Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

27
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HERBAL (DAUN SALAM, JINTAN HITAM DAN DAUN SELEDRI) TERHADAP KADAR IL-6 PLASMA PENDERITA HIPERURISEMIA ______________________________________________________________ _____________ Dwi Ngestiningsih*, Suyanto Hadi**, Bantar Suntoko** ABSTRAK Latar Belakang : Hiperurisemia akan memacu produksi sitokin proinflamasi TNF-α, IL-1 dan IL-6. Ketiga sitokin tadi akan memacu penarikan lekosit ke daerah deposit kristal monosodium urat dan melipatgandakan respon inflamasi. Daun salam (Eugenia polyantha), seledri (Apium graveolens), dan biji jinten hitam (Nigella sativa) pada percobaan terdahulu dapat menurunkan respon inflamasi termasuk kadar IL-6 pada respon inflamasi. Ketiga tanaman ini sangat banyak di Indonesia namun sampai saat ini belum dilakukan uji klinik pada manusia. Tujuan: Untuk mengetahui apakah pemberian formula ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 serum penderita hiperurisemia. Metoda: Penelitian ini adalah eksperimental yaitu double blind randomised clinical trial (RCT), dilaksanakan Maret 2007–Februari 2008. Subyek penelitian adalah penderita hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat di poliklinik/rawat inap penyakit dalam dan geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel dibagi menjadi Kelompok perlakuan dan Kelompok kelola. Dilakukan pemeriksaan

Transcript of Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Page 1: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HERBAL (DAUN SALAM, JINTAN HITAM

DAN DAUN SELEDRI) TERHADAP KADAR IL-6 PLASMA PENDERITA

HIPERURISEMIA

___________________________________________________________________________

Dwi Ngestiningsih*, Suyanto Hadi**, Bantar Suntoko**

ABSTRAK

Latar Belakang : Hiperurisemia akan memacu produksi sitokin proinflamasi TNF-α, IL-1

dan IL-6. Ketiga sitokin tadi akan memacu penarikan lekosit ke daerah deposit kristal

monosodium urat dan melipatgandakan respon inflamasi. Daun salam (Eugenia polyantha),

seledri (Apium graveolens), dan biji jinten hitam (Nigella sativa) pada percobaan terdahulu

dapat menurunkan respon inflamasi termasuk kadar IL-6 pada respon inflamasi. Ketiga

tanaman ini sangat banyak di Indonesia namun sampai saat ini belum dilakukan uji klinik

pada manusia.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah pemberian formula ekstrak herbal penurun asam urat

dapat menurunkan kadar IL-6 serum penderita hiperurisemia.

Metoda: Penelitian ini adalah eksperimental yaitu double blind randomised clinical trial

(RCT), dilaksanakan Maret 2007–Februari 2008. Subyek penelitian adalah penderita

hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat di poliklinik/rawat inap penyakit dalam dan

geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel dibagi menjadi Kelompok perlakuan dan

Kelompok kelola. Dilakukan pemeriksaan kadar IL-6 darah sebelum dan setelah 4 minggu

perlakuan. IL-6 diperiksa dengan cara ELISA.

Hasil: Sampel sebanyak 43 orang (22 orang kelompok herbal dan 21 orang kelompok

plasebo). Rerata kadar IL-6 awal kelompok herbal 214,58 pg/dl sedangkan kelompok plasebo

182,89 pg/dl. Rerata kadar IL-6 akhir kelompok herbal 192,15 pg/dl sedangkan kelompok

plasebo 254,00 pg/dl. Rerata delta kadar IL-6 kelompok ekstrak herbal -22,43 pg/dl dan

kelompok plasebo 71,11 pg/dl (p: 0,045). Rerata rasio IL-6 pada kelompok herbal 1142,16 %

sedangkan pada kelompok plasebo 754,45 % (p: 0,052).

Simpulan: Ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 serum penderita

hiperurisemia secara bermakna.

