PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB...

58
PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) DAN 17α METILTESTOSTERON PADA SUHU BERBEDA TERHADAP PEMBALIKAN KELAMIN JUVENIL LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) (Tesis) Oleh Fadhli Dzil Ikrom PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR (Holothuria

scabra) DAN 17α METILTESTOSTERON PADA SUHU BERBEDA

TERHADAP PEMBALIKAN KELAMIN JUVENIL LOBSTER

AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

(Tesis)

Oleh

Fadhli Dzil Ikrom

PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

ABSTRACT

THE EFFECT OF STEROID EXTRACTS OF SEA CUCUMBER

(Holothuria scabra) AND 17α METHYLTESTOSTERONE AT

DIFFERENT TEMPERATURE ON JUVENIL FRESH

WATER CRAYFISH (Cherax quadricarinatus)

By

Fadhli Dzil Ikrom

Red claw (Cherax quadricarinatus) is one kind of fresh water cray fish with high

economic value which encourages farmers to increase their production. However,

there are several obstacles where the growth of female individuals is faster than

male. To overcome this problem, it is important to undergo a monosex (single

gender) cultivation. The aim of this research is to find out the effect of sea

cucumber's steroid extract and 17α methyltestosterone at different temperature to

sex reversal to males on juvenile freshwater crayfish, Cherax quadricarinatus.

This research was designed using Factorial Complete Random Design Method.

The treatments were observed at temperatures of 27° C and 31ºC as follows: 50

mg/kg of sea cucumber's steroid extracts at temperatures of 27°C and 31ºC, and

50 mg/kg of 17α methyltestosterone at temperatures of 27 ° C and 31 ° C. The

results showed that the most effective use of steroid extracts of sea cucumber and

17α methyltestosterone was at 27°C to increase the male percentage of 75.16%

and 73.79% respectively and gave a significant effect on female genital decrease,

total length, daily weight gain and biomass. While giving the steroid hormone did

not make a significant effect on survival rate, intersex percentage and feed

conversion of juvenile freshwater crayfish.

Keywords: sea cucumber, steroid, freshwater crayfish, 17α methyltestosterone,

temperature

Page 3: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR (Holothuria

scabra) DAN 17α METILTESTOSTERON PADA SUHU BERBEDA

TERHADAP PEMBALIKAN KELAMIN JUVENIL LOBSTER

AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

Oleh

Fadhli Dzil Ikrom

Lobster air tawar jenis red claw (Cherax quadricarinatus) memiliki nilai

ekonomis yang tinggi sehingga mendorong pelaku pembudidaya untuk

meningkatkan hasil produksinya. Namun terdapat kendala dimana pertumbuhan

individu jantan lebih cepat dibandingkan betina. Untuk mengatasi hal ini pada

lobster air tawar perlu dilakukan budidaya monoseks (kelamin tunggal). Penelitian

ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian steroid teripang pasir dan17α

metiltestosteron pada suhu berbeda terhadap pembalikan kelamin (sex reversal)

menuju jantan pada juvenil lobster air tawar, Cherax quadricarinatus. Penelitian

ini disusun dengan menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap Faktorial.

Perlakuan yang diberikan yaitu kontrol suhu 27°C dan 31ºC, 50 mg/kg steroid

teripang pasir dengan suhu 27°C dan 31º C, dan 50 mg/kg 17α metiltestosteron

dengan suhu 27°C dan 31ºC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian

hormon steroid teripang pasir dan 17α metiltestosteron serta suhu 27°C efektif

untuk meningkatkan persentase jantan yaitu sebesar 75,16 % dan 73,79 %, serta

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan persentase kelamin

betina, panjang total, pertambahan bobot harian dan biomassa. Sedangkan

pemberian hormon steroid tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kelulushidupan, persentase kelamin interseks dan konversi pakan pada

juvenil lobster air tawar.

Kata kunci: teripang pasir, steroid, lobster air tawar, 17α metiltestosteron, suhu

Page 4: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR (Holothuria

scabra) DAN 17α METILTESTOSTERON PADA SUHU BERBEDA

TERHADAP PEMBALIKAN KELAMIN JUVENIL LOBSTER

AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

(Tesis)

Oleh

Fadhli Dzil Ikrom

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER SAINS

Pada

Program Studi Magister Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron
Page 6: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron
Page 7: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron
Page 8: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bumi, pada tanggal 8 Januari 1992,

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Jaya Rahmat, SKM dan Ibu Komala Sari SE.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Al–Kautsar Bandar Lampung

pada tahun 2004. Menyelesaikan pendidikan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung

pada tahun 2007 serta menamatkan pendidikan di SMA Negeri 4 Bandar

Lampung pada tahun 2010. Tahun 2010, penulis mendapatkan kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Universitas Lampung Fakultas

Pertanian, Jurusan Budidaya Perairan. Pada tahun 2015 penulis diterima bekerja

sebagai Dosen di Prodi D3 Akademi Perikanan Bhima Sakti, Prasetya Mandiri

Group Lampung. Tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa

Magister Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung Bandar Lampung.

Page 9: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

MOTTO

Setinggi apapun pangkat yang dimiliki anda tetap seorang pegawai. Sekecil

apapun usaha yang anda punya, anda adalah bosnya.

~ Bob. Sadino ~

Jangan menyerah jatuh bukanlah sesuatu yang memalukan, yang memalukan

adalah kalau aku tak berdiri lagi.

~ Shintaro Midorima ~

Takdir setiap manusia memang telah ditentukan sejak mereka lahir, tetapi

dengan kerja keras kita dapat mengalahkan takdir.

~ Naruto Uzumaki ~

Kalau kita berusaha sebaik mungkin kepada hal yang kita sukai, kita akan

menikmati kemenangan dari lubuk hati kita.

~ Kuruko Tetsuya ~

The only way to do great work is to love what you do.

~ Steve Jobs ~

Page 10: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya yang sederhana

ini untuk orang yang selalu mendo’akan dan menyemangati, terutama bagi:

1. Ayahanda Jaya Rahmat, SKM dan Ibunda Komala Sari, SE yang telah

membesarkanku, membimbing sampai saat ini, selalu menberikan dukungan

dan berdoa untuk keberhasilanku.

2. Kedua kakakku M. Kurnia Wijaya Kusuma, SE., MM dan M. Nurhadi

Wijaya Kesuma, SE yang selalu mendukung dan mendoakan akan

keberhasilanku.

3. Nyai yang selalu mendoakan dengan tulus untuk aku untuk menjadi orang

yang bermanfaat bagi banyak orang.

4. Almamaterku Universitas Lampung

Page 11: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

SANWACANA

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan

rahamat dan karunia–Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Magister Sains (M.Si) pada program studi Magister Biologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dengan judul “Pengaruh

Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria scabra) dan 17α Metiltestosteron Pada

Suhu Berbeda Terhadap Pembalikan Kelamin Juvenil Lobster Air Tawar (Cherax

quadricarinatus).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc selaku pembimbing utama dan

pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, nasihat, ide, saran, dan kritik dalam penulisan tesis

ini.

2. Bapak Dr. Supono, M.Si selaku pembimbing pembantu yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, ide, saran, dan

kritik dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed selaku dosen penguji atas kritik dan

saran yang diberikan hingga terselesainya tesis ini.

Page 12: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

4. Bapak Dr. Sumardi, M.Si selaku selaku Ketua Program Studi Magister

Biologi FMIPA Unila atas dukungan, kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc selaku selaku Ketua Jurusan Biologi

FMIPA Unila atas dukungan, kritik dan saran yang telah diberikan.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen, Staf beserta Laboran Jurusan Biologi, Kimia, Biomas

FMIPA Unila atas ilmu, dukungan dan pengalaman yang telah diberikan

kepada penulis.

8. Gemma Farm Jawa Tengah (Klaten), Bapak akin pegempul teripang yang

turut membantu untuk menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk penelitian

ini.

9. Teman-teman Magister Biologi FMIPA Unila angkatan 2015, Bayu Danan

Jaya, M.Si, Asep Yusuf Hamdani, S.Pd., M.Si, Lusiati, S.Si.,M.Si dan Shofi,

S.Si.,M.Si untuk kebersamaannya selama ini.

10. Teman- teman Budidaya Perairan Fakultas Pertanian angkatan 2010, Ahmad

Fauzy, S.Pi, Anggi Trisatria, S.Pi, Andi Bimantara, S.Pi, Windi Pratiwi S.Pi,

Roma Ade Saputra,S.IP, Rudi Irawan, S.Pi, Shoffan Al-Haq, S.Pi, MM,

Winda Rohaila, S.Pi, Vina Olivia, S.Pi, Dio Sandi Kiswara, S.Pi, Assovaria,

S.Pi, Sandi Putra Barlian, S.Pi. Terima kasih selama 7 tahun untuk

kebersamaannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan dari awal

hingga akhir yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

12. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 13: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

Hanya dengan Do’a yang dapat penulis berikan untuk membalas budi semuanya.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua, dan dengan

segala kerendahan semoga tesis ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita

semua, Amin.

