138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

29
BAB I PENDAHULUAN Menurut definisi Waskman, antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Definisi ini harus diperluas, karena zat yang bersifat antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi. Macam-macam antibiotik yaitu: antibiotik β-laktam, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (kelompok eritromisin), linkomisin, aminoglikosida, polipeptida dan fosfomisin. Indikasi dari penggunaan antibiotik dalam prosedur tindakan medis antara lain : 1. Pembengkakan infeksi yang cepat dan progresif 2. Pembengkakan infeksi yang difuse 3. Pericoronitis yang parah 4. Gangguan pertahanan tubuh 5. Osteomyelitis 1

description

antibiotika

Transcript of 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

Page 1: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut definisi Waskman, antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Definisi ini

harus diperluas, karena zat yang bersifat antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa

hewan dan tanaman tinggi. Macam-macam antibiotik yaitu: antibiotik β-laktam,

kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (kelompok eritromisin), linkomisin, aminoglikosida,

polipeptida dan fosfomisin.

Indikasi dari penggunaan antibiotik dalam prosedur tindakan medis antara lain :

1. Pembengkakan infeksi yang cepat dan progresif

2. Pembengkakan infeksi yang difuse

3. Pericoronitis yang parah

4. Gangguan pertahanan tubuh

5. Osteomyelitis

1

Page 2: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

BAB II

PEMBAHASAN

Antibiotik β-laktam adalah antibiotik yang paling awal ditemukan dan dikembangkan.

Yang termasuk antibiotik β-laktam, antara lain: penisilin, sefalosporin, monobaktam,

karbapenem, inhibitor enzim β-laktamase. Senyawa yang berbeda-beda ini sama-sama

memiliki cincin β-laktam. Spektrum kerja antibiotik β-laktam yang mencakup mikroba Gram

negatif dan Gram positif, bervariasi bergantung pada masing-masing senyawa. Ada antibiotik

β-laktam yang berspektrum luas terhadap mikroba Gram positif dan Gram negatif, ada pula

yang hanya bekerja terhadap Gram negatif atau Gram positif saja dan beberapa hanya baik

digunakan untuk mikroba tertentu.

Karakteristik Dasar

Golongan β-laktam termasuk obat-obat bakterisidal (membunuh mikroorganisme).

Golongan ini menghambat pembentukan dinding sel bakteri dengan mengganggu sintesis

peptidoglikan. Enzim-enzim pada bakteri yang dipengaruhi oleh β-laktam disebut penicillin-

binding proteins (PBPs). Terdapat bermacam-macam PBPs yang dibedakan menurut fungsi,

kuantitas dan afinitas terhadap β-laktam.

Pada prinsipnya, sebagian besar efek β-laktam melawan perkembangan bakteri yang

membangun dinding sel mereka secara intensif. Di sisi lain, β-laktam tidak begitu efektif

melawan mikroba yang dinding selnya tidak memiliki peptidoglikan (Chlamydia,

mycoplasmata, rickettsiae, mycobacteria).

Farmakodinamik

Golongan β-laktam termasuk dalam kelompok antibiotik time-dependent (bergantung

pada waktu), dimana antibiotik ini membunuh lebih baik saat konsentrasi konstan berada di

atas konsentrasi hambat minimum (KHM). Laju dan tingkat penghambatan relatif konstan

saat konsentrasinya sekitar empat kali KHM dari mikroorganisme, sehingga tujuan terapi

adalah untuk mempertahankan keadaan ini selama mungkin pada tempat infeksi saat interval

dosis. Puncak konsentrasi pada obat-obat golongan β-laktam tidak terlalu penting. Pada

infeksi sedang, konsentrasi yang cukup untuk mengobati infeksi yaitu bila melampaui 40–50

2

Page 3: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

% KHM pada interval pemberian. Durasi optimum dimana konsentrasi antibiotik tetap berada

di atas KHM belum diketahui.

Maka dari itu, penggunaan antibiotik β-laktam dengan dosis normal atau lebih tinggi

tetapi belum bertahan dalam waktu yang cukup lama, tidak akan menghasilkan efek terapi

yang diinginkan. Pada umumnya dosis obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat dalam

plasma, dan konsentrasi dalam plasma berbanding lurus juga dengan efek yang dihasilkan.

