Far Mako
Transcript of Far Mako
OLEH :
FRANSISKA HELENA K.
9103010021
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA 2012
DRUGS AFFECTING THE AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM
SISTEM TUBUH
Sistem Endokrin Sistem Saraf
SSP (Sist. Saraf Pusat) SSP (Sist. Saraf Perifer)
Otak Sumsum tulang Motorik Sensorik
∝1 Somatik Autonom
∝2 ∝
Muskarinik
β 1 β Simpatis Parasimpatis N
β 2
Sistem endokrin meransang sistem saraf. Pada sistem saraf di bagi lagi menjadi sis. Saraf
pusat dan sist. Saraf perifer.
Pada sistem tubuh ini mencakup hingga simpatis dan parasimpatis pada kinerja dari organ-
organ dalam tubuh, efek-efek dari simpatis dan parasimpatis.
∝1 :
- Pembuluh darah tepi (pembuluh darah yg tidak langsung ke organ)
Anteriol, venol (pembuluh darah kecil)
- Mata (vasodilatasi)
- Paru
- ♂(ejakulasi)
- Usus (peristaltik ↓)
- Pembuluh darah (vasodilatasi)
- Platelet (keping darah → pembekuan darah)
∝2 :
- Pankreas (menghambat kerja insulin)
- Usus (Peristaltik ↓)
β 1 :
- Jantung (me↑kan kontraksi jantung & kekuatan)
- Usus (peristaltik ↓)
β 2 :
- Paru
Sistem Saraf Otonom
Sistem Simpatis
NOREPINEFRIN
EFEK KERJA
α
α
α
β 2
β 1
β 2
β1 / β2
α
β2
α/ β2
α
β2
α
α
β2
α
α
Dilatasi pupil
Sekresi saliva kental
vasokontriksi
vasodilatasi
frekuensi & kekuatan me↑
bronkodilatasi
penurunan motilitas
dan tonus
glikogenolisis
glukoneogenesis (pelepasan glukosa ke dalam
darah)
kontraksi kapsula
EPINEPRIN
relaksasi
kontraksi
kontraksi atau
relaksasi (tergantung keadaan hormon)
ejakulasi
muskarinik
berkeringat
piloereksi (rambut berdiri pada ujungmya)
otot radialis pupil (+)
kelenjar saliva (+)
+
Pembuluh darah -
Jantung ( + )
jalan napas paru ( - )
dinding usus ( - )
spingter usus ( + )
hati ( + )
limpa ( + )
adrenal ( + )
medula
kandung kemih ( - )
sfingter ( + )
+
Uterus -
vas deferens ( + )
vaskula
semnalis ( + )
kelenjar keringat ( + )
otot pilomotorik ( + )
Ket. Eksitasi ( + ) & inhibisi ( - )
Neurotransmitter
Parasimpatis → Ach →
Simpatis → Ach → Nephrin & Epinephrin
Antagonis >> zat lain dapat masuk tapi tidak bisa bekerja
Agonis >> zat lain yang bisa berikatan dengan reseptor Ach & dapat bekerja dgn Ach
Ach → Parasimpatomimetik = muskarinik = kolimergik
Sintesis & inaktivasi dari Neurotransmitter : ACh
Acetyl CoA + Cholin
↓cholin acetylase
Acetylcholin
↓acetycholinesterase (Ach E)
Acetic acid + Cholin
Ket.
cholin acetylase merupakan enzim yang membantu sehingga Acetyl CoA + Cholin menjadi
Acetylcholin (Ach)
Direct Acting Cholinomimetic drgus :
- Ester Choline (Ach, metacholine, Carbachol, Betanechol)
- Alkaloid (Muscarine, pilocarpine, lobeline, nicotine)
Indirect → menghambat ACh neo transmirator
neostigmine, physostigmine↘
Parasimpatokinetik = antimuskarinik = anticholinergik
Sering dikeluarkan : athropine, ipatropium
Misalnya : pada penyuntikan atrophine → lihat diameter mata, pupil, urine, nadi
(penyuntikan jika bradikardi)
Kekurangan ACh↓
Miestenigrafis (utk illeus → Peristaltik ↓)
Sintesis & Inaktifasi dari Epineprin
Tyroxin → DOPA → DOPAMIN → NE → Epineprin
MAO. I (inhibitor) MAO metabolik
Antikolinergik → urine sedikit
Tabel. Obat otonom yang bekerja pada sinaps kolinergik
Agonis Muskarinik
Karbakol, pilokarpin,
betanekol
Antikolinesterase
Endrofonium,
neostigmin,
distigmin,
piridostigmin
(senyawa
organofosforus)
Simpatomimetik
Direct : Epinephrin
Indirect : tyroxin Apiramin (makanan yg me↑kan tyroxin). Ex. Keju, wine
Tabel. Obat yang bekerja pada saraf simpatis
Ket. *
aktivitas agonis parsial† paling larut dalam lemak†† sedikit larut dalam lemak
CNS PHARMACOLOGY
