UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG...

63
UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun Oleh : MAYA DAMAYANTI 1111103000004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435/2014 M

Transcript of UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG...

Page 1: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIH

(Allium sativum) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh :

MAYA DAMAYANTI

1111103000004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435/2014 M

Page 2: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein
Page 3: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

ti.I

t'-,r

UJI EFEKTMTAS LARUTAI\I BAWANG PUTIH (Alliam sativum)TERHADAP PERTUMBUIIAN BAKTERI Propionibacterium acnes

SECARA IN VITRO

Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Mavq Dqmavanti

NIM: 1111103000004

Pembimbing I

illiar,rtina, M. Biomed

'.t

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

T]NIVERSITAS IS LAM NEGERI SYARIF H IDAYATULLAH

JAKARTA

1435t2014

lll

ii

:'

sL

Page 4: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

Laporan peneliti an van g b efjud{,qJ-I- PITSt YII$,: o"UrAN BAWAN G

puTIH (Auium " salivuml TERIIADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

propiobacteriumacnessncanllNVITROolehMayaDamayanti(NIM:1111103000004),."r"r'diujikandalamsidangdiFakul?sK9{o\|erandan'IlmuKesehatan pada.l|september 2014. Laporan-penelitian ini telah diterima sebagai

salah satu syarat ,n"nip"rot.ft gelar Saijana Kedokteran (S' Ked)'pada Prograrh

Studi Pendidikan Dokter"

PENGESAHAN PANITIA UJIAII

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

Ciputat, I 2 SePtember 2014

M.Biomed

Pembimbing 1

@*^dr. Intan Keumala Dewi, SP. MK

{"€ryu^$dr. Alyya Siddiqq SP. FK

PIMPINAN FAKULTAS

I)ekan FKIK UIN SII Jakarta Kaprodi Pendidikan Dokter UIN SII Jakarta

lV

yutlatil S.si, vt.niomea

S.Si, M.Biomed

Penguji L

-

Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp' And dr. Witrlerdini, M. Gizi, SPGK

Page 5: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada manusia. Shalawat dan

salam penulis sanjungkan bagi Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan

ilmu dari Allah kepada umatnya.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul “Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes secara in Vitro”, sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan hasil penelitian

ini tidak terlepas karena adanya bantuin dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih

kepada Ibu Yuliati, M.Biomed dan dr. Lucky Brilliantina, M.Biomed sebagai

Pembimbing kami, serta dr. Flori Ratna Sari, Ph.D sebagai penanggung jawab

riset kami yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

Ucapan terima kasih kami persembahkan pula kepada seluruh dosen dan staf

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah membina, mendidik serta

memberikan doa restu dan dorongan serta dukungan kepada kami.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. (Hc). dr. M.K. tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

2.

3.

4.

dr. Witri Ardini, M. Gizi, SpGK selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter, serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-

Yuliati, S.Si, M.Biomed dan dr. Lucky Brilliantina" M.Biomed selaku dosen

pembimbing yang membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian

laporan penelitian ini.

dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungiawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011, yang tidak pernah bosan untuk selalu mengingatkan

pada setiap akhir modul.

Kedua orang tua" kakatq adilq dan kakek yang telatr mencurahkan kasih

sayang dan dukungan yang tak terbatas.

Salmq Arif, Lintang, Niken, dan Fahrul selaku teman satu tim riset yang

selalu saling memberikan bantuan dan dukungan satu sama lain selama

menjalani penelitian bersama, sehingga laporan penelitian ini dapat

terselesaikan.

7. I\dbak Novi dan Pak Bacok yang banyak membantu selama penelitian

berlangsung di Laboratorium Milrobiologi.

Penulis menyadari laporan penelitian ini masi6 jauh dari kesempurnaan dan

juga kekurangan naupun kekelinran yang tak t€rhindarkan- Oleh karena itu,

penulis memohon *xitik dan saran demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini dibuat, semoga bermanfaat

Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wubmakatuh.

Ciputat, 12 September 2014

5.

6.

vl

Page 7: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

vii

ABSTRAK

Maya Damayanti. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Efektivitas

Larutan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Bakteri

Propionibacterium acnes secara in Vitro. 2014

Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu tanaman yang sering

digunakan masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit, terutama penyakit

yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bawang putih mengandung alisin yang

mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes.

Propionibacterium acnes salah satu bakteri yang mempunyai peranan yang besar

terhadap penyakit akne vulgaris. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

efektivitas larutan bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes. Pada penelitian ini, proses pembuatan larutan bawang

putih adalah dengan melarutkan perasan bawang putih ke dalam aquades steril.

Larutan bawang putih dengan konsentrasi 5%, 20%, 55%, 75%, dan 100% serta

dengan kontrol positif klindamisin dan kontrol negatif aquades diuji

efektivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan menggunakan

metode disc diffusion pada medium agar darah. Didapatkan hasil bahwa semakin

besar konsentrasi larutan bawang putih maka semakin besar hambatan terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acne (zona hambat yang terbentuk pada

konsentrasi 55%; 75%; 100% sebesar 17,67; 19;23 mm). Berdasarkan analisis

data dengan menggunakan metode Mann-Whitney menunjukan perbedaan yang

bermakna antar setiap konsentrasi larutan bawang putih dengan kontrol positif

berupa klindamisin. Dapat disimpulkan bahwa larutan bawang putih memiliki

efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

Kata kunci: Bawang putih, Alisin, Antibakteri, Propionibacterium acnes, disc

diffusion

Page 8: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

viii

ABSTRACT

Maya Damayanti. Medical Education Programme. Effectivity Test of Garlic

(Allium sativum) Solution on Propionibacterium acnes Growth Inhibition in

vitro. 2014.

Garlic (Allium sativum) has long been used as a medicinal herb to treat various

diseases, particularly the ones caused by bacterial infection. The allicin content of

garlic is known to have antibacterial property against Propionibacterium acnes, a

species of bacteria known to have a role in the pathogenesis of acne vulgaris. This

experiment is conducted to determine the effectivity of Allium sativum solution on

inhibiting Propionibacterium acnes growth. Solutions of 5%, 20%, 55%, 75%,

and 100% concentration were acquired by dissolving Allium sativum squash using

sterile distilled water. Each concentration was tested using disc diffusion method

on blood agar medium. Clindamycin and distilled water were used as positive and

negative control, respectively. The greater concentration of the solution garlic

produces the greater inhibition on the growth of Propionibacterium acne

(inhibition zone at the concentration of 55%; 75%; 100% at 1767; 19; 23 mm).

Results were compared to controls and analyzed using Mann-Whitney method. In

conclusion, garlic solution has antibacterial effectivity against the growth of

Propionibacterium acnes.

Keywords: garlic, allicin, antibacterial, Propionibacterium acnes, disc diffusion

Page 9: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 5

2.1.1 Bawang Putih (Allium sativum) ....................................................... 5

2.1.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Bawang Putih ............................ 5

2.1.1.2 Kandungan Bawang Putih ................................................... 6

2.1.1.3 Manfaat Bawang Putih......................................................... 7

2.1.2 Akne Vulgaris (Jerawat) .................................................................. 8

2.1.2.1 Definisi Akne Vulgaris ........................................................ 8

2.1.2.2 Patogenesis Akne Vulgaris .................................................. 10

2.1.3 Morfologi dan Klasifikasi Propionibacterium acnes ...................... 11

2.1.4 Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif ............ 13

2.1.5 Mekanisme Kerja Antibakteri .......................................................... 14

Page 10: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

x

2.1.6 Metode Pengujian Antibakteri .............................................................. 16

2.2 Kerangka Teori ......................................................................................... 19

2.3 Kerangka Konsep ...................................................................................... 19

2.4 Definisi Operasional ................................................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 21

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 21

3.3 Bahan yang Diuji ...................................................................................... 21

3.4 Sampel Bakteri .......................................................................................... 21

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 22

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 22

3.6.1 Alat .................................................................................................. 22

3.6.2 Bahan ............................................................................................... 22

3.7 Cara Kerja Penelitian ................................................................................ 22

3.7.1 Tahap Persiapan ............................................................................... 22

3.7.1.1 Sterilisasi Alat dan Bahan ...................................................... 22

3.7.1.2 Persiapan dan Determinasi Bawang Putih ............................. 22

3.7.1.3 Pembuatan Perasan Bawang Putih ......................................... 23

3.7.1.4 Pembuatan Konsentrasi Larutan Bawang Putih ..................... 23

3.7.1.5 Kultur Bakteri Propionibacterium acnes ............................... 24

3.7.2 Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih terhadap

Pertumbuhan Propionibacterium acnes .......................................... 24

3.8 Alur Penelitian .......................................................................................... 25

3.9 Analisa Data .............................................................................................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 27

4.1 Pembuatan Larutan Bawang Putih ............................................................ 27

4.2 Pewarnaan Gram Bakteri Propionibacterium acnes ................................. 28

4.3 Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih (Allium sativum)

terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes ........................ 29

4.4 Uji Kebermaknaan Konsentrasi Larutan Bawang Putih ............................ 31

4.5 Pembahasan ................................................................................................ 32

4.6 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 35

Page 11: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xi

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 36

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 36

5.2 Saran ......................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

LAMPIRAN .................................................................................................... 41

Page 12: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Hambatan Pertumbuhan Bakteri .................................... 16

Tabel 2.2 Definisi Operasional ....................................................................... 20

Tabel 4.1.Hasil Analisis Multikomparasi dengan uji post hoc ........................ 31

Tabel 4.2 Diameter Zona Hambat Bakteri Gram Positif dan Bakteri

Gram Negatif ................................................................................... 34

Page 13: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Umbi/siung Bawang Putih (Allium sativum) ................................ 5

Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein dan Allin ....... 6

Gambar 2.3 Jalur pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il-L-sistein ........................ 7

Gambar 2.4 Unit Pilosebaseus Normal ............................................................ 9

Gambar 2.5 Tipe Dari Lesi Akne ..................................................................... 9

Gambar 2.6 Patogenesis Akne ......................................................................... 11

Gambar 2.7 Propionibacterium acnes ............................................................. 12

Gambar 4.1 Larutan Bawang Putih Pada Berbagai Konsentrasi...................... 27

Gambar 4.2 Pewarnaan GramPropionibacterium acnes .................................. 28

Gambar 4.3 Efektivitas Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan

Bakteri Propionibacterium acnes pada Agar Darah ..................... 29

Page 14: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 20

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 20

Bagan 3.8 Alur Penelitian ................................................................................ 26

Page 15: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Diameter Rata-rata Zona Hambat ................................................... 30

Page 16: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan ............................................ 41

Lampiran 2 Diameter Zona Hambat Pada Uji Antibakteri

Larutan Bawang Putih ................................................................... 42

Lampiran 3 Cara Menghitung Konsentrasi Larutan Bawang Putih ................. 43

Lampiran 4 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 44

Lampiran 5 Hasil Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih

Terhadap Pertumbuhan Bakteri P. acnes ..................................... 45

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 46

Page 17: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan ramuan tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan tradisional

saat ini mulai meningkat peminatnya, hal ini karena pengobatan dengan ramuan

tradisional lebih murah dan mengingat Indonesia memiliki potensi tanaman obat

yang tinggi, jadi tidak sulit untuk didapatkan. Bawang putih (Allium sativum)

merupakan salah satu tanaman yang memiliki khasiat obat.1 Sejak 5000 tahun lalu

bawang putih berguna untuk gangguan pencernaan, batuk, gangguan kulit, dan

selama perang dunia 1 bawang putih digunakan sebagai antiseptik.2

Bawang putih memiliki kandungan biologi dan farmakologi seperti,

antijamur, antibakteri, antitumor, antiinflamasi, antitrombotik, dan sifat

hipokolesterolemik.3 Sifat antibakteri dari ekstrak bawang putih (Allium sativum)

telah dibuktikan oleh peneliti sebelumya Hernawan et al.,(2003) yang menyatakan

bahwa bawang putih (Allium sativum) memiliki aktivitas antibiotik yang luas,

baik bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.1 Juga dibuktikan oleh Hindi

(2013) yang menyatakan bahwa ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat

menghambat bakteri patogen diantaranya 5 bakteri Gram positif yaitu

Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes,

Streptococcus pneumoniae, Enterococcus faecalis dan 9 bakteri Gram negatif

yaitu Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas fluresence, Proteus vulgaris,

Proteus mirabilis, Escherichia coli, Enterobacter aerugenes, Klebsiella

pneumoniae, Salmonella typhi, Acinetobacter.4 Efektifitas bawang putih `dalam

menghambat dan membunuh bakteri disebabkan oleh diallydisulphide (DADS)

dan diallytrisulphide (DATS) yang dihasilkan oleh allisin. Senyawa tersebut

bekerja dengan mereduksi sistein dalam tubuh bakteri yang kemudian ikatan

disulfida dalam proteinnya akan terganggu.1 Kandungan bawang putih

dimanfaatkan pula untuk akne vulgaris, manfaatnya yaitu dapat mengobati akne.5

1

Page 18: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

2

Akne vulgaris merupakan peradangan kronik folikel sebasea. Distribusi akne

terdapat pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea yaitu pada wajah,

leher, dada, punggung dan bahu. Lesi yang tampak pada kulit adalah komedo,

papul, pustul, nodus dan kista.6,7

Pada negara bagian barat seperti Amerika

Serikat, akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering melanda remaja

sekitar 79%-95%.8 Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian poliklinik kulit

dan kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2009-2011, sebanyak

10.003 pasien yang berkunjung pada periode tersebut sekitar 121 (3,59%)

merupakan pasien dengan akne vulgaris, perempuan merupakan penderita

terbanyak dengan jumlah 75 pasien (61,9%), usia terbanyak adalah 15-24 tahun

dengan jumlah 76 pasien (62,8%).9 Sylvia Lusita (2010) menyatakan dalam

penelitiannya bahwa bakteri terbanyak yang ditemukan pada lesi akne adalah

Propionibacterium acnes sebesar 78,8%, dan Staphylococcus epidermidis 63,6%.6

Propionibacterium acnes termasuk bakteri flora normal pada kulit.

Propionibacterium acnes merupakan bakteri Gram positif, pleomorfik, dan

bersifat anaerob aerotoleran. Bakteri ini berperan dalam pembentukan akne,

dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit

sehingga menyebabkan peradangan. Akibat peradangan tersebut menyebabkan

Propionibacterium acnes berproliferasi dan memperparah lesi inflamasi dengan

merangsang produksi sitokin proinflamasi. Dengan besarnya pengaruh

Propionibacterium acnes terhadap akne, peneliti tertarik untuk menggunakan

bakteri ini dalam penelitian.10,11,12

Niyomkam (2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode

well diffusion yang menunjukan ekstrak bawang putih (Allium sativum) mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi 5

mg/disk.13

Sebagian besar bahan uji adalah ekstrak bawang putih (Allium sativum)

yang digunakan dalam suatu penelitian, dan tidak banyak yang menggunakan

larutan bawang putih (Allium sativum) dalam pengaruhnya terhadap suatu bakteri.

Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui

efektivitas larutan bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri

Page 19: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

3

Propionibacterium acnes yang merupakan flora normal di kulit manusia dan dapat

berpotensi sebagai patogen, Propionibacterium acnes juga bakteri yang paling

sering menjadi penyebab dari akne vulgaris. Penelitian ini meliputi uji efektivitas

larutan bawang putih (Allium sativum) dalam berbagai konsentrasi terhadap

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan metode disc diffusion.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian adalah bagaimana efektivitas larutan bawang putih (Allium sativum)

terhadap Propionibacterium acnes?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui efektivitas bawang putih (Allium sativum) terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes.

1.3.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui konsentrasi daya hambat larutan bawang putih

(Allium sativum) terhadap Propionibacterium acnes dengan

konsentrasi 5%, 20%, 55%, 75%, dan 100%.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Untuk masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat tentang pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum)

terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.

b. Untuk institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian

lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak bawang putih (Allium

sativum) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.

