Infeksi Bakterial

10
Infeksi Bakterial 1. Staphylococcus aureus Staphylococcus adalah sel sferis gram positif, yang tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur dan merupakan patogen utama pada manusia. Staphylococcus aureus bersifat koagulase positif sehingga membedakannya dari Staphylococcus yang lain. Staphylococcus tidak motil dan tidak berspora, bergerombol dengan diameter lebih kurang 1μm. Beberapa strain memiliki kapsul, non fastidious. Staphylococcus mudah berkembang pada medium bakteriologik dalam lingkungan aerobik atau mikroaerofilik. Organisme ini paling cepat berkembang pada suhu 37 0 C,tetapi suhu yang paling baik adalah suhu ruangan 20 0 -25 0 C. Staphylococcus memproduksi katalase, yang membedakannya dengan streptococcus. Selain itu juga memfermentasikan banyak karbohidrat secara lambat menghasilkan asam laktat bukan gas. Staphylococcus relatif resisten terhadap pengeringan (tahan pada suhu 50 0 C selama 30 menit). Staphylococcus aureus pada medium padat membentuk koloni bulat halus, meninggi dan

description

infection

Transcript of Infeksi Bakterial

Infeksi Bakterial1. Staphylococcus aureus

Staphylococcus adalah sel sferis gram positif, yang tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur dan merupakan patogen utama pada manusia. Staphylococcus aureus bersifat koagulase positif sehingga membedakannya dari Staphylococcus yang lain. Staphylococcus tidak motil dan tidak berspora, bergerombol dengan diameter lebih kurang 1m. Beberapa strain memiliki kapsul, non fastidious. Staphylococcus mudah berkembang pada medium bakteriologik dalam lingkungan aerobik atau mikroaerofilik. Organisme ini paling cepat berkembang pada suhu 370C,tetapi suhu yang paling baik adalah suhu ruangan 200-250C. Staphylococcus memproduksi katalase, yang membedakannya dengan streptococcus. Selain itu juga memfermentasikan banyak karbohidrat secara lambat menghasilkan asam laktat bukan gas. Staphylococcus relatif resisten terhadap pengeringan (tahan pada suhu 500C selama 30 menit). Staphylococcus aureus pada medium padat membentuk koloni bulat halus, meninggi dan berkilau. Pada perbenihan agar darah berwarna kuning keemasan sampai krem atau kadang-kadang berwarna putih. Beberapa strain juga memfermantasikan manitol secara anaerob. Untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus epidermidis, dapat digunakan Mannitol Salt Agar (MSA). MSA merupakan agar nutrien yang selektif dan dapat menjadi indikator keasaman, karena mengandung 1% mannitol, 7.5% NaCl, dan 0.0025% phenol merah yang merupakan indikator asam-basa. Hampir seluruh S. aureus akan memfermentasikan mannitol, sehingga akan menyebabkan daerah di sekeliling kolonimenjadi asam. Asam tersebut akan mengubah warna phenol merah menjadi kuning.Sementara itu, spesies Staphylococcus yang lain gagal memfermentasikan mannitol, sehingga membentuk koloni dengan zona yang tetap berwarna merah atau ungu. Selain MSA, uji koagulase juga dapat membedakan kedua spesies Staphylococcus tersebut. S.aureus merupakan strain yang memproduksi koagulase, sehingga akan membentuk gumpalan (clot) ketika ditumbuhkan dalam plasma. S.aureus dapat menyebabkan konjungtivitis, panopthalmitis, dacycyocystitis akut yang merupakan infeksi sekunder pada kantong mata.

2. Pseudomonas aeruginosaMerupakan bakteri oportunis patogen,obligat aerob, gram negatif berbentuk batang motil. Biasanya banyak ditemukan di tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan binatang. P.aeroginosa biasanya ditemukan sebagai flora normal usus dan kulitmanusia dalam jumlah kecil dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembab. Dapat membentuk koloni pada manusia dan bertindak sebagai saprofit.

