EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL...

8

Click here to load reader

Transcript of EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL...

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

1

EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera) TERHADAP

PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTI (Pleorotus ostreatus)

Gyta Agustina

Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Pakuan.

Jln. Pakuan PO.BOX 452. Bogor

ABSTRAK

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai gizi

tinggi. Kandungan senyawa aktif jamur tiram berupa β-D-Glukan. β-Glukan merupakan suatu jenis

polisakarida dengan monomer berupa D-glukosa, β-Glukan memiliki aktivitas biologis seperti:

antioksidan, antitumor dan lain-lain. Air kelapa mengandung komposisi kimia dan nutrisi yang

lengkap (hormon, unsur hara makro, dan unsur hara mikro), sehingga apabila diaplikasikan pada

tumbuhan akan berpengaruh positif pada tumbuhan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 konsentrasi 100 ml, 300 ml, 500 ml dan kontrol dengan ulangan sebanyak 5

kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 500 ml yaitu pada panen ke-1 jumlah

tubuh buah, berat basah, diameter tudung dan tinggi tangkai lebih meningkat dibandingkan dengan

panen ke-2 yang mengalami penurunan.

Kata kunci : Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus), Air Kelapa, Zat Pengatur Tumbuh

1. PENDAHULUAN

Jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) merupakan jenis jamur pangan

dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini

dapat ditemui di alam bebas sepanjang

tahun. Jamur tiram merupakan salah satu

jenis jamur kayu yang tumbuh di

permukaan batang pohon yang sudah

lapuk atau pada batang pohon yang sudah

ditebang. Nama jamur tiram diambil dari

bentuk tudungnya yang melengkung,

lonjong, dan membulat menyerupai kerang

atau cangkang tiram dengan bagian tepi

yang bergelombang (Alex, 2011).

Masalah yang dihadapi dalam

budidaya jamur tiram adalah pertumbuhan

misellium jamur yang masih relatif lama.

Pertumbuhan misellium jamur antara 45-

60 hari, pemanenan tubuh buah dapat

dilakukan dengan selang waktu antara

masing-masing panen adalah 1-2 minggu

(Parlindungan, 2003).

Prospek jamur yang baik dan minat

masyarakat yang semakin meningkat

dalam mengkonsumsi jamur, membuat

banyaknya pembudidaya jamur di

Indonesia. Namun, jumlah permintaan

masyarakat masih lebih tinggi dari jumlah

jamur tiram yang mampu diproduksi oleh

perusahaan-perusahaan jamur yang ada.

Guna meningkatkan hasil produksi

jamur tiram maka perlu dilakukan upaya

penambahan nutrisi dan zat pengatur

tumbuh dari luar. Nutrisi dan zat pengatur

tumbuh yang ditambahkan sebaiknya aman

bagi konsumen. Sehingga perlu dicari

alternatif bahan organik yang digunakan

untuk meningkatkan produksi jamur tiram.

Penggunaan air kelapa diduga

merupakan salah satu alternatif teknologi

yang tepat guna meningkatkan produksi

pada budidaya jamur tiram. Selain itu,

pemanfaatan air kelapa masih terbatas

yaitu di buat minuman dengan harga relatif

murah. Kandungan hormon air kelapa

diduga mengandung nutrisi yang

dibutuhkan tanaman sehingga mampu

meningkatkan pertumbuhan.

Tujuan dari penelitian ini untuk

mendapat efek positif pemberian air kelapa

muda dengan konsentrasi yang berbeda

terhadap pertumbuhan jamur tiram putih

(Pleorotus ostreatus), untuk mencari

konsentrasi yang optimum terhadap

pertumbuhan jamur tiram putih (Pleorotus

ostreatus), meningkatkan berat basah

jamur, jumlah tubuh buah, diameter

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

2

tudung dan tinggi tangkai yang dihasilkan

setelah diberikan air kelapa muda.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamur Tiram Putih (Pleorotus

ostreatus)

Jamur tiram putih atau bahasa latinnya

Pleurotus ostreatus merupakan salah satu

jamur konsumsi yang bernilai gizi tinggi.

