Post on 23-Feb-2018
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman Berdasarkan determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Institut Teknologi Bandung, dinyatakan bahwa daun yang diperoleh dari Perkebunan bibit
Cihideung, Bandung adalah Carica papaya Linn.
4.2 Ekstraksi Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol-air (1:3). Penggunaan pelarut
tersebut berdasarkan kelarutan papain dan karpain yang diperkirakan sebagai komponen
aktif. Rendemen yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Proses ekstraksi serbuk simplisia daun pepaya dilakukan dengan cara maserasi. Hal ini
dilakukan berdasarkan stabilita papain yang dapat terdegradasi pada suhu lebih tinggi dari
60 oC.
Pemekatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan penguap vakum berputar (rotavapor)
sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya, ekstrak kental tersebut diuapkan dengan
menggunakan oven vakum suhu 38 2 oC , sampai mencapai bobot tetap, mengacu pada
stabilita papain yang dapat terdegradasi pada suhu lebih tinggi dari 60 oC.
Tabel 4.1 Rendemen
Daun pepaya basah Serbuk simplisia Ekstrak Rendemen (% b/ b)
6740 1537 - 22,80 Berat (g) - 1300 341,98 26,30
39
40
4.3 Karakterisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak Karakterisasi mutu serbuk simplisia dan ekstrak meliputi pemeriksaan secara makroskopik,
pemeriksaan kandungan, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan
kadar sari larut etanol. Khusus terhadap ekstrak juga dilakukan penentuan pola
kromatogram, penentuan bobot jenis, penentuan pH, penentuan angka kapang, dan angka
lempeng total.
4.3.1 Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik simplisia dan ekstrak dilakukan dengan mengamati warna, bau,
adanya lendir, cendawan serta pengotor lainnya, ukuran partikel, dan konsistensi. Hasil
pemeriksaan makroskopik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia dan Ekstrak secara Makroskopik
No. Parameter Simplisia Ekstrak
1. Warna Hijau Coklat tua 2. Bau Khas Khas 3. Mikroorganisme x x 4. Ukuran partikel 20 mesh - 5. Konsistensi Serbuk Kental
Keterangan : x = tidak terdapat pertumbuhan mikroba, cendawan
4.3.2 Penetapan Kadar Air, Kadar Sari Larut Air, Kadar Sari Larut Etanol Simplisia dan Ekstrak serta Penentuan pH dan Bobot Jenis Ekstrak
Hasil penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol simplisia dan ekstrak
memberikan data spesifikasi simplisia dan ekstrak. Data spesifikasi simplisia dan ekstrak
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Spesifikasi Simplisia dan Ekstrak
No. Parameter Simplisia Ekstrak
1. Kadar air 7,99 % v/b 15,22 % v/b
2. Kadar sari larut dalam air 5,64 % b/b 16,16 % b/b
3. Kadar sari larut dalam etanol 1,75 % b/b 0,64 % b/b
4. pH - 5,16
5. Bobot Jenis - 1,31 g/mL
41
Hasil penetapan kadar air simplisia adalah 7,99 % v/b. Menurut Materia Medika Indonesia,
kadar air simplisia tidak lebih dari 10 % v/b. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat atau
mencegah pertumbuhan mikroba pada simplisia.
Persentase kadar sari larut air yang lebih tinggi daripada kadar sari larut etanol
menunjukkan bahwa pada serbuk simplisia dan ekstrak daun pepaya terdapat lebih banyak
senyawa yang terlarut dalam air daripada senyawa yang terlarut dalam etanol.
Oleh karena pH ekstrak cukup asam, maka perlu dipilih basis gel yang cocok pada rentang
pH tersebut sehingga tercapai stabilitas sediaan yang cukup baik.
4.3.3 Penapisan Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak daun pepaya menunjukkan hasil yang
positif pada golongan alkaloid dan steroid/triterpenoid (Tabel 4.4). Karpain (suatu
alkaloid) dan terpenoid yang terkandung dalam pepaya mempunyai efek antimikroba (3)(Cowan, 1999).
Tabel 4.4 Hasil Penapisan Fitokimia
Golongan Senyawa Simplisia Ekstrak
1. Alkaloid + +
2. Tanin - -
a) Tanin Galat - -
b) Tanin Katekat - -
3. Flavonoid - -
4. Steroid / Triterpenoid + +
5. Kuinon - -
6. Saponin - -
Keterangan (+) = positif mengandung golongan senyawa tersebut (-) = negatif tidak mengandung golongan senyawa tersebut
(3) Jozef, F., 2005, The Chemical Anthropology of Antimicrobial Plants, Skadi.net [Serial Online],
http://forum.skadi.net/showthread.php?p=353823 [7 Oktober 2006].