Page 20: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

4

Sebagai sumber referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian

tanaman obat.

Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lanjut

mengenai daya hambat perasan bawang putih (Allium sativum)

terhadap Propionibacterium acnes.

c. Untuk peneliti

Meningkatkan pengetahuan mengenai daya hambat larutan bawang

putih (Allium sativum) terhadap bakteri Propionibacterium acnes.

Sebagai sarana untuk menerapkan keilmuan mikrobiologi klinik

dalam penelitian, serta melatih keterampilan laboratorium riset.

Page 21: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

5

Page 22: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

6

Klasifikasi ilmiah bawang putih adalah sebagai berikut:14

Kingdom : Plantae

Sub-Kingdom : Tracheobionta

Super division : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Sub-Class : Liliidae

Order : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Allium L.

Spesies : Allium sativum L.

2.1.1.2 Kandungan Bawang Putih 1, 14

Bawang putih mengandung sekitar 65% air, 28% karbohidrat (terutama

fruktosa), 2,3% senyawa organosulfur, 2% protein (terutama alliinase), 1,2%

asam amino bebas (terutama arginin), dan 1,5% serat.16

Senyawa organosulfur

yang penting dari bawang putih yaitu asam amino non-volatil γ-glutamil-S-alk

(en) il-L-sistein dan S-alk(en)il-sistein sulfoksida atau alliin.1

Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein dan Allin

Sumber: Hernawan et al,. 2003

Page 23: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

7

Dari γ-glutamil-S-alk(en)il-L-sistein akan menghasilkan dua jalur

pembentukan, yaitu S-allil sistein (SAC) dan thiosulfinat. Thiosulfinat ini yang

akan menghasilkan senyawa allisin. Allisin merupakan prekursor pembentukan

allil sulfida seperti diallil disulfida (DADS), diallil trisulfida (DATS), diallil

sulfida (DAS), metallil sulfida, dipropil sulfida, dipropil disulfida, allil merkaptan,

dan allil metil sulfida.1

Dengan bantuan beberapa enzim, γ-glutamil-S-alk(en)il-

L-sistein juga berperan dalam pembentukan alliin. Ketika bawang putih diiris-iris

atau dihaluskan, enzim allinase menjadi aktif dan menghidrolisis alliin

menghasilkan asam allil sufenat yang kemudian mengalami kondensasi dan

menghasilkan allisin, asam piruvat dan ion NH4+.1

2.1.1.3 Manfaat Bawang Putih 1, 16

Bawang putih salah satunya dapat dimanfaatkan dalam bentuk AGE (Aged

Garlic Extract). AGE dapat melindungi jaringan dari hipersensitivitas radiasi

sinar ultraviolet B. AGE juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan dapat

mencegah perkembangan metastasis tumor. AGE mampu menghambat

Gambar 2.3 Jalur pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il-L-sistein

Sumber: Hernawan et al,. 2003

Page 24: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

8

karsinogenesis, sejak stadium awal kerusakan DNA sampai stadium akhir, baik

pada jaringan kelenjar payudara, epitel kulit, usus besar, maupun lambung.1

Bawang putih memiliki potensi sebagai antimikroba, kemampuan dalam

menghambat pertumbuhan mikroba meliputi virus, bakteri, protozoa, dan jamur.

Fungsi bawang putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri memiliki spektrum

yang luas, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif maupun

bakteri Gram negatif. DADS dan DATS yang merupakan kandungan dari bawang

putih memiliki berpotensi sebagai antibakteri. Cara senyawa ini bekerja dengan

mereduksi sistein dalam bakteri yang akhirnya mengganggu ikatan disulfida

dalam protein bakteri.1 Senyawa sulfur dari bawang putih juga memiliki efek

antibakteri, dengan cara mengubah reaksi senyawa tiol pada enzim bakteri dan

protein lainnya serta RNA dan DNA polimerase (yang dibutuhkan untuk replikasi

kromosom bakteri), sehingga mengganggu metabolisme bakteri, virulensi bakteri,

dan pertumbuhan bakteri.16

2.1.2 Akne Vulgaris (Jerawat)

2.1.2.1 Definisi Akne Vulgaris 7, 17, 18, 19

Akne vulgaris adalah suatu kondisi dimana kulit mengalami proses

peradangan kronik pada kelenjar-kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memiliki sel-

sel yang berisi lemak yang kemudian menghasilkan sebum yang merupakan

substansi berminyak yang terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan asam lemak

bebas yang berpotensi memicu inflamasi. Sebum berfungsi memberi minyak pada

rambut dan lapisan kulit bagian luar. Dengan adanya obstruksi pada unit

pilosebasea seperti rambut, folikel rambut, dan kelenjar sebasea, maka

terbentuklah akne. Lesi dari akne vulgaris biasanya terdapat pada daerah yang

memiliki kelenjar sebasea, yaitu pada daerah wajah, leher, punggung dan bahu.

Akne vulgaris dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada

remaja, sekitar 85% terjadi pada usia 12-24 tahun.

Page 25: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

9

Tipe dari lesi akne vulgaris terdiri dari mikrokomedo yang merupakan lesi

paling dini tampak pada kulit, komedo putih (whitehead) atau komedo tertutup

(blackhead). Akne vulgaris juga ditandai dengan pembentukan papula, pustula,

nodul, dan kista, hal ini terjadi akibat perkembangan dari peradangan.

Gambar 2.4 Unit Pilosebaseus Normal

Sumber: Baxi, 2007 20

Gambar 2.5 Tipe Dari Lesi Akne

Sumber:Marcini, 2008

Page 26: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

10

2.1.2.2 Patogenesis Akne Vulgaris 6, 18, 19, 21, 22

Dalam proses terjadinya akne vulgaris terdapat 4 faktor yang berpengaruh,

yaitu:

Peningkatan produksi sebum

Pada penderita akne vulgaris terjadinya peningkatan produksi sebum

oleh kelenjar sabasea diakibatkan oleh peningkatan hormon androgen

yang biasanya terjadi saat masa pubertas, umumnya dimulai pada usia

8-9 tahun.

Keratinisasi folikel abnormal

Ketika sebum disekresikan, terjadi juga peningkatan jumlah sel epitel

yang melapisi folikel dan keratinisasi dalam folikel. Sehingga terjadi

penumpukan dari sebum, sel-sel epitel, dan keratin, hal ini

menyebabkan pembengkakan pada folikel,dan gambaran klinis yang

terlihat berupa lesi yang paling dini terjadi yaitu mikrokomedo.

Proliferasi Propionibacterium acnes

Dengan adanya peningkatan produksi sebum, maka akan

memfasilitasi Propionibacterium acnes untuk berkoloni dan mulai

menginfeksi. Salah satu kandungan dari sebum yaitu trigliserida akan

diubah oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh Propionibacterium

acnes menjadi digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas yang

akan digunakan untuk membantu metabolisme Propionibacterium

acnes. Di dalam folikel, Propionibacterium acnes berproliferasi dan

menyebabkan infiltrasi dari sel-sel imun seperti limfosit CD4 dan

neutrofil.

Reaksi inflamasi

Propionibacterium acnes dapat merusak dinding folikel dan

menyebar ke lapisan dermis disekitarnya sehingga menimbulkan

reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi yang terjadi pada akne vulgaris

menyebabkan timbulnya respon kekebalan tubuh, Propionibacterium

acnes yang melepaskan faktor kemotraktan kemudian menarik sel-sel

kekebalan tubuh seperti neutrofil, monosit, dan limfosit. Proses

Page 27: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

11

inflamasi diawali dengan infiltrasi limfosit CD4 pada unit pilosebasea.

Propionibacterium acnes yang berada pada folikel akan difagosit oleh

neutrofil. Produksi sitokin dalam reaksi inlfamasi ini melibatkan toll

like receptor, terutama toll like receptro 2. Propionibacterium acnes

juga menstimulasi produksi sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-8, IL-

12, dan TNF-α.

