Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

35
09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 1/35 Aleksander Agung Basileus Makedonia Aleksander bertempur melawan raja Darius III. Dari Mosaik Aleksander, Museum Arkeologi Nasional Napoli Masa kekuasaan 336–323 SM Nama lengkap Aleksander III dari Makedonia Yunani Μέγας Ἀλέξανδρος iii[›] (Mégas Aléxandros, Aleksander Agung) Ἀλέξανδρος ὁ Μέγας (Aléxandros ho Mégas, Aleksander yang Agung) Gelar Raja Makedonia Hegemon Liga Hellen Shahanshah Persia Firaun Mesir Penguasa Asia Lahir 20 atau 21 Juli 356 SM Tempat lahir Pella, Makedonia Wafat 10 atau 11 Juni 323 SM (usia 32 tahun) Tempat wafat Babilonia Pendahulu Filipus II dari Makedonia Pengganti Aleksander IV dari Makedonia Filipus III dari Makedonia Istri Roxane dari Baktria Stateira II dari Persia Parysatis II dari Persia Aleksander Agung Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Alexander Agung) Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksander Agung (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος, Mégas Aléxandros) atau Iskandar Agung, adalah raja Kekaisaran Makedonia (bahasa Yunani: Βασιλεύς Μακεδόνων ), sebuah negara di daerah timur laut Yunani. Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa. [1] Aleksander lahir di Pella pada 356 SM dan merupakan murid seorang filsuf terkenal, Aristoteles. Pada tahun 336 SM Aleksander menggantikan ayahnya, Filipus II dari Makedonia, sebagai pemimpin Makedonia setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus sendiri telah menaklukkan sebagian besar negara-kota di daratan utama Yunani ke dalam hegemoni Makedonia, melalui militer dan diplomasi. Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berhasil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan rencana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM dia menginvasi daerah kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulai serangkaian kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal antara lain Pertempuran Issus dan Pertempuran Gaugamela. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan raja Persia, Darius III, dan menaklukkan keseluruhan Kekasiaran Persia (Kekasiaran Akhemeniyah). i[›] Kekaisaran Makedonia kini membentang mulai dari Laut Adriatik sampai Sungai Indus. Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksander pun menginvasi India pada tahun 326 SM, namun terpaksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. Aleksander meninggal dunia di Babilonia pada 323 SM, tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke Arabia. Setelah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian perang saudara yang memecah-belah

Transcript of Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

Page 1: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 1/35

Aleksander Agung

Basileus Makedonia

Aleksander bertempur melawan raja Darius III. Dari Mosaik

Aleksander, Museum Arkeologi Nasional Napoli

Masa

kekuasaan

336–323 SM

Nama

lengkap

Aleksander III dari Makedonia

Yunani Μέγας Ἀλέξανδροςiii[›] (Mégas

Aléxandros, Aleksander Agung)

Ἀλέξανδρος ὁ Μέγας

(Aléxandros ho Mégas,

Aleksander yang Agung)

Gelar Raja Makedonia

Hegemon Liga Hellen

Shahanshah Persia

Firaun Mesir

Penguasa Asia

Lahir 20 atau 21 Juli 356 SM

Tempat

lahir

Pella, Makedonia

Wafat 10 atau 11 Juni 323 SM (usia 32

tahun)

Tempat

wafat

Babilonia

Pendahulu Filipus II dari Makedonia

Pengganti Aleksander IV dari Makedonia

Filipus III dari Makedonia

Istri Roxane dari Baktria

Stateira II dari Persia

Parysatis II dari Persia

Aleksander AgungDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Alexander Agung)

Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 –10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai AleksanderAgung (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος, MégasAléxandros) atau Iskandar Agung, adalah rajaKekaisaran Makedonia (bahasa Yunani: ΒασιλεύςΜακεδόνων), sebuah negara di daerah timur laut Yunani.Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuahkekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno,membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegununganHimalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalampertempuran dan dianggap sebagai komandan perang

terhebat sepanjang masa.[1] Aleksander lahir di Pellapada 356 SM dan merupakan murid seorang filsufterkenal, Aristoteles. Pada tahun 336 SM Aleksandermenggantikan ayahnya, Filipus II dari Makedonia, sebagaipemimpin Makedonia setelah ayahnya dibunuh olehpembunuh gelap. Filipus sendiri telah menaklukkansebagian besar negara-kota di daratan utama Yunani kedalam hegemoni Makedonia, melalui militer dandiplomasi.

Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaanyang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berhasilmengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dansetelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkanrencana militer untuk ekspansi yang tak sempatdiselesaikan oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM diamenginvasi daerah kekuasaan Persia di Asia Minor danmemulai serangkaian kampanye militer yang berlangsungselama sepuluh tahun. Aleksander mengalahkan Persiadalam sejumlah pertempuran yang menentukan, yangpaling terkenal antara lain Pertempuran Issus danPertempuran Gaugamela. Aleksander lalu menggulingkankekuasaan raja Persia, Darius III, dan menaklukkankeseluruhan Kekasiaran Persia (Kekasiaran

Akhemeniyah).i[›] Kekaisaran Makedonia kinimembentang mulai dari Laut Adriatik sampai SungaiIndus.

Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksanderpun menginvasi India pada tahun 326 SM, namunterpaksa mundur karena pasukannya nyarismemberontak. Aleksander meninggal dunia di Babiloniapada 323 SM, tanpa sempat melaksakan rencana invasike Arabia. Setelah kematian Aleksander, meletuslahserangkaian perang saudara yang memecah-belah

Page 2: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 2/35

Anak Aleksander IV dari Makedonia

Dinasti Dinasti Argead

Ayah Filipus II dari Makedonia

Ibu Olympias dari Epiros

Agama Politeisme Yunani

kekaisarannya menjadi empat negara yang dipimpin olehDiadokhoi, para jenderal Aleksander. Meskipun terkenalkarena penaklukannya, peninggalan Aleksander yangbertahan paling lama bukanlah pemerintahannya,melainkan difusi budaya yang terjadi berkatpenaklukannya.

Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloniYunani di daerah timur yang berujung pada munculnya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yunani,Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan Peradaban Hellenis atau Hellenisme. Aspek-aspekHellenis tetap ada dalam tradisi Kekaisaran Bizantium sampai pertengahan abad 15. Pengaruh Hellenisme inibahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranyadengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Aleksander menjadi legenda sebagai pahlawan klasik dandiasosiasikan dengan karakteristik Akhilles. Aleksander juga muncul dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani

maupun di luar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para jenderal bahkan hingga saat ini,ii[›] dan

banyak Akademi militer di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat pertempurannya.[1]

Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya,seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu dari kota bernama Aleksandria yang berada di Mesir,kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya sertaberkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.

Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuahimperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luaswilayah yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya sertamencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Gelar yang Agung atau Agung di belakang namanyadiberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilannyamenaklukkan wilayah yang sangat luas.

Daftar isi

1 Kehidupan awal1.1 Kelahiran

1.2 Masa anak-anak1.3 Masa remaja dan pendidikan

2 Ahli waris Filipus2.1 Awal karier dan bangkitnya Makedonia

2.2 Perselisihan2.3 Pergi dan kembali

3 Raja Makedonia

3.1 Naik takhta3.2 Konsolidasi kekuasaan

4 Kampanye Balkan5 Penaklukan Kekaisaran Persia

5.1 Asia Minor5.2 Levant dan Suriah

5.3 Mesir5.4 Assyria dan Babilonia

5.5 Persia

Page 3: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 3/35

5.6 Kejatuhan Persia5.7 Asia Tengah

5.8 Permasalahan5.9 Makedonia

6 Kampanye di India6.1 Invasi ke anak benua India

6.2 Pemberontakan pasukan7 Tahun-tahun terakhir di Persia

8 Kematian8.1 Pemakaman

8.2 Wasiat8.3 Pembagian kekaisaran

9 Karakter

9.1 Keahlian militer9.2 Penampilan fisik

9.3 Kepribadian9.4 Megalomania

9.5 Hubungan pribadi10 Peninggalan

10.1 Kerajaan-kerajaan Hellenistik10.2 Hellenisasi

10.3 Pengaruh pada Romawi10.4 Legenda10.5 Dalam budaya kuno dan modern

11 Historiografi12 Aleksander Agung dan Dzul Qarnain

13 Silsilah14 Lihat pula

15 Catatan kaki16 Referensi17 Sumber

17.1 Sumber Primer

17.2 Sumber Sekunder18 Pranala luar

Kehidupan awal

Kelahiran

Aleksander dilahirkan pada tanggal 20 (atau 21) Juli 356 SM,[2][3] di Pella, ibu kota Kekaisaran Makedonia diYunani Kuno. Dia terlahir sebagai putra Filipus II, Raja Makedonia. Ibunya adalah istri keempat Filipus,

Olympias, putri Neoptolemos I, raja Epiros.[4][5][6][7] Meskipun Filipus memiliki tujuh atau delapan istri ketika

itu, namun Olympias adalah istrinya yang paling utama, barangkali karena dia yang melahirkan Aleksander.[8]

Sebagai anggota dinasti Argead, Aleksander mengklaim diri sebagai keturunan Herakles melalui Karanos dari

Makedonia.iv[›] Dari pihak ibunya dan Aiakid, dia mengklaim diri sebagai keturunan Neoptelemos, putra

Akhilles.v[›] Keponakan kedua Aleksander adalah jenderal Pyrrhos dari Epiros, yang oleh Hannibal dianggap

Page 4: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 4/35

Aleksander bertarung melawan

Singa Asia, mosaik dari abad ke-3

SM, Museum Pella.

sebagai komandan sehebat Aleksander[9] atau kedua terhebat setelah Aleksander.[10]

Menurut biografer Yunani kuno, Plutarch, Olympias, pada malam pernikahannya dengan Filipus, bermimpibahwa rahimnya disambar petir, yang memicu semburan api yang menyebar sampai "jauh dan luas" sebelumpadam. Beberapa waktu sebelum pernikahan, dikatakan bahwa Filipus bermimpi melihat dirinya menyegel rahim

istrinya dengan menggunakan segel berukir singa.[4] Plutarch mengajukan sejumlah penafsiran tentang mimpi-mimpi itu: bahwa Olympia telah hamil sebelum menikah, ditunjukkan dengan penyegelan rahimnya; atau bahwaayah Aleksander adalah Zeus. Para sejarawan ada yang berpendapat bahwa Olympias yang ambisiusmembesar-besarkan cerita mengenai silsilah dewa Aleksander, yang lain berpendapat Olympias memberitahu

Aleksander.[4]

Pada hari kelahiran Aleksander, Filipus sedang bersiap-siap untuk mengepung kota Potidea di semenanjungChalcidike. Pada hari yang sama, Filipus mendapat kabar bahwa jenderalnya Parmenion telah mengalahkanpasukan gabungan Illyria dan Paionia, dan bahwa kuda-kudanya telah memenangkan Olimpiade. Dikatakanpula bahwa pada hari itu, Kuil Artemis di Ephesos—salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno-terbakar.Hegesias dari Magnesia berkata bahwa kuil itu terbakar karena dewi Artemis menghadiri kelahiran

Aleksander.[2][6][11]

Masa anak-anak

Pada usia-usia awal, Aleksander diasuh oleh susternya, Lanike, saudariKleitos si Hitam, calon sahabat dan jenderal Aleksander pada masadepan. Pada masa anak-anak, Aleksander belajar pada Leonidas yangdisiplin, seorang kerabat ibunya. Aleksander juga berguru pada

Lysimakhos.[12][13] Aleksander dbesarkan sebagai bangsawa mudaMakedonia, dia belajar membaca, bermain lira, bertarung, dan

berburu.[14]

Ketika Aleksander berusia sepuluh tahun, seorang pedagang kuda dariThessalia menawarkan seekor kuda pada Filipus. Kuda tersebut diberi

harga senilai tiga belas talen. Kuda itu tidak mau ditunggangi oleh siapapun, dan Filipus memerintahkannya untukdibawa pergi. Akan tetapi, Aleksander berkata bahwa rasa takut kuda itu adalah bayangannya sendiri dan

meminta kesempatan untuk memunggangi kuda itu. Aleksander berhasil melakukannya.[15] Menurut Plutarch,Filipus, yang merasa sangat senang melihat keberanian dan ambisi Aleksander, langsung mencium putranya itudan menyatakan: "Putraku, kau harus menemukan kerajaan yang cukup besar untuk ambisimu. Makedonia

terlalu kecil untukmu". Setelah itu Filipus membelikan kuda itu untuk Aleksander.[16] Aleksander menamai kudaitu Bukephalas, bermakna "kepala lembu". Bukephalas akan menjadi teman perjalanan Aleksander dalampenaklukannya sampai ke India. Ketika Bukephalas mati (akibat usia tua, menurut Plutarch, karena sudah

berusia tiga puluh tahun), Aleksander menamai sebuah kota sesuai nama kudanya (Bukephala).[17][18][19]

Masa remaja dan pendidikan

Ketika Aleksander menginjak usia tiga belas tahun, dia membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi, maka diapun mencari tutor. Beberapa calon tutornya antara lain Isokrates dan Speusippos, penerus Plato di AkademiPlato. Pada akhirnya, Filipus menawarkan pekerjaan itu pada Aristoteles, yang menerimanya. Filipusmemberikan Kuil Para Nimfa di Mieza sebagai ruang belajar mereka. Sebagai imbalan atas pengajarannya,Filipus bersedia untuk membangun kembali kampung halaman Aristoteles di Stageira, yang pernah dihancurkanolehnya. Filipus merepopulasi kota itu dengan cara membeli dan memerdekakan para bekas warga yang sempat

menjadi budak, atau dengan mengampuni para warga yang berada di pengasingan.[20][21][22][23]

Page 5: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 5/35

Aristoteles sedang mengajari Aleksander.

Patung kepala Filipus II dari

Makedonia, ayah Aleksander.

Mieza menjadi sekolah asrama bagi Aleksander dan anak-anakbangsawan Makedonia lainnya, misalnya, Ptolemaios,Hephaistion, dan Kassandros. Banyak murid di sana yangbelajar bersama Aleksander kelak menjadi sahabat danjenderalnya, atau yang lebih sering disebut sebagai 'Rekan'. DiMieza, Aristoteles mengajari Aleksander dan kawan-kawannyapengobatan, moral, filsafat, agama, logika, dan seni. Berkatajaran Aristoteles, Aleksander menjadi berminat pada karya-karya Homeros, terutama Iliad. Aristoteles memberi satu salinanIliad pada Aleksander, yang selalu dibawanya dalam kampanye

militernya.[24][25][26][27]

Ahli waris Filipus

Awal karier dan bangkitnya Makedonia

Ketika Aleksander menginjak usia enam belas tahun, masa belajarnyapada Aristoteles selesai. Filipus, sang raja, berangkat untuk berperangmelawan Byzantion, dan Aleksander ditugaskan untuk mengurus

kerajaan.[15] Selama Filipus pergi, suku Maedi Thrakia memberontakmenentang kekuasaan Makedonia. Aleksander merespon dengan cepat,dia meredam pemberontakan suku Maedi, mengusir mereka dari wilayahmereka, mengisinya dengan orang-orang Yunani, dan mendirikan kota

yang dia namai Alexandropolis.[28][29][30][31]

Setelah Filipus kembali dari Byzantion, dia memberi Aleksander sejumlahkecil pasukan dan mengutusnya untuk mnghentikan suatu pemberontakandi Thrakia selatan. Dalam kampanye lainnya melawa kota Perinthos diYunani, Aleksander disebutkan menyelamatkan nyawa ayahnya.Sementara itu, kota Amphissa mulai mengolah tanah yang dikeramatkanuntuk Apollo di dekat Delphi, suatu pelanggaran yang memberikesempatan bagi Filipus untuk ikut campur lebih jauh dalam urusanYunani. Masih berada di Thrakia, Filipus menyuruh Aleksander untukmulai menghimpun pasukan untuk kampanye di Yunani. Sadar denganadanya kemungkinan negara-negara Yunani lainnya untuk ikut campur,Aleksander memperlihatkan seolah-olah dia hendak menyerang Illyria.