Page 2: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Kata Kunci: IL-6, Eugenia polyantha, Apium graveolen, Nigella sativa

* Bagian Biokimia FK UNDIP

**Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNDIP/RSDK

1. Latar belakang penelitian

Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat darah

diatas normal lebih dari 7 mg/dl (>420 mol/L). 1,2,3,4,5,6 Hiperurisemia dapat

disebabkan karena peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), penurunan

ekskresi asam urat urin (underexcretion), atau kombinasi keduanya.1,2

Prevalensi hiperurisemia di masyarakat diperkirakan antara 2,3 sampai 17,6%

dimana ditemukan pada laki-laki 24,5% dan perempuan 23,9%.7 Pada pasien rawat

jalan berkisar antara 2,0-13,2% dan bahkan lebih tinggi pada pasien rawat inap.2

Hiperurisemia merupakan faktor risiko timbulnya artritis gout, nefropati gout atau

batu ginjal.2,5,6,8

Asam urat plasma merupakan agen inflamasi. Asam urat menstimulasi

pembentukan monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1) pada otot polos vaskular

tikus melalui aktivasi p38 MAP kinase dan the nuclear transcription factors, NF- B

and AP-1. MCP-1 merupakan kemokin yang penting pada penyakit vaskular dan

aterosklerosis. Asam urat juga memacu sel mononuklear manusia untuk memproduksi

Page 3: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

interleukin-1ß (IL-1 ß), interleukin-6 (IL-6), interleukin 8 ( IL-8) dan tumor necrosis

factor - (TNF- ). 1,6 TNF- dan IL-1 yang dilepaskan monosit darah perifer dapat

mengaktifasi ekspresi E-selectin sel endotel vaskular, intercellular adhesion molecule

1 (ICAM-1), dan vascular cell adhesion molecule 1 (VCAM-1) yang akan memacu

penarikan lekosit ke daerah deposit kristal monosodium urat dan melipatgandakan

respon inflamasi.9,10 IL-6 yang dihasilkan makrofag akan memacu aktifasi sel-sel

endothel vaskuler, akibatnya terjadi proses inflamasi pada endothel vaskuler. Bila hal

ini terjadi terus-menerus maka dapat terjadi kerusakan endothel vaskuler yang akan

dapat menyebabkan terjadinya trombus. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah

jantung maka akan terjadi penyakit jantung koroner.9,10,11

Indonesia adalah negara dengan wilayah yang kaya akan sumber daya hayati

yang berpotensi sebagai tanaman obat. Upaya-upaya untuk menggali,

memanfaatkan dan mengembangkan potensi tanaman obat harus dikedepankan dan

didukung oleh semua pihak. Pengembangan sediaan alami dengan indikasi penurun

kadar asam urat darah merupakan salah satu contoh langkah tepat dalam

pengembangan potensi tanaman obat saat ini.

Berdasarkan pengalaman empirik di masyarakat, beberapa jenis tanaman obat

dapat digunakan untuk menghilangkan, mengurangi gejala inflamasi, serta mampu

menurunkan kadar asam urat dalam darah. Beberapa tanaman obat tersebut telah

banyak digunakan dalam mengatasi kelebihan asam urat secara turun-temurun. 12,13,14

Jang (2008) menemukan bahwa dalam seledri terdapat luteolin yang dapat

menurunkan proses inflamasi yaitu dengan menurunnya kadar IL-6 pada pemberian

luteolin.15

Dari berbagai tanaman obat, ada tiga jenis tanaman yang telah diuji dengan

hewan percobaan yaitu daun salam (Eugenia polyantha), herba seledri (Apium

Graveolens), dan biji jinten hitam (Nigella sativa) melalui beberapa mekanisme.

Tanaman-tanaman ini dapat menurunkan respon inflamasi terutama jinten hitam

(Nigella sativa) yang telah terbukti dapat menurunkan kadar IL-6 pada respon

inflamasi. Ketiga tanaman ini sangat banyak di Indonesia namun belum dilakukan

uji klinik sebagai penurun asam urat pada manusia.12,13,14,15 Berdasarkan laporan

penelitian preklinik dalam bentuk formula penurun asam urat yang terdiri dari daun

salam ((E. polyantha), herba seledri (A. graveolens), dan biji jinten hitam (N. sativa)

Page 4: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

maka dilakukan uji klinik pada penderita hiperurisemia di rumah sakit Dr. Kariadi

Semarang. Formula ini akan dibahas lebih rinci pada bab selanjutnya.

I.2. Rumusan masalah

Apakah pemberian formula penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 serum

penderita hiperurisemia?

I.3. Tujuan penelitian

3.1. Tujuan Umum :

Mengetahui apakah pemberian formula penurun asam urat dapat menurunkan kadar

IL-6 serum penderita hiperurisemia.

3.2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi perbedaan nilai delta kadar IL-6 pasca pemberian ekstrak

herbal pada penderita hiperurisemia dibandingkan plasebo.

