39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010)
menyebutkan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui
ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik
korelasional, penulis dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel
dengan variabel lain. Besar atau tingginya tingkat hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk koefisien korelasi. Sifat penelitian ini melukiskan hubungan yang
terdapat antara variabel bebas, yaitu ethnic identity (X) dengan variabel terikat, yaitu
psychological well-being (Y) pada mahasiswa etnik Jawa varian Santri Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau dengan kata lain sekumpulan orang
atau subjek yang diamati (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW dari angkatan
2007 sampai dengan angkatan 2012 yang beretnik Jawa varian santri. Pemerolehan
40
jumlah populasi ditentukan dengan reduksi data seluruh mahasiswa Progdi BK
UKSW dengan persyaratan subjek beretnik Jawa, beragama Islam, bukan campuran
abangan ataupun santri. Data awal yang didapatkan penulis berasal dari Biro
Kemahasiswaan UKSW sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Mahasiswa Progdi BK berdasarkan etnik
Subjek Etnik Jawa Prosentase Non Jawa Prosentase Total
Mahasiswa Bk 297 93,10 % 22 6,90 % 319 Sumber : Bikem UKSW (diedit penulis Mei 2013)
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW yang
termasuk dalam kategori etnik Jawa berjumlah 297 orang, mahasiswa BK UKSW non
Jawa berjumlah 22 dan total keseluruhan adalah 319 orang. Dari data tersebut
dilakukan reduksi kembali dengan mengkategorikan mahasiswa yang memiliki
agama Islam dan non Islam, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tabel Mahasiswa Progdi BK etnik Jawa berdasarkan agama
Subjek Islam Prosentase Non Islam Prosentase Total
Mahasiswa Bk 209 70,37 % 88 27,63 % 297 Sumber : Bikem UKSW (diedit penulis Mei 2013)
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW etnik
Jawa yang beragama Islam sejumlah 209 orang dan non Islam sejumlah 88 orang.
Dengan begitu mahasiswa yang dapat masuk kategori Jawa varian santri masih 209
orang. Dari sisa jumlah mahasiswa yang masuk dalam kriteria subjek penelitian
41
dilakukan reduksi kembali dengan mengeluarkan mahasiswa etnik Jawa yang
beragama Islam non santri dari populasi penelitian. Penentuan subjek non santri
dilakukan dengan wawancara, dan pengisian angket mengenai varian etnik Jawa.
Melalui wawancara atau pengisian angket didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel Varian Etnik Jawa Mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW
Subjek
Mahasiswa BK
Kurang
Paham Islam
Mengaku
Kejawen Priyayi Abangan
Etnik Jawa Islam 6 2 1 12
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa mahasiswa Jawa Islam yang kurang paham
Islam berjumlah 6 orang, mengaku Kejawen 2 orang, masuk dalam golongan priyayi
1 orang dan campuran antara santri dan abangan berjumlah 12 orang, dengan
demikian terdapat 21 orang subjek yang dikeluarkan dari kategori varian santri,
sehingga didapatkan jumlah populasi penelitian yaitu mahasiswa BK etnik Jawa
varian santri sejumlah 209 - 21 sama dengan 188 orang mahasiswa.
3.2.2. Sampel
Sugiyono, (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, merupakan teknik
penganbilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011). Jenis sampelnya
42
sendiri adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(Sugiyono 2011). Cara demikian dilakukan karena populasi yang ada bersifat
homogen yaitu mahasiswa etnik Jawa varian santri.
Selanjutnya dalam penentuan jumlah sampel penelitian, penulis akan
menggunakan rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael
(dalam Sugiyono 2011) sebagai berikut :
S = λ².N.P.Q
d²(N-1)+λ².P.Q
Dalam penerapan rumus tersebut Sugiyono (2011) telah membuat tabel
penentuan sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Penggunaan tabel
penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah populasi yang dimiliki. Melalui
tabel tersebut penulis menggunakan sampel dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan
jumlah sampel diambil dari jumlah populasi mahasiswa BK UKSW etnik Jawa varian
santri sejumlah 188 orang (dibulatkan menjadi 190 orang). Dengan jumlah 190
populasi, sampel yang dapat diambil dengan taraf kesalahan 5 % sesuai tabel
penentuan sampel Sugiyono (2011) adalah 123 orang.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian sesuai pendapat Sugiyono (2011) pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari
43
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
3.3.1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah ethnic identity / ethnic identity ( X )
3.3.2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah psychological well-being / kesejahteraan psikologis (Y).