Bandar Lampung, Mei 2017

Penulis

Fadhli Dzil Ikrom

Page 14: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.4 Kerangka Pikir ........................................................................................... 6

1.5 Hipotesis .................................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus) ....... 10

2.2 Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax

quadricarinatus) ....................................................................................... 10

2.3 Pemanfataan Teknologi Sex Reversal pada Budidaya Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus) ......................................................................... 12

2.4 Pemanfaatan Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria scabra) .......... 15

2.5 Pemanfaatan Hormon 17α metiltestosteron .............................................. 17

2.6 Metode Sex Reversal Melalu Pemberian Pakan (Oral) ............................. 18

2.7 Metode Sex Reversal Melalui Suhu Air yang Berbeda ............................. 20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 22

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 22

3.3 Desain Penelitian ....................................................................................... 23

3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 24

3.4.1 Persiapan wadah pemeliharaan benih .............................................. 24

3.4.2 Pengisian air wadah pemeliharaan ................................................... 24

3.4.3 Pembuatan hormon ekstrak steroid teripang .................................... 25

3.4.4 Pencampuran hormon steroid dalam pakan ................................... 26

3.5 Pelaksanan Penelitian ................................................................................ 27

3.5.1 Persiapan wadah pemeliharaan benih ............................................. 27

3.5.2 Persiapan lobster uji ......................................................................... 27

3.5.3 Pemeliharaan lobster uji ................................................................... 28

3.5.4 Metode pegambilan sampel pertumbuhan panjang dan bobot ......... 28

3.5.5 Manajemen kualitas air .................................................................... 29

3.5.6 Pengukuran kualitas air ................................................................... 29

3.6 Pengambilan Data ..................................................................................... 29

3.6.1 Panjang total .................................................................................... 29

3.6.2 Pertambahan bobot harian ............................................................... 30

Page 15: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

3.6.3 Biomassa .......................................................................................... 30

3.6.4 Kelulushidupan ................................................................................ 31

3.6.5 Konversi pakan ............................................................................... 31

3.6.6 Keberhasilan pembentukan jenis kelamin ...................................... 32

3.7 Analisis Data ............................................................................................. 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persentase Lobster Air Tawar (LAT) Jantan ............................................. 34

4.2 Persentase Lobster Air Tawar (LAT) Betina ........................................... 42

4.3 Persentase Lobster Air Tawar (LAT) Interseks ........................................ 46

4.4 Kelulushidupan Lobster Air Tawar (LAT) .............................................. 49

4.5 Panjang Total Juvenil Lobster Air Tawar (LAT) ...................................... 53

4.6 Pertambahan Bobot Harian Juvenil Lobster Air Tawar (LAT) ................. 57

4.7 Biomassa Lobster Air Tawar (LAT) ........................................................ 59

4.8 Konversi Pakan Lobster Air Tawar (LAT) ............................................... 63

4.9 Kualitas Air ............................................................................................... 66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 70

5.2 Saran .......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase individu jantan dari juvenil LAT yang diberi perlakuan

hormon steroid teripang dan 17α metiltestosteron pada suhu berbeda

selama 50 hari pemeliharaan .............................................................. 34

Tabel 2. Persentase individu betina dari juvenil LAT yang diberi perlakuan

hormon steroid teripang dan 17α metiltestosteron pada suhu berbeda

selama 50 hari pemeliharaan. ............................................................. 42

Tabel 3. Persentase individu interseks dari juvenil LAT yang diberi perlakuan

hormon steroid teripang dan 17α metiltestosteron pada suhu berbeda

selama 50 hari pemeliharaan. ............................................................. 46

Tabel 4. Kelulushidupan LAT selama 50 hari pemeliharaan ........................... 49

Tabel 5. Biomassa LAT selama 50 hari pemeliharaan .................................... 50

Tabel 6. Konversi pakan LAT selama 50 hari pemeliharaan ........................... 63

Tabel 7. Kualitas air pemeliharaan LAT selama 50 hari pemeliharaan ........... 66

Page 17: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian .............................................................. 8

Gambar 2. Perbedaan alat reproduksi pada LAT ............................................. 12

Gambar 3. Rumus bangun inti steroid (cyclopentanohydrophenanthrene)

(a) dan testosteron (b) (Kustiariah, 2006) .................................... 15

Gambar 4. Penempatan wadah pemeliharaan selama penelitian. .................... 24

Gambar 5. Persentase juvenil LAT jantan selama 50 hari pemeliharaan ....... 35

Gambar 6. Persentase juvenil LAT betina selama 50 hari pemeliharaan ....... 43

Gambar 7. Persentase juvenil LAT interseks selama 50 hari pemeliharaan ... 47

Gambar 8. Persentase kelulushidupan LAT .................................................... 50

Gambar 9. Panjang rerata LAT pada tiap perlakuan selama 50 hari

pemeliharaan. ................................................................................. 53

Gambar 10. Panjang total LAT selama 50 hari pemeliharaan ....................... 54

Gambar 11. Bobot rerata LAT pada tiap perlakuan selama 50 hari

pemeliharaan. .............................................................................. 56

Gambar 12. Pertambahan bobot harian LAT selama 50 hari pemeliharaan ... 57

Gambar 13. Biomassa LAT selama 50 hari pemeliharaan .............................. 61

Gambar 14. Konversi pakan LAT selama 50 hari pemeliharaan .................... 64

Page 18: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lobster air tawar red claw (Cherax quadricarinatus) merupakan komoditi

perikanan yang berasal dari Queensland, Australia dan telah diintroduksikan

ke Indonesia sejak 1991. Usaha budidaya lobster ini semakin digemari oleh

para pembudidaya karena memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap

lingkungan sehingga memiliki potensi untuk dibudidaya sepanjang tahun. Di

Indonesia komoditi ini dibudidayakan sebagai produk unggulan karena

morfologinya yaitu bentuk dan corak warna tubuhnya yang unik sehingga

dapat dijadikan sebagai komoditi ikan hias. Disamping itu biota ini memiliki

tekstur daging yang padat, empuk dan cukup gurih rasanya jika dibanding

lobster laut atau jenis udang lainnya, sehingga juga sebagai hewan konsumsi.

Lobster air tawar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi terutama untuk

memenuhi kebutuhan protein (Iskandar, 2003).

Lobster air tawar ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga

mendorong pelaku budidaya untuk meningkatkan hasil produksinya. Namun

terdapat kendala dalam pembesaran karena lobster jantan dan betina

pertumbuhannya tidak sama. Lobster jantan dengan waktu pemeliharaan 7-8

bulan pertumbuhannya mencapai bobot rerata 30 gr/ekor, lebih besar

Page 19: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

2

dibanding lobster betina yang hanya mencapai bobot ± 20 gr/ ekor (Curtis

dan Jones 1995). Hasil akhir yang didapatkan dari budidaya pertumbuhan

lobster air tawar jantan lebih cepat dibandingkan betina. Hal ini berdampak

pada biaya operasional budidaya yang tinggi karena pakan yang diberikan

untuk pembesaran lobster menjadi kurang optimal.

Seiring perkembangan budidaya perikanan munculah salah satu rekayasa

budidaya dengan teknik sex reversal (pembalikan kelamin). Teknik rekayasa

ini banyak digunakan dalam proses maskulinisasi ikan termasuk lobster air

tawar yang bertujuan untuk meningkatkan persentase jumlah individu jantan.

Sex reversal umumnya dilakukan dengan pemberian hormon yang tidak

berbahaya bagi biota budidaya maupun konsumen. Namun, pada

kenyataannya hormon steroid yang biasa digunakan dalam pembalikan

kelamin umumnya adalah 17α metiltestosteron. Hormon sintetis ini bersifat

menimbulkan residu yang berpotensi buruk terhadap kesehatan manusia,

lingkungan dan organisme budidaya, tetapi tingkat keberhasilan dalam sex

reversal tinggi mencapai 96-100% (Zairin, 2003). Oleh karena itu penelitian

untuk menemukan sumber steroid alami yang aman bagi manusia dan ramah

lingkungan perlu dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada. Salah

satu cara adalah memanfaatkan hormon alami yang diekstraksi dari jeroan

teripang pasir (Holothuria scabra).

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa teripang termasuk biota laut yang

memiliki kandungan protein tinggi, berkadar lemak rendah serta dipercaya

Page 20: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

3

sebagai aprodisiaka karena mengandung steroid tinggi (Kustiariah, 2006).

Bahkan jeroan teripang diketahui memiliki kandungan steroid tertinggi

dibandingkan bagian tubuh lainnya. Riani et al. (2005) menyatakan bahwa

diantara bagian teripang pasir yang diekstraksi, rendemen terbesar berupa

ekstrak kasar steroid diperoleh dari ekstrak jeroan basah teripang pasir. Riani

et al. (2005) menyatakan bahwa steroid pada hewan banyak dihasilkan oleh

organ reproduksi seperti testis, ovari, korteks dan plasenta. Organ-organ

reproduksi ini dan usus merupakan bagian terbesar dari organ-organ visceral

(jeroan) teripang. Hasil uji Lieberman-Burchard dan bioassay menggunakan

anak ayam menunjukkan bahwa ekstrak teripang terbukti mengandung

steroid. Rendemen terbesar diperoleh dari 1 kg jeroan basah (21,28 g ekstrak

kasar) mengandung steroid 6,124 μg/kg jenis testosteron (Riani et al., 2005.,

Kustiariah, 2006).

