Kumpulan Rumus Fisika SMP
-
Upload
smpn-3-taman-sidoarjo -
Category
Education
-
view
114.801 -
download
172
description
Transcript of Kumpulan Rumus Fisika SMP
1
RRUUMMUUSS--RRUUMMUUSS FFIISSIIKKAA SSMMPP ((DDiiuurruuttkkaann BBeerrddaassaarrkkaann SSKKLL 22001122))
N
o RUMUS SIMBOL
SATUAN
(SI) INFORMASI PENTING
1 Massa Jenis
ρ =V
m
ρ = massa jenis
m = massa
v = volum
Kg/m3
Kg
m3
1 g/cm3 = 1000 Kg/m3
1 Kg/m3 = 0,001 g/cm3
Digunakan untuk menentukan
massa jenis percampuran zat
cair
2 Pemuaian Panjang Zat
Padat
to ..
ot ..loot
= pertambahan panjang
o = panjang mula-mula
= koefisien muai zat padat
∆t = perubahan suhu
t = panjang akhir
m
m
/oC atau /K
oC
m
Khusus bagian ini dan otidak harus dalam meter asalkan
satuan keduanya sama misal
dalam cm
3 Kalor
a. Kalor untuk Menaikan
Suhu Benda
Q = m.c.∆t
Q = m.c.(t2 – t1)
b. Kalor untuk Merubah
Wujud Benda
Q = m.L (melebur)
Q = m.U (mendidih)
c. Asas Black
m1.c1.(t1-tc) = m2.c2.(tc-
t2)
Bila Jenis Sama :
Bila Massa Sama :
Bila massa dan jenis
sama:
d. Alat Pemanas
tcmtP ...
Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
L = kalor laten (kalor uap, kalor
embun, kalor beku, kalor lebur)
U = Kalor Didih/Embun
100 Air Uap
0 Es Air
-t1Es
Terjadi Perubahan Suhu
Terjadi Perubahan Wujud
P = daya alat pemanas
t = waktu untuk menaikan suhu
Joule
Kg
J/KgoC
J/kg
Memerluka
n Kalor
Melepaskan
Kalor
Watt
sekon
1 kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
1 kkal = 1000 kal = 4200 J
1 kal/g.C = 1 kkal/kg.C
Jika soal dalam grafik,
perhatiakan dengan seksama
kapan kalor dimulai dan diakhiri
t1 >t2 (Benda yang mempunyai
suhu lebih diletakkan di ruas
kiri)
Catatan :
cEs = 0,5 kal/g.C
cAir= 1,0 kal/g.C0 kal/g
Les = 80 kal/g
U = 54
Perhatikan konversi satuannya!
4 Gerak Lurus Beraturan
s = v.t
Jika ada jarak mula-
mula, berlaku :
S = S0 + V.t
s = jarak
v = kecepatan
t = waktu
Dalam kurva V-t, jarak tempuh
sama dengan luas kurva!
m
m/s
s
1 km/jam = 1 x18
5 m/s
1 m/s = 1 x5
18 km/jam
5 Gerak Lurus Berubah
Beraturan
Vt = vo+at
Vt2 = vo
2 + 2as
S =Vo.t+ ½ a.t2
vo = kecepatan awal
Vt = kecepatan akhir
a = percepatan
t = waktu
s = jarak
m/s
m/s
m/s2
sekon
m
Untuk perlambatan a bernilai
negatif, sedangkan dipercepat a
positif
2
6 Gaya
F = m.a atau F = m.a
Berat
w = m.g
F = gaya
m = massa
a = percepatan
w = berat
g = percepatan gravitasi
Newton
kg
m/s2
N
m/s2
Besarnya massa selalu tetap,
namun berat tergantung
percepatan gravitasi di mana
benda tsb berada
7 Tekanan Zat Padat
A
gm
A
W
A
FP
.
P = tekanan
F = gaya
A = luas permukaan bidang
g = percepatan gravitasi
Pascal (Pa)
N
m2
m/s2
1 Pa = 1 N/m2
g = 10 m/s2
8 Tekanan Zat Cair
hgPh ..
hSPh .
