EFEK PEMBERIAN FISH OIL TERHADAP KADAR TNF-α...
Transcript of EFEK PEMBERIAN FISH OIL TERHADAP KADAR TNF-α...
EFEK PEMBERIAN FISH OIL TERHADAP KADAR TNF-α PADA KEADAAN DEPRESI
THE EFFECT OF FISH OIL SUPLEMENTATION ON TNF- α LEVEL IN DEPRESSIVE CONDITION
Marani, Agussalim Bukhari, Nurpudji A. Taslim
Bagian Ilmu Gizi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi :
dr. Marani Bagian Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP : 081355303917 Email : [email protected]
Abstrak
Prevalensi gangguan depresi semakin meningkat dan penyebabnya multifaktorial sehingga perlu penaganan secara holistik, diantaranya dengan fish oil yang mengandung omega 3. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek pemberian fish oil terhadap kadar faktor nekrosis tumor Alfa (TNF-α) pada keadaan depresi. Metode penelitian uji klinis acak tersamar tunggal. Tiga puluh empat wanita keadaan depresi dengan indeks massa tubuh ( IMT) 23 – 30 kg/M2, usia 20-50 tahun dibagi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n = 17) mendapat antidepresi dan fish oil (300 mg EPA, 200 mg DHA) 2 x 2 soft gel per hari dan kelompok kontrol (n = 17) mendapat antidepresi saja, selama 8 minggu. Penilaian IMT, Skor Beck Depression Inventory (BDI), asupan nutrisi dan pemeriksaan kadar TNF-α dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan terjadi penurunan rerata kadar TNF-α yang tidak bermakna, 2,67 ± 1,48 pg/ml menjadi 2,34 ± 1,29 pg/ml setelah intervensi ( p = 0,155). Sedangkan kelompok kontrol terjadi peningkatan yang tidak bermakna rerata kadar TNF-α 1,67 ± 0,63 pg/ml menjadi 2,07 ± 1,16 pg/ml setelah intervensi ( p = 0,063). Perbandingan rerata perubahan kadar TNF-α antara kelompok perlakuan (-0,32 ± 1,16) dan kelompok kontrol (0,39 ± 0,87) terdapat perbedaan bermakna, (p = 0,017). Pasien keadaan depresi yang mendapat obat antidepresi dan fish oil terjadi penurunan rerata kadar TNF-α yang lebih besar dibanding pasien keadaan depresi yang mendapat antidepresi saja. Kata Kunci : Fish oil, TNF-α, Depresi Abstract
Comorbid depressive occur frequently and its cause multifactorial so that need holistic intervention, among other with fish oil contain omega 3 . We aims to evaluate the effects of suplementation fish oil on tumor necrosis factor alpha (TNF-α) levels in depressive condition. Methos of the study is single blind randomized controled trial. Thirty-four women in depressive condition with Body Mass Index (BMI) 23 - 30 kg/M2, age 20-50 years, randomised to intervention groups (n=17) received antidepressant and fish oil (300 mg EPA, 200 mg DHA) 2 x 2 soft gel per day and control group (n=17) received antidepressant only, for 8 weeks. Assessment of BMI, Beck Depression Inventory (BDI) Scores, intake of nutrients and the examination of TNF-α levels were obtained before and after intervention. The Results indicate that average of TNF-α level at treatmen group the decrease from 2,67 ± 1,48 pg/ml to 2,34 ± 1,29 pg/ml after intervention, but not significant (p = 0,155), while in the control group there was increase trend from 1,67 ± 0,63 pg/ml to 2,07 ± 1,16 pg/ml after intervention, but no significant (p= 0.063). There was significantly differences in the decrease level of TNF-α before and after intervention between treatment group, 0,32 ± 1,16 pg/ml and control group, 0,39 ± 0,87 pg/ml (p=0,017).The depressive condition patient's who received antidepressant and supplementation fish oil have mean differences of TNF-α levels higher compared with patients received antidepressant only. Key words: Fish oil, TNF-α, depressive symptoms
PENDAHULUAN
Gangguan depresi adalah salah satu gangguan jiwa yang paling sering terjadi.