Sedangkan untuk obat golongan β-laktam hal ini tidak berlaku, karena walaupun  dosis obat

berbanding lurus dengan konsentrasi obat dalam plasma, tetapi efek yang dihasilkan obat

golongan β-laktam tidak berbanding lurus dengan konsentasi di dalam plasma. Hal ini

dikarenakan obat-obat golongan β-laktam baru akan menghasilkan efek yang diinginkan

ketika kita menggunakan obat tersebut dengan dosis normal (tertentu) dengan waktu (durasi)

penggunaan yang cukup lama (tertentu).

Farmakokinetik

Sebagian besar golongan β-laktam tidak tahan terhadap asam dan terurai oleh asam

lambung. Absorbsi β-laktam pada saluran pencernaan terbatas. Sebagian besar sediaan β-

laktam adalah sediaan parenteral. Esterifikasi dari obat asli terkadang diperlukan untuk

memfasilitasi absorbsi. β-laktam yang teresterifikasi sebaiknya diberikan bersama makanan.

Golongan β-laktam sebagian besar tersebar di ekstraselular. Penetrasi β-laktam pada

membran biologis dan penetrasi intraselulernya terbatas, terkadang hal tersebut dapat diatasi

dengan pemberian dosis yang lebih tinggi.

Sebagian besar golongan β-laktam dieksresikan lewat ginjal, kecuali oxacillin,

cefoperazon, ceftriaxon.

Waktu paruh golongan β-laktam lebih singkat yaitu berkisar antara 2–2,5 jam.

Ceftriaxon memiliki waktu paruh yang lebih panjang yaitu sekitar 8 jam dalam sekali

pemberian.

KLASIFIKASI ANTIBIOTIKA

Klasifikasi antibiotika dan kemoterapetika yang sering dianjurkan dan digunakan

adalah berdasarkan bagaimana kerja antibiotika tersebut terhadap kuman, yakni antibiotika

3

Page 4: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

yang bersifat primer bakteriostatik dan antibiotika yang bersifat primer bakterisid. Yang

termasuk bakteriostatik di sini misalnya sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,

trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat

bakteriostatik bekerja dengan mencegah pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya,

sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Sedangkan

antibiotika yang bakterisid, yang secara aktif membasmi kuman meliputi misalnya penisilin,

sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.

Pembagian lain juga sering dikemukakan berdasarkan makanisme atau tempat kerja

antibiotika tersebut pada

kuman, yakni :

1. Antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman, termasuk di sini

adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.

2. Antibiotika yang merubah permeabilitas membran sel atau mekanisme transport aktif

sel. Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan

polimiksin.

3. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis protein, yakni kloramfenikol,

eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida.

4. Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam nukleat, yakni asam

nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim.

Secara garis besar, jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika yang ada paling tidak akan

mencakup jenis-jenis berikut ini :

Golongan penisilin.

Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding

sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-

penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman

terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap

kuman Gram negatif. Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa kelompok,

yakni:

Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi spektrum anti kuman terhadap

Gram positif paling kuat. Termasuk di sini adalah Penisilin G (benzil penisilin) dan

4

Page 5: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

derivatnya yakni penisilin prokain dan penisilin benzatin, dan penisilin V

(fenoksimetil penisilin). Penisilin G dan penisilin prokain rusak oleh asam

lambung sehingga tidak bisa diberikan secara oral, sedangkan penisilin V dapat

diberikan secara oral. Spektrum antimikroba di mana penisilin golongan ini masih

merupakan pilihan utama meliputi infeksi-infeksi streptokokus beta hemolitikus grup

A, pneumokokus, meningokokus, gonokokus, Streptococcus viridans,

Staphyloccocus, pyoneges (yang tidak memproduksi penisilinase), Bacillus anthracis,

Clostridia, Corynebacterium diphteriae, Treponema pallidum, Leptospirae dan

Actinomycetes sp.

Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di sini adalah

kloksasilin, flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin dan metisilin, sehingga

hanya digunakan untuk kuman-kuman yang memproduksi enzim penisilinase.

Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi

rusak oleh enzim penisilinase. Termasuk di sini adalah ampisilin dan amoksisilin.

Kombinasi obat ini dengan bahan-bahan penghambat enzim penisiline, seperti asam

klavulanat atau sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kuman-kuman

penghasil enzim penisilinase.

Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin). Penisilin ini termasuk

karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin diindikasikan khusus untuk kuman-

kuman Pseudomonas aeruginosa.

Golongan sefalosporin.

Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin beta laktam.

Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi spektrum anti

kuman dari masing-masing antibiotika sangat beragam, terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:

1. Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara in vitro.

Termasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi pertama

kurang aktif terhadap kuman Gram negatif.

2. Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi lebih aktif

terhadap kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol dan sefaklor.

