Bab II Tinjauan Pustaka - · PDF filedengan tingkatan pulp yang diinginkan ... ikatan...

download Bab II Tinjauan Pustaka -  · PDF filedengan tingkatan pulp yang diinginkan ... ikatan β-1,4 glukosidik. Rumus kimia selulosa adalah (C6H10O5) ... 9 Pulping adalah proses

If you can't read please download the document

Transcript of Bab II Tinjauan Pustaka - · PDF filedengan tingkatan pulp yang diinginkan ... ikatan...

  • 7

    Bab II Tinjauan Pustaka

    Pada bagian ini akan dijelaskan tentang proses pembuatan pulp, proses pemutihan

    pulp, penggunaan enzim dari jamur pelapuk putih dalam mendegradasi lignin dan

    produksi enzim dari jamur pelapuk putih.

    II.1 Pembuatan Pulp

    Bahan utama untuk membuat pulp adalah biomassa yang banyak mengandung

    selulosa. Biomassa tersebut dapat berupa tanaman kayu maupun bukan kayu (non-

    wood). Komponen kimia terbesar dalam biomassa adalah selulosa, hemiselulosa

    dan lignin. Lignin merupakan komponen yang tidak disenangi dalam pembuatan

    pulp dan kertas. Oleh karena itu, lignin perlu dihilangkan atau diputihkan sesuai

    dengan tingkatan pulp yang diinginkan (Smook, 1992).

    Selulosa merupakan polimer rantai panjang yang tersusun atas glukosa pada

    ikatan -1,4 glukosidik. Rumus kimia selulosa adalah (C6H10O5)n dengan n adalah

    jumlah pengulangan unit gula atau Derajat Polimerisasi (DP) seperti pada gambar

    II.1. Berbeda dengan selulosa yang hanya terdiri atas glukosa, hemiselulosa terdiri

    atas 5 macam gula yang berbeda yaitu glukosa, mannosa, galaktosa, xylosa dan

    arabinosa. Bersama dengan selulosa, hemiselulosa membentuk holoselulosa.

    Dalam sel kayu selulosa dan hemiselulosa banyak terdapat pada lapisan sekunder

    (S1 dan S2) (Kocurek, 1993).

    Gambar II.1. Struktur selulosa (Kocurek, 1993)

    Struktur molekul lignin seperti pada gambar II.3. sangat berbeda dengan

    polisakarida (selulosa dan hemiselulosa) karena terdiri dari sistem aromatik yang

    tersusun atas unit fenilpropan. Lignin merupakan zat amorf dimana berat

  • 8

    molekulnya sulit ditetapkan. Dalam sel kayu lignin berfungsi sebagai perekat

    antar serat dan banyak terdapat pada lapisan lamela tengah seperti disajikan pada

    gambar II.2.

    Gambar II.2. Struktur serat tunggal (Kocurek, 1993)

    Gambar II.3. Struktur lignin (Kocurek, 1993)

  • 9

    Pulping adalah proses pengubahan kayu menjadi serat dengan kandungan

    selulosa tinggi dengan menghilangkan lignin. Proses komersial pulping

    diklasifikasikan menjadi proses mekanis, kimia dan semikimia (Smook, 1992).

    II.1.1 Proses Mekanis

    Pembuatan pulp dengan proses mekanis terdidri atas dua cara yaitu dengan

    penggilingan (refining) dan penggerindaan (grinding). Proses mekanis

    menghasilkan rendemen tinggi (sampai 95%) dan kertas dengan bulk tinggi,

    opasitas dan kemampuan cetak yang baik. Namun, proses tersebut menggunakan

    energi yang banyak dan menghasilkan kertas dengan kekuatan yang rendah dan

    kandungan pitch yang tinggi (Smook, 1992). Proses ini terbagi atas :

