BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...1. Warna Hijau Coklat tua 2. Bau Khas Khas 3....

download BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...1. Warna Hijau Coklat tua 2. Bau Khas Khas 3. Mikroorganisme x x 4. Ukuran partikel 20 mesh - 5. Konsistensi Serbuk Kental ... c = sinar UV

If you can't read please download the document

Transcript of BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...1. Warna Hijau Coklat tua 2. Bau Khas Khas 3....

  • BAB IV

    HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Determinasi Tanaman Berdasarkan determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati

    Institut Teknologi Bandung, dinyatakan bahwa daun yang diperoleh dari Perkebunan bibit

    Cihideung, Bandung adalah Carica papaya Linn.

    4.2 Ekstraksi Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol-air (1:3). Penggunaan pelarut

    tersebut berdasarkan kelarutan papain dan karpain yang diperkirakan sebagai komponen

    aktif. Rendemen yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Proses ekstraksi serbuk simplisia daun pepaya dilakukan dengan cara maserasi. Hal ini

    dilakukan berdasarkan stabilita papain yang dapat terdegradasi pada suhu lebih tinggi dari

    60 oC.

    Pemekatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan penguap vakum berputar (rotavapor)

    sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya, ekstrak kental tersebut diuapkan dengan

    menggunakan oven vakum suhu 38 2 oC , sampai mencapai bobot tetap, mengacu pada

    stabilita papain yang dapat terdegradasi pada suhu lebih tinggi dari 60 oC.

    Tabel 4.1 Rendemen

    Daun pepaya basah Serbuk simplisia Ekstrak Rendemen (% b/ b)

    6740 1537 - 22,80 Berat (g) - 1300 341,98 26,30

    39

  • 40

    4.3 Karakterisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak Karakterisasi mutu serbuk simplisia dan ekstrak meliputi pemeriksaan secara makroskopik,

    pemeriksaan kandungan, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan

    kadar sari larut etanol. Khusus terhadap ekstrak juga dilakukan penentuan pola

    kromatogram, penentuan bobot jenis, penentuan pH, penentuan angka kapang, dan angka

    lempeng total.

    4.3.1 Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik simplisia dan ekstrak dilakukan dengan mengamati warna, bau,

    adanya lendir, cendawan serta pengotor lainnya, ukuran partikel, dan konsistensi. Hasil

    pemeriksaan makroskopik dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia dan Ekstrak secara Makroskopik

    No. Parameter Simplisia Ekstrak

    1. Warna Hijau Coklat tua 2. Bau Khas Khas 3. Mikroorganisme x x 4. Ukuran partikel 20 mesh - 5. Konsistensi Serbuk Kental

    Keterangan : x = tidak terdapat pertumbuhan mikroba, cendawan

    4.3.2 Penetapan Kadar Air, Kadar Sari Larut Air, Kadar Sari Larut Etanol Simplisia dan Ekstrak serta Penentuan pH dan Bobot Jenis Ekstrak

    Hasil penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol simplisia dan ekstrak

    memberikan data spesifikasi simplisia dan ekstrak. Data spesifikasi simplisia dan ekstrak

    dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Spesifikasi Simplisia dan Ekstrak

    No. Parameter Simplisia Ekstrak

    1. Kadar air 7,99 % v/b 15,22 % v/b

    2. Kadar sari larut dalam air 5,64 % b/b 16,16 % b/b

    3. Kadar sari larut dalam etanol 1,75 % b/b 0,64 % b/b

    4. pH - 5,16

    5. Bobot Jenis - 1,31 g/mL

  • 41

    Hasil penetapan kadar air simplisia adalah 7,99 % v/b. Menurut Materia Medika Indonesia,

    kadar air simplisia tidak lebih dari 10 % v/b. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat atau

    mencegah pertumbuhan mikroba pada simplisia.

    Persentase kadar sari larut air yang lebih tinggi daripada kadar sari larut etanol

    menunjukkan bahwa pada serbuk simplisia dan ekstrak daun pepaya terdapat lebih banyak

    senyawa yang terlarut dalam air daripada senyawa yang terlarut dalam etanol.

    Oleh karena pH ekstrak cukup asam, maka perlu dipilih basis gel yang cocok pada rentang

    pH tersebut sehingga tercapai stabilitas sediaan yang cukup baik.

    4.3.3 Penapisan Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak daun pepaya menunjukkan hasil yang

    positif pada golongan alkaloid dan steroid/triterpenoid (Tabel 4.4). Karpain (suatu

    alkaloid) dan terpenoid yang terkandung dalam pepaya mempunyai efek antimikroba (3)(Cowan, 1999).

    Tabel 4.4 Hasil Penapisan Fitokimia

    Golongan Senyawa Simplisia Ekstrak

    1. Alkaloid + +

    2. Tanin - -

    a) Tanin Galat - -

    b) Tanin Katekat - -

    3. Flavonoid - -

    4. Steroid / Triterpenoid + +

    5. Kuinon - -

    6. Saponin - -

    Keterangan (+) = positif mengandung golongan senyawa tersebut (-) = negatif tidak mengandung golongan senyawa tersebut

    (3) Jozef, F., 2005, The Chemical Anthropology of Antimicrobial Plants, Skadi.net [Serial Online],

    http://forum.skadi.net/showthread.php?p=353823 [7 Oktober 2006].

