PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN …eprints.uns.ac.id/7377/1/214891011201103301.pdf ·...
Transcript of PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN …eprints.uns.ac.id/7377/1/214891011201103301.pdf ·...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN
KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA
DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh :
RESTINA ANJAR WATI
K7407030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN
KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA
DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA TAHUN 2010
Oleh :
RESTINA ANJAR WATI
K7407030
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 2 April 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Ign Wagimin, M.Si
NIP 19510510 197603 1 003
Pembimbing II
Anton Subarno, S.Pd, M.Pd
NIP 19751223 200701 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Nama Terang dan Tanda Tangan
1. Ketua : Dra. C. Dyah. S. I, M.Pd 1. …………
2. Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd, S.E, MAB 2. …………
3. Anggota 1 : Drs. Ign Wagimin, M.Si 3. …………
4. Anggota 2 : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd 4. ………….
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Restina Anjar Wati. PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN
PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT
BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, April 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui adakah pengaruh yang
signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca
mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tahun 2010; (2)
mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Tahun 2010; (3) mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi
penelitian adalah mahasiswa UNS anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang berjumlah 20.860. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel sebanyak 100 mahasiswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket/kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
ganda.
Hasil penelitian: (1) Ada pengaruh yang signifikan positif antara persepsi
pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa (rx1y = 0,663, α
5%); (2) ada pengaruh yang signifikan positif antara pemeliharaan koleksi bahan
pustaka terhadap minat baca mahasiswa (rx2y = 0,883, α 5%); (3) ada pengaruh
yang signifikan positif antara pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa (F = 341,369, α 5%); (4) persamaan garis regresi
adalah Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2; (5) besarnya sumbangan relatif persepsi
pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) sebesar 25,3 % dan sumbangan relatif
pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar 74,7 % sedangkan sumbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
efektif persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) sebesar 22,2 %dan
sumbangan efektif pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar 65,4 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Restina Anjar Wati. THE INFLUENCE OF PROVIDING PERCEPTION AND
MAINTAINING BIBLIOTHECA MATERIAL COLLECTION AGAINST
READING INTEREST OF THE STUDENTS IN INTEGRATED SERVICE
UNIT (UPT) OF LIBRARY OF SEBELAS MARET UNIVERSITY
SURAKARTA YEAR 2010, Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science
Faculty, Sebelas Maret University, March 2011.
The purposes of this research are: (1) To know if there is significance
influence of providing perception of bibliotheca material collection against
student’s reading interest in UPT of library of Sebelas Maret University in the
year of 2010; (2) to know if there is significant influence of collection maintaining
against reading interest of student in UPT of Sebelas Maret University Library in
the year of 2010; (3) to know if there is significant influence of providing and
maintaining collection of bibliotheca material against student`s reading interest
in UPT of sebelas Maret University Library in the year of 2010.
This research uses quantitative-descriptive method. Population of the
research is students of Sebelas Maret University, who are active members of UPT
of Sebelas Maret University Surakarta in amount 20.860. Slovin formula is used
in determining the sum of sample and it is gained sample in amount 100 students.
Data collecting technique used in this research is questionnaire method and
documentation. Data analysis technique used is double linear regression analysis.
The result of the research: (1) There is positive-significant influence
between collection providing perception of bibliotheca material against reading
interest of students (rx1y = 0,663, α 5%); (2) there is positive significant influence
between maintaining collection of bibliotheca material against student reading
interest (rx1y = 0,883, α 5%); (3) there is positive significant influence between
providing and maintaining collection of bibliotheca material against student
reading interest (F = 341,369, α 5 %); (4) the equation of regression line is Y = -
8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2; (5) the great of relative support providing
perception of bibliotheca material collection (X1) is 25,3% and relative support
maintaining of bibliotheca material collection (X2) is 74,7% while effective
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
support of providing perception bibliotheca material collection (X1) is 22,2 % and
effective support of bibliotheca material collection maintaining (X2) is 65,4 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam”
(Q.S. Al--Alaq: 3-4)
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-
banyaknya
(Pak Harfan_Laskar Pelangi)
There is a will, there is a way
Dimana ada niat disitu pasti ada jalan
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Winahyu Handayani, adikku terkasih
Pendamping hidupku kelak
Keluarga besarku (mbah, paman, bibi,
uwa, dan sepupu2ku)
Sahabatku tersayang “FELNIESDYTA”
(Febe, Elin, Niken, Mb Dee, Ita)
Rekan-rekan PAP „07
PAP-FKIP-UNS, almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla atas segala bentuk nikmat
yang Dia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tentu saja peneliti mengalami
berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, peneliti sampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi ini.
2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP UNS, yang telah menyetujui permohonan
penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah
memberikan izin penelitian ini.
4. Dra. C. Dyah S. I, M. Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekomomi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP UNS, yang telah memberikan ijin peneliti untuk
menyusun skripsi ini.
5. Drs. Ign. Wagimin, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada peneliti
selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
6. Anton Subarno, S.Pd, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan pengarahan, bimbingan dan dukungan yang tiada henti kepada
peneliti selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP
UNS atas bimbingan dan segala ilmu yang telah diajarkan selama ini.
8. Drs. Widodo, M.Soc,Sc selaku Kepala UPT Perpustakaan UNS Surakarta
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di UPT Perpustakaan.
9. Sugeng Widaryatmo selaku Kepala Bagian Tata Usaha UPT Perpustakaan
UNS Surakarta yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian.
10. Bapak dan Ibuku, sebagai rasa bakti dan hormatku atas motivasi, semangat,
harapan dan doa-doa yang selalu mengalir untukku sepanjang waktu dan
sepanjang masa.
11. Adikku tersayang “Winahyu Handayani”, bersamamu dalam tawa dan canda
adalah hal terindah dihidupku.
12. Keluarga besarku (Mbah, Pak Lik, Bu Lik, dan Sepupu-sepupuku) yang
senantiasa memberikan doa dan dukungannya untukku.
13. Sahabat-sahabatku terkasih “FELNIEZDYTHA” (febe si pianis, elin si imut,
niken si pintar, mb dee si narsis, ita si funny) yang selalu menjadi pelipur
laraku, pendengar setiaku, dan penyemangatku dikala aku terpuruk dalam
kepedihan.
14. My Brother “Budi Wahyono” yang telah banyak membantu dan mengajariku
mulai dari mencari bahan sampai mengolah data hasil penelitian sekaligus
sebagai tempat aku bertanya atas kesulitan-kesulitan yang aku hadapi.
15. Keluarga Luliana Elin (Bapak, Ibu, & Pikachu yang lucu) yang sudah
menerima dan mendoakanku seperti keluarga sendiri.
16. Anak-anak Kost “Damai 1” (Mbak Titin, Mbak Sandya, Mbak Widi, Mbak
Na, Mbak Dita, Mbak Dini, Desi, Putri, Tami, Aji, Junita, Indah, Arum, dan
Nurul) hidup seatap bagaikan keluarga yang sama-sama hidup di perantauan.
17. Teman-teman kelas A PAP ‟07.
18. Teman-teman kelas A1 Pendidikan Ekonomi.
19. Teman-teman LPM Motivasi FKIP UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
20. Teman-teman PPL SMK Negeri 6 Surakarta, sampai jumpa kawan-kawanku
semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.
21. Chlorid Latifoso beserta keluarga (Bapak, Ibu, Mbak Titan, Mas Kripton,
Mbak Intan, Dek Feri) yang sempat memberikan doa dan perhatian untukku.
22. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
Dengan semua kemampuan yang ada, peneliti berusaha menyajikan skripsi
ini dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, peneliti menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
peneliti harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Surakarta, April 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ........................................................................... ii
PERSETUJUAN ....................................................................................... iii
PENGESAHAN......................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ..................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9
1. Tinjauan Tentang Perpustakaan .......................................... 9
a. Pengertian Perpustakaan ............................................... 9
b. Jenis-jenis Perpustakaan................................................ 10
c. Fungsi Perpustakaan ..................................................... 14
2. Tinjauan Tentang Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka ........ 15
a. Pengertian Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka .............. 15
b. Jenis-jenis Bahan Pustaka ............................................. 17
c. Pemilihan Bahan Pustaka .............................................. 19
d. Cara-cara Pengadaan Bahan Pustaka ............................. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
3. Tinjauan Tentang Pemeliharaan Bahan Pustaka .................. 25
a. Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka ....................... 25
b. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka .................. 26
c. Cara-cara Pemeliharaan Bahan Pustaka ......................... 30
4. Tinjauan Tentang Minat Baca Mahasiswa .......................... 37
a. Pengertian Minat Baca Mahasiswa ................................ 37
b. Pentingnya Minat Baca Mahasiswa ............................... 42
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Mahasiswa .................................................................... 44
d. Upaya Menumbuhkan Minat Baca Mahasiswa .............. 46
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 48
C. Kerangka Berfikir .................................................................... 49
D. Hipotesis ................................................................................. 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 52
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 52
1. Tempat Penelitian .............................................................. 52
2. Waktu Penelitian ................................................................ 52
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 53
1. Populasi ............................................................................. 53
2. Sampel ............................................................................... 53
3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................. 54
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56
1. Metode Angket atau Kuesioner .......................................... 56
2. Metode Dokumentasi ......................................................... 61
D. Rancangan Penelitian ............................................................. 62
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 63
1. Uji Prasyarat Analsis ......................................................... 63
2. Uji Hipotesis ..................................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 69
A. Deskripsi Data ........................................................................ 69
B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................... 70
1. Uji Normalitas.................................................................... 70
2. Uji Linieritas ...................................................................... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
3. Uji Multikolinieritas ........................................................... 72
4. Uji Autokoelasi .................................................................. 73
5. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 73
C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 74
1. Uji Hipotesis I .................................................................... 74
2. Uji Hipotesis II ................................................................... 75
3. Uji Hipotesis III ................................................................. 76
4. Analisis Regresi Ganda ...................................................... 77
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ........................................ 79
D. Pembahasan Hasil Analisis ...................................................... 79
1. Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) ................ 79
2. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) ........................ 81
3. Minat Baca Mahasiswa (Y) ................................................ 82
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 84
A. Simpulan ................................................................................. 84
B. Implikasi ................................................................................. 85
C. Saran ....................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88
LAMPIRAN .............................................................................................. 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir ......................................................... 50
Gambar 2. Bagan Kerangka Hipotesis ....................................................... 51
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual .... 70
Gambar 4. Plot Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan
Minat Baca Mahasiswa (Y) ..................................................... 71
Gambar 5. Plot Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) dengan Minat
Baca Mahasiswa (Y) ................................................................ 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r ........................................................ 66
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik ............................................................... 69
Tabel 3. Coefficients ................................................................................. 73
Tabel 4. Model Summary .......................................................................... 73
Tabel 5. Coefficientsa ................................................................................ 74
Tabel 6. Correlations ................................................................................ 75
Tabel 7. Correlationsa .............................................................................. 76
Tabel 8. ANOVA ..................................................................................... 77
Tabel 9. Koefisien Regresi ........................................................................ 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Matriks .................................................................................. 91
Lampiran 2. Angket ................................................................................. 94
Lampiran 3. Tabel Nilai Hasil Try Out XI.................................................. 102
Lampiran 4. Tabel Nilai Hasil Try Out X2 ................................................. 104
Lampiran 5. Tabel Nilai Hasil Try Out Y .................................................. 106
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ........................................... 107
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ........................................... 109
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Y ............................................ 112
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen X1........................................ 113
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen X2........................................ 115
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Y ......................................... 118
Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian X1 ................................................... 120
Lampiran 13. Tabulasi Data Penelitian X2 ................................................... 123
Lampiran 14. Tabulasi Data Penelitian Y .................................................... 126
Lampiran 15. Deskripsi Data Statistik ........................................................ 129
Lampiran 16. Uji Normalitas ....................................................................... 130
Lampiran 17. Uji Linieritas ......................................................................... 131
Lampiran 18. Uji Multikolinieritas .............................................................. 132
Lampiran 19. Uji Autokorelasi .................................................................... 133
Lampiran 20. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 134
Lampiran 21. Uji Hipotesis I ....................................................................... 135
Lampiran 22. Uji Hipotesis II ...................................................................... 136
Lampiran 23. Uji Hipotesis III .................................................................... 137
Lampiran 24. Model Regresi ....................................................................... 138
Lampiran 25. Koefisien Determinasi ........................................................... 139
Lampiran 26. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ....... 140
Lampiran 27. Tabel r................................................................................... 142
Lampiran 28. Tabel F .................................................................................. 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 29. Jadwal Penelitian................................................................... 147
Lampiran 30. Profil UPT Perpustakaan UNS .............................................. 148
Lampiran 31. Daftar Nama Pegawai ........................................................... 152
Lampiran 32. Pengadaan Buku Asing Tahun 2010 ...................................... 153
Lampiran 33. Pengadaan Buku Lokal Bulan Maret 2010 ............................. 157
Lampiran 34. Pengadaan Buku Lokal Bulan Oktober 2010 ......................... 166
Lampiran35. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ........................................................................... 172
Lampiran 36. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .............................. 173
Lampiran 37. Surat Permohonan Ijin Penelitian .......................................... 174
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Research ........................................... 175
Lampiran 39. Surat Ijin Menyusun Skripsi .................................................. 176
Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian .................................................. 177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan
pembangunan terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
bidang pendidikan. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis. Sedangkan fungsi pendidikan nasional
adalah sebagai pembentuk watak dan kemampuan serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan termasuk dalam aspek-aspek penting
yang mempengaruhi penuntasan kemiskinan dan kebodohan khususnya bagi
bangsa Indonesia.
Pendidikan sebagai indikator penting dalam menentukan maju
tidaknya suatu bangsa memerlukan sarana dan prasarana yang mampu menunjang
tercapainya tujuan. Sarana penunjang pendidikan tersebut adalah perpustakaan. Di
Indonesia, terdapat empat jenis perpustakaan yakni perpustakaan umum,
perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus
dimana masing-masing perpustakaan ini menyediakan bahan-bahan pustaka baik
buku maupun non buku yang berbeda-beda, disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
pengguna. Bagi lembaga-lembaga pendidikan baik sekolah dasar, sekolah
menengah maupun perguruan tinggi sudah menjadi suatu keharusan untuk
menyediakan perpustakaan demi menunjang kelancaran proses pembelajaran yang
tengah dilakukan. Adanya perpustakaan di lembaga pendidikan akan lebih
memudahkan para pendidik dan para peserta didik dalam memperoleh kesempatan
untuk memperdalam dan memperluas wawasannya tentang berbagai hal dengan
cara membaca literatur-literatur atau bahan-bahan pustaka yang telah disediakan.
Oleh karena itu, perpustakaan merupakan sarana penunjang pendidikan yang
keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi pelajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Menurut Lasa Hs (2007:19) “Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan
buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut
sistem tertentu untuk kepentingan pemakai”. Perpustakaan sebagai salah satu
tempat sumber informasi masyarakat, khususnya masyarakat pembaca (pemakai
perpustakaan) harus mampu menyediakan pelbagai bahan pustaka atau literatur.
Perpustakaan bagi sebuah lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi
merupakan suatu hal yang sangat penting. Perpustakaan mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan mutu suatu pendidikan perguruan tinggi.
Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu komponen dari proses
pendidikan yang terjadi disebuah lembaga perguruan tinggi dalam upaya
mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas.
Para ahli pendidikan menyatakan bahwa mutu suatu lembaga
pendidikan tinggi dapat ditinjau dari perpustakaannya karena sebuah
perpustakaan yang mempunyai buku yang relatif lengkap dan up to
date dengan lay out ruang baca yang ditata sedemikian rupa sehingga
membuat pengunjung yang ada didalamnya merasa nyaman dengan
koleksi yang tertata dengan baik dan rapi akan merangsang mahasiswa
(civitas akademika) untuk mengunjungi (memanfaatkan) perpustakaan.
Perpustakaan yang demikian secara tidak langsung akan mengajak
para mahasiswa (civitas akademika) untuk membaca atau
meningkatkan minat baca karena dengan membaca orang akan dilatih
berpikir secara sistematis, memperluas wawasan dan pengetahuan.