Dalam kekisruhan ini, Illyria mengambil kesempatan untuk menginvasi Makedonia, namun Aleksander berhasil

menghalau para penyerang itu.[32]

Pasukan Filipus bergabung dengan Aleksander pada tahun 338 SM, dan mereka bergerak ke selatan menujuThermopylai, yang mereka lakukan setelah menghadapi perlawanan yang keras kepala dari orang-orang Thebesyang menghuninya. Mereka pergi untuk menduduki kota Elateia, berjarak beberapa hari dari kota Athena danThebes. Sementara itu, rakyat Athena, dipimpin oleh Demosthenes, memilih untuk bersekutu dengan Thebesdalam perang melawan Makedonia. Baik Athena dan Filipus kemudian mengirim utusan untuk memperoleh

keberpihakan Thebes, dan yang berhasil melakukannya adalah Athena.[33][34][35] Filipus bergerak menujuAmphissa (secara teoretis beraksi atas permintaan Liga Amphikyton), menangkap tentara bayaran yang dikirimke sana oleh Demosthenes, dan menerima penyerahan kota itu. Lalu Filipus kembali ke Elateia dan mengirimpenawaran perdamaian untuk yang terakhir kalinya pada Athena dan Thebes, yang berujung pada penolakan

kedua kota itu.[36][37][38]

Page 6: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 6/35

Patung Aleksander di Museum

Arkeologi Istanbul.

Ketika Filipus sedang bergerak ke selatan, dia dihalangi di dekatKhaironeia, Boiotia oleh pasukan Athena dan Thebes. Dalampertempuran tersebut, Filipus memimpin sayap kanan, dan Aleksandermemimpin sayap kiri dengan ditemani oleh para jenderal Filipus yangterpercaya. Berdasarkan sumber-sumber kuno, dua pihak itu bertempurdengan sengit cukup lama. Filipus lalu memerintahkan pasukan di sayapkanan untuk mundur dan memancing hoplite-hoplite Athena supayamengikutinya dan meninggalkan barisan mereka. Di sayap kiri,Aleksander adalah orang pertama yang berhasil menerobos barisanThebes, diikuti oleh para jenderal Filipus. Setelah memperolehterobosan, Filipus memerintahkan pasukannya untuk menekan ke depandan mengepung musuh. Dengan mundurnya pasukan Athena, pasukanThebes pun mesti bertempur sendiri; dikeliling oleh musuh, pasukan

Thebes pun dikalahkan.[39]

Setelah menang di Khaironeia, Filipus dan Aleksander bergerak takterhalangi menuju Peloponnesos dan diterima oleh semua kota; namun

ketika mereka tiba di Sparta, mereka ditolak dan mereka pun pergi.[40]

Di Korinthos, Filipus mendirikan "Aliansi Hellen" (didasarkan pada aliansianti-Persia dalam Perang Yunani-Persia), dan Filipus diangkat sebagaiHegemon ('Pemimpin Tertinggi') dalam perkumpulan ini, yang oleh parasejarawan modern disebut sebagai Liga Korinthos. Filipus lalumengumumkan rencananya untuk memimpin perang pembalasan

melawan Kekaisaran Akhemeniyah.[41][42]

Perselisihan

Setelah kembali ke Pella, Filipus jatuh cinta pada Kleopatra Euridike, keponakan salah satu jenderalnya,

Attalos.[43] Pernikahan ini membuat posisi Aleksander terhadap takhta menjadi rawan, karena jika KleopatraEuridike melahirkan seorang putra, maka putra tersebut akan menjadi ahli waris yang sepenuhnya keturunan

Makedonia, sedangkan Aleksander hanya separuh berdarah Makedonia.[44] Pada pesta pernikahan, Attalosyang mabuk berdoa pada para dewa semoga pernikahan itu akan menghasilkan ahli waris yang sah untuk takhta

Makedonia.[43]

“Pada pesta pernikahan Kleopatra, yang dicintai dan dinikahi oleh Filipus, dia (Kelopatra) terlalu

muda untuknya, pamannya Attalos dalam mabuknya meminta rakyat Makedonia untuk

memohon pada para dewa supaya memberi pewaris yang sah untuk kerajaan melalui

keponakannya. Ini membuat Aleksander sangat marah, sehingga dia melempar gelasnya ke

kepalanya, "Kau bajingan." katanya, "Apa, lalu aku pewaris yang tidak sah?" Kemudian Filipus

bangkit dan hendak berlari pada putranya; namun entah karena keberuntungan, atau karena

Filipus terlalau marah, atau karena terlalu mabuk, Filipus terjatuh ke lantai. Aleksandermencelanya, "Lihat itu." katanya, "pria yang bersiap untuk menyeberangi Eropa menuju Asia,

terjatuh hanya ketika hendak berpindah kursi.”

—Plutarch, menggambarkan perseturuan dalam pesta pernikahan Filipus.[28]

Pergi dan kembali

Aleksander kabur dari Makedonia bersama ibunya,[45] yang dia titipkan di saudara ibunya di Dodona, ibu kota

Page 7: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 7/35

Kekaisaran Makedonia pada tahun 336 SM.

Aleksander kabur dari Makedonia bersama ibunya,[45] yang dia titipkan di saudara ibunya di Dodona, ibu kota

Epiros. Aleksander sendiri terus pergi ke Illyria,[45] di sana ia meminta suaka pada raja Illyria dan diperlakukansebagai tamu oleh rakyat Illyria meskipun Aleksander pernah mengalahkan Illyria dalam pertempuran beberapa

tahun sebelumnya. Namun, Filipus masih ingin mengakui Aleksander sebagai putranya,[45] sehingga Aleksanderkembali ke Makedonia setelah enam bulan kabur. Dia kembali berkat sahabat keluarganya, Demaratos dari

Korinthos, yang melakukan mediasi antara kedua belah pihak.[28][46][47]

Setahun kemudian, satrap (gubernur) Persia di Karia, Pixodaros, menawarkan putri sulungnya pada saudara tiri

Aleksander, Filipus Arrhidaios.[45] Olympias dan beberapa sahabat Aleksander menduga bahwa tindakan itu

menunjukkan Filipus berniat mengangkat Arrhidaios sebagai ahli warisnya.[45] Aleksander bereaksi denganmengirim seorang aktor, Thessalos dari Korinthos, untuk memberitahu Pixodaros bahwa dia seharusnya tidakmenawarkan putrinya pada putra raja yang tidak sah, melainkan pada Aleksander. Ketika Filipus mengetahuiini, dia menghentikan negosiasi dan memarahi Aleksander yang ingin menikahi putri orang Karia. Filipus

menjelaskan bahwa dia ingin perempuan yang lebih baik untuk Aleksander.[45] Filipus lalu mengasingkan empatkawan Aleksander, yaitu Harpalos, Neiarkhos, Ptolemaios dan Erigyios. Sedangan Thessalos dibawa ke

hadapan Filipus dalam keadaan dirantai.[44][48][49]

Raja Makedonia

Naik takhta

Pada tahun 336 SM, Filipus sedang berada di Aigai,menghadiri pernikahan putrinya, Kleopatra, yangmenikah dengan saudara Olympia, Aleksander I dariEpiros. Di sana Filipus dibunuh oleh pemimpin pasukan

pengawalnya sendiri, Pausanias.vi[›] Ketika Pausaniasmencoba kabur, dia tersandung tanaman anggursehingga dapat dibunuh oleh para pengejarnya, yangmeliputi dua rekan Aleksander, Perdikkas danLeonnatos. Aleksander dengan demikian diangkatsebagai raja oleh pasukan Makedonia dan bangsawanMakedonia. Dia berusia dua puluh tahun ketika menjadi

raja.[50][51][52]

Konsolidasi kekuasaan

Aleksander memulai masa pemerintahannya denganmenyingkirkan orang-orang yang menurutnya berpotensi mengancam takhtanya. Dia menghukum mati

sepupunya, Amyntas IV,[53] dan juga membunuh dua pangeran Makedonia dari daerah Lynkestis, sedangkanpangeran ketiga, yaitu Aleksander Lynkestes, diampuni. Sementara itu Olympias, ibu Aleksander,memerintahkan bahwa Kleopatra Euridike dan putrinya, Europa, dikubur hidup-hidup. Ketika Aleksander tahu

tentang hal itu, dia marah pada ibunya. Aleksander juga memerintahkan bahwa Attalos harus dibunuh.[53]

Attalos sendiri saat itu menjabat sebagai komandan pasukan di Asia Minor. Attalos sempat berkorespondensidengan Demosthenes, mengenai kemungkinannya untuk kabur ke Athena. Terlepas dari apakah Attalos benar-benar berniat ke Athena atau tidak, dia sudah membuat Aleksander marah. Selain itu, setelah mengetahui bahwa

putri dan cucu Attalos mati, Aleksander merasa bahwa Attalos terlalu berbahaya untuk dibiarkan hidup.[54]

Aleksander membiarkan Arrhidaios hidup. Arrhidaios disebutkan menderita cacat mental, kemungkinan akibat

diracun oleh Olympias.[50][55][56][57]

Page 8: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 8/35

Kabar kematian Filipus memicu banyak kota memberontak, termasuk Thebes, Athena, Thessalia, dan suku-suku Thrakia di utara Makedonia. Ketika kabar pemberontakan di Yunani diketahui oleh Aleksander, diamerespon dengan cepat. Meskipun para penasihatnya menyarankannya untuk mempergunakan diplomasi,namun Aleksander memutuskan untuk mengumpulkan 3.000 tentara kavaleri dan bergerak menuju Thessalia,daerah tetangga Makedonia di sebelah selatan. Di sana dia mengetahui bahwa pasukan Thessalia telahmenempati jalan di antara Gunung Olimpus dan Gunung Ossa. Aleksander lalu menyuruh pasukannya menaikiGunung Ossa. Ketika pasukan Thessalia terbangun, mereka melihat bahwa pasukan Aleksander telah berada disisi belakang mereka. Pasukan Thessalia pun menyerah dan pasukan kavaleri Aleksander bertambah dengan

masuknya pasukan Thessalia. Aleksander lalu bergerak menuju Peloponnesos.[58][59][60][61]

Aleksander berhenti sejenak di Thermopylae, di sana dia diakui sebagai pemimpin Liga Amphiktyon. Kemudiandia bergerak ke selatan ke Korinthos. Kota Athena memohon perdamaian dan Aleksander mengampuniAthena. Dia juga mengampuni semua orang yang terlibat dalam pemberontakan. Di Korinthos, terjadi peristiwaterkenal, yaitu pertemuannya dengan Diogenes Sang Kynis, yang memintanya untuk menyingkir sedikit karena

dia menghalangi matahari.[62] Di sana juga Aleksander diberikan gelar Hegemon, dan seperti halnya Filipus,Aleksander juga diangkat sebagai komandan dalam perang yang akan dilaksanakan melawan Persia. Ketika

sedang berada di Korinthos, Aleksander mendengar berita bahwa suku Thrakia memberontak di utara.[59][63]

Kampanye Balkan

Sebelum menyerang ke Asia, Aleksander ingin mengamankan perbatasan utaranya; dan, pada musim semi tahun335 SM, dia berhasil menghentikan beberapa pemberontakan. Mulai dari Amphipolis, dia pertama-tamabergerak ke timur ke negara-negara "Suku-suku Thrakia Merdeka"; dan di Gunung Haimos, pasukan

Makedonia menyerang dan mengalahkan pasukan Thrakia.[64] Pasukan Makedonia berarak menuju negara

Triballi, dan berhasil mengalahkan pasukan Triballi di dekat sungai Lyginos[65] (anak sungai Danube).Aleksander kemudian melaju selama tiga hari ke Danube, menghadapi suku Getai di seberang sungai. Diamengejutkan pasukan Getai dengan menyeberangi sungai pada malam hari. Dia berhasil memaksa pasukanGetai menyerah setelah meletusnya pertempuran kecil. Pasukan Getai mundur dan meninggalkan kota-kota

mereka pada pasukan Makedonia.[66][67] Kemudian terdengar berita bahwa Kleitos, Raja Illyria, dan RajaGlaukias dari Taulanti secara terbuka memberontak melawan otoritas Makedonia. Bergerak ke barat menujuIllyria, Aleksander mengalahkan semua pemberontak itu dan memaksan Kleitos dan Glaukias untuk melarikan

diri bersama pasukan mereka. Dengan demikian, perbatasan utara Aleksander pun aman.[68][69]

Ketika sedang sukses dalam kampanyenya di utara, ternyata Thebes dan Athena sekali lagi memberontak.

Aleksander dengan segera menyelesaikan kampanye di utara dan bergegas ke selatan bersama pasukannya.[70]

Kota-kota lainnya ragu-ragu, namun Thebes memutuskan untuk memberontak dengan mengerahkan seluruhkekuatannya. Akan tetapi perlawanan itu terbukti tidak efektif. Aleksander sangat marah pada Thebes. Diamembunuhi banyak tentara Thebes, meluluhlantakkan kota itu sampai hancur, menjual penduduknya sebagaibudak, dan membagi-bagi wilayah Thebes ke kota-kota Boiotia di sekitarnya. Setelah mendengar berita tentangmusnahnya kota Thebes, Athena pun menyerah pada Aleksander. Dengan demikian, seluruh Yunani sudah

berada di bawah kekuasaan Aleksander.[70] Setelah Yunani aman, Aleksander pun melaksanakan

kampanyenya di Asia. Dia menugaskan Antipatros untuk mengurus Makedonia.[71]

Penaklukan Kekaisaran Persia

Asia Minor

Page 9: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 9/35

Peta kekaisaran Aleksander dan jalan-jalan yang dia tempuh.

Pertempuran Issus, Mosaik Aleksander di

Pompeii.

Pasukan Aleksander menyeberangi Hellespont pada tahun 334 SM dengan jumlah tentara sekitar 48.100

infantri, 6.100 kavaleri dan armada laut yang terdiri dari 120 kapal dengan kru kapal sekitar 38.000 orang.[70]

Pasukan itu berasal dari Makedonia dan dariberbagai negara-kota Yunani, selain juga tentarabayaran, serta pasukan dari Thrakia, Paionia,

dan Illyria.[72] Setelah memperoleh kemenanganpertama melawan pasukan Persia dalamPertempuran Granikos, Aleksander menerimapenyerahan kota dan harta benda di Sardis,salah satu ibu kota provinsi di Persia.Aleksander lalu bergerak menuju pesisir

Ionia.[73] Di Halikarnassos, Aleksander suksesmelakukan pengepungan pertamanya. Diaberhasil memaksa musuh-musuhnya, yaknikapten tentara bayaran Memnon dari Rhodes dan satrap Persia di Karia, Orontobates, untuk mundur ke

laut.[74] Setelah menaklukkan Karia, Aleksander menugaskan Ada untuk memimpin urusan pemerintahan di

Karia. Ada sendiri mengadopsi Aleksander sebagai putranya.[75]

Dari Halikarnassos, Aleksander maju ke pegunungan Lykia dan dataran Pamphylia. Dia menaklukkan semuakota pesisir dengan tujuan untuk menyulitkan armada laut Persia. Jika kota-kota di pesisir dikuasai olehAleksander, maka kapal-kapal laut Persia tak akan bisa berlabuh. Mulai dai Pamphylia, di pesisir itu tidak adalagi pelabuhan yang penting dan Aleksander pun melanjutkan kampanyenya ke daratan dalam. Di Termessos,

Aleksander mengampuni kota Pisidia.[76] Di kota Gordium, ibu kota kuno Phrygia, Aleksander menjumpaiikatan Gordia yang terkenal tak dapat dibuka. Menurut legenda, orang yang mampu membukanya akan menjadi

"raja Asia".[77] Aleksander merasa bahwa tidak masalah bagaimana ikatan itu dibuka, dan dia pun

memotongnya dengan pedangnya.[78]

Levant dan Suriah

Setelah menghabskan musim dinginya dengan melakukankampanye di Asia Minor, pasukan Aleksander menyeberangiGerbang Cilicia pada tahun 333 SM, dan mengalahkan pasukanutama Persia di bawah pimpinan Darius III dalam Pertempuran

Issus pada bulan November.[79] Darius melarikan diri daripertempuran sehingga pasukannya kacau balau. Diameninggalkan istrinya, dua putrinya, ibunya Sisygambis, serta

sejumlah besar harta.[80] Setelah itu dia menawarkankesepakatan damai kepada Aleksander. Darius menawarkanakan menyerahkan seluruh wilayah yang telah ditaklukkan oleh

Aleksander serta tebusan sebesar 10.000 talen untuk menebus keluarganya. Aleksander menjawab bahwakarena dia kini adalah raja Asia, maka hanya dia sendirilah yang berhak mengatur masalah pembagian

wilayah.[81]

Aleksander bergerak maju untuk menguasai Suriah, serta sebagian besar pesisir Levant.[82] Namun setahunkemudian, pada 332 SM, dia terpaksa harus menyerang Tyre, yang pada akhirnya dia taklukkan melalui

pengepungan yang terkenal.[83][84] Setelah menaklukkan Tyre, Aleksander, membantai semua penduduk

prianya, dan menjual semua wanita dan anak-anak sebagai budak.[85]

Mesir

Page 10: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 10/35

Nama Aleksander Agung dalam

Hieroglif (ditulis dari kanan ke kiri),

sekitar 330 SM, Mesir. Museum

Louvre.