3.4. Definisi Operasional
3.4.1. Ethnic Identity
Ethnic identity adalah perasaan yang menunjukkan eksplorasi dan komitmen
terhadap latar belakang etniknya. Ethnic identity ditentukan oleh dua komponen
penyusun utama yaitu komponen ekplorasi dan komitmen (Phinney & Ong 2007).
Ethnic identity diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil pengisian skala
ethnic identity yang dilakukan oleh sampel penelitian, dengan ketentuan semakin
tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat ethnic identity mahasiswa,
dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah tingkat
ethnic identity mahasiswa. Pengukuran ethnic identity dapat diidentifikasi
menggunakan dua komponen utama ethnic identity yaitu eksplorasi dan komitmen
menggunakan skala Multigroup Ethnic Identity Measure - Revised (MEIM – R) yang
dikembangkan oleh Phinney & Ong (2007).
44
3.4.2. Psychological Well-being
Psychological well-being adalah keadaan individu yang dapat menyadari
dirinya serta memfungsikan seluruh fungsi dirinya yang ditandai dengan 6 aspek
yaitu individu memiliki yaitu penerimaan diri, kemampuan untuk menguasai
lingkungan, kemampuan untuk bersifat otonom/mandiri, hubungan positif dengan
orang lain, perkembangan pribadi, serta tujuan individu dalam hidupnya (Ryff 1989,
Ryff & Keyes 1995, Ryff & Singer 2008). Psychological well-being diukur
berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil pengisian instrumen psychological well-
being yang dilakukan oleh sampel penelitian, dengan ketentuan semakin tinggi skor
yang diperoleh berarti semakin tinggi psychological well-being mahasiswa, dan
sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah psychological
well-being mahasiswa. Pengukuran psychological well-being dapat dididentifikasi
melalui keenam aspeknya yaitu penerimaan diri, penguasaan lingkungan, otonom,
hubungan positif dengan orang lain, perkembangan pribadi, serta tujuan hidup sesuai
skala yang dikembangkan sendiri oleh Ryff (1989) yaitu Psychological Well-Being
Scale (PWBS).
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1.5.1 Ethnic Identity
Ethnic identity diukur menggunakan skala ethnic identity yaitu Multigroup
Ethnic Identity Measure – Revised (MEIM – R) yang disusun oleh Phinney & Ong
(2007). Skala ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh penulis kemudian
45
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris lagi (Back Traslation) oleh Ni Komang
Sandini agar dapat diketahui baik atau tidaknya hasil penterjemahan. Skala tersusun
dari dua aspek utama ethnic identity yaitu eksplorasi dan komitmen. Alat ukur
MEIM-R ini dibuat dalam bentuk skala likert dengan lima alternatif pilihan jawaban
yakni “Sangat Tidak Setuju (1)”, “Tidak Setuju (2)”, Netral (3)” Setuju (4)” dan
“Sangat Setuju (5)”. Semua item penyataan adalah favourable, sehingga pilihan
jawaban “Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju (2)”mendapat
skor 2,”Netral (3) mendapat skor 3, Setuju (4)” mendapat skor 4 dan “Sangat Setuju
(5) mendapat skor 5. Kisi-kisi skala ethnic identity dijabarkan dalam tabel 3.4.
sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Kisi-Kisi Skala Ethnic identity
Konsep Sub
Konsep Indikator Pernyataan
No
F U
identitas
etnik adalah
rasa diri
sebagai
anggota
kelompok
yang
berkembang
dari waktu
ke waktu
melalui
proses aktif
penyidikan,
belajar, dan
komitmen
Eksplorasi Perasaan
memiliki (sense
of belonging)
terhadap
kelompok etnik
Saya telah menghabiskan
waktu untuk mencoba
mencari tahu lebih banyak
tentang kelompok etnik saya,
seperti sejarah, tradisi, dan
adat istiadatnya.
1
saya sering melakukan hal-hal
yang akan membantu saya
memahami latar belakang
etnik saya dengan lebih baik.
4
Saya sering berbicara dengan
orang lain untuk mempelajari
lebih lanjut tentang kelompok
etnik saya.
5
Komitmen Pencarian
informasi dan
pengalaman
yang relevan
Saya memiliki kesadaran yang
kuat bahwa saya merupakan
anggota dari kelompok etnik
saya sendiri.
2
46
dengan etnik
seseorang
Saya mengerti cukup baik
bahwa keanggotaan saya
dalam kelompok etnik berarti
bagi saya.
3
Saya merasakan keterikatan
yang kuat terhadap kelompok
etnik saya sendiri.
6
1.5.2 Psychological Well-Being
Psychological well-being diukur menggunakan skala psychological well-
being yaitu Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang disusun oleh Ryff (1989).
Untuk mendapatkan skala ini penulis mengajukan permohonan guna mendapatkan
skala psychological well-being dari Ryff melalui email. Setelah terjalin komunikasi
akhirnya penulis diberikan softfile skala psychological well-being berikut izin
penggunaan dan penterjemahannya. Selain itu penulis juga diberikan skala
psychological well-being bahasa Indonesia terjemahan Nesya Valeria (Alumni
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranata Bandung), dan inilah yang
digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian. Keputusan penggunaan skala
terjemahan ini karena Nesya Valeria melalui email menginformasikan kepada
penulis bahwa Nesya Valeria telah melakukan back translation sesuai prosedur
penterjemahan skala psikologis. Penulis juga melakukan rangkaian percobaan
instrumen agar lebih sesuai dengan subjek mahasiswa Jawa.
Skala psychological well-being tersusun dari enam aspek utama yaitu
penerimaan diri, penguasaan lingkungan, otonomi, hubungan positif dengan orang
lain, perkembangan pribadi, serta tujuan hidup. Setiap aspek terdiri dari empat belas
47
(13) item pernyataan, ada item favorable dan item unfavourable. Alat ukur dibuat
dalam bentuk skala likert dengan enam alternatif pilihan jawaban yakni “Sangat
Tidak Setuju (1)”, “Tidak Setuju (2)”, “Agak Tidak Setuju (3)”, “Agak Setuju (4)”,
“Setuju (5)” dan “Sangat Setuju (6)”. Untuk pernyataan favourable, pilihan jawaban
“Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju (2)”mendapat skor 2,
“Agak Tidak Setuju (3)” mendapat skor 3, “Agak Setuju (4)” mendapat skor 4,
“Setuju (5) mendapat skor 5, dan “Sangat Setuju (6) mendapatkan skor 6. Sebaliknya
untuk pernyataan unfavorable, “Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 6, “Tidak
Setuju (2)”mendapat skor 5, “Agak Tidak Setuju (3)” mendapat skor 4, “Agak Setuju
(4)” mendapat skor 3, “Setuju (5) mendapat skor 2, dan “Sangat Setuju (6)
mendapatkan skor 1. Kisi-kisi skala ethnic identity dijabarkan dalam table 3.5.
sebagai berikut :
Tabel 3.5.
Kisi-Kisi Skala Psychological Well-Being
KONSEP SUB KONSEP
Indikator PERNYATAAN NO
F U
Psychologi
cal well-
being
adalah
keadaan
individu
yang dapat
menyadari
dirinya
serta
memfungsi
kan seluruh
fungsi
dirinya
Penerimaan Diri
Sikap positif terhadap diri sendiri
Saya merasa kebanyakan orang yang saya kenal lebih berhasil dalam kehidupannya.
3
Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan pencapaian saya dalam hidup.
6
Secara keseluruhan, saya bangga terhadap diri saya dan juga kehidupan yang saya jalani.
7
Saya iri terhadap kebanyakan orang atas kehidupan yang mereka jalani.
8
Sikap saya terhadap diri saya mungkin tidak sama positifnya dengan perasaan kebanyakan orang terhadap diri mereka.
9
48
yang
ditandai
dengan 6
aspek yaitu
individu
memiliki
yaitu
penerimaan
diri,
kemampua
n untuk
menguasai
lingkungan,
kemampua
n untuk
bersifat
otonom/ma
ndiri,
hubungan
positif
dengan
orang lain,
perkemban
gan pribadi,
serta tujuan
individu
dalam
hidupnya
Mengakui dan menerima berbagai aspek diri
Secara umum, saya merasa percaya diri dan positif mengenai diri saya.
2
Saya menyukai sebagian besar aspek dalam kepribadian saya.
4
Ketika saya membandingkan diri saya dengan teman dan kenalan, saya merasa puas dengan diri saya.
12
Setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, tetapi saya merasa saya memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan orang lain.
13
Pandangan positif terhadap masa lalu
Ketika saya kembali menghayati pengalaman hidup saya, saya merasa puas dengan semua yang telah terjadi.
1
Saya membuat berbagai kesalahan di masa lalu, namun saya merasa semua yang terjadi adalah untuk yang terbaik.
5
Sering kali saya bangun dengan perasaan kecewa terhadap bagaimana saya telah menjalani hidup saya.
10
Masa lalu memiliki masa naik dan turun, namun secara keseluruhan, saya tidak ingin mengubah masa lalu saya.