  • 42

    4.3.4 Penentuan Pola Kromatogram Gambar pola kromatogram terlihat pada gambar di bawah ini.

    E

    E P EE PEP P P E P

    1a 1b 1c 2a 2b 2c

    Gambar 4.1 Pola kromatogram KLT ekstrak daun pepaya terhadap papain dengan fase diam silika gel GF 254, pengembang kloroform-metanol-NH3 30 %-etil asetat (2:2:1:2), E = Ekstrak daun pepaya, P = papain, 1 = tanpa penampak bercak, 2 = dengan penampak bercak H2SO4 10 %, a = visibel, b = sinar UV 254 nm, c = sinar UV 366 nm

    E E EE EE

    1a 1b 1c 2a 2b 2c

    Gambar 4.2

    Pola kromatogram KLT ekstrak daun pepaya terhadap papain dengan fase diam silika gel GF 254, pengembang kloroform-metanol-NH3 30 %-etil asetat (2:2:1:2), E = Ekstrak daun pepaya, P = papain, 1 = tanpa penampak bercak, 2 = dengan penampak bercak Dragendorff, a = visibel, b = sinar UV 254 nm, c = sinar UV 366 nm

  • 43

    P P P P

    G

    Krom

    beber

    asam

    kroma

    merah

    kandu

    Krom

    denga

    senya

    4.3.5 Bahan

    angka

    penen

    dan T

    P

    1a 1b

    ambar 4.3

    Pola kdenganmetano= tanpa0,2 %,

    atogram ekstrak dan

    apa bercak dengan w

    amino dan peptida

    togram ekstrak yang

    ungu pada kromato

    ngan papain.

    atogram ekstrak den

    n warna merah jing

    wa alkaloid yang terk

    Penentuan ALT da

    baku tanaman yan

    bakteri 107 cfu/g da

    tuan angka kapang d

    abel 4.5.

    1c

    romatogram KLT ekstr fase diam silika gel l-NH3 30 % (2:2:1), E = penampak bercak, 2 =

    a = visibel, b = sinar UV

    papain dengan penampa

    arna merah hingga ung

    (Kibardin and Lazurkin

    berwarna merah ungu

    gram papain, menunjuk

    gan penampak bercak D

    ga hingga merah bata

    andung dalam ekstrak.

    n Angka Kapang Ekstra

    g akan digunakan sebag

    n angka kapang 104 cfu

    an angka lempeng total

    2a 2b

    ak daun pepaya teGF 254, pengemba

    Ekstrak daun pepayadengan penampak be 254 nm, c = sinar U

    k bercak ninhidrin 0,

    u (visibel) yang men

    s, 1969; Allen, 198

    mempunyai kesamaa

    kan bahwa di dalam

    ragendorff memberik

    (visibel) yang men

    k

    ai sediaan topikal, m

    /g (Handa, 2005; W

    ekstrak dapat dilihat

    P

    2

    rhadap papng klorofo, P = papainrcak ninhidV 366 nm

    2 % memb

    unjukkan a

    9). Bercak

    n dengan b

    ekstrak te

    an empat b

    unjukkan a

    empunyai

    HO, 1998).

    pada Gamb

    E

    E E E EE

    c

    ain rm-, 1 rin

    erikan

    danya

    pada

    ercak

    rdapat

    ercak

    danya

    batas

    Hasil

    ar 4.4

  • 44

    Tabel 4.5 Penentuan Angka Lempeng Total Ekstrak dan Angka Kapang pada Ekstrak

    No. Parameter Jumlah koloni pada ekstrak (cfu/mL) 1. Angka lempeng total (ALT) 7,60 . 1052. Angka kapang 3,79 . 105

    (a.) (b.)

    Gambar 4.4 Keterangan :

    Angka kapang dan ALT ekstrak (a.) = Angka kapang, (b.) = Angka lempeng total (ALT)

    Sebagai bahan baku, ekstrak mempunyai angka kapang lebih besar dari 104 cfu/g,

    menunjukkan bahwa ekstrak berpotensi untuk menjadi media pertumbuhan kapang. Hal ini

    terjadi karena adanya kandungan steroid / lemak-lemak / minyak dan air dalam ekstrak

    dapat menjadi nutrisi bagi mikroorganisme. Oleh karena itu, formulasi memerlukan

    penambahan pengawet yang bersifat bakteriostatik sehingga dapat menghambat

    pertumbuhan bakteri dan kapang dalam ekstrak.

    4.4 Penyiapan Biakan Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes Untuk uji potensi gel ekstrak, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes

    dibuat biakan Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes sebesar masing-

    masing 8,65.109 cfu/mL dan 2,7.107 cfu/mL. Untuk Staphylococcus epidermidis dan

    Propionibacterium acnes, masing-masing biakan tersebut setara dengan transmisi 27 %

    dan transmisi 60,8 % dengan spektronic pada panjang gelombang 580 nm.

  • 45

    4.5 Penentuan KHM Penentuan nilai KHM dari ekstrak daun pepaya dan papain dilakukan terhadap

    Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Penentuan KHM ini bertujuan

    untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun pepaya terhadap Staphylococcus

    epidermidis dan Propionibacterium acnes, seperti yang terlihat pada gambar 4.5 dan 4.6.

    Gambar 4.5

    Keterangan :

    Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya terhadap Staphylococcus epidermidis E = ekstrak, 0.5, 1, 3, 5, 7, 10, 13, 15, 21, 25, 35, 50, 75 = Ekstrak (% b/v) dalam etanolair 1: 3

    Gambar 4.6

    Keterangan :

    Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya terhadap Propionibacterium acnes E = ekstrak, 0.5, 1, 3, 5, 7, 10, 15, 21, 25, 35, 50, 75 = Ekstrak (%b/v) dalam etanolair 1: 3

  • 46

    Tabel 4.6 Aktiv