OLEH :
Daryusman
1
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN PALEMBANG
KEMENTERIAN KESEHATAN
Hubungan antara nilai terukur dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
x = + +
nilai terukur = nilai benar + kesalahan sistimatika + kesalahan acak
(bias) (presisi)
Akurasi
Akurasi adalah kedekatan suatu hasil pengujian atau rerata hasil
pengujian ke nilai yang sebenarnya
Penentuan akurasi
secara langsung dengan pengulangan pengujian terhadap bahan
acuan bersertifikat (certified reference material, CRM)
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan membandingkan
dua metode atau lebih yang memiliki prinsip yang berbeda
terhadap pengujian sampel yang sama
Penentuan Trueness dan Bias
Trueness sering dinyatakan sebagai akurasi merupakan
perbandingan antara nilai rerata hasil pengulangan pengujian
dengan nilai benar dari CRM yang dinyatakan dalam prosentase:
%Trueness =
dimana:
x .100%
x
= rerata hasil pengulangan pengujian
= nilai benar atau nilai acuan dalam CRM
Bila hasil trueness 100% maka pengulangan pengujian yang
dilakukan memiliki akurasi yang sangat baik. Dalam prakteknya,
bias lebih umum digunakan daripada trueness.
Penentuan Trueness dan Bias
Bias diungkapkan dalam nilai mutlak yang merupakanselisih nilai rerata hasil pengulangan pengujian dengannilai benar dari CRM:
Seringkali bias diungkapkan dalam nilai relatif:
Hasil pengulangan pengujian diharapkan memilikinilai bias = 0 dalam satuan pengujian ataudiungkapkan dalam 0%.
Contoh Penentuan Trueness dan Bias
CdSRM 1640 dari NIST dinyatakan 22,79 0,96 g/Kg, sedangkan hasil 7 kali pengulangan menghasilkan: 21,91; 22,01; 22,19; 21,87; 23,43; 23,11; 22,67 g/Kg.
Dengan rerata = 22,46 g/Kg.
Penentuan trueness dan bias ini umumnya dilakukan dalam
memvalidasi atau memverifikasi metode pengujian.
Penentuan akurasi melalui uji perolehan kembali
(Recovery test)
Pengujian analit seringkali tidak langsung diukur namun dilakukanpreparasi yang meliputi antara lain: pelarutandistilasidestruksiekstraksi.
Agar hasil pengujian mempunyai akurasi tinggi maka efisiensipelarutan, distilasi, destruksi atau ekstrasi terhadap analit harusmemiliki efisiensi 100%.
Dengan efisiensi 100% maka dapat dipastikan bahwa tidak ada
penambahan analit karena kontaminasi atau hilangnya analit
karena penguapan, adsorpsi atau absopsi selama proses preparasi
sampel.
Penentuan akurasi melalui uji perolehan kembali
(Recovery test)
Untuk mengecek efisiensi proses preparasi dan pengujian terhadap
sampel maka dilakukan uji perolehan kembali (recovey test, %R)
yang merupakan perbandingan nilai terukur dengan nilai target:
%R =Nilai terukur
Nilai target x 100%
Penentuan akurasi melalui uji perolehan kembali
(Recovery test)
Untuk memberikan pengaruh yang nyata terhadap
evaluasi akurasi maka:
konsentrasi akhir sampel setelah ditambahkan analit (spiked)
berkisar antara 2 - 5 kali konsentrasi sampel sebelum
ditambahkan analit (unspiked);
nilai konsentrasi sampel yang telah ditambahkan analit tidak
boleh melebihi batas rentang kerja tertinggi pada ruang
lingkup metode pengujian yang digunakan
konsentrasi sampel yang telah ditambahkan analit harus
masuk dalam regresi linear kurva kalibrasi yang digunakan.
Penentuan akurasi melalui uji perolehan kembali
(Recovery test)
Analit yang ditambahkan ke sampel harus memiliki sifat-sifat, antara lain: memiliki matrik hampir sama dengan sampel; memilki kelarutan hampir sama dengan sampel; dan keadaan oksidasi sama dengan sampel.
Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan adalah:
analit yang ditambahkan ke sampel berbentuk padatan bila memungkinkanatau larutan yang sangat pekat.
tidak merubah matrik sampel serta menghindari pengenceran. volume analit yang ditambahkan ke sampel tidak boleh melebihi 2% bila penambahan analit menimbulkan kekeruhan (turbidity) maka
penambahan analit ke sampel harus diulang dengan menurunkankonsentrasi atau memperbanyak volume dengan tetap menghindariterjadinya pengenceran sampel yang berlebih.