11
Hubungan positif dengan orang lain
Hubungan yang hangat
Saya mengalami kesulitan dan frustrasi dalam mempertahankan hubungan yang akrab dengan orang lain.
14
Saya menikmati percakapan personal dan timbal balik dengan anggota keluarga saya maupun teman-teman saya.
16
Orang-orang akan menggambarkan saya sebagai pribadi yang murah hati, mau memberi waktu saya bagi orang lain.
21
Saya sering kali merasa saya menjadi orang yang terasing dalam hubungan persahabatan.
23
Memuaskan Saya sering kali merasa kesepian karena hanya memiliki sedikit
15
49
dan saling
percaya dengan
orang lain
teman dekat yang bisa saya jadikan teman berbagi masalah-masalah saya. Saya tidak memiliki banyak orang yang mau mendengarkan ketika saya membutuhkanya untuk bicara.
18
Bagi saya, banyak orang memiliki lebih banyak teman dibandingkan saya.
20
Saya belum mengalami banyak hubungan yang hangat dan saling percaya dengan orang lain.
22
Saya merasa kesulitan untuk benar-benar terbuka ketika saya berbicara dengan orang lain.
25
Memiliki
perhatian
terhadap orang
lain
Penting bagi saya untuk menjadi seorang pendengar yang baik ketika teman dekat saya menceritakan masalah-masalah mereka.
17
Teman-teman saya dan saya saling bersimpati dengan masalah masing-masing.
26
Memahami
konsep
memberi dan
menerima
Saya merasa mendapatkan banyak manfaat dari hubungan persahabatan saya.
19
Saya tahu saya dapat mempercayai teman-teman saya dan mereka juga tahu bahwa mereka dapat mempercayai saya.
24
Otonomi Mandiri Merasa bahagia dengan diri saya sendiri lebih penting daripada memiliki hal lain yang membuktikan siap saya.
30
Saya cenderung dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki pendapat kuat.
31
Saya sering mengubah pemikiran saya tentang suatu keputusan, jika teman-teman atau keluarga saya tidak mensetujuinya.
36
Menolak
tekanan sosial
dan berperilaku
dengan cara
tertentu
Saya tidak takut mengutarakan pendapat saya meskipun pendapat saya bertentangan dengan kebanyakan orang.
27
Orang-orang jarang memaksa saya melakukan hal-hal yang saya
32
50
tidak inginkan. Saya yakin terhadap pendapat-pendapat saya, meskipun berbeda dari pendapat orang pada umumnya.
34
Saya bukanlah tipe orang yang menyerah dengan tekanan sosial untuk berpikir atau bertindak sesuai jalan tertentu.
37
Mampu
mengatur
perilaku sendiri
Keputusan-keputusan yang saya ambil biasanya tidak dipengaruhi oleh apa yang orang lain lakukan.
28
Lebih penting bagi saya agar diterima oleh orang lain daripada berpegang teguh pada prinsip saya.
33
Sulit bagi saya untuk menyuarakan opini saya mengenai persoalan yang kontroversial.
35
Mengevaluasi
diri dengan
standar pribadi
Saya cenderung khawatir mengenai pandangan orang terhadap diri saya.
29
Saya khawatir terhadap bagaimana orang-orang mengevaluasi pilihan-pilihan yang telah saya buat dalam hidup saya.
38
Saya menilai diri saya berdasarkan apa yang saya anggap penting, bukan berdasarkan nilai-nilai yang orang lain anggap penting,
39
Penguasaa
n
Lingkunga
n
Menciptakan
lingkungan
yang sesuai
dengan
kebutuhan
Tuntutan dalam kehidupan sehari-hari sering membuat saya menyerah (down).
41
Saya tidak terlalu cocok dengan orang-orang maupun masyarakat yang ada di sekitar saya.
42
Jika saya merasa tidak bahagia dengan situasi kehidupan saya, saya akan mengambil langkah yang efektif untuk mengubahnya.
44
Saya berhasil membangun tempat tinggal dan gaya hidup yang sesuai dengan keinginan saya.
52
Memanfaatkan Saya cukup mampu menangani 43
51
secara
maksimal
sumber daya
yang ada
banyaknya tanggung Jawab yang saya miliki dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasa tertekan karena saya tidak sanggup menghadapi semua hal yang harus saya lakukan setiap harinya.
46
Saya merasa frustrasi ketika mencoba untuk merencanakan aktivitas-aktivitas sehari-hari saya karena rencana tersebut tidak pernah dapat saya laksanakan.
