11. SHP

18
EFFECT OF SOURSOP (Annona muricata Linn.) FRUIT JUICE AND SOURSOP LEAF STEW EFFECTS ON IL-1β LIVER TISSUE LEVELS IN RIFAMPICIN INDUCED WISTAR RATS Raharjo, Arief S*, Dewi, Ariani R**, Fadli, M.Zainul ** *Undergraduate Programme, Medical Faculty, Islamic University of Malang **Lecturer, Medical Faculty, Islamic University of Malang ABSTRACT Introduction: Rifampin is an anti-tuberculosis drug which can cause liver sel damage by increasing free radical. Soursop (Annona muricata Linn.) fruit juice and soursop leaf stew contain antioxidants and antiinflammation agents, which is expected to prevent liver damage and restore liver function through inhibiting ROS (Reactive Oxygen Species) production and inflammation process. This study aims to compare the effect of soursop fruit juice and soursop leaf stew in reducing IL-1β liver tissue levels in wistar rats which induced by rifampin. Methods: This is a control group posttest only experimental study, use 28 male wistar rats which divided into 4 groups: negative control group, positive control group which supplementation of rifampin 10mg/kgBB, treatment group 1: supplementation of rifampin 10mg/kgBB + soursop fruit juice 100% and treatment group 2: supplementation of rifampin 10mg/kgBB + soursop leaf stew 100%. The study runs for 6 weeks and then levels of IL-1β was measured. Statistical analysis of this study was using one-way ANOVA followed by post hoc test with LSD (least significant difference), statistical significance was set on p value <0,05. Results: The average of IL-1β liver tissue in negative control group was 547.45±11.78 ng/ml, positive control group was 642.02±8.46 ng/ml, treatment group 1 was 569.74±9.65 ng/ml, and treatment group 2 was 549.02±9.62 ng/ml. Statistic analysis shows that induction 10mg/kgBB rifampin for 6 weeks can increase levels of IL-1β liver tissue significantly (p <0.05). Soursop (Annona muricata Linn.) fruit juice and soursop leaf stew can reduce levels of IL-1β liver tissue significantly (p <0.05). Giving soursop leaf stew can reduce levels of IL-1β close to normal conditions. Conclusions: This study finds that induction of rifampin can significantly increase IL-1β liver tissue levels in rats. Soursop fruit juice and soursop leaf stew can reduce IL-1β liver tissue levels in rifampin 1

description

11. SHP

Transcript of 11. SHP

Page 1: 11. SHP

EFFECT OF SOURSOP (Annona muricata Linn.) FRUIT JUICE AND SOURSOP LEAF STEW EFFECTS ON IL-1β LIVER TISSUE LEVELS IN RIFAMPICIN

INDUCED WISTAR RATS

Raharjo, Arief S*, Dewi, Ariani R**, Fadli, M.Zainul ***Undergraduate Programme, Medical Faculty, Islamic University of Malang

**Lecturer, Medical Faculty, Islamic University of Malang

ABSTRACT

Introduction: Rifampin is an anti-tuberculosis drug which can cause liver sel damage by increasing free radical. Soursop (Annona muricata Linn.) fruit juice and soursop leaf stew contain antioxidants and antiinflammation agents, which is expected to prevent liver damage and restore liver function through inhibiting ROS (Reactive Oxygen Species) production and inflammation process. This study aims to compare the effect of soursop fruit juice and soursop leaf stew in reducing IL-1β liver tissue levels in wistar rats which induced by rifampin.

Methods: This is a control group posttest only experimental study, use 28 male wistar rats which divided into 4 groups: negative control group, positive control group which supplementation of rifampin 10mg/kgBB, treatment group 1: supplementation of rifampin 10mg/kgBB + soursop fruit juice 100% and treatment group 2: supplementation of rifampin 10mg/kgBB + soursop leaf stew 100%. The study runs for 6 weeks and then levels of IL-1β was measured. Statistical analysis of this study was using one-way ANOVA followed by post hoc test with LSD (least significant difference), statistical significance was set on p value <0,05.

Results: The average of IL-1β liver tissue in negative control group was 547.45±11.78 ng/ml, positive control group was 642.02±8.46 ng/ml, treatment group 1 was 569.74±9.65 ng/ml, and treatment group 2 was 549.02±9.62 ng/ml. Statistic analysis shows that induction 10mg/kgBB rifampin for 6 weeks can increase levels of IL-1β liver tissue significantly (p <0.05). Soursop (Annona muricata Linn.) fruit juice and soursop leaf stew can reduce levels of IL-1β liver tissue significantly (p <0.05). Giving soursop leaf stew can reduce levels of IL-1β close to normal conditions.

Conclusions: This study finds that induction of rifampin can significantly increase IL-1β liver tissue levels in rats. Soursop fruit juice and soursop leaf stew can reduce IL-1β liver tissue levels in rifampin induced wistar rats in 6 weeks supplmentation. Soursop leaf stew is more capable in reducing to reduce the levels of IL-1β liver tissue than soursop fruit juice.  Keywords: soursop fruit juice, soursop leaf stew, rifampin induction, IL-1β

1

Page 2: 11. SHP

EFEK PERASAN BUAH DAN REBUSAN DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP KADAR IL-1β JARINGAN HEPAR TIKUS GALUR WISTAR YANG

DIINDUKSI RIFAMPISIN

Raharjo, Arief S*, Dewi, Ariani R**, Fadli, M.Zainul ***Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang

**Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang

ABSTRAK

Pendahuluan: Rifampisin merupakan obat anti tuberkulosis yang dapat merusak sel hepar melalui peningkatkan radikal bebas. Perasan buah dan rebusan daun A. muricata Linn. mengandung antioksidan dan antiinflamasi yang diharapkan mampu mencegah kerusakan hepar dan mengembalikan fungsi hepar, dengan menghambat pembentukan ROS (Reactive Oxygen Species) dan menghambat respon inflamasi. Penelitian ini bertujuan membandingkan efek rebusan daun dengan perasan buah sirsak (A. muricata Linn) terhadap penurunan kadar IL-1β jaringan hepar tikus wistar jantan yang diinduksi Rifampisin.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan control group post test only, menggunakan 28 tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, yakni kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diinduksi rifampisin 10mg/kgBB, kelompok induksi rifampisin + perasan buah sirsak 100% dan kelompok induksi rifampisin + rebusan daun sirsak 100% yang diberikan secara personde lambung selama 6 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan kadar IL-1β. Analisa data menggunakan uji one way ANOVA, dilanjutkan dengan Post Hoc LSD Test dengan signifikansi p< 0.05..Results: Rata-rata IL-1β Jaringan hepar tikus pada kelompok kontrol negatif 547.45±11.78 ng/ml, kelompok kontrol positif 642.02±8.46 ng/ml, kelompok perlakuan 1 (perasan buah 100%) 569.74±9.65 ng/ml, kelompok perlakuan 2 (rebusan daun 100%) 549.02±9.62 ng/ml. Hasil analisa statistik menunjukkan Induksi rifampisin 10mg/kgBB selama 6 minggu dapat meningkatkan kadar IL-1β hepar secara signifikan (p<0,05). Pemberian rebusan daun dan perasan buah A. muricata Linn. mampu menurunkan kadar IL-1β hepar secara signifikan (p<0,05). Pemberian rebusan daun A. muricata Linn. mampu menurunkan kadar IL-1β hingga mendekati kondisi normal

Kesimpulan: Induksi rifampisin mampu meningkatkan kadar IL-1β hepar tikus Wistar. Pemberian rebusan daun dan perasan buah sirsak mampu menurunkan kadar IL-1β hepar tikus Wistar yang diinduksi Rifampicin. Pemberian rebusan daun sirsak (A. muricata Linn) lebih mampu menurunkan kadar IL-1β hepar dibanding pemberian perasan buahnya. Kata kunci : rebusan daun, perasan buah sirsak, induksi rifampisin, IL-1β.

2

Page 3: 11. SHP

PENDAHULUAN

Penyakit tuberkulosis (TB) hingga kini masih menjadi penyebab tertinggi angka kesakitan dan kematian khususnya Indonesia (Kadun,Depkes, 2007). Terapi TB memerlukan waktu yang cukup lama dan tanpa putus, sehingga menguji kepatuhan dari pasien dalam menjalankan terapi. Selain itu efek samping dan toksisitas obat TB juga merupakan ancaman dalam melanjutkan terapi, salah satu efek samping terbanyak ialah kerusakan hepar (Kishore, dkk, 2010). Salah satu OAT (Obat Anti Tuberkulosis) penyebab hepatotoksik adalah Rifampisin (Zulkarnain, 1996).

Rifampisin menginduksi hepatotoksik melalui peningkatan radikal bebas akibat metabolisme pada hepar yang menggunakan enzim sitokrom P-450 (Sodhi, et.al, 1997). Hasil metabolisme obat akan melepaskan OHˉ yang bersifat molekul reaktif (Droge, 2002). Molekul reaktif ini dapat bereaksi dengan makromolekul selular diantaranya protein, lipid, dan DNA sehingga menyebabkan disfungsi protein, peroksidasi lipid, kerusakan DNA, dan stress oksidatif. Mekanisme tersebut menyebabkan apoptosis dan nekrosis hepatosit yang dapat mengaktivasi sistem imun innate (misalnya, sel Kupffer) yang bekerja dengan memproduksi sitokin proinflamasi, misalnya, IL-1β (Holt et al., 2005). Oleh karena itu tubuh membutuhkan antioksidan untuk mengurangi reaksi hepatotoksik, dimana salah satu sumbernya antara lain adalah sirsak (Annona muricata Linn) (Sudarjanto, 2010).

Sirsak di masyarakat sudah banyak di konsumsi untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Masyarakat menggunakan rebusan daun sirsak atau dengan jus buah sirsak (Marjuki, 2009). Buah sirsak mengandung vitamin C, vitamin B1, vitamin E, vitamin A, β-caroten (Lim, 2012). Kandungan pada daun sirsak yaitu alkaloid, flavonoid, acetogenin, tannin (Jannah, 2011).

Berdasarkan penelitian terdahulu, uji fitofarmaka dengan menggunakan metode perebusan daun menghasilkan zat aktif berupa flavonoid (Wiryowidagdo, 2005). Studi oleh Sousa (2010) mengenai uji aktivitas sirsak sebagai antiinflamasi dan antinociceptive mendapatkan bahwa sirsak mengandung alkaloid, acetogenin, flavonoid yang dapat digunakan pada berbagai

macam penyakit seperti reumatik dan neuralgia. Secara farmakologi, flavonoid berfungsi sebagai zat antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan antibakteri (Manoi, dkk, 2009). Flavonoid berpotensi sebagai scavenger Reactive Oxygen Species (ROS) dan membatasi terjadinya stress oksidatif. Flavonoid juga memiliki efek anti inflamasi dengan kemampuan untuk menghambat transcription factors nuclear kappa-B (NF-kB) dan menghambat enzim yang terlibat dalam jalur eicosanoid, termasuk fosfolipase A2, cyclooxygenases dan lipoxygenases, sehingga membatasi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien. (Akhlaghi and Bandy, 2008).

Melihat potensi kandungan zat aktif sirsak serta efek samping hepatotoksik dari pengobatan TB, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efek pemberian perasan buah dan rebusan daun sirsak sebagai antioksidan dan anti inflamasi terhadap kadar IL-1β jaringan hepar yang diinduksi rifampisin.