Penempatan dan pergerakan awal dalam

Pertempuran Gaugamela, 331 SM.

Setelah Aleksander menghancurkan Tyre, sebagian besar kota dalamrute ke Mesir menyerah, kecuali Gaza. Gaza memiliki suatu benteng

kuat yang di atas bukit dan sangat terlindung.[86] Pada awalPengepungan Gaza, Aleksander memanfaatkan alat-alat yangsebelumnya dia pakai ketika menyerang Tyre. Setelah tiga kali gagalmenyerang, benteng itu pada akhirnya berhasil ditembus, namunAleksander harus mendapat luka di bahunya. Seperti halnya di Tyre,semua penduduk pria dibantai, sedangkan semua wanita dan anak-

anak dijadikan budak.[87]

Di lain pihak, Yerusalem membuka gerbangnya dan menyerah padaAleksander. Menurut Yosephus, Aleksander diperlihatkan bukuramalan Daniel, mungkin bab 8, yang isinya adalah bahwa seorangraja Yunani yang kuat akan datang dan menaklukkan Kekaisaran

Persia. Setelah melihat isi buku tersebut, Aleksander mengampuni Yerusalem dan terus maju ke Mesir.[88][89]

Aleksander memasuki Mesir pada tahun 332 SM, di sana dia dipandang sebagai seorang pembebas.[90] Diamemperoleh gelar "penguasa baru alam semesta" dan putra dewa Amun di Orakel Oasis Siwa di gurun

Libya.[91] Sejak saat itu, Aleksander kadang disebut sebagai putra asli dari Zeus-Ammon, dan mata uang yang

kemudian muncul menggambarkan dirinya dengan hiasan tanduk kambing sebagai simbol kedewaannya.[92][93]

Dalam masa tinggalnya di Mesir, dia mendirikan Aleksandria (Iskandariyah), yang kelak akan menjadi ibu kota

Kerajaan Ptolemaik setelah kematian Aleksander.[94]

Assyria dan Babilonia

Berangkat dari Mesir pada tahun 331 SM, Aleksanderpergi menuju ke timur ke Mesopotamia (sekarang Irakutara) dan sekali lagi mengalahkan Darius dalam

Pertempuran Gaugamela.[95] Lagi-lagi Darius terpaksakabur dan meninggalkan arena pertempuran, Aleksandermengejarnya sampai ke Arbela. Gaugamela akanterbukti sebagai pertempuran terakhir dan palingmenentukan antara Aleksander dan Darius. Aleksanderlalu bergerak menuju Babilonia dan menaklukkan kota

tersebut.[96]

Persia

Dari Babilonia, Aleksander melaju ke Susa, salah satu

ibu kota Persia, dan merebut harta bendanya yang legendaris.[96] Aleksander mengirim sebagian besarpasukannya ke ibu kota seremonial Persia, Persepolis, lewat Jalan Kerajaan, dan dia sendiri memimpin tentara-tentara pilihannya melalui rute langsung ke kota tersebut. Aleksander harus menyerang jalan masuk ke GerbangPersia (di Pegunungan Zagros modern) yang telah diblok oleh pasukan Persia di bawah pimpinan Ariobarzanes

dan kemudian menghancuran Persepolis sebelum garnisunnya dapat mengamankan harta benda.[97] Ketikamamsuki Persepolis Aleksander mengizinkan pasukannya untuk menjarah kota dan kemudian menyuruh mereka

berhenti.[98] Aleksander tinggal di Persepolis selama lima bulan.[99] Dalam masa tinggalnya di ibu kota,kebakaran terjadi di istana timur Xerxes dan menyebar ke seluruh kota. Banyak dugaan mengenai apakahkebakaran itu terjadi karena kecelakaan, atau sebagai tindakan pembalasan atas pembakaran Akropolis Athena

pada masa Perang Yunani-Persia Kedua.[100] Arrianus, dalam salah satu kritiknya mengenai Aleksander,menyatakan, "Aku juga tidak merasa bahwa Aleksander menunjukkan pengertian yang baik dalam tindakan ini

Page 11: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 11/35

Koin perak Aleksander, Museum Britania

atau bahwa dia dapat menghukum rakyat Persia atas tindakan masa lalu."[101]

Kejatuhan Persia

Aleksander lalu pergi mengejar Darius lagi, pertama-tama ke Media, dan kemudian ke Parthia.[102] Raja Persiaitu tak lagi dapat mengendalikan nasibnya, dan dia ditawan oleh Bessus, satrapnya di Baktria dan juga

kerabatnya.[103] Ketika Aleksander datang, Bessus dan anak buahnya telah menusuk Darius sampai mati.Bessus lalu menyatakan dirinya sebagai penerus Darius dengan nama Artaxerxes V, sebelum kemudian mundur

ke Asia Tengah untuk melancarkan serangan gerilya terhadap Aleksander.[104] Mayat Darius dimakamkan oleh

Aleksander di dekat makam para pemimpin Akhemeniyah lainnya dengan upacara pemakaman yang suci.[105]

Aleksander mengklam bahwa sebelum wafat, Darius telah mengangkat Aleksander sebagai penerus takhta

Akhemeniyah.[106] Kekaisaran Akhemeniyah atau Kekaisaran Persia pada umumnya dianggap telah runtuh

dengan meninggalnya Darius.[107]

Asia Tengah

Aleksander, kini menganggap diri sebagai penerus sah dariDarius, melihat Bessus sebagai pemberontak yang mengancamtakhta Akhemeniyah. Aleksander pun melakukan serangan untukmengalahkannya. Kampanye militer ini, yang pada awalnyadirencanakan untuk melawan Bessus, pada akhirnya menjadipetualangan Aleksander di Asia Tengah. Aleksander mendirikankota-kota baru, dan semuanya diberi nama Aleksandria,termasuk Kandahar modern di Afghanistan, dan AleksandriaEskhate ("Yang Terjauh") Tajikistan modern. Kampanye inimembawa Aleksander melewati Media, Parthia, Aria(Afghanistan barat), Drangiana, Arachosia (Afghanistan Tengah dan Selatan), Baktria (Afghanistan Tengah dan

Utara), dan Scythia.[108]

Bessus dikhiantai pada tahun 329 SM oleh Spitamenes, yang memegang posisi tak jelas dalam kesatrapanSogdiana. Spitamenes menyerahkan Bessus pada Ptolemaios, salah satu rekan terpercaya Aleksander, dan

Bessus pun dihukum mati.[109] Akan tetapi, ketika, di suatu waktu, Aleksander sedang sibuk di Jaxartes dalamrangka menghadapi serbuan pasukan nomad berkuda, Spitamenes malah memimpin pemberontakan diSogdiana. Aleksander mengalahkan pasukan Scythia dalam Pertempuran Jaxartes dan dengan segeramelancarkan kampanye militer melawan Spitamenes. Aleksander berhasil mengalahkannya dalam PertempuranGabai. Setelah kalah, Spitamenes dibunuh oleh anak buahnya sendiri, yang kemudian memohon perdamaian

pada Aleksander.[110]

Permasalahan

Setelah menguasai Persia, Aleksander mengambil gelar Persia "Raja dari Segala Raja" (Shahanshah) danmengadopsi beberapa ciri khas Persia dalam hal pakaian dan kebiasaan di istananya. Yang paling terkenaladalah adat proskynesis, kemungkinan adat mencium tangan secara simbolis, atau sujud di tanah, yang biasa

orang Persia lakukan di depan atasan mereka.[111][112] Orang Yunani menganggap bahwa gerakan tersebuthanya boleh dilakukan kepada dewa dan mereka percaya bahwa Aleksander berniat mendewakan dirinyadengan cara menyuruh orang-orang melakukan itu padanya. Akibatnya dia kehilangan banyak simpati dari para

anak buahnya,[112] dan pada akhirnya dia meninggalkan kebiasaan tersebut.[113]

Page 12: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 12/35

Pernikahan Aleksander dan

Roxane, oleh Andre Castaigne.

Suatu hari rencana pembunuhan terhadap dirinya terungkap. dan salah satu perwiranya, yaitu Philotas, dihukummati karena tidak dapat menangai rencana pembunuhan itu dengan cepat. Kematian seorang putramengharuskan ayahnya juga untuk ikut mati, dan demikianlah Parmenion, yang bertugas menjaga harta benda doEcbatana, dibunuh secara diam-diam atas perintah Aleksander, supaya dia tidak dapat membalaskan kematianputranya. Aleksander juga pernah secara langsung membunuh pria yang pernah menyelamatkan nyawanya di

Granikos, yaitu Kleitos si Hitam, ketika mereka sedang mabuk dan berdebat di Maracanda.[114] Di kemudianhari, dalam kampanye di Asia Tengah, rencana pembunuhan kedua terungkap, kali ini diprakarsai oleh pelayanprianya sendiri. sejarawan resminya, Kallisthenes dari Olynthos (yang tak lagi disukai oleh Aleksander karenamemimpin oposisi terhadap usahanya untuk memperkenalkan proskynesis), dituduh terlibat dalam rencanapembunuhan tersebut; Namun, tidak pernah ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai

keterlibatannya dalam persekongkolan.[115]

Makedonia

Ketika Aleksander pergi ke Asia, dia menugaskan jenderalnyaAntipatros, seorang pemimpin dengan pengalaman politik dan militer danbagian dari "Garda Lama" yang telah melayani Filipus, untuk mengurus

Makedonia.[71] Penghancuran Aleksander terhadap kota Thebes telahmembuat kota-kota lainnya diam sehingga Yunani terjamin tetap aman

selama Aleksander absen.[71] Masalah yang muncul adalah ancaman dariraja Sparta, Agis III, pada tahun 331 SM, yang untungnya dapatdiselesaikan oleh Antipatros. Agis dikalahkan dan dibunuh olehAntipatros dalam suatu pertempuran di Megalopolis setahun

kemudian.[71] Antipatros lalu meminta Aleksander untuk menghukum

Sparta, namun Aleksander lebih memilih untuk mengampuni mereka.[116]

Masalah lainnya adalah perselisihan antara Antipatros dan ibuAleksander Olympias. Masing-masing dari mereka sama-sama mengeluh

kepada Aleksander mengenai yang lainnya.[117] Secara umum, Yunanimengalami periode perdamaian dan kemakmuran selama kampanye

militer Aleksander di Asia.[118] Aleksander juga mengirim balik sejumlahbesar harta hasil dari penaklukannya, yang berhasil meningkatkan

perekonomian dan mengembangkan perdagangan antar daerah di kekaisarannya.[119] Namun dalam prosesnya,Aleksander terus-menerus meminta tambahan pasukan serta penduduk dari Yunani untuk mengisi berbagaidaerah di kekaisarannya. Tindakan ini sangat melemahkan Makedonia bertahun-tahun setelah kematiannya, dan

akan berujung pada kekalahan dan pendudukan Makedonia oleh Romawi.[120]

Kampanye di India

Invasi ke anak benua India

Aleksander menikah dengan Roxane (Roshanak dalam bahasa Baktria) untuk memperkuat hubungannya dengankesatrapan di Asia Tengah. Setelah itu Aleksander mengalihkan perhatiannya ke anak benua India. Diamengundang semua kepala suku dari bekas kesatrapan Gandhara, di daerah utara Pakistan modern, untukdatang dan tunduk di bawah kekuasaannya. Omphis, penguasa Taxila, yang kerajaannya membentang dariIndus sampai Hydaspes, bersedia tunduk, namun para kepala suku dari beberapa klan perbukitan, termasukbagian-bagian Aspasioi dan Assakenoi dari suku Kambojas (dikenal juga dalam naskah-naskah India sebagai

Ashvayanas Dan Ashvakayanas), menolak untuk menyerah.[121]

Page 13: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 13/35

"Koin kejayaan" perak Aleksander

Agung, dicetak di Babilonia c.322

SM, menyusul kampanyenya di India.

Bagian depan: Aleksander dimahkotai

oleh dewi Nike.

Bagian belakang: Aleksander

menyerang raja Puru yang sedang

mengendarai gajahnya. Museum

Britania.

Pada musim dingin tahun 327/326 SM, Aleksander secara langsung memimpin pasukan untuk menghadapi klan-klan yang tidak mau tunduk kepadanya, antara lain suku Aspasioi dari lembah Kunar, suku Guraeus dari lembah

Guraeus, dan suku Assakenoi dari lembah Swat dan Buner.[122] Pertempuran yang sengit terjadi melawanpasukan Aspasioi ketika Aleksander sendiri terluka bahunya oleh panah. Namun pasukan Aspasioi padaakhirnya berhasil dikalahkan. Aleksander kemudian menghadapi pasukan Assakenoi, yang memberikan

perlawanan yang luar biasa dari benteng Massaga, Ora dan Aornos.[121] Benteng Massaga berhasil ditaklukkansetelah melalui pertumpahan darah selama beberapa hari dan Aleksander lagi-lagi terluka di bagian pergelangankakinya. Menurut Curtius, "Aleksander tidak hanya membantai seluruh penduduk Massaga, tetapi juga

menghancurkan bangunan-bangunannya".[123][124] Pembantaian serupa terjadi di Ora, benteng lainnya miliksuku Assakenoi. Setelah peristiwa Massaga dan Ora, banyak orangAssakenoi yang menyelamatkan diri ke benteng Aornos. Aleksandermengikuti mereka dan berhasil menaklukkan benteng di atas bukittersebut setelah melakukan pertempuran yang sangat berdarah selama

empat hari.[121]

Setelah menaklukkan Aornos, Aleksander menyeberangi sungai Indusdan bertempur melawan penguasa Punjabi lokal yang bernama RajaPuru, yang menguasai daerah di Punjab. Aleksander mengalahkanPuru melalui pertempuran yang sengit, yaitu Pertempuran Hydaspes

pada tahun 326 SM.[125] Aleksander sangat terkesan dengankeberanian Puru dalam pertempuran tersebut dan karena itu seusaipertempuran Aleksander menjalin kerja sama dengannya sertamengangkatnya sebagai salah satu satrap di kerajaannya. Aleksanderbahkan menambahkan wilayah yang sebelumnya tidak dikuasai olehPuru. Alasan lainnya kemungkinan lebih bersifat politis, yaitu karenauntuk mengendalikan daerah yang jauh dari Yunani, Aleksander

membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lokal.[126]

Aleksander mendirikan dua kota baru di kedua sisi sungai Hydaspes,dan salah satunya dia beri nama Bukephala sebagai penghormatankepada kuda yang telah membawanya ke India. Kudanya itu

meninggal dalam pertempuran.[127] Kota yang satunya dinamai Nikaia

(Kejayaan) di situs arkeologis Mong.[128][129]

Pemberontakan pasukan

Di sebelah timur kerajaan Puru, di dekat Sungai Gangga, berdiriKekaisaran Nanda di Magadha dan Kekaisaran Ganggaridai diBengali. Dua kekaisaran itu sangatlah kuat. Pasukan Aleksanderkemudian memberontak karena tidak mau lagi menghadapi pasukanIndia yang kuat. Selain itu mereka juga sudah lelah setelah berperangselama bertahun-tahun. Mereka memberontak di Sungai Hyphasis,menolak untuk maju lebih jauh ke timur. Demikianlah, sungai ini

menjadi batas paling timur penaklukan Aleksander.[130][131]

Page 14: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 14/35

Invasi Aleksander di anak benua

India.

“Mereka secara kasar menentang Aleksander ketika dia bersikeras ingin menyeberangi sungaiGangga, yang lebarnya, sesuai yang mereka tahu, adalah tiga puluh dua furlong, kedalamannya

mencapai seratus depa, sedangkan bantarannya di sisi seberang telah dipenuhi oleh banyakprajurit dan penunggang kuda dan gajah musuh. Karena mereka sudah diberi tahu bahwapasukan Ganderites dan Praesii telah menanti kedatangan mereka dengan menyiapkan delapan

puluh ribu penunggang kuda, dua ratus ribu pasukan pejalan kaki, delapan ribu kereta perang,dan enam ribu gajah perang.

