Laporan Nitrasi Nitronaftalen
-
Upload
ridha-n-darmawan -
Category
Documents
-
view
226 -
download
36
description
Transcript of Laporan Nitrasi Nitronaftalen
LABORATORIUM SATUAN PROSES
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014
MODUL : Proses Nitrasi (Pembuatan α-Nitronaftalen)
PEMBIMBING : Endang Kusumawati
Oleh
Kelompok : VIII
Nama : Levina Cahyani 131424028
Ridha Nudianti D. 131424029
Kelas : 2A- Teknik Kimia Produksi Bersih
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA
PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Praktikum : 18 November 2014
Penyerahan Laporan : 13 Desember 2014
I. LATAR BELAKANG
Penerapan proses nitrasi senyawa aromatik umumnya sangat sulit diaplikasikan pasa
skala laboratorium. Proses nitrasi biasanya berlangsung pada suhu dan tekanan yang
cukup tinggi, waktu reaksidan purifikasi yang lama, dan melibatkan bahan baku
berbasiskan petroleum yang bersifat racun dan karsinogenik. Pemilihan proses nitrasi
yang akan digunakan sebagai Modul Praktikum Satuan Proses harus disesuaikan dengan
standar laboratorium seperti mampu menyediakan kondisi operasi proses, kesehatan dan
keselamatan kerja, ketersediaan bahan baku/agent, dan waktu praktikum.
Pada penelitian ini, proses nitrasi naftalen dipilih karena naftalen tergolong senyawa
organik yang relatif aman. Sampai saat ini, tidak ada hasil penelitian yang menunjukkan
sifat karsinogenik naftalen pada manusia. Hasil penelitian IARC (The International
Agency for Research of Cancer) menunjukkan bahwa naftalen berpengaruh karsinogenik
terhadap hewan. Kondisi operasi nitrasi naftalen cukup aman untuk diaplikasikan pada
skala laboratorium. Nitrasi naftalen berlangsung pada temperatur 35-75oC, tekanan 1 atm,
dengan waktu proses selama 1 jam, dan peralatan proses yang digunakan tersedia di
Laboratorium Satuan Proses.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mehasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami karakteristik reaksi nitrasi nitrasi dan penanganannya yang tepat
2. Melakukan tahapan-tahapan proses nitrasi
3. Mengidengtifikasi produk nitrasi melalui pengukuran titik leleh
III. DASAR TEORI
Pada proses nitrasi gugus nitro (NO2+) dapat terikat pada atom C sehingga
membentuk senyawa nitroaromatik atau nitroparafinik. Gugus nitro yang terikat pada atom
O membentuk senyawa nitrat ester sedangkan gugus nitro yang terikat pada atom N
membentuk senyawa nitroamina atau nitroamida. Senyawa organik yang digunakan sebagai
bahan baku adalah aromatik dan turunannya, hidrokarbon parafinik, dan ester. Reagen yang
dapat digunakan sebagai nitrating agents reaksi nitrasi adalah asam nitrat dalam bentuk
fuming, concentrated atau larutan encer, campuran asam (mixed acid) asam nitrat dan asam
sulfat, asam nitrat dan asam fosfat, asam nitrat dan asam asetat anhidrid, asam nitrat dan
kloroform, nitrogen pentaoksida(N2O5) dan nitrogen tetraoksida(N2O4) digunakan untuk
nitrasi pada fasa gas.
Naftalen (C10H8) merupakan senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik berbentuk
kristal tak berwarna dengan titik leleh 80oC. Naftalen adalah molekul datar dengan dua
cincin benzene yang melebur (berfusi), kedua cincin menggunakan bersama dua atom
karbon.
α-nitronaftalen merupakan senyawa naftalen yang telah mengalami reaksi nitrasi.