2.1.3 Morfologi dan Klasifikasi Propionibacterium acnes 10, 11, 19, 23, 24

Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal pada kulit,

biasanya bakteri ini terdapat pada folikel sabasea. Tidak hanya itu,

Propionbacterium acnes juga dapat ditemukan pada jaringan manusia, paru-paru,

dan jaringan prostat.24

Kulit merupakan habitat utama dari Propionibacterium

acnes, namun dapat juga diisolasi dari rongga mulut, saluran pernafasan bagian

atas, saluran telinga eksternal, konjungtiva, usus besar, uretra, dan vagina.24

Propionibacterium acnes termasuk bakteri Gram positif, pleomorfik, dan

bersifat anaerob aerotoleran.10

Propionibacterium acnes memiliki lebar 0,5-0,8

µm dan panjang 3-4 µm, bakteri ini berbentuk batang dengan ujung meruncing

atau kokoid (bulat).24

Gambar 2.6 Patogenesis Akne (Jerawat)

Sumber: Tahir, Muhammad. 2010

Page 28: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

12

Klasifikasi Propionibacterium acnes adalah:10,25

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Class : Actinomycetales

Order : Propionibacterineae

Family : Propionibacteriaceae

Genus : Propionibacterium

Species : Propionibacterium acnes

Pada akne vulgaris, ketika terjadi akumulasi sebum pada unit pilosebasea,

maka akan memfasilitasi Propionibacteriium acnes untuk berproliferasi, karena

trigliserida yang terdapat pada sebum akan diubah dengan bantuan enzim lipase

yang dihasilkan oleh Propionibatrerium acnes menjadi digliserida, monogliserida,

dan asam lemak bebas, kemudian ketiga zat tersebut diubah menjadi gliserol yang

akan digunakan untuk metabolisme Propionibacterium acnes.19

Unit pilosebasea

yang terinfeksi oleh Propionibacterium acnes akan menyebabkan timbulnya

respon inflamasi, sehingga gambaran klinis yang timbul berupa papula, pustula,

nodul, dan kista.11

Gambar 2.7 Propionibacterium acnes

Sumber: Bruggeman, 2010

Page 29: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

13

Selain akne vulgaris, Propionibacterium acnes juga terlibat dalam

beberapa penyakit seperti osteomielitis, peritonitis, infeksi gigi, reumatoid artritis,

abses otak, empiema subdural, keratitis, ulkus kornea, endoftalmitis, sarkoidosis,

dan radang prostat. Sedangkan penyakit yang melibatkan infeksi

Propionibacterium acnes dan terkait alat-alat medis (kateter, prosthetic joints,

implants, dan lain-lain) yaitu konjungtivitis akibat lensa kontak, shunt nephritis,

shunt-associated central nervous system infections, dan anaerobic arthritis.23

2.1.4 Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif 10, 26, 27

Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik uniseluler, bakteri

memperbanyak dirinya dengan pembelahan sel dan selnya secara khas terdapat

pada dinding sel bakteri. Bakteri diklasifikasikan menjadi bakteri Gram positif

dan bakteri Gram negatif, dan dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan

Gram. Dengan pewarnaan Gram, bakteri Gram positif akan menunjukan warna

ungu dan bakteri Gram negatif menunjukan warna merah.

Perbedaan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif terletak pada

dinding selnya. Dindig sel pada bakteri berfungsi sebagai penentu bentuk sel,

melindungi isi sel dari pengaruh lingkungan luar sel, dan proteksi terhadap

tekanan osmotik, dimana ketika tekanan dari dalam sel lebih besar dibanding luar

sel, dinding sel akan melindungi bakteri agar tidak pecah. Dinding sel bakteri

terdiri dari peptidoglikan atau dikenal dengan murein, semakin tebal lapisan

peptidoglikan pada suatu bakteri, maka meyebabkan bakteri tersebut kaku.

Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang banyak mengandung

lapisan peptidoglikan yaitu sekitar 40 lembar lapisan peptidoglikan. Bakteri Gram

positif juga mengandung polisakarida dan asam teikoat yang mengandung alkohol

dan fosfat, salah satu fungsi asam teikoat sebagai penyedia ion magnesium ke

dalam sel, karena kemampuannya yang dapat mengikat ion magnesium.

Sedangkan, bakteri Gram negatif mengandung satu atau beberapa lapisan

peptidoglikan dan mengandung membran luar yang berfungsi melindungi sel dari

Page 30: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

14

garam empedu dan memiliki kemempuan untuk mengeluarkan molekul hidrofilik.

Molekul antibiotik yang besar cenderung lebih lambat ketika menembus membran

luar. Bakteri Gram negatif juga mengandung lipoprotein yang berfungsi

menstabilkan membran luar dan merekatkannya ke lapisan peptidoglikan. Dalam

bakteri Gram negatif terdapat ruang periplasmik, yaitu ruangan antara mebran

bagian dalam dan luar, pada ruangan ini terdapat enzim degradasi konsentrasi

tinggi dan protein-protein transpor.

2.1.5 Mekanisme Kerja Antibakteri 28, 29

Antibakteri merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat atau

membunuh bakteri. Berdasarkan aktivitasnya, antibakteri dapat dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisidal. Istillah

bakteriostatik digunakan ketika suatu obat dapat menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan istilah bakterisidal digunakan ketika suatu obat dapat

membunuh bakteri. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi menjadi

5, yaitu:

A. Menghambat metabolisme sel

Asam folat dibutuhkan oleh bakteri untuk kelangsungan hidupnya.

Asam folat tersebut didapatkan dari asam para amino benzoat

(PABA) yang kemudian disintesis sendiri oleh bakteri untuk

kebutuhan hidupnya. Untuk mengganggu kehidupan dari bakteri,

sulfonamid yang memiliki kemiripan struktur dengan PABA akan

berkompetisi untuk ikut dalam pembentukan asam folat, sehingga

terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Contoh obat lain

yang dapat menghambat metabolisme sel adalah trimetoprim, p-

aminosalisilat (PAS), dan sulfon. Maka dengan mekanisme kerja

ini diperoleh efek bakteriostatik.

B. Menghambat sintesis dinding sel

Dinding sel bakteri memiliki tekanan osmotik internal yang tinggi

dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan ukuran sel. Maka

ketika terjadi kerusakan pada dinding sel, ini akan menyebabkan

Page 31: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

15

terjadinya lisis. Mekanisme kerja ini diperoleh efek bakterisidal.

Contoh obat yang dapat menghambat sintesis dinding sel adalah

penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin.

C. Mengganggu keutuhan membran sel

Membran sitoplasma memiliki peranan yang penting bagi sel,

karena berfungsi sebagai sawar permeabilitas yang selektif,

melakukan transpor aktif, dan mengontrol komposisi dalam sel.

Ketika membran sitoplasma sel mengalami kerusakan, maka

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein, asam

nukleat, nukleotida, dan ion-ion penting lain. Contoh obat yang

dapat mengganggu keutuhan membran sel adalah polimiksin,

polien, azoles, dan amfoterisin B. Mekanisme kerja ini diperoleh

efek bakterisidal.

D. Menghambat sintesis protein sel

Bakteri membutuhkan protein untuk kelangsungan hidupnya.

Sintesis protein sel berlangsung didalam ribosom. Bakteri memiliki

ribosom yang terdiri dari 2 sub unit, 30S dan 50S. Kemudian kedua

komponen tersebut menyatu menjadi ribosom 70S agar dapat

digunakan untuk sisntesis protein. Kerusakan atau penghambatan

pada proses tersebut menyebabkan gangguan pada protein sel.

Contoh obat yang dapat menghambat sintesis protein sel adalah

aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan

kloramfenikol.

E. Menghambat sintesis asam nukleat sel

Contoh obat yang dapat menghambat sintesis asam nukleat sel

adalah rifampisin, trimetropim, pirimetamin dan golongan

kuinolon. Rifampisin berikatan dengan enzim polimerase-RNA

sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA. Golongan kuinolon

menghambat enzim DNA girase pada bakteri yang berfungsi

menata kromosom yang panjang sehingga bentuknya spiral dan

akhirnya muat didalam sel.