Prevalensi gangguan depresi pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi
pada usia produktif yaitu 20-50 tahun (Depkes RI, 2007).
Sistem imunitas memegang peranan terjadinya depresi dan pada pasien depresi mayor
terjadi peningkatan biomarker inflamasi. Depresi merupakan proses inflamasi yang ditandai
dengan meningkatnya produksi sitokin proinflamasi seperti IL-1β, IF-γ, dan TNF-α (Miller
dkk., 2008).
Defisiensi omega 3 berkaitan dengan gangguan depresi dan inflamasi sehingga
pemberian fish oil yang mengandung omega 3 dan mempunyai efek antiinflamasi bermanfaat
pada keadaan depresi. Penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk menilai efek pemberian
suplementasi fish oil (omega 3) pada keadaan depresi yang membandingkan kelompok dosis
rendah (1,25 gr omega 3), kelompok dosis tinggi (2,5 gr omega 3) dan kelompok placebo,
mendapatkan terjadi penurunan kadar TNF-α pada kelompok dosis rendah 0,2% dan pada
kelompok dosis tinggi -2,3% sedangkan pada kelompok placebo terjadi peningkatan 12 %
(Kiecolt-Glaser dkk., 2012). Penelitian lain menemukan bahwa pemberian fish oil (omega 3)
menurunkan produksi TNF-α oleh makrofag yang diinduksi lipopolisakarida pada tikus
(Novak dkk., 2003). Mengkonsumsi ikan yang mengandung asam lemak omega 3 dapat
menurunkan ekspresi TNF-α (Rudkowska dkk., 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek pemberian fish oil yang mengandung
asam lemak omega 3 terhadap proses inflamasi dengan mengukur kadar TNF-α pada
keadaan depresi yang dinilai berdasarkan skor BDI.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya serta RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar tunggal.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah pasien depresi yang berkunjung di poliklinik Jiwa RSUP Wahidin
Sudirohusodo dan jejaringnya serta RSKD Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel sebanyak 34
orang adalah pasien keadaan depresi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu skor BDI > 16,
IMT 23 – 30 kg/M2, wanita usia 20 – 50 tahun dan bersedia untuk mengikuti penelitian ini
dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi penelitian adalah tidak
menderita skizoprenia, tidak menderita penyakit/infeksi kronik. Penelitian ini mendapat
persetujuan Etik dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Informasi
dan penjelasan rinci tentang penelitian diberitahukan kepada pasien yang memenuhi kriteria
inklusi.
Sampel penelitian dialokasikan dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan yang
mendapat anti depresi dan fish oil 1 gr (500 mg omega 3, 300 mg EPA, 200 mg DHA) 2 x 2
soft gel per hari dan kelompok kontrol yang hanya mendapat anti depresi selama 8 minggu,
dapat dilihat pada gambar 1 tentang alur penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Data dasar tentang identitas pasien tentang nama, umur, dan jenis kelamin
diperoleh dengan menggunakan formulir. Data keadaan depresi dinilai dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuesioner) berdasarkan skor BDI, data IMT yang diukur adalah tinggi
badan dengan menggunakan microtoice dengan ketelitian 0.1 cm dan Berat badan dengan
menggunakan Timbangan dengan ketelitian 0.1 cm. Data asupan nutrisi diperoleh dengan
wawancara dan menggunakan formulir Food Recall 24 jam yang dianalisis dengan
nutrisurvey versi Indonesia dan kadar TNF alfa diperiksa di laboratorium Prodia dengan
metode ELISA .
Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science
(SPSS-x). Analisis Data diawali dengan uji normalitas distribusi data. Untuk membandingkan
kadar TNF-α sebelum dan sesudah intervensi baik pada kelompok perlakuan maupun pada
kelompok kontrol, dianalisis dengan uji Wilcoxon. Untuk membandingkan perubahan kadar
TNF-α antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dianalisis dengan Uji Mann
Whitney. Batas kemaknaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 5% (p = 0,05).