Senyawa ini berwarna kuning kristal dengan titik leleh 59-60oC, titik didih 304oC, tidak larut
dalam air, dan larut dalam etanol, dietileter, kloroform, dan karbon disulfida. Kegunaan α-
nitronaftalen diantaranya adalah sebagai bahan kimia perantara pada industri pembuatan
obat-obatan, parfum, pestisida, dan sebagai deblooming agents pada minyak mentah dan
bahan bakar. Senyawa ini dapat dimurnikan hingga 99%. Sifat fisika dan kimia senyawa
disajikan pada tabel 2.1
tabel 2.1 sifat fisika dan kimia senyawa α-nitronaftalen
Sifat fisika dan kimia senyawa α-nitronaftalen
Rumus empiris C10H7NO2
Berat molekul 173,17
Warna Kuning kecoklatan
Titik leleh 59-60oC
Titik didih 304oC @760 mmHg(579,20oF)
Densitas 1,2230 g/cm3
Nitrasi naftalen menjadi α-nitronaftalen menggunakan nitrating agents campuran
asam (mixed acid) HNO3 dan H2SO4. Kondisi operasi reaksi substitusi elektrofilik yang
berlangsung lebih ringan dibandingkan benzena (Hart Harold, 1987). Reaksi nitrasi adalah
reaksi eksoterm sehingga pendinginan dan pengadukan sangat diperlukan. Nitrasi naftalen
menjadi α-nitronaftalen dengan menggunakan nitrating agent campuran asam (mixed acid)
merupakan reaksi substitusi elektrofilik dengan mekanisme reaksi ditunjukkan oleh gambar
2.1
Mekanisme reaksi nitrasi diawali dengan pembentukan elektrofilik (nitril ion, NO2+).
Pada tahap ini terjadi perpindahan proton (muatan positif) dari satu molekul asam nitrat ke
molekul lainnya. Pada tahap kedua, nitril iion yang terbentuk akan
menyerang/menggantikan suatu gugus senyawa organik. Pada umumnya adalah H+.
1. Pembentukan Elektrofilik
2. Ion nitronium menyerang gugus H senyawa organik
3. Re-Aromatization
Gambar 2.1 mekanisme reaksi nitrasi
Reaksi secara keseluruhan:
C10H8 + HNO3 C10H7NO2 + H2O
Pada konsentrasi H2SO4 84-94%, presentasi ionisasi HNO3 berada pada rentang 40-
90%. Semakin tinggi konsentrasi H2SO4 yang digunakan semakin besar pula presentasi
proses ionisasi HNO3. Kecepatan proses nitrasi dipengaruhi oleh jenis bahan baku,
konsentrasi HNO3, dan komposisi campuran asam HNO3 dan H2SO4 (mixed acid) yang
digunakan. Nilai R (perbandingan massa HNO3 terhadap massa naftalen) berbeda untuk
setiap bahan baku yang digunakan pada proses nitrasi, semakin tinggi nilai R maka bahan
baku tersebut semakin sulit untuk di nitrasi. Kecepatan proses nitrasi tergantung pada
ketersediaan nitril ion yang terbentuk pada proses ionisasi HNO3 dalam campuran HNO3
dan H2SO4 (mixed acid). Semakin tinggi konsentrasi H2SO4 yang digunakan maka semakin
besar pula presentase proses ionisasi HNO3. Selain itu, reaksi nitrasi juga dipengaruhi oleh
air yang dihasilkan selama proses. Air yang terbentuk akan mengencerkan campuran asam
dan mempengaruhi proses ionisasi. Nilai R (perbandingan massa HNO3 terhadap massa
naftalen) dan komposisi mixed acid harus diperhitungkan secara tepat diawal proses nitrasi
untuk menghasilkan yield maksimum. Kecepatan reaksi nitrasi dengan bahan baku
hidrokarbon aromatik ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Rate = k[HNO3][ArH] (2.1)
Nitrasi naftalen berlangsung pada suhu 65-70oC, dengan komposisi mixed acid yang
digunakan ditunjukkan pada tabel 2.3
Tabel 2.3 komposisi Mixed Acid pada nitrasi naftaen
Komposisi Persen massa
H2SO4 59,55%
HNO3 15,85%
H2O 24,60%
HNO3 ratio (R) 1,01
Produk yang dihasilkan memiliki presentase yield sebesar 95% dengan kandungan
nitronaftalen, beberapa naftalen yang tidak bereaksi, dan sedikit asam sisa(Groggings, 1958)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrasi adalah:
1. Komposisi Mixed Acid
Campuran asam nitrat dan asam sulfat (mixed acid) merupakan nitrating agent yang
menentukan keefektifan reaksi nitrasi dalam menghasilkan yield produk yang maksimum.