49
Mengembangk
an diri melalui
aktivitas fisik
maupun mental
Secara umum, saya merasa bahwa saya dapat memegang kendali situasi dalam kehidupan saya.
40
Saya biasanya dapat mengurus keuangan dan masalah pribadi saya dengan baik.
45
Saya mampu mengatur waktu saya sehingga saya bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan baik.
47
Kehidupan sehari-hari saya sibuk tetapi saya mendapatkan kepuasan dengan berusaha menyelesaikan semuanya.
48
Usaha-usaha saya untuk menemukan berbagai macam aktivitas dan relasi yang saya butuhkan sudah cukup berhasil.
50
Saya mengalami kesulitan merencanakan hidup yang bisa memuaskan saya.
51
Tujuan
Hidup
Adanya target
dan cita-cita
dalam hidup
Saya menjalani hidup hari demi hari dan tidak terlalu memikirkan masa depan.
54
Saya cenderung untuk fokus pada masa kini, karena masa depan sering kali selalu membawa masalah bagi saya.
55
Saya memiliki arah dan tujuan dalam hidup.
56
Saya tidak tahu apa yang sebenarnya ingin saya capai dalam hidup ini.
58
Saya senang menyusun rencana 60
52
bagi masa depan dan bekerja untuk merealisasikannya.
Masa kini dan
masa lalu
memiliki
makna
Saya merasa puas ketika saya memikirkan apa yang yang telah saya lakukan di masa lalu dan apa yang saya harapkan terjadi di masa depan.
53
Kegiatan-kegiatan saya sehari-hari sering terkesan tidak penting bagi saya.
57
Dulu saya menetapkan tujuan-tujuan bagi diri saya, tetapi sekarang hal tersebut tampak sia-sia.
59
Tujuan-tujuan yang saya miliki dalam hidup telah menjadi sumber kepuasan dibandingkan frustrasi bagi diri saya.
63
Pada analisa akhirnya, saya tidak yakin bahwa hidup saya cukup bermakna.
65
Adanya
kepercayaan
yang dapat
membuat hidup
lebih berarti
Saya adalah orang yang secara aktif melaksanakan rencana-rencana yang telah saya tetapkan bagi diri saya.
61
Sebagian orang mengembara tanpa tujuan dalam hidupnya, tetapi saya bukan salah satunya.
62
Saya merasa puas ketika saya memikirkan pencapaian-pencapaian yang saya punya dalam hidup.
64
Pertumbuh
an Pribadi
Perasaan yang
terus
berkembang
Saya tidak tertarik dengan aktivitas-aktivitas yang bisa memperluas pandangan hidup saya.
66
Saya adalah tipe orang yang suka untuk mencoba hal-hal yang baru.
68
Saya tidak mau mencoba hal-hal baru dalam melakukan sesuatu – hidup saya sudah baik adanya.
69
Saya berhenti berusaha membuat kemajuan besar atau perubahan dalam hidup saya sejak lama.
77
Melihat diri
sebagai sesuatu
Menurut saya, orang dari berbagai usia memiliki kemampuan untuk terus
71
53
yang terus
berkembang
bertumbuh dan berkembang. Saya tidak menikmati berada dalam situasi-situasi baru yang mengharuskan saya mengubah kebiasaan lama saya dalam melakukan sesuatu/bertindak.
74
Bagi saya, hidup merupakan sebuah proses belajar, berubah, dan bertumbuh yang terjadi secara terus menerus.
75
Menyadari
potensi-potensi
dalam diri
Secara umum, saya merasa saya terus belajar mengenai diri saya seiring berjalanya waktu.
67
Mampu
melihat
peningkatan
dalam diri dari
waktu-kewaktu
Ketika saya memikirkannya, saya belum banyak berkembang sebagai pribadi seiring tahun-tahun berlalu.
70
Seiring waktu, saya telah memperoleh banyak pencerahan mengenai hidup yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan mampu.
72
Saya merasa bahwa saya telah banyak berkembang sebagai seorang pribadi seiring waktu.
73
Saya senang bahwa pandangan saya telah berubah dan semakin matang seiring tahun berganti.
76
Terdapat kebenaran dari perkataan kamu tidak bisa memberi pengajaran suatu hal/trik yang baru kepada mereka yang sudah tua.
78
1.6 Uji Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen
1.6.1 Uji Validitas Item
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu
bisa mengukur, dan validiatas sebuah tes memberitahu kita tentang apa yang bisa kita
simpulkan dari skor-skor tes (Anastasi & Urbina, 1997). Dalam melaksanakan uji
validitas instrumen MEIM-R dan PWBS penulis melakukan beberapa tahap
54
percobaan instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas nominal, validitas
konstruk dan penghitungan koefisien validitas. Penjabaran setiap pelaksanaan uji
validitas instrumen sebagai berikut :
1.6.1.1 Validitas Nominal
Anastasi & Urbina (1997) menjelaskan validitas ini merujuk bukan pada apa
yang benar-benar diukur oleh tes melainkan pada apa yang nampaknya diukur,
validitas nominal berhubungan dengan apakah tes itu kelihatan valid bagi peserta
yang mengikutinya, bagi tenaga administratif yang memutuskan untuk
menggunakannya dan bagi pengamat lain yang tidak terlatih secara teknis. Usaha
penulis untuk memenuhi validitas nominal dilakukan searah dengan pemenuhan
koefisien korelasi tiap item instrumen. Instrumen penelitian juga diperbaiki
terjemahannya dengan merujuk pada setiap hasil uji coba hingga didapatkan hasil
paling baik. Selain itu, susunan instrumen dipilih dengan susunan urut sesuai dengan
aspek penyusunnya, ini dilakukan karena pada uji coba instrumen tahap 1 dan 2
dengan menggunakan susunan item secara acak hasilnya sangat rendah corected item
total correlation nya, serta banyak item yang mempunyai nilai negatif terutama pada
instrumen PWBS. Selanjutnya pada tahap uji coba yang ke 3, 4, dan 5 susunan
intrumen PWBS yang digunakan adalah urut sesuai dengan aspek penyusun
instrumen. Dan didapatkan hasil pengujian validitas yang lebih baik daripada uji coba
sebelumnya.
55
1.6.1.2 Validitas Konstruk
Anastasi & Urbina (1997) menyebutkan validitas konstruk sebuah tes adalah
lingkup sejauh mana tes bisa mengukur suatu konstruk atau sifat yang teoritis.
Validasi konstruk juga membutuhkah akumulasi informasi secara bertahap dari
berbagai sumber. Validitas konstruk pada kedua instrumen penelitian ini disesuaikan
pada teori pengembangnya. Instrumen Multigroup Ethnic Identity Measure – Revised
(MEIM-R) dinyatakan oleh Phinney & Ong (2007) mempunyai konstruksi 2 aspek
penyusun yaitu eksplorasi dan komitmen dan setiap aspek mempunyai 3 buah item
penyusun yang bersifat favorable.
Sedangkan pada instrumen Psychologycal Well-Being Scale (PWBS) yang
diberikan langsung oleh Ryff kepada penulis dibangun dari konstruksi enam aspek
utama yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Pada setiap
aspeknya terdiri dari 14 item penyusun yang bersifat unfavorable. Pada tahap ke 5
dalam uji coba instrumen PWBS, masih didapati 3 korelasi yang negatif dari itemnya
dalam aspek penyusun yang berbeda. Agar instrumen memiliki komposisi yang
berimbang dalam konstruksinya dilakukan penghapusan 1 item pada setiap aspeknya.
Sehingga jumlah item per aspeknya berjumlah 13 item.
1.6.1.3 Koefisien Validitas
Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari
Anastasi & Urbina (1997) yang menyatakan bahwa sebuah tes bisa memperbaiki
56
efisiensi prediktif jika tes itu menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan)
dengan kriteria, seberapapun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahkan validitas
serendah 0,2 atau 0,3 bisa membenarkan dimasukannya tes ke dalam program seleksi.
Dengan keterangan ini maka instrumen item dianggap valid jika mempunyai besaran
koefisien korelasi positif. Hasil uji validitas instrumen MEIM-R dan PWBS seperti
deskripsi tabel 3.6. berikut ini :
Tabel 3.6.
Uji Validitas Item PWBS
Item Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
VAR00001 326.1304 1129.380 .346 .926 Valid
VAR00002 325.4638 1124.311 .503 .925 Valid
VAR00003 326.5362 1138.517 .291 .926 Valid
VAR00004 325.2464 1125.277 .589 .925 Valid
VAR00005 325.1884 1135.714 .332 .926 Valid
VAR00006 325.8986 1128.004 .426 .926 Valid
VAR00007 325.1014 1128.445 .510 .925 Valid
VAR00008 325.7971 1128.723 .357 .926 Valid
VAR00009 326.9275 1149.980 .152 .927 Valid
VAR00010 325.9710 1107.882 .641 .924 Valid
VAR00011 326.4638 1144.429 .146 .928 Valid
VAR00012 326.0725 1119.186 .469 .925 Valid
VAR00013 326.3768 1125.650 .399 .926 Valid
VAR00014 325.7391 1128.666 .435 .926 Valid
VAR00015 326.1594 1108.430 .523 .925 Valid
VAR00016 325.1739 1115.705 .552 .925 Valid
VAR00017 324.6667 1132.167 .454 .926 Valid
VAR00018 326.0580 1123.879 .365 .926 Valid
VAR00019 324.6957 1136.538 .448 .926 Valid
VAR00020 326.2029 1126.458 .411 .926 Valid
VAR00021 325.7391 1143.960 .285 .926 Valid
VAR00022 326.1594 1125.871 .430 .926 Valid
VAR00023 325.6232 1118.385 .483 .925 Valid
VAR00024 325.3768 1138.797 .296 .926 Valid
VAR00025 326.8116 1136.332 .291 .926 Valid
57
VAR00026 325.3913 1132.801 .440 .926 Valid
VAR00027 325.6377 1125.146 .449 .925 Valid
VAR00028 325.8551 1148.538 .155 .927 Valid
VAR00029 326.8261 1145.234 .171 .927 Valid
VAR00030 325.4203 1154.218 .088 .927 Valid
VAR00031 326.3043 1127.038 .391 .926 Valid
VAR00032 325.6812 1154.809 .081 .928 Valid
VAR00033 326.2029 1128.458 .347 .926 Valid
VAR00034 325.6232 1141.679 .263 .927 Valid
VAR00035 326.5217 1143.988 .179 .927 Valid
VAR00036 326.9130 1149.345 .130 .927 Valid
VAR00037 325.2464 1142.394 .278 .926 Valid
VAR00038 326.3623 1146.470 .160 .927 Valid
VAR00039 325.3768 1146.356 .196 .927 Valid
VAR00040 325.5217 1129.900 .427 .926 Valid
VAR00041 325.8986 1129.887 .329 .926 Valid
VAR00042 325.5072 1121.165 .462 .925 Valid
VAR00043 325.6232 1136.591 .434 .926 Valid
VAR00044 325.3768 1135.738 .424 .926 Valid
VAR00045 325.5362 1134.135 .354 .926 Valid
VAR00046 325.7536 1113.953 .591 .925 Valid
VAR00047 325.7971 1136.341 .311 .926 Valid
VAR00048 325.3768 1118.885 .564 .925 Valid
VAR00049 326.0580 1115.232 .494 .925 Valid
VAR00050 325.6812 1128.485 .475 .925 Valid
VAR00051 326.1304 1117.409 .541 .925 Valid
VAR00052 326.1014 1134.181 .341 .926 Valid
VAR00053 325.7826 1137.937 .282 .926 Valid
VAR00054 325.2319 1154.298 .084 .928 Valid
VAR00055 325.7246 1145.173 .190 .927 Valid
VAR00056 324.5652 1136.220 .393 .926 Valid
VAR00057 325.8261 1135.469 .271 .927 Valid
VAR00058 325.1449 1117.626 .530 .925 Valid
VAR00059 325.3768 1105.797 .687 .924 Valid
VAR00060 325.0725 1129.274 .470 .925 Valid
VAR00061 325.5797 1118.277 .546 .925 Valid
VAR00062 325.3333 1144.873 .205 .927 Valid
VAR00063 325.4638 1139.517 .318 .926 Valid
VAR00064 325.5507 1132.398 .405 .926 Valid
VAR00065 325.5652 1120.632 .476 .925 Valid
VAR00066 324.9130 1139.257 .399 .926 Valid
VAR00067 324.8841 1149.310 .342 .926 Valid
VAR00068 325.1594 1137.901 .413 .926 Valid
VAR00069 325.3478 1137.965 .312 .926 Valid
58
VAR00070 326.4493 1139.457 .295 .926 Valid
VAR00071 324.8841 1144.957 .294 .926 Valid
VAR00072 324.7826 1145.379 .362 .926 Valid
VAR00073 325.1884 1144.567 .291 .926 Valid
VAR00074 326.3478 1126.230 .458 .925 Valid
VAR00075 324.3478 1147.613 .337 .926 Valid
VAR00076 324.9565 1144.425 .276 .926 Valid
VAR00077 325.1014 1129.269 .433 .926 Valid
VAR00078 326.3043 1134.803 .299 .926 Valid
Dari tabel 3.6. dari 78 item pada item instrumen psychological well-being
yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to
total correlation (besar nilai r) bernilai positif. Dikemukakan oleh Anastasi & Urbina
(1997) yang menyatakan bahwa instrumen dinyatakan valid jika menunjukkan
korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapapun rendahnya.
Dari tabel 3.4. dapat dilihat bahwa setiap item instrumen psychological well-being
memiliki nilai corected item total correlation positif. Dari hasil uji validitas tersebut
dapat dinyatakan setiap item instrumen valid. Sedangkan uji validitas instrumen
MEIM-R dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut ini :
Tabel 3.7
Uji Validitas Item MEIM-R
Item Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
VAR00001 16.6232 6.532 .402 .770 Valid
VAR00002 16.3043 5.921 .509 .747 Valid
VAR00003 16.3478 5.436 .587 .726 Valid
VAR00004 16.4638 5.870 .561 .735 Valid
VAR00005 16.3478 5.730 .489 .753 Valid
VAR00006 16.3188 5.397 .593 .724 Valid
Dari tabel 3.7. dari 6 item pada item instrumen ethnic identity yang telah diuji
dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total correlation
(besar nilai r) bernilai positif. Dikemukakan oleh Anastasi & Urbina (1997) yang
59
menyatakan bahwa instrumen dinyatakan valid jika menunjukkan korelasi apapun
yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapapun rendahnya. Dari tabel 3.7.
dapat dilihat bahwa setiap item instrumen ethnic identity memiliki nilai corected item
total correlation positif. Dari hasil uji validitas tersebut dapat dinyatakan setiap item
instrumen valid.
1.6.2 Uji Reliabilitas
Guna menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh George & Mallery (1995) sebagai berikut :
α > 0,9 sangat bagus ( excellent)
α > 0,8 dikatakan bagus ( good)
α > 0,7 dapat diterima (acceptable)
α > 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable)
α > 0,5 jelek ( poor)
α < 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable)
Tabel 3.8.
Reliabilitas PWBS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 78
Tabel 3.8. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,927. Menurut
George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas sangat
bagus (very good). Untuk itu, Psychological Well-Being Scale PWBS yang disusun
60
oleh Ryff (1989) dapat digunakan. Sedangkan uji reliabilitas instrumen MEIM-R
sebagai berikut :
Tabel 3.9.
Reliabilitas MEIM-R
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.777 6
Tabel 3.9. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,777. Menurut
George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas dapat
diterima (acceptable). Untuk itu, Multigroup Ethnic Identity Measure – Revised yang
disusun oleh Phinney & Ong (2007) dapat digunakan.
1.7 Teknik Analis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik untuk
melihat keterkaitan antar variabel. Dalam analisa secara deskriptif, data yang
diperoleh dari responden ditabulasi, diolah, dan dideskripsikan. Sebelum menentukan
jenis statistik yang digunakan dalam penelitian, maka dilakukan uji normalitas data.
Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov.
Metode Kolmogorov-Smirnov merupakan metode penguji normalitas data yang ada
pada perangkat lunak SPSS. Metode ini melihat distribusi data yang ada
dibandingkan dengan data dari distribusi yang normal. Apabila hasil penghitungan
tidak signifikan (p>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada
tidak berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data
61
normal). Namun Apabila hasil penghitungan signifikan (p<0,05) maka dapat
dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada berbeda secara signifikan dengan
distribusi normal (dapat dikatakan data tidak normal). (Field 2006). Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.10. Kolmogorov-Smirnov Test
ETHNIC IDENTITY PSI WELLBEING
N 124 124
Normal Parametersa Mean 21.2097 336.3306
Std. Deviation 3.07963 32.72545
Most Extreme
Differences
Absolute .105 .056
Positive .103 .056
Negative -.105 -.034
Kolmogorov-Smirnov Z 1.173 .628
Asymp. Sig. (2-tailed) .128 .826
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 3.9. dapat dilihat bahwa dari 124 responden data ethnic identity
dan psychological well-being melalui metode Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil
Asymp. Sig. (2-tailed) ethnic identity sebesar 0,128 > 0,05 dan psychological well-
being 0,825 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan sebaran data ethnic identity
dan psychological well-being adalah berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, didapatkan data kedua variabel penelitian
yaitu ethnic identity dan psychological well-being berdistribusi normal, maka penulis
dapat menggunakan statistik parametrik dalam pengukuran korelasinya. Metode
penghitungan yang digunakan adalah korelasi Pearson. Field (2006) menjelaskan
62
bahwa korelasi Pearson digunakan pada data rasio dan interval, korelasi Pearson
juga akurat digunakan untuk mengukur hubungan linear dua variabel. Bantuan
perangkat lunak SPSS 16.0 digunakan untuk mengolah semua data.
Top Related