METODE PENELITIAN

Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

eksperimental laboratorik dengan control group post test only design menggunakan hewan coba tikus Wistar jantan sebanyak 28 ekor, umur 2-2,5 bulan, dengan berat badan 120-140 gram yang diinduksi rifampisin selama 6 minggu serta diberi perasan buah sirsak atau rebusan daun sirsak. Penelian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakutas Kedokteran Universitas Islam Malang dan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Tahapan KerjaPengelompokan dan Adaptasi Hewan Coba

Pembagian kelompok perlakuan dilakukan secara acak menjadi empat kelompok yaitu kontrol negatif (tanpa induksi), kontrol positif (induksi rifampisin 10 mg/kgBB), perlakuan 1 (induksi rifampisin 10 mg/kgBB dan pemberian perasan buah sirsak 100%), perlakuan 2 (induksi rifampisin 10 mg/kgBB dan pemberian rebusan daun sirsak 100%), masing-masing perlakuan diberikan selama 6 minggu, dan sebelumnya di adaptasi selama 1 minggu.

3

Page 4: 11. SHP

Induksi RifampisinRifampisin ditimbang dengan dosis 10

mg/kgBB/ekor kemudian dilarutkan dalam aquades 2ml/ekor. Diberikan per sonde selama 6 minggu pada kontrol positif, perlakuan 1, dan perlakuan 2 setelah tikus diadaptasi selama 1 minggu.

Pembuatan Perasan Buah SirsakBuah sirsak sebelumnya sudah dideterminasi

oleh Balai Materia Medika Malang. Sebelum ditimbang, dilakukan pemilihan buah yang tidak kering dan tidak busuk, kemudian dicuci bersih dan dipisahkan dari kulit serta bijinya. Buah sirsak diperas diambil sarinya saja tanpa penambahan air. Diberikan sebanyak 2ml/ekor per sonde setiap hari, 5 jam setelah pemberian rifampisin.

Pembuatan Rebusan Daun SirsakDaun sirsak sebelumnya sudah dideterminasi

oleh Balai Materia Medika Malang. Dipilih daun yang segar, tidak keriting, dan tidak berbintik. Daun diambil pada baris ke 4-6 dari pucuk batang, sebanyak 10-12 lembar, kemudian dicuci bersih dan direbus pada suhu 90˚C dengan menggunakan 3 gelas (600 cc) aquabides. Perebusan dilakukan sampai air menjadi 1 gelas (200 cc) selanjutnya dimaserasi ±24 jam. Diberikan per sonde sebanyak 2ml/ekor setiap hari.

Pembedahan Hewan CobaPembedahan hewan coba diawali dengan

anastesi secara inhalasi menggunakan kloroform, kemudian tikus dibedah secara vertikal mengikuti garis tengah (linea mediana) dari abdomen menuju ke torak dengan gunting, sampai seluruh rongga abdomen dan torak terbuka. Kemudian diambil organ hepar 1 gram untuk dilakukan pemeriksaan IL-1β.

Pemeriksaan Kadar IL-1β Jaringan HeparPemeriksaan kadar IL-1β jaringan hepar tikus

dilakukan dengan menggunakan metode ELISA Indirect dan kemudian diukur menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm.

Pengelolaan Data Penelitian Data kadar IL-1β jaringan hepar tikus

dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan Post Hoc LSD Test. Sebelum dilakukan one way ANOVA dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil dikatakan bermakna bila nilai p ≤ 0,05.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar, berumur sekitar 2-2,5 bulan, berat badan 120-140 gram. Tikus ini diinduksi dengan rifampisin dan kemudian diinduksi dengan perasan buah sirsak atau rebusan daun sirsak. Karakteristik populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik PopulasiKomponen Kelompok

Kontrol

Negatif

Kontrol

Positif

Perlakuan 1

Perlakuan 2

BB Awal (g) 120-140

120-140

120-140 120-140

BB Akhir (g) 210-230

150-170

180-200 170-190

Jenis kelamin Jantan Jantan Jantan JantanUsia-Awal (minggu)

8-10 8-10 8-10 8-10

Lama adaptasi (hari)

7 7 7 7

Usia-Akhir (minggu)

16-18 14-16 14-16 16-18

Pemberian induksi rifampisin personde (mg/kgBB)

- 10 10 10

Pemberian perasan buah sirsak

Sonde (-)

Sonde (-)

Sonde (+)

Sonde (-)

Pemberian rebusan daun sirsak

Sonde (-)

Sonde (-)

Sonde (-)

Sonde (+)

Jumlah tikus per kelompok

7 7 7 7

Dosis perasan buah sirsak /ekor/hari

- - 100% -

Dosis rebusan daun sirsak/ekor/hari

- - - 100%

Keterangan:Kontrol Negatif :tanpa induksiKontrol Positif :kelompok induksi rifampisin 10mg/kgBB Perlakuan 1 :kelompok induksi rifampisin 10mg/kgBB

dan diinduksi perasan buah sirsak 100%Perlakuan 2 :kelompok induksi rifampisin 10mg.kgBB

dan diinduksi rebusan daun sirsak 100%

4

Page 5: 11. SHP

Pengaruh Pemberian Rifampisin tehadap Kadar IL-1β Hepar.

Efek induksi rifampisin terhadap kadar IL-1β jaringan hepar dapat dilihat pada kelompok kontrol positif (Tabel 2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar IL-1β jaringan hepar tikus kelompok kontrol positif mengalami peningkatan yang signifikan 642.02±8.46 (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol negative 547.45±11.78. Hal ini membuktikan bahwa paparan rifampisin dengan dosis 10 mg/kgBB dapat mengakibatkan kerusakan hepar yang ditandai dengan meningkatnya kadar IL-1β yang merupakan salah satu mediator proinflamasi.

