Berkenalan Dengan Tegangan

28
Berkenalan Dengan Tegangan, Regangan, Modulus Elastisitas & Daktalitas Material (Part-1) Kalau kita akan mendesain sebuah struktur bangunan yang direncanakan dengan menggunakan konstruksi beton bertulang, tentunya kita tidak asing lagi dengan beberapa parameter seperti f’c, fs, fy, fu, εs, εy, εc, Ec dan Es. Parameter2 tersebut adalah parameter yang berkenaan dengan tegangan, regangan dan modulus elastisitas beton dan baja. Dalam desain beton bertulang, parameter2 ini memegang peranan penting dalam perhitungan, karena nilainya dijadikan acuan dalam analisa perhitungan selama proses perencanaan berlangsung. Lho kok bisa,…? Mudahnya seperti ini sobat,… 1. Kalau kita ingin mengetahui nilai regangan leleh (εy) dari sebuah baja tulangan, kira-kira bisa tidak ya kita ketahui nilainya jika nilai modulus elastisitas baja

description

Tegangan macam-macam gaya

Transcript of Berkenalan Dengan Tegangan

Page 1: Berkenalan Dengan Tegangan

Berkenalan Dengan Tegangan, Regangan, Modulus Elastisitas & Daktalitas Material (Part-1)

Kalau kita akan mendesain sebuah struktur bangunan yang direncanakan dengan

menggunakan konstruksi beton bertulang, tentunya kita tidak asing lagi dengan

beberapa parameter seperti f’c, fs, fy, fu, εs, εy, εc,  Ec dan Es.

Parameter2 tersebut adalah parameter yang berkenaan dengan tegangan, regangan

dan modulus elastisitas beton dan baja.

Dalam desain beton bertulang, parameter2 ini memegang peranan penting dalam

perhitungan, karena nilainya dijadikan acuan dalam analisa perhitungan selama proses

perencanaan berlangsung.

Lho kok bisa,…?

Mudahnya seperti ini sobat,…

1. Kalau kita ingin mengetahui nilai regangan leleh (εy) dari sebuah baja tulangan,

kira-kira bisa tidak ya kita ketahui nilainya jika nilai modulus elastisitas baja

tulangannya (Es) tidak kita ketahui atau kita abaikan?. Atau mungkin sebaliknya,

parameter modulus elastisitas (Es) kita ketahui tapi nilai (parameter) tegangan leleh

tarik baja tulangannya (fy) tidak kita ketahui, kira-kira bisa tidak ya kita ketahui nilai

regangan lelehnya (εy) ?

 hmmm,… ya mana mungkin bisa,  kan  εy  =  fy / Es

Page 2: Berkenalan Dengan Tegangan

2. Seandainya parameter atau nilai regangan lelehnya tidak diketahui, kira2 dengan

patokan parameter apa ya, kita bisa menilai atau mengetahui leleh dan tidaknya

tulangan yang terpasang pada balok atau kolom untuk kondisi dan pembebanan

tertentu?

 hmmm,… ya tidak ada. Sekarang coba lihat gambar dibawah

ini

 

Dari diagram kesetimbangan tegangan-regangan diatas bisa dilihat

bahwasanya leleh atau tidaknya tulangan (As) bisa dicek atau diketahui

dari besarnya nilai (regangan) εs. Jika nilai  εs <  εy maka tulangan

belum leleh, tapi jika εs >=  εy maka tulangan sudah leleh.

Page 3: Berkenalan Dengan Tegangan

Jadi tahu leleh dan tidaknya tulangan pada balok tergantung dari

parameter εy. Patokannya ada di paremater regangan leleh (εy) 

hmmm… 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------

catatan :

dalam desain beton bertulang, mengetahui leleh dan tidaknya tulangan (misal pada

balok)  itu sangat penting lho, karena ini hubungannnya dengan sifat penulangannya,

apakah termasuk bertulangan kuat, lemah atau seimbang. Jika tulangan sudah

mencapai leleh sebelum beton mencapai regangan batas, maka balok sudah memenuhi

dan masuk dalam kategori tulangan lemah, ini yang diharapkan dan dikehendaki

dalam perencanaan. Tapi apabila tulangan belum mencapai leleh tapi beton sudah

mencapai/melampaui regangan batas, maka balok masuk dalam kategori bertulangan

kuat (Over reinforcement), ini yang tidak boleh dan harus dihindari dalam

perencanaan, karena hancurnya beton saat beban batas tidak diawali dengan adanya

tanda-tanda (lendutan) seperti pada balok bertulangan lemah, tapi secara mendadak

atau tiba-tiba.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------- 

Page 4: Berkenalan Dengan Tegangan

3. Kira2 bisa tidak ya kita mendesain kebutuhan tulangan dari pelat, balok atau kolom

jika tidak memasukan parameter tegangan tekan beton (f’c) dan tegangan tarik leleh

baja tulangan (fy) dalam proses perencanaanya?