Pada dasarnya semua jenis jamur memiliki

karakteristik yang hampir sama terutama

dari segi morfologi, tetapi secara kasar

warna tubuh buah dapat dibedakan antara

jenis yang satu dengan yang lain terutama

dalam keadaan segar.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup,

jamur tiram bergantung pada bahan

organik yang diserap untuk kebutuhan

pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi

utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah

sumber karbon yang dapat disediakan

melalui berbagai sumber nutrisi berupa

unsur-unsur hara diantaranya C, N, P, K

dan Ca (Istiqomah dan Fatimah, 2014).

2.1.1 Morfologi jamur

Ditinjau dari segi morfologi, tubuh

buah dari jamur tiram terdiri dari tudung

(cap) yang berwarna putih, jamur tiram

tumbuh saling tumpang tindih, lunak dan

mudah membusuk, permukaan tudung

licin dan tepinya bergelombang. Tangkai

jamur (stipes) tumbuh eksentris, yang

berarti menyamping atau tidak tepat di

tengah tudung melainkan mendekati

bagian lateral (bagian tepi). Pada

permukaan bawah tudung tersusun insang

(lamella atau gills) yang berisi

basidiospora, bentuk perlekatan insang

(lamella) memanjang sampai ke tangkai.

Jejak spora menampakan warna putih

sampai kuning suram (Djarijah dan

Djarijah, 2001).

2.1.2 Syarat Tumbuh Air, salah satu manfaat air bagi jamur

adalah sebagai bahan pengencer media

agar miselium jamur dapat tumbuh dan

menyerap makanan dari media dengan

baik, sekaligus menghasilkan spora. Kadar

air media diatur 50-60%. Apabila

penambahan air kurang dari 50% atau

lebih dari 60% maka akan menghambat

pertumbuhan miselium (Suriawaria, 2002).

Suhu yang optimum tergantung pada jenis

strain untuk pertumbuhan misellium. Jika

termasuk strain suhu tinggi maka suhunya

25-30oC dan kelompok strain suhu rendah

yaitu 12-15oC. Pertumbuhan bakal buah

membutuhkan suhu ruangan normal yang

berkisar 25-28oC, jika terlalu dingin tubuh

buah akan banyak mengandung air yang

berdampak pada kebusukan dan jika

terlalu panas maka akan terhambat

pertumbuhan bakal buahnya (Hariadi, dkk

2013).

Kelembapan Udara, pada masa

pembentukan misellium membutuhkan

kelembapan udara di atas 60-80%,

sedangkan untuk merangsang

pertumbuhan tunas dan tubuh buah

membutuhkan kelembapan 90%. Tunas

dan tubuh buah yang tumbuh dengan

kelembapan dibawah 80% akan

mengalami gangguan absorbsi nutrisi

sehingga menyebabkan kekeringan dan

mati (Parjimo dan Agus, 2007). Cahaya,

jamur tidak memerlukan cahaya dalam

pertumbuhannya, namun demikian cahaya

penting untuk merangsang sporulasi. Di

samping itu cahaya juga berguna dalam

pemencaran spora (Istiqomah dan Fatimah,

2014).

Aerasi, jamur kayu membutuhkan

sirkulasi udara segar untuk

pertumbuhannya, oleh karena itu kumbung

(tempat penyimpanan media jamur) perlu

diberi ventilasi agar aliran udara bisa

berjalan secara baik. Dua komponen

penting dalam udara yang mempengaruhi

pada pertumbuhan jamur yaitu O2 dan CO2

(Hariadi, dkk 2013).

2.1.3 Manfaat dan Kandungan

Jamur tiram telah banyak

dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai

bahan makanan karena memiliki

kandungan gizi yang cukup tinggi

dibandingkan jamur lainnya, sehingga

dapat dijadikan alternatif makanan bergizi.

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

3

Sumber komponen bahan aktif dapat

diperoleh dari tubuh buah, misellium dan

metabolit hasil fermentasinya (Sudirman,

2008). Bahan makanan ini meningkatkan

kesehatan mencegah penyakit dan

meningkatkan daya tahan tubuh.