Nilai komposisi ini tidak selalu sama tetapi tergantung pada kondisi operasi dan peralatan
nitrasi yang digunakan sehingga diperlukan adanya penelitian awal.
2. HNO3 ratio (R)
Nilai R adalah perbandingan massa HNO3 terhadap massa bahan baku nitrasi. Niliai
ini menentukan jumlah nitril ion (NO2+) yang harus tersedia agar semua bahan baku dapat
terkorversi secara optimal.
3. Kansentrasi asam sulfat
Semakin tinggi konsentrasi asam sulfat maka proses ionisasi asam nitrat akan
semakin besar, artinya pembentukan nitril ion (NO2+) akan maksimal. Dari gambar 2.2 dapat
dilihat bahwa konsentrasi asam sulfat dibawah 86% menunjukkan persen ionisasi asam
nitrat yang sangat kecil, yaitu 20%. Sedangkan konsentrasi asam sulfat diatas 94%
menunjukkan ionisasi asam nitrat >90%.
Gambar 2.2 grafik hubungan konsentrasi asam sulfat terhadap persen ionisasi asam
nitrat
4. D.V.S (Dehydrating Value of Sulfuric acid)
D.V.S. adalah perbandingan antara asam sulfat dengan air yang ada di akhir proses
nitrasi. Nilai D.V.S. dari proses nitrasi naftalen adalah 2,04. Nilai ini dapat dihitung
berdasarkan persamaan berikut:
D .V . S= SENR
+W
Dimana : S = Persen massa aktual H2SO4
N= Persen massa aktual HNO3
E= Kandungan air diakhir proses Nitrasi
R= Rasio asam nitrat
IV. METODOLOGI
I.1 Alat dan bahan
Alat Bahan
Reaktor 250ml 1 buah
Penangas es 1 buah
Kondensor 1 buah
Tabung CaCl2 1 buah
Termometer 1 buah
Motor pengaduk 1 buah
Pengaduk gelas 1 buah
Selang silikon 75cm, 3 buah
Erlenmeyer 100ml 2 buah
Gelas ukur 500ml 2 buah
Pipet ukur 10 ml 2 buah
Corong pisah 500ml 1 buah
Corong kaca 1 buah
Corong buchner 1 unit
Naftalen 5 gram
H2SO4 98% 8,8 ml
HNO3 65% 5,5 ml
H2O (aquades) 10,7 ml
Aquades 100ml
Etanol 98%
Kertas saring
Corong tetes
I.2 Prosedur/Langkah Kerja
Persiapan
1. Memasang erlenmeyer 100ml dalam penangas es dan air, ditahan dengan menggunakan
penjepit dan statif.
2. Buat campuran asam dingin dalam erlenmeyer dengan memasukkan bahan sesuai
urutan H2O, kemudian H2SO4 terakhir HNO3. Memasukkan ke dalam corong tetes.
Reaksi nitrasi
1. Menimbang 5 gram naftalen memasukkan ke dalam reaktor. Mengoperasikan
kondensor dan pengaduk pada kecepatan 125-150rpm
2. Meneteskan campuran asam dingin dalam corong tetes kedalam reaktor dengan
penangas air. Menjaga suhu tetap pada rentang 35-50oC
3. Setelah semua campuran asam habis, menaikkan suhu dan menjaga tetap pada rentang
65-70oC, mengaduknya selama 1 jam
4. Menghentikan pengadukan dan membiarkannya selama 15 menit sehingga terpisah
antara α-nitronaftalen dan sisa asam (spent acid)