—[130]

Aleksander berbicara kepada pasukannya dan berusaha untuk membujuk mereka supaya mau berjalan lebihjauh ke India namun Koinos, salah satu jenderalnya, memohon pada Aleksander untuk berubah pikiran danpulang. Koinos berkata, "Para tentara sudah rindu untuk berjumpa kembali dengan orang tua, istri dan anak-anak mereka. Aleksander menyadari keadaan pasukannya dan dia pun akhirnya setuju. Dia dan pasukannyakemudian berbelok ke selatan dan menyusuri Sungai Indus. Dalam perjalanannya, mereka menaklukkan klan-

klan Malli (di Multan modern), dan beberapa suku India lainnya.[132]

Aleksander mengirim sejumlah besar pasukannya ke Carmania (Iran selatan modern) beserta jenderalnyaKrateros, dan juga mengirim armada laut untuk mengeksplorasi pesisir Teluk Persia di bawah admiralNearkhos. Sementara dia sendiri memimpin pasukannya untuk mundur ke Persia melalui rute selatan yang lebih

sulit di sepanjang Gurun Gedrosia dan Makran (kini bagian dari Iran selatan dan Pakistan selatan).[133]

Alekander sampai di Susa pada tahun 324 BC, namun dia kehilangan banyak prajurit akibat kondisi gurun yang

keras.[134]

Tahun-tahun terakhir di Persia

Mengetahui bahwa banyak satrap dan gubernur militernya yang bertindak melenceng selama dia absen,Aleksander pun menghukum mati beberapa dari mereka dalam perjalanannya ke Susa sebagai contoh bagi yang

lainnya.[135][136] Sebagai ungkapan terima kasih kepada pasukannya, Aleksander membayar lunas gaji paratentaranya, dan mengumumkan bahwa dia akan mengirim prajurit yang sudah tua dan cacat kembali keMakedonia dengan dimpimpin oleh Krateros. Namun, pasukannya salah paham atas niat Aleksander. Mereka

Page 15: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 15/35

Sebuah diari astronomi Babilonia (c.

323–322 SM) yang berisi tentang

kematian Aleksander (Museum

Britania, London)

pun memberontak di kota Opis, menolak untuk dikirim balik dan secara keras mengkritik usahanya untukmenagdopsi adat dan pakaian Persia, dan upaya masuknya para perwira dan tentara Persia ke dalam unit-unit

militer Makedonia.[137] Aleksander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampunipara prajuritnya. Setelah tiga hari, Aleksander sadar dia tidak dapat membujuk pasukannya. Aleksander puntak lagi memasukkan komando Persia ke dalam pasukan Makedonia, sebaliknya gelar-gelar militer Makedoniakini dapat diberikan untuk unit-unit perang Persia. Maka pasukan Makedonia langsung meminta maaf, danAleksander memaafkan mereka. Pada malam harinya, Aleksander menggelar acara makan-makan yang dihadiri

oleh beberapa ribu prajuritnya, dan mereka makan bersama.[138] Dalam upaya menciptakan perdamaian yangbertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Aleksander mengadakan pernikahan massal di Susaantara para perwiranya dengan wanita bangsawan Persia. Akan tetapi, hanya sedikit dari pernikahan tersebut

yang bertahan lebih dari setahun.[136] Sementara itu, setelah tiba di istananya, Aleksander mengetahui bahwabeberapa orang telah menodai makam Koresh yang Agung. Aleksander dengan cepat menghukum mati mereka,karena mereka sebenarnya ditugaskan untuk menjaga makam Koresh tersebut, yang sangat dihormati oleh

Aleksander.[139]

Setelah Aleksander pergi ke Ekbatana untuk mengambil bagian terbesar dari harta kekayaan Persia, sahabatterdekat dan mungkin kekasihnya, Hephaistion, meninggal karena suatu penyakit, atau barangkali akibat

diracun.[140][141] Arrian menemukan banyak sumber yang meragukan tentang reaksi duka Aleksander ataskematian itu, meskipun hampir semua pendapat setuju bahwa kematian Hephaistion cukup menggucangAleksander. Dia memerintahkan pelaksananaan pemakaman sahabatnya itu untuk diselenggarakan secara mahal

di Babilonia. Selain itu, Aleksander juga memerintahkan dilaksanakannya masa berkabung bersama.[140]

Setelah kembali ke Babilonia, Aleksander merencanakan serengkaian kampanye militer baru, yang akan dimulaidengan invasi ke Jazirah Arab. Namun dia tidak sempat merealisasikan rencana tersebut karena dia meninggal

dunia tidak lama setelah kembali ke Babilonia.[142]

Kematian

Pada tanggal 10 atau 11 Juni 323 SM, Aleksander meninggal di

istana Nebukadnezar II, di Babilonia pada usia 32 tahun.[143] Rincianmengenai kematian tersebut sedikit berbeda-beda. Catatan Plutarchmenceritakan bahwa sekitar 14 hari sebelum kematiannya,Aleksander menjamu admiralnya, Nearkhos, dan menghabiskanmalam serta hari berikutnya dengan minum-minum bersama Medios

dari Larissa.[144] Aleksander lalu mengalami demam, yang semakinlama semakin parah, sampai-sampai dia tak dapat lagi berbicara.Para tentara menjadi sangat cemas ketika Aleksande hanya dapat

mengabaikan tangannya pada mereka.[144][145][146] Dua hari

kemudian, Aleksander meninggal dunia.[144][145] Sementara Diodorosmenceritakan bahwa Aleksander menderita rasa sakit setelahmeneggak semangkuk besar angur yang tidak dicampur untukmenghormati Herakles, dan wafat setelah mengalami semacam rasa

sakit,[147] yang juga disebutkan sebagai alternatif oleh Arrian, namun

Plutarch secara khusus membantah klaim ini.[144]

Mengingat aristokrasi Makedonia punya kecenderungan untuk melakukan pembunuhan,[148] maka munculdugaan bahwa Aleksander meninggal dunia akibat dibunuh. Diodoros, Plutarch, Arrian dan Yustinus semuanya

menyebutkan teori bahwa Aleksander diracun. Plutarch menganggapnya sebagai pemalsuan,[55] sedangkan

Diodoros dan Arrian berkata bahwa mereka menyebutkannya hanya demi kelengkapan.[147][149] Meskipun

Page 16: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 16/35

Relief pada Sarkofagus Aleksander.

demikian, catatan-catatan mereka cukup konsisten dalam menduga para tersangka di balik pembunuhanAleksander, di antaranya adalah Antipatros, yang baru saja diberhentikan dari jabatannya sebagai raja mudaMakedonia, dan tersangka lainnya anehnya adalah Olympias. Barangkali datang ke Babilonia untuk menanti

hukuman mati,[150] dan telah melihat nasib yang menimpa Parmenion dan Philotas,[151] Antipatros pun menyusunrencana supaya Aleksander diracun oleh putranya Iollas, yang merupakan penuang anggur

Aleksander.[55][149][151] Bahkan ada dugaan bahwa Aristoteles terlibat dalam konspirasi tersebut.[55][149]

Sebaliknya, argumen terkuat melawan teori racun adalah fakta bahwa ada dua belas hari antara awal sakitnya

dan kematiannya; di dunia kuno, racun yang bereaksi lama seperti itu kemungkinan tidak tersedia.[152] Akantetapi pada tahun 2010, sebuah teori diajukan yang mengindikasikan bahwa keadaan kematian Aleksandersesuai dengan peracunan oleh air sungai Styx (Mavroneri) yang mengandung calicheamicin, suatu bahan

berbahaya yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di airnya.[153]

Beberapa penyebab alami (penyakit) telah diajukan sebagai penyebab kematian Aleksander; malaria ataudemam tifoid adalah kandidat yang jelas. Sebuah artikel tpada tahun 1998 dalam New England Journal of

Medicine menyebutkan kematian Aleksander disebabkan oleh pelubangan usus dan kelumpuhan menaik,[154]

sedangkan analisis terkini lainnya mengajukan spondilitis pirogenis atau meningitis sebagai penyebabnya.[155]

Penyakit lainnya dapat juga menjadi penyebabnya, termasuk pankreatitis akut atau Virus West Nile.[156][157]

Teori penyebab alami juga cenderung menekankan bahwa kesehatan Aleksander mungkin semakin menurunakibat suka minum-minum dan menderita luka-luka dalam perang (termasuk luka di India yang hampirmerenggut nyawanya). Lebih jauh lagi, duka cita yang dirasakan oleh Aleksander setelah kematian Hephaestion

mungkin ikut memperburuk kesehatannya.[154]

Penyebab lainnya yang diduga mengakibatkan kematian Aleksander adalah overdosis obat-obatan yang

mengandung hellebore, sejenis tanaman yang berbahaya jika dikonsumsi dalam dosis yang banyak.[158][159]

Pemakaman

Jenazah Aleksander disimpan di sarkofagus antropoid daru

emas, yang dimasukkan lagi ke dalam peti mati dari emas.[160]

Berdasarkan Aelianus, seorang peramal bernama Aristandrosmeramalkan bahwa tanah tempat Aleksander diistirahatkan

"akan bahagia dan tak tertaklukkan selamanya".[161] Yang lebihmungkin, para penerusnya barangkali menganggap kepemilikanatas jenazah Aleksander sebagai suatu lambang legitimasi (adalah

hak khusus kerajaan untuk memakamkan raja sebelumnya).[162]

Bagaimanapun, Ptolemaios mencuri iring-iringan pemakaman,

dan membawanya ke Memphis.[160][161] Penggantinya, Ptolemaios II Philadelphos, memindahkan sarkofaguske Aleksandria. Sarkofagus itu berada di sana hingga setidaknya Zaman Kuno Akhir. Ptolemaios IX Lathyros,salah satu penerus Ptolemaios I, mengganti sarkofagus emas Aleksander dengan sarkofagus dari kaca.

Sarkofagus emasnya dia lelehkan untuk kemudian dibuat menjadi uang koin.[163] Pompeius, Julius Caesar danAugustus semuanya pernah mengunjungi makam Aleksander di Aleksandria. Augustus diduga menggangguhidung jenazah Aleksander. Caligula dikatakan mengambil pelindung dada Aleksander dari makam untukkepentingannya sendiri. Pada tahun 200 M, Kaisar Septimius Severus menutup makam Aleksander untukumum. Putra dan penggantinya, Caracalla, adalah pengagum berat Aleksander. Dia pernah mengunjungi makam

Aleksander pada masa pemerintahannya. Setelah itu, nasib makam tersebut menjadi tidak banyak diketahui.[163]

Sarkofagus yang disebut "Sarkofagus Aleksander" ditemukan di dekat Sidon dan kini berada di MuseumArkeologi Istanbul. Sarkofagus itu dinamai begitu bukan karena di dalamnya ada jenazah Aleksander, tetapikarena di bagian luarnya terdapat relief yang menggambarkan Aleksander dan rekan-rekannya yang sedangberburu dan bertempur melawan pasukan Persia. Awalnya itu dikira sebagai sarkofagus Abdalonymos

Page 17: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 17/35

Setelah Aleksander wafat, kekaisarannya terpecah

menjadi empat kerajaan; Kerajaan Ptolemaik (biru

tua) , Kekaisaran Seleukia (kuning), Kerajaan

Pergamon (jingga), dan Kerajaan Makedonia (hijau).

(meninggal 311 SM), raja Sidon yang diangkat oleh Aleksander segera setelah pertempuran Issus pada tahun

331.[164][165][166] Namun, baru-baru ini diduga bahwa sarkofagus itu berasal dari masa yang lebih awaldaripada kematian Abdolymos.

Wasiat

Diodoros Sikolos menulis bahwa Aleksander telah memberi instruksi tertulis yang rinci kepada Krateros

sebelum meninggal dunia.[167] Meskipun Krateros sudah mulai melaksanakan beberapa perintah Aleksander,namun para penerusnya memilih untuk tidak melaksanakannya lebih lanjut, dengan alasan tidak praktis dan

boros..[167] Meskipun demikian, kehendak Aleksander dibacakan kepada pasukannya oleh Perdikkas setelah

kematian Aleksander.[71] Wasiat itu menyuruh untuk melakukan ekspansi imiliter ke Mediterania barat danselatan, membangun monumen, dan pencampuran penduduk Timur dan Barat. Isinya adalah:

Membangun makam monumental untuk ayahnya Filipus, "untuk menyamai piramida terbesar di Mesir"[71]

Mendirikan kuil di Delos, Delphi, Dodona, Dium, Amphipolis, Kirnos, dan sebuah kuil monumental untuk

dewi Athena di Troya[71]

Menaklukkan Jazirah Arab dan seluruh Mediterania[71]

Berlayar mengelilingi Afrika[71]

Mendirikan kota-kota dan "mengirim penduduk dari Asia ke Eropa dan sebaliknya dari Eropa ke

Asia, dengan tujuan menyatukan dua benua itu dan persahabatan dengan cara pernikahan antar

bangsa dan ikatan keluarga."[168]

Pembagian kekaisaran

Kematian Aleksander begitu tiba-tiba sehingga ketikaberitanya mencapai Yunani, orang-orang tidak langsung

percaya.[71] Aleksander tidak memiliki ahli waris yangsah dan jelas, putranya Aleksander IV dari hubungannyadengan Roxane lahir setelah Aleksander meninggal.Akibatnya muncul pertanyaaan besar mengenai siapayang akan memimpin kekaisaran yang baru ditaklukkan

dan belum tenang ini.[169] Berdasarkan Diodoros,rekan-rekan Aleksander sempat bertanya kepadaAleksander, yang saat itu sedang sekarat, mengenaikepada siapa Aleksander mewarskan kerajaannya.Aleksander menjawab singkat, "tôi kratistôi" ("kepada

yang terkuat").[147] Mengingat bahwa Arrianus danPlutarch menyatakan bahwa ketika itu Aleksander sudah

tidak dapat berbicara, cerita tersebut agak diragukan kebenarannya.[170] Diodoros, Curtius dan Yustinus jugapunya cerita yang lebih masuk akal bahwa Aleksander meberikan segelnya kepada Perdikkas, salah satupengawalnya dan pemimpin pasukan kavaleri rekan. Aleksander melakukannya di depan sejumlah saksi, dan

dengan demikian mungkin Aleksander mencalonkan Perdikkas sebagai penerusnya.[147][169]

Dalam hal apapun, Perdikkas awalnya secara eksplisit menolak mengklaim kekuasaan. Dia malah menginginkanputra Roxane untuk menjadi raja, jika Roxane melahirkan bayi laki-laki. Sementara dia, Krateros, Leonnatos,dan Antipatros akan menjadi penjaga sang raja. Akan tetapi, pasukan infantri, di bawah komando Meleagros,menolak hal ini dengan alasan mereka tidak diikutsertakan dalam diskusinya. Sebaliknya, mereka mendukungsaudara tiri Aleksander, Filipus Arrhidaios. Pada akhirnya, kedua belas pihak berdamai, dan setelah Aleksander

IV lahir, dia dan Filipus III diangkat sebagai raja bersama, meskipun itu hanyalah gelar saja.[171]

Page 18: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 18/35

Pertempuran Granikos, 334 SM.

Pertempuran Issus, 333 SM.

