PERENCANAAN KOLOM_PBTG

32
PERENCANAAN KOLOM 7.1. Ketentuan Perencanaan kolom meliputi persyaratan elemen kolom dan desain penulangan kolom yang terdiri dari tulangan pokok dan tulangan geser. Data property kolom: f’c (kuat tekan beton) = MPa Ec (modulus elastisitas beton) = MPa εc (regangan beton) = 0,003 fy (tegangan leleh baja) = MPa Es (modulus elastisitas baja) = MPa εs (regangan baja) = fy/ Es = b (lebar kolom) = mm h (panjang kolom) = mm lc (tinggi kolom) = mm Peninjauan kolom diambil berdasarkan momen terbesar yaitu pada kolom …..(isi sesuai nomor elemen kolom pd SAP) yaitu pada lantai ?. sehingga penilaian kolom bergoyang atau tidak bergoyang ditinjau pada kolom tersebut. 7.2. Persyaratan Elemen dengan Kombinasi Beban Lentur dan Aksial a. Control Pu ( gaya aksial kolom) Pu Maksimum yang digunakan untuk control diperoleh dari hasil analisis struktur dengan program SAP2000. Pu maksimum hasil analisis SAP2000 harus lebih besar dari Pu = 0,1 . Ag. F’c (Pasal 23.10.2 SNI 03-2847-2002). Ag = luas bruto penampang kolom b. Lebar dimensi kolom Lebar dimensi kolom (b) ≥ 300 mm Nb: sertakan denah dan posisi kolom yang di tinjau untuk control Pu dan gambar detail join posisi kolom yang ditinjau Contoh :

description

bangunan tahan gempa

Transcript of PERENCANAAN KOLOM_PBTG

  • PERENCANAAN KOLOM

    7.1. Ketentuan

    Perencanaan kolom meliputi persyaratan elemen kolom dan desain penulangan kolom

    yang terdiri dari tulangan pokok dan tulangan geser.

    Data property kolom:

    fc (kuat tekan beton) = MPa Ec (modulus elastisitas beton) = MPa

    c (regangan beton) = 0,003 fy (tegangan leleh baja) = MPa

    Es (modulus elastisitas baja) = MPa

    s (regangan baja) = fy/ Es = b (lebar kolom) = mm

    h (panjang kolom) = mm

    lc (tinggi kolom) = mm

    Peninjauan kolom diambil berdasarkan momen terbesar yaitu pada kolom ..(isi sesuai nomor elemen kolom pd SAP) yaitu pada lantai ?. sehingga penilaian kolom bergoyang atau tidak

    bergoyang ditinjau pada kolom tersebut.

    7.2. Persyaratan Elemen dengan Kombinasi Beban Lentur dan Aksial

    a. Control Pu ( gaya aksial kolom) Pu Maksimum yang digunakan untuk control diperoleh dari hasil analisis struktur

    dengan program SAP2000. Pu maksimum hasil analisis SAP2000 harus lebih besar dari

    Pu = 0,1 . Ag. Fc (Pasal 23.10.2 SNI 03-2847-2002). Ag = luas bruto penampang kolom

    b. Lebar dimensi kolom Lebar dimensi kolom (b) 300 mm

    Nb: sertakan denah dan posisi kolom yang di tinjau untuk control Pu dan gambar detail

    join posisi kolom yang ditinjau

    Contoh :

  • Gambar Posisi kolom

  • c. Identifikasi Kolom bergoyang dan Tak Bergoyang

    Pasal 12.11.4 SNI 03-2847-2002, menyebutkan bahwa kolom dan tingkat pada struktur,

    harus dikelompokkan sebagai tidak bergoyang atau bergoyang.

    Pasal 12.11.4.2 SNI 03-2847-2002, Suatu struktur kolom dapat diartikan kolom

    bergoyang atau tidak bergoyang dengan persyaratan

    05,0

    cU

    oU

    lV

    PQ

    maka disebut portal bergoyang (Sway)

    Sebaliknya jika Q < 0,05 maka disebut portal tidak bergoyang (Braced)

    Dimana :

    Pu = Beban vertikal

    Vu = Gaya geser total perlantai

    o = Simpangan relatif antar tingkat pada tingkat yang ditinjau akibat Vu.

