Thala Semi A

28
THALASEMIA

description

presentasi

Transcript of Thala Semi A

Page 1: Thala Semi A

THALASEMIA

Page 2: Thala Semi A

PENDAHULUAN

• Thalasemia adalah 1. Penyakit kelainan darah Anemia Hemolitik

Herdediter2. Diturunkan autosomal resesif3. Disebabkan defek genetik pada pembentukan rantai

globin

Page 3: Thala Semi A

EPIDEMIOLOGI

Penyebaran Mediterania Afrika Timur Tengah Asia Tenggara

Cina Thalasemia α Timur jauh termasuk Cina Thalasemia Asia Tenggara Menurut survei RS di Jakarta 70-100 pasien baru

datang tiap tahunnya

Page 4: Thala Semi A

PATOFISIOLOGI

Darah Eritrosit, Leukosit, Trombosit dan PlasmaEritrosit membawa satu protein (Hb) untuk

mengikat O2 di paru membawanya ke peredaran darah dan melepaskannya ke sel dan jaringan tubuh

Hemoglobin (Hb) tersusun atas 4 sub-unit yang masing-masing tersusun atas satu molekul globin dan satu molekul heme

Page 5: Thala Semi A

• Globulin terdiri atas 2 pasang rantai polipeptida, yaitu sepasang rantai α dan sepasang rantai non alpha (β,γ,δ). Kombinasi rantai polipeptida tersebut akan menentukan jenis hemoglobin. Hb A1(2α2β) merupakan lebih dari 96 % Hb total, Hb F (2α2γ) kurang dari 2% dan Hb A2 (2α2δ) kurang dari 3%.

Page 6: Thala Semi A

THALASEMIA

• Biosintesis dari unit globin pada Hb A turun• Pada thalasemia β heterozigot, sintesis β globin kurang lebih

separuh dari nilai normalnya• Pada thalasemia β homozigot, sintesis β globin dapat mencapai

nol. • Defisiensi yang berat pada rantai β sintesis Hb A total turun

pasien dengan thalasemia β homozigot mengalami anemia berat. • Sebagai respon kompensasi, maka sintesis rantai γ menjadi

teraktifasi hemoglobin pasien mengandung proporsi Hb F yang meningkat Namun sintesis rantai γ ini tidak efektif dan secara kuantitas tidak mencukupi.

Page 7: Thala Semi A

Kedua orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor).

Page 8: Thala Semi A

GEJALA KLINIS

• Bayi tampak pucat• Gagal tumbuh• Infeksi berulang• Kesulitan makan• Facies Cooley• Perut membuncit• Splenomegali

Page 9: Thala Semi A
Page 10: Thala Semi A

• Gejala klinis tersebut lebih sering muncul pada thalasemia mayor dibandingkan thalasemia minor / karier thalasemia

• Karier thalasemia hampir tanpa gejala, umumnya anemia ringan dan jarang didapatkan splenomegali

• Pada karier thalasemia ditemukan penurunan ringan kadar Hb dengan MCV dan MCH yang turun bermakna

Page 11: Thala Semi A

THALASEMIA α

• Rantai globin yang berlebihan pada thalasemia α adalah rantai γ dan yang kurang atau hilang sintesisnya dalah rantai α.

• Rantai γ bersifat larut sehingga mampu membentuk hemotetramer yang meskipun relatif tidak stabil, mampu bertahan dan memproduksi molekul Hb yang lain seperti Hb Bart (γ4) dan Hb H (β4).

• Perbedaan dasar inilah yang mempengaruhi lebih ringannya manisfestasi klinis dan tingkat keparahan penyakitnya dibandingkan dengan thalasemia beta.

Page 12: Thala Semi A

• Delesi 1 gen α : Tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen (Carier/Trait)• Delesi 2 gen α : Hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah • Delesi 3 gen α : Anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease• Delesi 4 gen α : Berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama sekali

Gambar disamping menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya terdapat masing-masing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya :25% normal, 25% carrier, 25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease.

Page 13: Thala Semi A

1. Thalasemia α homozigot Hidrops fetalis dengan edema permagna dan hepatosplenomegali

2. HbH Disease Anemia mikrositik hipokromik cukup berat (7-11 g/dL) dan splenomegali sedang dimana Hb H (4) dapat dideteksi dalam sel darah merah dengan elektroforesis

3. Karier thalasemia α biasanya asimptomatis, didapatkan anemia mikrositik hipokromik ringan dg MCH dan MCV turu bermakna

4. Karier thalasemia α silent gambaran darah abnormal tetapi elektroforesis normal

Page 14: Thala Semi A

Hidrops Fetalis

Page 15: Thala Semi A

THALASEMIA INTERMEDIATE

• Sindroma klinik yang disebabkan oleh sejenis lesi genetik.