Secara fisiologis, jenis kelamin ikan dapat diarahkan dengan menggunakan

hormon steroid. Perlakuan hormon dilakukan pada periode labil yaitu

sebelum gonad berdiferensiasi saat masih sensitif terhadap perlakuan hormon

(Piferrer, 2001). Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pembentukan

monoseks jantan, salah satu adalah dosis yang sesuai dan lama waktu

pemberian hormon. Dalam proses pembalikan kelamin (sex reversal) apabila

dosis hormon serta umur larva tidak sesuai maka efektifitas hormon yang

diberikan menjadi kurang optimal (Susanto dan Supono, 2012).

Page 21: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

4

Salah satu metode pemberian hormon steroid yang sering digunakan adalah

melalui oral (mulut) dengan mencampurkannya pada pakan buatan (pelet).

Cara ini merupakan paling mudah dan efektif serta tidak memerlukan

keahlian yang khusus (Kuhl dan Brouwer, 2005). Namun metode ini memiliki

beberapa kelemahan, karena pakan tidak langsung termakan yang

menyebabkan hormon yang terkandung dalam pakan akan tercuci dalam

media budidaya. Selain itu dengan metode oral ini memungkinkan terjadinya

degradasi hormon oleh enzim pencernaan, sehingga hormon dapat rusak

sebelum bekerja (Zairin, 2002).

Dari metode pembalikan jenis kelamin (sex reversal) secara oral beberapa

kelemahan dapat diminimalisir dengan memanipulasi lingkungan budidaya

yaitu melalui peningkatan suhu media budidaya. Suhu merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dalam tubuh seperti laju

metabolisme (El-Fotoh et al., 2014). Dengan adanya peningkatan suhu dapat

membantu mempercepat proses metabolisme sehingga nafsu makan lobster

air tawar menjadi meningkat. Hal ini dapat membantu penyerapan hormon

steroid yang terkandung pada pakan supaya tidak rusak dan efektif bekerja

dalam tubuh.

Kondisi suhu air yang optimal akan mempengaruhi laju metabolisme tubuh,

sehingga masa sensitivitas gonad terhadap stimulasi hormon berjalan dengan

baik. Sebaliknya suhu yang terlalu rendah menyebabkan sensitivitas gonad

terhadap stimulasi hormon berjalan lambat. Pada ikan nila, temperatur

Page 22: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

5

pemeliharaan 28 °C menghasilkan persentase jantan 52,33% (El-Fotoh et al.,

2014). Pada ikan channel catfish, temperatur pemeliharaan 29 - 30ºC dapat

memberikan efek pada persentase jantan 69,5% (Patino et al., 1996).

Sedangkan pada suhu 36 °C menghasilkan persentase ikan nila jantan 81%

(El-Fotoh et al., 2014). Dari beberapa hasil penelitian ini menunjukkan suhu

juga berpengaruh terhadap proses pembalikan kelamin (sex reversal). Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan hormon

steroid ekstrak teripang pasir dan 17α metiltestosteron pada suhu berbeda

terhadap pembalikan kelamin pada juvenil lobster air tawar. Penelitian ini

diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam budidaya lobster air tawar

jenis red claw (Cherax quadricarinatus), khususnya memproduksi individu

jantan, dalam upaya meningkatkan produksi dari pembesaran lobster air tawar

secara monoseks.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak steroid teripang pasir dan 17α

metiltestosteron pada suhu berbeda terhadap peningkatan persentase

pembalikan kelamin (sex reversal) menuju jantan pada juvenil lobster air

tawar (Cherax quadricarinatus).

2. Untuk membandingkan efektifitas hormon ekstrak steroid teripang pasir

dan hormon sintetis 17α metiltestosteron terhadap persentase pembalikan

Page 23: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

6

kelamin(sex reversal) menuju jantan pada juvenil lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus).

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah keberhasilan

dalam produksi masal lobster air tawar jantan dengan menggunakan hormon

alami steroid teripang dan17α metiltestosteron pada suhu berbeda. Hal ini

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan pasar lobster air

tawar yang terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.

1.4 Kerangka Pikir

Pembalikan kelamin (sex reversal) yaitu cara pembalikan arah perkembangan

kelamin yang seharusnya berkelamin jantan diarahkan perkembangan

gonadnya menjadi betina atau sebaliknya. Teknik ini dilakukan pada saat

sebelum terjadinya diferensiasi gonad secara jelas antara menuju jantan dan

betina pada waktu menetas. Sex reversal merubah fenotip ikan tetapi tidak

merubah genotipnya (Masduki, 2010). Hormon yang umum dipakai untuk sex

reversal jantan adalah 17α metiltestosteron, yang merupakan hormon sintetis

(Barrett et al., 2005). Bioassay yang dilakukan pada ayam, diketahui bahwa

hormon sintetis ini memberikan efek samping bersifat toksik pada hati, limpa

dan bursa fabricius (Riani et al., 2005). Salah satu cara alternatif adalah

menggunakan sumber hormon testosteron alami yang berasal dari ekstrak

steroid teripang pasir.

Page 24: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

7

Pemberian hormon steroid dipengaruhi oleh interval waktu perkembangan

gonad, yaitu ketika keadaan gonad sedang labil, sehingga hormon steroid

sebagai pemicu diferensiasi harus diberikan pada saat yang tepat terjadinya

diferensiasi alami. Periode diferensiasi kelamin merupakan fase penentuan

atau pengarahan jenis kelamin. Masa diferensiasi dimulai dari fase larva

menetas, dimana masih terdapat kuning telur sampai larva mulai mencari

makan. Pada fase kritis tersebut adalah fase yang efektif untuk pemberian

hormon steroid (Handajani, 2006).

Selain adanya pengaruh hormon, suhu yang optimal juga dapat

mempengaruhi proses pembalikan kelamin (sex reversal). Adanya suhu yang

tepat dapat mempengaruhi proses pembentukan individu jantan. Pada proses

sex reversal, faktor lingkungan berupa suhu dapat mempengaruhi kecepatan

reaksi kimia dalam tubuh seperti laju metabolisme (El-Fotoh et al., 2014).

Dengan adanya peningkatan suhu dapat membantu mempercepat proses

metabolisme, sehingga meningkatkan nafsu makan. Hal ini tentu dapat

membantu penyerapan hormon steroid yang terkandung pada pakan, sehingga

bekerja secara efektif dalam mengarahkan determinasi seksualnya menuju

jantan. Sedangkan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1

berikut ini.

Page 25: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

8

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian.

1.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Pemberian ekstrak steroid teripang pasir (Holothuria scabra) dan 17 α

metiltestosteron pada suhu berbeda, berpengaruh terhadap proses

pembalikan kelamin juvenil lobster air tawar (Cherax quadricarinatus).

Permasalahan pembenihan

lobster air tawar :

Pertumbuhan betina lebih

lambat dibandingkan

jantan

Penggunaan bahan kimia

berbahaya untuk

kesehatan dan lingkungan

Produksi rendah dan tidak

dapat memenuhi

permintaan pasar.

Alternatif pemecahan

Masalah:

Meningkatkan

produktifitas

Pemanfaatan bahan

alami yang sehat dan

ramah lingkungan.

Penerapan Aplikasi :

Pemberian hormon

steroid alami berasal dari

jeroan teripang

Manipulasi lingkungan

budidaya dengan suhu

berbeda.

Hasil Penelitian :

Bobot akhir individu

rata-rata meningkat

Jumlah larva lobster

monoseks jantan

meningkat.

Produk aman untuk

dikonsumsi dan ramah

lingkungan.

Page 26: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

9

2. Pemberian ekstrak steroid teripang pasir lebih efektif dibanding hormon

sintesis 17α metiltestosteron pada proses pembalikan kelamin juvenil

lobster air tawar (Cherax quadricarinatus).

Page 27: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus)

Penelitian ini menggunakan lobster air tawar jenis red claw (Cherax

quadricarinatus). Klasifikasi lobster air tawar jenis Cherax quadricarinatus

menurut Jones (2005) adalah:

Phylum : Arthropoda.

Klas : Crustacea.

Sub klas : Malacostraca.

Ordo : Decapoda.

Famili : Parastacidae.

Genus : Cherax.

Spesies : Cherax quadricarinatus.

2.2 Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax

quadricarinatus)

Cherax quadricarinatus adalah lobster air tawar yang berasal dari Australia,

banyak ditemukan di sungai, rawa dan danau pesisir utara Australia bagian

timur laut dari Queensland. Di Indonesia populasi ini ditemukan di daerah

Papua. Lobster air tawar tidak memiliki tulang dalam (internal skeleton),

seluruh tubuh ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat tanduk (chitin).

Page 28: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

11

Cangkang akan mengelupas secara periodik melalui proses molting

(pergantian kulit) seiring dengan pertumbuhan tubuhnya (Jones, 1995).

Pertumbuhan pada hewan Krustacea ini terjadi pada saat proses pergantian

kulit (molting). Frekuensi pergantian kulit pada krustacea ditentukan oleh

faktor umur dan makanan. Pada krustacea muda lebih sering mengalami

pergantian kulit dan krustacea yang mendapat makanan yang cukup dan baik

akan lebih cepat mengalami pergantian kulit. Selain itu pertumbuhan lobster

jantan lebih cepat dibandingkan dengan yang betina (Jones, 1995).