Hukum Pascal
2
2
1
1
A
F
A
F
Gaya Apung / Gaya
Archimedes
FA = wu – wf
FA = ρ.g.V = S.V
ρ = massa jenis cairan
S = beratjenis cairan
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman zat cair yang
dihitung dari permukaan
F1 = gaya pada penampang 1
F2 = gaya pada penampang 2
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2
r = jari-jari penghisap
d = diameter penghisap
FA = Gaya ke atas
wu= berat benda ditimbang di udara
wf = berat benda dalam cairan
V = volum zat cair yang dipindahkan
ρ = massa jenis cairan
S = beratjenis cairan
Kg/m3
N/m3
m/s2
m
N
N
m
m
m
N
N
N
Kg/m3
N/m3
Hubungan antara S dengan
adalah :
S = .g
Sistem hidrolik diaplikasikan
pada mesin pengangkat mobil
sehingga beban yang berat dapat
diangkat dengan gaya yang lebih
kecil, satuan A1 harus sama
dengan A2 dan satuan F1 harus
sama dengan F2
ρ.g.V merupakan berat zat cair
yang dipindahkan benda ketika
benda dicelupkan ke dalam suatu
cairan
ρAIR = 1 g/cm3
= 1000 kg/m3
9 Tekanan Gas pada
ruang Tertutup :
Isothermis :
P1.V1 = P2.V2
Isobaris :
Isokhoris :
Adiabatis :
P = Tekanan
V = Volume gas
T – Temperatur gas
Catatan :
Jika dalam soal suhu gas
dinyatakan dalam C, secara
otomatis harus diubah menjadi
dalam K
Atm
N/m2
m3
K
Proses Perubahan Gas pada
temperatur yang tetap
Proses Perubahan Gas pada
tekanan yang tetap
Proses Perubahan Gas pada
volume yang tetap
Proses Perubahan Gas pada
kalor yang tetap atau proses
tertutup
10 Energi Potensial
Ep = m.g.h
Energi Kinetik
Ek = 2
1mv2
Energi Mekanik
EM = EP + EK
Usaha
W = F.S atau W =F.S
m = massa
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian
v = kecepatan
F = gaya
s = jarak perpindahan
W = usaha
kg
m/s2
m
m/s
N
m
Joule
Pada saat buah kelapa jatuh dari
pohon, buah mengalami
perubahan bentuk energi dari
energi potensial menjadi energi
kinetik
11 Pesawat Sederhana w = berat beban N Pada takal / sistem katrol,
3
Pengungkit
w. w = F. F
Keuntungan mekanis
Pengungkit
KM = F
w=
w
F
Katrol
KM = F
w
Bidang Miring
=m.g.
KM = F
w=
h
s
F = gaya / kuasa
w = lengan beban
F = lengan kuasa
KM = keuntungan mekanis
s = panjang bidang miring
h = tinggi bidang miring dari
permukaan tanah
N
m
m
-
m
m
besarnya KM ditentukan oleh
jumlah banyak tali yang
menanggung beban atau biasanya
sama dengan jumlah katrol dalam
sistem tsb.
Untuk Katro Majemuk :
KM = n -1
N = jumlah tali yang ditarik
sejajar dalam sistem katrol
majemuk
12 Getaran
f = t
n =
T
1
T = n
t =
f
1
Gelombang
v =t
S
Tf
.
f = frekuensi getaran / gelombang
T = periode getaran / gelombang
n = jumlah getaran / gelombang
v = cepat rambat gelombang
= panjang (satu) gelombang
S = jarak tempuh
t = waktu tempuh
Hertz
sekon
-
m/s
m
m
m
Hertz = 1/sekon
Dalam gelombang transversal, 1
gelombang terdiri dari 1 bukit
dan 1 lembah gelombang,
sedangkan dalam gelombang
longitudinal terdiri dari 1
rapatan dan 1 renggangan
13 Bunyi
d = 2
.tv
V = V0 + 0,6.t
Resonansi Bunyi :
d = kedalaman
v = cepat rambat gelombang bunyi
t = selang waktu antara suara (atau
sonar) dikirim sampai didengar /
diterima kembali
v0 = cepat rambat gelombang bunyi
mula-mula
n = orde resonansi
L = panjang kolom udara atau pipa
organa
= panjang gelombang bunyi yang
digunakan
m
m/s
sekon
Rumus ini dapat digunakan untuk
mengukur kedalaman laut atau
kedalaman gua.
Gunakan hubungan cepat rambat
bunyi jika yang ditanyakan cepat
rambat bunyi
14 Cahaya
Cermin Lengkung (cekung dan cembung)
Rf2
1
SiSof
111
Ho
Hi
So
SiM
atau
atau f
dan
S’ = (m +1).f
Catatan :
S’ > 0 bayangan
bersifat Nyata
S’ < 0 bayangan
bersifat Maya
M > 1 bayangan
f = jarak fokus cermin
R = jari-jari kelengkungan cermin
So = jarak benda di depan cermin
Si = jarak bayangan dari cermin
Hi = Tinggi bayangan
Ho = Tinggi benda
M = Perbesaran
Pada cermin cekung :
Ruang
Benda
Ruang
Bayangan
Sifat
Bayangan
I IV maya, tegak,
diperbesar
II III nyata,
terbalik,
diperbesar
III II nyata,
terbalik,
diperkecil
tepat
di R
tepat di
R
nyata,
terbalik, sama
besar
tepat
di f
tepat di
f
tidak
terbentuk
bayangan
P = kekuatan lensa
f = jarak fokus lensa
cm
cm
cm
cm
cm
cm
- (kai)
f cermin cekung (+)
f cermin cembung (-)
Si (+)=bayangannyata
Si (-)=bayangan maya
M > 1 bay diperbesar
M = 1 bay sama besar
M < 1 bay diperkecil
Bayangan yang dibentuk cermin
cembung selalu bersifat : maya, tegak, diperkecil
Kekuatan Lensa :
Jika F dalam Meter
Jika F dalam cm
Untuk mencari kekuatan lensa,
jarak fokus lensa perhatikan
satuannya
f lensa cembung (+)
f lensa cekung (-)
4
Diperbesar
Menentukan sifat bayangan cermin cekung Ruang Benda+Ruang Bay
= 5
III II I
IV
R f O
Lensa (cekung dan cembung)
)(
100
)(
1
cmfmfP
SiSof
111
Ho
Hi
So
SiM
(depan) ( belakang)
2F2 F2 O
F1 2F1
Pada lensa cembung :
Ruang
Benda
Ruang
Bayangan
Sifat
Bayangan
O-F2 di depan
lensa
maya, tegak,
diperbesar
F2 –
2F2
di kanan
2F1
nyata,
terbalik,
diperbesar
2F2 2F1 nyata,
terbalik,
sama besar
tepat
di F2
- -
Catatan :
Sifat bayangan yang dihasilkan oleh
cermin CEMBUNG sama dengan
oleh lensa CEKUNG, yaitu :
Maya
Tegak
Diperkecil
Cermin CEKUNG atau lensa
CEMBUNG :
R dan f, selalu POSITIF
Konvergen
Cermin CEMBUNG atau lensa
CEKUNG :
R dan f, selalu NEGATIF
Divergen
dioptri
Si (+)=bayangannyata
Si (-)=bayangan maya
M > 1 bay diperbesar
M = 1 bay sama besar
M < 1 bay diperkecil
Bayangan yang dibentuk lensa
cekung selalu bersifat : maya, tegak, diperkecil Hukum Penjumlahan Ruang dalam
Cermin dan Lensa :
Ro = ruang letak benda
Ri = ruang letak banyangan
Perhatikan dengan seksama
nilai fokus untuk sistem optik
baik yang berupa Cermin atau
Lensa disamping!!!
15 Alat Optik
a. Lup
Ma= 125
f
cm
Mt= f
cm25
b. Mikroskop
M = fob x fok
d = Fob + Fok
c. Miopy
F = - PR
P = -
d. Presbiopi
e. Teleskop
Ma = Perbesaran untuk mata
berakomodasi maksimum
Mt = Perbesaran untuk mata tidak
berakomodasi / rileks
f = fokus lup
M = Perbesaran Mikroskop
fob = fokus lensa obyektif
fok = fokus lensa okuler
d = Panjang Mikroskop untuk
pengamatan tanpa akomodasi
PR = titik Jauh Mata Normal
P = Kekuatan lensa Lup
PP = titik dekat mata normal 25 cm
PR = titik jauh mata normal
D = panjang teropong bintang
- (kali)
- (kali)
- (kali)
cm
cm
cm
cm
Dioptri
Cm
Dioptri
Kali
Lensa okuler merupakan lensa
yang berada di dekat mata
pengamat
Lensa obyektif berada di dekat
obyek yang diamati
PP = 25 cm jika tidak dibertahu
dalam soal
PR = (Tak Terhingga)
Untuk mata Presbiopi atau Mata
Tua, kita gunakan persamaan
dalam mata Miopy dan
Hipermetropy
FOB = fokus lensa Obyektif
FOK = fokus lensa Okuler
5
16 Listrik Statis
2
21.
d
QQkF
t
QI
e
Qn
F = gaya coulomb
k = konstanta coulomb
Q = muatan listrik
d = jarak antar muatan
I = arus listrik
t = waktu
n = jumlah elektron
e = muatan elementer (1,6.10-19C)
N
Nm2/c2
coulomb
m
ampere
sekon
Digunakan untuk mencari
perubahan nilai gaya elektrstatis
jika jarak kedua muatan
mengalami perubahan!
17 Listrik Dinamis
Q
WV
Hukum Coulomb V = I.R
Hambatan Penghantar
AR
Rangkaian Seri R Rt = R1+R2+....+Rn
Rangkaian Paralel R
RnRRRt
1....
111
21
Rangkaian Paralel terdiri dari 2 Resistor
Rt =21
21
RR
xRR
Hukum Kirchoff 1 I masuk = I keluar
Rangkaian Listrik dengan hambatan dalam a. Baterai Seri
Rrn
nI
.
.
b. Baterai Paralel
Rn
r
EI
V = beda potensial
W = energi listrik
Q = muatan listrik
R = hambatan
ρ = hambatan jenis
= panjang kawat penghantar
A = Luas penampang penghantar
Kalo sama R = n.R
Kalo sama R = R/n
Untuk 2 Hambatan Paralel :
R : R’ = 1 : n n>1 dan R<R’
Berlaku :
I = kuat arus
n = jumlah elemen
E = GGL (gaya gerak listrik)
r = hambatan dalam sumber
tegangan
R = hambatan luar total
volt
joule
coulomb
ohm(Ω)
Ωm
m
m2
ampere
-
Volt
ohm
ohm
Alat Ukur Listrik :
I atau V yang dicari =
Skala Kalibrasi sebagai acuan
hasil pengukuran
Digunakan untuk mencari
perubahan nilai hambatan, jika
variabel-variabelnya mengalami
perubahan!
GGL merupakan beda potensial
baterai yang dihitung saat
rangkaian terbuka atau beda
potensial asli baterai
18 Energi Listrik dan Daya
Listrik
a. Energi Listrik W = Q.V
W = V.I.t
W = I2Rt
W= tR
V 2
b. Daya Listrik P = V.I
P= I2R
P = R
V 2
P = t
W
W = Energi Listrik
Q = Muatan Listrik
V = tegangan / beda potensial
I = Kuat Arus Listrik
P = Daya Listrik
t = waktu
Rekening Listrik :
N = jumlah hari sebulan
P = daya alat
t = lama pemakaian
Bila ada beaya beban, tambahkan
hasil di atas
joule
coulomb
volt
ampere
watt
sekon
1 kalori = 4,2 Joule
I J = 0,24 kal
1 KwH = 3.600.000 J
=
Digunakan untuk mencari
perubahan baik energi maupun
daya listrik, akibar perubahan
nilai kuat arus maupun tegangan
listriknya
6
19 Gaya Lorentz
F = B.i.
F = Gaya Lorentz
B = Kuat medan magnet
i = kuat arus listrik
= panjang kawat
N
Tesla
A
m
Arahnya ditentukan dengan
kaidah tangan kanan
20 Transformator
Vs
Vp
Ns
Np
Ip
Is
Vs
Vp
Ns
Np
Ip
Is
Efisiensi Transformator
%100xWp
Ws
%100xPp
Ps
Vp = tegangan primer / masukan
Vs = teg. Sekunder / keluaran
Ip = Arus primer / masukan
Is = Arus sekunder / keluaran
Np = jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Ws = Energi keluaran
Wp = Energi masukan
Ps = Daya keluaran
Pp = Daya masukan
V
V
A
A
-
-
J
J
watt
watt
Trafo Ideal :
= 100 %
Trafo Non Ideal :
0 % < < 100 %
Trafo Step Up :
NP < NS
VP < VS
IP > IS
Trafo Step Down :
NP > NS
VP > VS
IP < IS
CCrreeaatteedd BByy ::
DDrrss.. AAgguuss PPuurrnnoommoo
1199668800662277 119999660011 11 000011