    Lc = panjang kolom

    Q = muatan nilai portal tiap tingkat struktur

    Contoh :

    7.3. Perencanaan Tulangan Kolom

    Untuk melihat kebutuhan luas tulangan pada kolom, setelah di Run Analyze, pilih

    menu Design Concrete Frame Design Start Design / Check of Structure. Setelah selesai check structure , pihi menu Design Concrete Frame Design pilih display design info pilih output longitudinal reinforcing. Setelah itu memilih satuan untuk tulangan (mm).

  • Gambar Tulangan Lentur Kolom dari SAP2000

    Dari output SAP2000, diperoleh As = 6249,620 mm2

    Bila dipakai D 25, maka A1D = x x D2 = 490,625 mm2

    Maka jumlah kebutuhan tulangan (n) = 738,12625,490

    620,6249

    pilihA

    A

    S

    S

  • 7.3. Momen Ultimit Kolom dan Gaya Aksial Kolom

    SNI 03-1726-2002 Pasal 5.8.2, untuk mensimulasikan arah pengaruh Gempa Rencana

    yang sembarangan terhadap struktur gedung, pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama

    yang ditentukan menurut Pasal 8.5.1 harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi

    bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah pembebanan

    tadi, tetapi dengan efektifitas hanya 30%.

    Dalam perancangan kolom, Mu dan Pu yang dapat diambil dari output pada hasil analisis

    menggunakan program SAP2000. Dimana Mu diambil dari M-33 dan M-22 dari Kombinasi

    pembenanan yang terbesar. Sedangkan nilai Pu diambil dari Pu (Axial Force) yang terbesar

    (mengikuti Kombinasi yang digunakan pada Mu).

    Contoh Perhitungan

    Perhitungan K2 ( kolom tengah)

    Lantai Mu

    (kNm)

    Mn = Mu/0,65

    (kNm)

    Pu

    (kN)

    Pn = Pu/0,65

    (kN)

    Syarat

    Pn > 0,1.Ag.fc

    1 OK

    2 OK

    3 OK

    4 OK

    5 OK

    7.4. Penempatan Tulangan Kolom

  • 7.5. Diagram Mn-Pn

    7.4.a. Ketentuan

    7.4.b. Flowchart Desain Diagram Mn-Pn

    7.4.c. Desain Diagram Mn-Pn

    Data penampang :

    b kolom = 80 cm

    h kolom = 80 cm

    fc = 25 MPa = 255 kg/cm2

    fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2

    1 = 0,85 Es = 2100000 MPa

  • c = 0,003

    y = 2100000

    4080fy

    Es= 0,001943

    Dipakai tulangan pokok D25, Ad = 4

    1 x x (2,5)2 = 4,90625 cm2,

    Dipakai tulangan sengkang D10,selimut beton = 4 cm,

    Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis

    d = Pb + tulangan sengkang + . tulangan pokok

    d = 5 + 1 +( x 2,5) = 7,25 cm ,

    d = 5 + 1 + ( x 2,5) = 7,25 cm, h =h d = 80 7,25 = 72,75 cm

    Misal, dipakai jumlah tulangan 1 sisi, (n) = 5 D25

    As= As = n . Ad= 5. 4,906 = 24,53 cm2 As total = As + As = 24,53+ 24,53= 49,06 cm2

    total = 80.80

    06,49

    .

    total As total As

    htbAg= 0,00767 = 0,767 %

    = = 2

    00767,0

    2

    total

    = 0,003835 = 0,3835 %

    A. Kondisi Patah Berimbang (Balance)

    C = 75,72001943,0003,0

    003,0.

    d

    yc

    c

    = 44,153 cm

    a = 0,85 . C = 0,85 . 44,153 = 37,53

    s = 003,0.153,44

    25,7153,44.

    '

    c

    c

    dc = 0,00251 >y = 0,001943

    Baja desak sudah leleh, fs = fy = 4080 kg/cm2

    Cc = 0,85 . fc' . a . b = 0,85 . 255 . 38,047 .80 = 659740,643 kg

    Cs = As' . (fy-0.85 . fc')

    = 24,53. (4080-0,85 . 255)= 94765,5225 kg

    Ts = As . fs = 24,53 . 4080= 100082,4 kg

    Pn = Cc + Cs Ts = 659740,643 + 94765,5225 - 100082,4

    = 654423,7655 kg = 654,424 ton

    Mn =

    '.

    2.'.

    2.

    2.

    2. d

    hTsd

    hCs

    ahCc

    =

    0725,0.

    2

    8,0.082,0010725,0.

    2

    8,0. 765,94

    2

    3753,0.

    2

    8,0. 659,740

    = 49,52 + 2,748 + 2,9023

    = 55,1703 tm

    eb = 0843,0424,654

    1703,55

    Pb

    Mbm = 8,43 cm dari titik berat kolom.

    B. Kondisi Patah Desak

  • Agar terjadi patah desak, maka diambil faktor pengali C > 1, Misal dipakai faktor pengali = 1,1

    C = 1,1. C = 1,1 . 44,153 = 48,5683 cm a = 0,85 . C = 0,85 . 48,5683 = 41,283 cm

    s = 003,0. 44,153

    48,5683 72,75.

    '

    c

    C

    Cd = 0,001643 y = 0,001943

    Baja desak sudah leleh, fs = fy = 4080 kg/cm2

    Cc = 0,85 . fc' . a . b

    = 0,85 . 255 . 30,02404.80

    = 520616,8536 kg = 520,617 ton

    Cs = As' . (fy0,85 . fc') = 24,53 .(4080-0,85 . 255)

    = 94765,5225 kg

    Ts = As . fs

    = 24,53 . 4080

  • = 100082,4 kg

    Pn = Cc + Cs Ts = 520616,8536 + 94765,5225 -100082,4

    = 515299,9761 kg

    = 515,2999 ton

    Mn =

    '.

    2.'.

    2.

    2.

    2. d

    hTsd

    hCs

    ahCc

    0725,0.

    2

    8,0.100082,40725,0.

    2

    8,0. 94765,5225

    2

    30024,0.

    2

    8,0. 6520616,853

    = 36,913 tm

    e = 0716,0 515,2999

    36,913

    Pn

    Mnm = 7,16 cm dari titik berat kolom.

    D. Kondisi Mn = 0 Kondisi ini adalah kondisi dimana beban bekerja tepat pada titik berat potongan kolom

    (beban aksial murni), sehingga tidak ada momen.

    Po = cffyAsAshbcf '.85,0.'..'.85,0 = 255.85,04080.53,42 24,5380.80.255.85,0

    = 1576731,045 kg

    = 1576,731 ton

    Mn = 0

    E. Kondisi Lentur Murni, Pn = 0 Kondisi ini adalah kondisi dimana beban yang terjadi hanyalah momen, beban aksial =

    0, sehingga perhitungannya seperti analisis balok tulangan rangkap dengan tulangan

    desak belum leleh.

    5D25 As = As = n . Ad = 5 . 4,906 = 24,53 cm2

    b = 80 cm, ht = 80 cm, h = 72,75 cm

    Baja tarik leleh

    5D25 Baja desak belum leleh

    Cc = 0,85 . fc . a . b = 0,85 . 255 . a . 80 = 17340.a Ts = As . fy = 24,53. 4080 = 100082,4 kg

    Cs = Es.c.c

    d'.As's.Es.As'fs.As'

    c

  • = 2100000.003,0a

    7,25).(0,85a.53,42

    Cs =a

    a 5875,952346.15,131358

    Keseimbangan gaya- gaya horisontal

    Cc + Cs Ts

    17340.a +a

    a 5875,952346.15,131358 100082,4 = 0

    17340.a2 + 31275,75.a 952346,5875 = 0

    a2 + 1,804a 54,92 = 0

    a = a

    cabb

    .2

    )..4()( 2

    a = 1.2

    ) 92,54.1.4() 804,1( 804,1 2

    a = 6,4283 cm

    c = 56,785,0

    4283,6

    1

    a cm

    s = 003,07,56

    25,756,7c

    c

    d'c

    = 0,000123

  • 7.6. Kontrol Momen Kolom

    Dimana :

    Me = jumlah Mn kolom yang merangka pada join balok-kolom. Mn harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor, yang sesuai dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau yang menghasilkan nilai Mn terkecil.

    Mg = jumlah Mn balok yang merangka pada join balok-kolom, yang sesuai dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau yang menghasilkan nilai Mn terkecil.

    Me, dapat diperoleh dari plot nilai Pn dan Mn pada Grafik Mn-Pn, kemudian tarik garis Pn sampai ke grafik rencana, kemudian tarik garis ke bawah ke Mn.