Tidak lama setelah itu, perselisihan dan persaingan mulai menimpa orang-orang Makedonia. Kesatarapan-kesatrapan yang diserahkan oleh Perdikkas melalui Pembagian Babilonia menjadi basis kekuatan bagi masing-masing jenderal untuk melancarkan tawarannya untuk kekausaan. Setelah Perdikkasn dibunuh oleh pembunuhgelap pada tahun 321 SM, persatuan Makedonia runtuh dan terjadilah perang selama empat puluh tahun antara"Para Penerus" (Diadokhoi). Setelah itu kekaisaran Aleksander terpecah menjadi empat wilayah kekuassaanterpisah yang stabil, yaitu Kerajaan Ptolemaik di Mesir, Kekaisaran Seleukia di Persia, Kerajaan Pergamon diAsia Minor, dan Kerajaan Makedonia di Yunani. Dalam prosesnya, baik Aleksander IV dan Filipus III

terbunuh.[172]

Karakter

Keahlian militer

Aleksander memperoleh gelar "yang Agung" karena kesuksesannya

yang tak tertandingi sebagai komandan militer.[70] Dia tidak pernahkalah dalam pertempuran, meskipun sering kalah jumlah dalam banyak

pertempuran yang dia lakukan.[70] Kesuksesan ini karenakeberhasilannya memanfaatkan keadaan medan perang, penguasaansiasat phalanx dan kavaleri, strategi yang berani, dan terutamakemampuannya untuk membangkitkan kesetiaan yang luar biasa di

antara para prajuritnya.[173][174] Phalanx Makedonia, yangbersenjatakan sarissa, yaitu tombak sepanjang enam meter, telahdikembangkan dan disempurnakan oleh Filipus II melalui latihan yang

keras,[174] dan Aleksander mempergunakan kecepatan dankemampuan manuvernya untuk efek yang besar melawan pasukan

Persia yang lebih banyak namun lebih terpisah.[174] Aleksander jugamampu memahami potensi perpecahan di antara pasukannya, yangmemiliki bahasa dan senjata yang berebda-beda, dan dia mengatasi hal

itu dengan cara terlibat secara langsung dalam pertempuran,[175]

dengan tata cara sebagai raja Makedonia.[173][174]

Dalam pertempuran pertamanya di Asia, yakni di Granikos, Aleksanderhanya mengerahkan sedikit pasukannya, kemungkinan 13.000 infantridengan 5.000 kavaleri. Sementara pasukan Persia yang dihadapinyaberjumlah 40.000 prajurit. Aleksander menempatkan pasukan phalanxdi bagian tengah dan kavaleri serta pemanah di bagian sayap, dengan

demikian barisannya menjadi sama panjang dengan barisan kavaleri Persia yang dia hadapi, yaitu sekitar 3 km(1.86 mil). Pasukan infantri Persia sendiri diposisikan di belakang kavaleri. Dengan siasat tersebut, Aleksandermemastikan bahwa pasukannya tidak akan dijepit, sedangkan pasukan phalaxnya, yang bersenjatakan tombakpanjang, memiliki keuntungan yang besar terhadap skimitar dan lembing pasukan Persia. Pada akhirnya,

kerugian yang dialami pasukan Persia jauh lebih besar daripada kerugian pasukan Makedonia.[176]

Di Issus pada tahun 333 SM, Aleksander pertama kali berhadapan dengan Darius. Ketika itu dia menggunakanmetode pemosisian yang sama, dan lagi-lagi phalanx di bagian tengah berhasil mendorong maju karena memiliki

keuntungan berupa senjata tombak mereka yang panjang.[176] Ini memungkinkan Aleksander secara langsungmemimpin serangan di bagian tengah barisan melawan Darius. Pada akhirnya Darius melarikan diri dan pasukan

Persia mundur secara kacau.[173] Dalam pertempuran yang menentukan di Gaugamela, Darius telah melengkapikereta perang-kereta perangnya dengan sabit pada bagian rodanya untuk memecah barisan phalanx dankavaleri Aleksander. Menghadapi ini, Aleksander menyusun formasi phalanx ganda, dengan bagian tengahnya

Page 19: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 19/35

Patung tiruan Romawi dari

patung asli buatan Lysippos,

Museum Louvre. Plutarch

merasa bahwa patung ini

adalah penggambaran

Aleksander yang paling jujur.

membentuk sudut. Ketika kereta perang Persia menyerang, barisan phalanx ini akan memisahkan diri dankemudian mengelompok kembali. Rencana Aleksander berhasil dan bagian tengah barisan Persia berhasil

ditembus. Darius kalah dan dia melarikan diri lagi.[176]

Ketika berhadapan dengan musuh yang bertempur dengan teknik yang tidak dia kenal, seperti misalnya di AsiaTengah dan India, Aleksander dengan cepat mampu menyesuaikan gaya tempur pasukannya. Jadi, di Baktriadan Sogdiana, Aleksander sukses mengerahkan para pelempar lembing dan pemanahnya untuk mencegah

kepungan musuh, dan pada saat yang sama dia menumpuk kavaleri di bagian tengah barisan.[173] Di India,ketika berperang melawan korps gajah Raja Puru, pasukan Makedonia bisa menang dengan cara membukabarisan dan mengurung gajah-gajah musuh. Kemudian dengan mengarahkan tombak sarissa mereka ke arah dan

menjatuhkan para penunggang gajahnya.[138]

Penampilan fisik

Biografer Yunani Plutarch (ca. 45–120 M) menggambarkan penampilanAleksander sebagai berikut:

“Aleksander memiliki kulit terang, rambut pirang, dan matabiru yang mampu melelehkan hati. Bau harum alami keluar

dari tubuhnya, begitu kuat sampai-sampai pakainnya juga ikutwangi.

—[177]

Sejarawan Yunani lainnya Arrianus (Lucius Flavius Arrianus 'Xenophon' ca.86 - 160 M) mendeskripsikan Aleksander sebagai:

“Komandan yang tampan dan kuat dengan mata yang satu

sehitam malam dan mata yang satunya sebiru langit ”

—[178]

Banyak penggambaran dan patung yang menggambarkan Aleksander dalam postur tubuh berbentuk S, denganpadangan ke arah atas. Beberapa sejarawan beranggapan bahwa ini menunjukkan Aleksander memiliki cacatfisik. Namun ini juga merupakan konsep seni tradisional Contrapposto yang sering digunakan oleh para

pematung kuno dan modern untuk menunjukkan keindahan, keanggunan, dan dominasi sosial.[179][180][181][182]

Para sejarawan itu berpendapat bahwa ayah Aleksander, Filipus II, dan saudaranya Filipus Arrhidaios mungkinjuga menderita cacat fisik, yang memunculkan kesimpulan bahwa Aleksander menderita gangguan skoliosisbawaan (leher familial dan cacat tulang belakang).

Sebagai contoh, sejarawan Britania modern Peter Green (lahir tahun 1924) mengajukan pendapat mengenaipenampilan fisik Aleksander, berdasarkan tinjauannya terhadap patung-patung dan beberapa dokumen kuno:

“Secara fisik, Aleksander tidaklah menawan. Bahkan untuk standar Makedonia ia sangatpendek, walaupun gempal dan tangguh. Janggutnya sedikit, dan dia berdiri di hadapan para

baron Makedonia dalam keadaan bercukur bersih. Lehernya dalam beberapa cara sedikitmemutar, sehingga ia tampak sedang menatap ke arah atas. Matanya (satu biru, satu coklat)

Page 20: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 20/35

Patung kepala Aleksander Agung

buatan Lysippos, dari Pella,

Yunani, abad ke-3 SM.

memperlihatkan kualitas yang feminin dan berembun. Dia memiliki kulit yang tinggi dan suara

yang kasar. ”

—[183]

Bahkan ada pendapat dari ahli bedah Hutan Ashrafian bahwa skoliosis yang dialami Aleksander ikut berperan

dalam kematian Aleksander,[155] namun sejarawan Yunani kuno Arrianus dari Nikomedia menyatakan bahwa

Aleksander meninggal dunia akibat demam.[184]

Para penulis kuno mencatat bahwa Aleksander Agung sangat sennag dengan penggambaran dirinya oleh

Lysippos sehingga di membuat keputusan bahwa para pematung tidak boleh lagi membuat patung dirinya.[185]

Lysippos sudah sering menggunakan skema patung Contrapposto untuk menggambarkan Aleksander dan

tokoh-tokoh lainnya seperti misalnya Apoxyomenos, Hermes dan Eros.[181][186][187] Patung Lysippos yangterkenal karena naturalismenya yang seperti hidup, yang berkebalikan dengan pose statis yang kaku, dipercaya

sebagai penggambaran rupa Aleksander yang paling akurat.[188]

Kepribadian

Beberapa sifat Aleksander terbentuk sebagai respon terhadap orang tuanya.[183] Ibunya memiliki ambisi yangbesar untuk Aleksander, dan mendorongnya untuk percaya bahwa adalah takdinya untuk menaklukkan

Kekaisaran Persia.[183] Dan memang, Olyympias mungkin telah bertindak sampai sejauh meracuni Filipus

Arrhidaios dengan tujuan membuatnya cacat, dan mencegahnya menjadi saingan Aleksander.[55] Pengaruh

Olympias menanamkan ambisi yang besar dan perasaan akan takdir dalam diri Aleksander,[189] dan Plutarchmenceritakan bahwa ambisi Aleksander "menjaga semangatnya tetap serius dan tinggi seiring usianya

bertambah".[190] Hubungan Aleksander dengan ayahnya menghasilkan sisi kompetitif dalam kepribadiannya; dia

mesti melampaui ayahnya, karena itu kadang-kadang dia bersikap nekat dalam pertempuran.[183] SementaraAleksander merasa cemas bahwa ayahnya tidak akan mewariskan padanya "pencapaian hebat dan brilian untuk

diperlihatkan pada dunia",[13] ia masih berusaha untuk mengecilkan prestasi ayahnya di depan rekan-

rekannya.[183]

Sifat Aleksander yang paling jelas adalah sikap pemarah, kasar, dan

impulsif,[190][191] yang tak diragukan lagi ikut berpengaruh terhadap

beberapa keputusan dalam hidupnya.[183] Plutarch berpendapat bahwa

sifat ini yang menjadikan Aleksander kecanduan terhadap alkohol.[190]

Meskipun Aleksander keras kepala dan tidak menanggapi dengan baikperintah ayahnya, namun dia mudah dibujuk melalui alasa-alasan yang

jelas.[20] Dan memang, di samping memiliki temperamen yang berapi-api,ada juga sisi tenang dalam diri Aleksander. Dia itu cerdik, logis, danmemperhitungkan segala kemungkinan. Dia memiliki hasrat yang besarterhadap pengetahuan, dia cinta filsafat, dan dia adalah pembaca yang

setia.[25] Sifat-sifat itu tak diragukan berasal dari masa bimbingannya olehAristoteles, yang membuat Aleksander menjadi orang yang cerdas dan

cepat belajar.[20][183] Kisah bahwa dia berhasil "menyelesaikan" SimpulEmas menunjukkan kepintarannya. Sisi intelejen dan rasional Aleksanderdapat kita lihat dari kemampuan dan keberhasilannya sebagai seorang

jenderal.[191] Dia mampu menahan hasratnya untuk memperolehkenikmatan tubuh, misalnya hubungan seksual, namun dia kurang mampu

mengendalikan diri terhadap alkohol.[190][192]

Page 21: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 21/35

Lukisan dinding di Pompeii,

menggambarkan pernikahan

Aleksander dengan Barsine (Stateira)

pada tahun 324 SM. Pasangan ini

berpakaian sebagai Ares dan Afrodit.

Aleksander tidak diragukan lagi merupakan orang yang terpelajar, dan sangat menyukai seni maupun ilmu

pengetahuan.[25][190] Akan tetapi dia kurang tertarik pada olahraga, atau Olimpiade, tak seperti ayahnya.

Aleksander hanya mencari kejayaan dan ketenaran berdasarkan gagasan-gagasan Homeros.[189][190] Diamemiliki kharisma yang besar dan kepribadian yang kuat, semua karakteristik itu menjadikannya sebagai

pemimpin yang hebat.[169][191] Ini semakin diperkuat dengan ketidakmampuan para jenderalnya untukmenyatukan Makedonia dan mempertahankan kekaisaran setelah kematiannya. Hanya Aleksander yang

memiliki kepribadian dan kemampuan untuk melakukan hal tersebut.[169]

Megalomania

Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dan terutama setelah kematian Hephaistion, Aleksander mulai menunjukkan

gejala-gejala megalomania dan paranoia.[150] Pencapaiannya yang luar biasa, ditambah dengan perasaannya

yang tak terlukiskan mengenai takdir serta sanjungan rekan-rekannya, mungkin merupakan penyebabnya.[193]

Khayalannya tentang keagungan dapat dilihat dari wasiat-wasiat yang dia suruh Krateros untuk dilaksanakan,

juga dapat kita lihat dari hasratnya untuk menaklukkan dunia yang dikenal.[150]

Aleksander tampaknya percaya bahwa dia adalah dewa atau setidaknya ingin dirinya didewakan.[150] Olympias

selalu menanamkan dalam dirinya bahwa dia adalah putra Zeus.[2] Aleksander juga semakin merasa sebagai

keturunan dewa berkat pernyataan dari orakel Amun di Siwa.[92] Sejak itu dia memandang dirinya sendiri

sebagai putra Zeus-Ammon.[92] Aleksander mengadopsi beberapa unsur pakaian dan adat Persia di istananya,yang paling terkenal adalah adat proskynesis, suatu praktik yang tidak disetujui oleh anak buah Makedonianya,

yang tidak mau melakukannya.[111][112] Perilaku tersebut membuat Aleksander kehilangan banyak simpati dari

para anak buahnya.[112]

Hubungan pribadi

Hubungan emosional terbesar Aleksander sepanjang hidupnya adalahdengan sahabat, jenderal, sekaligus pengawalnya Hephaistion, putra

seorang bangsawan Makedonia.[140][183][194] Kematian Hephaistionsangat menghancurkan mental Aleksander, dan membuat Aleksander

amat berduka cita.[140][195] Kejadian itu juga ikut berpengaruh padapenurunan kesehatan Aleksander, dan keadaan mental yang melemah

pada bulan-bulan terakhir dari masa hidupnya.[150][154] Aleksandermenikah dua kali, pertama dengan Roxane, putra bangsawan Baktria

Oxyartes, karena cinta,[196] dan yang kedua dengan Stateira II,seorang putri Persia dan anak perempuan Darius III, alasannya lebih

bersifat politis.[197] Aleksander memiliki dua orang putra, AleksanderIV dari Makedonia, dari Roxane, dan kemungkinan Herakles dariMakedonia dari Stateira. Aleksander kehilangan satu orang anak

ketika Roxane mengalami keguguran di Babilonia.[198][199]

Seksualitas Aleksander telah menjadi subjek spekulasi dan

kontroversi.[200] Tidak disebutkan dalam naskah kuno manapunbahwa Aleksander punya hubungan homoseksual, atau bahwahubungan Aleksander dengan Hephaistion merupakan hubunganseksual. Akan tetapi, Aelianus, menulis bahwa Aleksander pernahmengunjungi Troya. Di sana Aleksander menaruh karangan bunga di

makam Akhilles sedangkan Hephaistion menaruh karangan bunga di makam Patroklos. Ini memunculkan

dugaan bahwa mereka adalah sepasang kekasih, seperti halnya Akhilles dan Patroklos.[201] Perlu diingat bahwa

Page 22: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 22/35

Dunia Hellenistik setelah masa Aleksander: peta

dunia kuno oleh Eratosthenes (276–194 SM),

menggabungkan informasi dari kampanye-

kampanye Aleksander dan para penerusnya.[207]

kata eromenos (yang tercinta) tidak selalu memiliki makna seksual, Aleksander bisa jadi merupakan seorang

biseksual, yang pada masanya tidaklah aneh.[202][203]

Green berpendapat bahwa hanya ada sedikit bukti dalam naskah kuno yang menceritakan bahwa Aleksander

memiliki ketertarikan pada perempuan, selain itu Aleksander baru memiliki anak pada akhir msa hidupnya.[183]

Namun, Aleksander masih relatif muda ketika meninggal dunia, dan Ogden berpendapat bahwa catatan

pernikahan Aleksander lebih mengesankan daripada ayahnya pada usia yang sama.[204] Selain istri, Aleksanderjuga memiliki banyak selir. Aleksander mengumpulkan harem dengan gaya raja-raja Persia namun dia tidak

terlalu sering menikmati haremnya;[205] yang dengan demikian menunjukkan bahwa Aleksander mampu

mengendalikan hasrat seksualnya.[192] Ada kemungkinan bahwa Aleksander adalah orang yang tidak terlalumenyukai hubungan seks. Namun demikian, Plutarch menggambarkan bahwa Aleksander tergila-gila pada

Roxane sambil memuju dirinya sendiri karena berhasil membatasi nafsunya pada Roxane.[206] Greenmengajukan pendapat bahwa, dalam dalam konteks pada masa itu, Aleksander banyak berhubungan dekatdengan sejumlah perempuan, termasuk Ada dari Karia, yang mengadopsi Aleksander, dan bahkan ibu Darius,

Sisygambis, yang diduga meninggal akibat berduka cita setelah Aleksander wafat.[183]

Peninggalan

Kerajaan-kerajaan Hellenistik

Peninggalan Aleksander yang paling jelas adalahdiperkenalkannya kekuaaan Makedonia di Asia.Banyak dari daerah ini yang tetap berada dalamkekluasaan Makedonia atau di bawah pengaruh Yunaniuntuk 200-300 tahun berikutnya. Negara-negarapenerus Aleksander yang muncul, setidaknya padaawalnya, merupakan kekuatan dominan pada epos ini,dan 300 tahun dalam masa tersebut seringkali disebut

sebagai periode Hellenistik.[208]

Batas timur kekasisaran Aleksander sudah mulai runtuh

bahkan ketika dia masih hidup.[169] Akan tetapi,kekosongan kekuasaan yang dia tinggalkan di barat lautanak benua India secara langsung memberi kesempatanpada munculnya salah satu dinasti India paling kuatsepanjang sejarah. Para penerus Aleksander tidakterlalu memedulikan daerah ini dan cenderung mengabaikannya, sehingga Chandragupta Maurya (dalamsumber-sumber Eropa disebut Sandrokotto) berhasil mengambil kendali atas Punjabi dan menjadikannya

sebagai basis kekuatannya. Dari sana dia mampu menaklukkan Kekaisaran Nanda di India utara.[209] Pada tahu305 SM, Seleukos, salah satu penerus Aleksander, memimpin pasukan ke India untuk merebut wilayah itu.Pada akhirnya Seleukos malah melakukan pertukaran dengan Chandragupta. Seleukos menyerahkan wilayahtersebut dan Chandragupta memberinya 500 ekor gajah perang. Peristiwa ini pada gilirannya ikut memainkan

peranan penting dalam Pertempuran Ipsus, yang juga berpengaruh banyak pada pembagian kekaisaran.[209]

Hellenisasi

Hellenisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh sejarawan Jerman Johann Gustav Droysen. Istilah ini merujukpada penyebaran bahasa, budaya, dan penduduk Yunani ke daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan oleh

Aleksander.[208] Para sejarawan sepakat bahwa penyebaran ini memang terjadi, karena bukti-buktinya dapat

Page 23: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 23/35

Koin Aleksander dengan tulisan

bahasa Aram.