HASIL
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik dan asupan nutrisi sampel, semua berjenis
kelamin perempuan, berumur 23 - 50 tahun, pada kelompok perlakuan berkisar 23 - 47
tahun dan kelompok kontrol berkisar 32 - 50 tahun. Rerata IMT sampel penelitian adalah
28,02 ± 2,37 pada kelompok perlakuan 27,57 ± 2,25 sedang pada kelompok kontrol 26,76 ±
2,49 pada awal penelitian tidak berbeda signifikan, p = 0,258 dengan uji t tidak berpasangan.
Rerata skor BDI pada kelompok perlakuan 22,13 ± 4,60 sedang pada kelompok kontrol
21,88 ± 3,667 pada awal penelitian tidak berbeda signifikan nilai p = 0,849 dengan uji Mann
Whitney. Asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, kolesterol dam PUFA tidak terdapat
perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol pada awal penelitian.
Tabel 2 memperlihatkan perubahan kadar TNF-α pada kelompok perlakuan terjadi
penurunan rerata kadar TNF- α sebelum (2,6781±1,4868) dan sesudah (2,3494±1,2911)
intervensi, tetapi tidak bermakna, nilai p = 0,155 dengan uji Wilcoxon, sedangkan pada
kelompok kontrol terjadi peningkatan rerata kadar TNF- α sebelum (1,6794 ± 0,6321) dan
sesudah (2,0788 ± 1,1675) intervensi, tetapi tidak bermakna, nilai p = 0,063 dengan uji
Wilcoxon.
Tabel 3 menunjukkan perbandingan rerata perubahan kadar TNF-α antara kelompok
perlakuan (-0,3288±1,1661) dan kelompok kontrol (0,3994±0,8719) terdapat perbedaan
bermakna, nilai p = 0,017 dengan uji Mann Whitney.
PEMBAHASAN
Perbandingan perubahan kadar TNF-α antara kelompok perlakuan dengan kelompok
kontrol terdapat perbedaan bermakna. Hasil tersebut sesuai yang diharapkan, bahwa pada
kelompok perlakuan terjadi penurunan rerata kadar TNF-α yang lebih besar dibanding pada
kelompok control karena pada keadaan depresi merupakan inflamasi low grade yang kronik.
Pemberian fish oil yang mengandung omega 3 mempunyai efek antiinflamasi demikian juga
pemberian antidepresi juga mempunyai efek anti inflamasi. Hasil tersebut sesuai yang
ditemukan penelitian sebelumnya, yang menilai hubungan omega 3, depresi dan proses
inflamasi, dengan mengukur IL-6, TNF-α dan reseptor IL-6 menunjukkan bahwa sampel
dengan diet rasio omega 6 : omega 3 yang tinggi memiliki kecenderungan mengalami depresi
lebih tinggi dan memiliki kadar IL-6 dan TNF-α yang juga lebih besar sehingga
meningkatkan resiko inflamasi. Sebaliknya sampel yang mendapat asupan Omega 3 yang
cukup terjadi perbaikan mood, mencegah penyakit kardiovaskular, inflamasi dan penyakit
autoimun (Kiecolt-Glaser dkk., 2011). Penelitian lain menyimpulkan bahwa fish oil (EPA)
dapat memperbaiki depresi melalui efek antiinflammation dan upregulasi pada NGF (Song
dkk., 2009). Menurut Mamalakis (2006) defisiensi omega 3 mempengaruhi kondisi kesehatan
yang dapat menyebabkan gangguan depresi dan gangguan pemusatan perhatian. Pemberian
1 gram omega 3 (EPA) selama 2 bulan dapat memperbaiki mood dan memperbaiki gejala
klinis depresi tanpa efek samping (Zanarini dkk., 2003).
Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan yang tidak bermakna rerata kadar TNF-α.
Penurunan yang tidak bermakna pada penelitian ini karena waktu intervensi hanya 8 minggu.