5. Mendiinginkan campuran reaksi hingga suhu 30-50oC (terbentuk kristal α-
nitronaftalen) sampai membentuk kristal kurang lebih selama 15 menit
6. Menyaring kristal nitronaftalen yang terbentuk.
Pemurnian dari sisa asam
1. Melarutkan produk α-nitronaftalen kotor dalam air yang mendidih (100ml) untuk
menghilangkan sisa asam yang tertinggal
2. Menyaring kembali pada kertas saring yang sudah ditimbang. Memdiamkannya selama
24 jam pada suhu 25oC
Pemurnian dari naftalen sisa
1. Melarutkan produk α-nitronaftalen pada 25 ml larutan etanol 96%
2. Melakukan pengadukan dengan batang pengaduk selama 5 menit
3. Menyiapkan gelas kimia 50ml yang sudah ditimbang untuk menampung nitronaftalen
yang terlarut dalam etanol 96%
4. Menyaring padatan pengotor dengan kertas saring yang sudah ditimbang
5. Mendiamkan gelas kimia yang berisi nitronaftalen terlarut selama 48 jam pada suhu
25oC
6. Menguji titik lelehnya. Titik leleh α-nitronaftalen adalah 59-61oC
Pembuatan asam dingin
Pemurnian sisa asam
Nitrifikasi
Masukkan secara berurutan air (5,5 ml), H2SO4 (13,5 ml), HNO3 (3,5 ml) kedalam labu erlenmeyer
tersebut.
Siapkan gelas kimia berisi es, simpan labu Erlenmeyer 100 ml didalam gelas kimia.
Timbang sebanyak 5 g sample nitronaftalen kedalam gelas kimia 200 ml
Larutkan residu dengan air panas. Dinginkan dalam es, kemudian saring.
Panaskan selama 1 jam pada T=70°C sambil terus diaduk. Amati perubahan yang terjadi.
Tambahkan asam dingin tetes demi tetes sambil diaduk menggunakan stirrer magnetic. Lakukan
pada T= 25-50°C
Panaskan dalam penangas air.
Dinginkan hingga suhu kamar menggunakan es, saring.
Residu Filtrate
Dibuang
Residu Filtrate
Dibuang
Pemurnian naftalen sisa Larutkan residu dengan ethanol
Diamkan pada T=25°C, 24 jam
Residu (pengotor) Filtrate
Dibuang Diamkan pada T=25°C, 48 jam
Uji Identifikasi Uji titik lelehnya (Literatur: 59-61°C)
1.3 Diagram Alir Prosedur Kerja
V. KESELAMATAN KERJA
a) Praktikum dilakukan di lemari asam. Reaksi nitrasi menggunakan penangas es
b) Mengenakan jas lab, sarung tangan, masker dan kaca mata pelindung
c) Asam sulfat, asam sitrat dan campuran asamnya disimpan di lemari asam
d) Mencuci dengan air bersih ketika terkena bahan-bahan kimia
VI. DATA PENGAMATAN
Pengamatan Visual
No.
TAHAP 1 (PEMBUATAN ASAM DINGIN) Kondisi
ProsesGambar Pengamatan Keterangan
1.
Mencampurkan secara berurutan air (5,5 ml), H2SO4
(13,5 ml), HNO3 (3,5 ml) kedalam labu erlenmeyer
yang telah disimpan didalam es. Campuran berwarna
kuning bening.
T= 0⁰C
No.
TAHAP 2 (REAKSI NITRIFIKASI) Kondisi
ProsesGambar Pengamatan Keterangan
1.
Tambahkan asam dingin tetes demi tetes sambil diaduk
menggunakan stirrer magnetic kedalam labu
Erlenmeyer yang berisi 5 g nitronaftalen. Padatan
nitronaftalen perlahan mulai larut. Warna larutan mulai
berubah menjadi kuning.
T= 25-50⁰C
2.
Setelah semua asam dingin masuk, campuran
dipanaskan selama 1 jam. Semua nitronaftalen larut,
terbentuk 2 fasa cairan berwarna kuning (bawah) dan
cairan seperti minyak berwarna orange kecoklatan di
bagian atas.
T= 70⁰C,
t= 1 jam
3.
Setelah 1 jam pemanasan, larutan kemudian
didinginkan untuk kemudian disaring. Warna larutan
masih sama kuning (bawah) dan cairan seperti minyak
berwarna orange kecoklatan di bagian atas.
T= 25-30 ⁰C
4.
Setelah larutan dingin, larutan disaring. Campuran
menjadi terpisah, residu dan filtrate. Selanjutnya residu
yang tersaring dilarutka kembali dengan air mendidih.
Dan filtrate dibuang.
T= ± 25⁰C
No.
TAHAP 3 (PEMURNIAN SISA ASAM)
Kondisi Proses
Gambar Pengamatan Keterangan
1.