Page 32: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

16

2.1.6 Metode Pengujian Antibakteri 10, 26, 30, 31,32

Uji antibakteri digunakan untuk mengukur kerentanan bakteri terhadap

suatu antibakteri. Metode yang digunakan untuk menguji antibakteri, yaitu:

A. Metode Difusi

Pada metode ini zat antibakteri diletakan pada media perbenihan

yang telah diinokulasi oleh bakteri, kemudian diinkubasi dan

dihitung zona jernih disekitar zat antibakteri yang dinterpretasikan

sebagai daya hambat pertumbuhan bakteri oleh zat antibakteri.27

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pada metode ini,

yaitu:

Metode disc diffusion

Metode ini bertujuan untuk menentukan aktivitas zat antibakteri.

Cakram disk yang mengandung zat antibakteri diletakan diatas

media agar yang telah ditanami bakteri, kemudian diinkubasi

selama 24 jam atau lebih. Hitumg zona hambat yang berada di

sekeliling cakram disk. Efektivitas aktivitas antibakteri

didasarkan pada pembentukan zona hambat yang ditunjukan

pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Hambatan Pertumbuhan Bakteri

E-test

Metode ini bertujuan untuk mengukur kadar hambat minimum

suatu zat antibakteri. Strip yang mengandung zat antibakteri

yang mengandung kadar terendah sampai tertinggi diletakan

pada media agar yang telah ditanami bakteri. Hambatan

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

>20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

<10 mm Tidak ada

Sumber: Greenwood.1995

Page 33: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

17

pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan adanya area jernih di

sekitar strip.

Ditch-plate technique

Metode parit ini dilakukan dengan cara membuat potongan

membujur pada media agar sehingga terbentuk parit, kemudian

diisi oleh zat antibakteri dan bakteri uji (maksimum 6 macam)

digoreskan kedalam parit.

Cup-plate technique

Pada metode ini, media agar dibuat sumur dan ditanami bakteri,

kemudian baerikan zat antibakteri pada sumur tersebut.

Gradient-plate technique

Konsentrasi zat antibakteri pada metode ini bervariasi mulai dari

nol sampai maksimal. Media agar yang telah dicairkan

ditambahkan zat antibakteri, campuran tersebut dimasukkan ke

dalam cawan petri dan diletakan dengan posisi miring,

selanjutnya dituang di atasnya, inkubasi selama 24 jam agar zat

antibakteri berdifusi maksimal. Bakteri yang diuji (maksimal 6)

digoreskan pada plate tersebut mulai dari konsentrasi tinggi ke

rendah. Hasilnya diinterpretasikan sebagai panjang total

pertumbuhan bakteri maksimal yang mungkin dibandingkan

dengan panjang pertumbuhan aktual hasil goresan.

B. Metode Dilusi

Metode dilusi ini bertujuan untuk menentukan zat antibakteri yang

dibutuhka untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri

yang akan diuji. Hasil pengamatan pada metode ini dapat diukur

dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh

Minimum (KBM) Terdapat 2 cara untuk metode dilusi ini, yaitu:

Metode dilusi cair/ broth dilution test

Cara untuk melakukan metode ini yaitu dengan mengencerkan

zat antibakteri terlebih dahulu, kemudian bakteri dimasukkan

kedalam berbagai konsentrasi zat antibakteri yang akan diuji

pada media cair. Setelah itu inkubasi selama 18-24 jam, dan

Page 34: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

18

diamati pertumbuhan bakteri dengan melihat kekeruhan dari

cairan.

Metode dilusi padat/ solid dilution test

Pada metode ini, zat antibakteri yang akan diuji digabungkan ke

dalam agar, tanami bakteri diatas permukaannya. Konsentrasi

dari masing-masing zat antibakteri dibagi dengan membuat

permukaan agar menjadi kotak-kotak. Inkubasi selama 24 jam

atau lebih, dan dapat dihitung pertumbuhan dari bakteri yang

diuji tersebut.

Page 35: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

19

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Perasan bawang putih

Perasan bawang putih

dalam konsentrasi

5%, 20%, 55%, 75%,

100%

Biakan bakteri

Propionibacterium

acnes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

Menghambat sintesis

protein dan asam nukleat

bakteri

Alisin

Gangguan pertumbuhan

Propionibacterium acnes

Diallydisulphide

(DADS)

9DADS)

Diallytrisulphide

(DATS)

Bagan 2.1 Kerangka teori

Bagan 2.2 Kerangka konsep

Page 36: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

20

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1 Zona hambat

Propionibacterium

acnes

Daerah tidak

ditemukannya

pertumbuhan

Propionibacterium

acnes

Penggaris Diameter

zona

hambat

(mm)

Numerik

2 Konsentrasi

perasan bawang

putih

Perasan bawang

putih yang

dilarutkan dengan

etanol 96%

dengan berbagai

konsentrasi

Mikropipet jumlah

perasan

sesuai

dengan

berbagai

konsentrasi

(%)

Kategorik

3 Larutan kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang berisi

aquades steril

Mikropipet Cakram uji

berisi

aquades

steril

Kategorik

4 Kontrol positif Kontrol positif

yang berupa kertas

cakram yang berisi

antibiotik

klindamisin

Tidak ada Jumlah

cakram 1

buah berisi

antibiotik

klindamisin

Kategorik

Tabel 2.2 Definisi operasional

Page 37: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

21

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan

teknik disc diffusion untuk melihat pengaruh larutan bawang putih (Allium

sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni

2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses determinasi bawang putih (Allium

sativum) dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun

Raya Bogor.

3.3 Bahan Yang Diuji

Bahan yang diuji dalam penelitian adalah bawang putih yang dibeli dipasar

tradisional Bogor yang kemudian diperas dan dilarutkan dengan pelarut aquades

steril.

3.4 Sampel Bakteri

Bakteri Propionibacterium acnes diisolasi pada media agar darah dan

dinkubasi pada suhu 37o

C selama 24 jam. Dan telah dibuktikan bentuk dan

sifatnya dengan pewarnaan Gram.33,34

21

Page 38: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

22

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah larutan bawang putih dengan

konsentrasi 5%, 20%, 55%, 75%, 100%. Sedangkan variabel terikat adalah

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes pada medium Agar Darah, yang

kemudian dilakukan pengukuran zona hambat yang terbentuk.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat

Tabung reaksi, ose, bunsen, mikropipet, pinset, vortex, cawan petri,

korek api, swab kapas, tisu, rak tabung, penggaris, kamera, baki, autoclave,

alat tulis, label, laminar air flow, inkubator, kasa, lumpang dan alu, plastik

tahan panas, sarung tangan, masker, timbangan digital.

3.6.2 Bahan

Perasan bawang putih, media agar darah, aquades steril, thioglikolat,

larutan standar 0,5 mF, alkohol 70%, biakan bakteri Propionibacterium

acnes, cakram uji antibiotik klindamisin, cakram uji kosong.

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 Tahapan Persiapan

3.7.1.1 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang diigunakan pada penilitan ini dicuci bersih, kemudian

disterilisasi didalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC dengan tekanan

1,5 atm.33,34

3.7.1.2 Persiapan dan Determinasi Bawang Putih

Pembelian bawang putih dari pasar di Bogor sebanyak 2 Kg. Kemudian

bawang putih tersebut dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) Kebun Raya Bogor untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang

digunakan. Dengan cara mencocokan morfologi yang ada pada bawang putih

terhadap kepustakaan dan dibuktikan dibidang Botani Pusat Penelitian Biologi

LIPI Kebun Raya Bogor.

Page 39: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

23

3.7.1.3 Pembuatan Perasan Bawang Putih

Pembuatan perasan dilakukan dengan mengupas terlebih dahulu bawang

putih, kemudian ditimbang sebanyak 350 gram dengan timbangan digital. Bawang

putih dimasukan kedalam plastik, dan ditumbuk hingga halus menggunakan

lumpang dan alu. Hasil tumbukkan diperas dengan menggunakan kasa yang

sebelumnya sudah disterilisasi. Perasan ditampung pada cawan petri yang sudah

disterilisasi.35

3.7.1.4 Pembuatan Konsentrasi Bawang Putih

Konsentrasi larutan bawang putih yang divariasikan dengan menggunakan

pelarut aquades steril yaitu 5%, 20%, 55%, 75%, 100%. Kontrol negatif yang

digunakan adalah aquades steril dan kontrol positif adalah antibiotik klindamisin.