Tabel 2. Rerata Kadar IL-1β Jaringan Hepar No Perlakuan N Rerata ± SD

(ng/ml) P

1. Kontrol Negatif(tanpa induksi) 7 547.45±11.78 0.000

2.Kontrol positif(Induksi Rifampisin)

7 642.02±8.46a 0.000 a

I II0

100200300400500600700

rerata kadar IL-1β

rerata kadar IL-1β

Gambar 5.2. Rerata Kadar IL-1β Hepar Tikus Kelompok Kontrol Negatif dan Kontrol Positif

a : p≤0.05 berbeda signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negative

Keterangan: Kelompok I : Kelompok kontrol negatif, hanya diberikan aquabidestKelompok II: Kelompok kontrol positif, induksi rifampisin

Efek Pemberian Perasan Buah dan Rebusan Daun Annona muricata Linn. terhadap Kadar IL-1β Jaringan Hepar yang Diinduksi Rifampisin

Kadar IL-1β Jaringan hepar tikus wistar jantan yang diinduksi rifampisin 10 mg/kgBB dan diberi perasan buah dan rebusan daun Annona muricata Linn. konsentrasi 100% per sonde selama 6

minggu dapat dilihat pada Tabel 3. Pemeriksaan kadar IL-1β jaringan hepar tikus Wistar dilakukan pada minggu ke 7. Hasil perlakuan 1 dan perlakuan 2 dibandingkan dengan kelompok positif. Penelitian ini mendapatkan bahwa kadar IL-1β jaringan hepar setelah pemberian perasaan buah A. muricata Linn konsentrasi 100% pada tikus Wistar yang diinduksi rifampisin memiliki nilai rerata 569.74±9.65 ng/ml sedangkan pemberian rebusan daun sirsak memberikan nilai rerata 549.02±9.62 ng/ml, keduanya menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan kontrol positif yang memiliki nilai rerata 642.02±8.46 ng/ml (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa perasan buah maupun rebusan daun A. muricata Linn. memiliki kemampuan yang signifikan dalam menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar tikus Wistar yang diinduksi rifampisin.

Rerata kadar IL-1β kelompok perlakuan 2 yang diberikan rebusan daun sirsak (549.02±9.62 ng/ml) tidak berbeda signifikan dengan nilai rerata kadar IL-1β kelompok kontrol negatif (547.45±11.78ng/ml) (p>0.05). Hal tersebut membuktikan bahwa rebusan daun A. muricata Linn. mampu menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar tikus wistar yang diinduksi rifampisin hingga hampir mendekati kadar normal.

Secara singkat, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian rebusan daun sirsak maupun perasan buah sirsak dapat menurunkan kadar IL-1β secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol positif, dimana perasan rebusan daun sirsak memiliki kemampuan menurunkan kadar IL-1β hingga tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif (normal). Hal ini diperkuat dengan analisis statistik dan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

5

Rerata Kadar IL-1 β

547.45±11.78

642.02±8.46a

Kontrol Neatif

Page 6: 11. SHP

Tabel 3. Rerata Kadar IL-1β Jaringan Hepar Tikus Wistar yang Diinduksi Rifampisin setelah Pemberian Perasan Buah atau Rebusan Daun Annona muricata Linn.

No Perlakuan N Rerata ± SD (ng/ml)

1. Kontrol Negatif(tanpa induksi) 7 547.45±11.78

2. Kontrol positif(Induksi Rifampisin) 7 642.02±8.46a

3.

Perlakuan 1 (Persan buah sirsak [100%] dan Induksi Rifampisin 10 mg/kgBB)

7 569.74±9.65abc

4.

Perlakuan 2 (Rebusan daun sirsak [100%] dan Induksi Rifampisin 10 mg/kgBB)

7 549.02±9.62b

I II III IV0

100200300400500600700

rerata kadar IL-1β

rerata kadar IL-1β

Gambar 5.3. Rerata Kadar IL-1β Jaringan Hepar Tikus pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan yang Diinduksi RifampisinKeterangan : a: p ≤ 0.05 berbeda signifikan (LSD post hoc test ANOVA) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatifb: p ≤ 0.05 berbeda signifikan (LSD post hoc test ANOVA) dibandingkan dengan kelompok kontrol positifc: p ≤ 0.05 berbeda signifikan (LSD post hoc test ANOVA) dibandingkan kelompok rebusan daun sirsak

Keterangan : Kelompok I : kontrol negatif Kelompok II : kontrol positif, induksi rifampisin (+) Kelompok III : perasan buah sirsak (+), induksi rifampisin (+) Kelompok IV : rebusan daun sirsak (+), induksi rifampisin (+)

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus strain Wistar (Rattus novergicus), berjenis kelamin jantan, berumur 2-2,5 bulan, dengan berat

badan 120-140 gram dalam kondisi sehat ditandai dengan gerakan yang aktif. Pemilihan hewan coba ini dengan pertimbangan bahwa hewan ini mudah didapatkan, metabolisme tubuh mirip seperti manusia, struktur DNA mirip manusia, mudah dibiakkan, tahan terhadap kondisi laboratorium dan berbagai perlakuan serta anestesi, dan mempunyai sensitifitas tinggi terhadap obat (Farris & Griffith, 1971 dalam Damayanti, 2007).

Tikus jantan dipilih karena tidak mengalami siklus hormonal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pemilihan umur 2 bulan dengan pertimbangan bahwa tikus sudah mencapai umur dewasa, sedangkan berat badan dapat menggambarkan kesehatan hewan coba (Hairrudin, 2006).