    Me )(5

    6 MgMg

    Dimana = 0,8

    Me2

    Me1

    Mg+ Mg-

    ge MM5

    6

  • Contoh hitungan

    Join 1

    350 + 560 )1147,3552332,527(8,05

    6

    1910 > 847,056 Aman, pakai 16 D25

    Join 2

    560 + 660 )1147,3552332,527(8,05

    6

    1220 > 847,056 Aman, pakai 16 D25

    Join 3

    660 + 733,33 )1147,3552332,527(8,05

    6

    1393,33 > 847,056 Aman, pakai 16 D25

    Join 4

    733,33 + 690 )1147,3552332,527(8,05

    6

    1423,33 > 847, 056 Aman, pakai 16 D25

    Join 5

    690 )4138,2266148,388(8,05

    6

    690 > 590,427 Aman, pakai 16 D25

    7.7. Perencanaan Tulangan Geser Kolom

    Tulangan geser/transversal pada kolom utama berfungsi untuk mengekang daerah inti

    kolom. Tulangan transversal pada kolom dapat berupa tulangan spiral atau tulangan sengkang

    tertutup. Pada saat kolom menerima gaya aksial tekan, inti kolom cenderung mengembang

    karena adanya pengaruh rasio poisson dan sifat dilatasi material beton. Pengembangan ini

    menyebabkan tulangan sengkang tertutup atau spiral yang melingkupi inti beton menjadi tertarik

    dan menimbulkan efek tegangan lateral terhadap inti beton. Dalam kondisi terkekang, beton

    memiliki kuat tekan aksial yang lebih tinggi dan perilaku yang lebih daktail.

  • SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.4.2, spasi maksimum tulangan geser/sengkang adalah yang

    terkecil di antara :

    1. dimensi penampang kolom terkecil

    2. 6 kali diameter tulangan longitudinal

    3. Sx menurut persamaan :

    3

    350100 xx

    hS

    Dengan hx = 2/3 hc

    hc = lebar penampang inti beton (yang terkekang)

    )40(2 21 bwc dbh

    db = diameter tulangan begel/sengkang

    Namun Sx tidak perlu lebih kecil dari 100 mm.

    SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.4.4, tulangan sengkang diperlukan sepanjang lo dari ujung-

    ujung kolom yaitu pada daerah sendi plastis, lo dipilih yang terbesar di antara

    1. Tinggi elemen struktur, d, di join

    2. 1/6 tinggi bersih kolom

    3. 500 mm

    SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.4.6, sepanjang sisa tinggi kolom bersih (tinggi kolom

    dikurangi lo di masing-masing ujung kolom diberi sengkang (hoops) dengan spasi minimum 150

    mm atau 6 x diameter tulangan longitudinal.

    DESAIN GESER KOLOM

    Sebelum menentukan gaya geser kolom, terlebih dahulu dihitung momen kolom yang

    akan digunakan untuk mendesain yaitu momen kolom di tepi muka balok. Momen kolom ditepi

    muka balok harus dihitung sesuai dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau, yang

    menghasilkan nilai momen kolom di tepi muka balok yang terkecil. Momen kolom di tepi muka

    balok dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    bb ''1

    '

    11

  • kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    aa ''1

    '

    11

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    h

    EI

    h

    EI

    h

    EI

    a

    2

    2

    1

    1

    1

    1

    h

    EI

    h

    EI

    h

    EI

    b

    6,165,0

    25,1,

    Me

    M kolomcap

    Dimana :

    Mb1 = momen muka kolom bawah pada join balok kolom (join 1)

    Ma1 = momen muka kolom atas pada join balok kolom (join 1)

    h1 = tinggi kolom bawah

    h1 = tinggi besih kolom bawah h2 = tinggi kolom atas

    h2 = tinggi besih kolom atas balok kolom Lb ki = bentang balok kiri join balok kolom

    Lb ki = bentang bersih balok kiri join balok kolom

    Lb ka = bentang balok kanan join balok kolom

    Lb ka = bentang bersih balok kanan join balok kolom

    Mpr- ki = momen kapasitas negative balok kiri join balok kolom

    Mpr+

    ka = momen kapasitas positif balok kanan join balok kolom

    Mcap kolom = momen kapasitas kolom pada join balok kolom dasar

    Me = momen kapasitas kolom yang merangka pada join balok kolom

    1,25 = over strength factor

    1

    2

    Mpr ki- Mpr ka-

    Mpr ka+ Mpr ki+ Ma1

    Mb1

    Mcap kol

  • 1,6 = faktor kuat lebih total

    0,65 = untuk kombinasi desak dan lentur

    Vu = h

    MbkolMcap 1,

    0,75

    VuVs

    Dalam Sendi Plastis

    Spasi tulangan geser :

    Vs

    dfynAs

    sengkangkaki

    1

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    Vs1 = VcVu

    75,0

    Spasi tulangan geser:

