KETENTUAN KHUSUS

12
KETENTUAN KHUSUS Pada umumnya simple curve (circle) ini dipakai apabila kecil (Δ = 0o – 4 o dengan R = 1200 m. Hal ini dilaksanakan supaya belokan tikungan tidak memerlukan super elevasi (kemiringan jalan normal pada tikungan tersebut).

description

KETENTUAN KHUSUS. Pada umumnya simple curve (circle) ini dipakai apabila kecil ( Δ = 0o – 4 o dengan R = 1200 m. Hal ini dilaksanakan supaya belokan tikungan tidak memerlukan super elevasi (kemiringan jalan normal pada tikungan tersebut). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KETENTUAN KHUSUS

Page 1: KETENTUAN KHUSUS

KETENTUAN KHUSUS

•Pada umumnya simple curve (circle) ini dipakai apabila kecil (Δ = 0o – 4 o dengan R = 1200 m. Hal ini dilaksanakan supaya belokan tikungan tidak memerlukan super elevasi (kemiringan jalan normal pada tikungan tersebut).

Page 2: KETENTUAN KHUSUS

•Hal ini perlu supaya keselamatan dan kenikmatan pemakai jalan terjamin apabila dalam kecepatan yang tinggi, karena pada umumnya hal ini pada daerah dataran.

•Hal khusus terpaksa dipakai didaerah pegunungan (bukti-bukti), dimana R yang kecil dipakai/tersedia.

Page 3: KETENTUAN KHUSUS

Spiral Curve

Page 4: KETENTUAN KHUSUS

Spiral – curve (circle) – spiral RUMUS :

2

2

)(

Cos

pR

R . 180

s) 2 - (

RUMUS :Δ = diketahui p,k dapat diR = diketahui lihat pada taLs = diketahui bel Barnet

Ts = (R + p) tan

Lc =

Lt= 2 Ls + Lc

+ k

Es = - R

Page 5: KETENTUAN KHUSUS

Spiral – spiral

180s

2

R

2 Cos

p) (R

Δ = diketahui : Θ = ½ ΔR = diketahui

Ls=

+ k

Lt= 2 Ls Lc = 0

2 π

x R

Ts= (R + p) tan

Es=

Page 6: KETENTUAN KHUSUS

Catatan :

•Pada spiral curve kita mendapatkan tikungan peralihan (transition spirals) ini penting bagi keselamatan dan kenikmatan pemakai jalan.

•Sebelum kita memasuki tikungan ada ruangan / jarak untuk masa peralihan dari kecepatan tinggi kecepatan yang ditentukan oleh keadaan melewati tikungan tersebut, atau dari jalan lurus ke tikungan jadi kita tidak langsung dari jalan lurus langsung ketikungan secara mendadak.

Page 7: KETENTUAN KHUSUS

•Tetapi pada spiral-spiral, dimana Lc O atau S.C. = C.S. adalah merupakan tikungan yang kurang baik, sebab tidak ada jarak yang tertentu dalam masa tikungan yang sama miringnya.

Page 8: KETENTUAN KHUSUS

TRANSITION SPIRAL

Page 9: KETENTUAN KHUSUS

•Beberapa Istilahnya :•T.S. = Titik perubahan dari jalan yang

lurus ke lengkung peralihan (spiral curve)

•S.C. = Titik perubahan dari jalan lengkung peralihan (spiral) kelingkaran (simple curve)

•S.T. = Titik percobaan dari spiral curve ke jalan yang lurus.

•Rc = Jari-jari lengkung lingkaran (simple curve)

•Es = Jarak P.I. ke lengkung lingkaran (External distance)

•Ls = Panjang lengkung peralihan dari TS ke S.C. dan C.S. ke S.T.

•I = Jarak lurus dari T.S. ke sesuatu titik P dalam spiral

Page 10: KETENTUAN KHUSUS

• Θs = Sudut antara garis singgung dititik S.C. dan garis singgung di titik T.S.

• Θ = Sudut antara garis singgung dititik sembarang P, dalam spiral dan garis singgung dititik T.S.

• Φ = Sudut antara garis lurus dari T.S. ke sesuatu titik P dalam spiral dengan garis singgung dititik T.S.

• K = Perbandingan dari perubahan derajat dari Spiral – K = Δ = Total sudut tikungan

• Δc = Sudut tikungan untuk bagian Simple Curve saja.

• Xs, Ys = Koordinat dari titik S.C. dengan menganggap garis singgung di T.S. sebagai SG X dan garis tegak lurus sebagai SG : Y.

• X, Y = Koordinat dari sesuatu titik di spiral curve

Page 11: KETENTUAN KHUSUS

SUPERELEVATIONI. KIRI NAIK II. KANAN NAIK (kebalikan Dari kalau kiri naik)1.Pave slope = 2% Shoulder kiri dan kanan = 6 %

1.Pav. Slope 2%2. Shoulder kiri = pav. Slope – 7%

1.Pav. Slope 6%Shoulder kiri = pav. Slope – 7%Shoulder kanan = pav. Slope Catatan : Superelevation normal

Pavement = 2% sd 3% Shoulder = 4% sd 6% Superelevasi maksimum

10%

hasilnya (-) arah keluar

hasilnya (+) arah kedalam

Page 12: KETENTUAN KHUSUS

PELEBARAN TIKUNGAN

VRV105.0

RUMUS :B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + ZB = Total wide of pavement on curve (meter)

Jumlah lebar perkerasan pada tikungan (dalam meter)n = Total traffic lane

Jumlah jalur lalu lintasc = Side deliverance space (meter) – 0.80 meterb’ = Wide of truck course on curve (meter)

Lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan.Td = Sectional width due to front over hang (meter)

Lebar melintang akibat tonjokan depanZ = Additional width due to differences driving (meter)

Lebar tambahan akibat kelainan dalam pengemudi.

Z = Pelebaran jalan ini mengikuti perubahan dari Superelevati (kemiringan) jalan, apabila di titik superelevati max, maka pada titik tersebut pelebaran (widening) max.