C. Teori Orbital Molekul -...

7
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/U_0384_99/files/res/downloads/download_0097.pdf http://irhamuna.blogspot.com/2011/06/teori-molekul-orbital.html C. Teori Orbital Molekul Ikatan pada Orbital Molekular • Untuk membentuk molekul yang stabil maka elektron di dalam orbital ikatan harus lebih banyak dibandingkan di dalam orbital anti-ikatan • Ikatan yang terbentuk akan berada pada energi yang lebih rendah, sehingga menjadi lebih stabil • Orbital ikatan dan anti-ikatan untuk ikatan-s dan ikatan-p harus dipertimbangkan Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi gelombang. Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah m beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum. Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non- ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai berikut. Setiap baris dalam diagram orbital molekul menggambarkan sebuah orbital molekul yang terisi oleh elektron. Orbital molekul ini mencakup seluruh molekul. Diasumsikan bahwa elektron akan terisi pada orbital molekul sama seperti elektron terisi pada orbital atom dengan mengikuti aturan aufbau, kaidah Hund, serta larangan Pauli. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan diagram orbital molekul untuk molekul diatomk adalah Linear Combination of Atomic Orbitals approach (LCAO/Pendekatan Kombinasi Linear Orbital Atom). Pendekatan diatas memuat hal-hal sebagai berikut, 1. Orbital molekul terbentuk dari overlap atau tumpang tindih orbital atom

Transcript of C. Teori Orbital Molekul -...

Page 1: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

http://lms.aau.ac.id/library/ebook/U_0384_99/files/res/downloads/download_0097.pdf

http://irhamuna.blogspot.com/2011/06/teori-molekul-orbital.html

C. Teori Orbital Molekul Ikatan pada Orbital Molekular

• Untuk membentuk molekul yang stabil maka elektron di dalam orbital ikatan harus lebih

banyak dibandingkan di dalam orbital anti-ikatan

• Ikatan yang terbentuk akan berada pada energi yang lebih rendah, sehingga menjadi lebih

stabil

• Orbital ikatan dan anti-ikatan untuk ikatan-s dan ikatan-p harus dipertimbangkan

Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena

kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi

gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi gelombang. Suatu fungsi gelombang

mempunyai daerah m beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping

(lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam

molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan

negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi

ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.

Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital

molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah

jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-

ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom.

Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai berikut.

Setiap baris dalam diagram orbital molekul menggambarkan sebuah orbital molekul

yang terisi oleh elektron. Orbital molekul ini mencakup seluruh molekul. Diasumsikan bahwa

elektron akan terisi pada orbital molekul sama seperti elektron terisi pada orbital atom dengan

mengikuti aturan aufbau, kaidah Hund, serta larangan Pauli. Salah satu pendekatan yang

digunakan untuk menggambarkan diagram orbital molekul untuk molekul diatomk adalah

Linear Combination of Atomic Orbitals approach (LCAO/Pendekatan Kombinasi Linear

Orbital Atom). Pendekatan diatas memuat hal-hal sebagai berikut,

1. Orbital molekul terbentuk dari overlap atau tumpang tindih orbital atom

Page 2: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

2. Hanya orbital-orbital atom dengan energi yang sama yang dapat berinteraksi pada

tingkat enegi yang signifikan

3. Ketika 2 orbital saling tumpang tindih keduanya berinteraksi membentuk 2 orbital

molekul, yaitu Bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Ikatan) dan Anti-bonding

Molecular Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan)

Pendekatan yang digunakan berasumsi bahwa 2 orbital atom 1s dapat saling tumpang

tindih dengan 2 cara untuk membentuk 2 orbital molekul. Cara yang pertama adalah adalah

berinteraksi secara In-Phase. Ketika orbital atom saling tumpang tindih, interaksi secara In-

Phase menyebabkan peningkatan intensitas muatan negatif pada area dimana kedua orbital

atom tersebut saling tumpang tindih. Hal ini menimbulkan gaya tarik yang lebih besar antara

elektron dan inti atom. Gaya tarik yang lebih besar mengarah kepada energi potensial yang

lebih rendah.

Karena elektron pada orbital molekul memiliki energi potensial yang lebih rendah

daripada elektron pada orbital atom, maka tentunya untuk memisahkan kembali elektron pada

orbital 1s masing-masing atom diperlukan sejumlah energi (tidak akan terjadi secara spontan)

yang menyebabkan ikatan yang terbentuk akan stabil. Hal ini menjaga agar atom-atom tetap

stabil pada molekul.Orbital molekul yang terbentuk ini disebut Bonding Molecular Orbital

(Orbital molekul Ikatan). Orbital ini akan simetris terhadap sumbu ikatan. Orbital molekul

jenis ini disebut Sigma Molecular Orbital (Orbital Molekul Sigma), σ. Simbol σ1s digunakan

untuk menggambarkan orbital molekul ikatan yang terbentuk dari 2 orbital atom 1s.