Lobster air tawar genus Cherax termasuk dalam kelompok udang (Krustacea)

yang secara alami memiliki tubuh relatif besar dan memiliki daur hidup di

lingkungan air tawar. Lobster jenis red claw memiliki kelebihan

dibandingkan jenis lain yaitu mudah dibudidayakan, tidak mudah terserang

penyakit, pemakan tumbuhan dan hewan (omnivora), pertumbuhannya relatif

cepat dan memiliki fekunditas yang tinggi (Jones, 1995).

Perbedaan Cherax jantan dan betina terlihat dari letak alat kelamin. Pada

betina, lubang genital terletak pada dasar kaki jalan ketiga, sedangkan pada

jantan alat kelamin berbentuk tonjolan (kerucut), yang terletak pada dasar

kaki jalan kelima. Bentuk alat kelamin Cherax dapat dilihat berdasarkan

posisi lubang genital karena sifatnya gonokoris. Perbedaan jenis kelamin pada

Cherax jenis red claw dapat juga dilihat dari ada tidaknya garis merah pada

tepi luar dari capit (propodus). Pada red claw jantan yang telah dewasa

ditemukan garis merah pada tepi luar propodusnya (Edgerton, 2005). Untuk

Page 29: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

12

pertumbuhan garis merah ini berhubungan dengan panjang karapas orbital,

sedangkan pada saat tahap juvenil garis merah ini belum berkembang.

Biasanya pembentukan garis merah ini setelah jantan memiliki panjang

karapas orbital mencapai 23 mm (Widha, 2003).

♀Pethasma

♂ ♂Thelicium

♀Pethasma

♂Thelicium

1 mm 1 mm

Gambar 2. Perbedaan alat reproduksi pada LAT jantan (kiri) dan betina (kanan)

memiliki tonjolan pada dasar kaki jalan ke-5 yang disebut pethasma, sedangkan

betina memiliki lubang bulat terletak pada dasar kaki jalan ke-3 yang disebut

thelicium.

2.3 Pemanfataan Teknologi Sex Reversal pada Budidaya Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus)

Sex reversal dapat diartikan sebagai suatu teknologi yang membalikkan arah

perkembangan kelamin menjadi berlawanan. Dengan penerapan teknologi ini,

Page 30: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

13

ikan yang seharusnya berkelamin jantan diarahkan perkembangan gonadnya

menjadi betina dan sebaliknya. Cara ini mungkin dilakukan karena pada

waktu menetas gonad ikan belum terdiferensiasi secara jelas akan menjadi

jantan atau betina (Zairin, 2002).

Menurut Zairin (2002) dengan membudidayakan ikan secara sex reversal

maka didapatkan ikan dengan pertumbuhan yang lebih cepat, mencegah

terjadinya pemijahan liar, mendapatkan ikan dengan penampilan yang

menarik dan menunjang genetika ikan yaitu teknik pemurniaan ras ikan.

Kegiatan budidaya secara monoseks, berkelamin tunggal jantan atau betina

akan bermanfaat dalam peningkatan laju pertumbuhan ikan. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan antara jenis ikan

jantan dan ikan betina.

Jenis kelamin suatu individu ditentukan bersama oleh faktor genetis dan

lingkungan. Faktor genetis yang menentukan jenis kelamin ikan adalah

kromosom, sedangkan faktor lingkungan adalah suhu, ukuran tubuh, ukuran

populasi, hormon eksogen, dan lain-lain. Kromosom yang berpengaruh

adalah tubuh dan kromosom kelamin (Wichins and Lee, 2002). Menurut

Rougeot et al. (2002) diferensiasi gonad diatur oleh mekanisme genetik

melalui sistem endokrin embrional, tetapi dalam prosesnya faktor lingkungan

dalam dan luar dapat merubah penentuan jenis kelamin embrio.

Peran faktor lingkungan menentukan ekspresi fenotip jenis kelamin ikan dan

udang, memungkinkan terjadinya perubahan kelamin tanpa mengubah

Page 31: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

14

genetisnya tetapi melalui pendekatan hormonal. Perubahan genetis dilakukan

melalui persilangan antar spesies atau genus, sedangkan pendekatan hormonal

dilakukan dengan pemberian steroid androgen maupun estrogen, sebelum

terjadinya diferensiasi kelamin (Piferrer, 2001).

Hormon adalah bahan kimia organik dan merupakan senyawa aktif biologis

yang dihasilkan oleh bagian kelenjar, jaringan atau organ tertentu dari hewan

dan manusia. Hormon bekerja pada konsentrasi kecil dan mempunyai cara

kerja yang spesifik. Hormon mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pengaturan fisiologi, dan umumnya hormon bekerja sebagai aktivator spesifik

atau inhibitor dari enzim (Robbins, 1996).

Hormon steroid meliputi hormon adrenal kortikal, androgen dan estrogen,

yang dapat larut dalam lemak. Klasifikasi hormon steroid berdasarkan

respons fisiologis adalah sebagai berikut (Murray et al., 2001) :

1. Glucocorticoids, seperti cortical (C21) yang mengatur metabolisme

protein, lemak dan karbohidrat, dan mempengaruhi fungsi-fungsi penting

seperti reaksi inflammatori dan meredakan stres.

2. Aldosterone dan mineralcorticoids lainnya, mengatur pembuangan garam

dan air melalui ginjal.

3. Androgen dan estrogen yang mengatur perkembangan dan fungsi

seksual.

Page 32: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

15

Testosteron, komponen C19 merupakan hormon androgen (seks jantan).

Hormon steroid merupakan turunan kolesterol, dengan rumus bangun berupa

cincin siklopentana cyclo pentane perhydrophenanthrene (Kustiariah, 2006).

Gambar 3. Rumus bangun inti steroid (cyclopentanohydrophenanthrene)

(a) dan testosteron (b) (Kustiariah, 2006).

2.4 Pemanfaatan Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Pandian dan Sheela (1995) menyatakan bahwa proses pemberian hormon

steroid sintetis pada metode pembalikan jenis kelamin dapat menimbulkan

stres, sehingga tingkat kelulushidupan benih, baik jantan maupun betina

menjadi rendah. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan proses pembalikan

jenis kelamin berlangsung kurang sempurna dan sebaliknya jika terlalu tinggi

ada kecenderungan menjadi steril atau terjadi penyimpangan jenis kelamin,

yaitu yang diberi hormon androgen berubah menjadi betina (Wichins dan Lee

2002).

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa teripang termasuk biota laut yang

memiliki kandungan protein tinggi, berkadar lemak rendah serta dipercaya

sebagai aprodisiaka karena mengandung steroid tinggi, bahkan jeroan

Page 33: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

16

teripang diketahui memiliki kandungan hormon steroid tertinggi

dibandingkan bagian tubuh lainnya (Kustiariah, 2006).

Hormon ini diduga dapat meningkatkan vitalitas laki-laki, oleh karena itu

banyak diminati sebagai bahan makanan kesehatan. Kustiariah (2006),

berhasil mengidentifikasi steroid dari teripang dan mengaplikasikannya pada

ayam. Pemanfaatan teripang sebagai aprodisiaka pada manusia telah

dilakukan oleh Kustiariah (2006) dan Dewi (2008) dan diuji cobakan pada

mencit (Nurjanah, 2008). Ekstrak steroid teripang yang mengandung

testosteron (Kustiariah, 2006) juga dapat digunakan untuk sex reversal pada

komoditi-komoditi yang jenis kelamin jantannya lebih bernilai ekonomis dari

pada jenis kelamin betina, seperti pada udang galah dan ikan gappy (Riani et

al., 2008).

Pemanfaatan bahan aktif di dalam teripang pasir (Holothuria scabra) yang

merupakan steroid alam sangat diperlukan dalam pengembangan budidaya

perikanan, misalnya budidaya lobster air tawar (Cherax quadricarinatus).

Teripang pasir mengandung steroid yang berpengaruh terhadap aktifitas

metabolisme, sehingga agresifitas/nafsu makan akan meningkat (Huberman,

2000). Peranan hormon ini juga dapat mempengaruhi produksi hewan,

merangsang pertumbuhan dan penentuan jenis kelamin (diferensiasi) serta

tingkah laku ikan (Sarida, 2008).

Page 34: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

17

2.5 Pemanfaatan Hormon 17α metiltestosteron

Hormon androgen yang paling umum yang digunakan dalam aplikasi sex

reversal untuk maskulinisasi (pengarahan kelamin menjadi jantan) adalah 17α

metiltestosteron yang diperkirakan efektif digunakan pada lebih dari 25

spesies yang telah diuji. Pada penelitian ini hormon 17α metiltestosteron yang

digunakan berasal dari Biotech argo-laboratorium (Sidoarjo).

Metiltestosteron merupakan androgen yang paling sering dipakai untuk

merubah jenis kelamin dan penggunaan metiltestosteron pada dosis yang

berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula. 17α metiltestosteron

merupakan hormon sintetis yang molekulnya sudah dimodifikasi agar tahan

lama di dalam tubuh. Hal ini karena pada karbon ke-17 telah ditempeli gugus

metal agar tahan lama (Homklin et al., 2009). Metiltestosteron dibuat dengan

cara menambahkan satu kelompok α-metil pada atom karbon ke-17 di dalam

gugus testosteron dengan rumus bangun kimia kimia C20H30O2, berbobot

molekul 302,05 (Homklin et al., 2009).

