Glukosa Darah

4
 Glukosa Darah (Serum/Plasma) Posted by Riswanto on Thursday, March 11, 20 10 Labels: Tes Kimia Darah Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar  pankreas. Hormon-hormon itu adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin. Ins uli n dihasi lka n ole h sel -se l β, men domina si gambar an met abol ik. Hor mon ini men gat ur  pemakaian glukosa melalui banyak cara : meningkatkan pemasukan glukosa dan kalium ke dalam sebagian besar sel; meran gsang sintesis glikog en di hati dan otot; mendor ong perubahan glukosa menjadi asam-asam lemak dan trigliserida; dan meningkatkan sintesis protein, sebagian dari residu metabolisme glukosa. Secara keseluruhan, efek hormone ini adalah untuk mendorong  penyimpanan energi dan meningkatkan pemakaian glukosa. Gl uka gon dihasilkan oleh sel-se l α, meni ngk at kan sintesis pr otei n dan menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa) dalam hati; ia membalikkan efek-efek insulin. Somatostatin dihasilkan oleh sel-sel delta, menghambat sekresi glukagon dan insulin; hormone ini juga menghambat hormone pertumbuhan dan hormone-hormon hipofisis yang mendorong sekresi tiroid dan adrenal. Saat setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar gula darah yang merangsang pankreas me ngh asil kan insuli n untuk mencegah kenai kan kadar gula darah le bi h la nj ut . Insuli n memasukka n gula ke dalam sel sehing ga bis a menghasil kan ener gi atau dis impan sebagai cadangan energi. Adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya, akan  berpengaruh terhadap konsentrasi glukosa dalam darah. Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) ter jad i ji ka ins uli n yan g ber eda r ti dak mencukupi ata u tid ak dapa t ber fungsi deng an bai k; keadaan ini disebut diabetes mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan sa ja , ta npa me mp er ti mbangkan makan te ra khir ) se be sar 200 mg/d l, kadar gl ukos a  plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam setelah makan (post prandial) 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya  diabetes mellitus. Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian glukosa. Uji gula darah pos t prandial bia sanya dilakukan untuk menguj i res pons penderita ter hada p asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah makan (sarapan pagi atau makan siang). Untuk kasus-kas us hiperg likemia atau bahkan hipogl ikemi a yang tak jelas , biasa nya dilak ukan tes toleransi glukosa oral (TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan menja di subjek dari bahan interpret asi diagnostik yang berbed a-beda . Uji toleransi glukosa intravena jarang diindikasikan untuk tujuan diagnosis.

Transcript of Glukosa Darah

5/13/2018 Glukosa Darah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/glukosa-darah 1/4

Glukosa Darah (Serum/Plasma) 

Posted by Riswanto on Thursday, March 11, 2010

Labels: Tes Kimia Darah 

Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati

dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar  pankreas. Hormon-hormon itu adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin.

Insulin dihasilkan oleh sel-sel β, mendominasi gambaran metabolik. Hormon ini mengatur  pemakaian glukosa melalui banyak cara : meningkatkan pemasukan glukosa dan kalium ke

dalam sebagian besar sel; merangsang sintesis glikogen di hati dan otot; mendorong perubahan

glukosa menjadi asam-asam lemak dan trigliserida; dan meningkatkan sintesis protein, sebagiandari residu metabolisme glukosa. Secara keseluruhan, efek hormone ini adalah untuk mendorong

  penyimpanan energi dan meningkatkan pemakaian glukosa.

Glukagon dihasilkan oleh sel-sel α, meningkatkan sintesis protein dan menstimulasi

glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa) dalam hati; ia membalikkanefek-efek insulin. Somatostatin dihasilkan oleh sel-sel delta, menghambat sekresi glukagon daninsulin; hormone ini juga menghambat hormone pertumbuhan dan hormone-hormon hipofisis

yang mendorong sekresi tiroid dan adrenal.