Rudkowska dkk (2010) melaporkan terjadi penurunan ekspresi TNF-α oleh makrofag sebesar
9 – 11 % setelah pemberian omega 3 dikombinasi dengan protein ikan terhidrolisa (FPH).
Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa pemberian omega 3 menurunkan produksi
TNF-α oleh makrofag yang diinduksi lipopolisakarida pada tikus (Novak dkk., 2003). Hasil
tersebut berbeda yang didapatkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan pemberian
omega 3 tidak menurunkan kadar TNF-α, bahkan pemberian DHA secara bermakna
meningkatkan ratio IFN-γ/IL-10 dan EPA tidak bermakna meningkatkan produksi sitokin,
sedangkan AA menurunkan kadar TNF-α secara bermakna (Maes dkk., 2007).
Pada kelompok kontrol kadar TNF-α terjadi peningkatan yang tidak bermakna,
setelah intervensi, hal ini terjadi karena faktor genetik yang tidak dikontrol dan adanya
stressor yang tidak teridentifikasi yang menyebabkan peningkatatan kadar TNF-α. Hasil
tersebut sesuai dengan meta-analysisis oleh Hannestad dkk (2011) menyimpulkan bahwa
terapi antidepresi tidak menurunkan kadar TNF-α tetapai dapat memperbaiki keadaan depresi.
Pengaruh pemberian fish oil terhadap kadar TNF-α pada pasien keadaan depresi dapat
dijelaskan melalui beberapa mekanisme yaitu EPA dan DHA dapat menghambat produksi
sitokin melalui pathway eikosanoik (menekan produksi eikosanoik oleh AA terutama PGE2)
dan juga secara langsung dapat mempengaruhi signal intraseluler yang selanjutnya
menghambat aktivasi faktor transkripsi seperti NF-kB serta mengubah mikroorganisasi
membrane plasma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa EPA dapat menghambat
ekspresi TNF-α melalui penghambatan aktivasi NF-kB dan EPA mencegah aktivasi NF-kB
dengan menghambat fosforilasi dari IkB-α (Zhao dkk., 2004; Chapkin dkk., 2009). Sintesis
sitokin diatur oleh NF-κB. Secara in vitro EPA mencegah aktivasi NF-κB dan ekspresi TNF-
α mRNA yang diinduksi oleh LPS (Duda, 2009). Efek omega 3 (DHA) pada depresi
dimediasi melalui inhibisi produksi sitokin proinflamasi (Bradbury dkk., 2012).
Faktor yang mempengaruhi proses inflamasi dan keterlibatan sitokin pada keadaan
depresi sangat kompleks, seperti status gizi (IMT), penyakit/infeksi kronik, umur, jenis
kelamin, dan asupan nutrisi. Pada penelitian ini hal tersebut dikendalikan sedangkan beberapa
faktor seperti stressor psikososial, faktor genetik dan lama menderita depresi, onset depresi
(depresi pertama atau depresi berulang) serta lama mengkonsumsi antidepresi merupakan
variabel perancu yang tidak dikontrol pada penelitian ini.
Kelebihan penelitian ini adalah merupakan penelitian uji klinis acak tersamar tunggal.
Pada penelitian ini sampel semua perempuan, umur dibatasi 20 – 50 tahun yang menilai efek
fish oil (omega 3) terdadap kadar TNF-α, suatu sitokin proinflamasi pada keadaan depresi .
Keterbatasan penelitian ini pertama penilaian skor depresi dengan BDI hanya
menunjukkan keadaan depresi, lama keadaan depresi beragam. Kedua penilaian asupan gizi
dengan metode food recall 24 jam, dimana recall bisa bias, sampel lupa atau tidak melaporkan
hal yang sebenarnya, bias interviewer terjadi perbedaan persepsi antara sampel dengan
pewawancara tentang porsi makanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pasien keadaan depresi yang mendapat suplementasi fish oil dan antidepresi terjadi
penurunan rerata perubahan kadar TNF – α yang lebih besar dibanding dengan pasien
keadaan depresi yang hanya mendapat antidepresi. Pemberian fish oil pada pasien keadaan
depresi dapat dipertimbangkan. Perlu dilakukan penelitian dengan rancangan dan dosis yang
sama tetapi menilai kadar omega 3, serotonin dan kadar CRH plasma.