(Indayati dalam Jurnal sosial:2008)
Buku merupakan jendela dunia, jadi dengan banyak membaca manusia
akan bisa membuka jendela dunia. Karena dengan semakin banyak membaca,
semakin banyak yang diketahui, semakin banyak informasi yang bisa diakses
dalam berbagai ilmu, sosial, praktek maupun ilmu-ilmu eksakta. Pembinaan minat
baca merupakan suatu jenis pelayanan perpustakaan dalam membantu dan
memberi guidance kepada para pengunjung mengingat secara umum minat baca
masyarakat Indonesia yang relatif masih sangat rendah. Terutama apabila
dibandingkan dengan minat baca negara-negara berkembang lainnya. Ada
beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia. Salah satunya adalah data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2006 (www.bps.go.id) yang menunjukkan bahwa “masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama
mendapatkan informasi. Masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk
menonton TV (85,9%) atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca
koran (23,5%)”. Rendahnya budaya membaca ini juga dirasakan pada mahasiswa.
Perpustakaan di perguruan tinggi jarang dimanfaatkan secara optimal mahasiswa.
Demikian pula perpustakaan umum yang ada di setiap kota atau kabupaten yang
tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca
sehingga wajar apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga
rendah. Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan menjadi
faktor utama penyebab minat baca peserta didik rendah. Oleh karena itu,
keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah koleksi bahan pustaka yang ada. Sudah menjadi suatu
keharusan apabila perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka atau literatur
yang bermutu dan terarah sesuai dengan tujuannya. Bahan pustaka tidak hanya
terdiri dari buku–buku pengetahuan tetapi juga majalah, surat kabar, jurnal–jurnal
penelitian, film, kaset, tape recorder, dan video. Oleh karenanya, perlu
diperhatikan pula bagaimana pengadaan dan pemeliharaan bahan-bahan pustaka
tersebut.
Menurut Ign.Wagimin (2009:80) “Pengadaan adalah segala kegiatan
penyediaan untuk menunjang pelaksanaan tugas”. Didalam perpustakaan
perguruan tinggi, proses pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain kebijakan kepala perpustakaan
dengan mempertimbangkan saran para dosen, pustakawan dan mahasiswa;
penetapan anggaran rutin dan nonrutin; dan kerjasama dengan pihak lain seperti
bekerja sama dengan penerbit. Adanya bahan-bahan pustaka yang menarik
dimana bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna atau
mahasiswa serta sesuai dengan perkembangan IPTEK maka akan menarik minat
mahasiswa untuk lebih gemar membaca dan memanfaatkannya sebagai sumber
informasi yang penting. Setelah bahan – bahan pustaka tersebut diadakan, maka
perlu dilakukan suatu pemeliharaan atas koleksi bahan pustaka tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Menurut Ign.Wagimin (2009:87) “Pemeliharaan adalah kegiatan terus-
menerus untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap
untuk dipakai”. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka ini sangatlah penting sebab
tanpa adanya pemeliharaan yang baik, maka koleksi bahan pustaka yang ada akan
cepat dan mudah rusak sehingga nantinya akan menimbulkan pemborosan biaya
operasional yang telah dikeluarkan sebelumnya. Dalam perpustakaan perguruan
tinggi, pemeliharaan koleksi bahan pustaka perpustakaan ini menjadi tanggung
jawab semua pihak, baik pustakawan maupun pengguna. Pemeliharaan yang
dilakukan secara kontinyu dan teratur akan memberi dampak positif terhadap
bahan pustaka itu sendiri, yakni bahan pustaka akan terjaga kualitasnya baik
informasi-informasi yang terkandung didalamnya maupun kondisi fisik bahan
pustaka tersebut.
Dengan adanya kegiatan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan
pustaka perpustakaan yang baik, maka diharapkan akan mampu memberi
kontribusi yang signifikan terhadap tumbuhnya minat membaca dari dalam diri
para mahasiswa pada khususnya. Hal ini tentu akan berpengaruh positif dalam
menunjang kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN
PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT
BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS
MARET SURAKARTA TAHUN 2010
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah yang timbul, antara lain:
1. Minimnya jumlah koleksi bahan pustaka yang tersedia sehingga kurang
memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca pengunjung
yang memanfaatkan jasa perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Koleksi bahan pustaka khususnya yang berbentuk buku di perpustakaan belum
memenuhi kebutuhan bacaan yang bervariasi sehingga menyebabkan
mahasiswa enggan untuk membaca
3. Banyak ditemukan buku-buku edisi 30 bahkan 40 tahun yang lalu dimana
buku-buku tersebut belum tentu sesuai dengan ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu
4. Kondisi fisik bahan-bahan pustaka yang kurang terawat terutama yang
berbentuk buku baik buku fiksi maupun nonfiksi banyak yang lusuh,
berjamur, robek bahkan terlepas jilidnya sehingga mahasiswa enggan
membacanya
5. Mahasiswa jarang memanfaatkan bahan-bahan pustaka di perpustakaan
sebagai bacaan yang mampu menambah wawasan akan ilmu pengetahuan
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan
dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus
dan mendalam (Iskandar, 2008:165).
Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab
permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Penelitian ini terfokus pada persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka,
pemeliharaan koleksi bahan pustaka dan minat baca mahasiswa di UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang
berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:
1. Persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka merupakan pemanfaatan
pengalaman tentang pengadaan koleksi bahan pustaka yang telah dilakukan
sebelumnya untuk kemudian mampu memberikan tanggapan
2. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah suatu kegiatan mengusahakan agar
bahan-bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tidak cepat mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kerusakan, awet dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih
banyak pembaca perpustakaan
3. Minat baca mahasiswa secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang timbul didalam diri mahasiswa akibat adanya keinginan yang kuat untuk
melakukan aktifitas membaca
D. Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu gejala yang menimbulkan kesulitan
sehingga menggerakan manusia untuk menyelesaikannya. Pada hakikatnya, suatu
penelitian dilaksanakan guna memecahkan suatu permasalahan dengan menuruti
aturan tertentu yang berlaku sehingga nantinya dapat diperoleh suatu kesimpulan
baik kesimpulan yang mendukung maupun yang menyanggah suatu teori atau
bahkan untuk menemukan teori baru.
Iskandar (2008:166) menyatakan bahwa “Rumusan masalah
merupakan uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang
dikemukakan”. Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau
pernyataan yang jelas dan padat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas
Maret Surakarta Tahun 2010?
2. Adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas
Maret Surakarta Tahun 2010?
3. Adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan
pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mempunyai tujuan yang
hendak dicapai, yang mana tujuan tersebut dapat menjadikan proses dari suatu
kegiatan menjadi lebih jelas dan lebih terarah. Tanpa adanya suatu tujuan yang
jelas maka kegiatan yang dilakukan akan sia-sia dan nantinya tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna terutama bagi orang yang melakukannya.
Pada dasarnya tujuan suatu penelitian adalah memecahkan suatu masalah.
Iskandar (2008:167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk
menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan
penelitian yang dilakukan”.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan
koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi
bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
F. Manfaat Penelitian
Manfaat merupakan sesuatu hal yang baik yang bisa dirasakan setelah
suatu kegiatan selesai dilaksanakan. Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang
penting karena memberikan gambaran jelas dalam menjawab suatu permasalahan
baik secara teoritis maupun praktis. Penelitian yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan informasi yang akurat, rinci, dan faktual.
Dalam penelitian ini ada 2 (dua) manfaat yaitu manfaat teoretis dan
manfaat praktis. Manfaat teoretis berhubungan dengan ilmu itu sendiri, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
manfaat praktis berhubungan dengan kegiatan secara nyata. Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat memberikan kontribusi dalam menambah dan memperluas pengetahuan
khususnya dalam kajian ilmu pengetahuan manajemen perbekalan
b. Dapat memberikan kontribusi dalam menambah dan memperluas pengetahuan
khususnya dalam kajian ilmu pengetahuan manajemen perpustakaan pada
perpustakaan perguruan tinggi
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak UPT Perpustakaan
UNS dalam proses pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka
b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi bagian pemeliharaan UPT
Perpustakaan UNS mengenai arti pentingnya menjaga kelestarian bahan
pustaka untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya yang serupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Perpustakaan
a. Pengetian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sebuah infrastruktur jantung pendidikan yang
keberadaannya sangat dibutuhkan bagi semua pihak. Perpustakaan
mempunyai peranan yang signifikan khususnya untuk mendukung program
gemar membaca dan meningkatkan literasi informasi, juga untuk
mengembangkan siswa supaya mereka dapat belajar secara lebih independen
atau mandiri. Lepas dari itu, saat ini pengertian perpustakaan masih
mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat.
Dalam pengertian yang sederhana, Lasa Hs (2007:19) mengemukakan
bahwa “Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku atau bangunan fisik
sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu untuk
kepentingan pemakai”. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan tempat
untuk menambah ilmu pengetahuan, mendapat keterangan, atau tempat
mencari hiburan. Konsep perpustakaan memang selalu diidentikan dengan
buku dan aspeknya yang mencakup ruangan, koleksi, penyimpanan, dan
pemanfaatan.
Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan–bahan pustaka, baik berupa buku–buku
maupun bukan buku (non book material) yang diatur secara sistematis
menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi oleh setiap pemakainya (Ibrahim Bafadal, 2005:3)
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Pawit M.Yusuf dan Yaya
Suhendar, sebagai berikut:
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang
didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan
penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang
tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan
lain–lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun
berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan
belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap
masyarakat yang membutuhkannya.
Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan adalah suatu tempat atau unit kerja dari suatu lembaga tertentu
yang didalamnya terdapat usaha–usaha pengelolaan bahan pustaka baik
berupa buku maupun bukan buku yang disusun berdasarkan sistem tertentu
sehingga dapat dipergunakan oleh para pemakai sebagai sumber informasi.
b. Jenis–jenis Perpustakaan
Pada umumnya jenis–jenis perpustakaan yang berkembang di
Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di negara–negara lain.
Sebab, perpustakaan merupakan sesuatu yang bersifat universal.
Pengertiannya adalah dimanapun keberadaannya, perpustakaan adalah sama.
Meskipun begitu dalam praktiknya terdapat hal–hal yang berbeda karena
kondisi lingkungan dan masyarakatnya juga tidak sama. Perbedaan tersebut
adalah tingkat perkembangannya. Perkembangan perpustakaan sangat
tergantung kepada masyarakat setempat dan penyelenggaraannya.
Menurut Sutarno (2006:38-64) jenis–jenis perpustakaan yang
dikembangkan di Indonesia adalah :
1) Perpustakaan Nasional RI
2) Badan Perpustakaan Daerah
3) Perpustakaan Umum
4) Perpustakaan Perguruan Tinggi
5) Perpustakaan Sekolah
6) Perpustakaan Khusus
7) Perpustakaan Lembaga Keagamaan
8) Perpustakaan Internasional
9) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara–negara Asing
10) Perpustakaan Pribadi/Keluarga
11) Perpustakaan Digital
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan nasional di Indonesia terkenal dengan Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Perpustakaan Nasional
berkedudukan di ibukota negara Indonesia. Perpustakaan tersebut
mempunyai jangkauan dan ruang lingkup secara nasional. Perpustakaan
Nasional tersebut merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non-
Departemen (LPND) yang bertanggungjawab kepada Presiden.
2) Badan Perpustakaan Daerah
Badan Perpustakaan Daerah, atau lembaga lain yang sejenis adalah
yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola
perpustakaan. Perpustakaan tersebut telah mengalami beberapa kali
perubahan nama (nomenklatur), meskipun peranan, tugas dan fungsinya
tetap sama yaitu perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
3) Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas
Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa
perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat
umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Perpustakaan yang termasuk didalam kategori perpustakaan umum adalah:
perpustakaan umum kabupaten/kota, perpustakaan umum tingkat
kecamatan, perpustakaan umum desa/kelurahan, perpustakaan cabang,
taman bacaan rakyat/taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling.
4) Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sering disebut
sebagai jantungnya universitas, karena tanpa perpustakaan tersebut maka
proses pelaksanaan pembelajaran mungkin menjadi kurang optimal.
Dilihat dari penyelenggaraanya perpustakaan perguruan tinggi dilakukan
oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Namun untuk upaya
pengembangan selanjutnya dapat saja menjalin kerjasama dengan pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
lain. Pemakainya adalah masyarakat perguruan tinggi yang terdiri dari
mahasiswa, dosen, peneliti dan mereka yang terlibat didalam kegiatan
akademik (civitas akademika).
5) Perpustakaan Sekolah
Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di
sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan
belajar-mengajar, penelitian yang sederhana, menyediakan bahan bacaan
guna menambah ilmu pengetahuan. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) perpustakaan tersebut
merupakan sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh sekolah dan pemanfaatanya
sangat tergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas
perpustakaan dan para pelajar. Sementara pengembanganya selain menjadi
tanggung jawab kepala sekolah, juga dapat melibatkan komite sekolah
6) Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus sering disebut juga perpustakaan kedinasan,
karena kedudukannya pada lembaga–lembaga pemerintahan dan lembaga
swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan yang berkaitan baik langsung atau tidak dengan instansi
induknya. Tugas dan fungsi perpustakaan khusus adalah menyediakan
sumber–sumber informasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu.
7) Perpustakaan Lembaga Keagamaan
Perpustakaan lembaga keagamaan adalah perpustakaan yang
dimiliki dan dikelola oleh lembaga–lembaga keagamaan. Perpustakaan
yang dimaksud, misalnya perpustakaan masjid, perpustakaan gereja,
perpustakaan lembaga dalam agama Hindhu dan Budha, dan lembaga
keagamaan yang lain. Sementara pemakainya tidak dibatasi untuk
penganut agama tertentu, karena bagi penganut agama yang lain tidak ada
larangan untuk menggunakan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan.
8) Perpustakaan Internasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Perpustakaan internasional memiliki koleksi yang menyangkut
negara–negara anggota atau negara–negara yang berafiliasi kepada
lembaga dunia tersebut. Salah satu contohnya adalah perpustakaan
Sekretariat ASEAN. Koleksinya berasal dari berbagai negara yang
memuat informasi, ilmu pengetahuan tentang negaranya masing-masing.
Sementara itu, pemakainya juga berasal dari berbagai berbagai kelompok
masyarakat, termasuk warga negara asing yang untuk sementara
berdomisili di negara tersebut ataupun warga negara asing yang sedang
berkunjung di negara yang bersangkutan.
9) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara–negara Asing
Perpustakaan kantor perwakilan negara–negara asing dapat
ditemukan di keduaan besar negara–negara sahabat atau lembaga–lembaga
tertentu. Contohnya antara lain perpustakaan British Council. Koleksi
perpustakaan tersebut umumnya terdiri atas informasi dan ilmu
pengetahuan umum dan tentang negara yang bersangkutan serta ilmu
pengetahuan (buku) yang ditulis oleh penulis yang berasal dari negara
tersebut atau karya–karya tentang negara yang bersangkutan ditambah
informasi yang bersifat umum.
10) Perpustakaan Pribadi/Keluarga
Perpustakaan pribadi atau keluarga adalah perpustakaan yang
dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau orang–orang tertentu bersama
anggota keluarganya. Meskipun perpustakaan pribadi merupakan milik
orang perorang namun untuk kegunaan bersama tidak ada salahnya apabila
orang lain ikut memanfaatkan juga. Koleksi perpustakaan pribadi pada
umumnya berisi tentang buku–buku yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pemiliknya.
11) Perpustakaan Digital
Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis
perpustakaan yang berdiri tersendiri. Akan tetapi merupakan
pengembangan dalam sistem pengelolaan dan layanan perpustakaan.
Didalam sistem tersebut tidak nampak secara fisik sumber informasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
koleksi bahan pustaka karena informasi tersebut sudah diubah bentuknya
menjadi digital. Para pemakai perpustakaan dapat mengaksesnya melalui
suatu sistem dan peralatan tertentu. Oleh karena itu, perpustakaan digital
ada yang menyebut sebagai suatu perpustakaan maya (virtual library).
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Ny. Rusiana Sjahrial-
Pamuntjak (2000:3–6) bahwa dengan melihat tugas dan tujuannya,
perpustakaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Perpustakaan umum
Merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan
cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.
Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat
2) Perpustakaan sekolah
Merupakan perpustakaan yang ada dalam lungkungan sekolah, baik
sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, baik sekolah umum maupun
sekolah kejuruan. Melalui perpustakaan sekolah, kepandaian membaca
siswa dapat dimanfaatkan dan dikembangkan.