Cara yang kedua, yaitu berinteraksi secara Out-of-Phase. Ketika orbital atom saling

tumpang tindih, interaksi secara Out-of-Phase menyebabkan penurunan intensitas muatan

negatif. Hal ini menimbulkan gaya tarik yang lebih lemah antara elektron dan inti atom. Gaya

tarik yang lebih lemah mengarah kepada energi potensial yang lebih tinggi. Elektron akan

lebih stabil jika berada pada orbital 1s masing-masing atom, sehingga elektron dalam orbital

molekul ini akan melemahkan ikatan antar atom. Orbital molekul kenis ini disebut Anti-

bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan). Orbital molekul ini juga akan

simetris terhadap sumbu ikatan, sehingga orbital ini adalah orbital molekul sigma namun

dengan simbol σ*1s. Tanda * mengindikasikan orbital molekul anti-ikatan.

Kasus paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital atom A dan

B dan akan dijelaskan di sini. Orbital molekul ikatan dibentuk antara A dan B bila syarat-

syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu orbital atom dibalik, syarat ke-2 tidak

dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang memiliki cuping yang bertumpang tindih

Page 3: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

dengan tanda berlawanan yang akan dihasilkan (Gambar 2.15). Tingkat energi orbital

molekul ikatan lebih rendah, sementara tingkat energi orbital molekul anti ikatan lebih tinggi

dari tingkat energi orbital atom penyusunnya.

Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan. Bila

tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan

adalah orbital non ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi

yang tertinggi. Orbital molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut HOMO (highest

occupied molecular orbital) dan orbital molekul kosong berenergi terendah disebut LUMO

(lowest unoccupied molecular orbital). Ken’ichi Fukui (pemenang Nobel 1981) menamakan

orbital-orbital ini orbital-orbital terdepan (frontier).

Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital terdegenerasi

(degenerate). Simbol orbital yang tidak terdegenerasi adalah a atau b, yang terdegenerasi

ganda e, dan yang terdegenerasi rangkap tiga t. Simbol g (gerade) ditambahkan sebagai

akhiran pada orbital yang sentrosimetrik dan u (ungerade) pada orbital yang berubah tanda

dengan inversi di titik pusat inversi. Bilangan sebelum simbol simetri digunakan dalam

urutan energi untuk membedakan orbital yang sama degenarasinya.

Selain itu, orbital-orbital itu dinamakan sigma (σ) atau pi(π) sesuai dengan karakter

orbitalnya. Suatu orbital sigma mempunyai simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan, dan orbital

pi memiliki bidang simpul. Oleh karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih

orbital s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-d, dan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p, p-d,

dan d-d. Bila dua fungsi gelombang dari dua atom dinyatakan dengan φA dan φB, orbital

molekul adalah kombinasi linear orbital atom (linear combination of the atomic orbitals

(LCAO)) diungkapkan sebagai :hanya orbital-orbital atom kulit elektron valensi yang

digunakan dalam metoda orbital molekul sederhana. Pembentukan orbital molekul

diilustrasikan di bawah ini untuk kasus sederhana molekul dua atom. Semua tingkat di bawah

HOMO terisi dan semua tingkat di atas LUMO kosong.

Dalam molekul hidrogen, H2, tumpang tindih orbital 1s masing-masing atom hidrogen

membentuk orbital ikatan σg bila cupingnya mempunyai tanda yang sama dan antiikatan σu

bila bertanda berlawanan, dan dua elektron mengisi orbital ikatan σg.

Page 4: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

Ketika atom-atom yang lebih besar akan begabung membentuk molekul diatomik (seperti O2,

F2, atau Cl2) maka akan lebih banyak orbital atom yang berinteraksi. Menurut pendekatan

dengan LCAO, diasumsikan bahwa hanya orbital atom dengan energi yang sama yang dapat

berinteraksi. Orbital 2s hanya berinteraksi dengan orbital 2s dari atom lainnya, orbital 2p

hanya berinteraksi dengan orbital 2p dari atom lainnya, begitu seterusnya. Seperti hal nya

hidrogen, orbital 1s dari satu atom saling tumpang tindih dengan orbital 1s dari atom yang

lain untuk membentuk satu orbital σ1s dan satu orbital σ*1s. Bentuknya akan sama seperti

yang dibentuk oleh orbital 1s hidrogen. Orbital 2s sari satu atom akan saling tumpang tindih

dengan orbital 2s dari atom lain untuk membentuk satu orbital σ2s dan satu orbital σ*2s.

Bentuk dar kedua orbital molekul ini akan sama dengan orbital σ1s dan orbital σ*2s, namun

memiliki tingkat energi yang lebih tinggi.