Anestetik Umum
Agonis Nikotinik
(stimulan ganglion)
Nikotin, karbakol (lemah),
antikolinesterase (lemah)
Bloker Ganglion
Trimetafan, kelebihan nikotin (blok
depolarisasi)
Antagonis muskarinik
Atropin, hiosin, ipatropium,
tropikamid, benzatropin
Simpatomimetik
Bekerja tidak langsung:
Efedrin, amfetamin (tiramin), kokain
Bekerja langsung:
AGONIS α
α1 / α2 : norepinefrin, epinefrin
α2 : klonidin, metinolpinefrin α
AGONIS β
Β1/ β2 : epinefrin, isoprenalin
β2: salbutamol, terbutalin
β1: norepinefrin, dobutamin
Bloker neuron adrenergik
Reserpin, guanetidin, betanidin
Antagonis
adrenoseptor
Bloker α
α1/ α2: fenoksibenzamin, fentolamin
α1: prazosin
Bloker β
Β1/ β2 :
Propanolol †, Nadolol ††, Timolol †,
Eksprenolol †*, pindolol*, karvedilol
β1 (kardioselektif):
metropolol †, atenolol ††, asebutolol*
Pramedikasi
PENGHILANG ANSIETAS :
Benzodiazepin
PENURUNAN SEKRESI & REFLEKS VAGAL:
Antimuskarinik
ANTIEMESIS PASCA Op. :
Antimimetik
PENGHILANG NYERI:
Analgesik opioid OAINS
Obat untuk Ansietas
↓
Di otak banyak sekali neotransmitter
Amino acids : GABA → mengoptimalkan inhibisi
ACh (neotransmitter di pusat) : digunakan pada gangguan SSP
TCA : ↑ - 5HT (seratonin)
↑ - NE → SSO α1 : vasokonstriksi TD ↑
Simpatis β1: ↑frekuensi & kekuatan kontraksi
Jika kekurangan ACh → tidak dapat mengingat
SSO → Obat-obat yang me↑kan ACh masuk ke golongan parasimpatomimetik atau
kolinergik
GABA, seratonin, & epinephrin
GABA : neurotransmitter inhibisi terbesar
↓
Otak : GABA β → berikatan langsung dengan protein β
Antagonis GABA → penialin (penghambat GABA)
Depresi
Obat :
Benzodiazepin (BZD) → harus bekerja sama-sama dengan GABA untuk masuk ke reseptor
GABA
Barbiturates → tidak perlu GABA karena sudah termasuk GABA
BZD (sebagai antiansietas) : jika digunakan dalam jangka waktu panjang lalu dihentikan,
pasien bisa tidak dapat tidur & hangover. Jika BZD dalam dosis tinggi → depresi
BZD → maag → dapat me↓kan pH lambung.
↓
Larut lemak & dapat keluar lewat ASI
Berikatan dengan CYP P450
EPILEPSI
Merupakan penyakit kronis dimana terjadi bangkitan akibat lepasnya muatan abnormal dari neuron
otak.
Obat Antiepilepsi
Obat IV yang digunakan dalam status epileptikus
Lorazepam, diazepam, fenitoin, propofol, tiopental
Obat yang digunakan pada bangkitan umum (tonik-
klonik) & parsial
Karbamazepin, valproat, fenitoin, lamotrigin,
topiramat, vigabatrin, fenobarbital, gabapentin,
tiagabin
Obat yang digunakan pada bangkitan lena (petit mal)
ansietas
GAD
Phobia (panik)
ODC
PTSD
Etosuksimid, valproat
PENYAKIT PARKINSON
Penyakit parkinson adalah penyakit ganglia basalis & ditandai oleh minimnya gerakan,
rigiditas & tremor.
Tabel. Obat yang digunakan pada penyakit Parkinson
etiologi
Sebagian besar tidak diketahui
DIINDUKSI oleh TOKSIN MPTP
Karbon monoksida mangan
DIINDUKSI oleh OBAT
Neuroleptik (antagonis DA)
Obat antimuskarinik
ANTAGONIS MUSKARINIK
Benzatropin, prosiklidin, orfenadrin
ANTIKONVULSANT
Inhibitor MAOB
selegilin
Inhibitor COMT
entakapon
Obat dopaminergik
PREKURSOR DOPAMIN:
Levodopa (+ karbidopa atau benserazid)
PELEPASAN DOPAMIN:
Amantadin
AGONIS DOPAMIN DERIVAT
ERGOT:
Bromokriptin, kabergolin, pergolid,
DERIVAT NON-ERGOT:
Ropinirol, pramipexol
Anticonvulsant adalah obat yg umumnya digunakan untuk mengobati gangguan kejang
seperti epilepsi. Obat ini digunakan untuk mencegah kejang (konvulsi), untuk membuat
kejang tidak berlebihan dan menghentikan serangkaian kejang.
1. Pentobarbital
Cara kerjanya : Farmakokinetiknya Indikasi Kontraindikasi Efek samping
» Menekan SSP,
kemungkinan dengan
memperkuat GABA,
suatu Neurotrasmiter
Inhibitor.