Pemberian hormon androgen jenis 17α metiltestosteron pada larva udang

galah berumur 25 hari melalui perendaman selama 24 jam dengan dosis 25

mg/l menghasilkan 82,02 % jantan (Hadie dan Hadie, 2001) dan pada larva

udang galah berumur 20 hari yang diberi hormon 17α-metiltestosteron

melalui makanan dengan dosis 35 mg/kg pakan selama 30 hari dapat

menghasilkan 80,91 % jantan (Kusmini et al., 2001).

Page 35: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

18

Dalam penelitian ini 17α metiltestosteron diberikan secara oral melalui

makanan sebab cara ini merupakan paling mudah dan efektif serta tidak

memerlukan keahlian khusus (Kuhl dan Brouwer, 2005). Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat dosis pemberian 17α metiltestosteron

yang tepat melalui pakan dalam produksi lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) jantan sebagai upaya efisiensi produksi.

2.6 Metode Sex Reversal Melalui Pemberian Pakan (Oral)

Pada dasarnya dikenal dua metode sex reversal yaitu dengan terapi hormon

(cara langsung) dan rekayasa kromosom. Pada terapi hormon hanya

mempengaruhi fenotip tanpa merubah genotip. Teknik ini bisa dilakukan

pada semua jenis organisme akuatik apapun kromosom seksnya. Teknik ini

memiliki kelemahan yaitu tingkat keberhasilannya bervariasi. Hanya saja

teknik ini lebih mudah untuk dilakukan (Kuhl dan Brouwer, 2005).

Sedangkan rekayasa kromosom adalah suatu teknik untuk mengubah

kromosom ikan normal diploid (2N) dari hasil kontribusi 1N set kromosom

betina dan 1N jantan (Sugama, 2006). Menurut Pifferrer (2001) hormon

steroid akan mempengaruhi target sel seperti gonad dan saluran otak. Diduga

pada saat fertilisasi sudah terbentuk sel kromosom. Apabila diberi hormon

testosteron dari luar, maka hormon ini akan merangsang hormon endogen

mensintesis steroid untuk pertumbuhan dan perkembangan gonad secara

fungsional (Dunham, 2004). Demikian juga otak dipengaruhi oleh hormon

Page 36: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

19

eksogen ini, yang memberi perintah kepada poros aksis hipotalo-hipofisa-

gonad (Dunham, 2004).

Aplikasi hormon untuk sex reversal pada organisme akuatik dapat dilakukan

melalui penyuntikan, perendaman dan oral (melalui pakan). Cara pemilihan

harus didasarkan pada efektivitas, efisiensi, palatabilitas, kemungkinan polusi

dan biaya. Pada lobster air tawar, teknik yang sering dipakai adalah oral.

Metode oral dilakukan dengan pemberian hormon melalui pakan. Teknik ini

dilakukan dengan menyemprotkan hormon pada pakan lobster, kemudian

pakan diberikan pada lobster selama waktu tertentu (Zairin, 2002).

Penelitian sebelumnya pemberian 17α metiltestosteron dengan dosis 50

mg/kg pakan efektif untuk meningkatkan persentase jantan pada Cherax

sebesar 59,96 dengan lama perlakuan 30 hari (Carman et al., 2008).

Sedangkan perlakuan pemberian hormon teripang pasir pada perlakuan 400

mg/kg pakan memperoleh persentase jantan yang optimal sebesar 65.13%

yang diberikan pada ikan gappy dengan lama perlakuan 12 hari (Emilda,

2015).

Hormon yang diberikan melalui pakan, diduga banyak hilang karena terlarut

dalam air. Hal ini terjadi karena biasanya tidak semua lobster langsung

memakan pakan yang diberikan. Akibatnya jumlah hormon yang masuk ke

dalam tubuh lobster akan berkurang, sehingga efektifitas hormon dalam

mempengaruhi diferensiasi kelamin menjadi berkurang.

Page 37: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

20

Menurut Gale et al. (1999) hormon yang diberikan lewat pakan

membutuhkan waktu dan jumlah yang cukup untuk mempengaruhi

diferensiasi kelamin embrio. Hal serupa dinyatakan oleh Pandian dan Sheela

(1995) bahwa steroid yang diberikan lewat pakan akan banyak terlarut dalam

air dan mengalami degradasi pada saluran pencernaan, sehingga aktifitas

hormon menurun. Fitzpatrick et al. (1996) menyatakan bahwa pemberian

hormon secara oral menyebabkan pengaruh yang berbeda pada setiap ikan,

karena tergantung pada ukuran tubuh dan kebiasaan makan secara alami pada

ikan.

Piferrer (2001) menyatakan bahwa perlakuan dosis hormon sangat terkait

dengan lama perlakuan. Jika menggunakan dosis yang rendah maka lama

perlakuannya diperpanjang untuk menghasilkan sex reversal yang optimal.

Akan tetapi dosis hormon yang terlalu tinggi dan masa perlakuan yang

panjang dapat menyebabkan sterilisasi dan efek paradoks (Chatain et al.,

1999).

2.7 Metode Sex Reversal Melalui Suhu Air yang Berbeda

Salah satu strategi budidaya yang dapat dikembangkan dalam rangka efisiensi

produksi, khususnya untuk jenis ikan hias yang nilai jual jantannya lebih

tinggi dari pada betina adalah dengan mengupayakan pengembangan

teknologi produksi jantan monoseks secara masal. Proses pengarahan jenis

kelamin dapat dilakukan dengan manipulasi suhu lingkungan. Suhu

Page 38: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

21

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dalam

tubuh seperti laju metabolisme (Liana, 2007).

Arfah et al. (2005) menyatakan bahwa proporsi jantan pada ikan gappy dan

medaka lebih tinggi dibandingkan betina pada musim panas di daerah

temperate (sedang) beriklim empat, sehingga faktor lingkungan (suhu) dapat

mempengaruhi alih kelamin.

Metode dengan peningkatan suhu air (manipulasi lingkungan) memiliki

kekurangan yakni tingkat kelangsungan hidup ikan rendah, apabila suhu air

ditingkatkan sampai suhu mematikan. Kisaran suhu optimal dalam budidaya

lobster air tawar yaitu 20–24 °C (Jones, 1995).

Oleh karena itu perlu dilakukan manipulasi lingkungan dengan pemberian

suhu yang optimal yang dapat mempengaruhi laju metabolisme tubuh lobster

air tawar, sehingga masa sensitivitas gonad terhadap stimulasi hormon

berjalan baik. Sebaliknya apabila suhu terlalu rendah akan menyebabkan

sensitivitas gonad terhadap stimulasi hormon berjalan lambat, sehingga

berdampak pada jumlah individu jantan yang dihasilkan akan menurun.

Page 39: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 50 hari pada bulan Oktober hingga November

2016, bertempat di laboratorium penelitian biologi akuatik, gedung MIPA

Terpadu, Fakultas MIPA Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: akuarium ukuran

50x50x40 cm10 buah, akuarium 20x50x40 cm 12 buah, aerator kapasitas

41/menit 2 buah, shelter pipa paralon 0,5 inch 300 buah, batu aerasi16 buah,

selang aerasi 20 m, heater 75 watt sebanyak 12 buah, selang penyedot kotoran

10 m, test kit (pH, KH, GH), termometer, DO meter, timbangan digital,

penggaris, ember plastik volume 22 liter, semprotan, skop net 2 buah, juvenil

lobster air tawar ukuran panjang 2- 2,5 cm sebanyak 300 ekor, alkohol 70%,

teripang kering (ekstrak) 5x100g, hormon 17α metiltestosteron 100 mg,

pakan lobster tenggelam dengan kandungan protein 39-40%, etanol 2,5 liter,

aquades 1 liter dan dietileter 1 liter.

Page 40: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

23

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini disusun dengan menggunakan Metode Rancangan Acak

Lengkap Faktorial, yang terdiri dari faktor suhu 2 taraf (suhu 27°C dan 31°C)

dan faktor hormon 2 taraf (steroid teripang pasir dan 17α metiltestosteron)

dengan masing-masing faktor terdapat kontrol, sehingga terdapat 6 perlakuan

dimana tiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah

sebagai berikut :

a. KT 27. Pemeliharaan lobster air tawar tanpa menggunakan hormon

dengan suhu media pemeliharaan 27ºC (kontrol)

b. KT 31. Pemeliharaan lobster air tawar tanpa menggunakan hormon

dengan suhu media pemeliharaan 31ºC (kontrol)

c. ST 27. Pemeliharaan lobster air tawar menggunakan hormon steroid

teripang pasir 50 mg/kg pakan dengan suhu media pemeliharaan 27ºC

d. ST 31. Pemeliharaan lobster air tawar menggunakan hormon steroid

teripang pasir 50 mg/ kg pakan dengan suhu media pemeliharaan 31ºC

e. MT 27. Pemeliharaan lobster air tawar menggunakan hormon 17α

metiltestosteron 50 mg/ kg pakan dengan suhu media pemeliharaan 27ºC

f. MT 31. Pemeliharaan lobster air tawar menggunakan hormon 17α

metiltestosteron 50 mg/ kg pakan dengan suhu media pemeliharaan 31ºC

Page 41: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

24

Tata letak unit penelitian terdapat pada Gambar 4. Penempatan setiap satuan

percobaan dilakukan secara acak.