Buddha, dalam gaya Buddha-

Yunani, abad ke-1 - 2 M,

Gandhara (Pakistan modern).

Museum nasional Tokyo.

dilihat di kota-kota besar Hellenisttik, contohnya Aleksandria (satu dari sekitar dua puluhan kota yang didirikan

oleh Aleksander[210]), Antiokia[211] dan Seleukia (di selatan Baghdad modern).[212] Namun, mengenaiseberapa luas dan seberapa dalam penyebaran ini, dan sampai sejauh mana proses itu merupakan kebijakanyang disengaja, masih banyak diperdebatkan. Aleksander sudah jelas melakukan langkah-langkah yangdisengaja untuk memasukkan unsur-unsur Yunani ke dalam budaya Persa dan dalam beberapa hal ia berusahamenggabungkan budaya Yunani dan Persia, yang berujung pada cita-citanya untuk menyatukan penduduk Asiadan Eropa. Akan tetapi, para penerusnya terang-terangan menolak kebijakan semacam itu setelah kematianAleksander. Namun dimikian, Hellenisas tetap saja terjadi di seluruh wilayah bekas kekuasaan Aleksander, danterlebih lagi, diikuti oleh Orientalisasi, proses oleh negara-negara penerus Aleksander yang berbeda dan

berlawanan dengan Hellenisasi itu sendiri.[211][213]

Berdsarkan asal-usulnya, inti dari budaya Hellenistik pada dasarnya

adalah Athena.[211][214] Dialek Koine Athena telah diadopsi untukkePerluan resmi lama sebelum masa Filipus II, dan dengan deimikiantelah tersebar ke seluruh penjuru dunia Hellenistik, serta menjadilingua franca melalui penaklukan Aleksander. Lebih jauh lagi,Perencanaan kota, pendidikan, pemerintahan lokal, dan seni padaperiode Hellenistik semuanya diddasarkan pada gagasan-gagasanYunani Klasik, dan berevolusi menjadi bentuk yang baru dan

berbeda, yang secara umum dikelompokkan sebagai Hellenistik.[211]

Aspek-aspek budaya Hellenistik tetap ada dalam tradisi Kekaisaran

Bizantium sampai pertengahan abad ke-15.[215][216]

Beberapa pengaruh yang tak biasa dari Hellenisasi dapat dilihat dariIndia, di daerah tempat berdirinya Kerajaan Yunani-India, yang

munculnya relatif terlambat.[217] Di sana, di tempat yang jauh dari Eropa,budaya Yunani tampak bercampur dengan budaya India, dan khususnyadengan agama Buddha. Penggambaran pertama Buddha yang realistismuncul pada masa ini. Buddha digambarkan berdasarkan patung-patung

dewa Apollo dari Yunani.[217] Beberapa tradisi Buuddha kemungkinantelah terpengaruh oleh agama Yunani kuno, contohnya konsepBodhisattva merupakan pengenangan terhadap pahlawan-pahlawan

dewata Yunani,[218] dan beberapa praktik ritual Mahayana (membakardupa, memberi bunga, dan menaruh makanan di altar) mirip dengan yangdilakukan oleh orang Yunani kuno. Buddhisme Zen mengambil beberapa

gagasan dari orang-orang stoik Yunani, misalnya Zeno.[219] Seorang rajaYunani, Menander I, kemungkinan menjadi penganut Buddha, dan

diabadikan dalam literatur Buddha sebaga 'Milinda'.[217]

Pengaruh pada Romawi

Aleksander dan semua yang telah dia lakukan dikagumi oleh banyakorang Romawi. Mereka mengasosiasikan diri mereka sendiri denganprestasi-prestasi Aleksander. Polybius memulai Sejarahnya denganmengenangkan rakyat Romawi akan tindakan-tindakan Aleksander.Sesudah itu para pemimpin Romawi melihat Aleksander sebagai teladandan sumber inspirasi bagi mereka. Julius Caesar dilaporkan berurai air mata di Spanyol ketika melihat patungAleksander, karena dia merasa bahwa pencapaiannya terlalu sedikit jika dibandingkan dengan Aleksander, yang

berhasil menaklukkan Persia pada usia yang sama.[220] Pompeius yang Agung menjelajahi daerah-daerahtaklukannya di timur dalam rangka mencari jubah Aleksander yang berumur 260 tahun. Pompeius lalu memakai

Page 24: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 24/35

Raja Yunani-Baktria Demetrios

(berkuasa c. 200–180 SM),

mengenakan hiasan kepala

berbentuk kepala gajah. Dia

meneruskan pemerintahan

Aleksander di timur dengan

meninvasi India pada tahun 180

SM, dan mendirikan Kerajaan

Yunani-India (180 SM–10 M).

jubah itu sebagai tanda keagungannya. Augustus pernah terlalu semangat menghormati Aleksander sampai-sampai dia mematahkan hidung pada mayat Aleksaner yang telah dimumikan. Augustua melakukannya ketikadia sedang menaruh karangan bunga di makam Aleksander di Aleksandria. Keluarga Macriani, keluargaRomawi yang salah satu anggotnya, yaitu Macrinus, pernah menjadi kaisar, sering menampilkan gambar

Aleksander, baik dalam perhiasan, atau dalam sulaman pada pakaian yang mereka kenakan.[221]

Pada musim panas tahun 1995, sebuah patung Aleksander ditemukan dalam penggalian sebuah rumah Romawidi Aleksandria, yang penuh dengan dekorasi dan jalan marmer dan kemungkinan dibangun pada abad pertama

M serta ditempati sampai abad ke-3.[222]

Legenda

Ada banyak cerita legendaris mengenai kehidupan Aleksander Agung.Banyak dari cerita tersebut muncul pada masa hidupnya, kemungkinandimunculkan oleh Aleksander sendiri. Sejarawan di istana Aleksander,Kallisthenes, menggambarkan bahwa air laut di Sisilia surut sebagaipenghormatan pada Aleksander dengan tata cara proskynesis. Menulistidak lama setelah kematian Aleksander, penulis lainnya, Onesikritos,bahkan sampai menulis bahwa Aleksander membuat janji untuk bertemudengan Thalestris, ratua suku Amazon dalam mitoloig. KetikaOnesikritos membacakan cerita itu pada atasannya, salah satu jenderalAleksander dan kelak menjadi raja, Lysimakhos disebutkanmenyindirnya dengan mengatakan, "Aku penasaran saat itu aku ada di

mana."[223]

Dalam abad-abad pertama setelah kematian Aleksander, kemungkinandi Aleksandria, sejumlah cerita legenda dikumpulkan menjadi sebuahnaskah yang dikenal sebagai Roman Aleksander, yang di kemudian harisecara keliru disebutkan bahwa itu ditulis oleh sejarawan Kallisthenesdan dengan demikian dikenal juga sebagai Pseudo-Kallisthenes.Naskah tersebut mengalami banyak sekali penambahan dan revisi selama

Zaman Kuno dan Abad Pertengahan.[224]

Ada juga naskah Iran atau Persia mengenai Aleksander Agung dalam "Shahnameh" atau "Epik Para Raja" oleh

Ferdowsi. Nskah terebut berjudul Eskandarnameh.[225] Di situ diceritakan bahwa Aleksander adalah putraNahid (Lydia) dan dikirim kembali ke Filipus di Makedonia karena ibunya memiliki bau mulut. Lalu diceritakanbahwa nama Eskandar diberikan karena obat yang diberikan untuk ibunya. Para sejarawan Arab kemudianmenyebut Aleksander dengan nama Al-Iskandar.

Dalam budaya kuno dan modern

Prestasi dan peninggalan Aleksander Agung telah dilestarikan dan digambarkan dalam banyak cara. Aleksandermuncul dalam banyak karya budaya baik pada masa kuno maupun masa modern. Pada Abad Pertengahan,Aleksander dimasukkan sebagai anggota Sembilan Kesatria, yaitu sekelompok pahlawan yang dianggapmemenuhi kualitas nilai-nilai kekesatriaan.

Di Punjabi, tanah terakhir yang ditaklukkan oleh Aleksander, banyak anak yang diberi nama "Sekunder" bahkanhingga saat ini. Ini disebabkan adanya rasa hormat dan kekaguman pada Aleksander, juga sebagai pengingatbahwa pasukan Punjabi kuno bisa membuat pasukan Aleksander kelelahan sampai akhirnya memberontak padaAleksander.

Page 25: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 25/35

Patung kepala Seleukos I

Nikator, yang meneruskan

penaklukan timur

Aleksander.

Dunia pada saat kematian Aleksander, menunjukkan

kemaharajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih

besar

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Punjabi yaitu jit jit key jung, secunder jay haar, yang artinya adalah"Aleksander memenangkan begitu banyak petempuran sampai-sampai dia kalah dalam perang". Pepatah inimerujuk pada orang yang sering menang namun tidak pernah memanfaatkan kemenangannya.

Historiografi

Naskah-naskah kuno yang ditulis oleh orang-orang yang mengenal langsung Aleksander atau yangmengumpulkan informasi dari orang-orang yang bertugas pada Aleksander banyak yang hilng kecuali sedikit

inskripsi serta fragmen yang bertahan.[14] Orang-orang sezaman Aleksander yang menulis tentangnya diantaranya adalah sejarawan pribadinya Kallisthenes; jenderal AleksanderPtolemaios dan Nearkhos; Aristobulos, seorang perwira muda yang ikutdalam kampaye militer Aleksander; dan Onesikritos, ketua juru mudiAleksander. Karya-karya yang ditulis oleh mereka telah hilang, namun karya-karya yang didasarkan para karya-karya asli itu ada yang bertahan. Limanaskah utama yang masih ada antara lain naskah yang ditulis oleh Arrianus,

Curtius, Plutarch, Diodoros, dan Yustinus.[226]

Aleksander Agung dan Dzul Qarnain

Lihat pula: HikayatIskandarZulkarnain

Aleksander Agungadalah salah satutokoh yang dianggapsebagai Dzul Qarnainyang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an,Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan bahwa dialahyang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog danMagog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebutakan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula darisaat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk

daerah tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asalkan bangsa Yajuj dan Majuj dikurung. Maka DzulQarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Maka para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita.

Anggapan tersebut datang dari kisah Roman Aleksander yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamahMuslim menolak anggapan Aleksander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Aleksander Agung bukanlahmonoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa, yang hidup padamasa Nabi Ibrahim. Pendapat ini diriwayatkan oleh Al-Fakihi dari ‘Ubaid bin ‘Umair, ‘Atha` dari Ibnu ‘Abbas,‘Utsman bin Saj, Ibnu Hisyam dan Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari jalan Ali bin Ahmad. Kemudian Al-Fakhrurrazi dalam tafsirnya menyatakan bahwa Dzul Qarnain adalah seorang nabi, sedangkan Aleksander

memiliki guru yang bernama Aristoteles dan memerintah negerinya atas perintah Aristoteles.[227]

Silsilah

Lihat pula

Kronologi penjelajahan Eropa di Asia

Page 26: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 26/35

Kolossos di Rodos

Bukephalos - kuda Aleksander

Catatan kaki

^ i: Pada saat kematiannya, Aleksander telah menaklukkan seluruh Kekaisaran Persia, memasukkannya kedalam wilayah kekuasaan Makedonia; menurut beberapa sejarawan modern, wilayah tersebut adalah sebagian

besar dunia yang dikenal oleh orang Yunani kuno (Ekumene).[228][229] Perkiraan dunia yang dikenal olehAleksander dapat dilihat dalam peta Hekataios dari Miletos, lihat Peta dunia Hekataios.

^ ii: Hannibal berpendapat bahwa Aleksander adalah jenderal terhebat;[230] Julius Caesar menangis di depan

patung Aleksander, karena di usia yang sama pencapaian Caesar sangat kecil dibandingkan Aleksander;[220]

Pompeius menganggap dirinya sebagai 'Aleksander yang Baru';[231] semasa muda, Napoleon Bonaparte juga

membandingkan diri dengan Aleksander.[232]

^ iii: Nama Αλέξανδρος berasal dari kata kerja "ἀλέξω" (alexō), "menangkis, mencegah, membela"[233] dan

kata benda "ἀνδρός" (andros), genitif dari "ἀνήρ" (anēr), "orang-orang"[234] sehingga bermakna "pelindung

orang-orang."[235]

^ iv: "Pada awal abad ke-5 SM, keluarga kerajaan Makedonia, Temenidae, merupakan panitia Olimpiade.

Keputusan mereka mutlak. Para rajanya menganggap diri mereka adalah keturunan Herakles, putra Zeus."[236]

^ v: "Para AIAKID adalah keturunan Aiakos, putra Zeus dan nimfa Aigina. Putra Aiakos adalah Peleus, ayah

Akhilles. Yang termasuk Aiakid antara lain Pyrrhos dan Aleksander."[237]

^ vi: Ada banyak kecurigaan bahwa Pausanias sebenarnya dibayar untuk membunuh Filipus. Yang dicurigaimembayar Pausanias antara lain Aleksander, Olympias, dan bahkan kasiar Darius III. Ketiga orang itu punya

motif untuk membunuh Filipus.[238]

Referensi

1. ^ a b Yenne, W. Alexander the Great: Lessons from History's Undefeated General. Palmgrave McMillan, 2010.hlm 244.

2. ^ a b c Plutarch, Alexander, 3 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+3.1)

3. ^ Alekander dilahirkan pada tanggal 6 di bulan Hekatombaion "The birth of Alexander at Livius.org"(http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_t32.html#7) . http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_t32.html#7.

4. ^ a b c Plutarch, Alexander, 2 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+2.1)

5. ^ McCarty, hlm. 10.

6. ^ a b Renault, hlm. 28.

7. ^ Durant, Life of Greece, hlm. 538.

8. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller, "Philip II", hlm. 171.

9. ^ Plutarch. "Life of Pyrrhus"(http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarch/Lives/Pyrrhus*.html) . Penelope.uchicago.edu.http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarch/Lives/Pyrrhus*.html. Diakses pada 14 November2009.

10. ^ Appian, History of the Syrian Wars, §10 and §11 at Livius.org (http://www.livius.org/ap-ark/appian/appian_syriaca_02.html)

11. ^ Bose, hlm. 21.

12. ^ Renault, hlm. 33–34.

13. ^ a b Plutarch, Alexander, 5 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+5.1)

14. ^ a b Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 186.

15. ^ a b Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 188.

Page 27: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 27/35

Macedonia and Asia", hlm. 188.

16. ^ Plutarch, Alexander, 6 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+6.1)

17. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 64.

18. ^ Renault, hlm. 39.

19. ^ Durant, hlm. 538.

20. ^ a b c Plutarch, Alexander, 7 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+7.1)

21. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 65.

22. ^ Renault, hlm. 44.

23. ^ McCarty, hlm. 15.

24. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 65–66.