» Menghasilkan
deperesi SSP pada
semua tingkatan,
termasuk korteks
sensori, aktifitas
motorik, perubahan
fungsi sebelumnya.
» Efek antikonvulsif
akibat menurunnya
transmisi sinaptik dan
meningkatnya
ambang kejang.
» Dapat menurunkan
aliran darah cerebri,
edema cerebri, dan
tekanan intra crania
(hanya IV)
» Efek terapeutik:
sedasi dan induksi
tidur.
» Absorbsi :
diabsorbsi dengan
baik setelah
pemberian oral,
rectal atau IM
» Distribusi :
didistribusi secara
luas, konsentrasi
tertinggi pada
otak dan hati.
Menembus
plasenta,
sejumlah kecil
memasuki ASI.
» Metabolisme dan
Ekskresi : di
metabolisme oleh
hati. Sejumlah
kecil diekskresi
oleh ginjal tanpa
mengalami
perubahan.
Agens
hipnotik
(jangka
pendek)
Sedasi
praoperatif
dan situasi
lain yang
memerlukan
sedasi
Pengobatan
kejang
Hipersensitivita
s
Pasien koma
atau yang sudah
menderita
depresi SSP
(kecuali di
gunakan untuk
menginduksi
koma)
Nyeri berat tak
terkendali
Kehamilan atau
laktasi
SSP :
mengantuk,
letargi,
vertigo,
depresi,
eksitasi,
delirium.
Respirasi:
Depresi
pernapasan,
spasme
larings
(hanya IV
saja),
spasme
bronkus
kardio
Vaskuler :
hipotensi
GI: mual,
muntah,
diare,
konstipasi
Dermis:
ruam dan
urtikaria
2. Fenobarbital
Cara kerjanya : Farmakokinetiknya Indikasi Kontraindikasi Efek samping
Menghasilkan depresi
SSP di segala tingkat
Menekan korteks
sensory, menurunkan
aktifitas motorik,
mengubah fungsi
serebelum.
Mengahambat
teransmisi didalam
system saraf dan
meningkatakan
ambang kejang.
Mampu menginduksi
atau mempercepat
enzim dalam hati
yang memetabolisme
obat, bilirubin dan
senyawa lain.
Efek terapeutik :
aktifitas
antikonvulsan, sedasi.
Absorbsi :
lambat tetapi
relative
sempurna (70-
90%)
Distribusi :
tidak diketahui
Metabilisme
dan ekskresi :
75% di
metabolisme
oleh hati, 25%
di ekskresi oleh
ginjal dalam
bentuk yang
tidak berubah
Antikonvul
san pada
kejang
tonik-
klonik,
parsial dan
kejang
demam
pada anak-
anak.
Sedative
pra operasi
dan pada
situasi lain
Hipnotik
Hipersensitifit
as
Pasien koma
atau yang
sudah
mengalami
depresi SSP
Nyeri berat
tidak
terkendali
Laktasi
Intoleran
tehadap
alcohol
SSP :
mengantuk,
letargi,
vertigo,
depresi,
eksitasi,
dellirium
Respirasi :
depresi
pernapasan,
spasme
laring, dan
spasme
bronkus
Kardiovask
uler :
hipotensi
GI : mual,
muntah,
diare, dan
konstipasi
Dermis :
ruam,
urticari,
fotosensitifi
tas
3. Fenitoin
Cara kerja
Membatasi perkembangan kejang dan menhambat penghantar ion
Sifat antiaritmia sebagai akibat dari oper kenaikan konduksi AV
Dapat mengurangi transmisi sinaps
Efek terapeutiknya : mengurangi aktifitas kejang, mengontrol aritmia,
mengurangi nyeri.
Farmakokinetik
Absorbsi : diabsorbsi secara perlahan dari saluran GI. Absorbs dari tempat IM
tidak dapat dipercaya dan tidak menentu.
Distribusi : tidak diketahui. Menembus plasenta dan memasuki ASI, lebih
banyak didistribusi ke jaringan lemak.
Metabilisme dan ekskresi : sebagian besar di metabolisme oleh hati, ssebagian
kecil di ekskresi melalui urin.
Indikasi
Pengobatan dan pencegahan kejang tonik-klonik dan kejang partial kompleks
Kontraindikasi
Hipetsensitivitas
Intoleransi alcohol
Sinus bradikardi dan blok jantung
Efek samping
SSP : Nistagmus, ataksia, diplopia, mengantuk, letargi, koma, pusing, sakit
kepala, gugup, diskenesia.
Mata dan THT : hiperplasi, gingival
Kardiovaskuler : hipotensia
GI : mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, konstipasi, hepatitis
Dermatis : hipertrikosis, ruam, dermatitis eksofloliatif
Perubahan warna urin menjadi merah muda, coklat kemerahan.
ANALGESIK OPIOID
Peptida endogen
Analgesik opioid
KUAT:
Morfin, diamorfin (heroin),
fenazosin, dekstromoramid,
metadon, petidin, buprenofrin
(agonis parsial), fentanil
SEDANG/LEMAH:
Kodein, dihidrokodein,
dekstropropoksifen