 hmmm,… ya jelas ndak bisa donk

4. Kira2 software hitung struktur merek apa dan dari vendor mana ya yang bisa

mendesain kebutuhan tulangan balok, kolom dari sebuah konstruksi bangunan beton,

jika tanpa memasukan data f’c dan fy ?

 Wah jangan ngawur, Ya jelas gak ada donk!,  mana ada

software seperti itu,…

 

Nah Sobat,… dari sini saja bisa kita ketahui bahwa keberadaan parameter2 tersebut

sangat penting sekali dalam proses perencanaan struktur. Coba bayangkan bila

seandainya parameter2 tersebut diatas tidak ada?. Kira2 bisa ndak ya proses desain

struktur dilakukan? 

Tentunya tidak kan   hehe…

Page 5: Berkenalan Dengan Tegangan

 

Nah, setelah kita mengetahui betapa pentingnya keberadaan parameter2 tersebut,

sekarang timbul pertanyaan, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan f’c, fs, fy, fu,

εs, εy, εc,  Ec dan Es ?, apa sih yang dimaksud dengan tegangan leleh dan regangan

leleh itu ?

Sebelum kita akan membahas parameter-parameter tersebut lebih lanjut, mungkin ada

baiknya kita cari tahu dahulu tentang  apa sih yang dimaksud dengan tegangan,

regangan dan modulus elastisitas itu …

Yuk kita berkenalan dengan mereka… 

 

TEGANGAN 

 

Bila kita hendak mengangkat sebuah benda tetapi kita tidak

memiliki mesin angkat maka benda tersebut dapat kita

angkat dengan menggunakan bantuan katrol dan tali. katrol

menancap erat pada balok diatasnya dan tali ditempatkan

pada rol katrol. Apa yang terjadi pada kasus ini ?  benda

tersebut bergantung pada salah satu ujung tali dan ditarik

Page 6: Berkenalan Dengan Tegangan

oleh kita pada ujung yang lainnya. Tali yang tertarik akan tegang sehingga  balok

katrol dapat dianggap  sebagai sebuah struktur.

Dari yang sudah kita pelajari pada teori kekuatan bahan, bahwasanya tegangan tarik

dapat ditentukan dengan membagi berat beban ( berat dari benda yang menggantung

pada tali ) dengan luas penampang elemennya ( tali yang memegang benda tersebut ).

keadaan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

σ  =  N / A

dimana :

σ   =   tegangan normal

N   =   gaya longitudinal (aksial)

A   =   luas penampang tali

Jadi disini bisa disimpulkan, bahwasanya tegangan yang terjadi pada tali merupakan

perbandingan antara gaya tarik yang bekerja pada tali dengan luas penampang tali itu

sendiri.

Penyebab terjadinya tegangan pada suatu benda, tidak hanya dari gaya tarik saja, tapi

juga bisa dari gaya tekan dan gaya lentur. Karena disini yang dijadikan contoh adalah

benda yang diangkat tali melalui rol katrol, maka yang bekerja adalah gaya tarik.

Secara redaksional, tegangan dapat diartikan sebagai berikut :

Page 7: Berkenalan Dengan Tegangan

Tegangan (Stress)

Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang

bekerja terhadap luas penampang benda” .

σ  =  N / A

 

REGANGAN 

 

Benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali , sehingga tali

memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang

dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang

bekerja padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai

efek terjadinya pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang

menyusun tali, sehingga tali mengalami pertambahan panjang (istilah jawanya :

‘modot atau melur’).

Jika pada akhirnya tali telah mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula

sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara

Page 8: Berkenalan Dengan Tegangan

penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan

dinyatakan sebagai berikut :

ε   =   ΔL / L

dimana :  ΔL   =  perubahan panjang (perpanjangan)…………… (satuan panjang)

                L    =  panjang awal (panjang semula)………………… (satuan panjang)

karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan

adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai

satuan.

Regangan (Strain)

Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL)

terhadap panjang mula-mula(L)” 

Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.