5

Page 6: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

3. Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk

Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini adalah

sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim dan moksalatam.

Golongan amfenikol

Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-derivatnya

yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap

kuman Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan

mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka

kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksi S. typhi dan H. influenzae.

Golongan tetrasiklin

Merupakan antibiotika spektrum luas bersifat bakteriostatik untuk kuman Gram

positif dan Gram negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat terbatas oleh karena

masalah resistensi, namun demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan utama untuk

infeksi-infeksi yang disebabkan oleh klamidia, riketsia, dan mikoplasma. Mungkin juga

efektif terhadap N. meningitidis, N. gonorhoeae dan H. influenzae., termasuk di sini adalah

tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, metasiklin dan

demeklosiklin.

Golongan aminoglikosida

Golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram

negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin juga

aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah amikasin, gentamisin, kanamisin,

streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin, antibiotika ini punya sifat khas toksisitas

berupa nefrotoksik, ototoksik dan neurotoksik.

Golongan makrolida

Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman,

sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan

menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara invitro terhadap kuman-kuman Gram

positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai

6

Page 7: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik

(disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkan

Legionella pneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida selain eritromisin juga

roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin, oleandomisin dan trioleandomisin.

Golongan linkosamid.

Termasuk di sini adalah linkomisin dan klindamisin, aktif terhadap kuman Gram

positif termasuk stafilokokus yang resisten terhadap penisilin. Juga aktif terhadap kuman

anaerob, misalnya bakteroides. Sering dipakai sebagai alternatif penisilin antistafilokokus

pada infeksi tulang dan sendi serta infeksi-infeksi abdominal. Sayangnya, pemakaiannya

sering diikuti dengan superinfeksi C. difficile, dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang

fatal.

Golongan polipeptida.

Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok

antibiotika yang terdiri dari rangkaian polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman

Gram negatif, misalnya psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain. Toksisitas

polimiksin membatasi pemakaiannya, terutama dalam bentuk neurotoksisitas dan

nefrotoksisitas. Mungkin dapat berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya

infeksi pseudomonas dan enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat lain.

Golongan antimikobakterium

Golongan antibiotika dan kemoterapetika ini aktif terhadap kuman mikobakterium.

Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin,

INH, dapson, etambutol dan lain-lain.

Golongan sulfonamida dan trimetropim

Kepentingan sulfonamida dalam kemoterapi infeksi banyak menurun karena masalah

resistensi. Tetapi beberapa mungkin masih aktif terhadap bentuk-bentuk infeksi tertentu

misalnya sulfisoksazol untuk infeksi dan infeksi saluran kencing. Kombinasi

sulfamektoksazol dan trimetoprim untuk infeksi saluran kencing, salmonelosis, kuman

7

Page 8: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

bronkitis, prostatitis. Spektrum kuman mencakup kuman-kuman Gram positif dan Gram

negatif.

Golongan kuinolon

Merupakan kemoterapetika sintetis yang akhir-akhir ini mulai populer dengan

spektrum antikuman yang luas terutama untuk kuman-kuman Gram negatif dan Gram positif,

enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai untuk infeksi-infeksi nosokomial.

Termasuk di sini adalah asam nalidiksat, norfloksasin, ofloksasin, pefloksasin dan lain-lain.

Golongan lain-lain

Masih banyak jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika lain yang tidak tercakup

dalam kelompok yang disebutkan di atas. Misalnya saja vankomisin, spektinomisin,

basitrasin, metronidazol, dan lain-lain. Informasi mengenai pemakaian dan sifat masing-

masing dapat dicari dari sumber pustaka baku. Vankomisin terutama aktif untuk

Gram positif, terutama untuk S. areus, S. epidermidis, S. pneumoniae. Juga merupakan

pilihan untuk infeksi stafilokokus yang resisten terhadap metisilin. Tetapi karena

toksisitasnya, maka vankomisin hanya dianjurkan kalau antibiotika lain tidak lagi efektif.

KUMAN DAN RELASINYA DENGAN ANTIBIOTIKA

Kuman-kuman penyebab infeksi secara umum dapat dikategorikan secara besar sebagai

berikut:

Kuman Gram positif

Kuman Gram positif dibedakan menjadi dua kelompok, yakni kuman aerob dan kuman

anaerob.

Kuman Gram positif aerob: meliputi kuman-kuman koken (streptokokus, stafilokokus),

basilus (saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain.