P.aeruginosa adalah bakteri obligat aerobyang mudah tumbuh pada banyak jenis medium biakan dan kadang menghasilkan bau manis seperti anggur atau jagung. Pada media selektif mengandung empedu, P.aeruginosa membentuk koloni bulat halus dengan warna fluoresensi kehijauan yaitu pigmen piosianin yang menyebabkan warna kehijauan pada agar. Pseudomonas aeruginosa pada suhu 320-420C, juga bersifat oksidase positif , tidak memfermentasikan karbohidrat. Pseudomonas aeruginosa dapat menginfeksi seluruh bagian tubuh danmenimbulkan berbagai predisposisi pada infeksi kulit, luka bakar, sistitis fibrosis, pneumonia pada pasien intubasi, ISK, septikemia,osteomielitis, edokarditis,otitis eksterna dan media, konjungtivitis, keratitis, dan katarak.

3. Neiserria gonorrhoeaeNiesseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif intraselular, diplokokus, tidak dapat bergerak. Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoea. Masa inkubasi dari Niesseria gonorrhoeae antara 1-10 hari, tapi biasanya sekitar 48 jam. Pada wanita gejalanya lebih sering asimtomatik. Spesimen untuk pemeriksaan diambil dari pus atau sekret yang berasal dari uretra, serviks, rektum, konjungtiva, tenggorokan, atau cairan sinovial untuk dibiakan dan dibuat sediaan apus.

Medium transport untuk Niserria gonorrhoeae adalah medium transport semisolid amies yang spesipik untuk pertumbuhan bakteri ini. Untuk menginkubasi Nieserria gonorrhoeae diperlukan keadaan anaerob atau ruangan yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi untuk memaksimalkan pertumbuahan mikoorganisme ini. Medium selektif untuk N. gonorrhoeae adalah menggunakan tayer martin. Pembenihan tayer martin yangterdiri atas agar coklat ditambah vankomisin, nistatin, dan trimetropin. Berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan gram positif, gram negative, jamur, dan Proteus sp. Setelah bakteri diletakan pada tempat pembenihan tayer martin lalu diinkubasi pada atmosfer CO2 5-10% selama 24 jam pada suhu 370 C, maka akan muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk konveks, berwarna abu-abu atau transparan, mengkilap, meninggi dan mukoid. Uji oksidase digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki enzim cytochrome C oxidase. Enzim oksidase berperan dalam transport electron selama respirasi aerob. Sitokrom oksidase mengkatalis proses oksidase sitokrom yang telah direduksi oleh O2, yang kemudian membentuk H2O dan H2O2. Tes untuk menguji produksi sitokrom oksidase oleh bakteri dilakukan dengan menggunakan reagen pewarna yang bersifat donor electron sehingga mampu bereaksi dengan enzim. Contoh reagen pewarnanya berupa:a. tetrametil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menuangkan satu tetes reagin ini langsung pada koloni bakteri.b. dimetil-p-fenilenediamin dihidroklorida , dilakukan dengan menggoreskan koloni menggunakan lidi pada cakram atau strip oksidase yang mengandung reagen ini.c. p-aminodimetil-anilin oksalat, dilakukan dengan menggoreskan koloni pada kertas yang mengandung reagen ini.Hasilnya positif bila terjadi perubahan warna menjadi ungu kehitaman bisa ditemukan pada Niesseria dan Pseudomonas, negatif bila tidak terjadi perubahan warna, biasa pada Enterobacteriaceae.Metode pembenihan konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan Cystein Tryptic Agar (CTA). Tapi sekarang ini, sudah tidak lagi dilakukan karena banyak metode lain yang lebih cepat dan lebih spesifik. Uji ini digunakan untuk membedakan Neiserria gonorrhoeae dengan jenis Neiserria lainnya. Kandungan yang terdapat pada CTA adalah kasein, cystine, garam inorganic, pewarnaan fenol merah digunakan untuk mendeteksi fermentasi CHO yang akan mengubah warna menjadi kuning, dan dengan menambahkan CHO tertentu dapat melihat apakah bakteri mampu memanfaatkannya untuk tumbuh. Pada Neiserria gonorrhoeae hanya terjadi perubahan warna pada glukosa karena bakteri ini hanya mampu memfermentasi glukosa. Ciri khas dari Niesseria gonorrhoea adalah mampu memfermentasikan glukosa, ini terlihat pada hasil positif pada tabung dengan tutup berwarna kuning.Untuk uji resistensi biasa dilakukan uji beta laktamase yaitu uji resistensi terhadap penislin. Selain uji beta laktamase juga dilakukan uji yodometri, positif jika biakan berwarana merah kehitaman dan uji cefinase yang memperlihatkan warna merah memperlihatkan wana merah berubah menjadi merah muda. Bakteri ini bisa menginfeksi traktus urogenital pada wanita maupun laki-laki dan menybabkan konjungtivitis akut pada neonatus dari ibu penderita gonnorheae urogenital, juga opthalmia neonatus.