Semua konsentrasi larutan bawang putih dibuat dalam 5 ml:

Konsentrasi larutan bawang putih 5%

Pembuatan konsentrasi larutan bawang putih 5% adalah dengan melarutkan

0,25 ml perasan bawang putih ke dalam 4,75 ml aquades steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 20%

Pembuatan konsentrasi larutan bawang putih 20% adalah dengan melarutkan 1

ml perasan bawang putih ke dalam 4 ml aquades steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 55%

Pembuatan konsentrasi larutan bawang putih 55% adalah dengan melarutkan

2,75 ml perasan bawang putih ke dalam 2,25 ml aquades steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 75%

Pembuatan konsentrasi larutan bawang putih 75% adalah dengan melarutkan

3,75 ml perasan bawang putih ke dalam 1,25 ml aquades steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 100%

Pembuatan konsentrasi larutan bawang putih 100% adalah dengan 5 ml perasan

bawang putih tanpa dilarutkan dengan aquades steril.

Page 40: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

24

3.7.1.5 Kultur Bakteri Propionibacterium acnes

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak dan

meremajakan bakteri dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri

Propionibacterium acnes ke dalam agar darah, kemudian diinkubasikan pada

suhu 37oC selama 24 jam didalam inkubator.

33,34

3.7.2 Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih terhadap Pertumbuhan

Propionibacterium acnes

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose suspensi bakteri

Propionibacterium acnes ke dalam tabung reaksi yang telah berisi Thioglikolat

steril. Kemudian dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya

distandarisasi dengan konsentrasi 0,5 Mc Farland. Suspensi bakteri

Propionibacterium acnes kemudian dioleskan pada media agar darah

menggunakan swab kapas steril. Cakram uji kosong yang telah direndam dalam

masing-masing konsentrasi perasan bawang putih kemudian diletakan diatas

permukaan agar darah secara steril di laminar air flow. Lalu diinkubasi kedalam

inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Setelah itu diukur diameter zona terang

(clear zone) yang terbentuk dengan menggunakan penggaris. Penelitian ini

dikerjakan secara triplo.33,34

Page 41: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

25

3.8 Alur penelitian

Bakteri Propionibacterium

acnes diambil dan dicampurkan

ke dalam larutan pengencer

thioglikolat

Suspensi bakteri

Propionibacterium acnes

dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 0,5 Mc

Farland

Thioglikolat dan

Propionibacterium acnes

divortex hingga homogen

Kontrol negatif

aquades steril

Pembuatan konsentrasi larutan

bawang putih 5%, 20%, 55%,

75%, 100%, kemudian masukan ke

dalam cawan petri

Kontrol positif antibiotik

klindamisin Disc dilatekan di media Agar

Darah yang telah ditanami

Propionibacterium acnes

Rendam blank disc dalam

cawan petri selama 20

menit

Hitung diamtere zone terang

disekeliling disc dan tentukan

potensi antibakteri

Inkubasi selama 24 jam

pada suhu 37oC

Usapkan bakteri ke media

Agar Darah dengan swab

kapas steril

Kultur bakteri

Propionibacterium

acnes di media Agar Darah

Page 42: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

26

3.9 Analisa Data

Data dari hasil penelitian pengaruh ekstrak bawah putih terhadap

Propionibacterium acnes dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 bertujuan

untuk melihat adakah perbedaan bermakna dari masing-masing cakram uji yang

mengandung kontrol negatif, kontrol positif dan berbagai konsentrasi ekstrak

bawang putih dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Data

pada penelitian ini beruapa variabel katagorik numerik lebih dari 2 kelompok

tidak berpasangan singga menggunakan uji one way ANOVA jika distribusi

normal. Namun jika distribusi tidak normal maka menggunakan uji nonparametrik

yakni Uji Kruskall-Wallis. Analisis Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney

dilakukan untuk menentukan pada konsentrasi mana yang memiliki

kebermaknaan.

Page 43: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

27

Page 44: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

28

4.2 Pewarnaan Gram Bakteri Propionibacterium acnes

Propionibacterium acnes termasuk bakteri Gram positif dan memiliki

bentuk batang. Bakteri Propionibacterum acnes yang digunakan pada penelitian

didapatkan dari mikrobiologi Universitas Indonesia. Bakteri tersebut dibuktikan

bentuk dan sifatnya dengan pewarnaan Gram di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil

dari pewarnaan Gram menunjukan bakteri berwarna ungu yang menyatakan

bahwa bakteri termasuk bakteri Gram positif dan bakteri berbentuk batang.

Gambar 4.2 Pewarnaan Gram Propionibacterium acnes

Page 45: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

29

4.3 Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes

Penelitian ini menggunakan uji metode disc diffusion secara triplo dengan

konsentrasi larutan bawang putih 5%, 20%, 55%, 75%, 100%. Agar darah yang

telah terinokulasi bakteri Propionibacterium acnes diletakkan blank disc yang

telah direndam selama 20 menit pada berbagai konsentrasi laruta bawang putih.

Setalah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37o

C, akan terbentuk zona jernih

(clear zone) disekeliling blank disc yang menunjukkan adanya respon

penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri yang

terdapat dalam larutan bawang putih. Larutan bawang putih diketahui

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes

yang terlihat dengan adanya zona hambat disekitar blank disc.

Gambar 4.3 Efektivitas Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes pada Agar Darah

K (+)

100%

75%

55%

K (-)

20%

5%

Page 46: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

30

Grafik 4.1 Diameter Rata-Rata Zona Hambat

Pada hasil pengamatan, didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi larutan bawang putih yang digunakan

pada penelitian. Rata-rata diameter pada konsentrasi 100% sebesar 23 mm dengan

standar deviasi 1. Pada konsentrasi 75% sebesar 19 mm dengan standar deviasi 1.

Pada konsentrasi 55% sebesar 17,67 mm dengan standar deviasi 1,15470. Pada uji

kontrol positif yang menggunakan antibiotik klindamisin terbentuk zona hambat

dengan rata-rata sebesar 35 dengan standar deviasi 1. Sedangkan pada konsentrasi

5%, 20%, dan kontrol negatif berupa aquades steril tidak terbentuk zona hambat,

ini memberikan arti bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes.

Berdasarkan hasil uji penelitian diatas, dapat dinyatakan bahwa dengan

meningkatnya konsentrasi larutan bawang putih menunjukan bahwa terjadi

kenaikan dari diameter zona hambat, hal ini menunjukan bahwa pertambahan

konsentrasi larutan bawnag putih berbanding lurus dengan bertambah kuatnya

zona hambat pertumbuhan bakteri.

0,0000

5,0000

10,0000

15,0000

20,0000

25,0000

30,0000

35,0000

40,0000

Konsentrasi

5%

Konsentrasi

20%

Konsentrasi

55%

Konsentrasi

75%

konsentrasi

100%

Kontrol

negatif

Kontrol

positif

klindamisin

Zon

a H

am

bat

(mm

)

Koonsentrasi Larutan Baawang putih (%)

Page 47: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

31

4.4 Uji Kebermaknaan Konsentrasi Larutan Bawang Putih

Pada penelitian ini dilakukan uji statistik efektivitas larutan bawang putih

(Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan

komperatif variabel numerik. Data yang didapatkan tidak memenuhi syarat untuk

dilakukannya uji One Way Anova karena distribusi data tidak normal, maka

menggunakan uji Krusall-Wallis. Kemudian dilakukan uji Post Hoc dengan uji

Mann-Whitney. Pada uji Kruskall-Wallis nilai signifikansi dikatakan bermakna

jika p < 0,05, dan pada penelitian ini uji Kruskall-Wallis menunjukan nilai

signifikansi 0,003 yang berarti data penelitian ini bermakna, hal ini menyatakan

bawang putih mempunyai efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterrium acnes.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Multikomparasi dengan uji Mann- Whitney

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc dengan menggunakan uji

Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap

konsentrasi dengan kontrol positif berupa antibiotik klindamisin dengan nilai

signifikansi <0,05.