Jadi secara sederhana kuman-kuman yang sering dihadapi dalam praktek dari golongan ini

misalnya kuman stafilokokus, streptokokus. Untuk kuman-kuman Gram positif aerob ini,

antibiotika pilihan utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada resistensi

8

Page 9: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin, sefalosporin,

mempunyai aktifitas antikuman terhadap golongan Gram positif aerob, tetapi tidak sekuat

penisilin spektrum sempit di atas. Contoh yang gampang adalah infeksi saluran nafas oleh

streptokokus maupun infeksi-infeksi piogenik dengan pernanahan.

Kuman Gram positif anaerob: yang paling penting di sini kemungkinan adalah kuman-kuman

batang positif, yakni klostridia, misalnya C. tetani, C. botulinum, C. gas gangren dan lain-

lain. Untuk kuman-kuman ini penisilin dengan spektrum sempit tetap merupakan obat pilihan

utama, juga metronidazol.

Kuman Gram negatif

Kuman gram negatif juga terbagi menjadi kuman yang bersifat aerob dan anaerob.

Gram negatif aerob: termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus),

kuman-kuman enterik (E. coli, klebsiela dan enterobakter), salmonela, sigela, vibrio,

pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk kuman-kuman kelompok ini, pilihan antibiotik

dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain.

Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela

adalah kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol.

Gram negatif anaerob: yang termasuk di sini yang penting adalah golongan bakteroides dan

fusobakterium. Linkomisin dan klindamisin, beberapa sefalosporin, metronidazol, kombinasi

amoksisilin dengan asam klavulanat. Pembagian kuman penyebab infeksi ini sangat

disederhanakan, oleh karena spektrum kuman penyebab infeksi pada masing-masing organ

tubuh atau lokasi tubuh masih sangat bervariasi. Sehingga dalam prakteknya jenis

infeksi, kuman spesifik penyebabnya harus dicari dan dipertimbangkan termasuk spektrum

kepekaan kuman pada umumnya yang menentukan antibiotika pilihan untuk infeksi yang

bersangkutan.

PEMILIHAN ANTIBIOTIKA

          Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih antibiotika sebagai solusi untuk

menangani infeksi, antara lain :

  Identifikasi organisme penyebab infeksi

9

Page 10: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

Untuk mengidentifikasi patogen dapat dilakukan di laboratorium, di mana organisme

dapat diisolasi dari pus, darah, atau jaringan, dan dapat pula secara empirik berdasarkan

pengetahuan tentang patogenesis dan kenampakan klinis dari suatu infeksi yang spesifik.

            Beberapa faktor bergantung pada jenis bakteri yang menginfeksi (aerob atau pun

anaerob) dan identifikasi spesifiknya sangat penting. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri

aerob lebih sedikit presentasenya yaitu kurang lebih 5%. Adapun infeksi yang disebabkan

oleh bakteri anaerob kurang lebih 25%, dan 70% dari infeksi odontogenik yang terjadi

disebabkan oleh gabungan bakteri aerob dan anaerob.

            Bakteri aerob pada infeksi odontogenik umumnya merupakan kokus gram positif,

yang sebagian besar merupakan jenis streptococcus. Jenis bakteri tersebut rentan terhadap

penicillin dan antibiotik lainnya yang memiliki spektrum yang sama.

            Terdapat dua kelompok besar bakteri anaerob yaitu bakteri anaerob gram positif

kokus dan bakteri anaerob gram negatif basil. Bakteri anaerob gram positif kokus ditemukan

pada hampir sepertiga kejadian infeksi odontogenik. Kerentanannya terhadap antibiotik sama

dengan bakteri streptokokus aerob; oleh karena itu, bakteri jenis ini sensitif terhadap

penicillin dan antibiotik lainnya dengan spektrum seperti penicillin.

  Penentuan sensitivitas antibiotik

Sebagian besar infeksi odontogenik disebabkan oleh mikroorganisme seperti

streptococci yang tidak memiliki banyak variasi pada pola sensitivitas terhadap antibiotik.

Streptococcus viridans yang telah terekspos antibiotik -lactam dapat menjadi resisten dalam

waktu singkat (2 hingga 4 hari). Resistensi Streptococcus viridans dapat menyebabkan

infeksi serius pada beberapa pasien.

Beberapa perbedaan kerentanan terhadap antibiotik merupakan hal yang penting.

Penicillin tepat digunakan untuk menangani infeksi Streptococcus dan cukup baik untuk

menangani infeksi odontogenik yang diakibatkan oleh sebagian besar bakteri anaerob.