4. Haemophilus influenzaeBiasa ditemukan dalam membran mukosa saluran napas atas manusia. Merupakan bakteri gram negatif, berbentuk kokoid atau batang pendek, tetapi jika disimpan terlalu lama akan berubah menjadi bentuk pleomorfik. Salah satu spesies Haemophilus adalah H.influenzae. H.influenzae tumbuh dengan adanya kedua faktor X dan V, sementara Haemophilus spesies lain dapat tumbuh dengan adanya faktor X saja maupun faktor V saja pada agar nutrient. Faktor X atau hemin dihasilkan oleh eritrosit yang lisis di sekitar lapisan Staphylococcus, sementara Staphylococcus sendiri menghasilkan faktor V NAD (Nikotinamida Adenin Dinukleotida). Kedua faktor tersebut memungkinkan koloni. Haemophilus yang kecil dan tipis untuk tumbuh di sekitar lapisan Staphylococcus. Penentuan spesies Haemophilus influenza dapat dilakukan dengan uji ketergantungan pertumbuhan terhadap kedua faktor X dan V. Tes tersebut biasanya dilakukan pada pada agar nutrient yang tidak mengandung kedua faktor X dan V, tetapi diberikan paper disk yang mengandung faktor X saja, faktor V saja, dan faktor X sekaligus V. H. influenza hanya akan tumbuh di sekitar paper disk yang mengandung kedua faktor sekaligus.

Pada medium perbenihan agar darah bakteri ini tumbuh dan membentuk koloni-koloni kecil, bulat, konveks, dan mengkilat, dan jugamemiliki kapsul yang dapat dilihat dengan reaksi serologi (Capsule swelling test). Spesimen untuk biakan dan pemeriksaan yang digunakan adalah berupa usap tenggorok, pus, darah, dan cairan otak. Bakteri ini dapat menyebabkan keadaan seperti meningitis pada anak-anak, konjungtivitis, sinusitis, selulitis, otitis media, epiglotitis, pneumonia, bronkitis dan artritis.1. Apakah yang terlihat secara mikroskopik dan makroskopik pada pemeriksaan mikroorganisme penyebab infeksi penyakit mata?Jawab:a. Mikroskopik:Pada pewarnaan gram terlihat mikroorganisme berbentuk basil kokoid,kokus, sel ragi,pada HSV terlihat selaput pembungkus yang berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi.b. MakroskopikPada infeksi staphylococcus terlihat koloni pada medium padat membentuk koloni bulat halus, meninggi dan berkilau.Pada infeksi Pseudomonas aeruginosa pada media selektif mengandung empedu, membentuk koloni bulat halus dengan warna fluoresensi kehijauan yaitu pigmen piosianin yang menyebabkan warna kehijauan pada agar.Pada infeksi Nieserria gonorrhoeae pada medium selektif tyhayer martin muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk konveks, berwarna abu-abu atau transparan, mengkilap, meninggi dan mukoid.Pada infeksi Haemophilus influenza pada medium perbenihan agar darah bakteri ini tumbuh dan membentuk koloni-koloni kecil, bulat, konveks, dan mengkilat, dan jugamemiliki kapsul yang dapat dilihat dengan reaksi serologi (Capsule swelling test).