25. ^ a b c Plutarch, Alexander, 8 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+8.1)

26. ^ Renault, hlm. 45–47.

27. ^ McCarty, Alexander the Great, hlm. 16.

28. ^ a b c Plutarch, Alexander, 9 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+9.1)

29. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 68.

30. ^ Renault, hlm. 47.

31. ^ Bose, hlm. 43.

32. ^ Renault, hlm. 47–49.

33. ^ Renault, hlm. 50–51.

34. ^ Bose, hlm. 44–45

35. ^ McCarty, hlm. 23

36. ^ Renault, hlm. 51.

37. ^ Bose, hlm. 47.

38. ^ McCarty, hlm. 24.

39. ^ Diodorus Siculus, Library XVI, 86 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+16.86.1)

40. ^ "History of Ancient Sparta" (http://www.sikyon.com/sparta/history_eg.html) . Sikyon.com.http://www.sikyon.com/sparta/history_eg.html. Diakses pada 14 November 2009.

41. ^ Renault, hlm. 54.

42. ^ McCarty, hlm. 26.

43. ^ a b Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller, "Philip II", hlm. 179.

44. ^ a b McCarty, hlm. 27.

45. ^ a b c d e f Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Sabine Muller, "Philip II", hlm. 180.

46. ^ Bose, hlm. 75.

47. ^ Renault, hlm. 56

48. ^ Renault, hlm. 59.

49. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 71.

50. ^ a b McCarty, hlm. 30–31.

51. ^ Renault, hlm. 61–62.

52. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 72.

53. ^ a b Roisman & Worthington 2010, Baba 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 190.

54. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 5–6

55. ^ a b c d e Plutarch, Alexander, 77 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+77.1)

56. ^ Renault, hlm. 70–71.

57. ^ Fox, hlm. 72.

58. ^ McCarty, hlm. 31.

59. ^ a b Renault, hlm. 72.

60. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 104.

61. ^ Bose, hlm. 95.

62. ^ Stoneman, page 21

63. ^ Bose, hlm. 96.

64. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 1 (http://websfor.org/alexander/arrian/book1a.asp)

65. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 2

66. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4

67. ^ Renault, hlm. 73–74.

Page 28: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 28/35

67. ^ Renault, hlm. 73–74.

68. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 5–6

69. ^ Renault, hlm. 77.

70. ^ a b c d e Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander theGreat, Macedonia and Asia", hlm. 192.

71. ^ a b c d e f g h i j Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexanderthe Great, Macedonia and Asia", hlm. 199.

72. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 11

73. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 13–19

74. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 20–23

75. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 23

76. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 27–28

77. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 3

78. ^ Greene, hlm. 351

79. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 6–10

80. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 11–12

81. ^ Arrian, Anabasis Alexandri I, 3–4 II, 14

82. ^ Arrian Anabasis Alexandri II, 23 (http://websfor.org/alexander/arrian/book1a.asp)

83. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 16–24

84. ^ Gunther, hlm. 84.

85. ^ Sabin et al., hlm. 396.

86. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 26

87. ^ Arrian, Anabasis Alexandri II, 26–27

88. ^ Josephus, Jewish Antiquities, XI, 337 [viii, 5]

89. ^ Insight on the Scriptures, Volume 1, 1988, Watch Tower Bible and Tract Society of PennsylvaniaInternational Bible Students Association, pg. 70

90. ^ Ring et al. hlm. 49, 320.

91. ^ Grimal, hlm. 382.

92. ^ a b c Plutarch, Alexander, 27 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+27.1)

93. ^ "Coin: from the Persian Wars to Alexander the Great, 490–336 bc"(http://www.britannica.com/EBchecked/topic/124716/coin/15880/From-the-Persian-Wars-to-Alexander-the-Great-490-336-bc) . Encyclopedia Britannica.http://www.britannica.com/EBchecked/topic/124716/coin/15880/From-the-Persian-Wars-to-Alexander-the-Great-490-336-bc. Diakses pada 2009-11-16.

94. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 1

95. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III 7–15

96. ^ a b Arrian, Anabasis Alexandri III, 16 (http://websfor.org/alexander/arrian/book3b.asp)

97. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 18

98. ^ Laura Foreman (2004). Alexander the conqueror: the epic story of the warrior king, Volume 2003(http://books.google.com/books?id=rVEa4nzLkT4C&pg=PA152&dq=vandalism+in+Persepolis&hl=en&ei=fQNFTdneJMGclgewpfUR&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDUQ6AEwAzgK#v=onepage&q=vandalism%20in%20Persepolis&f=false) . Da Capo Press. p. 152.

99. ^ Morkot 1996, hal. 121

100. ^ Hammond, N. G. L. (1983). Sources for Alexander the Great (http://books.google.com/?id=gay_i14p9oEC&pg=PA72&lpg=PA72&dq=%22statue+of+Xerxes%22+alexander&q=) . CambridgeUniversity Press. pp. 72–73. ISBN 9780521714716.

101. ^ John Maxwell O'Brien (1994). Alexander the Great: the invisible enemy : a biography(http://books.google.com/books?id=QY9bF60I5pAC&pg=PA104&dq=vandalism+in+Persepolis&hl=en&ei=qQhFTfiKGoOdlgfwz8FB&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CFQQ6AEwCQ#v=onepage&q=vandalism%20in%20Persepolis&f=false) . Psychology Press. p. 104.

102. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 19–20

103. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 21

104. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 21, 25

105. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 22

^ Gergel, hlm. 81.

Page 29: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 29/35

106. ^ Gergel, hlm. 81.

107. ^ "The end of Persia" (http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander10.html) . www.livius.org.http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander10.html. Diakses pada 2009-11-16.

108. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 23–25, 27–30; IV, 1–7

109. ^ Arrian, Anabasis Alexandri III, 30

110. ^ Arrian, Anabasis Alexandri IV, 5–6, 16–17

111. ^ a b Arrian, Anabasis Alexandri VII, 11 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7a.asp)

112. ^ a b c d Plutarch, Alexander, 45 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+45.1)

113. ^ Morkot 1996, hal. 111.

114. ^ Gergel, hlm. 99.

115. ^ Waldemar Heckel, Lawrence A. Tritle, ed. (2009). Alexander the Great: A New History(http://books.google.com/?id=jbaPwpvt8ZQC&pg=PA46&lpg=PA46&dq=callisthenes+of+olynthus+conspiracy&q=callisthenes%20of%20olynthus%20conspiracy) . Wiley-Blackwell. pp. 47–48. ISBN 9781405130820.

116. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 201.

117. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 202.

118. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 203.

119. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 205.

120. ^ Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Edward Anson, "Why study ancient Macedonia", hlm. 186.

121. ^ a b c Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC) . MotilalBanarsidass Publ. pp. 118–121. ISBN 9788120800182.

122. ^ Narain, hlm. 155–165

123. ^ Curtius dalam McCrindle, hlm 192

124. ^ J. W. McCrindle; History of Punjab, Vol I, 1997, hlm.229, Punajbi University, Patiala, (Editors): Fauja Singh,L. M. Joshi; Kambojas Through the Ages, 2005, hlm 134, Kirpal Singh.

125. ^ Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC) . MotilalBanarsidass Publ. pp. 124–125. ISBN 9788120800182.

126. ^ Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC) . MotilalBanarsidass Publ. pp. 126–127. ISBN 9788120800182.

127. ^ Gergel, hlm. 120.

128. ^ The encyclopædia britannica: a dictionary of arts, sciences, literature and general information, Volume 14hlm. 398 (http://books.google.ca/books?id=6_ctAAAAIAAJ&q=Nicaea+Mong&dq=Nicaea+Mong&source=bl&ots=7i3GPP9Jep&sig=scIQIw3Y3hsAeGyryYKrrPHaEEg&hl=en&ei=7Q83TNudGYW0lQe21dXSBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CBoQ6AEwAQ) . Books.google.ca. Retrieved 2011-01-29.

129. ^ Alexander the Great: a reader (http://books.google.ca/books?id=OiM51I7_A1gC&pg=PA175&dq=Alexander+Nicaea+Punjab&hl=en&ei=6RM3TMPYMsH6lweKuODTBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CDUQ6AEwAg#v=onepage&q=Alexander%20Nicaea%20Punjab&f=false)Author Ian Worthington Editor Ian Worthington Edition illustrated, reprint Publisher Routledge, 2003ISBN 0-415-29186-0, ISBN 978-0-415-29186-6 Length 332 halaman, hlm. 175

130. ^ a b Plutarch, Alexander, 62 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+62.1)

131. ^ Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC) . MotilalBanarsidass Publ. pp. 129–130. ISBN 9788120800182.

132. ^ Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC&pg=PA134&dq=Malloi++Alexander) . Motilal Banarsidass Publ. pp. 137–138. ISBN 9788120800182.

133. ^ Tripathi (1999). History of Ancient India (http://books.google.com/?id=WbrcVcT-GbUC) . MotilalBanarsidass Publ. p. 141. ISBN 9788120800182.

134. ^ Morkot 1996, hal. 9

135. ^ Arrian, Anabasis Alexandri VI, 27 (http://websfor.org/alexander/arrian/book6b.asp)

136. ^ a b Arrian, Anabasis Alexandri VII, 4 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7a.asp)

137. ^ Worthington, Alexander the Great, hlm. 307–308

138. ^ a b Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 194.

Page 30: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 30/35

Macedonia and Asia", hlm. 194.

139. ^ Arrian, Anabasis Alexandri VI, 29 (http://websfor.org/alexander/arrian/book6b.asp)

140. ^ a b c d Arrian, Anabasis Alexandri VII, 14 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7a.asp)

141. ^ Grant Berkley (2006). Moses in the Hieroglyphs (http://books.google.com/books?id=N7mj2NhCGNYC&pg=PA101&dq=hephaestion+and+alexander+the+great+lover&hl=en&ei=gckuTdDdL9SwhQfC8tTmCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5&sqi=2&ved=0CDkQ6AEwBA#v=onepage&q=hephaestion%20and%20alexander%20the%20great%20lover&f=false) . Trafford Publishing. p. 101.ISBN 1412056004. Retrieved 2011-01-13.

142. ^ Arrian, Anabasis Alexandri VII, 19 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7b.asp)

143. ^ Depuydt L. "The Time of Death of Alexander the Great: 11 June 323 BC, ca. 4:00–5:00 PM". Die Welt des

Orients 28: 117–135.

144. ^ a b c d Plutarch, Alexander, 75 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+75.1)

145. ^ a b Plutarch, Alexander, 76 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+76.1)

146. ^ Arrian, Anabasis Alexandri VII, 26

147. ^ a b c d Diodorus Siculus Library XVII, 117 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+17.117.1)

148. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 1–2.

149. ^ a b c Arrian, Anabasis Alexandri VII, 27 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7b.asp)

150. ^ a b c d e Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 23–24.

151. ^ a b Diodorus Siculus Library XVII, 118 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+17.118.1)

152. ^ Fox, Alexander the Great, hlm.

153. ^ "Alexander the Great poisoned by the River Styx.html"(http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/greece/7924855/Alexander-the-Great-poisoned-by-the-River-Styx.html) . August 4, 2010.http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/greece/7924855/Alexander-the-Great-poisoned-by-the-River-Styx.html. Diakses pada August 4, 2010.

154. ^ a b c Oldach DW, Richard RE, Borza EN, Benitez RM (June 1998). "A mysterious death"(http://content.nejm.org/cgi/pmidlookup?view=short&pmid=9625631&promo=ONFLNS19) . N. Engl. J. Med.

338 (24): 1764–1769. doi:10.1056/NEJM199806113382411(http://dx.doi.org/10.1056%2FNEJM199806113382411) . PMID 9625631(//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9625631) .

155. ^ a b Ashrafian, H (2004). "The death of Alexander the Great—a spinal twist of fate". J Hist Neurosci 13 (2):138–142. doi:10.1080/0964704049052157 (http://dx.doi.org/10.1080%2F0964704049052157) .PMID 15370319 (//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15370319) .

156. ^ "Alexander the Great and West Nile Virus Encephalitis" (http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol9no12/03-0288.htm) . Centers for Disease Control and Prevention. http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol9no12/03-0288.htm. Diakses pada 20 May 2008.

157. ^ Sbarounis CN (2007). "Did Alexander the Great die of acute pancreatitis?". J Clin Gastroenterol 24 (4): 294–296. doi:10.1097/00004836-199706000-00031 (http://dx.doi.org/10.1097%2F00004836-199706000-00031) .PMID 9252868 (//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9252868) .

158. ^ Cawthorne (2004), s. 138

159. ^ "Forensic Psychiatry & Medicine – Dead Men Talking" (http://www.forensic-psych.com/articles/artDeadMenTalking.php) . Forensic-psych.com. http://www.forensic-psych.com/articles/artDeadMenTalking.php. Diakses pada 18 July 2009.

160. ^ a b "HEC"(http://web.archive.org/web/20040531025749/http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/location.html). Greece.org. Diarsipkan dari yang asli (http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/location.html) on2004-05-31.http://web.archive.org/web/20040531025749/http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/location.html.Diakses pada 18 July 2009.

161. ^ a b Aelian, Varia Historia XII, 64 (http://penelope.uchicago.edu/aelian/varhist12.xhtml#chap64)

162. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 32.

163. ^ a b "HEC"(http://web.archive.org/web/20040827134332/http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/aftermath.html) . Greece.org. Diarsipkan dari yang asli (http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/aftermath.html) on2004-08-27.

Page 31: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 31/35

2004-08-27.http://web.archive.org/web/20040827134332/http://www.greece.org/alexandria/alexander/pages/aftermath.html.Diakses pada 18 July 2009.

164. ^ Studniczka hlm. 226ff.

165. ^ Beazley and Ashmole, hlm. 59, fig. 134.

166. ^ Bieber M (1965). "The Portraits of Alexander". Greece & Rome, Second Series 12.2: 183–188.

167. ^ a b Diodorus Siculus, Library XVIII, 4 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+18.4.1)

168. ^ Paul McKechnie (1989). Outsiders in the Greek cities in the fourth century B.C.(http://books.google.co.uk/books?id=lMoOAAAAQAAJ&pg=PA54&dq=transplant+of+populations+from+Asia+to+Europe+and+in+the+opposite+direction+from+Europe+to+Asia&hl=en&ei=Gx8aTZTiG4WShAecvvG2Dg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCkQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false) . Taylor & Francis. p. 54. ISBN 0415003407.Retrieved 2010-12-28.

169. ^ a b c d e Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 24–26.

170. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 20.

171. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 26–29.

172. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 29–45.

173. ^ a b c d Roisman & Worthington 2010, Chapter 9: Dawn L. Gilley and Ian Worthington, "Alexander the Great,Macedonia and Asia", hlm. 193.

174. ^ a b c d Morkot 1996, hal. 110.

175. ^ Morkot 1996, hal. 112.

176. ^ a b c Morkot 1996, hal. 122.

177. ^ ""The Great" by Plutarch" (http://www.e-classics.com/ALEXANDER.htm) . http://www.e-classics.com/ALEXANDER.htm.

178. ^ "ALEXANDER THE GREAT" (http://www.1stmuse.com/frames/) . http://www.1stmuse.com/frames/.

179. ^ "Contrapposto" (http://www.britannica.com/EBchecked/topic/135385/contrapposto) .http://www.britannica.com/EBchecked/topic/135385/contrapposto.

180. ^ "Contrapposto and the S curve" (http://www.poetryinstone.in/lang/en/2010/06/04/contrapposto-and-the-s-curve-parallels-between-greek-sculpture-and-a-chola-bronze.html) .http://www.poetryinstone.in/lang/en/2010/06/04/contrapposto-and-the-s-curve-parallels-between-greek-sculpture-and-a-chola-bronze.html.

181. ^ a b "Contrapposto - Arcy Art Original Oil Paintings Art Dictionary" (http://www.arcyart.com/ad-contrapposto.htm) . http://www.arcyart.com/ad-contrapposto.htm.

182. ^ "What is contrapposto?" (http://emptyeasel.com/2007/12/18/what-is-contrapposto-in-art-heres-an-explanation-of-classical-contrapposto/) . http://emptyeasel.com/2007/12/18/what-is-contrapposto-in-art-heres-an-explanation-of-classical-contrapposto/.

183. ^ a b c d e f g h i j Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 15–16.

184. ^ "The death of Alexander" (http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_t28.html) .http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_t28.html.

185. ^ "Portraits of Alexander the Great"(http://employees.oneonta.edu/farberas/arth/arth200/politics/images_authority_2_greek.html) .http://employees.oneonta.edu/farberas/arth/arth200/politics/images_authority_2_greek.html.