 

MODULUS ELASTISITAS

Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika meregang

adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari elastisitas bahannya.

dan elastisitas yang dimiliki oleh tiap2 benda tergantung dari jenis bahan apakah

benda itu terbuat.

Page 9: Berkenalan Dengan Tegangan

Sebagai suatu contoh, anda akan lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet

gelang  daripada besi pegas yang biasanya dipakai untuk melatih otot dada.

untuk merenggangkan sebuah besi pegas, anda akan membutuhkan ratusan kali lipat

dari tenaga yang anda butuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.

 

 

Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang,  dan mengakibatkan

pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas. Besarnya

pertambahan yang terjadi pada setiap keadaan tergantung pada elastisitas bahannya

dan seberapa besar gaya yang bekerja padanya

Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk

dipanjangkan atau dipendekan (istilah jawanya : gampang molor). Semakin besar gaya

yang bekerja pada suatu benda, maka semakin besar pula tegangan dan regangan yang

terjadi pada benda itu, sehingga semakin besar pula pemanjangan atau pemendekan

dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja berupa gaya tekan, maka benda akan

mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang bekerja berupa beban tarik, maka

benda akan mengalami perpanjangan.

Dari sini sudah bisa disimpulkan bahwasanya regangan (ε) yang terjadi pada suatu

benda berbanding lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke

elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus :

Page 10: Berkenalan Dengan Tegangan

  ε  =  σ / E  atau σ  =  E  x  ε 

rumus ini dikenal sebagai hukum Hooke.

Dalam rumus ini, (E) adalah parameter modulus elastisitas atau modulus young.

Modulus ini adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki nilai tertentu untuk bahan

tertentu. Seperti yang diuraikan diatas, tiap bahan mempunyai modulus elastisitas (E)

tersendiri yang memberi gambaran mengenai perilaku bahan itu bila mengalami beban

tekan atau beban tarik. Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi

bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------

catatan :

tidak semua regangan selalu berbanding lurus dengan tegangan, ada sebuah keadaan

dimana regangan sama sekali tidak berbanding lurus tegangan, dan ada juga regangan

yang berbanding lurus dengan tegangan hanya pada suatu kondisi tertentu saja, tapi

dikondisi lain regangannya sudah tidak berbanding lurus lagi dengan tegangannya.

mengapa demikian ? nanti akan saya jelaskan setelah ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------

Modulus Elastisitas

Page 11: Berkenalan Dengan Tegangan

Modulus Elastisitas adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki nilai

tertentu untuk bahan tertentu.

Semakin kecil modulus elastisitas sebuah benda, maka akan semakin

mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

begitu pula sebaliknya, Semakin besar modulus elastisitas sebuah

benda, maka akan semakin sulit bagi bahan untuk mengalami

perpanjangan atau perpendekan

Di antara beberapa material utama konstruksi (baja, beton, kayu, aluminium), baja

adalah material yang memiliki regangan maksimum yang besar dan modulus

elastisitas yang tinggi.

 

HUBUNGAN TEGANGAN, REGANGAN & MODULUS ELASTISITAS

 

Jika sebuah benda dengan luas penampang sebesar (A), kemudian

diberi gaya tekan, tarik atau lentur (N), maka benda tersebut akan

menegang sebesar gaya (N) dibagi dengan luasan penampangnya (A).

Jika gaya tersebut dari (N) = 0 kemudian berangsur-angsur diperbesar

maka benda tersebut akan meregang (memendek/ memanjang/

membengkok) sebesar ε0 sampai denganε.

Sekarang perhatikan gambar berikut.

Page 12: Berkenalan Dengan Tegangan

Andaikata batang dengan panjang L ditarik

hingga menjadi dua kali panjang semula, atau dengan kata lain, pertambahan panjang

yang dialami sama dengan panjang semula, sehingga ΔL = L.

ini berarti  ε   =   ΔL / L

               ε   =   L / L

                ε   =   1 ….. (pers. 1)

Jika persamaan 1 dimasukan ke hukum hooke  ε  =  σ / E, maka didapat  1  =  σ / E

Ini berarti   σ = E

Nah sobat, sekarang terlihat berapa besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk

meregangkan sebuah benda menjadidua kali dari panjang semula, yaitu sebesar

modulus elastisitasnya (dengan anggapan luas penampangnya tidak berubah)  wuihh,

… gede banget ckckck… :)

Jika hubungan tegangan dan regangan dibuat dalam bentuk grafik dimana setiap nilai

tegangan dan regangan yang terjadi dipetakan kedalamnya dalam bentuk titik-titik,

maka titik-titik tersebut terletak dalam suatu garis lurus (linear) sehingga terdapat

kesebandingan antara tegangan dan regangan. (lihat gambar bawah)

 

Page 13: Berkenalan Dengan Tegangan

 

Hubungan tegangan – regangan seperti ini adalah linear, dimana regangan berbanding

lurus dengan tegangannya, Bahan benda yang memiliki bentuk diagram tegangan-

regangan seperti ini disebut bahan elastis linear, dimana bahannya memiliki modulus

elastisitas yang konstan. Hukum hooke berlaku dalam keadaan ini.