Gambar 4. Penempatan wadah pemeliharaan selama penelitian.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan wadah pemeliharaan benih

Wadah pemeliharaan meliputi bak plastik untuk pemeliharaan benih

bervolume 22 liter yang terlebih dahulu harus disuci hamakan dengan

kaporit (CaOCl) 10 mg/l. Dibilas dengan air steril dan kemudian bak

dijemur hingga kering selama 24 jam dan baru digunakan.

3.4.2 Pengisian air wadah pemeliharaan

Pengisian air bak bervolume 22 liter untuk pemeliharaan benih

dilakukan setelah pengeringan, air yang digunakan berasal dari sumur

bor salinitas 0 ppt. Bak pemeliharaan disi air dengan ketinggian 5-7 cm

dan diendapkan selama 2-3 hari.

MT.27.3

ST.27.1

KT.27.1

ST.27.3 KT.27.2

KT.27.3 MT.27.2

ST.27.2

MT.27.1

KT.31.3 KT.31.3

MT.31.1

ST.31.3 ST.31.1

MT.31.2

KT.31.1

ST.31.2

MT.31.3

Page 42: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

25

3.4.3 Pembuatan hormon ekstrak steroid teripang

1. Pengeluaran dan pemisahan jeroan teripang dari daging teripang

diikuti pengawetan sementara dalam freezer suhu 4°C.

2. Ekstraksi lemak teripang dengan maserasi pada jeroan teripang

dengan pelarut etanol menggunakan cara refluks dengan

perbandingan bahan dan pelarut = 1:2 (berat/volume) pada suhu

40°-50° (selama 3-4 jam atau hingga pelarut habis).

3. Sentrifugasi hasil ekstrak pada kecepatan 3000 rpm selama 15

menit (suhu 4°C).

4. Supernatan hasil sentrifugasi dievaporasi dengan rotary vacuum

evaporator hingga seluruh pelarut menguap (suhu 55°C).

5. Supernatan hasil sentrifugasi dicampur dengan 50 ml KOH 1 M

dan direfluks kembali dalam suhu 70°C selama 1 jam, kemudian

campuran hasil refluks didinginkan dengan penambahan akuades

sebanyak 100 ml.

6. Campuran refluks dimasukkan ke dalam tabung pemisah dan

disabunkan dengan dietil eter sebanyak 100 ml, kemudian dikocok

dan diendapkan hingga diperoleh supernatan dan residu. Residu

dipisah dan disabunkan kembali dengan cara yang sama hingga

diperoleh supernatant kedua dan ketiga.

7. Semua supernatan yang diperoleh digabungkan, dimasukkan ke

dalam corong untuk dicuci dengan aquades 40 ml sebanyak 3 kali

Page 43: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

26

8. Residu yang diperoleh dipisahkan dan ditambah KOH 0,5 M 40 ml

dan 1 tetes phenol ptalin (pp), kemudian dikocok dan didiamkan

hingga terbentuk dua fasa.

9. Dua fasa yang terbentuk dipisah, kemudian supernatan yang

diperoleh ditambahkan 40 ml aquades, dikocok dan didiamkan

kembali hingga terbentuk dua fasa, lalu dipisahkan kembali.

10. Supernatan ditambah KOH 0,5 M 40 ml, dikocok dan didiamkan

kembali hingga terbentuk dua fasa, lalu dipisahkan kembali

11. Supernatan dicuci dengan aquades hingga tidak terbentuk lagi

warna merah muda jika ditambahkan indikator phenol ptalin (pp).

12. Larutan yang diperoleh kemudian dievaporasi dengan rotary

vacuum evaporator hingga seluruh pelarut menguap (suhu 55° C).

13. Ekstrak steroid asal teripang pasir diperoleh dan siap digunakan.

3.4.4 Pencampuran hormon steroid dalam pakan

Perlakuan dengan pakan berhormon dilakukan dengan mencampurkan

hormon dalam pakan pelet (buatan) berjenis tenggelam yang berasal

dari Gemma Farm (Klaten) dengan kandungan protein 40%, air 12%,

lemak 6% dan serat 3%. Pakan berhormon dibuat dengan dosis 50 mg

/kg pakan steroid ekstrak teripang pasir dan 50 mg /kg pakan hormon

17α-metiltestosteron. Adapun cara pembuatan pakan berhormon

sebagai berikut :

1. Menimbang 50 mg steroid ekstrak teripang pasir dan hormon 17α

metiltestosteron

Page 44: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

27

2. Hormon steroid dilarutkan dalam 250 ml alkohol 70% untuk satu

kilogram pakan

3. Memasukkan hormon steroid dalam alat penyemprot

4. Larutan hormon steroid disemprotkan pada pakan secara merata

5. Mengaduk dan kering udarakan selama 24 jam sampai alkohol

menguap

6. Menyimpan pakan dalam wadah tertutup.

3.5 Pelaksanan Penelitian

3.5.1 Persiapan wadah pemeliharaan benih

Wadah pemelihaaraan benih menggunakan bak plastik bervolume 22

liter dengan diameter 50x50x30 cm. Sebelum digunakan bak

dibersihkan dan direndam menggunakan kaporit (CaOCl) 10 mg/l,

untuk mensterilkan. Bak pemeliharaan diberi label sesuai dengan

rancangan penempatan penelitian. Bak pemeliharaan diisi air dengan

ketinggian 5-7 cm dan diberi aerasi pada setiap bak pemeliharaan dan

selanjutnya pengaturan suhu air dengan heater.

3.5.2 Persiapan lobster uji

Juvenil lobster yang akan digunakan pada penelitian berumur ± 2-3

minggu atau berukuran panjang tubuh 2- 2,5 cm sebanyak 300 ekor

yang berasal dari Gemma Farm (Klaten). Juvenil yang digunakan

secara morfologis dalam kondisi sehat serta memiliki kelengkapan

organ tubuh yang sempurna dan diambil dari induk yang telah terseleksi

Page 45: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

28

baik. Sebelum dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan, juvenil terlebih

dahulu ditimbang untuk mengetahui berat awal (Wo), kemudian benih

diaklimasi sebelum dilepaskan di dalam bak pemeliharaan.

3.5.3 Pemeliharaan lobster uji

Pemeliharaan benih lobster dilakukan selama 50 hari sampai dapat

dibedakan jenis kelaminnya. Benih lobster yang digunakan adalah

benih berukuran 2- 2,5 cm berumur ± 2-3 minggu. Selanjutnya benih

dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan berukuran 50x50x30cm

dengan kepadatan 20 ekor/wadah. Perlakuan dilakukan dengan

pemberian pakan yang mengandung hormon dari ekstrak teripang pasir

dan 17α-metiltestosteron dengan dosis 50 mg/ kg pakan diikuti dengan

pengaturan suhu air sebesar 27°C dan 31°C. Pemberian pakan hormon

dilakukan selama 40 hari kemudian 10 hari diberikan pakan tanpa

hormon. Untuk pengaturan pemberian jumlah pakan sebanyak 8% dari

bobot total juvenil lobster. Frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari

yaitu pagi pukul 09.00 dan sore hari pukul 17.00.

3.5.4 Metode pengambilan sampel pertumbuhan panjang dan bobot

Pengambilan sampel pertumbuhan panjang dan bobot lobster dilakukan

setiap 10 hari sebanyak 40% dari 20 ekor dari tiap-tiap perlakuan.

Pengukuran panjang total menggunakan penggaris plastik dan

penimbangan bobot total lobster menggunakan timbangan digital.

Page 46: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

29

3.5.5 Manajemen kualitas air

Pergantian air sebanyak 30-40% dilakukan setiap 3 hari dengan

membuang air dasar atau kotoran yang mengendap setelah itu

ditambahkan air baru yang telah diendapkan hingga ketinggian air

seperti semula.

3.5.6 Pengukuran kualitas air

Air merupakan faktor penting dalam keberhasilan pemeliharaan larva

lobster air tawar. Oleh karena itu perlu dilakukan pengumpulan data

kualitas air meliputi suhu, DO, pH dan kesadahan. Pengamatan suhu

media pemeliharaan larva dilakukan setiap hari. Pengamatan DO dan

pH dilakukan setiap 3 hari. Suhu diukur dengan thermometer, DO

diukur dengan DO meter, pH diukur dengan pH meter. Data yang

didapat dibuat grafik dan tabel sebagai data pendukung penelitian.

3.6 Pengambilan Data

3.6.1 Panjang total

Panjang total adalah perubahan panjang rata-rata individu pada tiap

perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Panjang total (cm)

ditentukan berdasarkan selisih panjang akhir (Lt) dengan panjang awal

(Lo) pemeliharaan.

Page 47: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

30

Panjang total dihitung berdasarkan rumus Effendi (2004) sebagai

berikut :

Keterangan :

L = Pertumbuhan panjang total (cm)

Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)

Lo = Panjang rata-rata awal (cm)

3.6.2 Pertambahan bobot harian

Pertambahan bobot harian dihitung dengan menggunakan rumus

(Effendie, 2004).