Saat setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar gula darah yang merangsang pankreasmenghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut. Insulin

memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai

cadangan energi. Adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya, akan berpengaruh terhadap konsentrasi glukosa dalam darah.

Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuatatau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)

terjadi jika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik;

keadaan ini disebut diabetes mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapansaja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa

 plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam setelah

makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes mellitus.

Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis glukosa keseluruhan,

dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yangdapat mempengaruhi kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit

hati yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian glukosa.

Uji gula darah post prandial biasanya dilakukan untuk menguji respons penderita terhadapasupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah makan (sarapan pagi atau makan siang).

Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia yang tak jelas, biasanya dilakukan

tes toleransi glukosa oral (TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan

menjadi subjek dari bahan interpretasi diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosaintravena jarang diindikasikan untuk tujuan diagnosis.

5/13/2018 Glukosa Darah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/glukosa-darah 2/4

PROSEDUR 

Jenis spesimen

Dulu, pengukuran glukosa dilakukan dengan menggunakan sampel darah lengkap (whole blood ),

tetapi hampir seluruh laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa dengan sampel serum.

Serum memiliki kadar air yang tinggi daripada darah lengkap, sehingga serum dapat melarutkanlebih banyak glukosa. Untuk mengubah glukosa darah lengkap, kalikan nilai yang diperoleh

dengan 1,15 untuk menghasilkan kadar glukosa serum atau plasma.

Pengumpulan darah dalam tabung bekuan untuk analisis serum memungkinkan terjadinya

metabolisme glukosa dalam sampel oleh sel-sel darah sampai terjadi pemisahan melalui

  pemusingan (sentrifugasi). Jumlah sel darah yang tinggi dapat menyebabkan glikolisis yang berlebihan sehingga terjadi penurunan kadar glukosa. Untuk mencegah glikolisis tersebut, serum

harus segera dipisahkan dari sel-sel darah.

Suhu lingkungan tempat darah disimpan sebelum diperiksa turut mempengaruhi tingkat

glikolisis. Pada suhu kamar, diperkirakan terjadi penurunan kadar glukosa 1-2% per jam.

Sedangkan pada suhu lemari pendingin, glukosa tetap stabil selam beberapa jam di dalam darah.

Penambahan natrium fluoride (NaF) pada sampel darah dapat menghambat glikolisis sehinggakadar glukosa dapat dipertahankan bahkan dalam suhu kamar.

Pengumpulan spesimen

Pengambilan darah harus dilakukan pada lengan yang berlawanan dengan lengan tempat

  pemasangan selang IV. Pengambilan darah pada lengan yang terpasang selang IV dapatdilakukan asalkan aliran selang dihentikan paling tidak selama 5 menit dan lengan diangkat

untuk mengalirkan cairan infuse menjauhi vena-vena. Pencemaran 10% oleh cairan dextrose 5%

(D5W) dapat meningkatkan kadar glukosa dalam sampel sebesar 500 mg/dl atau lebih.

Darah arteri, vena, dan kapiler memiliki kadar glukosa yang setara pada keadaan puasa,

sedangkan setelah makan, kadar vena lebih rendah daripada arteri atau kapiler.

Untuk uji glukosa darah puasa, penderita diminta berpuasa selama 10 jam sejak malam sebelum

diambil darah (misalnya mulai puasa jam 9 malam). Selama berpuasa penderita tidak boleh

melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air  putih. Pagi hari setelah puasa (misalnya jam jam 8 pagi), penderita diambil darah vena 3-5 ml

dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-

abu (berisi NaF). NaF digunakan untuk mencegah glikolisis yang dapat mempengaruhi hasillaboratorium. Penderita diminta untuk makan dan minum seperti biasa, lalu puasa lagi selama 2

 jam. Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh

merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih.