2. Mengevaluasi perbedaan rasio kadar IL-6 pasca pemberian ekstrak herbal

dibandingkan plasebo pada penderita hiperurisemia.

I.4. Manfaat penelitian

4.1. Bidang ilmu

Adanya fitofarmaka penurun kadar asam urat yang efektif dan aman dapat

menjadi pilihan terapi anti inflamasi pada penderita hiperurisemia sehingga

dapat mengurangi deformitas yang ditimbulkan akibat hiperurisemia.

4.2. Bidang pelayanan

Adanya penemuan fitofarmaka penurun kadar asam urat sebagai anti inflamasi

dapat menunjang program pemerintah, khususnya dalam pemanfaatan potensi

sumber alam Indonesia, yang secara makro akan menghemat devisa negara

mengingat impor obat-obat modern dapat dikurangi.

III.4. Metode Penelitian

1. Jenis dan rancangan penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimental yaitu double

blind randomised clinical trial (RCT).

Page 5: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

2. Ruang lingkup penelitian

Bidang ilmu yang diteliti adalah ilmu kedokteran khususnya bidang Rematologi.

3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di poliklinik, bangsal penyakit dalam dan geriatri RSUP Dr.

Kariadi Semarang selama 6 bulan, yaitu periode Maret 2007 – Februari 2008.

4. Subyek penelitian

4.1. Populasi target : seluruh penderita hiperurisemia yang berada di Kota Semarang dan

sekitarnya.

4.2. Populasi terjangkau : penderita hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat jalan di

poliklinik penyakit dalam dan geriatri atau menjalani rawat inap di bangsal penyakit

dalam dan geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang.

4.3. Sampel penelitian : populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

5. Besar sampel

Besar sampel penelitian dihitung berdasarkan rumus dibawah ini :

n = p1 x (100- p 1) + p 2 x (100- p 2) x (,)

( p2-p1)2

n = 37,5, digenapkan menjadi 40.

6. Kriteria inklusi dan eksklusi

6.1. Kriteria inklusi

a. Laki-laki atau perempuan usia 18 tahun atau lebih dengan kadar asam urat darah

diatas 7 mg/dl

b. Bersedia ikut penelitian

6.2. Kriteria eksklusi

a. Gangguan fungsi hati (aminotransferase aspartat (AST) >40 U/L,

aminotransferase alanin (ALT) >65 U/L)

b. Gangguan fungsi ginjal (Kreatinin > 1,5 mg/dl dan atau Ureum > 40 mg/dl)

Page 6: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

c. Keganasan

d. Sedang menderita infeksi ( demam, lekosit > 11.000/mmk)

7. Metode randomisasi

Semua penderita yang memenuhi kriteria penelitian dibagi dalam dua

kelompok secara random permuted blocks menjadi :

a. Kelompok perlakuan

Kelompok perlakuan diberi diit rendah purin* dan formula penurun asam urat

2000 mg/hari (4 kapsul/hari @ 500 mg ) yang diberikan selama 28 hari.

b. Kelompok kelola

Kelompok kelola diberi diit rendah purin* dan plasebo yang diberikan selama

28 hari.

(*sesuai panduan dari bagian gizi RSUP Dr. Kariadi Semarang)

8. Intervensi

Intervensi pada penelitian ini dilakukan blinding, yaitu ekstrak herbal dan

plasebo akan dimasukkan dalam kapsul yang memiliki karakteristik (warna dan

ukuran) yang sama. Selanjutnya dimasukkan dalam amplop tertutup yang telah

diberi kode sebelumnya. Kode baru dibuka setelah analisis selesai. Dokter yang

terlibat dalam terapi subyek tidak mengetahui tentang jenis terapi yang diberikan

dan pasien juga tidak mengetahui jenis obat yang diminum.

9. Variabel penelitian

a. Variabel bebas, yaitu : variabel perlakuan ( pemberian formula penurun asam

urat).

b. Variabel terikat/terpengaruh, yaitu : kadar IL-6 darah.

c. Definisi operasional

Perlakuan : pemberian formula penurun asam urat (daun salam, herba seledri dan biji

jinten hitam) 2000 mg/hari (4 kapsul @ 500 mg) dan plasebo (sukrosa)

Hiperurisemia adalah kadar asam urat darah lebih dari 7 mg/dl

Laboratorium :

Page 7: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Kadar asam urat darah yang diambil sebelum makan dalam kadar mg/dl, rentang 0

– tak terhingga (mg/dl)

Kadar AST, ALT, kreatinin serum dan ureum serum dalam mg/dl.