Keterangan :

GR : Laju pertumbuhan harian (g/hari)

Wt : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g)

Wo : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g)

t : Waktu pemeliharaan (hari)

3.6.3 Biomassa

Pertumbuhan biomassa akhir adalah selisih antara bobot basah pada

akhir penelitian dengan bobot basah pada awal penelitian. Menurut

Effendie (2004) rumus mencari biomassa adalah:

t

WoWtGR

L = Lt - Lo

Page 48: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

31

Keterangan :

W = Biomassa (gram)

Wt = Biomassa pada akhir penelitian (gram)

Wo = Biomassa pada awal penelitian (gram)

3.6.4 Kelulushidupan

Tingkat kelulushidupan populasi merupakan nilai persentase jumlah

individu/ lobster yang berpeluang hidup selama masa pemeliharaan

tertentu untuk menentukan produksi yang akan diperoleh (Najayati,

1992).

Kelulushidupan lobster dihitung sesuai Effendie (2004):

Keterangan:

SR = Kelulushidupan lobster uji (%)

Nt = Jumlah lobster uji pada akhir penelitian (ekor).

No = Jumlah lobster uji pada awal penelitian (ekor)

3.6.5 Konversi pakan

Konversi pakan merupakan banyaknya pakan yang harus diberikan

kepada ikan agar menghasilkan pertambahan bobot 1 kg (Effendi,

∆ W = Wt – Wo

Nt

SR = x 100%

No

Page 49: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

32

2004). Konversi pakan merupakan indikator untuk menentukan

efektivitas penggunaan pakan dan evaluasi kualitas pakan.

Perbandingan konversi pakan dihitung berdasarkan Effendi (2004):

F

FCR = (Wt+D) – Wo

Keterangan :

FCR = Perbandingan konversi pakan

F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharan (kg)

Wt = Bobot ikan saat akhir pemeliharaan (kg)

D = Bobot ikan yang mati selama pemeliharaan (kg)

Wo = Bobot saat awal pemeliharaan (kg)

3.6.6 Keberhasilan pembentukan jenis kelamin

Pengamatan jenis kelamin dilakukan pada akhir penelitian. Nisbah

kelamin dihitung dengan membagi antar jumlah salah satu jenis

kelamin dibagi dengan jumlah total lobster yang hidup hingga akhir

percobaan dikali dengan 100 % diukur dengan menggunakan rumus:

J (%) = Jumlah lobster jantan x 100%

Jumlah lobster sampel

B (%) = Jumlah lobster betina x 100%

Jumlah lobster sampel

I (%) = Jumlah ikan interseks x 100%

Jumlah lobster sampel

Page 50: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

33

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain pertumbuhan panjang total,

laju pertumbuhan bobot harian, biomassa, kelulushidupan, konversi pakan

dan keberhasilan pembentukan jenis kelamin. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan analisis ragam, jika terdapat perbedaan yang nyata

maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5%

menggunakan program SPSS 19.

Page 51: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Pemberian hormon steroid teripang pasir dan 17α metiltestosteron 50

mg/kg pakan terhadap pembalikan kelamin (sex reversal) menuju individu

jantan pada LAT (Cherax quadricarinatus) memiliki persentase tertinggi

pada suhu 27°C yaitu 75,16% dan 73,79%

2. Pemberian hormon steroid teripang pasir lebih efektif dalam pembalikan

kelamin (sex reversal) menuju individu jantan pada LAT (Cherax

quadricarinatus) jika dibandingkan dengan 17α metiltestosteron baik pada

suhu 27°C maupun 31°C yaitu 75,16% dan 62,5%

5.2 Saran

1. Hormon steroid teripang (Holothuria scabra) terbukt cukup efektif dalam

pembalikan kelamin (sex reversal), sehingga perlu adanya penelitian

mengenai jenis-jenis teripang lain yang berpotensi menghasilkan hormon

steroid untuk pembalikan kelamin (sex reversal).

2. Perlu dilakukan budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) untuk

memperoleh sumber hormon steroid yang lebih mudah.

Page 52: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

71

DAFTAR PUSTAKA

Anthony JC, Anthony TG, Layman DK. (1999). Leucine supplementation

enchance skeleton muscles recovery in rats following exercise. The Journal

of Nutrition 129: 1102-1106.

Arfah H, Mariam S, Alimuddin. (2005). Pengaruh suhu terhadap reproduksi dan

nisbah kelamin ikan gapi Poecilia reticulata. Jurnal Akuakultur Indonesia

4: 1–4.

Arfah H. (2008). Efektivitas madu terhadap pengarahan kelamin ikan gapi

Poecilia reticulata. Jurnal Akuakultur Indonesia 6: 155-160.

Arifin, M.Z. (1991). Budidaya Lele. Dohara prize. Semarang.

Arisandi. (2007). Efektivitas ekstrak steroid teripang untuk memanipulasi kelamin

udang galah (tesis). Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ayuningtyas. (2005). Alih kelamin jantan ikan nila menggunakan 17α

metiltestosteron melalui pakan dan peningkatan suhu. Jurnal Akuakultur

Indonesia 14: 159–163.

Barrett, G.M., Bardi, M., Guillen, A.K.Z., Mori, A., and Shimizu, K. (2005).

Regulation of Sexual Behaviour in Male Macaques by Sex Steroid

Modulation of the Serotonergic System. Experimental Physiology 91(2):

445-456.

Brotowijoyo, M. D., Dj. Tribawono., E. Mulbyantoro. (1995).Pengantar

Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Carman O, Jamal MY, Alimuddin. (2008). Pemberian 17α-metiltestosteron

melalui pakan meningkatkan persentase kelamin jantan lobster air tawar

Cherax quadricarinatus. Jurnal Akuakultur Indonesia 7: 25–32.

Chatain B, E Saillant dan S Peruzzi. (1999). Production of monosex male

populations of European seabass, Dicentrarchus labrax L. by use of the

synthetic androgen 17-methyldehydrotestosterone. Aquaculture, 178: 225-

234.

Page 53: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

72

Craig CR, Stitzel RE. (1997). Modern pharmacology with clinical application.

Boston: Little Brown and Company.

Curtis M.C. and C.M. Jones. (1995). Observations on monosex culture of redclaw

crayfish Cherax quadricarinatus Von Martens (Decapoda: Parastacidae) in

earthern ponds. J. World Aquaculture Soc. 26: 154-158.

Dewi, K.H. (2008). Kajian ekstraksi steroid teripang pasir (Holothuria scabra J.)

sebagai sumber testosteron alami [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Dharmananda S (2003). Gallnuts and the uses of tannins in Chinese medicine. A

paper Delivered at the Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon.

Donaldson ED, Benfey TJ. (1987). Current status of induced sex manipulation. Di

dalam : Reproductive physiology of fish. Proceeding of Third International

Symposium. St. John's, Newfounland, p. 108-119.

Dunham, R.A. (2004). Aquaculture and Fisheries Biotechnology: Genetic

Approaches. Department of Fisheries and Applied Aquacultures. Auburn

University Alabama. USA. CABI Publishing.

Edgerton, B.F. (2005). Freshwater crayfish production for poverty alleviation.

World Aquaculture 36: 48-64.

Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. Jakarta : Penebar Swadaya.

Effendi. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

El-Fotoh Abou EM, Ayyat MS, Abd El Rahman GA, Farag ME. (2014). Mono

sex male production in Nile tilapia Oreochromis niloticus using different

water temperatures. Journal of Agricultural Research 41: 1–9.

Emilda. (2015). Pemanfaatan ekstrak steroid asal jeroan teripang untuk sex

reversal pada ikan gapi. Faktor Exacta vol.5. no 4: 336-349.

Fitzpatrick MS, CB Schreck and WL Gale. (1996). Masculinization of tilapia

through immersion in 17α-methyltestosterone or 17α-methyldihydro

testosterone. Aquaculture Collaborative Research Support Program, Oregon

State University, USA.

Fulierton DS. (1980). Steroid dan senyawa terapetik sejenis. Buku teks Wilson

dan Gisvold. Kimia farmasi dan medicinal organik. Editor: Doerge RF.

Edisi VIII, bagian II. J.B. Lippincott Company. Philadelphia-Toronto. USA.

Hal.675-754.

Page 54: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

73

Gale WL, MS Fitzpatrick, M Lucero, WMC Sanchez and CB Schreck. (1999).

Masculinization of nile tilapia (Oreochromis niloticus) by immersion in

androgens. Aquaculture, 178: 349-357.

Goddard,S. (1996). Feed Management Intensive Aquaculture. Chapman and Hall.

New York. 194 hlm.

Hadie, W. dan Hadie, L. E. 2001. Tinjauan tingkah laku reproduski udang galah.

Di dalam: Prosiding Workshop Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah.

Pusat Riset Perikanan Budidaya hlm 56-53.

Handajani, H. (2006). Pengujian Hormon Metiltestosteron Terhadap Keberhasilan

Monosex Jantan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Protein

Fakultas Peternakan-Perikanan UMM, Vol. 13 No. 1 Malang.

Huberman, A. (2000). Shrimp Endocrinology. A review. Aquaculture. 191 : 191-

208.

Harper, J dan G. Jeffrey. (2008). Morphologic effects of the Stress response in

fish. ILAR Journal 50(4):387-396.

Holdich DM and Lowery RS. (1988). Freshwater crayfish: biology management,

and exploitation. London: Croom Helms

Homklin S, Wattanodorn T, Ong SK, Limpiyakorn T (2009) Biodegradation of

17alpha-methyltestosterone and isolation of MT-degrading bacterium from

sediment of Nile tilapia masculinization pond. Water Sci Technol

59(2):261–265.

