkan kepolaran fasa geraknya yaitu :

a) Fase Normal HPLC

HPLC jenis ini secara esensial sama dengan kromatografi kolom. Meskipun

disebut normal, ini bukan bentuk biasa dari HPLC. Sebuah kolom

sederhana memiliki diameter internal 4,6 mm dengan panjang 120 nm-250

nm diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar

seperti n-heksan. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom

akan melekat lebih lama dibanding dengan senyawa-senyawa non polar.

Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat

melewati kolom. Apabila pasangan fasa diam lebih polar daripada fasa

geraknya maka sistem ini disebut HPLC fase normal.

b) Fase Balik HPLC

Pada HPLC jenis ini, ukuran kolomnya sama, tetapi silika dimodifikasi

menjadi non polar melalui pelekatan hidrokarbon dengna rantai panjang

pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 (C8)

Page 39: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

24

atau 18 (C18). Dalam kasus ini, akan terdapat interaksi yang kuat antara

pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom.

Interaksi yang terjadi tidak sekuat interaksi antara rantai-rantai hidrokarbon

yang berlekatan pada silika (fasa diam) dan molekul-molekul polar dalam

larutan. Oleh karena itu molekul-molekul polar akan lebih cepat bergerak

melalui kolom sedangkan molekul-molekul non polar akan bergerak lambat

karena interaksi dengan gugus hidrokarbon.

Prinsip kerja instumen HPLC adalah pemisahan setiap komponen

dalam sampel berdasarkan kepolarannya dengan penggunaan tekanan

tinggi untuk mendorong fasa gerak. Fasa diam yang biasa digunakan pada

kolom HPLC jenis fasa terbalik adalah silica (RMe2SiCl) dimana R adalah

rantai alkana C-18 atau C8 sementara fasa geraknya berupa larutan yang

diatur komposisinya (gradien elusi), misalnya : air : asetonitril (80:20), hal

ini bergantung pada kepolaran analit yang akan dipisahkan. Campuran

analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan waktu retensinya akan

berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya

terpisah (Eldin et al.,2000).

Dalam pengujian vitamin E dan komponen isomernya dapat

dilakukan dengan menggunakan instrument HPLC fase normal dan fase

balik dengan detektor UV atau detektor fluoresensi

Page 40: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

25

Tabel 1. Karakteristik absorbansi UV dan Fluoresensi Vitamin E(Eitenmiller et al.,2008)

Page 41: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

26

H. Kerangka Teori

Pangi(Pangium edule Reinw)

Tempattumbuh

CaraPengolahan

Biji Pangi

SenyawaAntioksidan

Konsentrasi berbagaimetabolit sekundertumbuhan sangattergantung pada tempattumbuh dan faktorlingkungan lain yangberdampak pada jalurmetabolisme tumbuhantersebut (Ramakrishnaet al., 2011)

Proses pengolahan sepertiperendaman, perebusan,pengukusan, pemeramanmempengaruhi perubahanzat aktif dan aktivitasantioksidan (Xu and Chang,2008).

SenyawaFenolik

SenyawaFlavonoid

Senyawa antioksidanbersifat nonpolar didugayaitu tokotrienol dantokoferol

Senyawa antioksidanbersifat polar yang didugasebagai glikon senyawafenolik konjugat.(Andarwulan et al.1999)

Senyawa fenoliksecara signifikanberkonstribusiterhadap aktivitasantioksidan biji pangi(Chye et al, 2009)

Flavonoid adalahgolongan senyawapolifenol yang diketahuimemiliki sifat sebagaipenangkap radikalbebas, penghambatenzim hidrolisis danoksidatif, sehingga dapatbekerja sebagaiantioksidan(Pourmourad. 2006)

Page 42: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

27

I. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel Bebas =

Variabel Kendali =

Variabel Antara =

Variabel Tergantung =

Hubungan Variabel Bebas =

Hubungan Variabel Kendali =

Hubungan Variabel Antara =

Hubungan Variabel Tergantung =

Keluwak(olahan etnis Bugis)

SenyawaBioaktif

Senyawa larutn-heksan

Serbuk Pangi(Olahan etnis Toraja)

Senyawa larutetanol 70%

AktivitasAntioksidan

Senyawa PolarFenolik

Flavonoid

Senyawa Non-PolarVitamin E

Asam-asam lemak

Page 43: PENENTUAN KADAR α-TOKOFEROL DAN UJI AKTIVITAS …

28

J. Hipotesis

1. Hasil olahan tradisional biji pangi yang berbeda berpengaruh terhadap

kandungan senyawa fenolik total, flavonoid total dan kadar α-tokoferol

2. Hasil olahan tradisional biji pangi yang dibuat secara tradisonal etnis

Bugis dan Toraja memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda