ikterus pada anak_ilmi present.ppt
-
Upload
yogo-wibowo -
Category
Documents
-
view
69 -
download
1
Transcript of ikterus pada anak_ilmi present.ppt
IKTERUS PADA ANAK
Ikterus (‘jaundice’) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan.
Pada orang dewasa → serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 μmol/L)
Pada neonatus → serum bilirubin > 5 mg/dL (>86μmol/L).
IKTERUS
Fisiologis Patologis
Pada 60% aterm, dan 80% preterm
1.Obstruksi atresia biliaris2. Kelainan darah (ABO, Rh)3. Metabolik4. Infeksi (rubella, syphillis)
Ikterus Fisiologis
Yaitu ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang
tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati
kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi
“kernikterus” dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada
bayi.
proses fisiologis → tingginya kadar eritrosit neonatus, masa
hidup eritrosit yang lebih pendek (80-90 hari) dan belum
matangnya fungsi hepar. kurang protein Y dan Z dan enzim
glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya.
Gejala dan tanda
timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari
ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari
ke-7 atau ke-10.
kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan ≤ 12 mg/dl
dan pada BBLR ≤ 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari
ke-14.
Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa.
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau
infeksi. Peningkatan kadar bilirubin total serum 0,5
mg/dL/jam. Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup
bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.
Gejala dan tanda Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan
Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
Tinja berwarna pucat
Kuning sampai lutut dan siku
Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada
bayi kurang bulan (BBLR)
Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam
Ikterus disertai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah )
Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari
Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri
pada bayi kurang bulan ( BBLR )
↑ Produksi → hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh,
AB0, golongan darah lain, defisiensi enzim G-6-PD, piruvat kinase,
perdarahan tertutup dan sepsis.
Gangguan dalam proses “uptake” dan konjugasi hepar → bilirubin,
gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak
terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom criggler-Najjar),
defisiensi protein Y
Gangguan transportasi → Defisiensi albumin → ↑ bilirubin indirek yang
bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
Gangguan dalam ekskresi → obstruksi dalam hepar atau diluar hepar
bilirubin dalam hepar → peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia, memendeknya umur eritrosit janin/bayi, meningkatnya
bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi
enterohepatik.
Gangguan ambilan bilirubin plasma → kadar protein-Z dan protein-Y
terikat oleh anion lain → bayi dengan asidosis atau dengan
anoksia/hipoksia
Gangguan konjugasi hepar (defisiensi enzim glukuronii transferase)
atau bayi menderita gangguan ekskresi, misalnya penderita hepatitis
neonatal atau sumbatan saluran empedu intra/ekstra hepatika.
Bayi dengan ↑ bilirubin indirect : kulit kuning terang sampai jingga
Bayi dengan obstruksi empedu : kulit kuning kehijauan
Ikterus yang timbul hari pertama sesudah lahir → inkompatibilitas
golongan darah (ABO, Rh atau golongan darah lain). Infeksi intra
uterin seperti rubela, penyakit sitomegali, toksoplasmosis, atau sepsis
Pada hari kedua dan ketiga → ikterus fisiologik, tetapi harus pula
dipikirkan penyebab lain seperti inkompatibilitas golongan darah,
infeksi kuman, polisitemia, hemolisis karena perdarahan tertutup,
kelainan morfologi eritrosit (misalnya sferositosis), sindrom gawat
nafas, toksositosis obat, defisiensi G-6-PD, dan lain-lain
pada hari ke 4 dan ke 5 → kuning karena ASI atau
terjadi pada bayi yang menderita Gilbert, bayi dari
ibu penderita diabetes melitus, dan lain-lain.
Selanjutnya ikterus setelah minggu pertama biasanya
terjadi pada atresia duktus koledokus, hepatitis
neonatal, stenosis pilorus, hipotiroidisme,
galaktosemia, infeksi post natal, dan lain-lain
1. Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu DM, gawat janin, malnutrisi intra uterin, infeksi intranatal)
2. Riwayat persalinan dengan tindakan / komplikasi
3. Riwayat ikterus / terapi sinar / transfusi tukar pada bayi sebelumnya
4. Riwayat inkompatibilitas darah
5. Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar dan limpa.
Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di siang hari
dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat
dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang
kurang.
Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di
bawah kulit dan jaringan subkutan.
Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang
tampak kuning.
Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada
neonatus yang mengalami ikterus.
‘Transcutaneous bilirubin (TcB)’ dapat digunakan untuk menentukan kadar
serum bilirubin total, tanpa harus mengambil sampel darah.
Golongan darah dan ‘Coombs test’
Darah lengkap dan hapusan darah
Hitung retikulosit, skrining G6PD atau ETCOc
Bilirubin direk
Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung
usia bayi dan tingginya kadar bilirubin.
Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk
mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang
dapat menbimbulkan kern-ikterus/ensefalopati bilirubin, serta mengobati
penyebab langsung ikterus tadi.
Mempercepat proses konjugasi, misalnya dengan pemberian fenobarbital
Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi →
albumin
dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
Tranfusi tukar Pada umumnya tranfusi tukar dilakukan dengan indikasi sebagai berikut :- Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek > 20 mg%.- Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3-1 mg%/jam.- Anemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.- Bayi dengan kadar hemoglobin talipusat < 14 mg% dan uji Coombs direk positif.
kernikterus atau ensefalopati biliaris
kejang, spastik dan ditemukan epistotonus
atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi
menta