42
4.3.4 Penentuan Pola Kromatogram Gambar pola kromatogram terlihat pada gambar di bawah ini.
E
E P EE PEP P P E P
1a 1b 1c 2a 2b 2c
Gambar 4.1 Pola kromatogram KLT ekstrak daun pepaya terhadap papain dengan fase diam silika gel GF 254, pengembang kloroform-metanol-NH3 30 %-etil asetat (2:2:1:2), E = Ekstrak daun pepaya, P = papain, 1 = tanpa penampak bercak, 2 = dengan penampak bercak H2SO4 10 %, a = visibel, b = sinar UV 254 nm, c = sinar UV 366 nm
E E EE EE
1a 1b 1c 2a 2b 2c
Gambar 4.2
Pola kromatogram KLT ekstrak daun pepaya terhadap papain dengan fase diam silika gel GF 254, pengembang kloroform-metanol-NH3 30 %-etil asetat (2:2:1:2), E = Ekstrak daun pepaya, P = papain, 1 = tanpa penampak bercak, 2 = dengan penampak bercak Dragendorff, a = visibel, b = sinar UV 254 nm, c = sinar UV 366 nm
43
P P P P
G
Krom
beber
asam
kroma
merah
kandu
Krom
denga
senya
4.3.5 Bahan
angka
penen
dan T
P
1a 1b
ambar 4.3
Pola kdenganmetano= tanpa0,2 %,
atogram ekstrak dan
apa bercak dengan w
amino dan peptida
togram ekstrak yang
ungu pada kromato
ngan papain.
atogram ekstrak den
n warna merah jing
wa alkaloid yang terk
Penentuan ALT da
baku tanaman yan
bakteri 107 cfu/g da
tuan angka kapang d
abel 4.5.
1c
romatogram KLT ekstr fase diam silika gel l-NH3 30 % (2:2:1), E = penampak bercak, 2 =
a = visibel, b = sinar UV
papain dengan penampa
arna merah hingga ung
(Kibardin and Lazurkin
berwarna merah ungu
gram papain, menunjuk
gan penampak bercak D
ga hingga merah bata
andung dalam ekstrak.
n Angka Kapang Ekstra
g akan digunakan sebag
n angka kapang 104 cfu
an angka lempeng total
2a 2b
ak daun pepaya teGF 254, pengemba
Ekstrak daun pepayadengan penampak be 254 nm, c = sinar U
k bercak ninhidrin 0,
u (visibel) yang men
s, 1969; Allen, 198
mempunyai kesamaa
kan bahwa di dalam
ragendorff memberik
(visibel) yang men
k
ai sediaan topikal, m
/g (Handa, 2005; W
ekstrak dapat dilihat
P
2
rhadap papng klorofo, P = papainrcak ninhidV 366 nm
2 % memb
unjukkan a
9). Bercak
n dengan b
ekstrak te
an empat b
unjukkan a
empunyai
HO, 1998).
pada Gamb
E
E E E EEc
ain rm-, 1 rin
erikan
danya
pada
ercak
rdapat
ercak
danya
batas
Hasil
ar 4.4
44
Tabel 4.5 Penentuan Angka Lempeng Total Ekstrak dan Angka Kapang pada Ekstrak
No. Parameter Jumlah koloni pada ekstrak (cfu/mL) 1. Angka lempeng total (ALT) 7,60 . 1052. Angka kapang 3,79 . 105
(a.) (b.)
Gambar 4.4 Keterangan :
Angka kapang dan ALT ekstrak (a.) = Angka kapang, (b.) = Angka lempeng total (ALT)
Sebagai bahan baku, ekstrak mempunyai angka kapang lebih besar dari 104 cfu/g,
menunjukkan bahwa ekstrak berpotensi untuk menjadi media pertumbuhan kapang. Hal ini
terjadi karena adanya kandungan steroid / lemak-lemak / minyak dan air dalam ekstrak
dapat menjadi nutrisi bagi mikroorganisme. Oleh karena itu, formulasi memerlukan
penambahan pengawet yang bersifat bakteriostatik sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan kapang dalam ekstrak.
4.4 Penyiapan Biakan Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes Untuk uji potensi gel ekstrak, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes
dibuat biakan Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes sebesar masing-
masing 8,65.109 cfu/mL dan 2,7.107 cfu/mL. Untuk Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acnes, masing-masing biakan tersebut setara dengan transmisi 27 %
dan transmisi 60,8 % dengan spektronic pada panjang gelombang 580 nm.
45
4.5 Penentuan KHM Penentuan nilai KHM dari ekstrak daun pepaya dan papain dilakukan terhadap
Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Penentuan KHM ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun pepaya terhadap Staphylococcus
epidermidis dan Propionibacterium acnes, seperti yang terlihat pada gambar 4.5 dan 4.6.
Gambar 4.5
Keterangan :
Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya terhadap Staphylococcus epidermidis E = ekstrak, 0.5, 1, 3, 5, 7, 10, 13, 15, 21, 25, 35, 50, 75 = Ekstrak (% b/v) dalam etanolair 1: 3
Gambar 4.6
Keterangan :
Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya terhadap Propionibacterium acnes E = ekstrak, 0.5, 1, 3, 5, 7, 10, 15, 21, 25, 35, 50, 75 = Ekstrak (%b/v) dalam etanolair 1: 3
46
Tabel 4.6 Aktiv