Efek Induksi Rifampisin terhadap Kadar IL-1β

Penelitian ini mendapatkan bahwa kadar IL-1β jaringan hepar tikus kelompok kontrol positif yang dipapar rifampisin dengan dosis 10 mg/kgBB mengalami peningkatan yang signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Peningkatan kadar IL-1β yang merupakan salah satu mediator proinflamasi ini menunjukkan bahwa paparan rifampisin dengan dosis 10 mg/kgBB dapat mengakibatkan kerusakan hepar.

Kerusakan hepar akibat rifampisin ini sesuai dengan penelitian Chen (2006) bahwa pemberian rifampisin bersifat hepatotoksik melalui peningkatan proses peroksidasi lipid pada hepar. Hal ini diperkuat pada penelitian Asnasari (2012) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan kadar MDA (malondialdehyde, suatu tanda adanya proses kerusakan sel hepar akibat adanya radikal bebas pada membran lipid) hepar yang merupakan tanda terjadi kerusakan hepar akibat rifampisin. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Agustina (2012) yang manyatakan bahwa induksi rifampisin tanpa pemberian perasan buah atau rebusan daun sirsak dapat meningkatkan kadar AST (aspartate transaminase) dan ALT (alanine transaminase) hepar secara signifikan. Kerusakan hepar akibat rifampisin ini juga sesuai dengan penelitian Angraini (2012, in press, 2012) mendapatkan bahwa induksi rifampisin 10 mg/kgBB dapat menyebabkan stress oksidatif pada hepar yang menyebabkan nekrosis hepatosit.

Rifampisin masuk kedalam tubuh melalui traktus gastrointestinal, diabsorbsi didalam usus halus dan didistribusikan ke hepar untuk dimetabolisme dengan bantuan enzim sitokrom P-

6

Rerata Kadar IL-1 β

547.45±11.78

642.02±8.46a

569.74±9.65abc

549.02±9.62b

Page 7: 11. SHP

450. Rifampisin dimetabolisme oleh hepar dengan bantuan O2 dan sebagai kofaktor NADPH yang dapat menghasilkan radikal superoxide (O2

-). Peningkatan metabolisme oksidatif oleh karena induksi rifampisin akan meningkatkan terbentuknya radikal bebas. Radikal superoksida yang terbentuk akan dikatalisis oleh antioksidan enzimatik (SOD) menjadi hidrogen peroksida dan air. Jika hidrogen peroksida mengalami reaksi fenton maka akan terbentuk radikal hidroksil (Schneider and Alvaro, 2004) sehingga akan menginduksi terjadinya stress oksidatif sel hepar. Terjdinya stress oksidatif akan menyebabkan terjadinya kerusakan membrane sel hepatosit sehingga akan menyebabkan peroksidasi lipid, fragmentasi DNA dan fragmentasi protein sel (Holt, 2005). Kerusakan membrane sel hepatosit akan mengaktifkan enzim fosfolipase A2 yang menyebabkan pemecahan fosfolipid mengakibatkan destruksi fosfolipid yang akan menstimulasi terjadinya respon inflamasi (Robbins dan Kumar, 2007). Jadi berdasarkan hal di atas, diduga bahwa kadar IL-1β jaringan pada hepar tikus kelompok kontrol positif (induksi rifampisin) meningkat karena terjadi kerusakan pada jaringan hepar oleh efek radikal bebas sehingga terjadi peningkatan mediator-mediator inflamasi yaitu IL-1β.

Efek Pemberian Perasan Buah Sirsak atau Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap Kadar IL-1β Jaringan Hepar Tikus yang Diinduksi Rifampisin.

Hasil penelitian ini (Gambar 2) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara kadar IL-1β tikus perlakuan 1 dan perlakuan 2 dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian perasan buah A. muricata Linn. atau pemberian rebusan daun A. muricata Linn. dapat menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar tikus wistar yang diinduksi rifampisin. Hal ini sesuai dengan penelitian Sousa (2010) menyebutkan daun A. muricata Linn. bersifat antiinflamasi dan didukung juga oleh penelitian Wetwitayaklung (2012) dimana buah A. muricata Linn terbukti sebagai antioksidan.

Daun Annona muricata Linn. mengandung alkaloid, flavonoid, acetogenin, dan tanin. Penelitian terdahulu oleh Wiryowidagdo (2005) mendapatkan pada perebusan daun Annona muricata Linn Annona muricata Linn, zat aktif yang muncul adalah flavonoid. Senyawa flavonoid diketahui berfungsi sebagai antioksidan

dan anti inflamasi. Flavonoid sebagai antioksidan bekerja dengan cara menghambat langkah propagasi, yaitu memutus rantai autoksidasi atau disebut juga chain-breaking antioxidants. Senyawa fenol tersebut mendonasikan satu atom hidrogen pada senyawa radikal peroksil (ROO.) diikuti oksidasi lebih lanjut membentuk produk akhir yang stabil nondestruktif. Produk akhir yang dihasilkan tidak akan mempropagasi lebih lanjut reaksi rantai, sehingga tahap propagasi terputus dan pembentukan radikal selanjutnya dapat dicegah (Handoko, 2008).

Chain-breaking antioxidants (AH) bisa bereaksi dengan radikal peroksil dan alkoksil, sehingga dapat menghambat pembentukan, isomerisasi dan dekomposisi hidroperoksida (Windono, 2001). Adanya penghambatan dalam pembentukan radikal tersebut dapat menghambat terjadinya lipid peroksidasi sehingga tidak terjadi kerusakan sel.

Flavonoid sebagai anti inflamasi memiliki kemampuan untuk menghambat enzim yang terlibat dalam jalur eicosanoid, termasuk fosfolipase A2, cyclooxygenases dan lipoxygenases, sehingga membatasi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien. Flavonoid juga bekerja menghambat gen yang diekspresikan oleh transcription factors nuclear kappa-B (NF-kB), dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, seperti Tumor Necrosis Factor (TNF)-α, interleukin (IL)-1β, IL-6, dan interferon-γ, serta agen chemotactic (Akhlaghi and Bandy, 2008).