Contoh penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Jika diketahui kadar Zn dalam air limbah adalah 229 g/L maka konsentrasispike yang ditambahkan kedalam sampel kira-kira dalah:
Sampel yang telah ditambahkan analit tersebut diuji sesuai dengan tahapan
prosedur pengujian Zn dan diperoleh hasil 523 g/L maka perhitungan nilai
target adalah :
Nilai akurasi dan bias adalah:
Penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Rekaman setiap hasil uji perolehan kembali (%R) dan nilaikonsentrasi spike yang ditambahkan kedalam sampel harusdipelihara.
Rekaman tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuanperkiraan nilai konsentrasi spike yang harus ditambahkankedalam sampel rutin yang memiliki matrik yang sama.
Penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Ketika penentuan batasan uji perolehan kembali (%R) melalui bagan kendali (controlchart) belum ditentukan oleh laboratorium yang melakukan pengujian maka sebagaibatasan awal (starting point) dapat dilakukan berdasarkan Tabel dibawah ini:
Konsentrasi analit dalam sampel Batasan %R
100% (1/1) 98 - 102
10% (1/10) 98 - 102
1% (1/100) 97 - 103
1/1000 95 - 105
1/10.000 90 - 107
1/100.000 80 - 110
1/1.000.000 (1 ppm) 80 - 110
1/10.000.000 (0,1 ppm) 80 - 110
1/100.000.000 (0,01 ppm) 60 - 115
1/1.000.000.000 (1 ppb) 40 - 120
Penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Dari contoh tersebut diatas diketahui bahwa nilai konsentrasitarget adalah 526,71 g/L atau setara 0,5 ppm.
Sesuai Tabel tersebut diatas diperkirakan 80% - 110%.
Sedangkan menurut hasil perhitungan sesungguhnya %Rdiperoleh 99,3%.
Hal ini berarti bahwa uji perolehan kembali untuk Zn dalam airlimbah tersebut memiliki akurasi yang sangat baik.
Penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Bila analit tidak ditemukan dalam sampel maka uji perolehankembali dapat dilakukan untuk mengetahui akurasi metodepengujian yang digunakan.
Penambahan konsentrasi spike diatur sedemikian rupa sehinggahasil spiked sample adalah 2 - 5 kali limit deteksi atau bakumutu berdasarkan peraturan perundang-undangan dibidanglingkungan hidup.
Penentuan akurasi
melalui uji perolehan kembali (Recovery test)
Penentuan akurasi melalui uji perolehan kembali dapatdilakukan dengan memperlakukan CRM sebagaimana sampeldan diuji berdasarkan metode pengujian.
Jika pendekatan ini dilakukan maka %R ditentukan denganpersamaan:
%R=nilai hasil pengujian
x 100% nilai CRM
Penentuan akurasi melalui perbandingan dua
metode pengujian
Bila CRM tidak ada maka penentuan akurasi dilakukan denganmembandingkan dua metode yang secara prinsip berbedaterhadap pengujian sampel yang sama.
Simpangan baku dan rerata dari pengulangan pengujian duametode yang berbeda dievaluasi secara statistika yaitu uji-F danuji-t
Jika evaluasi statistika dengan uji-F dan uji-t dinyatakan tidakmemiliki beda nyata maka dapat disimpulkan bahwa hasilpengujian terhadap sampel tersebut memiliki akurasi dan presisiyang dapat dipertahankan secara ilmiah.
Penentuan akurasi melalui perbandingan dua
metode pengujian
Perbandingan hasil pengujian seng (Zn) secara titrimetri dan spektrofotometri serapan atom
Pengulangan Titrimetri SpektrofotometriPengujian EDTA serapan atom
1 7,2 7,6
2 6,1 6,8
3 5,2 4,6
4 5,9 5,7
5 9,0 9,7
6 8,5 8,7
7 6,6 7,0
8 4,4 4,7
Rerata ( x ) 6,61 6,85
Simpangan baku (sd) 1,57 1,82
Penentuan akurasi melalui perbandingan dua
metode pengujian
Ftabel = F(0,05/2; 7; 7) = F(0,025; 7; 7) = 4.9949 maka
Fhitung < Ftabel. Kesimpulan: dengan CL 95% presisi
dua kumpulan hasil pengulangan pengujian tidak
beda nyata.
df = (n1 + n2) - 2 = 14 dan CL 95% maka ttabel = 2,145.
Karena thitung < ttabel maka kesimpulan: dua kumpulan
data memiliki rerata yang tidak beda nyata
Kesimpulan: kedua hasil tidak memiliki bias yang berarti sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian tersebut memiliki akurasi yang dapat
dipertahankan secara ilmiah.
Top Related