Jumlah lekosit per l.

Kadar IL-6 darah sebelum dan sesudah perlakuan, rentang 0 – tak terhingga

(pg/dl)

Nilai delta IL-6 adalah perbedaan kadar IL-6 darah pasca perlakuan dikurangi kadar IL-6

darah pra perlakuan dalam pg/dl.

Nilai rasio adalah prosentase penurunan kadar IL-6 darah pasca perlakuan terhadap kadar

IL-6 pra perlakuan dalam %

Selesai : Subyek selesai melakukan penelitian: bila mana dapat mengikuti penelitian

sampai dengan selesai mulai dari hari ke 1 sampai dengan hari ke 28 .

Drop out : Subyek yang menghentikan pengobatan sebelum hari ke 28 yang tidak dapat

dievaluasi sesuai dengan protokol penelitian atau menghentikan pengobatan

yang tak berhubungan protokol studi misalnya: ”menghilang” atau karena sebab

lain tidak dapat dilakukan follow up.

“Withdrawal” : Subyek yang menghentikan pengobatan sebelum hari ke 28 karena

berhubungan dengan studi ini misalnya karena efek samping dari obat yang

diberikan. Pasien tetap dianggap sebagai subyek penelitian dan dianalisis secara

statistik.

11. Desain Penelitian

Kelompok perlakuan (formula penurun asam urat darah) dan kelompok kelola

(plasebo) diperiksa kadar IL-6 dan kadar asam urat darah sebelum dan setelah 4 minggu

perlakuan. IL-6 diperiksa dengan cara ELISA

Page 8: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Sampel Penelitian

Formula Penurun Asam Urat Darah

Plasebo

Random

Random

Mg 4Mg OMg 4

Gambar 8. Desain Eksperimental

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Karakteristik Dasar Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah penderita hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat

jalan di poliklinik penyakit dalam atau menjalani rawat inap di bangsal penyakit dalam

RSUP Dr. Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah

keseluruhan sampel adalah 43 orang, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

yang menerima herbal 22 orang dan kelompok yang menerima plasebo 21 orang.

Page 9: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Tabel 3. Karakteristik dasar sampel penelitian

Variabel Herbal (n = 22) Plasebo (n=21) P

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

16

6

17

4

0,060 a

Hipertensi

Ya

Tidak

16

6

9

12

0,100 c

DM

Ya

Tidak

15

7

12

9

0,821 c

Dislipidemia

Ya

Tidak

16

6

8

13

0,083 c

Rerata Umur (+

SD) dalam tahun

61 (+ 10,6) 64 (+ 11,1) 0,360 b

BMI (±SD)

dalam kg/m2

25,1(±2,3) 23,8(±3,6) 0,162 b

Keterangan :

a = uji beda dengan fisher’s exact

b = uji beda dengan independent t test

c = uji beda dengan chi square

Tidak terdapat perbedaan bermakna pada variabel jenis kelamin, umur, BMI dan

komorbid (hipertensi, diabetes melitus dan dislipidemia) pada kedua kelompok

penelitian

Dari 22 sampel pada kelompok herbal, terdapat 16 laki-laki (72,73 %) dan 6

perempuan (27,27 %). Pada kelompok plasebo jumlah sampel laki-laki 17 orang (80,95

%) sedangkan yang perempuan 4 orang (19,05 %). Hasil fisher’s exact test menunjukkan

tidak terdapat perbedaan bermakna jenis kelamin di antara ke dua kelompok tersebut

Page 10: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

(0,060). Pada kelompok herbal, sebagian besar sampel (72,73 %) menderita hipertensi,

sedangkan kelompok plasebo terdapat 9 orang sampel (42,86 %) menderita hipertensi.

Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kejadian hipertensi di antara ke dua kelompok

(p = 0,100). Pada kelompok herbal, terdapat 15 sampel (68,18 %) menderita DM,

sedangkan kelompok plasebo ada 12 orang (57,14 %) yang menderita DM. Tidak terdapat

perbedaan bermakna pada kejadian DM di antara ke dua kelompok (p = 0,821). Juga

tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,083) kejadian dislipidemia di antara kedua

kelompok

Rerata umur kelompok herbal adalah 61 tahun (+ 10,6) sedangkan rerata umur

kelompok plasebo adalah 64 tahun (+ 11,1). Hasil uji normalitas data dengan Shapiro –

Wilk menunjukkan bahwa data umur berdistribusi normal (p > 0,05), sehingga uji beda

menggunakan independent t test. Hasil uji beda tersebut menunjukkan tidak terdapat

perbedaan umur bermakna antara kelompok herbal dan plasebo (p = 0,360).