 

Namun dalam kenyataan, tidak selalu tegangan itu berbanding lurus dengan

regangan, dimana apabila nilai dari tegangan dan regangan apabila dipetakan dalam

bentuk titik2, maka tidak terbentuk hubungan linear didalamnya. (lihat gambar

bawah).

 

Page 14: Berkenalan Dengan Tegangan

 

Hubungan tegangan – regangan seperti ini adalah non-linear, dimana regangan tidak

berbanding lurus dengan tegangannya, Bahan benda yang memiliki bentuk diagram

tegangan-regangan seperti ini disebut bahan elastis non-linear, dimana bahannya tidak

memiliki modulus elastisitas yang konstan. Hukum hooke tidak berlaku dalam

keadaan ini.

 

Ada juga sob, suatu keadaan hubungan tegangan-regangan dimana hubungan

linearnya terjadi pada nilai tegangan yang rendah (hukum hooke berlaku) , dan setelah

nilai tegangannya naik maka hubungannya tidak linear lagi, sehingga hukum hooke

tidak berlaku  (lihat gambar bawah)

 

Page 15: Berkenalan Dengan Tegangan

 

Nah sob, ngomong2, baja masuk dalam kategori benda yang memiliki bentuk

hubungan tegangan-regangan yang mirip seperti ini lho,… hehehe

 

ELASTIS & PLASTIS

 

Jika sebuah benda diberi gaya tarik atau tekan, maka benda tersebut akan meregang

(berdeformasi memanjang atau memendek), Namun jika suatu ketika gaya tersebut

dihilangkan, maka benda tersebut akan kembali seperti semula (seperti sebelum diberi

gaya). Keadaan ini disebut sebagai keadaan elastis, yaitu suatu keadaan dimana benda

Page 16: Berkenalan Dengan Tegangan

kembali dari bentuk deformasinya ketika beban/gaya yang bekerja pada benda

tersebut dihilangkan.

Contohnya adalah karet gelang. Jika sobat menarik karet gelang, maka karet akan

mulur panjang, tapi jika sobat melepaskannya maka karet akan kembali seperti

sediakala.

Dalam kondisi elastis, besarnya gaya berbanding lurus dengan besarnya deformasi.

 

 

 

Namun ada suatu keadaan dimana jika gaya atau beban yang bekerja pada benda

tersebut ditambah besarnya, benda tersebut tidak bisa kembali ke bentuk semula atau

kembali seperti sebelum benda tersebut berdeformasi. Keadaan ini disebut sebagai

keadaan Plastis atau Inelastis.

 

Page 17: Berkenalan Dengan Tegangan

 

Pada kondisi awal dimana beban bekerja, perpanjangan (deformasi) akan hilang jika

beban dihilangkan. Tapi jika beban terus ditingkatkan sehingga tegangan terus

bertambah, maka pada suatu titik atau batas tertentu, perpanjangannya tidak bisa

hilang seluruhnya alias terjadi regangan permanen. Nah,… titik dimana mulai terjadi

perpanjangan (deformasi) secara permanen adalah titik leleh, sedangkan regangan

yang terjadi saat titik ini terjadi disebut sebagairegangan leleh dan tegangan yang

mengakibatkannya disebut tegangan leleh.

Saat titik leleh ini tercapai, maka hubungan tegangan-regangan sudah tidak linear lagi,

perpanjangan (deformasi) dari benda sudah tidak elastis lagi, tapi sudah plastis atau

inelastis, jadi sedikit saja tegangannya dinaikan, maka perpanjangan (deformasi) akan

menjadi berkali-kali lipat jika dibandingkan saat deformasinya masih elastis. Dan

Page 18: Berkenalan Dengan Tegangan

seandainya tegangan terus ditambah, maka pada suatu titik tertentu perpanjangan

(deformasi) akan mencapai batasnya.

Titik saat deformasinya sudah mencapai batas disebut titik batas atau titik ultimate.

Dimana saat titik ini tercapai, deformasi benda sudah mencapai puncaknya (tinggal

menunggu saat untuk putus / runtuh saja), tidak ada kenaikan tegangan yang berarti

tapi deformasi (regangan) yang terjadi terus bertambah, ini ditunjukan dengan garis

kurva yang turun setelah titik batas tercapai (lihat gambar atas), sehingga sampai suatu

titik dimana deformasi (regangan)  sudah mencapai putus (runtuhnya).

Titik dimana regangan sudah mencapai runtuh (putus) disebut sebagai titik putus /

runtuh, dan regangan yang terjadi disebut sebagai regangan putus/runtuh.

 

DAKTALITAS

 

 

Page 19: Berkenalan Dengan Tegangan

 

 

Sekarang coba perhatikan alur keruntuhan dari sebuah benda dengan alur seperti

gambar diatas , yaitu dimulai dari titik awal (tegangan = 0 dan regangan = 0) hingga

mencapai titik putus/runtuh. Disini terlihat, bahwasanya saat deformasi benda sudah

mencapai batas elastisnya (sudah mencapai titik leleh), benda tidak langsung putus,

tetapimengembangkan regangannya terlebih dahulu hingga mencapai titik

batasnya baru kemudianruntuh/putus.

Nah sobat,... benda yang memiliki kemampuan seperti ini, yaitu sanggup

mengembangkan regangannya sampai batas maksimal setelah terjadi pelelehan

(mencapai titik leleh) disebut sebagai benda yang daktail. Semakin daktail suatu

benda, maka semakin besar benda tersebut bisa mengembangkan regangan diatas titik

lelehnya (kurva warna merahnya semakin panjang), dan sebaliknya semakin tidak

daktail suatu benda, maka semakin kecil benda tersebut bisa mengembangkan

regangan diatas titik lelehnya (kurva warna merahnya semakin pendek).

Page 20: Berkenalan Dengan Tegangan

Jadi, secara singkat  daktalitas  bisa diartikan sebagai berikut :

Kemampuan sebuah benda untuk mengembangkan regangan

diatas titik lelehnya 

Tentu saja tidak semua benda memilki mekanisme keruntuhan dengan alur seperti

yang saya uraikan diatas. Ada benda yang mana ketika regangannya sudah mencapai

leleh, maka saat itu juga regangan putus terjadi, jadi regangan leleh sama dengan

regangan putusnya atau dengan kata lain, saat terjadi titik leleh maka saat itu benda

langsung putus. Kita ambil contoh yang paling mudah, semisal karet, saat sobat

menarik karet sehingga karet mengalami perpanjangan, maka ketika perpanjangan

sudah mencapai batas (titik leleh), maka disitu karet langsung putus, jadi tidak ada

pengambangan regangan seperti yang saya uraikan diatas.

 

Ngomong2 soal daktalitas,. baja tulangan termasuk benda yang memilki daktalitas

yang tinggi lho,.. yang konon sifat inilah yang membuat baja tulangan (sampai

sekarang) selalu dikolaborasikan dengan beton selain sifat utamanya, yaitu kuat

menahan beban tarik.

Nah sob,… salah satu sifat atau perilaku dari materal baja inilah yang harus kita

pelajari dalam kaitannya untuk memahami pengertian fs, fy, fu, εs dan εy.

Mengenai, seperti apa dan bagamana sifat atau perilaku dari material baja tersebut,

Insya Alloh akan dibahas pada posting selanjutnya yang berjudul “ Memahami

Perilaku Material Baja”

 

Page 21: Berkenalan Dengan Tegangan

Berikut adalah sekilas preview mengenai perilaku material baja tulangan sebagai

bahan untuk diskusi kita selanjutnya

 

BAJA TULANGAN

 

Perilaku materal baja tulangan dinyatakan dalam bentuk kurva hubungan tegangan-

regangan seperti diatas.

 

Page 22: Berkenalan Dengan Tegangan

Terdapat empat fase kurva tegangan-regangan dari baja tulangan,

dimulai dari titik awal (tegangan = 0, regangan= 0), kemudian secara

kontinue beban terus ditingkatkan hingga akhirnya baja mengalami

keruntuhan (putus) .

1. Fase elastis

2. Fase Plastis

3. Fase Strain hardening

4. Fase Necking

 

….. Penjelasannya kita lanjutkan di posting selanjutnya ya…