Kandungan senyawa aktif jamur tiram

berupa β-D-Glukan. β-Glukan merupakan

suatu jenis polisakarida dengan monomer

berupa D-glukosa, β-Glukan memiliki

aktivitas biologis seperti: antioksidan,

antitumor dan lain-lain.

2.2 Kelapa (Cocos nucifera)

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan

tanaman serba guna karena setiap bagian

tanaman bermanfaat bagi manusia,

sehingga tanaman kelapa dijuluki “Tree of

Life”, karena di beberapa Negara

berkembang banyak yang

menggantungkan hidupnya pada tanaman

kelapa. Bagian tanaman kelapa yang

paling bernilai ekonomis sampai saat ini

adalah bagian airnya (Tenda dan

Kumaunang, 2007).

2.2.1 Kandungan Air Kelapa

Air kelapa mengandung sedikit

karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung

kepada umur buah. Disamping zat gizi

tersebut, air kelapa juga mengandung

berbagai asam amino bebas. Setiap butir

kelapa mengandung air kelapa masing-

masing sebanyak 230-300 ml dengan berat

jenis rata-rata 1,02 dan pH agak asam 5,6.

Air kelapa mengandung komposisi

kimia dan nutrisi yang lengkap (hormon,

unsur hara makro, dan unsur hara mikro),

sehingga apabila diaplikasikan pada

tanaman akan berpengaruh positif pada

tanaman (Permana, 2010).

2.2.2 Manfaat Air Kelapa

Menurut Azwar (2008), air kelapa

ternyata memiliki manfaat untuk

meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air

kelapa kaya akan Potasium (Kalium)

hingga 17%. Selain kaya Mineral, air

kelapa juga mengandung Gula antara 1,7%

sampai 2,6% dan Protein 0,07% hingga

0,55%. Mineral lainnya antara lain

Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium

(Mg), Ferum (Fe), Cuprum (Cu), Fosfor

(P) dan Sulfur (S). Terdapat pula 2 hormon

alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai

pendukung pembelahan sel embrio kelapa.

2.3 Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh disebut sebagai

substansi bahan organik (selain vitamin

dan unsur makro) yang dalam jumlah

sedikit akan merangsang, menghambat

atau sebaliknya mengubah proses fisiologi.

Hormon tumbuhan merupakan bagian

dari proses regulasi genetik dan berfungsi

sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan

memicu terbentuknya hormon tumbuhan

bila konsentrasi hormon telah mencapai

tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula

tidak aktif akan mulai ekspresi.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan

Febuari - Mei 2016 di Pusat Pelatihan

Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa

Indah Jl. Raya Ciapus Gg. Pala Rt 02/01,

Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain hand

sprayer, termometer, drum sterilisasi,

timbangan, plastik (18x35x0,5), karet,

spatula, bunsen, cincin, kumbung, skop,

ayakan, tabung ukur dan alat tulis. Bahan

yang digunakan adalah bibit jamur tiram

putih, alkohol 70%, serbuk gergaji,

bekatul, kapur, menir jagung, gipsum, air

kelapa muda dan air.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pembuatan Media Jamur Tiram

Menurut metode Rohmah (2005)

setiap 1 media jamur (baglog) memiliki

bobot 1000 gram atau 1 kg. bahan yang

digunakan serbuk gergaji, bekatul, gipsum,

kapur dan menir jagung diaduk hingga me-

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

4

rata dan dimasukkan kedalam plastik

hingga padat menggunakan spatula. Media

yang sudah padat kemudian diikat

menggunakan karet untuk disterilisasi.

3.3.2 Sterilisasi

Sterilisasi menggunakan drum dengan

ukuran 100 liter yang telah diisi air

sebanyak ¾ bagian. Sterilisasi yang

dilakukan yaitu dengan cara media jamur

(baglog) yang telah padat dan diikat

dengan karet dimasukkan kedalam drum

sterilisasi dan susun hingga rapi. Tutup

bagian atas drum dengan plastik dan ikat.

Diamkan hingga 8 jam dengan api yang

membara agar media steril dengan merata.