Konsentrasi 5% 20% 55% 75% 100% Kontrol

negatif

Klindamisin

5% 1,00 0,034* 0,037* 0,037* 1,00 0,037*

20% 0,034* 0,037* 0,037* 1,00 0,037*

55% 0,178 0,046* 0,034* 0,046*

75% 0,050* 0,037* 0,050*

100% 0,037* 0,050*

Kontrol

negatif

0,037*

Klindamisin

Page 48: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

32

4.5 Pembahasan

Pada penelitian ini, diketahui larutan bawang putih mampu menghambat

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Didapatkan respon hambatan

sedang pada konsentrasi 55% dengan rata-rata diameter 17, 67 mm dan 75%

dengan rata-rata diameter 19 mm, dan pada konsentrasi 100% dengan rata-rata

diameter 23 mm didapatkan respon hambatan kuat.

Menurut Kirana (2010) yang melakukan penelitian mengenai uji aktivitas

tumbukan kasar bawang putih terhadap Staphylococcus aureus dengan metode

disc diffusion menunjukan bahwa larutan bawang putih yang memiliki respon kuat

yaitu konsentrasi 100% dengan diameter 38,5 mm, konsentrasi 50% dengan

diameter 31,8 mm, konsentrasi 25% dengan diameter 36,5 mm, dan konsentrasi

10% dengan diameter 25 mm.33

Perbedaan diameter zona hambat pada penelitian ini dengan penelitian

Kirana (2010) dipengaruhi oleh konsentrasi yang digunakan, bakteri yang diuji

dan metode pembuatan larutan bawang putih yang diuji, pada penelitian yang

dilakukan oleh Kirana (2010), bawang putih (Allium sativum) yang digunakan

sebagai bahan uji ditumbuk terlebih dahulu kemudian ditambahkan pelarut,

sedangkan pada penelitian ini bawang putih ditumbuk kemudian diperas dan

selanjutnya ditambahkan pelarut. Zona hambat yang terbentuk disebabkan oleh

kandungan dari bawang putih yaitu alisin yang memiliki aktivitas antibakteri

dengan mengubah reaksi senyawa tiol pada enzim bakteri dan protein lainnya

serta RNA dan DNA polimerase yang penting untuk pertumbuhannya. Perbedaan

zona hambat pertumbuhan bakteri terjadi karena Propionibacterium acnes bersifat

anaerobik aerotoleran yang berarti bakteri ini dapat hidup walaupun terdapat

oksigen disekitarnya, sedangkan Staphylococcus aureus bersifat aerobik atau

mikroaerofilik yang berarti bakteri ini masih bisa bertahan dalam kadar oksigen

yang rendah, namun tidak dapat bertahan ketika tidak ada oksigen.16, 10

Page 49: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

33

Penelitian lain yang memanfaatkan bawang putih dalam pengaruhnya

terhadap suatu bakteri adalah Masniari et al.,(2004) mengenai uji daya hambat

perasan bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri yang

diisolasi dari telur ayam kampung. Bakteri yang digunakan pada penelitian

tersebut adalah Salmonella sp dan Escherichia coli. Dengan metode disc diffusion

dan dilusi dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dengan konsentrasi

50% perasan bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella

sp dan Eschericia coli dan menunjukan respon yang lemah.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Masniari et al.,(2004) dengan

penelitian ini adalah konsentrasi yang digunakan, media pertumbuhan bakteri

yang digunakan oleh Kusrini et al., adalah Mueller Hinton agar sedangkan

penelitian ini menggunakan agar darah dan bakteri yang digunakan oleh Masniari

et al.,(2004) adalah bakteri Salmonella sp dan Escherichia coli yang termasuk

bakteri Gram negatif sedangkan penelitian ini menggunakan bakteri

Propionibacterium acnes yang termasuk bakteri Gram positif. Perbedaan respon

hambat antara penelitian yang dilakukan oleh Masniari et al.,(2004) dan penelitian

ini karena dipengaruhi oleh perbedaan dinding sel dari bakteri Gram negatif dan

bakteri Gram positif.35

Bawang putih yang dibentuk menjadi ekstrak juga memiliki daya hambat

terhadap pertumbuhan beberapa bakteri, hal ini dibuktikan oleh Hindi (2013).

Dalam penelitiannya dengan menggunakan metode well diffusion menunjukan

bahwa ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 50% dapat menghambat

pertumbuhan 5 bakteri Gram positif yaitu S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes,

S. pneumoniae, Enterococcus faecalis dan 9 bakteri Gram negatif yaitu P.

aeruginosa, Pseudomonas fluresence, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, E. coli,

Enterobacter aerugenes, K. pneumoniae, S. typhi, Acinetobacter.4

Page 50: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

34

Dalam penelitiannya Hindi (2013) juga menyatakan bahwa ekstrak bawang

putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang diuji menunjukan respon

yang kuat. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hindi (2013) dengan

penelitian ini yaitu dari pengolahan bawang putih yang diuji, metode penelitian,

dan media pertumbuhan bakteri yang digunakan pada penelitian Hindi (2013)

adalah Mueller Hinton agar sedangkan pada penelitian ini menggunakan agar

darah.4

Bakteri Gram Positif Diamter

zona hambat

(mm)

Bakteri Gram Negatif Diameter

zona hambat

(mm)

Staphylococcus aureus 25 Pseudomonas

aeruginosa

45

Staphylococcus

epidermidis

28 Pseudomonas

fluresence

25

Streptococcus pyogenes 35 Proteus vulgaris 20

Streptococcus

pneumonia

30 Proteus mirablis 20

Enterococcus faecalis 40 Escherichia coli 30

Enterobacter

aerugenes

25

Klebsiella pneumoniae 25

Salmonella typhi 50

Acinetobacter 20

Tabel 4.2 Diameter Zona Hambat Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

Sumber: Hindi, 2013

Page 51: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

35

4.6 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan selama proses penelitian,

yaitu:

1. Bakteri Propionibacterium acnes tidak dapat bertahan hidup lama

dalam waktu yang lama.

2. Tidak diukur jumlah kadar bahan aktif pada larutan bawang putih

yang digunakan pada penelitian ini.

3. Pada penelitian ini bakteri Propionibacterium acnes tidak diketahui

secara spesifik strainnya.

Page 52: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

36

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil uji efektivitas bawang putih (Allium sativum) terhadap

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan pelarut

aquades menunjukan bahwa bawang putih dapat menghambat

pertumbuhan Propionibacterium acnes, yaitu pada konsentrasi

100% rata-rata zona hambat 23 mm. Pada konsentrasi 75% rata-

rata zona hambat 19 mm. Pada konsentrasi 55% rata-rata zona

hambat 17,67 mm. Tetapi pada larutan bawang putih dengan

konsentrasi 5% dan 20% tidak menunjukan adanya zona hambat.

2. Efektivitas larutan bawang putih (Allium sativum) terhadap

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes menurut

Greenwood (1995) pada konsentrasi 100% tergolong respon

hambat yang kuat, pada konsentrasi 75% dan 55% tergolong

respon hambat yang sedang, sedangkan pada konsentrasi 20% dan

5% tidak memiliki respon hambat.

3. Hasil uji statistik dengan metode uji Mann-Whitney menunjukan

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi

larutan bawang putih (Allium sativum) dengan kontrol positif yaitu

klindamisin.

36

Page 53: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

37

5.2 Saran

Setelah dilakukannya penelitian ini, maka disarankan untuk penelitian

selanjutnya:

1. Dapat melakukan penelitian mengenai efektivitas perasan bawang

putih terhadap bakteri lainnya yang bersifat patogen

2. Dapat melakukan penelitian dengan uji aktivitas bawang putih

terhadap Propionibacterium acnes secara in-vivo.

Page 54: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Hernawan, Udhie Eko dan Ahmad Dwi Setyawan. Senyawa Organosulfur

Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. Biofarmasi Vol.

1, No. 2, Agustus 2003, hal. 65-76.

2. Bruno, Gene, Garlic.Dean of Academics, Huntington College of Health

Sciences, Knoxville, 2009.

3. Chardon, Kirtland. Garlic: An Herb Society of America Guide.The Herb

Society of America, Ohio, 2006.

4. Hindi, Nada KhazalKadhim. In vitro Antibacterial Activity of Aquatic Garlic

Extract, Apple Vinegar and Apple Vinegar - Garlic Extract combination.

American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics, Vol. 1, No.1,

2013, hal. 042-051.

5. Josling, Peter. Stabilised Allicin: Power, Performance, Proof. HRC

Publishing, 2003.

6. Sylvia, Lusita. Hubungan Antara Jenis Mikroorganisme yang Ditemukan

pada Akne Lesi dengan Bentuk Lesi Akne. Tesis: Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas Padang, 2010.

7. Price, Sylvia Aderson dan Lorraine McCharty Wilson. Patofisiologi. EGC,

Jakarta, 2005.

8. Cardain, Lorren, et al. Acne Vulgaris: A Disease of Western Civilization.

Arch Dermatol, Vol. 138, 2002, hal. 1584-1590.

9. Mizwar, Muhammad, Marlyn Grace Kapantow dan Pieter Levinus Suling.

Profil Akne Vulgaris di RSUP Prof. Dr. Kandou Manado Periode 2009-2011.

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas

Sam Ratulangi Manado, 2012, hal. 1-7.

10. Brooks, Geo F., Janet S. Butel dan Stephen A. Morse. Mikrobiologi

Kedokteran, alih bahasa Huriawati Hartono. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, 2008.

11. Amro, Bassam I., et al. In vitro antimicrobial and anti-inflammatory activity

of Jordanian plant extracts: A potential target therapy for Acne vulgaris.

African Journal of Pharmacy and Pharmacology Aman, Vol. 7, No. 29, 2013,

hal. 2087-2099.

12. Gaspari, Anthony A., and Stephen K. Tyring (ed.). Clinical and Basic

Immunodermatology. British Library Catakoguing in Publication Data

London, 2008.

13. Niyomkam, P., et al. Antibacterial activity of Thai herbal extracts on acne

involved microorganism. Pharmaceutical Biology, Vol. 48, No. 4, h. 375–

380.

14. Butt, Masood Sadiq, et al., Garlic: Nature's Protection Against Physiological

Threats. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, Vol. 49, 2009, hal.

538–551

15. Purwaningsih, Eko. Bawang Putih. Ganeca Exact Bandung, 2010.

16. Cobas, Allejandra Cardella, Ana Cristina Soria, Marta Corteza Martinez, and

Mar Villamiel, A Comprehesive Survey of Garlic Functionalty. Madrid:

CSIC, 2010, hal. 1-60.

Page 55: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

39

17. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia, alih bahasa Brahm U. Pendit.

Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2011.

18. Mancini, Anthony J. Incidence, Prevalence, and Pathophysiology of Acne.

Proceeding, Vol. 8, No. 4., 2008, hal.1-6.

19. Tahir, Ch. Muhammad. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. Journal of

Pakistan Association of Dermatologists, Vol. 20, 2010; hal. 93-97.

20. Baxi. S. OTC Products for the Treatment of Acne. University of Connecticut

School of Pharmacy.2007.

21. Oberemok, Steve S. dan Alan R. Shalita. Acne Vulgaris,I: Pathogenesis and

Diagnosis. Continuing Medical Education, Vol. 70, 2002, hal. 101-105.

22. Bhambri, Sanjay, James Q. Del Rosso, Avani Bhambri. Pathogenesis of acne

vulgaris: recent advances. Journal of Drugs in Dermatology, July, 2009, hal.

1-6.

23. Bruggemann, H., Skin: Acne and Propionibacterium acnes Genomics.

Handbook of Hydrocarbon and Lipid Microbiology, DOI 10, 2010, h. 3216-

3223.

24. Oprica Cristina, Characterisation of Antibiotic-Resistant Propionibacterium

Acnes from Acne Vulgaris and Other Disease. Karolinska Institutet,

Stockhlom, 2006.

25. Propionibacterium acne (species). (cited 16 September 2014). Available

from: URL: http://www.uniprot.org/taxonomy/1747

26. Pratiwi, Sylvia T. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga Jakarta, 2008.

27. Dorland, Newman. Kamus Kedokteran Dorland, edisi ke-31 alih bahasa Alifa

Dimanti, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2012.

28. Ganiswarna, Sulistia G., dkk (editor). Farmakologi dan Terapi. Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 2004.

29. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik, alih bahasa Azwar

Agoes, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2004.

30. Jiang, Lin. Comparison of Disk Diffusion, Agar Dilution, and Broth

Microdilution for Antimicrobial Susceptibility Testing of Five Chitosans.

Thesis: Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and

Mechanical College, 2011.

31. Ahmad, Iqbal, Farrukh Aqil and Mohammad Owais (ed.). Modern

Phytomedicine: turning medical plants into drugs. Willey VCH Verlag

GmBH Weinheim, 2006.

32. Greenwood. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial and

Chemotheraphy. USA: Mc Graw Hill Company. 1995.

33. Kirana, Annisa Nurul. Uji Aktivitas Antimikroba Tumbuhan Kasar Bawang

Putih terhadap Staphylococcus aureus secara In-Vitro dengan Metode Difusi.

Skripsi: Program Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

34. Karina, Rina. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans secara In Vitro. Skripsi: Program

Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013

35. Masniari, Poeloengan. Uji Daya Hambat Perasaan Umbi Bawang Putih

(Alium sativum) terhadap Bakteri yang Diisolasi dari Telur Ayam Kampung.

Page 56: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

40

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi untuk

Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi

Masyarakat Bogor, 2004, h. 145-148.

Page 57: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

41

Page 58: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

42

LAMPIRAN 2

(Diameter zona hambat pada uji antibakteri perasan bawang putih)

Uji konsnentrasi A B C Rata-rata Standar

deviasi

Kontrol (-) 0 0 0 0 0

Konsentrasi 5% 0 0 0 0 0

Konsentrasi 20% 0 0 0 0 0

Konsentrasi 55% 17 19 17 17,6667 1,15470

Konsentrasi 75% 19 20 18 19 1

Konsentrasi 100% 22 24 23 23 1

Kontrol (+) 34 36 35 35 1

Page 59: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

43

LAMPIRAN 3

(Cara Menghitung Konsentrasi Larutan Bawang Putih)

Konsentrasi larutan bawang putih 5%

0,25 ml perasan bawang putih kemudian dilarutkan ke dalam 4,75 ml aquades

steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 20%

1 ml perasan bawang putih kemudian dilarutkan ke dalam 4 ml aquades steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 55%

2,75 ml perasan bawang putih kemudian dilarutkan ke dalam 2,25 ml aquades

steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 75%

3,75 ml perasan bawang putih kemudian dilarutkan ke dalam 1,25 ml aquades

steril.

Konsentrasi larutan bawang putih 100%

5 ml perasan bawang putih tanpa dilarutkan ke dalam aquades steril.

Page 60: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

44

Page 61: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

45

Page 62: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

46

Lampiran 6

(Riwayat Hidup Penulis)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maya Damayanti

Tempat, dan Tanggal Lahir : Karawang, 15 Januari 1993

Alamat : Turi Timur RT/RW 003/002, Tanjungjaya,

Tempuran, Karawang

Email : [email protected]

No. Telpon : 085770372346

Riwayat Pendidikan

1999 – 2005 : SDN Tanjungjaya 1

2005 – 2008 : SMPN 1 Tempuran

2008 – 2011 : SMAN 3 Karawang

2011 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 63: UJI EFEKTIVITAS LARUTAN BAWANG PUTIHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27214/1/MAYA... · BAB V PENUTUP ... Gambar 2.2 Senyawa Kimia γ-glutamil-S-alk (en) il-L-sistein

47