    (1) Stone Groundwood Pulp (SGW), yaitu pulp yang dihasilkan dari pemotongan

    kayu log (biasanya panjang 4 feet) menjadi serat-serat pendek

    (2) Refiner Pulp (RMP), yaitu pulp yang dihasilkan dari chip kayu dan atau

    residu yang terbuang

    (3) Thermomechanical pulp, yaitu pulp yang memiliki riap tinggi (high-yield)

    yang dihasilkan melalui proses dimana partikel-partikel kayu dihaluskan

    melalui pemanasan yang bertekanan sebelum diproses pada tahap pemurnian

    bertekanan. TMP umumnya digunakan pada pabrik-pabrik yang menghasilkan

    kertas koran dan kertas cetak mekanis. Beberapa pabrik tua telah mengganti

    proses operasinya dari sebelumnya menggunakan operasi SGW dan sulfit

    menjadi TMP.

    (4) Chemitermomechanical pulp (CTMP), merupakan jenis pulp yang dihasilkan

    melalui proses dimana chip kayu diperlakukan dengan bahan kimia sebelum

    dipanaskan dan dimurnikan. Pabrik kertas yang terintegrasi umumnya

    menggunakan proses CTMP tanpa pemutihan. Sedangkan CTMP dengan

    pemutihan dan kering dijual sebagai market pulp, yang saat ini tumbuh pesat

    dan umum digunakan dalam produksi berbagai jenis/grade kertas, termasuk

    kertas non-kayu (woodfree paper).

  • 10

    II.1.2 Proses Kimia

    Tujuan dari proses kimia adalah mendegradasi dan melarutkan lignin tanpa

    menghilangkan selulosa dan hemiselulosa dalam pembuatan serat. Dalam

    prakteknya, proses kimia berhasil menghilangkan banyak lignin, namun juga

    mendegradasi hemiselulosa dan selulosa dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu,

    rendemen yang dihasilkan relatif rendah, sekitar 40-50 %. Pada proses kimia,

    serpih kayu dimasak menggunakan bahan kimia dalam bentuk larutan pada suhu

    dan tekanan tertentu. Ada dua metode utama proses ini yaitu proses kraft (alkali)

    dan proses sulfit (asam).

    Proses kimia yang paling banyak digunakan adalah proses kraft. Pada proses

    kraft, serpih kayu dimasak dalam larutan NaOH dan Na2S. Alkali merusak

    molekul lignin menjadi bagian yang lebih kecil yang larut dalam cairan pemasak.

    Perubahan struktur lignin selama proses pemasakan kraft disajikan pada gambar

    II.4. Proses kraft menghasilkan kertas yang kuat. Proses kraft merupakan

    pengembangan dari proses soda. Pada proses soda hanya menggunakan NaOH

    sebagai cairan pemasak. Konversi natrium sulfida dalam cairan hasil pemasakan

    menunjukkan perbaikan dalam kinetika reaksi dan sifat pulp selama pemasakan

    terutama untuk kajujarum (softwood). Natrium sulfida hanya sedikit berpengaruh

    pada pembuatan pulp dari kayudaun (hardwood). Pulp dari kayudaun masih

    dibuat dengan proses soda. Proses ini juga biasa disebut proses sulfat karena

    natrium sulfat biasanya digunakan sebagai make-up bahan kimia selama

    pemasakan (Kocurek, 1993).

    II.1.3 Proses Semikimia

    Proses semikimia merupakan kombinasi proses kimia dan mekanis. Serpih kayu

    mengalami perlakuan awal berupa pelunakan dan penghancuran dengan bahan

    kimia, kemudian baru dilakukan proses mekanis. Rendemen pulp semikimia

    terletak antara rendemen dan pulp mekanis yaitu antara 55%-90%. Perbandingan

    proses pembuatan pulp disajikan dalam tabel II.1.