Setelah suhu mencapai 60oC.

3.3.3 Perlakuan

Perlakuan yang digunakan yaitu

dengan cara menyemprotkan air kelapa

muda kedalam media jamur (baglog)

sebanyak 2 kali semprotan, sebelum

pembibitan dan 3 hari setelah panen ke-1.

Konsentrasi yang digunakan dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Perlakuan Pemberian Air Kelapa

Muda

Penyemprotan Perlakuan Konsentrasi

Sebelum

pembibitan

P0 Kontrol

P1 100 ml air

kelapa

P2 300 ml air

kelapa

P3 500 ml air

kelapa

3 hari setelah

panen ke-1

P0 Kontrol

P1 100 ml air

kelapa

P2 300 ml air

kelapa

P3 500 ml air

kelapa

3.3.4 Pembibitan

Media jamur (baglog) yang sudah

dingin dapat digunakan untuk pembibitan.

Sebelum pembibitan dilakukan media

jamur (baglog) disemprotkan dengan air

kelapa muda terlebih dahulu sesuai

konsentrasi. Setelah media jamur (baglog)

sudah diberi air kelapa, bibit jamur

dimasukkan dalam media tersebut

sebanyak 2 sendok teh. Setelah pembibitan

media diberi cincin kayu dan ditutup kertas

yang sudah steril dan diikat menggunakan

karet.

3.3.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan jamur tiram putih

(Pleorotus ostreatus) dapat dilakukan

dengan cara pengabutan dan penyiraman:

Pengabutan dilakukan dengan

menggunakan sprayer yang telah diisi

dengan air kemudian disemprotkan

keseluruh ruangan yang akan digunakan

untuk pertumbuhan jamur. Penyiraman

dilakukan pada saat kertas yang terdapat

pada media jamur (baglog) dilepaskan.

Pelepasan kertas pada media jamur

(baglog) dapat dilakukan ketika media

jamur sudah terlihat miselliumnya dan

terdapat tanda-tanda pinhead akan tumbuh.

3.3.6 Panen

Jamur yang telah siap untuk panen

berkisar 60 hari setelah pembibitan. Panen

dapat dilakukan dengan cara mencabut

jamur hingga ke pangkal tangkai buah,

agar tidak menjadi kering dan

menghalangi tumbuhnya pinhead

berikutnya. Panen dapat dilakukan dengan

cara mencabutnya menggunakan tangan

atau menggunakan pisau. Jamur tiram

putih dapat dipanen sebanyak 6 kali.

3.4 Parameter

1. Menghitung jumlah seluruh tubuh buah

jamur tiram setelah panen ke-1 dan

panen ke-2 pada setiap perlakuan.

2. Menimbang berat basah tubuh buah

jamur tiram setelah panen ke-1 dan

panen ke-2 pada setiap perlakuan.

3. Mengukur diameter tudung jamur tiram

putih setelah panen ke-1 dan ke-2.

4. Mengukur tinggi tangkai tubuh buah

jamur tiram putih.

3.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 4

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

5

konsentrasi 100 ml, 300 ml, 500 ml dan

kontrol dengan ulangan sebanyak 5 kali.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis

dengan ANOVA pada taraf uji

kepercayaan 5%. Apabila berbeda nyata

maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s

pada tingkat kepercayaan 95%.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Tubuh Buah Jamur Panen

Ke-1 dan Panen Ke-2

Dari hasil pengamatan jamur tiram

putih yang telah tumbuh dan menghasilkan

tubuh buah yang berbeda-beda dari

masing-masing perlakuan, perlakuan yang

terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan

dengan masing-masing konsentrasi yang

berbeda yaitu: kontol (tanpa air kelapa),

100 ml, 300 ml dan 500 ml air kelapa

muda. Menunjukkan adanya pengaruh dari

pemberian air kelapa muda (Cocos

nucifera) terhadap pertumbuhan jamur

tiram putih (Pleorotus ostreatus). Hasil

pengamatan jumlah tubuh buah jamur

tiram pada panen ke-1 dan panen ke-2

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Tubuh Buah

Panen Ke-1 dan Ke-2

Perlakuan Panen (Buah)

Ke-1 Ke-2

P0 2a 1,4

a

P1 3b 1,8

a

P2 2,4a 2

a

P3 4b 2,8

a

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan beda nyata antar

perlakuan pada taraf kepercayaan 95%.

