ASKEP PERNAPASAN TBC

25
TUBERKULOSIS PARU-PARU Pengertian Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah. Patogenesis Tempat masuk kuman M. tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mendukung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya limfosit T) adalah sel imunosupresifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya local, melibatkan 1

description

ASKEP PERNAPASAN TBC

Transcript of ASKEP PERNAPASAN TBC

Page 1: ASKEP PERNAPASAN TBC

TUBERKULOSIS PARU-PARU

Pengertian

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat

merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria

patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap

manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih

kecil dari satu sel darah merah.

Patogenesis

Tempat masuk kuman M. tuberculosis adalah saluran pernafasan,

saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi

tuberculosis terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet

yang mendukung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang

terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis

bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.

Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas

perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya

limfosit T) adalah sel imunosupresifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya

local, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan

limfokinnya . Respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitivitas.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi

sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Setelah berada di

alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau bagian atas lobus

bawah basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Alveoli yang

terserang akan mengalami konsolidasi dan akan mengalami gejala pneumonia

akut. Pneumonia ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa

yang tertinggal, atau proses dapat juga berlanjut terus dan bakteri dapat terus

difagosit atau berkembang biak dalam sel. Basil juga menyebar dalam getah

bening menuju kekelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan

infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel

1

Page 2: ASKEP PERNAPASAN TBC

tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya

membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat

dan seperti keju, lesi nekrosis ini disebut kaseosa. Lesi primer pary-paru

dinamakan focus Ghon dan dan gabungan terserangnya getah bening regional

dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi

pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam

bronchus dan menimbulkan kavitas kemudian akan masuk kepercabangan

trakheobronkhial. Proses ini dapat terulang kembali dibagian lain dari paru-

paru atau basil dapat terbawa sampai kelaring, telinga tengah atau usus.

Manifestasi Klinik

Pada stadium dini penyakit tuberculosis biasanya tidak tampak adanya

tanda atau gejala yang khas. Tuberkulosis dapat didiagnosis hanya dengan

fase tuberculin, pemeriksaan radiogram, dan pemeriksaan bakteriologik.

Menurut CDC suatu kasus tuberculosis dapat dipastikan bila organisme M.

tuberculosis dapat diidentifikasi. Jika bakteri tidak diperoleh, maka laporan

kasus tuberculosis dianggap benar bila hal-hal berikut ini dapat ditemukan :

1. Prosedur diagnostik sudah dilakukan dengan lengkap (Reaksi

Hipersensitivitas berupa ; Tes tuberculin intradermal Mantoux, Tes

tuberculin dengan suntikan jet, Tes tuberculin tusukan majemuk)

2. Bukti adanya tuberculosis dengan pemeriksaan bakteriologik.

3. Radiografik dada dengan hasil abnormal dan/atau bukti klinis akan

adanaya penyakit ini.

4. Keputusan untuk memberikan satu paket terapi yang lengkap dengan dua

atau lebih obat anti tuberculosis.

Dengan berjalannya penyakit dan semakin banyaknya dekstruksi

jaringan paru-paru, produksi sputum semakin banyak dan batuk dapat

menjadi semakin berat. Biasanya tidak ada gejala nyeri dada dan batuk darah

biasanya hanya dikaitkan dengan kasus-kasus yang sudagh lanjut. Beberapa

penderita mengalami batuk produktif, keletihan, lemah, keringat pada malam

2

Page 3: ASKEP PERNAPASAN TBC

hari dan berat badan menurun mirip dengan tanda dan gejala bronchitis akut

dan pneumoni.

II. Pengobatan dan Prinsip-Prinsip Kemoterapi.

Pengobatan tuberculosis terutama berupa pemberian obat antimikroba

dalam jangka waktu lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk

mencegah timbulnya penyakit klinis pada seorang yang sudah terjangkit

infeksi. Agar pengobatan dapat berjalan efektif obat yang diberikan harus

mamapu mengganggu fungsi vital kuman tuberculosis tanpa membahayakan

klien, Stead dan Bates (1983) menekankan bahwa “pilihan terapi harus

dipandu oleh prinsip-prinsip yang sudah diakui kebenarannya” adapun

prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Obat terpilih harus merupakan obat terhadap mana basil masih peka.

2. Bahkan dalam suatu populasi basil yang umumnya masih peka, perubahan

alami kearah resisten timbul pada setiap 1 dari 100.000 sampai 1juta

organisme.

3. Obat-obatan bakterisidal lebih disukai.

4. Jika pengobatan yang diberikan kelihatan gagal maka penambahan satu

macam obat lain hanya akan mengundang datangnya bencana.

5. Terapi harus dilanjutkan cukup lama untuk eradikasi basil dalam tubuh.

6. Semua obat harus diminum sebelum makan pagi dan dalam dosis tunggal

agar dicapai suatu konsentrasi gabungan puncak yang memberikan efek

maksimal terhadap basil.