DAFTAR PUSTAKA
Bradbury J., Brooks L., Myers SP., (2012). Are The Adaptogenic Effect of Omega 3
Fatty Acid Mediated via Inhibition of Proimflamatory Cytokines ?. Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Volume, Article ID 209197, 14 pages doi:10.1155/2012/209197.
Chapkin RS, Kim W, Lupton JR, McMurray DN. (2009). Dietary Docosahexanoic And Eicosapentaenoic Acid : Emerging Mediators of Inflamation. Prostaglandins, Leukot, Essent Fatty Acid. 81 (2-3) : 187 – 191.
Departemen Kesehatan RI. ( 2007). Farmaceutikal Care Untuk Penderita Gangguan Depressif. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen BinaKefarmasian.
Duda MK, O’Shea KM, Stanley WC. (2009). Review ω – 3 Polyunsaturated Fatty Acid Supplementation for The Treatment of Heart Failure : Mechanisms and Clinical Potential. Cardiovasc. Research : 84 : 33 – 41.
Hannestad J, Gioia ND, and Bloch M. (2011). The Effect of Antidepressant Medication treatment on Serum Levels of Inflamatory Cytokines : A Meta-Analysis. Neuropsychopharmacology, 36 : 2452 – 2459.
Kiecolt-Glaser, J.K., Belury, M.A., Andridge R., Malarkey WB., Glaser, R. (2011) Omega 3 Supplementation Lowers Inflammation and Anxiety in Medical Students: A randomized controlled trial. Journal Brain Behav. Immun, 20 : 1-11.
Kiecolt-Glaser, J.K., Belury, M.A., Andridge R., Malarkey WB., Hwang BS., Glaser, R. (2012). Omega 3 Suplementation Lowers Inflamation in Healthy Midle-Aged and Older Adults: A randomized controlled trial. Journal Brain Behav. Immun 26 : 988-995.
Maes M, Mihaylova I, Kubera M, Bosmans E. (2007) Why Fish oil May Not Always be Aadequate Treatment for Depression or Other Inflamatory Illnesses : Docosahexaenoic Acid, an Omega 3 Polyunsaturated Fatty Acid, Induces a Th-1-Like Immune Respon. Neuroendocrinology Letters. Vol 28 No.6.
Mamalakis G., Kiriakakis M., Tsibinos G., Hatzis C.,Flouri S., Mantzoros C., dkk. (2006). Depression and serum adiponectin and adipose omega 3 and omega-6 fatty acids in adolescents. Journal Pharmacology, Biochemistry and Behavior. 85 : 474–479.
Miller AH, and Raison C. (2008) Immune System Contributions to The Pathophysiology of Depression, Focus. The Journal of lifelong Learning in Psychiatry. Winter. Vol. VI, No.1:36-45.
Rudkowska I., Marcotte B., Pilon G., Lavigne C., Marette A., and Vohl MC. (2010). Fish Nutrients Decrease Expression Levels of Tumor Necrosis Factor-α in Cultured Human Macrophages, Physiol.Genomic, 40 : 189 -194
Novak TE, Babcock TA, Ong E, Jho DH, Helton WS, Espat NJ. (2003) Modulation of lipopolysaccharide-stimulated macrophage tumor necrosis factor-alpha production by omega 3 fatty acid is associated with differential cyclooxygenase-2 protein expression and is independent of interleukin-10. J Surg Res 107: 135-139.
Song C., Zhang XY., and Manku M. (2009). Increased Phospholipase A2 Activity and Inflammatory Response But Decreased Nerve Growth Factor Expression in the Olfactory Bulbectomized Rat Model of Depression: Effects of Chronic Ethyl-Eicosapentaenoate Treatment. The Journal of Neuroscience, January 7, 29 (1) : 14 –22.