10

Page 11: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

Erythromycin efektif melawan Streptococcus, Peptostreptococcus, dan Prevotella tetapi tidak

efektif melawan Fusobacterium. Clindamycin baik untuk Streptococcus dan untuk lima

kelompok besar bakteri anaerob. Cephalexyn hanya bersifat moderat terhadap Streptococcus

(kurang lebih 10% turunannya resisten, 70% sensitif menengah, dan 20% sensitif) dan cukup

baik untuk melawan lima kelompok bakteri anaerob. Metronidazole tidak memiliki

efektivitas melawan Streptococcus tetapi sangat efektif untuk menangani lima kelompok

bakteri anaerob tersebut.

  Penggunaan antibiotik spesifik, berspektrum sempit

Saat mempertimbangkan penggunaan antibiotik, terdapat berbagai pilihan obat.

Pemilihannya harus berdasarkan beberapa faktor. Yang pertama, antibiotik dengan spektrum

tersempit harus dipilih. Sebagai contoh, Streptococcus sensitif terhadap penicillin,

cephalosporin, dan tetracycline, maka penicillin yang dipilih karena memiliki spektrum

paling sempit.

Penggunaan antibiotik spektrum sempit dapat meminimalkan resiko superinfeksi.

Ketika sejumlah besar flora normal pada host tereliminasi, terjadi pertumbuhan organisme

resisten yang tidak terkendali, dan hal ini dapat menyebabkan infeksi klinis pada beberapa

pasien, bervariasi dari moniliasis hingga pneumonia gram negatif. Penggunaan antibiotik

spektrum sempit memungkinkan proporsi besar flora normal host dapat dijaga, yang akan

meminimalkan superinfeksi.

  Penggunaan antibiotik dengan toksik minimal

Salah satu prinsip dalam pemilihan antibiotika yaitu pemilihan obat-obatan yang

memiliki toksik paling rendah di antara semua jenis obat yang efektif.  Antibiotika digunakan

untuk membunuh sel bakteri hidup, tetapi beberapa antibiotika juga mampu mematikan atau

merusak sel-sel manusia, yang menyebabkannya bersifat sangat toksik. Sebagai contoh,

bakteri yang menyebabkan infeski odontogenik biasanya sensitif terhadap penisilin dan

11

Page 12: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

kloramfenikol. Faktanya, kloramfenikol lebih efektif 2% hingga 3%  dalam menangani

infeksi ini. Meski demikian, kloramfenikol merupakan obat yang toksik dengan potensi dapat

menyebabkan penurunan jumlah sumsum tulang yang parah. Walaupun kemungkinan

keberhasilan perawatan dengan kloramfenikol lebih besar, penisilin dipilih karena

toksisitasnya yang lebih rendah.

  Riwayat obat-obatan pasien

Pengetahuan tentang riwayat reaksi pasien terhadap obat-obatan merupakan hal yang

penting. Dua hal yang harus diperhatikan yaitu riwayat reaksi alergi dan reaksi toksik.

  Penggunaan obat-obatan bakterisida lebih baik daripada bakteriostatik

Antibiotika digunakan untuk membantu mengatasi infeksi dan penyembuhan dari

proses infeksi merupakan hasil dari mekanisme pertahanan host. Antibiotika bakteriostatik

bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri, biasnya dengan cara

menghalangi sintesis protein. Karena pertumbuhan menjadi lambat, pertahanan tubuh host

dapat menghancurkan populasi yang statis dan menyembuhkan infeksi tersebut. Jika sistem

pertahanan host tidak dapat bekerja dengan baik, maka penggunaan antibiotika bakterisida

menjadi hal yang penting. Dua mekanisme utama dari antibiotik bakterisida yaitu

menginterferensi sintesis dinding sel dan sintesis asam nukleat.

  Penggunaan antibiotika yang telah diketahui efektivitasnya

Evaluasi terbaik bagi efisiensi suatu obat pada situasi tertentu adalah observasi kritis

terhadap efektivitas klinisnya selama periode perpanjangan. Observasi ini membantu dalam

penentuan frekuensi keberhasilan dan kegagalan perawatan, frekuensi efek merugikan, dan

frekuensi terjadinya efek samping.