3) Perpustakaan perguruan tinggi
Merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga
pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas,
perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah
tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan
program pengajaran. Ada beberapa fungsi perpustakaan perguruan
tinggi, antara lain fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset dan
fungsi rekreasi
4) Perpustakaan khusus
Merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian, lembaga pemerintah,
ataupun bagian khusus dari perpustakaan umum yang besar. Tugasnya
ialah menyediakan koleksi buku untyuk para ahli dan pemakai yang
tergabung pada badan itu dan memberi keterangan bibiliografi dengan
cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan
c. Fungsi Perpustakaan
Fungsi–fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus
dilakukan didalam perpustakaan tersebut. “Pada prinsipnya sebuah
perpustakaan mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu: (1) menghimpun, (2)
memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka” (Sutarno,
2006:72).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut Indayati (2008) fungsi perpustakaan antara lain:
1) Fungsi edukatif: perpustakaan menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran
2) Fungsi informatif: perpustakaan memberikan pasokan informasi
terhadap kebutuhan pemakai, baik informasi diperpustakaan maupun
yang ada diluar perpustakaan
3) Fungsi dokumentatif: perpustakaan menjadi tempat atau sarana
penyimpanan dan mengoleksi bahan pustaka cetak maupun non-cetak
dari peristiwa masa lampau
4) Fungsi rekreatif: perpustakaan selain sebagai gudang informasi ilmiah,
juga menyediakan informasi yang bersifat hiburan.
Sedangkan menurut Sutarno (2006:73–75) fungsi–fungsi perpustakaan
dapat dirinci sebagai berikut:
1) Pengadaan bahan pustaka
2) Pengolahan
3) Layanan
4) Pemasyarakatan/sosialisasi
5) Kerja sama layanan antar perpustakaan
6) Pengembangan sumber daya manusia
7) Pembinaan dan pengembangan organisasi
8) Melakukan upaya preservasi koleksi
9) Membuat peraturan/tata
10) Penerapan dan pemanfaatan tekhnologi informasi
11) Menciptakan dan mengembangkan iklim diperpustakaan
Mengingat fungsi perpustakaan yang sangat besar khususnya dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, maka perpustakaan sangat
dibutuhkan keberadaannya terutama perpustakaan sekolah atau perpustakaan
perguruan tinggi.
2. Tinjauan Tentang Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka
a. Pengertian Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka
Ditiap-tiap waktu seseorang akan menyadari ada berbagai hal yang
berbeda dengan dirinya. Soerjono Soekanto dan Heri Tjandrasari (1997:22)
menerjemahkan pendapat J.S Roucek yang menyatakan bahwa “proses
menyadari adanya hal-hal yang berbeda dari diri manusia dan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
suatu tanggapan lazim disebut persepsi”. Kesadaran ini diperoleh berkat
penggunaan pancaindra manusia.
Nurjanah T (1993:276) menerjemahkan pendapat Rita L. Atkinson dan
Ernest R. Hilgrad yang mengemukakan bahwa “persepsi merupakan penelitian
bagaimana kita mengintegrasikan sensasi kedalam percepts (hasil dari
perceptual) obyek dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan percepts itu
dalam mengenali dunia”. Sensasi-sensasi yang dirasakan dan dialami manusia
setiap saat tidak hilang begitu saja tetapi dipadukan didalam otak.
Pengintegrasian sensasi itu kemudian dipakai untuk mengenali lingkungan
sekitar. Secara lebih dalam Abu Ahmadi (1990:200) mengatakan bahwa
“persepsi adalah suatu persepsi dan interpretasi”. Pengertian ini tidak jauh
berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rita Atkinson dan kawan-kawan
meskipun dengan bahasa yang sederhana dan lugas.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Dimyati Mahmud (1990:41)
bahwa “persepsi adalah menafsirkan stimulus yang ada diotak. Persepsi itu
merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang dalam artian pengalaman-
pengalaman yang telah lalu”. Jadi persepsi itu muncul karena kita telah
memiliki pengalaman sebelumnya yang berkaitan dan tersimpan aman dalam
otak. Pengalaman yang telah lalu dimanfaatkan untuk mengenali masa kini.
Menurut Bimo Walgito (1997:53) “persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud
diterimanya stimulus oleh individu melalui oleh alat reseptor sampai ke
susunan syaraf otak”. Proses tersebut merupakan proses psikologis, dalam arti
individu itu menyadari apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia rasakan sehingga
terjadi proses persepsi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perrsepsi adalah pemanfaatan pengalaman atau sensasi yang telah lalu untuk
mengenali masa kini dan menyadari ada banyak hal yang berbeda dengan diri
manusia untuk kemudian mampu memberikan tanggapan.
Koleksi merupakan nafas perpustakaan perguruan tinggi. Artinya,
perpustakaan perguruan tinggi akan dapat berfungsi sebagai sumber informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dan sumber belajar apabila didalam perpustakaan tersebut tersedia banyak
bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka ini para mahasiswa dapat
belajar dan mencari informasi yang diinginkan. Sedangkan perpustakaan
perguruan tinggi yang kurang memiliki bahan–bahan pustaka atau jarang
bahkan tidak pernah ditambah dengan bahan–bahan pustaka yang baru akan
ketinggalan zaman dan lambat laun minat mahasiswa untuk membaca semakin
pudar sehingga mereka kurang senang mengunjungi perpustakaan perguruan
tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya pengadaan bahan pustaka secara terus–
menerus.
Dalam buku Manajemen Logistik, H. Subagya (1999:29)
mengemukakan bahwa “Pengadaan adalah segala kegiatan dan usaha untuk
menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan
yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada (termasuk didalamnya usaha untuk mempertahankan sesuatu yang telah
ada dalam batas–batas efisiensi)”. Pendapat senada juga diungkapkan Ign.
Wagimin (2009:80) bahwa “Pengadaan adalah segala kegiatan penyediaan
untuk menunjang pelaksanaan tugas”.
Berdasarkan kedua pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan dengan cara menyediakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada sehingga mampu menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas atau
pekerjaan.
Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:9) bahwa “Bahan
pustaka adalah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku
ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar
mengajar di sekolah yang bersangkutan”. Pengadaan bahan pustaka adalah
salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna secara up
to date. Melalui kegiatan kerja pengadaan tersebut, pustakawan berusaha
menghimpun bahan–bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan
baik itu koleksi seperti buku, terbitan berseri lainnya seperti majalah, jurnal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
surat kabar, brosur, dan sebagainya, sedangkan koleksi non cetak seperti kaset,
audiovisual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, vidio kaset, dan CD ROM
(Compact Disc Read Only Memory).
Menurut Ibrahim Bafadal (2005:25) bahwa “Pengadaan bahan pustaka
adalah mengusahakan bahan–bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan
sekolah dan menambah bahan–bahan pustaka yang sudah dimiliki
perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang”. Sedangkan menurut
Yulia (1993:41) bahwa ”Pengadaan koleksi adalah hal-hal yang mencakup
perolehan bahan/buku melalui pembelian, hadiah, pertukaran, pembayaran
atau tanda terima pembayaran dan pemeliharaan catatan-catatan yang
berkaitan dengan pengadaan”.
Berdasar pada kedua pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan layanan teknis perpustakaan
dalam rangka melengkapi atau memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan
yang dimulai dari pemilihan, pemesanan, sampai pada tahap pemeriksaan dan
inventarisasi.
Didalam pengadaan bahan pustaka terdapat dua kemungkinan.
Kemungkinan yang pertama adalah mengusahakan bahan–bahan pustaka yang
sama sekali belum dimiliki oleh perpustakaan perguruan tinggi. Kemungkinan
yang kedua adalah menambah bahan–bahan pustaka yang jumlahnya kurang
menjadi tercukupi untuk memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka merupakan pemanfaatan
pengalaman tentang pengadaan koleksi bahan pustaka yang telah dilakukan
sebelumnya untuk kemudian mampu memberikan tanggapan.
b. Jenis–jenis Bahan Pustaka
Pemahaman jenis–jenis bahan pustaka perlu sekali bagi seorang
pustakawan. Hal ini dikarenakan dapat dijadikan dasar untuk menentukan
bahan–bahan pustaka yang harus diusahakan. Bahan–bahan pustaka ada
bermacam–macam, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Jenis bahan pustaka bisa ditinjau dari bentuk fisiknya dan dari isinya,
yakni sebagai berikut:
1) Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan–bahan pustaka bisa dibagi
kedalam dua kelompok sebagai berikut:
a) Bahan–bahan pustaka berupa buku–buku, seperti buku tentang
psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku–buku tentang ilmu
pengetahuan sosial, buku–buku tentang agama, buku–buku tentang
ilmu pengetahuan alam
b) Bahan–bahan pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar,
majalah, peta, globe, piringan hitam.
Bahan–bahan pustaka yang bukan berupa buku ini dapat dibagi lagi
menjadi dua kelompok sebagai berikut:
(1) Bahan–bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur,
laporan, karangan–karangan, kliping
(2) Bahan–bahan berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam,
radio, tape recorder, filmslide projector, filmstrip projector.
2) Ditinjau dari isinya, bahan–bahan pustaka dapat dibagi kedalam dua
kelompok sebagai berikut:
a) Bahan–bahan pustaka yang isinya fiksi, atau disebut buku–buku
fiksi, seperti buku cerita anak–anak, cerpen, novel
b) Bahan–bahan pustaka yang isinya non fiksi, atau disebut buku non
fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah
dan surat kabar. (Ibrahim Bafadal, 2005:27)
Sebuah perpustakaan harus menyediakan bermacam–macam bahan
pustaka, baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book
material), baik buku–buku fiksi maupun buku–buku non fiksi. Bahkan
perpustakaan yang sudah maju pun sudah seharusnya menyediakan banyak
media belajar yang berteknologi tinggi seperti alat pemutaran film, radio, dan
video tape recorder. Hal ini disebabkan perpustakaan tidak hanya sebagai
tempat untuk membaca tetapi juga sebagai tempat untuk mendengarkan,
belajar dan mendengarkan sesuatu.
Bahan–bahan pustaka yang perlu diusahakan secara bertahap oleh
pustakawan dapat dirinci sebagai berikut:
1) Buku–buku referensi
a) Kamus
b) Ensiklopedi
c) Biografi
d) Almanak
2) Buku–buku ilmu pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Buku–buku yang berhubungan dengan agama
b) Buku–buku yang berhubungan dengan kewarganegaraan
c) Buku–buku yang berhubungan dengan pertanian
d) Buku–buku tentang peternakan
e) Buku–buku tentang kehutanan
f) Buku–buku tentang perikanan
g) Buku–buku tentang pres dan komunikasi
h) Buku–buku tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
i) Buku–buku tentang sarana transportasi
j) Buku–buku tentang kewiraswastaan
k) Buku–buku tentang seni
l) Buku–buku tentang kesehatan
m) Buku–buku tentang lingkungan hidup
n) Buku–buku tentang surat menyurat
o) Buku–buku tentang koperasi
p) Buku–buku sejarah Indonesia dan dunia
q) Buku–buku sastra
r) Buku–buku lain yang sekiranya perlu
3) Buku–buku cerita
4) Surat kabar
5) Majalah
6) Klipping
7) Alat peraga
8) Audio visual aids
(Ibrahim Bafadal, 2005:29–31)
Pada umumnya, jurnal–jurnal penelitian termasuk juga bahan–bahan
pustaka yang biasanya ada di perpustakaan–perpustakaan perguruan tinggi.
Hal ini mengingat pemakai perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa,
dosen, tenaga teknis nonedukatif, dan masyarakat bebas yang kerap sekali
melakukan penelitian–penelitian ilmiah.
c. Pemilihan Bahan Pustaka
Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:25) bahwa
“Pemilihan bahan pustaka yaitu kegiatan mengidentifikasi bahan pustaka yang
akan ditambahkan kepada koleksi yang sudah ada di perpustakaan”. Dalam
dunia kepustakawanan proses pemilihan bahan pustaka merupakan aspek
kegiatan yang intelek.
Dalam usaha pemilihan bahan pustaka sebelum masuk ke langkah
berikutnya perlu dilakukan tinjauan kembali terhadap buku yang akan dipilih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
apakah sudah dimiliki sebelumnya untuk menghindari duplikasi bahan
pustaka.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993:427) bahwa “Tujuan pemilihan bahan
pustaka adalah mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan
seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan
tuntutan pemakai yang sekarang dan yang akan datang”
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan
pustaka, antara lain:
1) Buku
Pustakawan harus tahu keadaan buku yang ada di pasaran (seberapa
jauh buku yang tersedia, bagaimana proyeksinya yang akan datang).
2) Pemakai
Pustakawan harus memahami selera pemakai dalam bidang ilmu
pengetahuan termasuk latar belakang pemakai.
3) Sumber daya
Pustakawan harus mengetahui sumber daya yang ada, termasuk dana
dan anggaran, staf serta buku yang dapat dipinjam dari perpustakaan
lain.(Sulistyo-Basuki, 1993:431).
Dari pernyataan di atas yang paling penting diperhatikan adalah
sumber daya khususnya ketersediaan dana dan anggaran. Sebab tanpa dana
yang cukup, pengadaan bahan pustaka akan sia–sia untuk dilaksanakan.
1) Pihak-pihak yang Berwenang Melakukan Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam suatu perpustakaan, pihak yang berwenang untuk melakukan
pemilihan bahan pustaka bukan hanya pustakawan tetapi semua unsur yang
berkepentingan, termasuk para pengguna jasa perpustakaan. Adapun pihak-
pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka antara lain:
a) Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang melakukan
pemilihan bahan pustaka adalah kepala sekolah, dan wakil, serta guru,
pelajar boleh saja memberikan saran.
b) Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan
penasehat, penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat.
c) Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan
pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf,
dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan
kesesuaiannya dengan kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d) Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan
pemilihan adalah pimpinan institusi di mana perpustakaan tersebut
bernaung.
e) Pada akhirnya, pustakawanlah yang berwenang apabila bahan pustaka
(Yulia,1993:75)
Selain itu, menurut untuk dapat melakukan pemilihan bahan pustaka,
pihak-pihak yang berhubungan harus memiliki pengetahuan seperti:
a) Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, paham akan dunia
penerbitan, khususnya kelemahan dan keunggulan suatu penerbit.
b) Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa
saja yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah
dilakukan dan mengapa ada kelompok pengguna bahan pustaka yang
satu berbeda dengan pengguna perpustakaan yang lain.
c) Memahami kebutuhan para anggota.
d) Personil pemilihan buku harus bersifat netral serta harus menguasai
informasi dan akal sehat dalam pemilihan.
e) Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan.
f) Mengetahui buku melalui proses membaca.
(Sulistyo-Basuki, 1993:429).
2) Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka ditetapkan sebagai upaya
untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi
perpustakaan prinsip tersebut diperjelas sebagai berikut:
a) Relevansi atau kesesuaian
Bahan pustaka harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan
perpustakaan dengan lembaga induknya.
b) Kesesuaian dengan kebutuhan pengguna
Pemilihan bahan pustaka harus mengutamakan kepentingan pengguna
dengan tujuan untuk memenuhi tingkat keterpakaian pemakai.
c) Kelengkapan
Pengadaan bahan pustaka hendaknya berpedoman kepada kelengkapan
koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai jasa perpustakaan, bukan
berpedoman pada jumlah banyaknya eksemplar buku tetapi harus
diperhatikan kualitas koleksi tersebut.
d) Kemutakhiran
Isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e) Unsur kerja sama dengan pihak lain
Perpustakaan sebaiknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak
seperti pakar ilmu pengetahuan pengguna dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan
pengguna dapat dipenuhi. (Siregar, 2002:80).
Sedangkan untuk menentukan judul bahan pustaka apa yang akan
dipilih pihak perpustakaan harus mengetahui apakah terbitan tersebut masih
tersedia di pasar, toko buku dengan penerbit atau tidak.
3) Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka
Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan, maka diperlukan alat bantu pemilihan buku. Menurut
Sulistyo Basuki (1993:432) alat bantu pemilihan bahan pustaka terdiri dari:
a. Sarana pembaca
b. Timbangan buku seperti yang terdapat pada surat kabar dan majalah
c. Bibliografi
Sedangkan alat bantu seleksi yang lain, antara lain:
a. Katalog penerbit dalam dan luar negeri yang berisi
(1) Judul, anak judul, judul paralel
(2) Edisi, negara, bahasa, bentuk
(3) Kota terbit, penerbit
(4) Tahun terbit
(5) Harga langganan
(6) ISSN
b. Bibliografi Nasional dan Internasional
c. Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu
d. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain
e. Tim, bagan buku, iklan, dan lain-lain.(Milburga,1994:74)
Jadi melalui informasi di atas, pihak-pihak yang melakukan pemilihan
bahan pustaka dapat menentukan bahan pustaka mana yang cocok.
d. Cara–cara Pengadaan Bahan Pustaka
Pada umumnya bahan–bahan pustaka khususnya yang berupa buku–
buku merupakan bantuan atau “dropping” dari pemerintah, baik dari Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan Nasional maupun Kantor Pusat Departemen
Pendidikan Nasional. Namun, bantuan tersebut terbatas dan tidak selalu ada,
sehingga pustakawan dituntut untuk mengusahakan bahan–bahan pustaka
dengan cara lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Suherman (2009:78–81), pengadaan bahan–bahan pustaka
perpustakaan dapat dilakukan dengan cara–cara sebagai berikut:
1) Pembelian
Pembelian merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan
barang dengan jalan membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual
(supplier) untuk mendapatkan sejumlah baranng sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Untuk itu, perlu adanya penetapan
anggaran antara 5–10% dari seluruh anggaran sekolah. Anggaran ini
ditetapkan pada awal tahun dan disetujui oleh komite sekolah.
Pembelian buku–buku perpustakaan sekolah dapat ditempuh
dengan beberapa cara, antara lain:
a) Membeli ke penerbit
Yang dimaksud disini adalah untuk memperoleh buku–buku,
pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian ke penerbit relatif
lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku.
b) Membeli di toko buku
Tidak semua sekolah dekat dengan penerbit, sehingga apabila
membeli langsung ke penerbit akan memakan biaya yang cukup
banyak untuk ongkos perjalanannya. Oleh karena itu, sebaiknya
pustakawan membeli ke toko buku yang dekat dengan sekolahnya.
c) Memesan
Pemesanan dapat dilakukan kepada toko buku atau penyalur, atau
dapat pula langsung kepada penerbit. (Ibrahim Bafadal, 2005:37-
38)
Pengadaan buku–buku, baik dengan membeli langsung ke toko
buku dan penerbit maupun dengan memesan dapat dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama adalah pembelian atau pemesanan langsung, artinya
pustakawan langsung datang ke toko buku atau penerbit untuk membeli
atau memesan buku. Cara kedua adalah pembelian atau pemesanan lewat
pos apabila lokasi toko buku dan penerbit jauh dari sekolah.
2) Tukar–menukar
Penukaran dilakukan ketika sebuah perpustakaan memiliki koleksi
buku melampaui kebutuhannya dengan cara menawarkan penukaran
kepada perpustakaan lain untuk judul yang belum dimilikinya. Hal ini pun
dilakukan untuk buku-buku yang dianggap tidak berguna bagi lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
atau instansi yang bersangkutan dilihat dari segi subjek buku–buku
tersebut sehingga penukaran harus didasarkan pada keikhlasan.
3) Hadiah atau Sumbangan
Suherman (2009:79–80) membagi hadiah atau sumbangan menjadi
3 sebagai berikut:
a) Hadiah yang diberikan secara cuma–cuma
b) Hadiah yang diberikan apabila ada surat permintaan
c) Hadiah dari murid yang sudah menyelesaikan sekolahnya
4) Fotokopi
Sistem fotokopi ini timbul semenjak adanya mesin fotokopi yang
digunakan oleh masyarakat luas. Penambahan koleksi ini dilakukan
apabila membutuhkan publikasi yang sudah tidak tersedia lagi pada
penerbit atau habis dari persediaan dan tidak dicetak kembali
5) Kliping
Pembuatan kliping dapat menambah referensi bahan pustaka.
Kliping dapat dijadikan sebagai sebuah “referensi alternatif”, artinya dapat
memenuhi kekurangan koleksi buku–buku perpustakaan. Menurut Ibrahim
Bafadal (2005:44) bahwa “Ada tiga hal yang harus diketahui untuk
membuat kliping yang baik. Hal itu harus dijelaskan kepada murid–murid
sebelum membuat kliping. Tiga hal tersebut adalah bahan atau materi yang
dapat dijadikan kliping, alat–alat yang perlu dipersiapkan untuk membuat
kliping, dan cara membuat kliping”
6) Publikasi
Pembuatan literatur sekunder perlu dilakukan oleh petugas
perpustakaan dalam rangka pengadaan bahan pustaka. Literatur sekunder
adalah dokumen yang berisi informasi mengenai literatur primer.
Umumnya literatur sekunder merupakan karya referensi yang berisi
informasi atau bibliografi mengenai literatur primer. Jenis literatur
sekunder dapat berupa bibliografi, majalah indeks, dan abstrak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Diantara beberapa alternatif cara pengadaan bahan pustaka terutama
buku-buku perpustakaan di atas, tidak dapat dikatakan bahwa ada satu cara
yang paling efektif dan efisien, tetapi pemilihan suatu alternatif pengadaan
barang diantara beberapa alternatif tersebut sangat tergantung dari sifat
kepentingan dan kebutuhan masing–masing.
Berdasakan uraian diatas maka indikator persepsi pengadaan koleksi
bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan koleksi bahan pustaka
2. Cara pengadaannya, yang terdiri dari:
a) Pembelian
b) Tukar menukar
c) Hadiah atau sumbangan
d) Fotokopi
e) Kliping
f) Publikasi
3. Tinjauan Tentang Pemeliharaan Bahan Pustaka
a. Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka
Pemeliharaan bahan pustaka dapat dikatakan lebih sulit apabila
dibandingkan dengan pengadaannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya bahan pustaka yang tidak terawat, kotor, asal penempatannya, dan
penampilan atau kondisi bahan–bahan pustaka yang tidak sesuai dengan
umurnya. Dalam rangka pengembangan perpustakaan perguruan tinggi perlu
adanya peningkatan bahan pustaka baik ditinjau dari segi kuantitas maupun
kualitasnya. Satu hal yang terlupakan dari para pengelola perpustakaan
perguruan tinggi adalah dalam rangka meningkatkan jumlah bahan pustaka
mereka hanya berusaha mendapatkan tambahan tetapi justru bahan–bahan
pustaka yang telah tersedia tidak dipelihara sehingga bahan pustaka tersebut
menjadi cepat rusak dan akhirnya tidak berguna lagi. Oleh karena itu.
pemeliharaan bahan-bahan pustaka perpustakaan perguruan tinggi merupakan
kegiatan yang sangat penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut H.Subagya (1999:87) “Pemeliharaan adalah suatu usaha atau
proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi tekhnis dan daya guna suatu
alat produksi atau fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki,
merehabilitasi, dan menyempurnakan”. Sedangkan menurut Ign. Wagimin
(2009:87) “Pemeliharaan adalah kegiatan terus–menerus untuk mengusahakan
agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai”.
Berdasarkan kedua pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan suatu
barang baik kondisi teknis maupun daya gunanya dengan cara merawat,
memperbaiki, merehabilitasi agar barang tersebut selalu terjaga dari kerusakan
dan selalu siap dipakai apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:119) bahwa
“Pemeliharaan bahan pustaka adalah tindakan atau kegiatan mencegah,
melindungi dan memperbaiki, baik perlindungan dari kerusakan dari sebab-
sebab alamiah maupun kerusakan akibat tangan-tangan usil manusia”.
“Pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan
pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa
dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca
perpustakaan”.(http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-
bahan-pustaka-di-perpustakaan/). Bahan pustaka adalah unsur penting dalam
sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki
nilai informasi yang mahal. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara
fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang
terkandung di dalamnya.
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah suatu kegiatan mencegah atau
memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka sehingga akan tercipta koleksi
yang awet dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama oleh para
pemakai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Bahan–bahan pustaka perlu dijaga keawetannya. Penjagaan
dimaksudkan agar nilai informasinnya tetap lestari dan dapat dimanfaatkan
oleh siapa pun yang membutuhkan. Apabila rusak, akan susah untuk
memperbaikinya dan tentunya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka.
Adapun faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, antara lain:
1) Gangguan Fisik
Banyak hal yang menyebabkan buku menjadi kotor baik karena
kecerobohan petugas perpustakaan, peminjam atau karena gangguan
fisik gedung, misalnya kotor dan ventilasi kurang teratur. Adapun yang
termasuk gangguan fisik ini antara lain:
a) Coretan pensil
b) Coretan tinta atau stabilo
c) Tanah atau kapur
d) Kerusakan halaman
e) Bencana dan musibah
2) Gangguan Biologis
Indonesia sebagai daerah tropis, faktor biologi ikut mendorong
kerusakan bahan pustaka terutama buku–buku. Faktor biologi ini
antara lain
a) Jamur
Mula–mula jamur berwarna putih, kemudian dapat berubah
menjadi kehijau–hijauan dan kebiru–biruan. Ada juga jamur yang
berwarna cokelat, hitam, merah, dan kekuning–kuningan. Jamur
dapat merusak kertas dan kulit buku. Jamur dapat tumbuh cepat
apabila ada kelembapan diatas 60% dan maksimum 90% serta
lembap suhu antara 80 sampai dengan 100 derajat F.
b) Serangga
Ratusan jenis serangga hidup dengan sumber makanannya yang
berasal dari buku. Artinya, bahan pustaka menjadi rusak. Serangga
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu penghuni tetap dan
penghuni musiman. Kelompok pertama yaitu serangga yang
makanan utamanya adalah kertas dan zat–zat yang ada pada kertas
(sellulosa, perekat, glue) sedangkan kelompok kedua adalah
serangga yang makanan utamanya adalah kayu namun mampu
merusak kertas. Serangga tersebut antara lain rayap/anai–anai,
kecoa, gegat, kutu buku, ulat buku, dan tikus.
c) Rayap
Merupakan perusak yang paling berbahaya karena dapat
menghabiskan buku dalam waktu yang singkat. Ada dua jenis
rayap yakni rayap kering yang hidup dalam kayu dan rayap basah
yang hidup dalam tanah tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
d) Kecoa
Kecoa berwarna cokelat kehitaman, muncul dan mencari makanan
pada malam hari. Makanannya adalah kanji dan perekat–perekat
sampul buku yang dimakannya hingga habis serta kain–kain pada
punggung buku.
e) Silverfish (Lepisma Saccharina)
Silverfish merupakan salah satu jenis serangga yang berbadan
ramping dan tidak bersayap. Serangga ini lebih aktif pada malam
hari. Makanannya adalah lem perekat yang terdapat pada sampul
buku sehingga merusakkan jilid dan sampul buku.
f) Kutu Buku
Binatang ini sangat kecil berwarna abu–abu atau putih badannya
lunak dan kepalanya relatif besar serta giginya sangat kuat.
Makanannya adalah perekat, glue, dan kertas–kertas yang telah
ditumbuhi jamur
g) Ulat buku
Binatang ini meletakan telurnya diatas permukaan kertas atau
disela- sela kertas. Dari telur ini keluar larva yang sangat
berbahaya bagi buku. Buku yang dihuni ulat buku menjadi
berlubang–lubang karena larvanya memakan kertas ketika mencari
jalan keluar
h) Tikus
Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang sulit diberantas.
Binatang ini biasanya memakan buku–buku yang disimpan dalam
kardus dan kadang–kadang kertas disobek–sobeknya untuk
dijadikan sarang. (Suherman, 2009:123–129)
Pendapat senada lainnya diutarakan oleh Lasa Hs (2007:157–161)
bahwa faktor penyebab kerusakan bahan pustaka dibedakan menjadi 3, antara
lain:
1) Faktor Biologi
Indonesia sebagai daerah tropis, faktor biologi ikut mendorong
kerusakan bahan pustaka. Faktor bilogi ini antara lain serangga, lumut,
maupun jamur.
2) Faktor Fisika
Kerusakan bahan pustaka terutama buku– buku disebabkan pula oleh
faktor fisika. Faktor fisika ini antara lain:
a) Cahaya
Cahaya dapat mengurangi kekuatan bahan pustaka bahkan
memudarkannya. Sebab, bahan pustaka merupakan salah satu
benda yang menyerap cahaya. Kerusakan bahan pustaka juga
diakibatkan adanya penyerapan energi radiasi. Energi radiasi
adalah bentuk dari gerak gelombang yang mengenai objek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b) Panas dan uap air
Bahan pustaka khususnya yang terbuat dari kertas akan cepat rusak
karena adanya energi panas dalam ruang penyimpanan. Derajat
panas yang tinggi akan menyebabkan kertas menjadi kering, getas
dan rapuh. Sementara itu, uap panas dapat menyebabkan kertas
hingga menimbulkan jamur dan serangga.
3) Faktor Kimiawi
Kekuatan kertas dan tinta secara perlahan–lahan akan menurun karena
adanya gas asam, debu dan asap yang terkandung di udara. Faktor
kimiawi yang dimaksud antara lain:
a) Pencemaran
Pencemaran pada umumnya dikibatkan oleh proses pembakaran
yang menimbulkan asap. Sisa–sisa pembakaran akan menjadi debu
yang mengandung karbon. Karbon ini akan menyebabkan
pelapukan pada buku
b) Debu
Debu dapat mengaburkan tulisan dan merusak kertas sehingga
bahan pustaka yang terdiri dari kertas dan rak–rak sebaiknya
dijauhkan dari debu
c) Tinta
Penggunaan tinta berkualitas rengah akan merugikan terutama
apabila kena air atau kelembapan udara
d) Asam
Kerusakan kertas buku dapat disebabkan karena kualitas kertas.
Kertas yang baik adalah yang tidak mengandung asam, yitu kertas
yang tidak memiliki pH diatas 7.0. Adapun alat–alat pengukur pH
ini adalah pH meter, kertas lakmus, pH stick, dan pen archivist.
Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (2005 : 121) “Ada dua faktor
yang membuat buku–buku menjadi rusak. Pertama adalah faktor manusia.
Kedua adalah faktor alamiah”.
Agar lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut:
1) Faktor manusia
Para pengunjung perpustakaan terkadang sering melalaikan arti
pentingnya buku–buku dan secara tidak sadar seringkali mereka merusak
buku–buku bacaan tersebut. Misalnya mencoret–coret halaman buku
bahkan merobeknya. Tidak jarang pula ditemui mereka yang sedang
membaca buku sambil makan makanan kecil sehingga kemungkinan sisa–
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sisanya terjatuh kebuku yang sedang dibaca. Hal ini tentu saja membuat
buku menjadi kotor
2) Faktor alamiah
Faktor alamiah ini disebabkan baik oleh kondisi lingkungan, faktor
biologi maupun faktor fisika, misalnya kelembapan udara, air, api, jamur,
debu, sinar matahari dan serangga. Kelempaban udara dapat menimbulkan
jamur yang dapat merusak buku–buku bacaan. Biasanya kelembapan ini
terjadi diruang–ruang yang gelap dan ventilasi yang kurang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa faktor–faktor penyebab kerusakan bahan–bahan pustaka
meliputi faktor manusia, faktor biologi, faktor fisika dan faktor kimiawi.
c. Cara – cara Pemeliharaan Bahan Pustaka
Menyadari akan masalah yang ada, maka pemeliharaan bahan pustaka
ini sangat penting untuk kelestartaian suatu informasi yang terkandung dalam
suatau bahan koleksi. Menurut Lasa HS (2007:163-165) bahwa “Adapun
pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara reproduksi, penjilidan,
laminasi/penyampulan, penyiangan dan fumigasi”.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Reproduksi
Koleksi langka, penting, bernilai historis atau mudah rusak perlu
direproduksi. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan cara fotokopi,
pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya.
2) Penjilidan
Bahan-bahan yang perlu dijilid antara lain: lantaran sampulnya
mudah rusak, sampulnya terlalu tipis, terlepas jilidannya, atau majalah
lepas
3) Laminasi/penyampulan
Laminasi/penyampulan ini dengan cara memberikan pelindung
plastik atau bahan lain agar bahan pustaka itu tidak mudah sobek atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
hancur. Di samping itu, dengan penyampulan buku, maka buku tampak
rapi.