Pemberian air kelapa dengan tingkat

konsentrasi yang berbeda pada media

jamur tiram menghasilkan jumlah rata-rata

yang berbeda pada panen ke-1 secara

statistik. Pada panen ke-2 menghasilkan

jumlah rata-rata yang relatif sama kecuali

pada perlakuan P3. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian air kelapa dengan

konsentrasi yang berbeda dapat

dimanfaatkan jamur untuk meningkatkan

jumlah tubuh buah jamur tiram.

4.2 Berat Basah Tubuh Buah Jamur

Panen Ke-1 dan Ke-2

Pemberian air kelapa muda terhadap

pertumbuhan jamur tiram putih (Pleorotus

ostreatus) berpengaruh terhadap berat

basah tubuh buah jamur tiram, hal tersebut

dapat dilihat pada panen ke-1 dan panen

ke-2 yang telah dihasilkan menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan

berat rata-rata berat basah tubuh buah

jamur dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Berat Basah Tubuh

Buah Jamur Panen Ke-1 dan Ke-2

Perlakuan Panen (Gram)

Ke-1 Ke-2

P0 96a 74

a

P1 104b 90

b

P2 112b 70

a

P3 140b 120

b

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan beda nyata antar

perlakuan pada taraf kepercayaan 95%.

Pemberian air kelapa berpengaruh

terhadap berat basah tubuh buah jamur,

karena pada air kelapa memiliki

kandungan hormon auksin dan sitokinin

yang dapat mempengaruhi kualitas hasil

panen salah satunya berat basah tubuh

buah jamur. Auksin berfungsi membantu

menaikkan kualitas hasil panen, memacu

proses terbentuknya akar serta

pertumbuhan akar dengan baik,

merangsang dan mempertinggii protease

timbulnya tubuh buah. Hormon sitokinin

berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan

diferensiasi akar, mendorong pembelahan

sel dan pertumbuhan secara umum,

mendorong perkecambahan dan penuaan

(Netty dan Donowati, 2007).

Pemberian air kelapa pada panen ke-1

dan panen ke-2 yang meningkat yaitu P3

(500 ml air kelapa), karena pemberian air

kelapa dengan konsentrasi yang tepat dan

seimbang dengan kebutuhan jamur dapat

mempengaruhi berat basah tubuh buah

jamur. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian air kelapa sebelum pembibitan

lebih baik karena pada saat pertumbuhan

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

6

misellium nutrisi yang terdapat pada air

kelapa dapat mempengaruhi pertumbuhan

misellium yang akan menjadi pinhead.

Pemberian air kelapa 3 hari setelah panen

ke-1 menurun, hal ini menunjukkan bahwa

nutrisi yang diperoleh dari air kelapa yang

disemprotkan ke media jamur 3 hari

setelah panen ke-1 lambat karena nutrisi

yang terdapat pada air kelapa berkurang.

4.3 Diameter Tudung Jamur Panen Ke-

1 dan Ke-2 Pengamatan yang telah dilakukan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan

jamur tiram putih yang disemprotkan

dengan air kelapa muda sebelum

pembibitan dan 3 hari setelah panen ke-1

menunjukkan adanya perbedaan, dapat

dilihat dari pertumbuhan tudung buah

jamur tiram dengan konsentrasi 100 ml,

300 ml, 500 ml (air kelapa muda) dan

kontrol. Hasil rata-rata diameter tudung

pada panen ke-1 dan panen ke-2 dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Diameter Tudung

Jamur Panen Ke-1 dan Ke-2

Perlakuan Panen (cm)

Ke-1 Ke-2

P0 5,78a 3,73

a

P1 6,27a 3,58

a

P2 6,17a 4,03

a

P3 8,04b 6,0

b

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan beda nyata antar

perlakuan pada taraf kepercayaan 95%.