IV.1.2. Kadar Interleukin -6 (IL-6) kelompok Herbal dan Plasebo.

Rerata kadar IL-6 awal kelompok herbal adalah 214,58 (+ 130,48) pg/dl

sedangkan rerata IL-6 awal kelompok plasebo adalah 182,89 (+ 117,86) pg/dl. Median

kadar IL-6 awal kelompok herbal adalah 214,58 pg/dl, sedangkan median kadar IL-6

awal kelompok plasebo adalah 182,89 pg/dl. Hasil uji normalitas data dengan uji

Kolmogorof - Smirnov menunjukkan bahwa data kadar IL-6 awal berdistribusi normal,

sehingga penghitungan uji beda menggunakan tekhnik T-test. Hasil uji beda

menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IL-6 awal (Tabel 6) antara

kelompok herbal dan plasebo (p = 0,409).

Tabel 6. Rerata kadar IL-6 kelompok Herbal dan Plasebo

IL-6 awal

(pg/ul)

IL-6 akhir

(pg/ul)

Mean/SD median Mean/SD Median

Herbal

(n=22)

214,58 + 130,48 214,58 192,15±127,68 192,15

Page 11: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Plasebo

(n=21)

182,89 + 117,86 182,89 254,00±1139,60 254,00

Keterangan : terjadi penurunan kadar IL-6 setelah pemberian ekstrak herbal,

sebaliknya pada kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6

Rerata kadar IL-6 akhir kelompok herbal adalah 192,15(±127,68) pg/dl

sedangkan rerata IL-6 akhir kelompok plasebo adalah 254,00(±1139,60) pg/dl. Median

kadar IL-6 akhir kelompok herbal adalah 192,15 pg/dl, sedangkan median kadar akhir IL-

6 kelompok plasebo adalah 254,00 pg/dl. Terdapat penurunan kadar IL-6 pasca perlakuan

pada kelompok herbal, sebaliknya pada kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6.

IV.1.3. Nilai Delta dan Rasio IL-6

Rerata nilai delta kadar IL-6 antara kelompok ekstrak herbal dan plasebo dapat

dilihat pada tabel 7. Rerata nilai delta IL-6 adalah -22,43 ± 113,12 pg/dl dan rerata delta

kadar IL-6 kelompok plasebo adalah 71,11 ± 177,92 pg/dl. Hasil uji normalitas data

dengan Kolmogorov- Smirnov menunjukkan bahwa nilai delta kadar IL-6 berdistribusi

normal, sehingga uji beda menggunakan T-test. Hasil uji beda menunjukkan adanya

perbedaan bermakna nilai delta kadar IL-6 (Tabel 7) antara kelompok herbal dan plasebo

(p = 0,045).

Nilai rasio IL-6 diperoleh dengan jalan membagi kadar IL-6 pasca perlakuan

dengan kadar IL-6 sebelum perlakuan, selanjutnya dikalikan 100%. Rerata rasio IL-6

pada kelompok herbal adalah 1142,16 ± 3542,51 % sedangkan rasio IL-6 pada kelompok

plasebo adalah 754,45 ± 1534,54 %. Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-

Smirnov menunjukkan bahwa rasio kadar IL-6 berdistribusi tidak normal, sehingga uji

beda menggunakan uji Mann Whitney. Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan

bermakna rasio kadar IL-6 (Tabel 7) antara kelompok herbal dan plasebo (p = 0,052).

Page 12: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Tabel 7. Nilai delta kadar IL-6 dan rasio pada kedua kelompok.

delta IL-6 (pg/dl) Rasio IL-6

(%)

mean median mean median

Herbal

(n=22)

-22,43 ± 113,12 -22,43 1142,16 ± 3542,51 89,55

Plasebo

(n=21)

71,11 ± 177,92 50,20 754,45 ± 1534,54 125,5

P 0,045 0,052

Page 13: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Gambar 9. Grafik Box plots kadar IL-6 sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok

herbal dan plasebo. Pada kelompok herbal terdapat penurunan kadar IL-6 sedangkan pada

kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6

Gambar 10. Grafik Box plots nilai delta IL-6 sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok

herbal dan plasebo. Pada kelompok herbal terdapat penurunan nilai deltakadar IL-6 (median ,

A. HerbalB. Plasebo

Page 14: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

pg/ml) sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatannilai delta kadar IL-6(median ,

pg/ml) dengan nilai p= 0,045.