Iskandar. (2003). Budidaya Lobster Air Tawar. Jurnal Akuakultur Indonesia 4:1-

4.

Jones, C.M. (1995). Production of juvenile redclaw crayfish, Cherax

quadricarinatus (von Martens) (Decapoda, Parastacidae). I. Development of

hatchery and nursery procedures. Aquaculture 138: 221-238.

Karplus, I., A. Sagi, I. Khalaila & A. Barki. (2003). The soft red patch of the

Australian freshwater crayfish Cherax quadricarinatus (von Martens): a

review and prospects for future research. J. Zool. Lond. 259: 375-379.

Kuhl AJ and Brouwer. (2005). Antiestrogen inhibit xenoestrogen-induced brain

aromatase activity but not prevent xenoestrogen-induced feminization in

Japanese Medaka (Oryzias latipes). Environmental Health Perspectives

Vol. 114/4.

Page 55: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

74

Kusmini, I. I., L. E. Hadie, dan N. Rukminasari. (2001). Pengaruh dosis hormon

17α- metiltestosteron dalam pakan terhadap peningkatan proporsi kelamin

jantan larva udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Prosiding

workshop hasil penelitian budidaya udang galah. Jakarta. 16 Juli. Hal.: 103

– 106.

Kustiariah. (2006). Isolasi dan Uji Aktivitas Biologis Senyawa Steroid dari

Teripang sebagai Aprodisiaka Alami (Thesis). Bogor : Sekolah

Pascasarjana, IPB.

Law, A.T., Wong, Y.H., and Munafi, A.B.A. (2002). Effect of Hydrogen Ion on

Macrobrachium rosenbergii (de Man) Egg Hatchability in Brackish Water.

Aquaculture 214 : 247 – 251.

Liana YP. (2007). Efektivitas aromatase inhibitor yang diberikan melalui pakan

buatan terhadap sex reversal ikan nila merah Oreochromis sp. Jurnal

Sumberdaya Perairan 2: 1–7.

Masduki, E. (2010). Sex Reversal. SUPM Negeri Bone. Sulawesi Selatan.

Mukti, A.T., Priambodo, B., Rustidja, dan Widodo, M.S., (2002). Optimalisasi

Dosis Hormon Sintetis 17 α-Metiltestosteron dan Lama Perendaman Larva

Ikan Nila (Oreochromis spp.) Terhadap Keberhasilan Perubahan Jenis

Kelamin. http://digilib.brawijaya.ac.id/virtuallibrary/mlgserial/Pdf%

20Material/Biosain%20Edisi%20. diakses pada tanggal 15 April 2005.

Murray, A.P., Muniain, C., Seldes, A.M., and Maier, M. (2001). Patagonicoside A

: a Novel Antifungal Disulfated Triterpene glycoside from the Sea

Cucumber Psolus patagonicus. Tetrahedron 57: 9563-9568.

Najayati http://www.ristek.go.id/ ati, S. (1992). Memelihara Lele Dumbo di

Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurjanah S. (2008). Identifikasi steroid teripang pasir (Holohturia scabra) dan

Bioassay produk teripang sebagai sumber aprodisiak alami dalam upaya

peningkatan nilai tambah teripang. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Pakarainen, T., Zhang, F.P., Makela, S., Poutanen, M., and Huhtaniemi, I.. (2005).

Testosterone Replacement Therapy Induces Spermatogenesis and Partially

Restores Fertility in Luteinizing Hormone Receptor Knockout Mice.

Endocrinology 146(2): 596-606.

Pandian TJ and SG Sheela. (1995). Hormonal induction of sex reversal in fish.

Aquaculture, 138: 1-22.

Page 56: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

75

Pandit NP, and Nakamura M. (2010). Effect of high temperature on survival,

growth, and feed conversion ratio of nile tilapia, Oreochromis niloticus. Our

Nature 8: 219-224.

Patino, R.,K.B. Davis, J. E. Schoore, C. Uguz, C. A. Strussmann, N. C. Parker, B.

A. Simco and C. A Goudie. (1996), Sex differentiation of channel catfish

gonads: Normal development and effects of temperature. Journal of

Experimental Zoology. 276:209–218

Piferrer, F. (2001). Endocrine Sex Control Strategis For Feminization Of Teleosts

Fish. Aquaculture. 197: 229 – 281.

Pranoto, E.N., Widodo, F.M., dan Delianis P. (2012). Kajian Aktivitas Bioaktif

Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria scabra) Terhadap Jamur Candida

albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 1(1): 1-8.

Quackenbush, L. S. (1991). Regulation of Vitellogenesis in Penaeid Shrimp.

Frontiers of shrimp research. Edited by: DeLoach, P. F, Dougherty, W.J,

Davidson, M.A. Elsevier. USA. Pp. 125 – 140.

Riani, Etty, Khaswar Syamsu dan Kaseno. (2008). Pemanfaatan Steroid Teripang

Sebagai Aprodisiaka Alami dan untuk Pegembangan Budidaya Perikanan.

Laporam Eksekutif Hibah Penelitian Pascasarjana HPTP. ITB.

Riani E, K Syamsu., Kaseno, S Nurjanah dan Kurnia. (2005). Pemanfaatan

Steroid Teripang Sebagai Aprosidiaka Alami. Laporan Hibah Penelitian

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Robbins, A. (1996). Androgens and Male Sexual Behavior. Trends Endoclinol

Metab 7:345-359.

Rougeot, C., Jacobs, B., Kestemont, P., and Melard, C. (2002). Sex Control and

Sex Determinism Study in Eurasian Perch Perca fluviatilis, by Use of

Hormonally Sex-Reversed Male Breeders. Aquaculture 211: 81 – 89

Ridzwan, B.H., Kaswandi, M., Azman, Y., and Fuad, M. (2003). Screening for

antibacterial agents in three species of sea cucumbers from coastal areas of

Sabah. General Farmakology Vol 26. No 7 p.1539–1543.

Sagi, A., E. Snir & I. Khalaila. (1997). Sexual differentiation in decapod

crustaceans: role of the androgenic gland. Invert. Reprod. Develop. 31: 55-

61.

Page 57: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

76

Sarida, M. (2008). Efektifitas Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Dalam Produksi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii De Man)

Jantan. Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Lampung.

Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi–II 2008 Universitas

Lampung, 17-18 November 2008. Hlm 197-208.

Setyohadi, D., Wiadnya, G.D.R., dan Soemarno. (2001). Pengaruh Aerasi dan

Resirkulasi Bio – Filter Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Udang Galah,

Macrobrachium rosenbergii (de Man). Biosain, vol.1, No. 1, April 2001.

Hal. 39 – 46.

Shephered CJ dan NJ Bromage. (1988). Intensive fish farming. BPS profesional

books. Oxford London Edinburgh Boston Melbourne.

Sucipto, A., S. Hanif, D. Junaedi, dan T. Yuniarti. (2004). Breeding Program

Produksi Nila Kelamin Jantan di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)

Sukabumi, Jawa Barat. http://defishery.

files.wordpress.com/2009/11/hibridasi-ikan-nila-bbat-sukabumi.pdf.

Sugama, K. (2006). Perbaikan mutu genetik ikan untuk mendukung

pengembangan perikanan budidaya. Perbaikan pertumbuhan ikan nila

dengan seleksi famili (Rudhy Gustiano) pengukuhan professor riset, bidang

perikanan budidaya, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen

Kelautan dan Perikanan. 77 pp.

Sumantadinata, K dan Carman, O. (1995). Teknologi Ginogenesis dan Seks

Reversal dalam Pemuliaan Ikan. Buletin Ilmiah Gukuryoju, Volume I.

Hal.11-18

Susanto dan Supono, (2012). Efektifitas Penggunaan Ekstrak Steroid Teripang

Dalam Sex Reversal Menuju Produksi Massal Lobster Air Tawar (Cherax

quadricarinatus). Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing 2011-2012,

Kemendiknas.

Triajie H. (2008). Efektifitas ekstrak teripang pasir yang telah diformulasikan

terhadap maskulinisasi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) (tesis).

Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tytler, P. and P. Calow. (1985). Fish Energetics: New Perspetives. Croom Helm

Ltd, Sydney, Australia. 394 p.

Wibowo S, Yunizal, Setiabudi E, Erlina MD, Tazwir. (1997). Teknologi

Penanganan dan Pengolahan Teripang (Holothuridea). Jakarta: IPPL Slipi.

Page 58: PENGARUH EKSTRAK STEROID TERIPANG PASIR …digilib.unila.ac.id/26620/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak pengaruh ekstrak steroid teripang pasir (holothuria scabra) dan 17α metiltestosteron

77

Wichins, J.F. and Lee, D.O.C. (2002). Crustacean Farming (Raching and

Culture). Iowa State University Press. Blackwell Science Company. USA.

446 pp.

Widha W. (2003). Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Lobster Air Tawar Jenis

Red Claw (Cherax quadricarinatus, Von Martens; Crustacea; Parastacidae).

Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB, Bogor.

Zairin, M. Jr. (2002). Sex Reversal, Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina.

Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.

Zairin, M. Jr. (2003). Endokrinologi dan Peranannya Bagi Masa Depan

Perikanan Indonesia. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu

Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air. Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Zairin, M. Jr. (2004). Sex Reversal : Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina.

Penebar Swadaya. Jakarta.