Perasan buah A. muricata Linn. mengandung antioksidan Vitamin C, Vitamin E, flavonoid dan mineral yang dapat memperbaiki fungsi sel hepar. Kandungan antioksidan terbesar pada buah sirsak adalah vitamin C (Lim, 2012). Vitamin C atau asam askorbat merupakan scavenger kuat yang dapat memecah proses autokatalitik dari proses peroksidasi lipid membrane sel, sehingga dapat memelihara integritas sel (Syahrizal, 2008). Selain itu Vitamin C bisa langsung bereaksi dengan anion superoksida, radikal hidroksi, dan peroksida lipid. Vitamin C mampu menghambat pembentukan radikal superoksida (O2

-), radikal hidroksil (OH-), radikal peroksil (ROO-), oksigen singlet (O2), dan hidrogen peroksida (H2O2). Secara in vitro, vitamin C juga berperan sebagai koantioksidan pada regenerasi bentuk radikal α-tokoferol, gluthatione, dan β-karoten. Sebagai reduktor, vitamin C akan mendonorkan satu electron membentuk radikal semidehidroaskorbat

7

Page 8: 11. SHP

yang bersifat tidak reaktif. Selain itu, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan umum yang bekerja pada sitosol dan cairan ekstraseluler karena memiliki sifat yang larut dalam air (Murray et al., 2003). Vitamin C juga berfungsi untuk memperkuat serta meningkatkan fungsi antioksidan endogen yang berada di dalam hepar, seperti glutathione tereduksi, superoksida dismutase, dan katalase (Gajawat, et.al., 2006). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nahdhiyah (2012) menyatakan bahwa dengan pemberian buah sirsak mampu meningkatkan kadar SOD (Superoksid dismutase, suatu enzim yang berada dalam cairan intraseluler yang berpartisipasi pada proses degradasi senyawa radikal bebas intraseluler) Wresdiyati dkk., 2008) hepar secara signifikan.

Buah sirsak juga mengandung vitamin E (tokoferol) yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam menyumbangkan elektron kepada radikal lipid. Vitamin E berpotensi menghambat peroksidasi lipid karena sebagai scavenger radikal peroksil lipid (LO2

-) dengan mendonorkan atom hidrogennya kepada lipid peroksil radikal (LOO-) dan digantikan dengan radikal α-tokoferol yang kurang reaktif (reaksi 1). α-tokoferol (α-TOH) mungkin juga bereaksi secara langsung dengan pencetus radikal untuk mencegah terbentuknya LOO- (reaksi 2). LOO- juga dieliminasi melalui reaksi antara radikal-radikal dengan α-TO (reaksi 3). Setiap molekul α-TOH mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan dua radikal (Suhartono, 2007).

Buah sirsak juga mengandung senyawa polifenol (Franco, 2006). Senyawa polifenol bekerja dengan menekan pembentukan radikal bebas melalui penghambatan enzim yang terlibat dalam reaksi inflamasi maupun metal ionic chelating serta sebagai free radical scavenging (Suhartono, 2007).

Hasil penelitian (Gambar 2) menunjukkan rerata kadar IL-1β kelompok perlakuan 2 yang diberikan rebusan daun sirsak tidak berbeda signifikan dengan nilai rerata kadar IL-1β kelompok kontrol negatif (p>0.05), sedangkan rerata kadar IL-1β kelompok perlakuan 1 yang diberikan perasan buah sirsak masih berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun baik perasan buah maupun rebusan daun A. muricata Linn. mampu menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar tikus wistar yang diinduksi

rifampisin namun pemberian rebusan daun A. muricata Linn. mampu menurunkan kadar IL-1β hingga mendekati kondisi normal. Hal ini dimungkinkan antara lain oleh adanya kandungan antioksidan dan anti inflamasi dalam daun sirsak sehingga lebih mampu dalam menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar yang mengalami hepatotoksik akibat Rifampisin dibandingkan buah sirsak yang hanya memiliki kadar vitamin C yang cukup tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:1. Penggunaan rifampisin dosis harian 10

mg/kgBB dalam jangka waktu 6 minggu menyebabkan kerusakan hepar yang ditandai dengan peningkatan kadar IL-1β jaringan hepar tikus Wistar.

2. Pemberian perasan buah sirsak maupun pemberian rebusan daun sirsak (Annona muricata Linn.) dapat menurunkan kadar IL-1β jaringan hepar tikus yang diinduksi rifampisin.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, guna pengembangan lebih lanjut peneliti menyarankan:1. Melakukan penelitian lanjutan variasi dosis

perasan buah sirsak dan rebusan daun sirsak yang berbeda untuk mengetahui dosis minimal, dosis efektif, dan dosis maksimal pada masing-masing perlakuan.

2. Melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kandungan dan kadar dosis senyawa aktif yang terdapat dalam perasan buah dan rebusan daun Annona muricata Linn. beserta efek farmakologisnya baik sebagai antioksidan maupun antiinflamasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K & Lichtman, A.H. 2004. Basic Immunology Functions and Disorders of the Immune System. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier.

Adewole, S.O., Ojewole, J.A.O. 2009. Protective effects of Annona muricata linn. (Annonaceae) leaf aqueous extract on serum lipid profiles and oxidative stress in hepatocytes of Streptozotocin-treated diabetic rats. Afr. J. Trad. Cam., 6(1), 30 – 41.

8

Page 9: 11. SHP

Agustina, Nur Laily. 2012. Efek Perasan Buah dan Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap Kadar AST ALT Jaringan Hepar Tikus Wistar yang Diinduksi Rifampisin. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang.