Kelompok-kelompok resiko tinggi berikut ini harus mengalami pengobatan

pencegahan :

1. Anggota keluarga atau mereka yang dekat dengan penderita yang baru

didiagnosis terinfeksi tuberculosis.

2. Tes kulit tuberculin positif, disertai ditemukannya hasil radiogram yang

sesuai dengan penyakit tuberculosis nonprogressif dan yang belum pernah

menerima pengobatan kemoterapi yang adekuat dimasa lampau.

3

Page 4: ASKEP PERNAPASAN TBC

3. Orang yang baru saja terinfeksi.

4. Orang yang memiliki reaksi tuberculin bermakna dalam keadaan klinik

khusus.

5. Orang yang rekasi tuberkulinnya bermakana dan berusia dibawah 35

tahun

6. Orang yang reaksi tuberculin bermakna juga memiliki AB terhadap virus

HIV.

7. Orang-orang dengan reaksi tuberculin bermakna yang berada dalam

keadaan epidemiologi khusus.

4

Page 5: ASKEP PERNAPASAN TBC

Obat-obat kemoterapi untuk pengobatan Tuberkulosis

Nama ObatDosis Efek samping

utamaPemantauan Keterangan

Harian Dua kali/minggu

Obat-obatan unruk pengobatan awal :Isoniasid

Rifampicin

Ethambutol hidroklorida

Pyrazinamide

Streptomycine

Obat-obat pilihan keduaCapreomyecine

Cycloserine

Kanamicine

300 mg PO atau IM (10 – 20 mg/kgBB)600 mg PO (10-20 mg/kg)

15-25 mg/kgBB PO

2 g PO (15 – 30 mg/kg BB)

0,75 – 1 gr IM ( 15-20 mg/kg BB)

1 g IM (15-30 mg/kg BB)1 g PO(15-20 mg/kg BB)

1 g IM (15 – 30 mg/kg BB)

15 mg/kg BB PO atau IM

600 mg PO

50 mg/kg BB

50 – 70 mg/kg BB

25 – 30 mg/kg BB

Neuritis perifer, hipersensitivitas dan hepatitisPeningkatan enzim-enzim hati.Gangguan saluran pencernaan (Anoreksia, mual, muntah, diare) hepatitis dan penekanan kekebalan.Neuritis optika(reversible bila obat segera dihentikan), ruam pada kulit

Hjepatotoksik, hiperurisemia, atralgia, ruam kulit.

Ototoksik

Nefrotoksik, ototoksik

Perubahan personalitas, psikosis, kejang, ruam

Toksisitas Auditori, nefrotoksik

AST/ALT (tidak rutin)

AST/ALT

AST/ALT, as. Urat

Audiogram fungsi vestibular, BUN dan Kreatinin

Sda

Tes psikologis

Audiogram fungsi vestibular, BUN dan krestinin

Untuk neuritis : piridokain 10 mg sebagai pencegahan 50 – 100 mg untuk pengobatan.Dpt `perlu penyesuaian obat yg dap dipakai dgn kontrasepsi oral, antikoagulan, kortikosteroidTdk dianjurkan diberikan pd wanita hamil. Hrs diberikan secara hati-hati pd penderita dgn insufisiensi ginjal.Allopurinol atau probenesid untuk mengurangi as. Urat serum.Berikan dgn hati-hati pd individu yg lebih tua. Hindari penggunaan obat ini pd penderita dgn insufisiensi ginjal.

Sda

Obati neurotoksisitas dgn piridoksin 100-200 mgf setiap hariSama dgn streptomicine.

5

Page 6: ASKEP PERNAPASAN TBC

III. Klasifikasi

Klasifikasi TBC didasarkan pada hubungan yang luas antara parasit

dan penderita, hubungan ini ditunjukkan dgn riwayat terjangkitnya penyakit,

infeksi dan penyakit. Klasifikasi ini dibagi menjadi 6 kategori atau kelas yg

ditujukan untuk anak-anak dan dewasa.

Kelas 0

Tdk ada jangkita TBC, tdk terinfeksi .

Kelas 1

Terpapar TBC, tdk ada bukti infeksi

Kelas 2

Ada infeksi TBC, tdk timbul penyakit

Kelas 3

TBC : saat ini sedang sakit, lokasi penyakit paru-paru, pleura, limfatik, tulang

dan atau sendi, kemih, kelamin, diseminata (milier), meningeal, peritoneal dll.

Kelas 4

TBC : Saat ini tdk sedang menderita penyakit, dalam pengobatan kemoterapi.

Kelas 5

Orang dicurigai mendapatkan TBC.