Perlakuan yang memiliki diameter

yang meningkat yaitu P3 dengan total rata-

rata yaitu 8,04 cm, diikuti dengan P1 yaitu

dengan total rata-rata 6,27 cm, P2 yang

memiliki total rata-rata diameter tudung

yaitu total rata-rata 6,17 cm dan diameter

tudung yang paling rendah adalah P0

dengan total rata-rata 5,78 cm.

Menurut Kurniawati (2005), kelapa

berpengaruh terhadap panjang dan

diameter tubuh buah jamur. Jamur

menyerap zat organik dari lingkungan

melalui hifa dan miselliumnya untuk

memperoleh makanan, semakin banyak air

kelapa yang diberikan semakin besar lebar

tudung jamur yang dihasilkan kemudian

menyimpannya dalam bentuk glikogen.

Panen ke-2 yang diberi air kelapa 3

hari setelah panen ke-1 menunjukkan

bahwa ukuran tudung mengalami

penurunan, hal ini terjadi karena faktor

cuaca yang berubah menyebabkan suhu

ruangan mengalami perubahan sehingga

jamur tiram tumbuh dan berkembang

dengan tidak baik dan menyebabkan

tudung jamur menurun. Selain itu, karena

suhu ruangan yang berubah-ubah

menyebabkan media cepat mengering.

4.4 Tinggi Tangkai Tubuh Buah Jamur

Panen Ke-1 dan Ke-2 Pengamatan yang dilakukan pada

tinggi tangkai yang diberi air kelapa

dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 100

ml, 300 ml, dan 500 ml berpengaruh

terhadap tinggi tangkai, yang artinya iar

kelapa muda dapat meningkatkan jumlah

tubuh buah, berat basah tubuh buah,

diameter jamur dan tinggi tangkai jamur.

Tetapi, pada penelitian ini tinggi tangkai

memiliki selisih yang cukup dekat antar

perlakuan. Hasil rata-rata tinggi tangkai

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Tinggi Tangkai Tubuh

Buah Jamur Panen Ke-1 dan Ke-2

Perlakuan Panen (cm)

Ke-1 Ke-2

P0 3,98a 2,85

a

P1 3,99a 3,07

a

P2 3,83a 3,18

a

P3 6,19b 5,02

b

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan beda nyata antar

perlakuan pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

pemberian air kelapa dengan konsentrasi

yang berbeda menghasilkan tinggi tangkai

pada panen ke-1 dan panen ke-2 berkisar

antara 2,85-6,19 cm. Pada panen ke-1

perlakuan P0, P1 dan P2 memiliki rata-rata

tinggi tangkai 3,83-3,99 cm yang berarti

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

7

tidak ada perbedaan antar perlakuan, untuk

P3 tinggi tangkai berkisar 6,19 cm,

sedangkan panen ke-2 tinggi tangkai

berkisar 2,85-5,02 cm. Setiap parameter

yang diamati hasil yang baik diperoleh dari

jumlah tubuh buah, berat basah, diameter

tudung dan tinggi tangkai pada perlakuan

P3 (500 ml). Dimana P3 ini merupakan

konsentrasi yang paling optimum dari

semua perlakuan.

Menurut Kurniawati (2005), dalam hal

ini air kelapa berpengaruh terhadap tinggi

dan diameter jamur. Selain itu, karbohidrat

merupakan sumber energi untuk

pertumbuhan misellium sampai

terbentuknya pinhead dan mendukung

nutrisi untuk pertumbuhan tangkai dan

tudung jamur sampai pertumbuhannya

maksimal (Gandjar, 2006).

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pemberian air kelapa muda dengan

konsentrasi yang optimum yaitu

perlakuan P3 (konsentrasi 500 ml) dapat

meningkatkan jumlah tubuh buah, berat

basah, diameter tudung dan tinggi

tangkai.