Orbital atom p dari 2 atom dapat berinteraksi melalui 2 cara berbeda, yaitu Parallel

dan end-on.Orbital molekul yang terbentuk pun akan berbeda tergantung pada cara

interaksinya. Interaksi end-on antara 2 orbital atom 2px menghasilkan orbital σ2p dan orbital

σ*2p yang simetris terhadap sumbu ikatan.

2 orbital atom 2py saling tumpang tindih secara parallrl dan membentuk 2 molekul

orbital π (pi). Orbital molekul π asimetris terhadap sumbu ikatan.

Orbital 2pz-2pz saling tumpang tindih menghasilkan satu pasang

orbital molekul π2p dan π*2p sama dengan tumpang tindih nya orbital 2py-2py. Orbital

molekul yang terbentuk memiliki energi potensial yang sama dengan orbital molekul yang

terbentuk dari utmpang tindih orbital 2py-2py.

Diagram orbital molekul yang diharapkan dari tumpang tindih orbital atom 1s, 2s, dan

2p adalah sebagai berikut.

Page 5: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

Orbital molekul dua atom yang berbeda dibentuk dengan tumpang tindih orbital atom

yang tingkat energinya berbeda. Tingkat energi atom yang lebih elektronegatif umumnya

lebih rendah, dan orbital molekul lebih dekat sifatnya pada orbital atom yang tingkat

energinya lebih dekat. Oleh karena itu, orbital ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-

elektronegativan lebih besar, dan orbital anti ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-

elektronegativan lebih kecil.

Misalnya, lima orbital molekul dalam hidrogen fluorida, HF, dibentuk dari orbital 1s

hidrogen dan orbital 2s dan 2p fluor, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.21. Orbital

ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki karakter 1s

hidrogen. Karena hidrogen hanya memiliki satu orbital 1s, tumpang tindih dengan orbital 2p

fluor dengan karakter π tidak efektif, dan orbital 2p fluor menjadi orbital nonikatan. Karena

HF memiliki delapan elektron valensi, orbital nonikatan ini menjadi HOMO.

Dalam karbon monoksida, CO, karbon dan oksigen memiliki orbital 2s dan 2p yang

menghasilkan baik ikatan sigma dan pi, dan ikatan rangkap tiga dibentuk antar atomnya.

Walaupun 8 orbital molekulnya dalam kasus ini secara kualitatif sama dengan yang dimiliki

molekul yang isoelektronik yakni N2 dan 10 elektron menempati orbital sampai 3σ, tingkat

energi setiap orbital berbeda dari tingkat energi molekul nitrogen. Orbital ikatan 1σ memiliki

karakter 2s oksigen sebab oksigen memiliki ke-elektronegativan lebih besar. Orbital

antiikatan 2π dan 4σ memiliki karakter 2p karbon.

Orde ikatan antar atom adalah separuh dari jumlah elektron yang ada di orbital ikatan

dikurangi dengan jumlah yang ada di orbital anti ikatan. Misalnya, dalam N2 atau CO, orde

ikatannya adalah (8 – 2)/2= 3 dan nilai ini konsisten dengan struktur Lewisnya.

Berikut ini adalah aturan-aturan yang digunakan dalam menggambarkan diagram orbital

molekul

1. Tentukan jumlah elektron dalam molekul. Jumlah elektron per atom diperoleh dari

nomor atom pada tabel periodik (Jumlah total elektron buakn hanya elektron valensi)

2. Isi orbital molekul dari bawah hingga ke atas sampai semua elektron terisi

3. Orbital harus terisi dengan spin yang sejajar sebelum elektron nya mulai berpasangan

(Kaidah Hund)

Kemudain stabil tidak nya suatu molekul ditentukan melalui orde ikatan (Bond Order)

Bond Order = 1/2 (#e- in bonding MO's - #e- in antibonding MO's)

Page 6: C. Teori Orbital Molekul - docshare03.docshare.tipsdocshare03.docshare.tips/files/24707/247074281.pdf · ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki

Bond order digunakan untuk meramalkan kestabilan molekul

1. Jika bond order suatu molekul sama dengan nol (0) maka molekul tersebut tidak stabil

2. Jika bond order lebih dari nol (0) maka molekul tersebut stabil

3. Semakin besar nilai dari bond order, semakin stabi ikatan dalam molekul

Kita juga dapat menentukan molekul tersebut bersifat paramagnetic atau diamagnetic. Jika

semua elektron telah berpasangan maka molekul tersebut bersifat diamagnetic. Jika salah satu

atau lebih elektron belum berpasangan maka molekul tersebut bersiafat paramagnetic.

EXAMPLES

1. Diagram molekul H2

H2

Bond Order = 1/2 (2-0) = 1

Bond Order lebih besar dari pada nol (0) berarti molekul H2 stabil

Karena semua elektron dalam molekul H2 telah berpasangan berarti H2 bersifat diamagnetic

2. Diagram molekul O2