4) Penyiangan
Penyiangan adalah proses pengeluaran buku dari jajaran koleksi
suatu perpustakaan. Pengeluaran ini didasarkan pada pertimbangan bahwa,
koleksi itu tidak diminati lagi, sudah ada edisi baru, atau bertentangan
dengan kebijakan pemerintaah dan etika masyarakat.
5) Fumigasi
Fumigasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur
maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas. Fumigasi dapat
dilaksanakan dalam kotak, lemari fimigasi, ruang fumigasi, ruang
penyimpanan arsip, ruang perpustakan, maupun ruang deposit. Bahan
fumigasi disebut fumigant. Bahan-bahan fumigasi dapat berbentuk:
a) Padat
Bahan padat ini terdiri dari thymol cristal dan phospine.
(1) Thymol cristal
Bahan ini dapat mematikan jamur yang tumbuh pada permukaan
kertas atau kulit sampul buku.
(2) Phospine
Bahan ini dapat berbentuk: tablet dan batangan. Bahan ini
mengandung magnesium phosphine yang dapat bereaksi dengan
uap air yang terdapat dalam udara berbentuk gas phosphine yang
beracun.
b) Cair
Bahan cair ini antara lain formaldehide dan carbon tetrachloride.
(1) Fomaldehide
Bahan cairan ini pada tekanan suhu kamar secara perlahan akan
menguap menjadi gas. Bahan ini berguna untuk mematikan jamur.
Fumigasi dengan bahan ini dilakukan dalam ruangan khusus
fumigasi. Cara fumigasi ini ditaruh dengan bejana yang ceper agar
penguapannya lebih cepat, kemudian dimasukkan ke dalam
ruangan fumigasi.
(2) Carbon tetrachloride dan carbon disulfide
Penggunaan bahan-bahan Carbon tetrachloride dan carbon
disulfide ini dapat dicampur dengan perbandingan 50%:50% atau
dipisah sama sekali. Bahan ini juga berfungsi mematikan serangga
dan cara penggunaannya seperti pada penggunaan formaldehide.
c) Gas
Bahan gas ini antara lain berupa methyl bromide. Bahan ini
memiliki titik didih yang rendah. Oleh karena itu begitu di keluarkan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dalam tabung langsung menjadi gas. Gas ini lebih berat dari udara maka
dalam proses fumigasi hendaknya dimasukkan dari atap ruangan. Bahan
ini berfungsi sebagai pembasmi serangga dan dapat membunuh jamur
aspergillus spp dan pacnicilium spp. Gas ini tidak mudah terbakar dan
dapat mematikan api.
Ibrahim Bafadal (2005:121) bahwa “…kegiatan pemeliharan buku-
buku perpustakaan terdapat dua kegiatan, yaitu berusaha mencegah
kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan buku–buku dan
membetulkan atau memperbaiki buku–buku perpustakaan yang telah rusak”.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka
Usaha pencegahan pada dasarnya merupakan usaha yang sifatnya
preventif, dimana sebelum bahan-bahan pustaka rusak dilakukan usaha
pencegahannya. Tetapi walaupun telah diusahakan pencegahan tetap saja
masih mengalami kerusakan, sehingga bahan-bahan pustaka yang rusak
tersebut perlu diperbaiki dan dibetulkan.
Untuk mencegah terjadinya kelembapan udara dalah memberikan
penerangan yang cukup, semprotlah buku–buku dengan menggunakan
Amoniak yang dicampur dengan Thynolhaeter. Air dapat
menyebabkan timbulnya flek-flek warna pada buku, kertas buku
menjadi berkerinyut, dan perekat buku menjadi cepat lepas. Oleh sebab
itu, pada waktu mendirikan gedung perpustakaan harus
mempertimbangkan kemungkinan–kemungkinan terjadinya banjir. Api
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran. Sebagai usaha
pencegahan, perlu diusahakan alat pemadam kebakaran, setiap
pengunjung dilarang merokok. Debu dapat juga merusak buku. Cara
membersihkan debu tersebut dapat menggunakan “vacuum cleaner”,
atau yang lebih sederhana adalah kain yang sedikit basah sehingga
semua debu dapat diserap oleh kain yang sedikit basah tersebut.
Serangga merupakan binatang yang dapat merusak buku–buku. Ada
banyak serangga yang biasa merusak buku–buku, misalnya rayap,
kecoa, lipas, cucunguk, dan ulat bulu. Untuk mencegah kerusakan
buku yang disebabkan oleh serangga ini dapat dilakukan beberapa
usaha. Misalnya member kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid
bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak, atau bisa juga
dengan menggunakan ruang khusus, dimana buku–buku yang akan
dibebaskan dari serangga dimasukan kedalamnya dan ditutup selama
tujuh hari. Pada ruang tersebut diberi bahan kimia berupa Carbon
Tetra Clorid. (Ibrahim Bafadal, 2005:122)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pencegahan bahan–bahan pustaka dari kerusakan harus disesuaikan
dengan faktor–faktor penyebab terjadinya kerusakan bahan pustaka
tersebut. Hal ini dikarenakan masing–masing upaya pencegahan berbeda
antara faktor penyebab yang satu dengan yang lainnya.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Daryono, usaha preventif
yang dilakukan antara lain:
a) Faktor biologi :
(1) Tikus
Diupayakan agar setiap pengunjung dilarang membawa makanan
dan minuman ke Ruang Baca .
(2) Serangga
(a) Diupayakan ruangan tetap selalu bersih
(b) Susunan buku dalam rak-rak ditata secara rapi, sehingga ada
sirkulasi udara udara
(c) Rak harus dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh serangga
(kayu jati/logam)
(d) Pada rak diberikan bahan yang berbau, dan tidak disukai oleh
serangga, seperti kamper, naftalen, dll.
(e) Penyuntikan dengan bahan anti serangga (DTT)
(f) Fumigasi: mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan
pustaka
(3) Jamur
(a) memeriksa buku secara berkala
(b) membersihkan tempat penyimpanan
(c) menurunkan suhu udara
(d) susunan tidak terlalu rapat, supaya ada sirkulasi udara
b) Faktor Fisika (alamiah)
(1) Debu
(a) dilakukan penyedotan debu (vacuum cleaner)
(b) dipasang AC/filter penyaring udara
(c) dipasang alat pembersih udara (air cleaner)
(d) disediakan almari kaca
(2) Suhu udara/kelembaban
(a) mengatur suhu udara dalam ruangan menjadi 20–24 C
(b) memasang alat dehumidifier (untuk ruangan) atau silicagel
(untuk almari), untuk mengatur tingkat kelembapan.
(3) Cahaya Matahari
Koleksi dihindarkan dari sinar matahari langsung, dengan
memasang filter flexy glass atau polyester film
(4) Listrik/Lampu
Koleksi harus dihindarkan dari sinar ultra violet yang berasal dari
lampu neon dengan cara memberikan filter (UV fluorescent light)
atau seng oksida dan titanium oksida.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c) Faktor kimia
(1) Dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan teliti, perlu
dilihat jenis kertas dan tulisan.
(2) Menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan
deasidifikasi atau memberi bahan penahan (buffer)
d) Faktor lain-lain
(1) Manusia
(a) menumbuhkan kesadaran terhadap pemakai tentang pentingnya
peduli terhadap keutuhan bahan pustaka
(b) memberikan sanksi kepada perusak bahan pustaka
(c) memasang rambu-rambu.
(2) Bencana alam
(a) menghindarkan dari bahaya api, banjir, dan listrik
(b) dilarang merokok di dalam ruangan
(c) memeriksa kabel listrik secara berkala
(d) memasang alarm (smoke detector)
(e) menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar ditempat
tersendiri
(f) mengontrol air setiap ada turun hujan.
(http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-
bahan-pustaka-di-perpustakaan/)
Tindakan preventif ini dimaksudakan untuk mencegah sebelum
bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabotan dan
perlengkapannya mengalami kerusakan. Caranya antara lain sebagai
berikut:
a) Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan
perpustakaan, termasuk keadaan ruangan
b) Membungkus dan memberi sampul setiap buku
c) Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak
terlalu dingin dan panas
d) Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut
pembersih atau lap
e) Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama –
sama turut menjaga kebersihan
f) Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya.
(Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:7-8)
2) Usaha memperbaiki kerusakan bahan pustaka
Usaha–usaha perbaikan buku–buku bermacam–macam, tergantung
pada jenis kerusakannya, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Memperbaiki buku–buku yang sedikit sobek.
b) Memperbaiki buku–buku yang sebagian halamannya lepas.
c) Memperbaiki buku–buku yang punggungnya rusak.
d) Memperbaiki buku–buku yang “paperback”nya rusak.
e) Menjilid buku–buku yang jilidnya lepas. (Ibrahim Bafadal, 2005 :123).
Dalam memperbaiki buku–buku yang rusak diperlukan bahan–
bahan dan alat-alat. Bahan–bahan yang perlu dipersiapkan sebelumnya
antara lain berupa kertas HVS, kertas gesing, kertas marmer, karton tebal,
line dan benang. Sedangkan alat–alat yang perlu dipersiapkan antara lain
pisau, silet, palu, paku, jarum, kuas, penggaris, alat mengepres buku dan
steples.
Petugas yang ditunjuk untuk memperbaiki buku–buku yang rusak
ini harus memiliki pengetahuan memperbaiki buku. Yang lebih penting
lagi adalah petugas tersebut harus terampil dan kreatif. Dengan demikian
buku yang rusak itu dapat diperbaiki sedemikian rupa sehingga menjadi
buku yang baik kembali.
Pendapat lainnya diungkapkan oleh Daryono bahwa ada beberapa
cara memperbaiki bahan–bahan pustaka, antara lain:
a) Laminasi dan Enkapsulasi
Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan
atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga
menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu
laminasi dengan mesin dan dengan cara manual.
Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah
satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena
umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah
kertas harus bersih, kering dan bebas asam.
b) Penjilidan
Struktur buku terdiri atas: segi, foredge, kertas hujungan, badan buku,
papan jilidan, ikatan timbul, groove, tulang pita kapital dan
sebagainya. Agar struktur buku itu tidak lepas satu sama lainnya, maka
perlu dilakukan penjilidan.Untuk buku-buku yang telah mengalami
kerusakan, perlu segera dilakukan pemjilidan ulang, agar nilai
informasi yang ada didalamnya tidak hilang, sehingga buku yang telah
diperbaiki dengan pemjilidan ulang tersebut dapat dimanfaatkan
kembali oleh pengguna perpustakaan. Ada lima macam jenis jilidan
yang dapat dipilih: (1) jilid kaye, (2) signature binding, (3) jilid lem
punggung, (4) jilid spiral, (5) jilid lakban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-bahan-
pustaka-di-perpustakaan/)
Di perpustakaan, tindakan kuratif mempunyai arti perbaikan atau
pengobatan akan sesuatu yang sudah terlanjur rusak. Tindakan perbaikan
ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak.
b) Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti
serangga.
c) Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali (reproduksi).
d) Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan
sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan.
(Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:8-9)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara–
cara pemeliharaan bahan pustaka agar terhindar dari kerusakan terbagi
menjadi dua yakni usaha pencegahan dari kerusakan (preventif) dan usaha
memperbaiki bahan pustaka yang telah mengalami kerusakan (kuratif)
Berdasarkan uraian diatas maka indikator pemeliharaan koleksi bahan
pustaka adalah sebagai berikut:
1. Tindakan preventif
a) Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan
perpustakaan, termasuk keadaan ruangan
b) Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak
terlalu dingin dan panas
c) Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut
pembersih atau lap
d) Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama-sama
turut menjaga kebersihan
e) Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya
2. Tindakan kuratif
a) Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak
b) Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti
serangga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c) Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali (reproduksi)
d) Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan
sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan
3. Tinjauan Tentang Minat Baca Mahasiswa
a. Pengertian Minat Baca Mahasiswa
Minat yang terdapat pada setiap individu berbeda-beda. Minat pada
diri seseorang memberikan gambaran dalam kegiatannya untuk mencapai
tujuan. W.S Winkel (2004:188) “Minat diartikan sebagai kecenderungan
subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu. Dan merasa senang mempelajari studi itu”. Menurut Hilgard
dalam Slameto (2003:57) memberi rumusan tentang minat adalah sebagai
berikut “ is persisting fendency to pay attention to an enjoy some activity or
content “ bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan, diperhatikan terus-menerus yang disertai
rasa senang. Sedangkan Muhibbin Syah (2003:136) menyatakan “Minat
(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu”.
Pendapat lain diungkapkan Slameto (2003:180) “Minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Menurut Ibrahim Bafadal
(2005:191) mengatakan bahwa “Minat itu bisa dikelompokan sebagai sifat
atau sikap (trait or attitude) yang memiliki kecenderungan–kecenderungan
atau tendensi tertentu”. Sedangkan menurut Sutarno NS (2006:27) bahwa
“Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tingi,
gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu”
Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bernard yang dikutip oleh Sardiman AM (2001:74) mengungkapkan
“Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan melainkan timbul akibat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja”. Minat
seseorang dapat menentukan kegiatan apa yang akan dipilih. Jadi minat antara
yang satu dengan yang lain menunjukkan perbedaan.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Apayang
dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa
yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa
seseorang kepada suatu obyek (biasanya disertai dengan perasaan
senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan obyek tersebut.
(Sardiman AM, 2001:74)
Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Marksheffel yang dikutip
oleh Ibrahim Bafadal (2005:192) memberikan pendapatnya mengenai minat
sebagai berikut:
1. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk dan
diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.
2. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk
bertindak.
3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial
seseorang dan emosi seseorang.
4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan
atau tabiat manusia.
Minat juga dapat muncul karena adanya rasa keingintahuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Weber yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2003:136)
“Minat bergantung pada banyak faktor internal lainnya seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”.
Berdasarkan berbagai definisi tentang minat di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat mengandung unsur:
1. Adanya kecenderungan tertarik atau senang terhadap sesuatu.
2. Minat dapat dibentuk, dipelajari dan dikembangkan, sehingga minat
bukan merupakan pembawaan.
3. Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan.
Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat akan sesuatu agar ia
dapat belajar dengan sungguh–sungguh. Besar kecilnya minat akan sangat
berpengaruh pada sikap seseorang terhadap aktivitas yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dilakukannya. Begitu pula dalam hal membaca. Bagi sebagian orang,
membaca dapat diartikan sebagai hobi yang merupakan bagian dari
kesibukannya sehari–hari. Bagi para pelajar khususnya, minat membaca
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi mereka sehingga diharapkan
mampu memperlancar proses belajar. Dengan minat baca pada diri para
pelajar kemungkinan akan dapat memotivasi mereka untuk dapat belajar
mandiri sehingga mampu membantunya untuk meraih prestasi belajar dengan
maksimal.
Kegiatan membaca dapat memperkaya pengetahuan seseorang, secara
sederhana pengertian membaca yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002:83) “Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yang tertulis (dengan melisankan)”. Menurut Ibrahim Bafadal (2005:192)
bahwa “Membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh
konsep–konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi,
mengevaluasi konsep–konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak
sebagaimana yang dimaksud dari konsep–konsep itu.”
Dengan demikian, dapat dikatakan kegiatan membaca tidak hanya
mengoperasikan pelbagai ketrampilan untuk memahami kata–kata dan
kalimat, tetapi juga kemampuan menginterpretasi dan mengevaluasi sehingga
memperoleh pemahaman yang komprehensif. Pendapat yang hampir sama
dikemukakan oleh memberikan pengertian mengenai hakikat membaca
sebagai berikut :
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan
mental. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang
dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf–huruf
denganjelas, menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol–
simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup
memahami bacaan. (Mulyono Abdurrohman, 1999:200)
Membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini
berupa proses berpikir yang didalamnya terdiri dari pelbagai aksi pikir yang
bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan, yaitu memahami makna
paparan tulisan secara keseluruhan. Dengan membaca seseorang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
mendapatkan pengertian–pengertian baru, menambah pengetahuan,
mendapatkan ide–ide baru, memperluas pandangan sehingga nantinya mereka
memiliki kecerdasan dan peradaban yang tinggi yang berguna bagi dirinya
sendiri dan berguna bagi orang lain.
Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian membaca mengandung unsur:
1. Merupakan aktifitas fisik dan mental dalam memahami bahasa tulis
2. Aktifitas fisik dalam membaca berhubungan dengan indera penglihatan
3. Aktifitas mental dalam membaca mencakup ingatan dan pemahaman
Mahasiswa yang gemar membaca dapat memperlancar kegiatan belajar
dan mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, pengajar atau
pendidik perlu membimbing peserta didiknya agar lebih gemar membaca.
Menurut pendapat Sutarno N.S (2006:27) bahwa “minat baca seseorang dapat
diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu
sumber bacaan tertentu”.
Kebiasaan membaca dapat membantu seseorang untuk memperoleh
informasi yang berguna bagi kehidupan sehari–hari, untuk efektifitas bagi
kelancaran dan peningkatan prestasi serta menjadi kemampuan dasar yang
sangat penting artinya demi kemajuan masyarakat dan individu itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan pendapat Suyatmi (2000:38) mengatakan bahwa “minat baca
adalah suatu keadaan yang timbul akibat adanya keinginan yang kuat.
Keinginan itu timbul karena adanya motif tertentu sehingga mempunyai
dorongan yang besar untuk melakukan aktifitas membaca”
Kegemaran membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya melainkan
harus ditumbuhkan melalui proses belajar. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan minat baca, para pelajar dibimbing agar tidak merasakan
belajar sebagai suatu kewajiban tetapi sebagai suatu kebutuhan. Oleh karena
itu, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat baca
adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya keinginan yang besar untuk
melakukan kegiatan membaca dan untuk mencapai suatu tujuan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dasarnya minat baca antara individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda
tergantung dari besar kecilnya motif membaca yang mereka miliki.
Berdasarkan berbagai definisi tentang minat dan membaca tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat membaca mengandung
unsur:
1. Ketertarikan dan rasa senang pada aktifitas membaca
2. Adanya kepuasan tersendiri setelah melakukan aktifitas membaca
3. Timbulnya minat baca bisa terjadi karena adanya kebiasaan membaca
4. Adanya pemahaman terhadap suatu bacaan
Minat membaca terbagi menjadi dua, yaitu minat membaca spontan
dan minat membaca terpola. Minat membaca spontan adalah kegiatan
membaca yang dilakukan atas kemauan atau inisiatif spontan diri sendiri tanpa
adanya dorongan atau perintah pihak luar. Sedangkan yang dimaksud dengan
membaca terpola adalah kegiatan membaca yang terjadi karena faktor dari
luar, seperti perintah dari guru atau dosen atau orang tua.
Sedangkan mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun
1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi
tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) “Mahasiswa adalah setiap
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan
tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun”. Selain itu, pendapat senada juga
diutarakan oleh Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) bahwa “Mahasiswa
adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya
dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik
dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual”. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat
dengan berbagai predikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dari pendapat di atas bias dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status
yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi
yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Minat baca mahasiswa dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
timbul didalam diri mahasiswa akibat adanya keinginan yang kuat untuk
melakukan aktifitas membaca.
b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Mahasiswa
Tumbuhnya minat baca dalam diri seorang mahasiswa tidak lepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca itu sendiri. Menurut Sutarno NS
(2006:27) bahwa “Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca
ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca,…”
Berdasarkan pendapat tersebut, agar lebih jelasnya akan penulis
uraikan sebagai berikut:
1) Ketertarikan
Seseorang yang mempunyai minat untuk membaca karena tertarik
bahwa buku–buku bacaan tersebut dikemas dengan menarik, baik desain,
gambar, bentuk dan ukurannya. Rasa tertarik ini muncul saat pertama kali
orang melihat buku tersebut terutama penampilannya. Hal ini tentunya
akan menimbulkan keinginan orang tersebut untuk mengetahui isi dari
buku tersebut dengan cara membacanya.
2) Kegemaran
Seseorang yang mempunyai minat untuk membaca karena
kegemarannya. Kegemaran timbul karena ketertarikannya akan buku–buku
bacaan. Oleh karena itu, ia mempunyai minat membaca karena pada
dasarnya dalam dirinya sendiri sudah mempunyai kegemaran untuk
membaca.
3) Hobi membaca
Seseorang mempunyai minat untuk membaca karena hobi
membaca. Biasanya, seseorang yang mempunyai hobi terhadap sesuatu
maka ia akan sering melakukannya sehingga menjadi suatu kebiasaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Hobi atau kebiasaan membaca timbul setelah kegemaran tersebut dipenuhi
dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera.
Faktor–faktor tersebut dapat dapat terpelihara melalui sikap–sikap,
bahwa dalam diri tertanam komitmen, yakni membaca memperoleh
keuntungan ilmu pengetahuan, wawasan atau pengalaman dan kearifan.
Ketika diamati dengan cermat ada beberapa faktor yang mampu mendorong
bangkitnya minat baca masyarakat. Menurut Sutarno (2003:19) faktor–faktor
yang mampu mendorong minat baca antara lain:
1) Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan,
informasi
2) Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersediannya
bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam
3) Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adalah iklim
yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca
4) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual
5) Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani
c. Upaya Menumbuhkan Minat Baca Mahasiswa
Minat baca bukanlah bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir tetapi
merupakan hasil didikan yang dilakukan secara kontinyu. Begitu pun minat
membaca yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Kegiatan membaca sangat
erat hubungannya dengan perpustakaan. Salah satu tugas pustakawan dalam
rangka memfungsikan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar adalah
dengan menumbuhkan minat baca. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh pustakawan untuk menumbuhkan minat membaca sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ibrahim Bafadal (2005:203–205). Usaha–usaha tersebut
antara lain:
1) Memperkenalkan buku–buku
2) Memperkenalkan riwayat hidup tokoh–tokoh
3) Memperkenalkan hasil–hasil kaya sastrawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa berhasil atau tidaknya
menumbuhkan minat baca, baik dengan cara memperkenlkan buku–buku,
riwayat hidup tokoh–tokoh terkenal, maupun hasil–hasil terbaik para
sastrawan tidak hanya bergantung pada materi tetapi cara penyampaiannya,
bagaimana cara pustakawan berusaha memberikan pesan khusus pada murid–
murid sehingga mereka tergugah dalam mendorong hatinya untuk membaca
buku–buku.
Sedangkan dikalangan masyarakat perguruan tinggi, rendahnya minat
baca mahasiswa menjadi persoalan penting dalam dunia pendidikan. Pengaruh
tradisi lisan yang masih sangat kuat membuat akses untuk memperoleh
informasi menjadi terhambat. Padahal akses untuk memperoleh informasi
sangat banyak. Hal ini tampaknya belum disadari oleh mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa. Menurut Supriyanto (2006:292–293) ada beberapa
cara yang dapat dipergunakan untuk membantu menumbuhkan dan
membudayakan minat baca mahasiswa dikalangan perguruan tinggi, antara
lain:
1) Memperbaiki silabus atau sistem belajar mengajar diperguruan tinggi
2) Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan
perguruan tinggi
3) Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi para mahasiswa
4) Membentuk klub pecinta buku
5) Membuat program buku murah
6) Melaksanakan budaya baca di kampus–kampus perguruan tinggi
7) Menghidupkan pers kampus
Cara lain untuk memperkenalkan buku perpustakaan juga bisa
dilakukan melalui pameran buku. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim
Bafadal (2005:205) bahwa “Usaha lain sebagai pendekatan buku–buku
perpustakaan sekolah adalah menyelenggarakan “display” dan pameran
buku.”
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Display
Display berarti mengatur buku–buku secara khusus yang lebih
menyolok dan menarik. Biasanya yang di “display” adalah buku–buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
baru, dengan tujuan selain memperkenalkan buku–buku baru juga sebagai
usaha memberikan stimulus tertentu. Oleh sebab itu, agar kegiatan
“display” ini benar–benar dapat merangsang pengunjung perpustakaan
maka buku–buku yang di “display” harus diatur sedemikian rupa dengan
kombinasi warna, tipuan sinar, artistik susunan, sehingga koleksi yang
biasa menjadi koleksi yang menarik
2) Pameran buku
Menurut Ibrahim Bafadal (2005:205–206) bahwa “pameran buku
adalah kegiatan memfisualisasikan buku–buku agar diketahui oleh murid.”
Pada dasarnya pameran buku ini bertujuan untuk memperkenalkan dan
mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat. Apabila pameran buku
ini dijadikan sebagai pendekatan untuk memperkenalkan buku–buku,
maka yang perlu diperhatikan adalah tempat dan waktu. Tempat yang
dipilih untuk kegiatan pameran harus tempat yang cukup luas, strategis,
ramai, dan aman. Sedangkan waktunya harus dapat disesuaikan dengan
para pengunjung.
Berdasarkan uraian diatas maka indikator minat baca adalah sebagai
berikut:
1) Faktor intern
Faktor intern minat baca antara lain adalah rasa ingin tahu yang
tinggi tentang sesuatu, kebiasaan membaca yang telah dimiliki,
pemahaman yang kurang dan rasa puas setelah membaca
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan hasil dari pengaruh luar atau suasana
yang merangsang mahasiswa untuk membaca. Suasana tersebut dapat
diciptakan oleh pustakawan. Usaha tersebut antara lain keadaan
lingkungan fisik yang memadai, yakni tersedia dan terawatnya koleksi
yang dibutuhkan mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Indayati (Jurnal Sosial:2008), dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Baca Mahasiswa di Perpustakaan Universitas
Merdeka Madiun. Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. terdapat pengaruh kelengkapan buku terhadap minat baca mahasiswa
di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun
b. terdapat pengaruh kenyamanan ruang baca terhadap minat baca
mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun
c. terdapat pengaruh pelayanan peminjaman terhadap minat baca
mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun
d. terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kelengkapan buku,
kenyamanan ruang baca, dan pelayanan peminjaman terhadap minat
baca mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun
e. variabel pelayanan peminjaman berpengaruh dominan terhadap minat
baca mahasiswa dengan koefisien korelasi 0,830
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/920887100.pdf)
2. Tjetjep S. Surialaga, Achmad Djunaedi, Bambang S. Sankarto, dan
Endang Pernama (Jurnal Perpustakaan Pertanian:2002) dengan judul
Pelestarian Koleksi Perpustakaan. Hasil penelitiannya adalah kegiatan
pelestarian selama dua tahun terakhir ini meliputi pembersihan koleksi,
peningkatan penggunaan AC diruangan koleksi (stack), pemberian kapur
barus dan silicia gels pada rak-rak buku, fumigasi dan reparasi. Penjilidan
majalah baru dilakukan apabila nomor-nomor dari judul majalah tersebut
telah lengkap, sedangkan reparasi dilakukan untuk buku yang rusak akibat
sering digunakan. Pelestarian dengan cara alih bentuk dapat dilakukan dari
bentuk tercetak kedalam bentuk rol (film) atau kedalam bentuk kecil (fis).
Selama dua tahun terakhir telah berhasil diproses 424 mikrofis. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pelestarian dengan alih bentuk kedalam CD-ROM sudah dihasilkan lima
buah CD-ROM yang memuat 521 dokumen.
(http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/pp142052.pdf)
3. Anton Subarno (Skripsi:1999) dengan judul Pengaruh Tata Ruang dan
Pelayanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 3
Surakarta Tahun Ajaran 1998/1999. Adapun hasil penelitiannya sebagai
berikut:
a. Ada pengaruh yang signifikan tata ruang perpustakaan terhadap minat
baca (ry1>rtab atau 0,552>0,361 pada taraf signifikansi 5%)
b. Ada pengaruh yang signifikan pelayanan perpustakaan terhadap minat
baca (ry2>rtab atau 0,640>0,361 pada taraf signifikansi 5%)
c. Ada pengaruh yang signifikan tata ruang dan pelayanan perpustakaan
terhadap minat baca (FO>Ft atau 20,71>3,35 pada taraf signifikansi
5%)
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat disusun kerangka berfikir
tentang pengaruh persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa. Persepsi bisa diartikan sebagai anggapan atau
penilaian sedangkan pengadaan koleksi bahan pustaka merupakan kegiatan
layanan teknis perpustakaan dalam rangka melengkapi atau memenuhi kebutuhan
pengguna perpustakaan yang meliputi kegiatan pemilihan koleksi bahan pustaka
dan tekhnik atau cara pengadaannya. Cara pengadaan koleksi bahan pustaka
terdiri atas pembelian, tukar-menukar, hadiah atau sumbangan, fotokopi, kliping
dan publikasi. Pengadaan koleksi buku yang dilakukan oleh pustakawan dapat
memberikan pengaruh terhadap minat baca mahasiswa. Jika mahasiswa
mengetahui ada bahan–pustaka yang menarik, memadai, bervariasi, mudah
ditemukan dan sesuai dengan keinginanya maka akan timbul minat mahasiswa
untuk membaca bahan–bahan pustaka tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Selain pengadaan koleksi bahan pustaka, faktor lain yang dapat
berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa adalah pemeliharaan koleksi bahan
pustaka. Pemeliharaan adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi tekhnis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas
kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi, dan menyempurnakan.
Pemeliharaan koleksi bahan pustaka yang dilakukan oleh pustakawan meliputi
tindakan preventif atau pencegahan koleksi bahan pustaka dari kerusakan dan
tindakan kuratif atau perbaikan bahan pustaka dari kerusakan. Logikanya dengan
melihat kondisi bahan–bahan pustaka yang terawat, bersih, rapi, dan tidak lusuh
maka akan menarik perhatian mahasiswa untuk melihat dan membaca isi buku
tersebut. Jadi jelas bahwa pemeliharaan bahan pustaka turut mempengaruhi minat
mahasiswa untuk lebih gemar membaca.
Minat baca mahasiswa dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya
karena pengadaan koleksi bahan pustaka. Adanya usaha pengadaan bahan–bahan
pustaka harus diimbangi dengan pemeliharaan yang senantiasa dilakukan
sehingga bahan pustaka yang ada terhindar dari kerusakan. Apabila tidak, maka
usaha pengadaan bahan–bahan pustaka akan menjadi sia–sia karena walaupun
tersedia banyak bahan pustaka tetapi tidak dipelihara dengan baik akan
menyebabkan buku–buku tersebut menjadi cepat rusak, lusuh, robek, dan berkutu
sehingga ada lembaran–lembaran buku yang hilang. Hal ini tentu saja akan
mengurangi kualitas bahan–bahan pustaka tersebut. Kondisi yang demikian akan
menyebabkan mahasiswa enggan untuk melihat dan memperhatikan bahan–bahan
pustaka sehingga mereka pun tidak mempunyai minat untuk membacanya. Oleh
karena itu, adanya bahan pustaka disertai dengan terpeliharanya bahan–bahan
pustaka tersebut secara bersama–sama akan mempengaruhi minat mahasiswa
untuk membaca. Timbulnya minat baca ditandai dengan adanya ketertarikan atau
rasa senang pada aktifitas membaca, adanya kepuasan tersendiri setelah
melakukan aktifitas membaca, adanya kebiasaan membaca, dan pemahaman
terhadap suatu bacaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Secara grafis, maka pengaruh pengadaan dan pemeliharaan koleksi
bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1 : Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses
menghubung–hubungkan sejumlah bukti empiris.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas
Maret Surakarta Tahun 2010
2. Ada pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap
minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Tahun 2010
3. Ada pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan
pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
PersepsiPengadaan
Koleksi Bahan Pustaka
Pemeliharaan Koleksi
Bahan Pustaka
Minat Baca Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Secara grafis, maka hipotesis penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
(1)
(3)
(2)
Gambar 2 : Bagan Kerangka Hipotesis
Persepsi Pengadaan
Koleksi Bahan Pustaka
Pemeliharaan Koleksi
Bahan Pustaka
Minat Baca Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penentuan tempat atau lokasi penelitian berkaitan erat dengan adanya
data atau informasi yang bisa diperoleh sesuai dengan permasalahan yang
diketengahkan dalam penelitian. Didalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di
UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan alasan sebagai
berikut:
a) Di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, tersedia data dan
informasi yang dibutuhkan.
b) Lokasi UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang mudah
dijangkau sehingga dapat memberikan kemudahan bagi peneliti untuk datang
dengan frekuensi yang besar sehingga mampu mendapatkan data yang lebih
lengkap dan lebih aktual.
c) Di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta belum pernah
diadakan penelitian dengan permasalahan yang sama
d) UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah memberikan izin
kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 (lima) bulan
terhitung sejak disetujuinya proposal penelitian pada bulan November tahun 2010.