  Segi ekonomis antibiotika

Sulit untuk memasukkan pertimbangan mengenai harga sebagai salah satu faktor

penentu. Pada beberapa situasi, sering kali antibiotika yang harganya lebih mahal merupakan

12

Page 13: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

pilihan obat yang tepat. Sebagai pertimbangan tambahan, harga dari metode administrasi

antibiotika juga harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, sebagaian besar antibiotika

parenteral yang diberikan di rumah sakit diaplikasikan secara intravena. Antibiotika tersebut

dikemas per set dan harus diberikan setiap empat jam sekali. Maka harganya akan semakin

mahal jika dijumlahkan dengan harga dari antibiotika itu sendiri. Oleh karena itu,

penggunaan antibiotika dengan waktu paruh yang panjang dan harga yang mahal dapat

menjadi lebih murah jika dibandingkan saat semua biaya dikalkulasikan.

ADMINISTRASI ANTIBIOTIK

            Jika pasien telah didiagnosa mengalami infeksi dan jenis antibiotika sebagai terapinya

telah ditentukan, maka antibiotika tersebut harus diadministrasikan dengan tepat.

Administrasi antibiotika mencakup penentuan dosis, rute administrasi, dan kombinasi terapi.

Tabel 4. Farmakologi antibiotika yang umum digunakan

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

dosis

Efek samping utama

Penicillin G IM/IV 600.000-1.200.000 U q

4h

- 0,5        7,0 Alergi

Penicillin V PO 500 mg q l d - 3,0 2,0(250 mg PO)

Alergi

Oxacillin IM/IV 500-1000 mg q4-6 h

Resistensi penicillin

0,5 11,0(500 mg PO)

Alergi

Dicloxacillin PO 250-500 mg q6h

Resistensi penicillin

0,5 14,0(500 mg PO)

Alergi

Ampicillin PO,IM 250-500 mg q6h

Penggunaan yang

berlawanan proteus (indole

negatif)

0,7 2,4(250 mg PO)

Alergi

Amoxicillin PO 250-500 mg q6-8h

- 1,0 4,7 (250 mg PO)

Alergi

Cefazoline IM,IV 250-1000 mg q8h

Farmakokinetik baik

1,8 38(500 mg IM)

Alergi

Cefalexine PO 500-1000 mg q6h

Sefalosforin oral

0,7 8(250 mg PO)

Alergi

Cefoxitin IM/IV 500-2000 mg Penggunaan 0,7 24 Alergi

13

Page 14: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

q6h untuk anaerob (1000 mg IM)Cefaclor PO 250-1000 mg

q6hSefalosforin

oral0,7 18(500mgPO) Alergi

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

dosis

Efek samping utama

Erythromycin PO/IV 500 mg q6h Infeksi positif gram+ ringan

5 1,0250 mg PO)

GI

Clindamycin PO.IM/IV

150-450 mg q6h

Antibiotika anaerob

4 2,5(150 mg PO)

Diare (20%)

Metronidazol PO 1000mg ,250-500 mg tid

Antibiotika anaerob

8 11,5 (500 mg PO)

Nausea

Vancomycin IV (PO) 500 mg q6h Infeksi gram + yang berat (PO

untuk Clostridium

difficile)

6 30(500 mg IV)

Plebitis

Tetracycline PO,IV 500 mg q6h - - 3(250 mg PO)

GI

Doxycycline PO,IV 100 mg q12h x2, 50 mg bid

- 18,5 2,4(100 mg PO)

GI

Chloramphenicol PO,IV 250-750 mg q6h PO

- 2,5 4(500 mg PO)

Anemia aplastik

Trimethoprim PO 400 mg SMX Spektrum  luas 1,0 TMP 2 AlergiSulfamethoxazole 1 tab bid Bakterisidal

Antibiotik oralSMX 60(1 tab)

Ciprofloxacin PO 250 mg q12h Spektrum luasBakterisidal

3,3 1,5(250 mg PO)

Infeksi sekunder

Sumber : Oral and maxillofacial infections. 4, R.G, Goldberg M.H, Hupp J.R . 4th ed. Philadelphia: W.B

Saunders Company;p.114.

Dosis yang tepat. Tujuan dari semua terapi obat-obatan yaitu bagaimana

mengaplikasikan obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan tanpa menyebabkan cedera

bagi host. Prosedur laboratorium sangat membantu seorang dokter dalam menghitung dosis

obat yang tepat. Dari laboratorium dapat diperoleh informasi yang tepat mengenai penentuan

konsentrasi penghambat minimum (minimum inhibitory concentration = MIC) dari suatu

antibiotika untuk bakteri spesifik. Antibiotika yang telah umum digunakan MIC-nya telah

ditentukan. Untuk penggunaan terapeutik, konsentrasi tertinggi antibiotika pada titik infeksi

seharusnya tiga hingga empat kali MIC. 