2. Pemberian air kelapa muda sebelum

pembibitan lebih baik dibandingkan

dengan pemberian air kelapa muda 3

hari setelah panen ke-1.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian

disarankan perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan pemberian air kelapa

sebanyak 3 sampai 4 kali penyemprotan

pada jamur tiram putih (Pleorotus

ostreatus) agar dapat meningkatkan jumlah

tubuh buah jamur, dan menghitung waktu

pertumbuhan misselium.

DAFTAR PUSTAKA

Alex, H. 2011. Karakteristik Pertumbuhan

dan Produksi Jamur Tiram Putih

(Pleurotu sostreatus) dan Jamur

Tiram Kelabu (Pleurotus sajor caju)

pada Baglog Alang-alang. Riau.

Jurusan Budidaya pertanian, Faperta.

Universitas Riau. Pekanbaru.

Azwar. 2008. Air Kelapa Pemacu

Pertumbuhan Anggrek.

http://www.azwar. web.ugm.ac.id.

Akses : 14 Januari 2014.

Djarijah, N. M. dan Djarijah, A. S. 2001.

Budidaya Jamur Tiram, Pembibitan,

Pemeliharaan dan Pengendalian

Hama Penyakit. Kanisius.

Yogyakarta.

Gandjar, H. 2006. Keanekaragaman

Kelapa dan Pemanfaatannya. Jurnal

Hayati. 1(2): 64-65.

Hariadi, N., Lilik, S., dan Ellis, N. 2013.

Studi Pertumbuhan dan Hasil

Produksi Jamur Tiram Putih

(Pleorotus ostreatus) pada Media

Tumbuh Jerami Padi dan Serbuk

Gergaji. Jurnal Produksi Tanaman.

Vol 1(1).

Istiqomah, N dan Siti, F. 2014.

Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram

pada Berbagai Komposisi Media

Tanam. Jurnal Pertanian. Vol 39(3).

hal: 95-99.

Kurniawati, D. T. 2005. Pengaruh

Penambahan IAA, Air Kelapa dan

Ekstrak Touge Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tiga Jenis

Jamur Tiram. Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang.

Netty, W. dan Donowati, T. 2007. Peranan

Beberapa Zat Pengatur Tumbuh

(ZPT) Tanaman Pada Kultur In

Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi

Indonesia. Vol 3(5): 55-63.

Parmijo dan Agus. 2007. Budidaya Jamur.

Jakarta: Agrimedia Pustaka.

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnaL 06512122.pdf · kandungan gizi yang cukup tinggi ... karbohidrat, protein, lemak dan beberapa

8

Parlindungan. A. K. 2003. Karakteristik

Pertumbuhan dan Produksi Jamur

Tiram Putih (Pleorotus ostreatus)

dan Jamur Tiram Kelabu (Pleorotus

sajor caju) pada Baglog Alang-

Alang. Riau. Jurusan Budidaya

Pertanian, Faperta. Universitas Riau.

Pekanbaru.

Permana, S. B. 2010. Efektifitas

Konsentrasi dan Frekuensi

Pemberian Teh Kompos Limbah

Kulit Kopi dan Air Kelapa dalam

Meningkatkan Keberhasilan Bunga

Kakao Menjadi Buah. Fakultas

Peranian Universitas Jember.

Jember.

Rohmah, A. N. 2005. Pengaruh Lama

Pengomposan dan Pemberian

Blotong pada Media Tanam

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Jamur Merang. Jurnal Pangan dan

Agroindustri. Vol (4): p.249-258.

Sudirman, S. 2008. Pembudidayaan jamur

tiram dan serbuk gergaji dan lima

jenis kayu. Jurnal Penelitian hasil

hutan. Hal 50-53.

Suriawiria, U. 2002. Budidaya Jamur

Tiram. Kanisius. Yogyakarta. Hal

15.

Tenda, E. T dan Kaumanuang J. 2007.

Keragaman Fenotipik Kelapa Dalam

di Kabupaten Paetan, Tulungagung

dan Lumajang. Jawa Timur. Jurnal

Buletin Palma (32): 22-29.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih

kepada kepala pembimbing ibu Dr. Oom

Komala dan bapak Drs. Ismanto, M.Si dan

staf Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan

Swadaya (P4S) Nusa Indah.