Bakteri UTI

9
1

Transcript of Bakteri UTI

1

1. ESCHERICHIA COLI

Identifikasi Mikroskopik : Gram (-) Bentuk Batang. Motile dengan peritrichous flagella. 1 buah fimbriae/ pili. Memiliki kapsul. Karakteristik kultur pada agar Mac Conkey: Non-pigmented. Permukaan halus/ kasar. Circular. Beberapa strain mucoid. Sebagian hemolytic, sebagian -hemolytic. Menghasilkan polysakarida slime dan cepat tumbuh dalam kultur. Karakteristik serologis : Memiliki 4 antigen = Lipopolisakarida O-antigen, capsular K-antigen, flagellar H-antigen dan fimbrial F-antigen. Produksi indole, Tidak menggunakan citrate. Lebar = 1-1.5 m, Panjang = 2-2.6 m. Non-sporing bakteri. Karakteristik tes biokimia : Merupakan facultative anaerob = dapat tumbuh di lingkungan anaerob dengan fermentasi atau lingkungan dengan oksigen dengan respiratory metabolism. 0 Tumbuh optimal pada suhu 37 C. Memfermentasi glukosa menjadi pyruvate. Pyruvate lactic, acetic, dan formic acid. Formic acid oleh formic hydrogenlyase diubah menjadi hydrogen dan karbon dioksida terdapat gas. Fermentasi lactose pH berkurang pH indicator menjadi ungu. Faktor virulensi 1) Kapsul 2) Lipopolisakarida Terletak di membrane luar. Lipid A menstimulus makrofag host untuk produksi sitokin (IL1 dan TNF ).

2

3) Fimbriae / pili Untuk adherence/ perlekatan ke sel host, dengan cara ikat fibronectin pada membran sel. 4) Toksin : ETEC, EAggC, EPEC, EHEC. Transmisi : Dari pasien ke manusia lain, Dari hewan ke manusia. Pathogenesis 1) Infeksi intestinal Disebabkan oleh strain EPEC (Pathogenic), ETEC (Toxigenic), EIEC (Invasive), EHEC (Hemorrhagic), EAggEC (Aggregative), atau UPEC (Uropathogenic E.col). EPEC, EAggEC diare pada bayi. ETEC menghasilkan enterotoxin. EIEC infeksi colon. EHEC menghasilkan verocytotoxin hemorrhagic colitis. 2) Infeksi extra-intestinal Faktor virulensi UPEC = fimbrial dan afimbrial adhesion, siderophores, dan secreted toxin. Strain UPEC dengan pili type 1 invasi sel epithel urinary tract ; Siderophore seperti enterobactin, aerobactin, dan bacteriocin untuk membantu mengambil iron dari host ; Toxin seperti -hemolysin, CNF1 (cytotoxin necrotizing factor) mengatur respon inflamasi host dan stimulasi host cell death. UPEC melekat pada reseptornya di renal pelvis. Menyebabkan : cholecystitis, appendicitis, peritonitis, infeksi pada luka post-operasi, dan sepsis.

3

2. PROTEUS MIRABILIS

Merupakan flora normal usus. Identifikasi Mikroskopik : Gram (-) Bentuk Batang. Motile Karakteristik kultur pada agar Nutrient: Swarming (menyebar), dihambat oleh solid medium yang mengandung phenylethyl alcohol/ CLED medium (cystine lactose electrolite deficient). Koloni naik (cembung). Karakteristik kultur pada agar Mac Conkey : Koloni berwarna kuning pucat. Tidak memfermentasi lactose. Tidak memfermentasi lactose, mannitol, dan maltase. Indole (-) Citrate (+) Urease (+) H2S (+) Karakteristik tes biokimia : Menghasilkan enzim urease --> Menghidrolisis urea --> Melepas karbon dioksida dan ammonia --> Alkaline. Tidak memfermentasi lactose --> tidak ada perubahan warna pada pH indicator.

4

Faktor virulensi Memiliki hemolysin. Pathogenesis Fimbriae melekat ke uroepithelium.