Untuk uji glukosa post prandial, penderita diambil darah vena sebanyak 3-5 ml tepat dua jam

setelah makan, dan dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam

5/13/2018 Glukosa Darah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/glukosa-darah 3/4

tabung tutup abu-abu (berisi NaF). Darah yang telah diperoleh disentrifus, kemudian serum atau

  plasmanya dipisahkan dan diperiksa kadar glukosa.

Untuk uji glukosa darah sewaktu atau acak/random, penderita tidak perlu puasa dan pengambilan

dapat dilakukan di sembarang waktu.

Metodologi

Dahulu, glukosa diperiksa dengan memanfaatkan sifat mereduksi glukosa yang non spesifik dalam suatu reaksi dengan bahan indikator yang memperoleh atau berubah warna jika tereduksi.

Karena banyak jenis pereduksi lain dalam darah yang dapat bereaksi positif, maka dengan

metode ini kadar glukosa bisa lebih tinggi 5-15 mg/dl.

Sekarang, pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik yang lebih spesifik untuk 

glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang

 bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan

enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri)sebagai reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada

suatu elektroda pendeteksi oksigen. Chemistry analyzer  (mesin penganalisis kimiawi) moderndapat menghitung konsentrasi glukosa hanya dalm beberapa menit.

Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor glukosa pribadi yang

dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat

ini memiliki kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga

 protein serum; kadar hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosadarah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi).

Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran alatnya dengan  pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk memperkirakan kemungkinaninterferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat mereka.

NILAI RUJUKAN

• Gula darah sewaktu

DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl;  Darah lengkap : sampai

dengan 120 mg/dl

ANAK : sampai dengan 120 mg/dl

LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl;  Darah lengkap : sampai dengan140 mg/dl.

• Gula darah puasa

5/13/2018 Glukosa Darah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/glukosa-darah 4/4

DEWASA : Serum dan plasma : 70 – 110 mg/dl;  Darah lengkap : 60 – 100 mg/dl;  Nilai panik : kurang dari 40 mg/dl dan > 700 mg/dl

ANAK : Bayi baru lahir : 30 – 80 mg/dl; Anak : 60 – 100 mg/dl

LANSIA : 70 – 120 mg/dl.

• Gula darah post prandial

DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl;  Darah lengkap : sampai

dengan 120 mg/dl

ANAK : sampai dengan 120 mg/dl

LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl;  Darah lengkap : sampai dengan

140 mg/dl.

MASALAH KLINIS

PENINGKATAN KADAR  (hyperglycaemia) : diabetes mellitus, asidosis diabetik, hiperaktivitas

kelenjar adrenal (sindrom Chusing), akromegali, hipertiroidisme, kegemukan (obesitas),

feokromositoma, penyakit hati yang parah, reaksi stress akut (fisik atau emosi), syok, kejang,MCI akut, cedera tabrakan, luka bakar, infeksi, gagal, ginjal, hipotermia aktifitas, pankreatitis

akut, kanker pankreas, CHF, sindrom pasca gastrektomi (dumping syndrome), pembedahan

mayor. Pengaruh obat : ACTH; kortison; diuretik (hidroklorotiazid, furosemid, asam etakrinat);obat anestesi, levodopa.

PENURUNAN KADAR  (hypoglycaemia) : reaksi hipoglikemik (insulin berlebih), hipofungsikorteks adrenal (penyakit Addison), hipopituitarisme, galaktosemia, pembentukan insulin

ektopik oleh tumor/kanker (lambung, hati, paru-paru), malnutrisi, ingesti alkohol akut, penyakit

hati yang berat, sirosis hati, beberapa penyakit penimbunan glikogen, hipoglikemia fungsional

(aktifitas berat), intoleransi fruktosa herediter, eritroblastosis fetalis, hiperinsulinisme. Pengaruhobat : insulin yang berlebih, salisilat, obat antituberkulosis.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium

Obat-obatan (kortison, tiazid, “loop” diuretik) dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

• Trauma, stress dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

• Penundan pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.

• Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.

• Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan kadar guladarah.