186. ^ "Apoxyomenos"(http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/museums/apoxyomenos.html) .http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/museums/apoxyomenos.html.

187. ^ "Lysippos" (http://www.ask.com/wiki/Lysippus) . http://www.ask.com/wiki/Lysippus.

188. ^ Boswroth hlm.19-20

189. ^ a b Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 4.

190. ^ a b c d e f Plutarch, Alexander, 4 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+4.1)

191. ^ a b c Arrian, Anabasis Alexandri VII, 29 (http://websfor.org/alexander/arrian/book7b.asp)

192. ^ a b Arrian, Anabasis Alexandri VII, 28

193. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 20–21

194. ^ Diodorus Siculus Library XVII, 114 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+17.114.1)

195. ^ Plutarch, Alexander, 72 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+72.1)

196. ^ Plutarch, Alexander, 47 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+47.1)

197. ^ Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksander, Or2.6

Page 32: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 32/35

197. ^ Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksander, Or2.6

198. ^ "Alexander IV" (http://www.livius.org/aj-al/alexander01/alexander_iv.html) . livius.org.http://www.livius.org/aj-al/alexander01/alexander_iv.html. Diakses pada 13 December 2009.

199. ^ Renault, hlm. 100.

200. ^ Ogden, hlm. 204.

201. ^ Aelian, Varia Historia XII, 7 (http://penelope.uchicago.edu/aelian/varhist12.xhtml#chap7)

202. ^ Sacks et al, hlm. 16.

203. ^ Worthington, hlm. 159.

204. ^ Ogden, Alexander the Great – A new history hlm. 208. "three attested pregnancies in eight years produces anattested impregnation rate of one every 2.7 years, which is actually superior to that of his father's.

205. ^ Diodorus Siculus, Library XVII, 77 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+17.77.1)

206. ^ Plutarch, Dalam Keberuntungan dan Kebaikan Aleksander I, 11

207. ^ "Source" (http://www.henry-davis.com/MAPS/Ancient%20Web%20Pages/112.html) . Henry-davis.com.http://www.henry-davis.com/MAPS/Ancient%20Web%20Pages/112.html. Diakses pada 22 March 2009.

208. ^ a b Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. xii–xix.

209. ^ a b Keay, hlm. 82–85.

210. ^ "Alexander the Great: his towns" (http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_z2.html) . livius.org.http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_z2.html. Diakses pada 13-12-2009.

211. ^ a b c d Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 56–59.

212. ^ "Seleucia on the Tigris, Iraq (http://www.umich.edu/~kelseydb/Excavation/Seleucia.html) ", University ofMichigan.

213. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. 21.

214. ^ Murphy, hlm. 17.

215. ^ Gabriel, Richard A. (2002). "The army of Byzantium" (http://books.google.com/?id=y1ngxn_xTOIC&printsec=frontcover&q=romano-Hellenistic) . The Great Armies of Antiquity. GreenwoodPublishing Group. p. 277. ISBN 0275978095.

216. ^ Baynes, Norman G. (2007). "Byzantine art" (http://books.google.com/?id=HdHiVlZ3ErIC&pg=PA170&dq=hellenistic+culture+in+byzantine+traditions&cd=39#v=onepage&q=hellenistic%20culture%20in%20byzantine%20traditions) . Byzantium: An Introduction to East Roman Civilization.Baynes Press. p. 170. ISBN 978-1406756593.

217. ^ a b c Keay, hlm. 101–109.

218. ^ Luniya, hlm. 312.

219. ^ Pratt, hlm. 237.

220. ^ a b Plutarch, Caesar, 11

221. ^ Holt, hlm. 3.

222. ^ "Salima Ikram. Nile Currents"(http://web.archive.org/web/20080209231921/http://www.egyptology.com/kmt/fall96/nile.html) .Egyptology.com. Diarsipkan dari yang asli (http://www.egyptology.com/kmt/fall96/nile.html) on 2008-02-09.http://web.archive.org/web/20080209231921/http://www.egyptology.com/kmt/fall96/nile.html. Diakses pada 22March 2009.

223. ^ Plutarch, Alexander, 46 (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+46.1)

224. ^ Stoneman, Richard (2008). Alexander the Great: A Life in Legend. Yale University Press. ISBN 978-0-300-11203-0.

225. ^ Eskandarnameh (http://books.google.co.uk/books?id=AT8HI3S0NwMC&lpg=PP1&ots=k_JYEEoUpl&dq=Sikander%20SIKANDER%20firdausi&pg=PA327#v=onepage&q&f=false) . Books.google.co.uk. Retrieved 2011-01-29.

226. ^ Green, Alexander the Great and the Hellenistic Age, hlm. xxii–xxviii.

227. ^ Fath al-Bari, 6/428-430, cet. Darul Hadits.

228. ^ Danforth, pp38, 49, 167

229. ^ Stoneman, p2

230. ^ Goldsworthy, hlm. 327–328.

231. ^ Holland, hlm. 176–183.

232. ^ Barnett, hlm. 45.

233. ^ ἀλέξω (http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Da%29le%2Fcw) , Henry George Liddell, Robert Scott,A Greek-English Lexicon, di Perseus Digital Library

Page 33: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 33/35

234. ^ ἀνήρ (http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Da%29nh%2Fr) , Henry George Liddell, Robert Scott, AGreek-English Lexicon, di Perseus Digital Library

235. ^ "Alexander" (http://www.etymonline.com/index.php?search=Alexander&searchmode=none) . OnlineEtymology Dictionary. http://www.etymonline.com/index.php?search=Alexander&searchmode=none. Diaksespada 2009-12-11.

236. ^ Hammond, N.G.L. A History of Greece to 323 BC. Cambridge University, 1986, hlm. 516.

237. ^ Chamoux, François and Roussel, Michel. Hellenistic Civilization. Blackwell Publishing, 2003, hlm. 396,ISBN 0-631-22242-1.

238. ^ Fox, The Search For Alexander, hlm. 72–73.

Sumber

Sumber Primer

Arrian, Anabasis Alexandri (The Campaigns of Alexander), translated by Aubrey de Sélincourt: Arrian ;translated (1976). The campaigns of Alexander. Penguin. ISBN 0140442537.Curtius Rufus, Historiae Alexandri Magni (History of Alexander the Great), "Curtius Rufus, History ofAlexander the Great" (http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Curtius/home.html) .penelope.uchicago.edu. http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Curtius/home.html. Diakses

pada 16 November 2009. (Inggris)Diodorus Siculus, Bibliotheca historica, (Library of History), translated by C.H. Oldfather (1989),"Diodorus Siculus, Library" (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+toc) .perseus.tufts.edu. http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Diod.+toc. Diakses pada 14

November 2009. (Inggris)Justin, Epitome of the Philippic History of Pompeius Trogus, translated by Rev. John Selby Watson(1853), "Justin: Epitome of the Philippic History of Pompeius Trogus"(http://www.forumromanum.org/literature/justin/english/index.html) . forumromanum.org.http://www.forumromanum.org/literature/justin/english/index.html. Diakses pada 14 November 2009.

(Inggris)Plutarch, Alexander, translated by Bernadotte Perrin (1919), "Plutarch, Alexander (English).: Alexander (ed.Bernadotte Perrin)" (http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+toc) .perseus.tufts.edu. http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?lookup=Plut.+Caes.+toc. Diakses pada 14

November 2009. (Inggris)Plutarch, Moralia, Fortuna Alexandri (On the Fortune or Virtue of Alexander), translated by Bill Thayer,"Plutarch, On the Fortune of Alexander"(http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarch/Moralia/Fortuna_Alexandri*/home.html) .penelope.uchicago.edu.http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarch/Moralia/Fortuna_Alexandri*/home.html.

Diakses pada 14 November 2009. (Inggris)

Sumber Sekunder

Badian, Ernst (1958). "Alexander the Great and the Unity of Mankind". Historia 7: 425–444.Barnett, C. (1997). Bonaparte. Wordsworth Editions. ISBN 1853266787.Beazley, JD; Ashmole, B. (1932). Greek Sculpture and Painting. Cambridge University Press.Bose, Partha (2003). Alexander the Great's Art of Strategy. Allen & Unwin. ISBN 1741141133.Bosworth, A.B. (1988). Conquest and Empire: The Reign of Alexander the Great. New York: CambridgeUniversity Press.Bowra, Maurice (1994). The Greek Experience. Phoenix Books. ISBN 1857991222.Burn, A.R. (1951). Alexander the Great and the Hellenistic Empire (2 ed.). London: English UniversitiesPress.Danforth, Loring M. (1997). The Macedonian Conflict: Ethnic Nationalism in a Transnational World.Princeton University Press. ISBN 0691043566.Durant, Will (1966). The Story of Civilization: The Life of Greece. Simon & Schuster. ISBN 0671418009.

Page 34: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 34/35

Durant, Will (1966). The Story of Civilization: The Life of Greece. Simon & Schuster. ISBN 0671418009.Engels, Donald W. (1978). Alexander the Great and the Logistics of the Macedonian Army. Berkeley:University of California Press.Fawcett, Bill, ed. (2006). How To Lose A Battle: Foolish Plans and Great Military Blunders. Harper.ISBN 0060760249.Fox, Robin Lane (1973). Alexander the Great. Allen Lane. ISBN 0860077071.Fox, Robin Lane (1980). The Search for Alexander. Little Brown & Co. Boston. ISBN 0316291080.Fuller, J.F.C. (1958). The Generalship of Alexander the Great. London: Eyre and Spottiswoode.Gergel, Tania, ed. (2004). The Brief Life and Towering Exploits of History's Greatest Conqueror as ToldBy His Original Biographers. Penguin Books. ISBN 0142001406.Green, Peter (1992). Alexander of Macedon: 356–323 B.C. A Historical Biography. University ofCalifornia Press. ISBN 0520071662.Green, Peter (2007). Alexander the Great and the Hellenistic Age. Orion Books. ISBN 9780753824139.Greene, Robert (2000). The 48 Laws of Power. Penguin Books. p. 351. ISBN 0140280197.Grimal, Nicolas (1992). A History of Ancient Egypt (reprint ed.). Blackwell Publishing.ISBN 9780631193960.Gunther, John (2007). Alexander the Great. Sterling. ISBN 1402745192.Hammond, N.G.L. (1994). Alexander the Great: King, Commander, and Statesman (3 ed.). London: BristolClassical Press.Hammond, N.G.L. (1997). The Genius of Alexander the Great. Chapel Hill: University of North CarolinaPress.Hammond, N.G.L. (1989). The Macedonian State: Origins, Institutions, and History. Oxford UniversityPress. ISBN 0198148836.Holland, T. (2003). Rubicon: Triumph and Tragedy in the Roman Republic. Abacus.ISBN 9780349115634.Holt, Frank Lee (2003). Alexander the Great and the mystery of the elephant medallions. University ofCalifornia Press. ISBN 0520238818.Keay, John (2001). India: A History. Grove Press. ISBN 0802137970.Goldsworthy, A. (2003). The Fall of Carthage. Cassel. ISBN 0304366420.Luniya, Bhanwarlal Nathuram (1978). Life and Culture in Ancient India: From the Earliest Times to 1000A.D. Lakshmi Narain Agarwal. LCCN 78907043.M'Crindle, J.W. (1893). The Invasion of India by Alexander the Great as Described by Arrian, Q Curtius,Diodorus, Plutarch, and Justin (http://books.google.com/books?id=A9YNAAAAIAAJ) . Westminster:Archibald Constable and Co.McCarty, Nick (2004). Alexander the Great. Penguin. ISBN 0670042684.Morkot, Robert (1996). The Penguin Historical Atlas of Ancient Greece. Penguin.Murphy, James Jerome; Richard A. Katula, Forbes I. Hill, Donovan J. Ochs (2003). A Synoptic History ofClassical Rhetoric. Lawrence Erlbaum Associates. p. 17. ISBN 1880393352.Nandan, Y.; Bhavan, BV (2003). British Death March Under Asiatic Impulse: Epic of Anglo-IndianTragedy in Afghanistan. Mumbai: Bharatiya Vidya Bhavan. ISBN 8172763018.Narain, AK (1965). Alexander the Great: Greece and Rome–12.O'Brien, John Maxwell (1992). Alexander the Great: The Invisible Enemy. London: Routledge.Ogden, Daniel (2009). "Alexander's Sex Life". In Alice Heckel, Waldemar Heckel, Lawrence A. Tritle.Alexander the Great: A New History. Wiley-Blackwell. ISBN 1405130822.Pratt, James Bissett (1996). The Pilgrimage of Buddhism and a Buddhist Pilgrimage. Laurier Books.ISBN 8120611969.Pomeroy, S.; Burstein, S.; Dolan, W.; Roberts, J. (1998). Ancient Greece: A Political, Social, and CulturalHistory. Oxford University Press. ISBN 0195097424.Renault, Mary (2001). The Nature of Alexander the Great. Penguin. ISBN 014139076X.Ring, Trudy; Salkin, Robert M.; Berney, K. A. et al., eds. (1994). International dictionary of historicplaces. Chicago ; Fitzroy Dearborn, 1994–1996. ISBN 9781884964036.Roisman, Joseph, ed. (1995). Alexander the Great Ancient and Modern Perspectives. Problems in EuropeanCivilization. Lexington, MA.: D.C. Heath.Roisman, Joseph; Worthington, Ian (2010). A Companion to Ancient Macedonia(http://books.google.com/books?id=lkYFVJ3U-BIC) . John Wiley and Sons. ISBN 1405179368.Sabin, P; van Wees, H; Whitby, M (2007). The Cambridge History of Greek and Roman Warfare: Greece,the Hellenistic World and the Rise of Rome. Cambridge University Press. ISBN 0521782732.Sacks, David (1995). Encyclopedia of the Ancient Greek World. Constable and Co. ISBN 0094752702.

Page 35: Aleksander Agung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

09/04/13 Aleksander Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Agung 35/35

Savill, Agnes (1959). Alexander the Great and His Time (3 ed.). London: Barrie and Rockliff.Stewart, Andrew (1993). Faces of Power: Alexander's Image and Hellenistic Politics. Hellenistic Culture

and Society 11. Berkeley: University of Califomia Press.Stoneman, Richard (2004). Alexander the Great. Routledge. ISBN 0415319323.Studniczka, Franz (1894). Achäologische Jahrbook 9.Tarn, W.W. (1948). Alexander the Great. Cambridge: Cambridge University Press.Tripathi, Rama Shankar (1999). History of Ancient India. ISBN 9788120800182.Wilcken, Ulrich (1997) [1932]. Alexander the Great. New York: W. W. Norton & Company.ISBN 0393003817.Worthington, Ian (2003). Alexander the Great. Routledge. ISBN 0415291879.Worthington, Ian (2004). Alexander the Great: Man And God. Pearson. ISBN 9781405801621.

Pranala luar

(Inggris) Daftar referensi sumber pertama mengenai Alexander di livius.org (http://www.livius.org/aj-al/alexander/alexander_z1b.html)(Inggris) Artikel, forum diskusi, dan informasi referensi mengenai Alexander

(http://www.thegreatalexander.com/)(Inggris) Lysimachos.com - Artikel mengenai Alexander (http://www.lysimachos.com)(Indonesia) Iskandar Zulkarnaen, Sang Raja Muslim Yang Saleh Dan Perkasa(http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/29559-iskandar-zulkarnaen-sang-raja-muslim-yang-saleh-dan-perkasa.html)

(Indonesia) Iskandar Zulkarnaen, Peleburan Kerajaan Timur Dan Barat(http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/29771-iskandar-zulkarnaen-peleburan-kerajaan-timur-dan-barat.html)

Aleksander Agung

Dinasti Argead

Lahir: 356 SM Wafat: 323 SM

Gelar kebangsawanan

Didahului oleh:

Filipus IIRaja Makedonia

336–323 SM

Digantikan oleh:

Filipus III & Aleksander IV

Didahului oleh:

Darius III

Raja Agung (Shah) Persia330–323 SM

Firaun Mesir332–323 SM

Ciptaan baruRaja Asia

331–323 SM

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aleksander_Agung&oldid=6716414"Kategori: Penguasa Helenistik Kelahiran 356 SM Kematian 323 SM Meninggal usia 33

Alexander Agung Yunani Kuno Penguasa monarki Persia Firaun 100 Tokoh menurut Michael H. Hart

Halaman ini terakhir diubah pada 22.37, 6 April 2013.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahanmungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.