TUGAS PERENCANAN GEOMETRIK JALAN.docx

33
Tugas Desain Geometrik dan Perencanaan Jalan Data yang diketahui: 1. Posisi ketinggian masing-masing titik: Titik Ketinggian (m) dpl A + 550 B + 540 C + 560 D + 575 2. Jarak antar titik: Titik Jarak (m) A-B 2000 B-C 1000 C-D 2500 3. Sudut: Nama Sudut Besar Sudut α1 105 0 α2 60 0 Data yang akan dicari: 1. Lebar Jalan yang Dibutuhkan 2. Jumlah Lajur yang Dibutuhkan Page | 1

Transcript of TUGAS PERENCANAN GEOMETRIK JALAN.docx

Tugas Desain Geometrik dan Perencanaan JalanData yang diketahui:1. Posisi ketinggian masing-masing titik:

TitikKetinggian (m) dpl

A+ 550

B+ 540

C+ 560

D+ 575

2. Jarak antar titik:

TitikJarak (m)

A-B2000

B-C1000

C-D2500

3. Sudut:

Nama SudutBesar Sudut

11050

2600

Data yang akan dicari:1. Lebar Jalan yang Dibutuhkan2. Jumlah Lajur yang Dibutuhkan3. Tikungan Alinyement Horizontal dengan Tipe Spiral-Spiral (S-S)4. Tikungan Alinyement Vertikal5. Semua Perangkat Geometrik Jalan Perlengkapannya

SKETS GAMBAR JALAN

DCBA

RENCANA GEOMETRIK JALAN

1. Menentukan Lebar Jalur yang dan Jumlah Lajur yang DibutuhkanLebar jalan berdasarkan hasil survei counting yang dilakukan di jalan Admodirono, Kota Semarang yaitu sebesar 7 meter yang terdiri dari 3,5m x 2 lajur.Dengan: C = 2726 smp/jamQ2014 = 1423,9 smp/jamDS= 0,52Sedangkan kita merencanakan jalan untuk 10 tahun yang akan datang:Jumlah kendaraan di Kota Semarang

Sumber: Semarang dalam angka 2011, kerjasama Bappeda dan Badan Pusat Statistik Kota SemarangDengan mengetahui jumlah kendaraan di Kota Semarang dari tahun 2007 hingga 2011 kita dapat menghitung angka pertumbuhan lalu-lintas rata-ratanya:TahunkendaraanSmpangka pertumbuhan (%)

200715307395752

20081614911001734,617

20091671591080567,869

20101671591080560,000

20111901071150406,463

rata rata4,737

Sehingga dapat dicari LHR rencananya sebagai berikut:LHR2024 = LHR2014 (1 + i)10 LHR2024 = 1423,9 (1+0,04737)10LHR2024 = 2262 smp/jamJika kita menggunkan data jalan hasil survai yang telah dilakukan, yaitu dengan tipe jalan 2/2 UD, lebar jalan 7 m, bahu jalan 1 m, maka didapatkan:DS= Q2024 / C= 2262 / 2726= 0.83 ( Tingkat pelayanan D)Maka, untuk kenyamanan pengguna jalan, maka jalan harus diubah dengan melebarkan jalan menjadi 9 m, bahu jalan menjadi 2 m, pemisah arah 50-50 dengan hambatan samping rendah dan Tipe jalan 2/2 UD. Sehingga didapat:C= 2900 x 1,25 x 1 x 1 x 1= 3625 smp/jamQ2024= 2262 smp/jamDS= 2262/3625= 0,62 ( Tingkat layanan B)Tipe jalan yang direncanakanadalah tipe jalan kolektor dengan ketentuan:

Sumber: RSNI 2004, Geometri Jalan Perkotaan

Menghitung Kecepatan Rencana VR:

Sumber: RSNI 2004, Geometri Jalan PerkotaanKarena jalan yang digunakan adalah jalan kolektor sekunder, maka VR yang digunakan adalah 30-50 km/jam. Kita menganbil kecepatan rencana sebesar 50 km/jam.Kecepatan arus bebas:FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS = (44 + 3) x 1 x 1 = 47 km/jam

Dengan ketentuan tersebut, maka digunakan:1. Jalan yang digunakan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD)2. Lebar jalan yaitu 9 m, dengan masing-masing lajur 4,5 m.3. Menggunakan pembagi arah dengan tipe 50-504. Jalan yang direncanakan tidak menggunakan trotoar, maka bahu jalan yang digunakan adalah bahu jalan minimum yaitu sebesar 2 m.5. Hambatan samping termasuk dalam kategori rendah.6. Kecepatan Rencana sebesar 50 km/jam.7. Kecepatan Arus Bebas 47 km/jam.

2. Menghitung Tikungan Alinyemen Horizontal tipe Spiral Spiral (SS)Data yang dibutuhkan untuk merencanakan alinemen horisontal antara lain: Kecepatan rencana (VR) Sudut Sudut spiral (s) Panjang Lengkung Peralihan (Ls) Panjang Lengkung Total (Lt) Panjang P Panjang K Panjang Es Panjang Ts Panjang Xs Panjang Ys Jari-jari tikungan (Rc)

Tikungan 1 Mencari Jari-jari minimum dengan V rencana 50km/jam dan jalan tipe Kolektor Skunder:Sumber: RSNI 2004, Geometri Jalan PerkotaanDengan Vrencana 50, maka didapat Rc minimum 90 m, tetapi Rc direncanakan sebesar 120 dengan alasan menambah kenyamanan pengguna jalan.