Zanarini M.C. and Prankenburg F.R. (2003). Omega 3 Fatty Acid Treatment of Women With Borderline Personality Disorder: A Double-Blind, Placebo-Controlled Pilot Study. Am J Psychiatry, Vol. 160 : 167-169.
Zhao Y, Joshi-Barve S, Barve S, Chen LH. (2004). Eicosapentaenoic acid LPS- induced TNF-α expression by preventing NF-kappaB activation. J Am Coll Nutr, 23: 71–78.
Gambar 1. Alur Penelitian
16 Subjek
16 Subjek
Pasien Keadaan Depresi
Informed Consent 6 orang tdk bersedia
52 Orang
Kriteria Penelitian Eksklusi 12 Orang
5 org : IMT < 18,5 kg/M2
2 org : IMT > 30,5 kg/M2 5 org : Skor BDI < 13
46 Orang Bersedia Ikut Penelitian Ikut penelitian
Randomisasi Tersamar Tunggal 34 Subjek
Kelompok Perlakuan 17 Subjek
Kelompok Kontrol 17 Subjek
Skor BDI Food Recall 24 Jam
Pengukuran Berat Badan Pemeriksaan Kadar TNF-α
Antidepressan (2 Bulan)
Fish Oil + Antidepressan (2 Bulan)
Skor BDI Food Recall 24 Jam
Pengukuran BB Pem. Kadar TNF-α
DO 1 Subjek Tidak bersedia pengambilan darah lagi.
DO 1 Subjek: Tidak bersedia pengambilan darah lagi.
Skor BDI Food Recall 24 Jam
Pengukuran BB Pem. Kadar TNF-α
Analisis Data 16 Subjek
Analisis Data 16 Subjek
Tabel 1. Karakteristik sampel pada awal penelitian Variabel Perlakuan
(n = 16) Kontrol (n = 16)
Nilai p
Umur (Tahun) {median (min-max)} IMT (kg/M2) (Mean ±SD) Skor BDI median (min-max) Asupan Energi (kkal) (mean ± SD) Asupan Protein (gram) (mean ± SD) Asupan Karbohidrat (gram) (mean ± SD) Asupan Lemak (gram) (mean ± SD) Asupan Kolesterol (gram) (mean ± SD) Asupan PUFA (gram) (mean ± SD)
41,50 ( 23-47)
27,5713± 2,2589
20(17 – 28)
1796,250 ± 191,7974
66,725 ± 13,1143
283,138 ± 44,0600
47,550 ± 14,9667
241,581±115,6414
9,094 ± 4,8735
42(32-50)
26,76±2,49
20(17 – 28)
1780,706 ± 241,1361
66,025 ± 13,3568
286,531 ± 52,4458
41,127 ± 12,5810
197,656±108,9703
9,363 ±4,5110
0,308**
0,258*
0,849**
0,830*
0,882*
0,844*
0,199*
0,278*
0,872*
*Uji T Independent, ** Uji Mann Whitney IMT : Indeks Massa Tubuh, BDI : Beck Depression Inventory, PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid Tabel 2. Perbandingan kadar TNF-α, sebelum dan sesudah perlakuan Pada kelompok perlakuan dan Kontrol
Variabel
TNF-α Pre (pg/ml) Median(min-Max)
TNF-α Post (pg/ml) Median(min-Max)
Nilai p
Perlakuan (n=16) Kontrol (n=16)
1,9950 (1,37 - 5,68)
1,44 (0,68-2,69)
1,8800 (1,44 - 6,47)
1,67 (0,88 – 5,25)
0,155
0,063 TNF-α : Tumor Necrosis Factor Alfa Tabel 3. Perbandingan Perubahan kadar TNF alfa antara kelompok perlakuan dan Kontrol Variabel
Perlakuan (n = 16) Median (min-max)
Kontrol (n = 16) Median (min-max)
Nilai p
Perubahan Kadar TNF-α (pg/ml)
-0,2950(-3,01 - 1,83)
0,115(-0,071 – 2,71)
0,017
TNF-α : Tumor Necrosis Factor Alfa