• Anemia hipokrom mikrositik ( Hb 7-10 gr/dl ), hepatomegali dan splenomegali, deformitas menurun, kelebihan beban besi ( iron over load ).

Page 16: Thala Semi A

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• DarahHb menurunPeningkatan LeukositPenurunan Trombosit SplenomegaliGambaran darah tepi Mikrositik hipokromik Anisositosis Poikilositosis Tear drops & sel target

Page 17: Thala Semi A
Page 18: Thala Semi A

• ElektroforesisThalasemia α : ditemukannya Hb Barts dan Hb HThalasemia β : kadar Hb F bervariasi antara 10-

90%, sedangkan dalam keadaan normal kadarnya tidak melebihi 1%

Page 19: Thala Semi A
Page 20: Thala Semi A

TATALAKSANA

• Transfusi Darah, diberikan bila Hb anak < 7 gr/dl yang diperiksa 2x berturut dengan

jarak 2 mingg Hb ≥ 7 gr/dl tetapi disertai gejala klinis seperti Facies

Cooley, gangguan tumbuh kembang, fraktur tulang curiga adanya hemopoisis ekstrameduler

Penanganan selanjutnya, transfusi darah diberikan Hb ≤8 gr/dl sampai kadar Hb 11-12 gr/dl

Darah diberikan dalam bentuk PRC, 3 ml/kgBB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dL.

Page 21: Thala Semi A

KELASI BESI

• Kelasi besi, diberikan bila : Kadar feritin serum ≥ 1000 ng/mL atau Saturasi transferin ≥ 55% atau Sudah menerima 3-5 liter atau 10-20 x transfusi

Page 22: Thala Semi A

ALGORITMA KELASI BESI DI INDONESIA

Desferioksamin (DFO)

Pasien tidak patuh atau menolak

Deferiprone (LI) : 50-

75 mg/kg/hari, 3x/hari sesudah makan

atau

Deferasirox (ICL 670) : 20-30 mg/kg/hari,

1x/hari

Patuh (5-7x per minggu)

DFO dilanjutkan

Page 23: Thala Semi A

• Terapi kombinasi (Desferioksamin dan Deferiprone)• Suplemen Asam Folat 2x1 mg/ hari• Vitamin C 2-3 mg/kg/hari maks 50 mg pada anak <

10 tahun dan 100 mg pada anak > 10 tahun dan hanya diberikan saat DFO TIDAK diberikan pada pasien ganggua fungsi jantung

• Vitamin E 2x 200 IU/hari• Spleneoktomi• Transplantasi sum-sum tulang

Page 24: Thala Semi A

PROGNOSIS

• Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalasemia

• Seperti dijelaskan sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat bervariasi dari ringan bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa

• Bila kondisi dan penatalaksanaan dilakukan dengan tepat dan teratur, baik kehidupan fungsional maupun sosial seorang penderita thalasemia akan sama dengan orang normal lainnya

Page 25: Thala Semi A

SKRINING

• Skrining premarital• Memeriksakan setiap wanita hamil muda

berdasarkan ras

Page 26: Thala Semi A

PENCEGAHAN

• Skrining populasi dan konseling tentang pasangan bisa dilakukan

• Diagnosis prenatal dan terminasi kehamilan pada fetus dengan thalasemia β berat

Page 27: Thala Semi A

REFERENSI

• Berhman, RE; Kliegman, RM ; Arvin: Nelson Ilmu Kesehatan Anak, volume 2, edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2005, hal1708-1712

• Berhman, RE; Kliegman, RM and Jensen, HB: Nelson Text Book of Pediatrics, 16th edition. WB Saunders company, Philadelphia: 2000, page 1630-1634

• Permono, H. BAmbang; Sutaryo; Windiastuti, Endang; Abdulsalam, Maria; IDG Ugrasena: Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak, Cetakan ketiga. Penerbit Badan Penerbit IDAI, Jakarta : 2010, hlm 64-84

• A.V. Hoffbrand and J.E. Pettit; alih bahasa oleh Iyan Darmawan : Kapita Selekta Haematologi, edisi ke 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 1996, hal 66-85

• Markum : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI, Jakarta : 1991, hal 331• Paediatrica Indonesiana, The Indonesian Journal of pediatrics and Perinatal

Medicine, volume 46, No.5-6. Indonesian Pediatric Society, Jakarta: 2006, page 134-138

• Pudjiadi, Antonius H., dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. 299-302

Page 28: Thala Semi A

TERIMAKASIH