Post on 25-Oct-2015
RUMUS PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN (DROP VOLTAGE)
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH™
Beban di ujung dan seimbang :
% Drop Voltage = (S*L*(R*Cos θ + X*Sin θ)*100)/(KVLL)^2
Beban di tengah dan di ujung dan seimbang:
% Drop Voltage = (S*L*(R*Cos θ + X*Sin θ)*0.75*100)/(KVLL)^2
Beban merata dan seimbang:
% Drop Voltage = (S*L*(R*Cos θ + X*Sin θ)*0.50*100)/(KVLL)^2
Ket:
S : daya tersalurkan (MVA)
L : panjang saluran (km)
R : resistif (ohm/km)
X : reaktif (ohm/km)
Cos θ : faktor daya
Rumus arus hubung singkat dan arus beban penuh pada
trafo distribusi
dimana:
IFL = Arus beban penuh (Ampere).
S = Daya Kompleks 3 phasa (VA).
V = Tegangan phasa to phasa (volt).
ISc = Arus hubung singkat (Ampere).
Kva = daya kompleks dalam satuan kilo.
Kv = Tegangan phasa to phasa dalam satuan Kilo.
Tipe jaringan distribusi tegangan menengah 20kv
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan
menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan
Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
A. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem
distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa
penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu
distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton
atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan
lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya
keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu
distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu
akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang
paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
B. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini
memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over
Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulangterkoneksi ke gardu pelanggan
khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan
listrik akan di pindah ke penyulang lain.
C. Jaringan Lingkar (Loop)
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa
ini dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
D. Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan
dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu
Hubung (GH).
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah
penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel
biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel
tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya,
sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari
gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik
konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
E. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota
besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar
Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu
penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai
kekonsumen.
Pengaruh ketidak seimbangan pembebanan pada trafo distribusi
Pendahuluan
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan
penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan
jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncullah arus di netral
trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu
losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang
mengalir ke tanah.
Ketidakseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana :
Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana salah satu
atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada
3 yaitu :
Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
Gambar (a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa
penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS , IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul
arus netral (I). Sedangkan pada Gambar (b) menunjukkan Nvektor diagram arus yang tidak
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT ) tidak sama
dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang besarnya bergantung
dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
Akibat Ketidakseimbangan Pembebanan Trafo Distribusi
Sebagai akibat dari pembebanan yang tidak seimbang pada trafo maka akan menimbulkan
rugi-rugi (losses) energi diantaranya :
1. Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Netral.
Rugi ini terjadi karena ada arus yang lumayan cukup besar mengalir penghantar
netral sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi
sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T). Arus yang mengalir pada penghantar netral
trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi). Losses pada penghantar netral trafo ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Grounding.
Ketidakseimbangan beban juga mengakibatkan adanya arus yang mengalir pada
penghantar grounding (pentanahan), Besarnya daya yang hilang akibat arus
grounding ini adalah sebagai berikut: