Download - Laporan Percobaan 1-Erma Fix

Transcript
Page 1: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

BAB I

HUKUM OHM

1.1 . Tujuan Percobaan

Mempelajari hubungan antara tegangan (V), arus listrik (I), dan resistansi (R)

dengan salah satunya sebagai parameter.

1.2. Alat yang Dipergunakan

Daftar peralatan dan alat ukur yang digunakan dalam percobaan ini.

Tabel 1.1 Alat yang Dipergunakan

No Nama Alat Kode Jumlah

1 Panel Resistor 57674 1

2 Resistor 10 Ω 57720 1

3 Resistor 47 Ω 57728 1

4 Resistor 100 Ω 57732 1

5 Resistor 150 Ω 57734 1

6 Resistor 220 Ω 57736 1

7 Resistor 330 Ω 57738 1

8 Resistor 470 Ω 57740 1

9 Resistor 1000 Ω 5774 1

10 Amperemeter 53163 1

11 Voltmeter 53159 1

12 DC Power Supply 52230 1

13 Kabel 50148 6

1.3 Teori Dasar

Page 2: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.3.1 Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan bahwa jumlah arus yang mengalir melalui

konduktor kali resistansi konduktor sama dengan tegangan dari catu daya.

Hukum ini seringkali dinyatakan dalam bentuk V = IR, di mana V adalah

tegangan diukur dalam volt, I adalah arus diukur dalam ampli, dan R adalah

resistansi yang diukur dalam ohm.

Dalam suatu rangkaian dimana resistansi (R) dihubungkan dengan sumber

tegangan DC dengan melalui sebuah switch

I = VR ………………………(1.1)

V=R.I.....................................(1.2)

R = VI ……………………....(1.3)

dimana :

Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan I = arus listrik ( Ampere) V = tegangan (Volt) R = resistansi (Ohm)

Hubungan antara arus (I) sebagai fungsi dari tegangan (V) atau f = f(V) untuk

harga resistansi tertentu dapat digambarkan oleh sebuah kurva yang linear

seperti terlihat pada gambar 1.2 untuk harga - harga R yang berbeda

didapat kurva yang berlainan.

Hubungan antara tegangan (V) sebagai fungsi dari resistansi (R) atau V =

f(R) untuk harga arus tertentu dapat digambarkan oleh kurva yang linear

seperti terlihat pada gambar 1.3.

Sedangkan hubungan antara arus (1) sebagai fungsi dari resistansi (R) atau I =

t(R) untuk harga tegangan (V) tertentu dapat digambarkan oleh kurva

hiperbolik seperti terlihat pada gambar 1.4.

Page 3: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

Gambar 1.2 Grafik Hubungan V dan I

Gambar 1.3 Grafik Hubungan R dan V

Gambar 1.4 Grafik Hubungan R dan I

Page 4: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.4 Langkah Percobaan

Rangkaian yang digunakan dalam percobaan ini seperti terlihat pada gambar 1.

5 di bawah ini :

Gambar 1.5 Rangkaian Percobaan

1. Susunlah rangkaian seperti gambar 1.5.

2. Tunjukkan pada instruktur apakah rangkaian yang telah saudara buat sudah

benar.

3. Bila sudah dinyatakan benar maka minta persetujuan kepada instruktur

untuk melakukan percobaan sebagai berikut :

3.1. Mendapatkan kurva I = f(V) untuk harga R tertentu.

1. Atur harga V = 1 V.

2. Atur tegangan R = 47 Ω.

3. Saklar ditutup dan ukurlah harga I. Catat hasil pengukuran saudara

pada tabel 1.2

4. Ubah tegangan V untuk harga berikut : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 V.

5. Ulangi percobaan ini untuk R = 100, 220, 330, dan 470 S2. Catat hasil

pengukuran saudara pada tabel 1.2

3.2. Mendapatkan kurva V = f(R) untuk harga I tertentu

6. Atur harga R = 10 Ω.

7. Atur harga I = 2 mA

8. Catat hasil pengukuran V pada tabel 1.3

9. Ubah resistansi R untuk harga masing - masing harga berikut : 47, 100,

150, 220, 330, 470, dan 1 kΩ

Page 5: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

10. Ulangi seluruh percobaan ini untuk I = 4 mA, 6 mA, 8 mA, dan 10

mA. Catat seluruh hasil pengukuran saudara pada tabel 1.3

3.3. Mendapatkan kurva I = f(R) untuk harga V tertentu

a. Atur harga R = 10 Ω.

b. Atur harga V = 2 V

c. Catat hasil pengukuran I pada tabel 1.4

d. Ubah resistansi R untuk harga berikut : 47 Ω, 100 Ω, 150 Ω, 220 Ω,

330 Ω, 470 Ω, dan 1 kΩ

e. Ulangi percobaan ini untuk V = 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V. Catat

seluruh hasil pengukuran pada tabel 1.4

Page 6: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.5 Data Hasil Percobaan

Tabel 1.2 I = f (V)R=Konstan

V(V)

I (mA)R = 10 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 330 Ω R = 470 Ω

1 0,1 10,81 4,94 3,30 02,31

2 0,2 20,72 9,48 0,31 04,3

3 0,30 30,52 13,95 09,30 06,52

4 0,39 40,03 18,46 12,30 08,53

5 0,49 50 22,80 15,20 10,67

6 0,59 60 27,39 18,26 12,81

7 0,68 70,04 32,14 21,42 15,02

8 0,79 80,01 36,54 24,35 17,08

9 0,89 90,01 41,02 27,39 19,22

10 0,99 100,2 45 30,40 21,32

Tabel 1.3 V = f (R)I=Konstan

R(Ω)

V (Volt)

I = 2 mA I = 4 mA I = 6 mA I = 8 mA I = 10 mA

10 19,3 39,8 59,26 79,1 95,4

10 KΩ 23,3 48,0 65,5 89,9 111,2

100 22,6 48,0 67,2 88,4 103,7

150 23,2 47,5 67,5 85,7 108,7

220 23,2 47,1 67,8 86,1 111,4

330 23,4 48,2 65,4 89,2 109,2

470 23,2 48,2 65,1 85,5 111,4

1K 23,7 48,5 65,3 89,7 112

Page 7: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

Tabel 1.4 I = f(R )V=Konstan

R(Ω)

I (mA)

V = 2 V V = 4 V V = 6 V V = 8 V V = 10 V

10K 0,2 0,39 0,59 0,79 0,99

100 20,72 40,03 60 80,1 100,2

150 13,35 26,93 40,1 53,5 67

220 9,48 18,46 27,39 36,54 45,0

330 0,31 12,30 18,26 24,35 30,40

470 04,3 08,63 12,81 17,08 21,32

1K 1,99 4,03 6,00 8,00 10

Page 8: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.6 Analisa Data

1.6.1 Rangkaian dengan I=f(v) untuk harga R tertentu

1. Perhitungan Secara Teori

Dalam hukum ohm kita telah mengetahui rumus :

I = VR

Kita akan menggunakan rumus diatas, untuk menghitung rangkaian

dengan I = f(v), R konstan.

Diketahui : V= 1 Volt

R = 10Ω

Ditanya : I…………?

Jawab : I ¿1

100

= 0,1 mA

Dengan rumus yang sama perhitungan dapat dilanjutkan untuk masing-

masing nilai V dan R, sehingga secara teori diperoleh nilai I untuk masing-masing

V dan R. Perhitungan secara teori dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

2. Tabel Perhitungan Teori I = f(V) R= konstan

Tabel 1.5 Perhitungan Teori I=f(V) R=konstan

V(V)

I (mA)R = 10 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 330 Ω R = 470 Ω

1 100 10 4.55 3.03 2.13

2 200 20 9.09 6.06 4.26

3 300 30 13.63 9.09 6.38

4 400 40 18.18 12.12 8.51

5 500 50 22.73 15.15 10.64

6 600 60 27.27 18.18 12.77

7 700 70 31.82 21.21 14.89

8 800 80 36.36 24.24 17.02

9 900 90 40.91 27.27 19.15

10 1000 100 45.45 30.30 21.28

Page 9: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

3. Tabel Perbandingan Perhitungan Teori dan Percobaan

Tabel perbandingan teori dengan percobaan untuk I = f(v) R konstan

Tabel 1.6 Perbandingan teori dengan percobaan untuk I=f(v) R konstan

V I (mA)

(Volt) R=10 Ω R=100 Ω R=220 Ω

Teori Percobaan Teori Percobaan Teori

Percobaa

n

1 100 0.1 10 10.81 4.55 4.94

2 200 0.2 20 20.72 9.09 9.48

3 300 0.3 30 30.52 13.64 13.95

4 400 0.39 40 40.03 18.18 18.46

5 500 0.49 50 50 22.73 22.80

6 600 0.59 60 60 27.27 27.39

7 700 0.68 70 70.04 31.82 32.14

8 800 0.79 80 80.01 36.36 36.54

9 900 0.89 90 90.01 40.91 41.02

10 1000 0.99 100 100.2 45.45 45.0

V I (mA)

(Volt) R=330 Ω R=470 Ω

Teori Percobaan Teori Percobaan

1 3.03 3.3 2.13 02.31

2 6.06 0.31 4.26 04.3

3 9.09 9.3 6.38 06.52

4 12.12 12.3 8.51 08.53

5 15.15 15.2 10.64 10.67

6 18.18 18.26 12.77 12.81

7 21.21 21.42 14.89 15.02

8 24.24 24.35 17.02 17.08

9 27.27 27.39 19.15 19.22

10 30.2 30.4 21.28 21.32

4. Perhitungan Persentase Kesalahan

Page 10: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

Persentase kesalahan dalam suatu percobaan dapat dari dengan

menggunakan rumus :

% kesalahan = teori−percobaan

teorix 100 %

Dengan rumus diatas kita akan menghitung persentase

kesalahan I = f (V) R=konstan. Dengan menggunakan data yang tersaji pada tabel

perbandingan.

- Untuk R = 10 Ω saat V = 1 Volt

% kesalahan = 100−0.1

100x 100 % = 99.9%

- Untuk R = 100 Ω saat V = 1 Volt

% kesalahan = 10−10.81

10x 100 % = 8.1%

- Untuk R = 220 Ω saat V = 1 Volt

% kesalahan = 4.55−4.94

4.55x100 % = 8.57%

- Untuk R = 330 Ω saat V = 1 Volt

% kesalahan = 3.03−3.3

3.03x100 % = 8.91%

- Untuk R = 470 Ω saat V = 1 Volt

% kesalahan = 2.13−02.31

2.13x100 % = 8.45%

Dengan menggunakan rumus dan cara yang sama kita dapat

menghitung persentase kesalahan untuk masing-masing nilai V dan R yang telah

ditentukan sebelumnya. Hasil perhitungan untuk persentase kesalahan akan

diperlihatkan pada tabel berikut :

Page 11: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

5. Tabel Persentase Kesalahan

Tabel 1.7 Persentase Kesalahan untuk I = f(v) R konstan

V(Volt)

% Kesalahan I (mA)R = 10 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 330 Ω R = 470 Ω

1 99.9 8.1 8.57 8.91 8.45

2 99.9 3.6 4.30 94.8 0.94

3 99.9 1.73 2.27 2.31 2.20

4 99.9 0.075 1.54 1.48 0.23

5 99.9 0 21.68 0.33 0.29

6 99.9 0 0.45 0.44 0.31

7 99.9 0.057 1.1 0.99 0.87

8 99.9 0.012 0.50 0.45 0.35

9 99.9 0.011 0.27 0.44 0.36

10 99.9 0.2 0.99 0.67 0.18

6. Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapat ditarik dari percobaan diatas ( I = f(v)

R=Konstan) antara lain sebagai berikut :

a. Rumus yang digunakan pada percobaan ini adalah rumus hukum ohm

yaitu I = VR

, maka besar kecilnya nilai I (arus) sangat tergantung pada

besar R, jika dianggap V konstan. Jika R semakin besar maka I semakin

kecil atau jika R semakin kecil maka I semakin besar.

b. Seharusnya hasil pengukuran dan perhitungan secara teori memiliki nilai

yang sama, perbedaan terjadi dapat disebabkan oleh kurang baiknya

kondisi alat praktikum dan kurang telitinya praktikan dalam membaca alat

ukur dan pembuatan hasil.

Page 12: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.6.2 Rangkaian dengan V= f (R) untuk harga I tertentu

1. Perhitungan Secara Teori

Dalam rangkaian ini kita masih mempergunakan hukum ohm yaitu: V=I.R

Sehingga kita dapat mencari perhitungan secara teori untuk V=f(R) dengan harga

I tertentu. Perhitungan berdasarkan pada tabel :

Diketahui : R = 10Ω

I= 2mA = 2 x 10-3 A

Ditanya : V…………?

Jawab :

V= I.R

= 2 x 10-3 x 10 = 0.02 Volt

Dengan menggunakan rumus yang sama kita dapat mencari perhitungan

secara teori untuk masing-masing nilai V (tegangan) dengan besar nilai I (arus)

dan R (resistansi) sesuai dengan tabel dibawah ini :

2. Tabel Perhitungan Secara Teori

Tabel 1.8 Perhitungan Teori V= f(R) I= Konstan

R V(Volt)

(Ω) I=2mA I=4mA I=6mA I=8mA I=10mA

10 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

10KΩ 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

100 0.2 0.4 0.6 0.8 1.00

150 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5

220 0.44 0.88 1.32 1.76 2.2

330 0.66 1.32 1.98 2.64 3.3

470 0.94 1.88 2.82 3.76 4.7

1KΩ 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

Page 13: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

3. Tabel Perbandingan Perhitungan Teori dan Percobaan

Perbandingan antara perhitungan teori dan hasil percobaan untuk V=f(R)

I Konstan

Tabel 1.9 Perbandingan Teori dengan Percobaan untuk V= f(R) I=Konstan

R V(Volt)

(Ω) I= 2mA I= 4mA I= 6mA

Teor

i Percobaan Teori Percobaan

Teor

i Percobaan

10 0.02 19.3 0.04 39.8 0.06 59.26

10 KΩ 0.02 23.3 0.04 48.0 0.06 65.5

100 0.2 22.6 0.4 48.0 0.6 67.2

150 0.3 23.2 0.6 47.5 0.9 67.5

220 0.44 23.2 0.88 47.1 1.32 67.8

330 0.66 23.4 1.32 48.2 1.98 65.4

470 0.94 23.2 1.88 48.2 2.82 65.1

1KΩ 2.00 23.7 4.00 48.5 6.00 65.3

R V(Volt)

(Ω) I= 8mA I= 10mA

Teori Percobaan Teori Percobaan

10  0.08 79.1  0.1  95.4 

10 KΩ  0.08  89.9  0.1  111.2

100  0.8  88.4  1.00  103.7

150  1.2  86.7  1.5  108.7

220  1.76  86.1  2.2  111.4

330  2.64  89.2  3.3  109.2

470  3.76  85.5  4.7  111.4

1KΩ  8.00  89.7  10.00  112

Page 14: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

4. Perhitungan Persentase Kesalahan

Persentase kesalahan dalam suatu percobaan dapat dari dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

% kesalahan : teori−percobaan

teorix 100 %

Dengan rumus diatas kita akan menghitung persentase kesalahan I= f(v) R =

konstan dengan menggunakan data yang tersaji pada tabel perbandingan.

- Untuk R= 10Ω saat I= 2mA

% kesalahan= 0.02−19.33

0.02x 100 % = 96.55%

- Untuk R= 10KΩ saat I= 2mA

% kesalahan=0.02−23.3

0.02x100 % = 116.4%

- Untuk R= 100Ω saat I= 2mA

% kesalahan=0.2−22.6

0.2x100 % = 11.200%

- Untuk R= 150Ω saat I= 2mA

% kesalahan= 0.3−23.2

0.3x100 % = 7.633%

- Untuk R= 220Ω saat I= 2mA

% kesalahan= 0.44−23.2

0.44x100 % = 5.172%

- Untuk R= 330Ω saat I= 2mA

% kesalahan= 0.66−23.4

0.66x 100 % = 3.445%

- Untuk R= 470Ω saat I= 2mA

% kesalahan= 0.94−23.2

0.94x100 % =2.368%

- Untuk R= 1KΩ saat I= 2mA

% kesalahan= 2.00−23.7

2.00x100 % = 1.085%

Dengan menggunakan rumus dan cara yang sama kita dapat menghitung

Page 15: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

persentase kesalahan untuk masing-masing nilai V dan R yang telah ditentukan

sebelumnya. Hasil perhitungan untuk persentase kesalahan akan diperlihatkan

pada tabel berikut ini :

5. Tabel Persentase Kesalahan

Tabel 1.10 Persentase Kesalahan untuk V= f(R) I= konstan

R(Ω)

% Kesalahan V (Volt)=……….%

I = 2 mA I = 4 mA I = 6 mA I = 8 mA I = 10 mA

10 96.55 99.4 98.66 98.76 95.3

10KΩ 116.4 119.9 109.06 112.28 111.1

100 11.200 11.900 11.100 10.950 10.270

150 7.633 7.816 7.400 7.125 7.146

220 5.172 5.252 5.036 4.792 4.963

330 3.455 3.511 3.203 3.278 3.209

470 2.368 2.463 2.208 2.173 2.270

1K 1.085 1.113 988.3 1.022 1.020

6. Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapat kita ambil dari percobaan diatas V=f(R) I

konstan antara lain :

a. Rumus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah V= I.R , sehingga

besarnya nilai V akan berbanding lurus dengan peningkatan / penurunan

nilai R jika I konstan. Dapat dilihat dalam hasil percobaan nilai V terkecil

ialah saat I dan R bernilai terkecil juga demikian juga sebaliknya.

b. Terjadinya kesalahan dalam pengukuran, yang dapat mengakibatkan hasil

teori dan percobaan berbeda mungkin disebabkan karena :

- Kondisi alat yang kurang baik,

- Kurang presisinya alat ukur,

- Kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur dan pembulatan

hasil.

Page 16: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

1.6.3 Rangkaian dengan I=f(v) untuk harga V tertentu

1. Perhitungan Secara Teori

Dalam hukum ohm kita telah mengetahui rumus :

I = VR

Kita akan menggunakan rumus diatas, untuk menghitung rangkaian

dengan I= f(v), R konstan.

Diketahui : V= 2 Volt

R= 10 KΩ

Ditanya : I…………?

Jawab : I=VR

= 2

10 = 200 mA

Dengan rumus yang sama perhitungan dapat dilanjutkan untuk masing-

masing nilai V dan R, sehingga secara teori diperoleh nilai I untuk masing-masing

V dan R. Perhitungan berdasarkan teori dapat dilihat di bawah ini.

2. Tabel Perhitungan Secara Teori

Tabel 1.11 Perhitungan Teori I= f(R) V= konstan

R I (mA)

(Ω) V= 2V V= 4V V=6V V= 8V V=10V

10K 200 400 600 800 1000

100 20 40 60 80 100

150 13.3 26.6 40 40 66.6

220 9.09 18.13 27.27 27.27 45.6

330 6.06 12.12 18.18 18.18 30.3

470 4.25 18.51 12.86 12.86 21.3

1K 2 4 16 16 10

Page 17: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

3. Tabel Perbandingan Perhitungan Teori dan Percobaan

Tabel 1.12 Perbandingan Teori dengan Percobaan untuk I= f(R) V= konstan

R I (mA)

(Ω) V= 2 V V= 4V V= 6V

Teori Percobaan Teori Percobaan Teori Percobaan

10K 200 0.2 400 0.39 600 0.59

100 20 20.72 40 40.03 60 60

150 13.3 13.35 26.6 26.93 40 40.1

220 9.09 9.48 18.13 18.46 27.27 27.39

330 6.06 0.31 12.12 12.30 18.18 18.26

470 4.25 04.3 18.51 08.63 12.86 12.81

1K 2 1.99 4 4.03 16 6.00

R I (mA)

(Ω) V= 8V V= 10V

Teori Percobaan Teori Percobaan

10K 800 0.79 1000 0.99

100 80 80.1 100 100.2

150 40 53.5 66.6 67

220 27.27 36.54 45.6 45.0

330 18.18 24.35 30.3 30.40

470 12.86 17.08 21.3 21.32

1K 16 8.00 10 10

4. Perhitungan Persentase Kesalahan

Persentase kesalahan dalam suatu percobaan dapat dari dengan

menggunakan rumus :

% kesalahan = teori−percobaan

teorix 100 %

Page 18: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

Dengan rumus diatas kita akan menghitung persentase kesalahan I= f(v)

R=konstan, dengan menggunakan data yang tersaji pada tabel perbandingan

- Untuk R= 100 Ω saat I = 2 Ma

% kesalahan = 20−20.72

20x 100 % = 3.6%

Dengan menggunakan rumus dan cara yang sama kita dapat menghitung

persentase kesalahan untuk masing-masing nilai V dan R yang telah ditentukan

sebelumnya. Hasil perhitungan untuk persentase kesalahan akan diperlihatkan

pada tabel berikut ini :

5. Tabel Persentase Kesalahan

Tabel 1.13 Persentase Kesalahan untuk I= f(R) V= konstan

R % Kesalahan I (mA)=…%

(Ω) V= 2V V= 4V V=6V V= 8V V=10V

10K 99.9 99.9 99.9 99.9 99.9

100 3.6 0.75 0 1.25 0.2

150 0.37 1.24 0.25 33.75 0.60

220 4.30 1.82 0.44 33.99 1.31

330 94.9 1.48 0.44 33.93 0.33

470 1.17 53.3 0.38 32.81 0.09

1K 0.5 0.75 62.5 50 0

6. Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapat ditarik dari percobaan diatas I= f(v)

V=konstan antara lain sebagai berikut :

a. Rumus yang digunaka pada percobaan ini adalah rumus hukum ohm yaitu

I= VR

, maka besar kecilnya nilai I (arus) sangat tergantung pada besar R

jika dianggap V konstan. Jika R semakin besar maka I semakin kecil atau

jika R semakin kecil maka I semakin besar.

b. Seharusnya hasil pengukuran dan perhitungan secara teori memiliki nilai

yang sama, perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh kurang baiknya

Page 19: Laporan Percobaan 1-Erma Fix

kondisi alat praktikum dan kurang telitinya praktikan dalam membaca alat

ukur dan pembuatan hasil.

1.7 Kesimpulan Umum

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka untuk percobaan I (hukum ohm)

ini dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

a. Percobaan untuk membuktikan hukum ohm dapat dinyatakan berhasil.

Ini dapat dilihat dengan persentase kesalahan dan grafik perbandingan

yang telah dilakukan dimana persentasenya kesalahan yang terjadi

untuk masing-masing percobaan yaitu I= f(v) untuk R tertentu,

percobaan V= f(R) untuk harga I tertentu dan percobaan I = f(R) untuk

harga V tertentu tidak terlalu besar dan juga dari grafik dapat dilihat

bahwa hasil perhitungan secara teori dan pengukuran tidak

menunjukkan persentase yang signifikan.

b. Rumus yang digunakan adalah rumus hukum ohm I=VR

, maka besar

kecilnya nilai I (arus) sangat tergantung pada besar R jika dianggap V

konstan. Jika R semakin besar maka I semakin kecil atau jika R

semakin kecil maka I semakin besar.

c. Rumus yang dipergunakan adalah V= I.R , sehingga besarnya nilai V

akan berbanding lurus dengan peningkatan / penurunan nilai R jika I

konstan. Dapat dilihat dalam hasil percobaan nilai V terkecil ialah saat

I dan R bernilai terkecil juga demikian sebaliknya.

d. Seharusnya hasil pengukuran dan perhitungan secara teori memiliki

nilai yang sama, perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh kurang

baiknya kondisi alat praktikum dan kurang telitinya praktikan dalam

membaca alat ukur dan pembuatan hasil.