.

Gambar 11. Nilai delta pada kelompok Herbal dan Plasebo.

-100

-50

0

50

100

150

-89.55

125.5

Series1

Gambar 12. Grafik rasio IL-6 pada kelompok Herbal dan Plasebo. Ket :

Terjadi penurunan kadar IL-6 pada kelompok herbal sesudah perlakuan.

IV.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis:

1. Terdapat perbedaan penurunan kadar IL-6 ( nilai delta) plasma penderita

hiperurisemia pasca pemberian ekstrak herbal penurun asam urat dibandingkan plasebo.

2. Terdapat perbedaan nilai rasio kadar IL-6 penderita hiperurisemia pasca

pemberian ekstrak herbal penurun asam urat dibandingkan plasebo.

Rasio IL-6

A : HerbalB : Plasebo

A

B

Page 15: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Dari hipotesis pertama didapatkan hasil nilai delta IL-6 kelompok herbal -22,43 atau

terjadi penurunan sebesar 22,43 pg/dl sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatan

kadar IL-6 sebesar 71,11 pg/dl. Dari hipotesis kedua didapatkan rasio penurunan IL-6

sebanyak 89,55% pada kelompok herbal, sedangkan pada kelompok plasebo terjadi

peningkatan rasio kadar IL-6 sebanyak 125,5%. Peningkatan kadar IL-6 plasma pada

kelompok plasebo kemungkinan penderita selama penelitian tidak minum obat penurun asam

urat yang sebelumnya dikonsumsi atau ada hal lain yang belum diketahui.

Penurunan nilai delta dan rasio kadar IL-6 ini sesuai hipotesis yaitu ekstrak herbal

penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 (nilai delta dan rasio) pada penderita

hiperurisemia. Hal ini sesuai dengan penelitian Azaki A (2007,belum publikasi) dimana

ekstrak herbal penurun asam urat dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita hiperurisemia.

Berkurangnya nyeri pada penderita hiperurisemia diduga akibat penurunan pelepasan sitokin

proinflamasi (TNF-α, IL-6, IL-1β).14,15 Wientarsih dkk (2007) mendapatkan hasil

bahwa infus daun salam dapat menurunkan respon inflamasi pada tikus secara klinis

dibandingkan pada kelompok kontrol (p < 0,05).16

Jang S dkk (2008) menilai efek luteolin (zat yang terdapat pada seledri) terh

terhadap penurunan kadar TNF-α dan IL-6 pada tikus normal. Setelah pemberian luteolin

selama 21 hari didapatkan penurunan kadar TNF-α dan IL-6 secara bermakna dibandingkan

pada kelompok kontrol.15

Ozugurlu F (2005) melakukan penelitian tentang jintan hitam (Nigella sativa)

terhadap mekanisme inflamasi pada tikus. Jintan hitam diberikan secara peroral pada tikus

dengan ensefalitis buatan selama 20 hari. Didapatkan hasil penurunan kadar NO secara

bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p < 0,05). Berkurangnya produksi NO

akan mengakibatkan berkurangnya aktifasi makrofag dalam melepaskan sitokin pro inflamasi

(TNF-α dan IL-6) sehingga proses inflamasi yang terjadi pada tikus dengan inflamasi buatan

berkurang.13 Hal ini juga sesuai dengan penelitian Soliman, dkk (2009) mengemukakan

bahwa Nigella sativa menghambat hepatotoksisitas yang diinduksi oleh karbon tetra klorida

dengan cara umpan balik negatif (down regulation) ekspresi protein CYP2E dan CYP3A

akibat reduksi nitrous oxide melalui penghambatan ekspresi inducible Nitrous Oxide

Synthase (iNOS).29

El- Obeid, dkk (2006) melaporkan efek dari melanin yang diekstraksi dari Nigella

sativa L, terhadap produksi tiga sitokin [tumor necrosis factor alpha (TNF-α), interleukin 6