Akhlaghi, M. and Bandy, B. 2008. Mechanisms of Flavonoid Protection Against Myocardial Ischemia-Reperfusion Injury. College of Pharmacy and Nutrition, University of Saskatchewan, Saskatoon, SK, Canada S7N 5C9.

Allen RG, Tressini M. 2000. Oxidative Stress and Gene Regulation. Free Radical Biol Med, 28;2000:463-99.

Angraini, Yushi. 2012. Perbandingan Efek Perasan Buah dan Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap Jumlah Nekrosis Hepatosit Tikus Wistar yang Diinduksi Rifampisin

Arief , Sjamsul. 2006. Radikal Bebas, Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya. (Online), http://www.siumed.edu/dking2/crr/crguide.htm, diakses 4 april 2009.

Aslam, M.;C.K. Tan.;A. Prayitno. 2003. Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy), Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Asnasari, Zaroch Tri, 2012. Perbandingan Efek Antara Perasan Buah Dengan Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Pada Kadar MDA JaringaN Hepar Tikus Wistar Yang Diinduksi Rifampisin.

Bratawijaya dan Rengganis, 2010. Buku Imunologi Dasar Edisi Ke-9, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Bayupurnama, Putut. 2006. Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.

Chandrasoma K, Taylor. 2005. Patologi Anatomi. Edisi 6. EGC. Jakarta.

Chen., Tiang,Ti., and john., Y.L. 2006. Rifampicin Induction of CY3A4 Requires PregnaneX Receptor Cross Talk with Hepatocyte Nuclear Factor 4 abd coactivators, and Supression Of Small Heterodimer Partner Gene Expression, Drug metabolism and Deposition, 34;756-764

Crowther, J.R.2005. Methods in Mollecular Biology. Volume 149: The ELISA Guidebook. New Jersey: Humana Press.

Dinas Kesehatan, 2011. Rifampisin. http://dinkes.tasikmalayakota. go.id/index.php/informasi-obat/356-rifampisin.html. Diakses 16 Maret 2012.

Droge, W. 2002. Free radicals in the physiological control of cell function. Physiol Rev. 82;47-95.

Farris, E.J. And Griffith, J.Q. 1971. The Rat in Laboratory Investigation. Lippincott, Philadelphia. Pa.

Hairrudin, 2006. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jinten Hitam dalam Mencegah Stres Oksidatif Akibat Latihan Olahraga Anerobik pada Tikus Putih. Tesis. Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.

Halliwell, B. and Gutteridge, J.M.C. 1999. Free Radicals In Biology and Medicine Third Edition. New York: Oxford University Press.

Handoko, Siswono Jati. 2008. Efek antioksidan ekstrak etanol 70% daun Salam (Syzygium polyanthum [wight.] Walp.) Pada hati Tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi Karbon tetraklorida (CCl4).Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hargono, D.J., M.W. Winarno, A. Werawati. 2000. Pengaruh Perasan Daun Ngokilo Terhadap Aktivitas Sistem Imun Mencit Putih. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran. No.127-hal.22-29.

Holt, Michael. P and Cynthia Ju. 2006. Mechanisms Of Drug-Induced Liver Injury. Department of Pharmaceutical Sciences, School of Pharmacy, University of Colorado Health Sciences Center, 4200 E 9th Ave, Box C-238, Denver, CO 80262.

Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of Natutal Extracts. London: Chapman and Hall.

Istiantoro, Y.H. dan Setiabudy, Rianto. 2007. Tuberkulostatik dan Leprostatik. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI.

Jannah, Rahmawati Nur. 2010. Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L) Sebagai Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Sawi (Brassica Juncea L). Muhammadiyah Surakarta.

Jawi, I.M, et al., 2008. Sirup atau Ekstrak Air Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Dosis 4 ml Efektif sebagai Antioksidan pada Tikus Putih yang Diberikan Beban Aktifitas Fisik Maksimal, Dexa Media. 21: 4.

Kalsum, Umi, et al., 2010. Efek Analgesia Daun Sirsak pada Tikus Strain Wistar. Malang: Universitas Brawijaya.

Kandun, I Nyoman, et al., 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2 Cetakan pertama. Dirjen P2M-PL. Departemen Kesehatan. Jakarta.

Katzung, B. G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisisi 6. Cetakan 1. Jakarta: EGC.

Kishore PV, Palaian S, et al., 2007. Drug Induced Hepatitis with Anti-tubercular Chemotherapy: Challenges and Difficulties in Treatment. Kathmandu University Medical Journal, Vol. 5, No. 2, Issue 18, 256-260.

Kumar, Vinay., Cotran, R. S., Robbins, S. L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Volume 1, Ed. 7. EGC. Jakarta

9

Page 10: 11. SHP

Kurniasih, R dan A. Wijaya. 2002. Peran Radikal Bebas pada Iskemia-Reperfusi Serebral dan Miokardium. Forum Diagnosticum 1. www.prodia.co.id/files/FD/fdiag_I_2002.pdf. Diakses 22 Juli 2012.

Lee WM. 2003. Drug-Induced Hepatotoxicity. N Engl J Med. 349: 474-85.

Lim, T. K. 2012. Edible Medicinal and Non-Medicinal Planta. Volume 1, Fruits. London New York. Business Media B. V.

Liska, DJ. 1998. The Detoxification Enzyme Systems. Altern Med Rev. 3(3): 187-198.

Lüllmann, Heinz. Et.al. 2000. Color Atlas of Pharmacology. 2nd ed. Thieme Stuttgart. New York.

Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia)(Ten) Steenis Sebagai Obat. Jurnal Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri. Volume 15 Nomor 1:3.

Mardiana, Lina. 2005. Dosis Aman Daun Anti Kanker. Trubus 496-XLII. Hal 19.

Marjuki, Adhe. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Isolat dari Fraksi Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora l.) dengan Metode DPPH. Fakultas Farmasi Universitas Surakarta. Surakarta.

Mclaughlin. 2008. Paw-paw and Cancer Annonaceous Acetogenin from Discovery to Comercial Products. Department of Medicinal Chemistry and Molecular Pharmacology, School of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Purdue University. 71(7):1311–1321

Mehta, Nilesh MD, et al., 2010. Drug-Induced Hepatotoxicity. Department of Gastroenterology and Hepatology.

Moncada S, Higgs A. 2001. Nitric oxide: role in human disease. Encyclopedia of Life Sciences, Disponível em www.els.net em 20 des 2001.

Murray, RK, dkk. 2003. Metabolisme Xenobiotik. Biokimia Herper. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Murianto D.,2012 Efek Uji DPPH Pada Perasan Buah Dan Rebusan Daun Sirsak (Annona murucata L.), Penelitian Pendahuluan, Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang.

Navarro, VJ. 2006. Drug-Related Hepatotoxicity. N Engl J Med 354: 731-9.

Osorio, E., Arango G.J., Jim’enez N., Alzate F., Ruiz G., Guti’errez D., Paco M., Gim’enez A., Robledo S. 2007. Antiprotozoal and Cytotoxic Activities in Vitro of Colombian Annonaceae. Journal of Ethnopharmacology: Vol 111 (630-635)

Pratiwi, R.S. 2010. Suplementasi Pasta Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Meningkatkan Kadar SOD dan Menurunkan MDA Jaringan Paru Tikus Wistar yang Dipapar Asap Rokok Subkronis. Skripsi. Malang: PPD UNISMA.

Prihatni, D.;I. Parwati.;I. Sjahid.;C. Rita. 2005. Efek Hepatotoksik Anti Tuberkulosis Terhadap Kadar Aspartate Aminotransferase Dan Alanine Aminotransferase Serum Penderita Tuberkulosis Paru. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. 12(1): 1-5

Qi, C and Pekala, P.H. 2000. Tumor Necrosis Factor α Induced Insulin Resistance in Adipocyte. Society for experimental Biology and Medicine. 233: 128-135.

Reynertson, K.A. 2007. Phytochemical Analysis of Bioactive Constituens from Edible Myrtaceae Fruit. New York: Dissertation, The City University of New York.

Robbins, S.L., Kumar, V., Cotran, R.S. 2007. Robbins Buku Ajar Patologi I. Edisi 7. Alih Bahasa: Pendit B.U. Jakarta: ECG, pp: 664-669.

Rossenwasser, L.J. 1998. Biologic Activities of IL-1 and its Role in Human Disease. J. Allergy Clin Immunol. 102(3): 344-350

Saleem, Mohamed, et. al. 2008. Hepatoprotective activity of Annona squamosa Linn. On experimental animal model. Vol. 1(3). International Journal of Applied Research in Natural Products, Department of Pharmacology, Himalayan Pharmacy Institute, Majhitar, East Sikkim, India. Department of Pharmacology, K. M. College of Pharmacy, Madurai, Tamilnadu, India.

Schneider C.D., Alvaro R.O. 2004. Oxygen free radicals and exercise:mechanism of synthesis and application to the physical training. Rev Bras Med Esporte Vol.10 No.4.

Setiawati, Arini, et al., 2007. Pengantar Farmakologi. Farmakologi dan terapi. Gaya Baru. Dep. Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Jakarta.

Sodhi, CP, et al. 1997. Study Of Oxidative-Stress in Isoniazid-Rifampicin Induced Hepatic Injury in Young Rats. Us National Library Of Medicine National Institute Of Health.

Soegianto, Benny. 2008. Berbagai Bentuk Gangguan Kesehatan yang Disebabkan oleh Radikal Bebas. http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/mifi/article/viewFile/964/ 961. Diakses tanggal 14 Maret 2010.

Sousa, Orlando Vieira de. 2010. Antinociceptive and Anti-Inflammatory Activities of the Ethanol Extract of Annona muricata L. Leaves in Animal Models. International Journal of Molecular Sciences. 1422-0067.

Stylianou, E.;J. Saklatvala. 1998. Interleukin-1. The International Journal of Biochemistry & Cell Biology. 30: 1075-1079

Sudarjanto. 2010. Manfaat Sirsak, http://sudarjanto.multiply.com/journal/item/6695.

10

Page 11: 11. SHP

Suhartono, Eko, dkk., 2007, Kapita Selekta Biokimia Stres Oksidatif: Dasar & Penyakit, Banjarmasin: Pustaka Benua.

Syahrizal, Dedy. 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase dan Gambaran Histologi Hepar Mencit yang Dipapar Plumbum. Sumatra: Universitas Sumatra Utara

Tambunan, Lastioro Anmi. 2011. Bersandar Pada Daunnya. Trubus 497-XLII. Hal 28.Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.

Wetwitayaklung, Penpun. 2012. Antioxidant Activities of Some Thai and Exotic Fruits Cultivated in Thailand. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. Vol 3: 0975-8585.

Winarsi,Henry. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius. Yogyakarta

Windono T.,S. Soediman, U. Yudawati, et al. 2001. Uji Peredam Radikal Bebas Terhadap DPPH dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis vinivera L). Probolinggo biru dan Bali. Artocarpus Media Pharmaceutika Indonesia. Hal 34043

Wiryowidagdo, Sumali. 2005. Riset Ilmiah Tumbuhan Sarang Semut. (http://www.sarang-semut.co.id/sarang-semut.html).

Wresdiyati Tutik , Made A., Dini F., et al. 2008. Pengaruh α-Tokoferol Terhadap Profil Superoksida Dismutase dan Malondialdehida pada Jaringan Hati Tikus di Bawah Kondisi Stres, Jurnal Veteriner.

Zaif. 2009. Sirsak (Annona muricata Linn). http://biologionline.wordpress.com

Zuhud, E. A. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka

11