Tahap persiapan selanjutnya, yakni perijinan dan penyusunan instrumen akan
dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2010 dan bulan Januari tahun 2011.
Tahap pelaksanaan penelitian yang terdiri atas pengumpulan data dan analisis data
akan dilaksanakan pada bulan Februari dan bulan Maret tahun 2011. Sedangkan
tahap akhir yang terdiri dari penulisan laporan dan ujian akan dilaksanakan pada
bulan April 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Menurut Singarimbun
dalam Iskandar (2008:68) ”Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit–unit
analisis yang memilki ciri–ciri yang akan di duga”. Sedangkan menurut Nurul
Zuriah (2005) ”Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.
Menurut Sugiyono (2008:80) ”Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Menurut J. Suprianto (2003:203)”Populasi adalah seluruh
elemen yang akan diteliti”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002:108)
menyatakan bahwa ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNS anggota aktif UPT Perpustakaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjumlah 20.860 mahasiswa.
2. Sampel
Menurut Iskandar (2008:69) “Sampel adalah sebagian dari populasi
yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau
bagian kecil yang diamati”. Menurut J. Suprianto (2003:204) “Sampel adalah
sebagian dari populasi yang akan diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono
(2008:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi tersebut”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut penulis dapat
menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan diamati.
Mengingat populasi yang ada dalam jumlah besar, sedangkan waktu,
biaya dan tenaga yang tersedia terbatas yang tidak memungkinkan untuk
mengadakan penelitian ini maka hanya akan diambil sebagian saja dari populasi.
Dalam penelitian yang baik, sampel yang diambil haruslah representatif, artinya
sampel benar–benar mencerminkan populasinya. Sedangkan menurut Guilford
dalam buku J. Supranto (2001:239) “…..semakin besar sampel (makin besar nilai
n = banyaknya elemen sampel) akan memberikan hasil yang akurat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penentuan
besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
populasi, dalam penelitian ini nilai e sebesar 0,1 (Husein Umar, 2008:23).
(dibulatkan)
Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang mahasiswa
anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dapat memperhatikan sifat–sifat dan penyebaran populasi. Iskandar
(2008:69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja
yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”.
Menurut Sutrisno Hadi (2000:27) tekhnik pengambilan sampel ada
beberapa cara yaitu:
a. Random Sampling (undian, ordinal, menggunakan table bilangan random)
b. Stratified Sampling
c. Area Probability Sampling
d. Proportional Sampling (dikombinasikan dengan stratified atau area)
e. Proporsive Sampling
f. Quota Sampling
g. Cluster Sampling
h. Double Sampling
i. Accidental Sampling
Adapun tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Quota Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:119) ”Quota sampling adalah
tekhnik pengumpulan sampel yang dalam pengumpulan datanya, peneliti
menghubungi subjek yang memenuhi prasyarat ciri–populasi,tanpa
menghiraukan dari mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi)”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2008:85) ”Quota sampling adalah tekhnik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri–ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan”
b. Accidental Sampling (sampel kebetulan)
Menurut Sugiyono (2008:85) “Accidental sampling adalah tekhnik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”
Dari pengertian tersebut maka mahasiswa anggota aktif UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menjadi sampel adalah
mahasiswa yang bertemu dengan peneliti pada waktu penelitian dilaksanakan
sampai jumlah (kuota) terpenuhi di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat
digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode angket atau kuesioner, dan metode dokumentasi.
Untuk lebih jelasnya dapat penulis uraikan tentang angket atau kuesioner, dan
dokumentasi.
1. Metode Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket
Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan “angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”.
Sedangkan Iqbal Hasan (2003:82) menjelaskan “angket adalah daftar
pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu
masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk
mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara
tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
responden dan jawabanya diberikan secara tertulis
b. Jenis-Jenis Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:152) mengemukakan bahwa
angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang
yang digunakan, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya
dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan
angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dengan skala bertingkat (rating-scale). Alasannya
dapat memberikan beberapa alternatif jawaban kepada responden sehingga
dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapatnya.
c. Alasan Penggunaan Angket
Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan
data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2006: 153) yaitu:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan
menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
d. Langkah-Langkah Menyusun Angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan pembuatan angket
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data tentang persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi
bahan pustaka dihubungkan dengan minat baca mahasiswa.
2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur
Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun,
perlu dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini
merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi dari
matriks ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan penelitian.
Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara lain batasan dari konsep
yang akan diteliti, variabel-variabel serta indikator-indikator yang perlu di
identifikasi dan diukur.
3) Menyusun petunjuk pengisian angket.
4) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel
yang akan diteliti
Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-
aspek yang tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun.
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya
dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan
pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat atau rating-
scale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing
angket digunakan modifikasi skala likert.
Menurut Sugiyono (2001:87) mengemukakan bentuk skala likert
dengan kategori penelitian sebagai berikut:
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Ragu-ragu
4) Tidak setuju
5) Sangat tidak setuju
Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban
tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan
responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:241) sebagai berikut:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif,
karena responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah
(karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak berpikir) dan
alasan itu memang ada benarnya. Maka memang dirasakan alternatif
pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada
disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu
“Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal).
Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sebenarnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang
menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju”
yang pada dasarnya adalah juga “Tidak setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4
alternatif jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang
dapat berupa kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam
penilaian ini adalah sebagai berikut:
1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.
2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu
alternatif jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda
chek (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih.
3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 4
Jawaban setuju nilai = 3
Jawaban tidak setuju nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1
4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 1
Jawaban setuju nilai = 2
Jawaban tidak setuju nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4
5) Membuat surat pengantar
6) Mengadakan uji coba (try out)
Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk
mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan
responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket
ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try
out digunakan alat ukur sebagai berikut:
a) Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi
dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur.
Penelitian ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner
menggunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson
dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
X : jumah skor-skor X
Y : jumlah skor-skor Y
N : jumlah responden
Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product
moment. Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf
signifikan 5% maka angket tersebut valid. Pengujian akan
dilakukan dengan software SPSS 17
b) Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul
data. Penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus
tersebut menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2
2
11 11
t
b
k
kr
Keterangan:
11r = Reabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2
b = Jumlah varians butir
2
t = Varians total
Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila
hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan 5% maka
angket tersebut reliabel. Sedangkan, menurut Duwi Priyatno
(2008:26) “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila
memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”. Pengujian
akan dilakukan dengan software SPSS 17
7) Revisi angket
Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk
revisi.
8) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel,
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan
sampel angket.
9) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah
diperbanyak dan sudah menggunakan umpan balik dari responden
sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis.
2. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2006:158) berpendapat bahwa “metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi
yang dimaksudkan untuk memperoleh data tentang pengadaan bahan pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tahun 2010, data tentang jumlah pegawai, profil UPT Perpustakaan UNS, dan
keterangan lain yang diperlukan.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel
yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya
digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang
dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan
penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang
digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan
metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk
memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna
untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel
berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008:61).
Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk
peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi.
Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:
1. Variabel bebas atau independent variable adalah persepsi pengadaan koleksi
bahan pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2)
2. Variabel terikat atau dependent variable adalah minat baca mahasiswa(Y).
Untuk menentukan pengaruh pengadaan dan pemeliharaan koleksi
bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi
linear berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan
analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain
sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran
data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005:301). Apabila data
distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini
sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk
menguji hipotesis. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Menurut
Singgih Santoso (2010:213) ketentuannya adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier
antara variabel X dan Y yang bisa dilakukan, sebagai berikut :
1) Plot antara residu (e) versus Y-topi
Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter
diagram (diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan
tidak terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa
hubungan antara variabal X dan Y adalah linier.
2) Plot antara variabel X versus Y
Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini
telah terpenuhi.
3) Plot antara residu versus X
Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah
terpenuhi.
(Siswandari, 2008:28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan
ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor pada model regresi. Pengujian akan dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 17. Menurut Santoso (2001) dalam Duwi
Priyatno (2010:81) bahwa “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka
variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel
bebas lainnya”.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model
regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui apakah
pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-
W (Durbin Watson) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
d = Nilai Durbin – Watson
= Jumlah kuadrat sisa (Gujarati, 2003).
Pada penelitian ini akan dilakukan uji autokorelasi dengan melihat
nilai Durbin – Watson pada tabel model summary. Pengujian akan dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 17. Menurut Singgih Santoso (2010:
215) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan
varian dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan
model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi
lain. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan.
Pada penelitian ini akan dilakukan uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji park, yaitu meregresikan nilai residu kuadrat dengan
masing-masing variabel independen. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari
0,05 maka model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas (Damodar
Gujarati, 2006).
2. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis I dan II
Pengujian hipotesis I dan II akan dilakukan dengan menggunakan uji r.
Penggunaan Uji r adalah untuk menguji secara parsial masing-masing variabel
dan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel, yakni variabel
independen dengan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2007: 184-185)
langkah-langkah dari uji r adalah sebagai berikut :
1) Hipotesiss
Ho : = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ho : ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5%
3) Rumus uji r
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
X : jumah skor-skor X
Y : jumlah skor-skor Y
N : jumlah responden
(Suharsimi Arikunto,2006: 275)
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas
0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas
0,05.
Uji r dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel correlations pada nilai pearson correlation. Jika nilai
pearson correlation (rhitung) > rtabel dengan nilai probabilitas < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Atau jika nilai pearson correlation (rhitung) < rtabel dengan nilai
probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel
adalah dengan menginterpretasi terhadap nilai r. Menurut Sugiyono (2007:
184) interpretasi tersebut adalah sebagi berikut:
Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. Uji Hipotesis III
Pengujian hipotesis III akan dilakukan dengan menggunakan uji F.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,
X2...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y).Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan
berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat
signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. (Duwi Priyatno, 2010: 67)
Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5 % ; F tabel ( k-1;n-k )
3) Rumus uji F
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah observasi
k = Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung Ftabel atau nilai probabilitas
0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung Ftabel atau nilai probabilitas
0,05.
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom nilai F, jika Fhitung Ftabel dengan
nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika Fhitung
< Ftabel dengan nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
c. Analisis Regresi Linear Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel
terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:
2211 XbXbaY
Di mana :
Y
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2….. = 0)
b1, b2 = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
X1, X2 = Variabel independen
(Duwi Priyatno, 2010:61)
d. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing
Prediktor Terhadap Kriterium ( Y )
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan untuk
mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap
kriterium Y.
1) Menghitung sumbangan relatif 1X dan 2X terhadap Y dengan rumus.
1X = %100)(
11 xREGJK
yxb
%100)(
222 x
REGJK
yxbX
2) Menghitung sumbangan efektif 1X dan 2X terhadap Y dengan rumus.
Untuk 1X SE % 1X = SR % 1X x 2R
Untuk 2X SE % 2X = SR % 2X x 2R
( Sutrisno Hadi, 2002 : 44-45 )
Keterangan 2R = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Pengadaan dan
Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka Terhadap Minat Baca Mahasiswa di UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010” ini menggunakan
dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dua variabel bebas tersebut yaitu
persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan
pustaka (X2). Satu variabel terikatnya adalah minat baca mahasiswa (Y).
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan try out kepada 30 orang responden diluar sampel. Try out
digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 4
item soal yang tidak valid, yaitu: nomor 34 dan 35 dari variabel pemeliharaan
koleksi bahan pustaka (Lampiran 7). Sedangkan dua item lainnya, yaitu nomor 46
dan 50 dari variabel minat baca mahasiswa (Lampiran 8). Keempat item tersebut
tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item lain. Selanjutnya, item soal yang
valid sebanyak 47 digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket kepada
mahasiswa, maka deskripsi data variabel pengadaan koleksi bahan pustaka (X1),
variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dan variabel minat baca
mahasiswa (Y), diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Nilai
Rata-rata
Standar
Deviasi
Jumlah
Responden
Pengadaan (X1) 27 54 36,03 4,602 100
Pemeliharaan (X2) 55 86 67,78 6,279 100
Minat Baca (Y) 10 24 16,89 2.433 100
Sumber: data primer yang diolah (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 100 mahasiswa. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor
variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka diperoleh skor minimum 27,
skor maksimum 54, rata-rata 36,03 dan standar deviasi 4,602. Variabel
pemeliharaan koleksi bahan pustaka diperoleh skor minimum 55, skor maksimum
86, rata-rata 67,78 dan standar deviasi 6,279. Variabel minat baca mahasiswa
diperoleh skor minimum 10, skor maksimum 24, rata-rata 16,89 dan standar
deviasi 2,433.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan
untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat diketahui
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas bisa dilihat dalam
gambar berikut:
Sumber: data primer yang diolah (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil uji linearitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca
Mahasiswa (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Gambar 4. Plot Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan
Minat Baca Mahasiswa (Y)
Berdasarkan plot antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan
pustaka (X1) dengan variebel minat baca mahasiswa (Y) di atas dapat dilihat
bahwa plot menggambarkan garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi memenuhi asumsi linieritas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) dengan Minat Baca
Mahasiswa (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Gambar 5. Plot Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca
Mahasiswa (Y)
Berdasarkan plot antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka
(X2) dengan variebel minat baca mahasiswa (Y) diatas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi linieritas.
3. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Adapun hasil uji
multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 3. Coefficients
Model Collinierity Statistics
Tolerance Nilai VIF
Pengadaan (X1) 0,810 1,235
Pemeliharaan (X2) 0,810 1,235
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF kedua variabel
bebas kurang dari 5. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
masalah multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil uji
autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4. Model Summary
Model Std. Eror of the Estimate Nilai Durbin-Watson
1 0,867 1,944
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil angka Durbin-Watson sebesar
1,944. Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,944 < 2), dengan
demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. (Singgih Santosa,
2010:215)
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini bisa dilihat
dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 5. Coefficientsa
Sig.
Persepsi Pengadaan (X1) 0,903
Pemeliharaan (X2) 0,514
Sumber: data yang promer diolah (2010)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai probabilitas kedua
variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas sehingga model regresi layak
dipakai.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan
pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan
diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan
sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan
hipotesis.
1. Uji Hipotesis I
Hipotesis I akan diuji dengan menggunakan uji r, yakni sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai r hitung > r tabel atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai r hitung < r tabel atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih besar dari 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
c. Hasil Pengujian
Tabel 6. Correlations
Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
Persepsi Pengadaan*Minat Baca 0,663 0,000
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel correlations diatas dapat diketahui bahwa nilai rhitung
antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dengan minat baca
mahasiswa (Y) adalah 0,663 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai rtabel
untuk N = 100 adalah 0,195 (Lampiran 27). Apabila dibandingkan maka didapat
rhitung > rtabel, yakni 0,663 > 0,195. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pengadaan
koleksi bahan pustaka (X1) terhadap minat baca mahasiswa (Y). Apabila nilai
rhitung diinterpretasikan dengan tabel interpretasi maka didapat keeratan hubungan
antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dengan minat baca
mahasiswa (Y) adalah kuat (Sugiyono, 2007: 184).
2. Uji Hipotesis II
Hipotesis II akan diuji dengan menggunakan uji r, yakni sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai r hitung > r tabel atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai r hitung < r tabel atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih besar dari 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
c. Hasil Pengujian
Tabel 7. Correlationsa
Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
Pemeliharaan*Minat Baca 0,883 0,000
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel correlations diatas dapat diketahui bahwa nilai rhitung
antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dengan minat baca
mahasiswa (Y) adalah 0,883 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai rtabel
untuk N = 100 adalah 0,195 (Lampiran 27). Apabila dibandingkan maka didapat
rhitung > rtabel, yakni 0,883 > 0,195. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan koleksi
bahan pustaka (X2) terhadap minat baca mahasiswa (Y). Apabila nilai rhitung
diinterpretasikan dengan tabel interpretasi maka didapat keeratan hubungan antara
variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dengan minat baca mahasiswa
(Y) adalah sangat kuat (Sugiyono, 2007: 184).