Residu dari tahap kedua kemudian dilarutkan kembali
dengan air mendidih, terbentuk cairan seperti kuning
telur. Campuran kemudian didinginkan kembali
menggunakan es. Cairan seperti kuning telur tersebut
kemudian mengeras.
T = 22⁰C
2.Padatan yang terbentuk kemudian disaring kembali.
Residu yang disaring berwarna orange.T = 25⁰C
3.Setelah terpisah dengan filtratnya, residu kemudian
dikeringkan selama 24 jam pada suhu ruang.T = 25⁰C
No.
TAHAP 4 (PEMURNIAN NAFTALEN SISA)
Kondisi Proses
Gambar Pengamatan Keterangan
1. Endapan yang telah kering kemudian dilarutkan kembali
dengan menggunakan ethanol sebanyak 25 ml. Larutan
yang terbentuk berwarna orange.
T= ± 25⁰C
2.
Larutan kemudian disaring kembali untuk menghilangkan
pengotornya. Kemudian filtrate didiamkan selama 48
jam.
No.
TAHAP 5 (UJI IDENTIFIKASI)
Kondisi Proses
Gambar Pengamatan Keterangan
1.
Diambil sejumlah padatan α-nitronaftalen untuk
kemudian diuji titik lelehnya. Didapatkan titik leleh
produk pada temperature 63⁰C.
T= ± 25-63⁰C
TABEL DATA
a. Persiapan
Bahan Berat/volume Konsentrasi Berat jenis Titik leleh
Naftalen(C10H8) 5 gram - 1,14 g/cm3 80,26 ºC
H2O 5,5 mL - 1 g/cm3 0°C
H2SO4 13,5 mL 98 % 1,84 g/cm3 10ºC
HNO3 3,5 mL 65 % 1,503
g/cm3
-42ºC
α-nitronaftalen 4,07 gram - 1,33 g/cm3 59 – 61°C
b. Perhitungan Teoritis
Mol asam nitrat (HNO3)Massa = ρ x v
= 1,51 gr/ml x 5,5 ml= 8,305 gr
Mol = massa
Mr
= 8,305 g
63,01 g /mol
= 0,131 mol
Mol naftalen (C10H8)Massa = ρ x v
= 1,14 gr/ml x 5,5 ml= 6,27 gr
Mol = massa
Mr
= 6,27 g
128,17 g /mol
= 0,048 mol
C10H8 + HNO3 C10H7NO2 + H2O
mula-mula 0,048 0,131
bereaksi 0,048 0,048 0,048 0,048
sisa - 0,083 0,048 0,048
Massa α-Nitronaftalen (C10H7NO2)massa = mol x BM
= 0,048 mol x 173,17 g/mol= 8,31216 gram
%yield = massa perolehan α−Nitronaftalen
massa α−Nitronaftalenteoritis× 100 %
= 2,15 g
8,31216 g×100 %
= 25.87%
c. Pengamatan Hasil
Nama Zat Yield (gram) Persen Yield (%) Titik Leleh
α-nitronaftalen 2.15 25.87% 63⁰C
VII. PEMBAHASAN
Nama : Levina Cahyani
NIM : 131424028
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan nitronaftalen dengan
metode nitrasi, yaitu penambahan gugus nitrat pada suatu senyawa hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon yang digunakan adalah naftalen dan ion nitrat berasal dari
campuran asam antara asam sulfat dan asam nitrat.
Pada percobaan ini menggunakan penangas es dan penagas air. Penangas es
digunakan untuk pencampuran asam antara asam sulfat dan asam nitrat. Reaksi ini
terjadi sangat eksoterm, sehingga dibutuhkan penangas es untuk dapat
mengendalikan reaksi. Sementara penangas air digunakan saat pencampuran
naftalen dengan asam campuran. Hal ini dilakukan untuk menjaga suhu agar tidak
terlalu panas/ eksoterm pada saat pencampuran. Setelah semua dicampur, larutan
disimpan pada hotplate dan dilakukan pengadukan oleh magnetik stirrer.