    1

    1

    s

    sengkangkaki

    V

    dfynAs

    Contoh Perhitungan :

    1. Kolom Tepi

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    bb '1

    '

    11

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    aa '1

    '

    11

    Ma1

    Mb1

  • 21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    Join 1

    21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    =

    75,3

    1

    4

    1

    75,3

    1

    = 0,516

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    75,3

    1

    4

    14

    1

    = 0,484

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    bb '1

    '

    11

    = 6008,6523,8

    9484,0

    4

    675,3 = 314,67 kNm

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    aa '1

    '

    11

    = 6008,6523,8

    9516,0

    75,3

    1,3 = 301,85 kNm

    Join 2 = Join 3 = Join 4

    21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    =

    75,3

    1

    75,3

    1

    75,3

    1

    = 0,5

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    75,3

    1

    75,3

    1

    75,3

    1

    = 0,5

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    bb '1

    '

    12

  • = 6008,6523,8

    95,0

    75,3

    1,3 = 292,491 kNm

    Ma2 = Mb2 = 292,491 kNm

    Join 5

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    075,3

    1

    75,3

    1

    = 1

    kiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kib

    kib

    bb '1

    '

    15

    = 6951,4703,8

    91

    75,3

    425,3 = 466,158 kNm

    Mcap kolom

    Pu K1 lantai 1 = 1551,85 kN

    Tulangan 12 D22

    Mcap, kolom = 6,165,0

    25,1

    Me

    Dimana, 1,25 = over strength factor

    1,6 = faktor kuat lebih total

    0,65 = untuk kombinasi desak dan lentur

    Mcap, kolom = 6,165,0

    25,1580

    = 697,12 kN

    Ma4 = 292,491

    Mb4 = 292,491

    Mb5 = 466,158

    Ma3 = 292,491

    Mb3 = 292,491

  • 2. Kolom Tengah

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    bb ''1

    '

    11

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    aa ''1

    '

    11

    21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    Join 1

    21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    =

    75,3

    1

    4

    1

    75,3

    1

    = 0,516

    Ma1

    Mb1

    Ma1 = 301,85

    Mb1 = 314,67

    Ma2 = 292,491

    Mb2 = 292,491

    Mcap,kol = 697,12

  • 21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    75,3

    1

    4

    14

    1

    = 0,484

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    bb ''1

    '

    11

    = 6008,6522962,4533,8

    9484,0

    4

    675,3 = 533,239 kNm

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    aa ''1

    '

    11

    = 6008,6522962,4533,8

    9516,0

    75,3

    1,3 = 511,52 kNm

    Join 2 = Join 3 = Join 4

    21

    2

    11

    1

    hh

    ha

    =

    75,3

    1

    75,3

    1

    75,3

    1

    = 0,5

    21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    75,3

    1

    75,3

    1

    75,3

    1

    = 0,5

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    bb ''1

    '

    11

    = 6008,6522962,4533,8

    95,0

    75,3

    1,3 = 495,655 kNm

    Ma2 = Mb2 = 495,655 kNm

    Join 5

  • 21

    1

    11

    1

    hh

    hb

    =

    075,3

    1

    75,3

    1

    = 1

    kaMpr

    L

    LkiMpr

    L

    L

    h

    hM

    kab

    kab

    kib

    kib

    bb ''1

    '

    11

    = 6951,4702311,2853,8

    91

    75,3

    425,3 = 748,640 kNm

    Mcap kolom

    Pu K2 lantai 1 = 4480,38 kN

    Tulangan 20 D22

    Mcap, kolom = 6,165,0

    25,1

    Me

    Dimana, 1,25 = over strength factor

    1,6 = faktor kuat lebih total

    0,65 = untuk kombinasi desak dan lentur

    Mcap, kolom = 6,165,0

    25,1350

    = 420,67 kNm

    Ma4 = 495,655

    Mb4 = 495,655

    Ma1 = 511,52

    Mb1 = 533,239

    Mb5 = 748,650

    Ma3 = 495,655

    Ma2 = 495,655

    Mb3 = 495,655

    Mb2 = 495,655

    Mcap,kol = 420,67

  • TULANGAN GESER KOLOM

    1. Kolom Tepi

    Lantai 1

    Vu = h

    MbkolMcap 1,

    = 4

    67,31412,697 = 252,948 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    948,252 = 337,264 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 100097,317

    62540025,78

    = 123,50 mm

    pakai D10-120 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1038,44801

    = 446,45 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 317,97 446,45 = - 128,48