3. KLEBSIELLA PNEUMONIAE

Identifikasi Mikroskopik : Gram (-) Bentuk Batang. Memiliki fimbriae/ pili. Tidak memiliki flagella. Kapsul polisakarida tebal. Diluar membran sitoplasma terdapat peptidoglycan dan outer membran yang mengandung LPS. Citrate (+) ; oxidase (-) ; urease (+) ; H2S (+) Tidak membentuk spora. Lebar = 0.3 -1 m, Panjang = 0.6 - 6m. Karakteristik kultur pada agar Mac Conkey: Fermentasi lactose pH berkurang pH indicator menjadi ungu.. Koloni berbentuk kubah. Diameter 3-4mm. 0 Inkubasi pada 37 atau 30 C. Mucoid. Mengkilap. Menyebar. 95% koloni berwarna pink/ merah, 1% kuning kehitaman. Faktor virulensi 1) Kapsul hydrophilic polisakarida. 2) Antigen K capsular --> cegah aktivasi complement. 3) Antigen O --> cegah complement mediated killing.

5

4) Fimbrae --> melekat ke uroepithelium

4. ENTEROBACTER AEROGENES/ KLEBSIELLA MOBILIS

Ditemukan di : air, tempat buang kotoran tinja. Kapsul tipis. Indole (-), Urea (-), Lactose (+). Diameter 1.5 -2.5 mm. Berbentuk kubah. Pathogenesis = Patgen Klebsiella.

5. CITROBACTER FREUNDII

Mikroskopik : Non-motile. Berkapsul. Ukuran = 1.5 - 2m. Kultur : Fermentasi lactose. Indole (-), Citrate (+)

6. SERRATIA MARCESCENS

6

Mikroskopik : Batang, lurus. Ukuran : 0.5 x 0.9 m. Motile dengan peritrichous flagella. Tidak berkapsul. Kultur pada DTC agar (DNase-toluidine blue-cephalothin) : Koloni opaque/ putih. Mucoid. Koloni dikelilingi halo kemerahan. 0 0 Tumbuh pada suhu 10 C 36 C. Indole (-). Menghasilkan fish-urinary odour. Memiliki 21 somatic antigen (O1-O21) dan 25 flagellar antigen (H1-H25). Ditemukan di usus. Patogenesis : Memiliki LPS, menghasilkan pore-forming haemolysin untuk meng-hemolisis Hb dengan extracellular scavenger protein.

7. PSEUDOMONAS AERUGINOSA Mikroskopik : Gram (-), batang. Ukuran = 0.5-1 x 1-5 m. Motile, dengan 1 flagella. Obligate aerob. Mengoksidasi karbohidrat. Oxidase (+), catalase (+). Ditemukan di = kulit, membrane mukosa, feses.

7

Patogenesis : P.aeruginosa melekat ke sel host dengan fimbrae, dibantu flagella dan LPS (Adherence) Kolonisasi dan replikasi oleh antiphagocyte exoenzyme S dan outer membrane LPS Invasi Sel rusak karena toksin seperti exotoxin A, phospholipase C, dan protease.

8. UREAPLASMA UREALYTICUM Membutuhkan 10% urea untuk tumbuh. Pathogenesis = Melekat ke sel host ciliated atau non-ciliated menggunakan interactive protein, adhesions dan adherence accessory protein infeksi sel rusak karena H2O2 dan superoxide radicals. Kultur pada diphasic dan agar medium selama 2-6 hari : Ukuran koloni = 20 500 m. Koloni bulat dan bagian tengah-nya lebih gelap.

9. ENTEROCOCCUS FAECALIS Merupakan gram +, cocci. Bersifat pathogen. Catalase (-). Tidak membentuk spora. Facultative anaerobe. Pathogenesis = Dengan plasmid encoded aggregation substance untuk melekat sel epithel renal.

10. STAPHYLOCOCCUS SAPROPHYTICUS

8

Merupakan gram (+), cocci, membentuk irregular grape-like cluster. Mikroskopik d = 0.8 1 m. Koloni d = 1-2 mm, bulat, cembung.

1.

Kayser FH, Bienz K, Eckert J. Medical Microbiology: Georg Thieme Verlag; 2004.

9