  • 11

    Gambar II.4. Perubahan struktur lignin selama pemasakan proses kraft

    (Gullichsen, 2000)

    Tabel II.1. Perbandingan proses pembuatan pulp (Smook, 1992)

    Mekanis Semikimia Kimia

    Proses dengan energi mekanis (sedikit atau tanpa bahan kimia dan panas)

    Proses dengan kombinasi bahan kimia dan perlakuan mekanis

    Proses dengan bahan kimia dan panas (sedikit atau tanpa energi mekanis)

    Rendemen* tinggi (90-95%)

    Rendemen sedang (55-90%)

    Rendemen rendah (40-55%)

    Serat pendek dan kotor kekuatan rendah tidak stabil

    Sifat pulp sedang Serat panjang, murni - kuat - stabil

    Kualitas cetak baik Kualitas cetak buruk Pemutihan sulit Pemutihan mudah Contoh :

    pulp kayuasah pulp RMP pulp TMP

    Contoh : - pulp NSSC - pulp Kraft rendemen

    tinggi

    Contoh : - pulp Kraft - pulp sulfit - pulp soda

    mula-mulakayukeringberatdihasilkanyangpulpkeringberatRendemen* =

    II.2 Pemutihan Pulp

    Pulp yang dihasilkan dari proses kimia masih berwarna kecoklatan sehingga untuk

    mendapatkan produk kertas yang berwarna putih maka pulp tersebut perlu

    diputihkan (bleaching). Tujuan utama dari proses pemutihan adalah untuk

    PEMASAKAN

    Lignin dalam kayu Lignin setelah pemasakan proses kraft

  • 12

    meningkatkan derajat putih, sehingga pulp tersebut sesuai untuk dibuat kertas

    dengan jenis tertentu. Proses pemutihan pulp tidak hanya membuat pulp menjadi

    lebih putih atau cerah, tetapi juga membuatnya stabil sehingga tidak menguning

    atau kehilangan kekuatan dan derajat putih selama penyimpanan.

    Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pemutihan pulp yaitu (1)

    penghilangan lignin (delignifikasi) dan (2) perlindungan lignin. Pendekatan

    pertama digunakan untuk pulp kimia. Lignin sisa pemasakan dihilangkan melalui

    serangkaian proses pemutihan. Pendekatan kedua untuk pulp rendemen tinggi

    (pulp mekanis), yang biasanya hanya memberikan kenaikan derajat putih sedang

    (Sjstrm, 1995). Pada bagian ini hanya akan mengulas proses pemutihan dengan

    cara delignifikasi (pendekatan pertama) menggunakan bahan kimia dan enzim.

    II.2.1 Tahap-tahap Pemutihan Konvensional

    Pemutihan modern biasanya dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang

    bijaksana dengan menggunakan bahan kimia dan kondisi yang berbeda dalam tiap

    tahap, diselingi pencucian diantara tahapan tersebut. Perlakuan kimia yang

    umumnya digunakan dan singkatan istilah perlakuan tertera sebagai berikut :

    Klorinasi (C) : reaksi dengan gas klor dalam media asam

    Ekstraksi yang bersifat basa (E) : pelarutan hasil reaksi dengan NaOH

    Hipoklorinasi (H) : reaksi dengan hipoklorit dalam larutan basa

    Klordiksida (D) : reaksi dengan ClO2 dalam media asam

    Peroksida (P) : reaksi dengan peroksida dengan media

    alkali

    Oksigen (O) : reaksi dengan oksigen pada tekanan tinggi

    dalam media alkali

    (Dc) atau (Co) : campuran gas klor dan klordioksida

    Pada tahap klorinasi, klor dapat mengubah lignin dalam pulp menjadi senyawa

    yang dapat larut dalam air atau basa. Klor tidak pernah dipakai sendiri tetapi

    selalu dipakai bersamaan dengan ekstraksi alkali dan pada umumnya selalu diikuti

    dengan bahan pemutih lainnya seperti hipoklorit, klordioksida atau hidrogen

  • 13

    peroksida. Klorinasi biasanya berlangsung dalam konsistensi rendah, sekitar 2,5 -

    4% dan pada suhu kamar. Klor bereaksi sangat cepat dengan pulp dan dikonsumsi