    Pakai D10-200 mm

  • Lantai 2

    h

    MbMaVu

    21

    = 75,3

    655,49552,511 = 268,44 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    44,268 = 357,92 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 100092,357

    62540025,78

    = 109,72 mm

    pakai D10-100 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1075,35141

    = 395,129 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 357,92 395,129 = -37,209 kN

    Pakai D10-200 mm

    Lantai 3

    h

    MbMaVu

    32

  • = 75,3

    655,495655,495 = 264,349 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    349,264 = 352,466 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000466,352

    62540025,78

    = 111,415 mm

    pakai D10-110 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1049,25841

    = 345,69 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 352,466 345,69 = 6,776

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000776,6

    62540025,78

    = 5795,455 mm

    Pakai D10-200 mm

    Lantai 4

    h

    MbMaVu

    43

  • = 75,3

    655,495655,495 = 264,349 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    349,264 = 352,466 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000466,352

    62540025,78

    = 111,415 mm

    pakai D10-110 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1057,16671

    = 296,96 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 352,466 296,96 = 55,506

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000506,55

    62540025,78

    = 707,49 mm

    Pakai D10-200 mm

    Atap

    h

    MbMaVu

    54

  • = 75,3

    650,748655,495 = 331,815 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    815,331 = 442,419 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000419,442

    62540025,78

    = 88,76 mm

    pakai D10-80 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1049,7661

    = 249,07 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 442,419 249,07 = 193,349 kN

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000349,193

    62540025,78

    = 203,05 mm

    Pakai D10-200 mm

    Lantai Dalam Sendi Plastis Luar Sendi Plastis

    1 D10-120 D10-200

    2 D10-100 D10-200

    3 D10-110 D10-200

  • 4 D10-110 D10-200

    Atap D10-80 D10-200

    2. Kolom Tengah

    Lantai 1

    Vu = h

    MbkolMcap 1,

    = 4

    239,53367,420 = 238,48 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    48,238 = 317,97 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 100097,317

    62540025,78

    = 123,50 mm

    pakai D10-120 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1038,44801

    = 446,45 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 317,97 446,45 = - 128,48

    Pakai D10-200 mm

  • Lantai 2

    h

    MbMaVu

    21

    = 75,3

    655,49552,511 = 268,44 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    44,268 = 357,92 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 100092,357

    62540025,78

    = 109,72 mm

    pakai D10-100 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1075,35141

    = 395,129 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 357,92 395,129 = -37,209 kN

    Pakai D10-200 mm

  • Lantai 3

    h

    MbMaVu

    32

    = 75,3

    655,495655,495 = 264,349 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    349,264 = 352,466 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000466,352

    62540025,78

    = 111,415 mm

    pakai D10-110 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1049,25841

    = 345,69 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 352,466 345,69 = 6,776

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000776,6

    62540025,78

    = 5795,455 mm

    Pakai D10-200 mm

  • Lantai 4

    h

    MbMaVu

    43

    = 75,3

    655,495655,495 = 264,349 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    349,264 = 352,466 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000466,352

    62540025,78

    = 111,415 mm

    pakai D10-110 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1057,16671

    = 296,96 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 352,466 296,96 = 55,506

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000506,55

    62540025,78

    = 707,49 mm

    Pakai D10-200 mm

  • Atap

    h

    MbMaVu

    54

    = 75,3

    650,748655,495 = 331,815 Kn

    Vs = 75,0

    Vu =

    75,0

    815,331 = 442,419 Kn

    Dalam Sendi Plastis

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    A1 = 210

    4

    1 = 78,5 mm2

    d = h z = 700 75 = 625 mm

    fy sengkang = 400 Mpa

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000419,442

    62540025,78

    = 88,76 mm

    pakai D10-80 mm

    Luar Sendi Plastis

    Vc = dbcfAg

    Pu

    '

    6

    1.

    .141

    = 33

    10625400256

    1

    70040014

    1049,7661

    = 249,07 Kn

    Vs1 = VcVu

    75,0

    = 442,419 249,07 = 193,349 kN

    Pakai D10 ( 2 kaki )

    s = Vs

    dfyA 21 = 1000349,193

    62540025,78

    = 203,05 mm

  • Pakai D10-200 mm

    Lantai Dalam Sendi Plastis Luar Sendi Plastis

    1 D10-120 D10-200

    2 D10-100 D10-200

    3 D10-110 D10-200

    4 D10-110 D10-200

    Atap D10-80 D10-200