IV. Pencegahan dan Pengendalian

Program-program kesehatan masyarakat sengaja dirancang untuk

mendeteksi kasus-kasus dan menemukan sumber infeksi secara dini. Terapi

pencegahan TBC dengan obat antimikroba merupakan sarana yang efektif

untuk mengontrol penyakit. Hal ini merupakan tindakan preventif yang

ditujukan baik untuk mereka yang sudah terinfeksi maupun masyarakat pada

umumnya.

Eradikasi TBC dilakukan dengan menggabungkan kemoterapi yang

efektif, identifikasi segera dan tindak lanjut pada orang yang mengalami

kontak dengan penyakit ini , dan terapi kemoprofilaktik pada kelompok-

kelompok dalam populasi yang beresiko tinggi.

7

Page 7: ASKEP PERNAPASAN TBC

V. Asuhan Keperawatan

A. Dasar data pengkajian klien

Data tergantung pada tahap poenyakit dan derajat yang terkena.

1. Aktivitas/istirahat

Θ Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja,

kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari,

menggigil atau berkeringat, mimpi buruk.

Θ Tanda : Takhikardia, takhipnu/dispnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri

dan sesak (tahap lanjut).

2. Integritas EGO

Θ Gejala : Adanya /factor stress lama, masalah keuangan, rumah,

perasaan tdk berdaya/ tdk ada harapan.

Θ Tanda : Menyangkal, ansietas, ketakutan dan mudah terangsang.

3. Makanan/cairan

Θ Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan

berat badan.

Θ Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang

lemak subkutan.

4. Nyeri/kenyamanan

Θ Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Θ Tanda : Berhati-hati pada area sakit, perilaku distraksi, gelisah.

5. Pernapasan

Θ Gejala : Batuk produktif atau tidak, nafas pendek, riwayat

TBC/terpajan pada individu terinfeksi.

Θ Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, pengembangan pernapasan

tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus,

karakteristik sputum (hijau,/purulen, mukoid kuning atau

bercak darah), deviasi tracheal, tdk perhatian, mudah

terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut.

6. Keamanan

8

Page 8: ASKEP PERNAPASAN TBC

Θ Gejala : Adanya kondisi penekanan imun.

Θ Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.

7. Interaksi social

Θ Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular,

perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan

kapasitas fisikuntuk melaksanakan peran.

8. Penyuluhan/pembelajaran

Θ Gejala : Riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status

kesehatan buruk, gagal untuk membaik, tidak berpartisipasi

dalam terapi.

B. Pemeriksaan Diagnostik

1. Kultur sputum

2. Tes kulit.

3. Elisa/Western Blot

4. Foto thorak

5. Histologi atau kultur jaringan

6. Biopsi jarum pada jaringan paru

7. Elektrosit

8. GDA

9. Pemeriksaan fungsi paru.

C. Diagnosa Keperawatan

1). Risiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) berhubungan

dengan:

- Pertahanan primer tdk adequate

- Kerusakan jaringan/ tembahan infeksi

- Penurunan pertahanan/penekanan proses inflamasi

- Malnutrisi

- Terpajan lingkungan

- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.

Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :

9

Page 9: ASKEP PERNAPASAN TBC

- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko

penyebaran infeksi.

- Menunjukkan teknik/melakukan perubahan pola hidup untuk

meningkatkan lingkungan yang aman.

Intervensi :

1. Kaji patologi penyakit

Rasional : membantu klien menyadari/menerima perlunya

mematuhi program pengobatan untuk mencegah pengaktifan

berulang/komplikasi.

2. Identifikasi orang lain yang beresiko

Rasional : Orang ini perlu program terapi obat untuk mencegah

penyebaran/terjadinya infeksi.

3. Anjurkan klien untuk batuk dan bersin dan mengeluarkan pada

tissue dan menghindari meludah disembarang tempat..

Rasional : Perilaku ini diperlukan untuk mencegah penyebaran

infeksi..

4. Awasi suhu sesuai indikasi

Rasional : Reaksi demam merupakan indicator adanya infeksi

lanjut.

5. Kolaborasi dalam pemberian pengobatan antiinfeksi sesuai

indikasi.

6. dan lain-lain.

2). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :

- Sekret kental/darah

- Kelemahan, upaya batuk buruk

- Edema tracheal/faringeal

Ditandai dengan :

- Frekuensi pernapasan, irama, kedalam tidak normal

- Bunyi nafas tidak normal dan dispnea.

Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :

10

Page 10: ASKEP PERNAPASAN TBC

- Mempertahankan jalan nafas klien

- Mengeluarkan secret tanpa bantuan

- Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki/mempertahankan

bersihan jalan nafas

- Berpartisipasi dalam program pengobatan

- Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan

tepat.

Intervensi :

1. Kaji fungsi pernafasan

Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan Atelektasis

dan kelainan bunyi nafas lainnya.

2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif

Rasional : Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal. Sputum

berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru

atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi

lanjut.