Page 16: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

(IL-6) dan vascular endothelial growth factor (VEGF)], oleh monosit manusia, total

peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dan THP-1 cell line. Sel-sel tersebut diberi

melanin dalam berbagai konsentrasi dan dilihat ekspresi dari TNF-α, IL-6 dand VEGF

mRNA dengan menggunakan RT-PCR dan ELISA. Melanin menginduksi ekspresi TNF-α,

IL-6 dand VEGF mRNA dari monosit, PBMC dan THP-1 cell line. Pada level protein,

melanin menginduksi produksi TNF-α dan IL-6 secara signifikan dan menghambat produksi

VEGF oleh monosit dan PBMC. Pada THP-1 cell line melanin menginduksi produksi ketiga

sitokin tersebut. Pengamatan ini meningkatkan kemungkinan penggunaan melanin N. sativa

L. terapi penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan produksi sitokin

dan dapat untuk menambah imuno terapi terhadap kanker dan penyakit lainnya 30

SIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Simpulan

1. Ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan delta IL-6 penderita

hiperurisemia secara bermakna dibandingkan pada kelompok plasebo.

2. Ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan rasio IL-6 penderita

hiperurisemia secara bermakna dibandingkan pada kelompok plasebo.

Dapat disimpulkan bahwa ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar

IL-6 penderita hiperurisemia.

V. 2. Saran

Dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih banyak untuk menilai

efektifitas, efek samping, efikasi dan cost effectiveness pemberian terapi ekstrak herbal

penurun asam urat sehingga ekstrak herbal penurun asam urat ini dapat menjadi fitofarmaka.

Terima kasih kepada PT. Jamu Jago yang telah berpartisipasi pada penelitian ini, responden

dan keluarga responden penelitian yang telah bekerja sama dan berpartisipasi selama

penelitian berlangsung, Staf Pengajar dan perawat Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK

UNDIP/RS Dr. Kariadi Semarang, serta semua pihak yang baik langsung maupun tidak

langsung membantu menyelesaikan penelitian ini.

Page 17: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

DAFTAR PUSTAKA

1 Putra TR. Hiperurisemia. Buku Ajar Penyakit Dalam. Editor: Sudoyo AW et al, Edisi ke-

4. 2006,1213-17

2 Wortman RL, Kasper DL et al. Disorders of Purine and Pyrimidine Metabolism, in

Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed, Vol II, 2005, 2308-13

3 Emmerson BT. Hyperuricemia and Gout in Clinical Practice. Sydney: AIDS Health

Science Press. 1983

4 Cohen MG, Emmerson BT. Gout. Rheumatology. Editors JH Klippel, PA Dippe, Part 2,

St. Louis Baltimore: Mosby. 1994, 12.1-12.16

5 Kelley WN, Wortmann RL. Gout and Hyperuricemia. Textbook of Rheumatology, 5th ed,

Editors: Kelley WN, Ruddy S, Harris ED, Sledge CB, Philadelphia: WB Saunders

Company.1997, 1314-50

6 Becker, Menaaskshi J. Clinical Gout and Pathogenesis of yperuricemia. Arthritis and

Allied Conditions, A Textbook of Rheumatology. 13th ed, Vol 2, Editor WJ Koopman,

Baltimore: William & Wilkins Company. 2005, 2303-39

7 Klemp P, Stanfield SA, Castel B, Robertson MC,. Prevalence Hyperuricemia and Gout in

New Zealand. Eight APLAR Congress of Rheumatology. 1996, 21-26.

8 Terkeltaub R. Gout, Epidemiology, Pathology and Pathogenesis. Primer on the

Rheumatic Disease, 12th ed, Editors: Klippel JH. Atlanta-Georgia. 2001, 307-12

9 Johnson RJ.; Kang Duk-Hee; Feig D; et al. Is There a Pathogenetic Role for Uric Acid in

Hypertension and Cardiovascular and Renal Disease? Hypertension. 2003, 41:1183.

10 Saag K G , Choi H K. Epidemiology, Risk Factors, And Lifestyle Modifications For

Gout.Arthritis Research & Therapy 2006, 8(Suppl 1):S2 .  

11 Choi H K, MountD B, Reginato AM. Pathogenesis of Gout. Annals of Internal Medicine.

2005, Vol 143, 499-516.

12 Maat S. Manfaat Tanaman Obat Asli Indonesia Bagi Kesehatan. Disampaikan Pada

Lokakarya Pengembangan Agro Bisnis Berbasis Biofarmaka,Depeartemen Pertanian.