14

Page 15: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

            Interval waktu yang tepat. Setiap antibiotika memiliki waktu paruh plasma tertentu

(t1/2), di mana setengah dari dosis obat yang diabsorbsi telah diekskresikan. Interval dosis

yang umum untuk penggunaan terapeutik yaitu empat kali dari t1/2.

            Rute administrasi yang tepat. Pada kasus tertentu, hanya administrasi parenteral

yang dapat menghasilkan level serum yang adekuat bagi antibiotika. Telah terbukti bahwa

konsentrasi plasma tertinggi antibiotika lebih cepat diperoleh  melalui administrasi intravena (IV)

dibandingkan dengan injeksi intramuscular (IM). Administrasi antibiotika melalui intravena

merupakan metode yang optimal untuk mencapai level yang adekuat dalam jaringan selama

prosedur pembedahan.

            Konsistensi obat dalam rute administrasi. Jika menangani infeksi yang parah, maka

administrasi parenteral merupakan metode yang paling tepat digunakan. Hal yang cukup

penting agar menjaga level plasma tertinggi antibiotika selama periode tertentu untuk

mencapai penetrasi jaringan maksimum dan efek menghancurkan bakteri yang efektif.

Bakteri biasanya belum musnah seluruhnya hingga antibiotika diberikan selama 5 hingga 6

hari. Jika infeksi yang terjadi cukup ringan dan tidak membutuhkan terapi parenteral, maka

pencapaian level plasma teringgi melalui terapi oral dapat dianggap cukup.

            Kombinasi terapi antibiotika. Hasil yang umum dari terapi kombinasi antibiotika

yaitu paparan spektrum yang luas yang dapat menekan flora normal host dan meningkatkan

kemungkinan timbulnya resistensi bakteri. Meski demikian, terdapat beberapa situasi di mana

penggunaan kombinasi antibiotika diindikasikan. Situasi yang utama yaitu ketika spektrum

antibiotika perlu ditingkatkan pada pasien dengan sepsis akibat penyebab yang tidak

diketahui. Situasi yang kedua yaitu jika diperlukan peningkatan efek bakterisida untuk

melawan organisme spesifik.

Tabel 5. Antibiotika untuk infeksi oral dan fasial

Antibiotik Dengan makanan

Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ aerob

Gram+ anaerob

Gram- anaerob

15

Page 16: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

Penicillin Ya 250/500 mg qid 25-50 mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Ya ya/tidak

Amoxicillin Ya 250/600 mg tid 25-5- mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Ya Ya/tidak

Augmentin Ya 875mg bid/ 500 tid

90 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Cefaclor Ya 250 mg tid 20-40 mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Tidak Ya/tidak

Cefuroxime Ya 250-500 mg bid 20-30 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Erythromycin stearate

Tidak 400 mg qid 20-4- mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Tidak tidak

Azithromycin Ya 500 mg diikuti 250 mg pada hari ke 2-5

10 mg/kg/hr diikuti 5 mg/kg/hr pada hari ke 2-5

Ya Ya/tidak Tidak

Clindamycin Ya 150-450 mg  q 6h

10-30 mg/kg/hrDibagi 3-4 dosis

Ya Ya Ya

Metronidazole Ya 250-500 mg tid 34-50 mg/kg/hr Tidak Ya YaDoxycyline Ya 200 mg dibagi 2

dosis pada hari pertama

kemudian 100 mg/hr

>  8 th, 4 mg/kg/hr dibagi 2 dosis

diberikan per oral pada hari pertama

kemudian 2mg/kg/hr

Tidak Ya Ya

Antibiotik Dengan makanan

Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ aerob

Gram+ anaerob

Gram- anaerob

Minocycline Tidak 200 mg diikuti 100 mg q 12 h

> 8th, 4 mg/kg/hr per oral/ IV kemudian 2

mg/kg/hr q 12 h

Tidak Ya Ya

Vancomycin Ya 125 mg q 6h 40mg/kg/hr dibagi 4 dosis

Ya Ya Ya

Clarythomycin Ya 250-500 mg q 8-12 hr

7,5 mg/kg/ 12 jam Ya Ya/tidak Ya/tidak

Cefalexin Ya 250-500 mg qid - Ya tidak tidakSumber : Infections and antibiotic administration.Thales RT, In: Koerner KR.  Manual of minor oral surgery. .

p. 273.