3. Berikan klien posisi semi atau Fowler tinggi. Bantu klien untuk

batuk dan latihan nafas dalam.

Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan

menurunkan upaya pernafasan.

4. Kolaborasi dalam pemberian udara lembab/oksigen inspirasi

Rasional : mencegah pengeringan membran mukosa, membantu

pengenceran secret.

5. Kolaborasi dalam pemberian obat mukolitik, bronkhodilator dan

kortikosteroid

Rasional : Mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan

secret paru untuk memudahkan pembersihan.

Bronkhodilator untuk meningkatkan ukuran lumen percabangan

trakheobronkhial dan kortikosteroid berguna pada adanya

11

Page 11: ASKEP PERNAPASAN TBC

keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bilarespon inflamasi

mengancam hidup.

3). Resiko terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :

- Penurunan permukaan efektif paru, atelektasis

- Kerusakan membran alveolar-kapiler

- Secret kental, tebal dan adanya edema bronchial.

Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :

- Melaporkan tidak adanya/penurunan dispnea

- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan

- Bebas dari gejala distress pernapasan.

Intervensi :

1. Kaji adanya gangguan bunyi /pola nafas dan kelemahan

Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari

bagian kecil bronchopneumonia sampai inflamasi difus luas,

nekrosis, effusi pleura dan fibrosis luas.

2. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan Bantu aktivitas

perawatan diri sesuai keperluan.

Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama

periode penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya

gejala.

3. Berikan tambahan oksigen yang sesuai.

Rasional : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat

terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi/menurunnya

penurunan alveolar paru.

4). Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan :

- Kelemahan

- Sering batuk/produksi sputum

- Anoreksia

- Ketidakcukupan sumber keuangan

12

Page 12: ASKEP PERNAPASAN TBC

Ditandai dengan ;

- Berat badan dibawah 10 –20% ideal untuk bentuk tubuh dan berat.

- Melaporkan kurang tertarik pada makanan

- Tonus otot buruk

Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :

- Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai

laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

- Melakukan prilaku/perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan

atau mempertahankan berat yang tepat.

Intervensi :

1. Catat status nutrisi klien

Rasional : berguna dalam mendefenisikan derajat/luasnya

masalah dan piliha intervensi yang tepat.

2. Pastikan pola diet biasa klien yang disukai dan yang tidak

Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi

kebutuhan/kekuatan khusus.

3. Dorong makan sedikit dan sering dengan diet TPK

Rasional : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan

yang tidak perlu.

4. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah

dan untuk membagi dengan klien kecuali kontra indikasi.

Rasional : Membuat lingkungan social lebih normal selama

makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan

cultural.

5. Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan komposisi diet

Rasional : Memeberikan bantuan dalam perencanaan diet

dengan nutrisi adequate untuk kebutuhan metabolic dan diet.

6. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik tepat sesuai indikasi.

Rasional ; Demam meningkatkan kebutuhan metabolic dan

juga konsumsi kalori.

13

Page 13: ASKEP PERNAPASAN TBC

5). Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,

aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan :

- Kurang terpajan pada/salah interpretasi informasi

- Keterbatasan kognitif

- Tidak akurat/tidak lengkap informasi yang ada.

Ditandai dengan :

- Permintaan informasi

- Menunjukkan kesalahan konsep tentang status kesehatan

- Kurang atau tidak akurat mengikuti instruksi/perilaku

- Menunjukkan atau memperlihatkan perasaan terancam.

Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :

- Menyatakan pemahaman prosespenyakit/prognosis dan kebutuhan

pengobatan

- Melakukan prilaku/perubahan pola hidup untuk memperbaiki

kesehatan umum dan menurunkan resiko pengaktifan ulang TB

- Mengidentifikasi gejala yang membutuhkan evaluasi/intevensi

- Menggambarkan rencana untuk menerima perawatan kesehatan

adequate.

Intevensi :

1. Kaji kemampuan klien untuk belajar

Rasional : Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik

serta ditingkatkan pada tahapan individu.

2. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan keperawat

Rasional : Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan

ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi

lanjut.

3. Tekankan pentingnya mempertahankan nutrisi dan cairan

adekuat

14

Page 14: ASKEP PERNAPASAN TBC

Rasional :Memenuhi kebutuhan metabolic membantu

meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan.

Cairan dapat mengeluarkan/mengencerkan secret.

4. Dorong untuk tidak merokok

Rasional : Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya

TB, tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan/bronchitis.

5. dan lain-lain.

15

Page 15: ASKEP PERNAPASAN TBC

PENYIMPANGAN KDM TUBERKULOSIS

Kuman

Saluran nafas

Akumulasi limfe dan hematogen

Paru-paru

Tuberkel-tuberkel

Eksudasi

Reaksi antigen antibody(Ig E)

16

Page 16: ASKEP PERNAPASAN TBC

17