2001, 13-15.

Page 18: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

13 Sudibyo M .Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka. Jakarta

1998.

14 Abubakar A, Hadi S, Suntoko B. Efektifitas Formula Penurun Asam Urat (E.polyantha,

A.graveolens, N.sativa) pada Penderita Hiperurisemia. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam

FK UNDIP RS Dr. Kariadi Semarang.2007 (Belum Publikasi)

15 Jang S, Kelley KW, Johnson RW. Luteolin Reduces IL-6 Production in Microglia by

Inhibiting JNK Phosphorylation and Activation of AP-1. PNAS. 2008, 105 (21) :7534-9.

16 Wientarsih I, Iskandar M, Saputra GH. The Effect of Bay Leaves Infusum (S

polyanthum) on Anti-Inflamation in Rat Sprague-Dawley. BAPPENAS.2005.102-9.

17 Mustonen J, Syrjänen J , Rantala I, Pasternack A. Clinical Course And Treatment Of Iga

Nephropathy. JNEPHROL. 2001, 14: 440-446.

18 Terkeltaub R, Bushinsky DA, Becker MA. Recent Developments In Our Understanding

Of The Renal Basis Of Hyperuricemia And The Development Of Novel

Antihyperuricemic Therapeutics. Arthritis Research & Therapy. 2006, 8(Suppl 1): S4.    

19 Ryan Yennie. Recognition And Management Of Gout And Hyperuricemia. JAAPA.

2003,3:21-31.

20 Yagnik D R., Hillyer P, Marshall D, et al. Noninflammatory Phagocytosis Of

Monosodium Urate Monohydrate Crystals By Mouse Macrophages. Implications For

The Control Of Joint Inflammation In Gout . Arthritis & Rheumatism, August 2000, 43:

1779– 89.

21 IL-6/ Wikipedia The Free Encyclopedia.htm

22 Heinrich PC, Behrmann I, Muller-Newen G, Schaper F, Graeve L. Interleukin-6-Type

Cytokine Signalling Through The Gp130/Jak/STAT Pathway. Biochem. J. (1998)

334 :297–314.

23 Izawa H; Yamada Y; Okada T;et al. Prediction Of Genetic Risk For Hypertension .

Hypertension. 2003;41:1035.

24 Guerne PA, Terkeltaub R, Zuraw B, Lotz M. Inflammatory Microcrystals Stimulate

Interleukin-6 Production And Secretion By Human Monocytes And Synoviocytes.

Arthritis Rheum. 1989 Nov;32(11):1443-52.

25 Schreiner O, Wandel E, Himmelsbach F, Galle PR, Hermann EM. Reduced Secretion Of

Proinflammatory Cytokines Of Monosodium Urate Crystal-Stimulated Monocytes In

Page 19: Artikel Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal

Chronic Renal Failure: An Explanation For Infrequent Gout Episodes In Chronic Renal

Failure Patients? Nephrol Dial Transplant (2000) 15: 644-649

26 Sulistia Gan, et al. Farmakologi dan terapi, ed 3, Bagian Farmakologi FKUI Jakarta :

1987 :183-197.

27 Al-Ghamdi MS. The Anti-Inflammatory, Analgesic And Antipyretic Activity Of Nigella

Sativa. Journal of Ethnopharmacology, June 001,Vol.76: 45-8.

28 Haq A, Abdullatif M, Lobo PI, Khabar KSA, Kirtikant V. Sheth KV, Al-Sedairy ST.

Nigella Sativa: Effect On Human Lymphocytes And Polymorphonuclear Leukocyte

Phagocytic Activity. Immunopharmacology. August 1995, Vol.30: 147-55.

29 Soliman M.M, . El-Fattah El-Senosi Y.A, El-Hamid O.M.A., El-Desouki Abd El-Mageed

A, Ismaeil R.S, El-Maqsoud Ali H.A. Nigella sativa Modulates Cytokines Expression in

Mature Bovine Adipocytes. Asian Journal of Biochemistry.2009. Vol. 4 : 60-7.

30 El-Obeid A, Al-Harbi S, Al-Jomah N, Hassib A. Herbal Melanin Modulates Tumor

Necrosis Factor alpha (TNF-α), Interleukin 6 (IL-6) and Vascular Endothelial Growth

Factor (VEGF) Production. Phytomedicine , May 2006, Vol 13: 324-33.