16

Page 17: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

Indikasi dari penggunaan antibiotik dalam prosedur tindakan medis antara lain :

1. Pembengkakan infeksi yang cepat dan progresif

2. Pembengkakan infeksi yang difuse

3. Pericoronitis yang parah

4. Gangguan pertahanan tubuh

5. Osteomyelitis

Kontraindikasi penggunaan antibiotik :  

a. abses kronik yang terlokalisasi 

b. abses vestibular minor 

c. soket kering

d. pericoronitis ringan.

MENGKOMBINASI ANTIBIOTIKA

Tujuan pemakaian kombinasi antibiotika mencakup hal-hal sebagai berikut :

Memperluas spektrum anti kuman pada pasien dengan kondisi kritis atau infeksi

berat, tetapi jenis infeksinya belum dapat dipastikan. Misalnya pada septikemia sering

diberikan kombinasi antibiotika antistafilokokus (misalnya nafsilin) dan antibiotika

terhadap basil Gram negatif aerob (misalnya gentamisin).

Untuk mengatasi adanya kuman yang resisten. Misalnya kombinasi amoksisilin

dengan asam klavulanat atau sulbaktam untuk mengatasi resistensi karena produksi

enzim penisilinase.

Pemakaian kombinasi antibiotika juga mengandung risiko misalnya adanya akumulasi

toksisitas yang serupa, misalnya nefrotoksisitas aminoglikosida dan nefrotoksisitas dari

beberapa jenis sefalosporin. Kemungkinan juga dapat terjadi antagonisme, kalau prinsip-

prinsip kombinasi di atas tidak ditaati, misalnya kombinasi penisilin dan tetrasiklin.

Walaupun pemakaian beberapa kombinasi dapat diterima secara ilmiah, tetap diragukan

17

Page 18: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

perlunya kombinasi tetap oleh karena kemungkinan negatif yang dapat terjadi. Sebagai

contoh kombinasi tetap penisilin dan streptomisin justru akan meyebabkan inaktivasi dari

masing-masing antibiotika oleh karena terjadinya kerusakan secara kimiawi.

BAB III

KESIMPULAN

Indikasi dari penggunaan antibiotik dalam prosedur tindakan medis antara lain :

1. Pembengkakan infeksi yang cepat dan progresif

2. Pembengkakan infeksi yang difuse

3. Pericoronitis yang parah

4. Gangguan pertahanan tubuh

5. Osteomyelitis

Klasifikasi antibiotika dan kemoterapetika yang sering dianjurkan dan digunakan

adalah berdasarkan bagaimana kerja antibiotika tersebut terhadap kuman, yakni antibiotika

yang bersifat primer bakteriostatik dan antibiotika yang bersifat primer bakterisid. Yang

termasuk bakteriostatik di sini misalnya sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,

trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat

bakteriostatik bekerja dengan mencegah pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya,

sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Sedangkan

antibiotika yang bakterisid, yang secara aktif membasmi kuman meliputi misalnya penisilin,

sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.

Pembagian lain juga sering dikemukakan berdasarkan makanisme atau tempat kerja

antibiotika tersebut pada

kuman, yakni :

1. Antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman, termasuk di sini

adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.

2. Antibiotika yang merubah permeabilitas membran sel atau mekanisme transport aktif

sel. Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan

polimiksin.

18

Page 19: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

3. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis protein, yakni kloramfenikol,

eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida.

4. Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam nukleat, yakni asam

nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim.

P e n g o b a t a n p i l i h a n p a d a i n f e k s i a d a l a h p e n i s i l i n .

P e n i c i l l i n i a l a h  bakterisidal, berspektrum sempit, meliputi streptococci

dan oral anaerob,y a n g m a n a b e r t a n g g u n g j a w a b k i r a - k i r a u n t u k 9 0 %

i n f e k s i o d o n t o g e n i c , memiliki toksisitas yang rendah, dan tidak mahal. Untuk pasien

yang alergi penisilin, bisa digunakan clarytromycin dan clindamycin.

Cephalosporin dan cefadroxil sangat berguna untuk infeksi yang l e b i h l u a s .

19

Page 20: 138457913 Referat Antibiotika Rongga Mulut

B A B I V

D A F T A R P U S T A K A

1 . A n t i b i o t i k a K e d o k t e r a n G i g i , T e r a s K a m p u s .

2 . w w w . s c r i b d . c o m / p e n g o b a t a n i n f e k s i o d o n t o g e n i k

3 . J o u r n a l o f S e v e r e o d o n t o g e n i c i n f e c t i o n s : E p i d e m i o l o g i c a l ,

m i c r o b i o l o g i c a l a n d t h e r a p e u t i c f a c t o r s

20