3. Uji Hipotesis III
Hipotesis III akan diuji dengan menggunakan uji F, yakni sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengadaan dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama terhadap
minat baca mahasiswa
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengadaan dan
Pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama terhadap
minat baca mahasiswa
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel atau nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel atau nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
c. Hasil Pengujian
Tabel 8. ANOVA
F Sig.(2-tailed)
Regression 341,369 0,000
Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai F hitung
antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah 341,369 signifikansi 0,000.
Sedangkan nilai Ftabel untuk df1= 2 dan df2= 97 adalah 3,09 (Lampiran 28).
Apabila dibandingkan maka didapat Fhitung > Ftabel, yakni 341,369 > 3,09. Oleh
karena itu, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan
pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) terhadap minat baca
mahasiswa (Y).
4. Analisis Regresi Ganda
Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows
diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 9. Koefisien Regresi
Koefisien Nilai Probabilitas
Konstanta -8,907 0,000
Pengadaan (X1) 0,181 0,000
Pemeliharaan (X2) 0,284 0,000
Berdasarkan tabel Koefisien Regresi di atas, maka persamaan regresi
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2
Keterangan
Ŷ : Minat Baca Mahasiswa
X1 : Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka
X2 : Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta / intersep sebesar -8,907 secara matematis menyatakan bahwa jika
nilai variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol maka nilai Ŷ adalah -8,907.
Dalam penelitian ini nilai variabel bebas X1,dan X2 tidak mungkin sama
dengan nol dan nilai Y tidak mungkin negatif. Damodar Gujarati (2006)
mengatakan bahwa “nilai intersep tidak selalu berarti karena seringkali
jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai salah satu nilai
yang diamati.”
b. Koefisien regresi variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1)
sebesar 0,181 artinya persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka mempunyai
pengaruh yang positif terhadap variabel minat baca mahasiswa. Sedangkan
koefisien 0,181 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel persepsi
pengadaan koleksi bahan pustaka dengan asumsi variabel bebas lain konstan
akan menyebabkan kenaikan minat baca mahasiswa sebesar 0,181 unit.
c. Koefisien regresi variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar
0,284 artinya pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang
positif terhadap variabel minat baca mahasiswa. Sedangkan koefisien 0,284
berarti bahwa peningkatan satu unit variabel pemeliharaan koleksi bahan
pustaka dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan
kenaikan minat baca mahasiswa sebesar 0,284 unit.
Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka
R Square adalah sebesar 0,876. Hal ini berarti 87,6% minat baca mahasiswa dapat
dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 87,6% =
12,4%) selebihnya sebesar 12,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran 25)
Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan
Sumbangan efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR persepsi pengadaan
koleksi bahan pustaka (X1) terhadap minat baca mahasiswa (Y) sebesar 25,3%
dan SR pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) terhadap minat baca mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
(Y) sebesar 74,7%. Sedangkan SE X1 terhadap Y = 22,2% dan SE X2 terhadap Y=
65,4%. (Lampiran 26)
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel persepsi pengadaan
koleksi bahan pustaka secara parsial terhadap minat baca mahasiswa.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pemeliharaan
koleksi bahan pustaka secara parsial terhadap minat baca mahasiswa.
c. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel persepsi pengadaan
koleksi bahan pustaka dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara
bersama-sama terhadap minat baca mahasiswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan pada hasil analisis diatas, maka dapat diberikan
pembahasan sebagai berikut:
1. Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka
Tingkat pencapaian untuk variabel persepsi pengadaan koleksi bahan
pustaka di UPT Perpusatakaan UNS adalah 60,05%. Angka tersebut diperoleh
dengan membandingkan hasil angket yang diberikan kepada 100 responden
dengan skor tertinggi kriterium untuk setiap variabel. Berdasarkan persentase
tersebut dapat diketahui bahwa pengadaan koleksi bahan pustaka di UPT
Perpustakaan UNS masih perlu ditingkatkan lagi agar lebih optimal karena belum
terpenuhinya sebagian aspek yang mendukung persepsi pengadaan koleksi bahan
pustaka.
Berdasarkan data yang telah terkumpul item nomor 3 dengan nilai 161
yang merupakan nilai terendah berisi pernyataan tentang masih banyak ditemukan
bahan pustaka terbitan tahun 1970-1990an sehingga kurang sesuai dengan ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini
berarti program pengadaan bahan pustaka terutama yang berbentuk buku
khususnya buku-buku non fiksi harus tetap menjadi prioritas utama. Namun,
bukan berarti bahan pustaka terbitan tahun 1970-1990an langsung dibuang begitu
saja. Oleh karena itu, sebaiknya jumlah bahan-bahan pustaka terbaru lebih besar
dibandingkan bahan pustaka yang lama karena isi yang terdapat dalam bahan
pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka, yaitu kemutakhiran
(Siregar, 2002:80). Prinsip tersebut ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan
pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan.
Selain itu, berdasarkan data yang terkumpul item nomor 7 pun
termasuk kelompok item dengan nilai rendah, yakni 198. Sebagian besar
mahasiswa setuju bahwa belum banyak bahan pustaka yang penerbitnya berasal
dari luar negeri. Pengetahuan dan wawasan yang dibutuhkan mahasiswa tidak
hanya berasal dari bahan-bahan pustaka terbitan dalam negeri saja tetapi juga dari
luar negeri. Bahan-bahan pustaka yang penerbitnya berasal dari luar negeri
berfungsi sebagai penyeimbang dan pelengkap koleksi bahan pustaka
perpustakaan. Oleh karena itu, sebaiknya pengadaan koleksi bahan pustaka yang
penerbitnya berasal dari luar negeri perlu ditingkatkan lagi.
Dalam suatu perpustakaan, pihak yang berwenang untuk melakukan
pemilihan bahan pustaka bukan hanya pustakawan tetapi semua unsur yang
berkepentingan, termasuk para pengguna jasa perpustakaan. Pada perpustakaan
perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan
universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf, dan mahasiswa (Yulia,1993:75).
Dalam hal ini, mahasiswa Universitas Sebelas Maret telah berperan serta dalam
memilih bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki oleh UPT Perpustakaan. Hal ini
tampak pada pernyataan item nomor 6 dengan skor tertinggi 306. Oleh karena itu,
sebaiknya petugas perpustakaan selalu mempertimbangkan saran-saran
mahasiswa tersebut sehingga akan diperoleh bahan-bahan pustaka yang sesuai
dengan selera dan kebutuhan mahasiswa. Dengan melihat adanya bahan-bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pustaka edisi terbaru, banyaknya bahan pustaka terbitan luar negeri dan sesuai
dengan kebutuhan tentunya akan menarik perhatian mahasiswa sehingga minat
baca pun akan meningkat.
2. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka
Pencapaian variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka di UPT
Perpustakaan UNS adalah 65,17 %. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa pemeliharaan koleksi bahan pustaka masih dapat ditingkatkan lagi agar
lebih optimal karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang mendukung
pemeliharaan koleksi bahan pustaka. Berdasarkan data yang telah terkumpul, item
yang mempunyai nilai rendah adalah nomor 17, 19 dan 37 dengan skor masing-
masing item adalah 231, 237 dan 212.
Sebagian besar mahasiswa sepakat untuk tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 17 yang berisi pernyataan tentang saya selalu menemukan
kamper atau bahan pengawet di tempat penyimpanan bahan pustaka, seperti rak
buku. Pada dasarnya, kamper merupakan bahan berbau yang tidak disukai oleh
serangga seperti halnya naftalen. Serangga termasuk dalam salah satu faktor
biologi penyebab kerusakan bahan pustaka (Lasa Hs, 2007:157–161). Ratusan
jenis serangga hidup dengan sumber makanannya berasal dari buku, seperti anai-
anai, kutu buku, dan kecoa. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan maka pada
tempat-tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka harus terdapat kamper,
naftalen, aau bahan berbau lainnya yang dibenci serangga.
Selanjutnya, item nomor 19 berisi pernyataan tentang saya jarang
menemukan bahan pustaka yang telah tersampuli dengan rapi terutama yang
berbentuk buku. Biasanya, buku-buku yang tidak tersampuli dengan rapi akan
menjadi cepat lusuh dan kotor baik buku baru maupun buku lama. Bagi sebagian
besar mahasiswa, mereka merasa enggan membaca buku yang kondisi fisiknya
sudah lusuh, kotor dan tidak rapi sehingga akhirnya mereka pun tidak
memanfaatkannya sebagai sumber informasi. Oleh karena itu, sebaiknya bahan
pustaka terutama yang berbentuk buku sudah semestinya mendapat perawatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
yang layak baik buku baru maupaun buku-buku lama. Salah satunya adalah
dengan memberi sampul sehingga buku terkesan lebih rapi dan lebih terawat.
Selain itu, petugas perpustakaan harus selalu melakukan penyemprotan
terhadap bahan-bahan pustaka sehingga bahan pustaka selalu terlindung dari
benda-benda parasit, seperti jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan mahasiswa
untuk tidak setuju pada item nomor 37, yaitu saya mengetahui bahwa petugas
perpustakaan selalu melakukan penyemprotan terhadap koleksi bahan pustaka.
Selain penyemprotan dapat juga dilakukan dengan cara lain, yakni fumigasi atau
pengasapan yang bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang
tumbuh pada bahan kertas (Lasa HS, 2007:163-165). Dengan adanya
penyemprotan atau pengasapan maka bahan-bahan pustaka akan terlindung dari
jamur dan serangga sehingga tidak mudah rusak.
Mahasiswa pun telah ikut serta dalam proses pemeliharaan koleksi
bahan pustaka. Hal ini terbukti dengan pernyataan item nomor 29 dan 30 dimana
sebagian besar mahasiswa selalu menaati peringatan atau rambu-rambu yang
berlaku dan selalu mempunyai kesadaran tentang pentinganya peduli terhadap
keutuhan bahan pustaka dengan tidak mencoret-coret, tidak merobek dan tidak
menghilangkannya.
Dengan adanya pemeliharaan yang terus menerus baik dari pihak
petugas perpustakaan maupun dari mahasiswa maka akan tercipta koleksi bahan
pustaka yang selalu bersih, rapi, dan terawat sehingga nantinya mahasiswa pun
akan tertarik untuk lebih giat memanfaatkan bahan-bahan pustaka tersebut sebagai
bacaan yang mampu memberikan informasi yang tengah dibutuhkan.
3. Minat Baca Mahasiswa
Tingkat pencapaian minat baca mahasiswa adalah 70,37%. Bila
melihat tingkat pencapaian pengadaan koleksi bahan pustaka sebesar 60,05% dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka sebesar 65,17%, maka minat baca mahasiswa
yang telah dicapai tersebut perlu ditingkatkan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mahasiswa yang
mempunyai skor tinggi dalam variabel pengadaan koleksi bahan pustaka dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai nilai yang tinggi juga dalam
minat baca mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan koleksi bahan
pustaka dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama dapat
mempengaruhi minat baca mahasiswa. Dengan adanya pengadaan koleksi bahan
pustaka yang teratur ditunjang dengan pemeliharaan koleksi bahan pustaka yang
optimal maka minat baca mahasiswa dapat dicapai dengan optimal pula.
Pada dasarnya, koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan UNS telah
membangkitakan rasa ingin tahu dalam diri mahasiswa untuk membacanya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan item nomor 44 dengan nilai tertinggi 422. Namun
demikian, masih ada sebagian mahasiswa yang tidak setuju dengan pernyataan
item nomor 48 yang sekaligus merupakan nilai terendah 258, yaitu saya selalu
membaca karena telah terbiasa membaca bahan pustaka yang tersedia di
perpustakaan. Oleh karena itu, sebaiknya dari pihak UPT Perpustakaan UNS
selalu berusaha menyelenggarakan program untuk menumbuhkan kebiasaan
membaca melalui beberapa kegiatan, seperti pameran dan bazar buku. Selain itu,
dapat juga dengan memperbaharui suasana ruang baca perpustakaan menjadi lebih
nyaman sehingga mahasiswa akan merasa betah untuk membaca.
Namun demikian, kedua hal tersebut yakni pengadaan dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka tidak semata-mata dinyatakan sebagai faktor
mutlak yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, akan tetapi masih banyak
faktor yang lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini, seperti tata ruang
dan layanan perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai rhitung > rtabel atau 0,663 >
0,195 pada taraf signifikansi 5%
2. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai rhitung > rtabel atau 0,883 > 0,195
pada taraf signifikansi 5%
3. Persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa di UPT
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai
Fhitung > Ftabel atau 341,369 > 3,09 pada taraf signifikansi 5%
4. Persamaan garis regresi Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2. Dalam persamaan
regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah
persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka = 0,181 dan pemeliharaan koleksi
bahan pustaka = 0,284. Nilai koefisien regresi terbesar adalah 0,284 sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel bebas yang memiliki pengaruh
paling besar terhadap minat baca mahasiswa adalah variabel pemeliharaan
koleksi bahan pustaka.
5. Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif berdasarkan hasil
perhitungan adalah:
a. Sumbangan relatif variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa sebesar 25,3%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b. Sumbangan relatif variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap
minat baca mahasiswa sebesar 74,7%
c. Sumbangan efektif variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka
terhadap minat baca mahasiswa sebesar 22,2%
d. Sumbangan efektif variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap
minat baca mahasiswa sebesar 65,4%
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka implikasi
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya pelaksanaan pengadaan bahan pustaka yang tepat disertai
pemeliharaan yang kontinyu akan menciptakan kondisi koleksi bahan pustaka
UPT Perpustakaan UNS yang terawat, bersih, rapi dan lengkap dimana
informasi yang dimiliki sesuai dengan perkembangan IPTEK
2. Adanya koleksi bahan pustaka UPT Perpustakaan UNS yang lengkap dan
terawat akan menumbuhkan minat mahasiswa untuk membaca menjadi
semakin besar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kebiasaan membaca
dikalangan mahasiswa meningkat sehingga budaya membaca pun akan
tercipta
3. Adanya penemuan faktor-faktor lain di UPT Perpustakaan UNS yang masih
perlu dibenahi. Faktor-faktor tersebut turut menunjang peningkatan minat baca
mahasiswa selain persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan
pustaka, yaitu layanan yang diberikan kepada mahasiswa dan tata ruang
perpustakaan yang mencakup pencahayaan, suhu, warna dan udara.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti
kemukakan di atas, maka dapat peneliti berikan beberapa saran yang sekiranya
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan UPT Perpustakaan UNS. Adapun
saran-saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
1. Kepada Kepala UPT Perpustakaan UNS
Menyusun kebijakan atau program baru dalam proses pengadaan
kolekasi bahan pustaka untuk menambah jumlah bahan pustaka yang
penerbitnya berasal dari luar negeri sehingga koleksi bahan pustaka yang
tersedia akan lebih bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini
sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor 7 dengan skor 198.
2. Kepada Pegawai UPT Perpustakaan UNS
a. Dalam proses pengadaan khususnya pemilihan bahan pustaka hendaknya
memperhatikan saran-saran mahasiswa sehingga pengadaan koleksi bahan
pustaka sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil
angket penelitian item nomor 2 dan 4 dengan skor masing-masing 185 dan
248
b. Dalam proses pemeliharaan koleksi bahan pustaka hendaknya mulai
dipasang kamper, naftalen, atau bahan berbau lainnya yang tidak disukai
oleh serangga pada tempat-tempat penyimpanan bahan pustaka, seperti rak
buku atau lemari. Serangga merupakan hewan perusak bahan pustaka
terutama buku. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor
17 dengan skor 231
c. Kepada Mahasiswa
a. Mahasiswa sebaiknya tetap membaca bahan pustaka yang kondisinya telah
rusak. Bahan pustaka yang kondisinya telah rusak tidak lantas kandungan
informasi yang ada didalamnya berkurang. Oleh karena itu, selama
kandungan informasi bahan pustaka tersebut masih sesuai dengan
kebutuhan maka tidak ada salahnya apabila tetap dimanfaatkan sebagai
sumber informasi. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item
nomor 40 dengan skor 219
b. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa mahasiswa selalu
menaati peraturan yang ada dan mempunyai kesadaran tentang
pentinganya peduli terhadap keutuhan bahan pustaka dengan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
merusaknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam item nomor 29 dan
30 dengan skor masing-masing 315 dan 327. Oleh karena itu, sudah
menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa untuk mempertahankan sikapnya
tersebut sehingga bahan pustaka yang tersedia akan tetap terjaga dengan
baik