Pemanasan dilakukan bertujuan untuk menjaga suhu reaksi tetap berada pada suhu
optimum, sementara pengadukan dilakukan untuk membuat campuran tersebut
homogen. Pemanasan dan pengadukan dilakukan selama 60 menit, dan kemudian
dilakukan penyaringan untuk memisahkan padatan yang terbentuk. Padatan yang
diperoleh kemudian dilarutkan kembali dalam air panas dengan tujuan untuk
membilas sisa asam yang masih terdapat dalam padatan. Campuran kembali
disaring untuk memisahkan padatan yang tidak terlarut dalam akuades dan
dikeringkan. Nitronaftalen yang diperoleh memiliki titik leleh pada 63°C yang
berdasarkan pada literatur 59 – 61°C hal tersebut dapat dikarenakan pada saat
pengujian padatan tidak selalu dikontrol, sehingga titik lelehnya melebihi dari yang
sehaarusnya. Produk yang dihasilkan memiliki %yield sebesar 25,87%.
Nama : Ridha N. Darmawan
NIM : 131424029
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan pembuatan α-Nitronaftalen dari
sample naftalen dengan menggunakan metoda nitrasi. Metoda nitrasi merupakan
mekanisme penambahan gugus nitrat (HNO3) pada suatu senyawa hidrokarbon
(naftalen).
Pada saat pembuatan asam dingin, proses dilakukan didalam gelas kimia yang
berisi es. Hal ini dilakukan dikarenakan karena saat pencampuranan asam nitrat,
asam sulfat, dan air terjadi reaksi yang sangat eksotermik. Sehingga untuk
meredamnya proses dilakukan didalam es.
Fungsi dari HNO3 adalah sebagai reaktan (sumber gugus nirtrat) yang
dibutuhkan saat pembentukan produk (α-Nitronaftalen). Sedangkan fungsi H2SO4
adalah sebagai katalis.
Proses penambahan asam dingin kedalam naftalen dilakukan secara tetes demi
tetes. Tujuannya adalah agar reaksi terjadi secara perlahan, karena reaksi yang
terjadi pada proses ini juga merupakan reaksi eksotermik. Sehingga, jika dilakukan
secara langsung dikhawatirkan akan terjadi reaksi yang eksplosif.
Fungsi pelarutan dengan menggunakan air panas adalah untuk menghilangkan
asam yang masih tersisa didalam produk.
Pada proses pemurnian naftalen sisa, dilakukan pelarutan menggunakan
alcohol. Tujuannya adalah untuk memisahkan produk dari pengotor yang tersisa
dan agar saat filtrate dikeringkan alcohol akan mudah menguap pada suhu ruang.
Karena, apabila produk dikeringkan pada oven, produk dikhawatirkan akan
meleleh dikarenakan titik lelehnya yang relative rendah (59-61°C).
Nilai titik leleh yang didapatkan dari produk hasil praktikum adalah 63°C.
nilai ini tidak begitu jauh bila dibandingkan dengan literature (59-61°C). Dengan
begitu bisa disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kemurnian yang
cukup tinggi. Perbedaan nilai ini dapat kemungkinan disebabkan karena masih
terdapatnya pengotor didalam produk.
VIII. SIMPULAN
Dari hasil praktikum pembuatan α-Nitronaftalen dengan proses nitrifikasi yang
dilaksanakan pada hari Selasa, November 2014, praktikan telah dapat:
1. Memahami karakteristik reaksi nitrasi nitrasi dan penanganannya yang tepat
2. Melakukan tahapan-tahapan proses nitrasi
3. Mengidengtifikasi produk nitrasi melalui pengukuran titik leleh dengan nilai
perolehan hasil praktikum 63°C.
4. Mendapatkan produk methyl jingga dengan perolehan nilai %yield = 25,87%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
http://adniwsofihan.blogspot.com/2013/02/material-safety-data-sheet-msds.html(17 april 2014.
20:00)
http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/03/msds-natrium-klorida.html ( 17 april 2014, 20:15)
Fessenden, R. dan Fessenden, J. 1982. Organic Chemistry,2nd Edition.
Massachusetts,USA:Willard Grant Press Publisher.
Groggins, P. H. Unit Progress In Organic Synthesis, Fifth Edition. International Student
Edition, Mc. Graw –Hill Kogakusha, Ltd.
Hart Harold, Terj. Achmadi Suminar.1987. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakarta:
Erlangga.