Menghitung besar sudut diambil dari gambar: = 180 - = 180 105= 75

Menghitung besar sudut spiral s:= = 75= 37,5

Menghitung panjang lengkung peralihan (Ls)Ls = = = 157 m Dimana:= Sudut spiral= Jari jari lingkaran= Panjang lengkung peralihan, untuk Vr 50 km/jam, Rc minimum = 90 m, diambil 120 m

Menghitung panjang lengkung total (Lt)Lt = 2 x Ls= 2 x 157= 314 m

Menghitung panjang PP = = = 9,44 m

Menghitung panjang KK = Ls - - Rc sin = 157 - 120 sin = 77,23 m

Menghitung TsTs = (Rc + P) tan + K = (120 + 9,44) tan 75 + 77,23 = 176,55 m

Menghitung EsEs = (Rc + P) sec = (120 + 9,44) sec 75 120 = 43,15 m

Menghitung XsXs = Ls ( 1 - )= 157 ( 1 - )= 150,28 m

Menghitung XsYs = = = 34,23 m

(Tikungan 1)

(sketsa Tikungan 1 dengan lebar jalan 9 m) Tikungan 2 Mencari Jari-jari minimum dengan V rencana 50km/jam dan jalan tipe Kolektor Skunder:Sumber: RSNI 2004, Geometri Jalan PerkotaanDengan Vrencana 50, maka didapat Rc minimum 90 m, tetapi Rc direncanakan sebesar 150 dengan alasan menambah kenyamanan pengguna jalan.

Menghitung besar sudut diambil dari gambar: = 180 - = 180 60= 120

Menghitung besar sudut spiral s:= = 120= 60

Menghitung panjang lengkung peralihan (Ls)Ls = = = 314 m Dimana:= Sudut spiral= Jari jari lingkaran= Panjang lengkung peralihan, untuk Vr 50 km/jam, Rc minimum = 90 m, diambil 150 m

Menghitung panjang lengkung total (Lt)Lt = 2 x Ls= 2 x 314= 628 m

Menghitung panjang PP = = = 34,55 m

Menghitung panjang KK = Ls - - Rc sin = 314 - 150 sin = 149,70 m

Menghitung TsTs = (Rc + P) tan + K = (150 + 34,55) tan 120 + 149,70 = 469,35 m

Menghitung EsEs = (Rc + P) sec = (150 + 34,55) sec 120 150 = 219,10 m

Menghitung XsXs = Ls ( 1 - )= 314 ( 1 - )= 279,60 m

Menghitung XsYs = = = 109,55 m

(Tikungan 2)

(Sketsa tikungan 2 dengan lebar 9 m)

Menghitung Pelebaran Di Tikungan1. Tikungan 1Direncanakan bahya yang lewat di tikungan 1 adalah Bus Sekolah:

Diketahui: Lebar Jalan: 9 m Jumlah jalur (n): 2 Kecepatan rencana (Vr): 50 km/jam Jari-jari rencana (Rc): 120 m Lebar kendaraan (b): 2,4 m Panjang tonjolan (A): 0,8 m Kebebasan samping (c): 2,1 m Jarak Antar roda (p): 6,4 m

Menghitung bb : Rc - : 120 - : 0,17 m

Menghitung bb: b + b: 2,4 + 0,17: 2,57

Menghitung TdTd: Rc: 120: 0,05 m

Menghitung ZZ: 0,105 x : 0,105 x : 0,5 m

Menghitung BB: n (b + c) + (n 1) Td + Z: 2 (2,57 + 2,1) + (2 1) 0,05 + 0,5: 9,87 m

Menghitung Lebar Perkerasan JalanLebar Perkerasan jalan : B - W: 9,86 9: 0,86 m

Menghitung Lebar Perkerasan Per LajurPerkerasan Per lajur : Lebar perkerasan jalan : n: 0,86 : 2: 0,43 m

2. Tikungan 2Direncanakan bahya yang lewat di tikungan 2 adalah Bus Sekolah:

Diketahui: Lebar Jalan: 9 m Jumlah jalur (n): 2 Kecepatan rencana (Vr): 50 km/jam Jari-jari rencana (Rc): 150 m Lebar kendaraan (b): 2,4 m Panjang tonjolan (A): 0,8 m Kebebasan samping (c): 2,1 m Jarak Antar ban (p): 6,4 m

Menghitung bb : Rc - : 150 - : 0,14 m

Menghitung bb: b + b: 2,4 + 0,14: 2,54

Menghitung TdTd: Rc: 150: 0,04 m

Menghitung ZZ: 0,105 x : 0,105 x : 0,5 m

Menghitung BB: n (b + c) + (n 1) Td + Z: 2 (2,54 + 2,1) + (2 1) 0,04 + 0,4: 9,74 m

Menghitung Lebar Perkerasan JalanLebar Perkerasan jalan : B - W: 9,74 9: 0,74 m

Menghitung Lebar Perkerasan Per LajurPerkerasan Per lajur : Lebar perkerasan jalan : n: 0,74 : 2: 0,37 m

3. Menghitung Tikungan Alinyemen VertikalLengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan kelandaian dengan tujuan:a) mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian; dan b) menyediakan jarak pandang henti.Alinyemen vertikal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung ; Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian lurus dapat berupa landai positif (tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar). Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.

Jarak Pandang Henti (Jh)Adalah jarak minimum yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan. Setiap titik di sepanjang jalan harus memenuhi Jh. Jarak pandang diukur dari tinggi pandangan mata ke puncak sebuah obyek. Untuk jarak pandang henti, tinggi mata 100 cm dan tinggi obyek 10 cm.

Keterangan:Karena Vr menggunakan 50 jadi Ss minimumnya adalah 65, tetapi Ss direncanakan sebesar 80 dengan alasan menambah kenyamanan pengguna jalan.Jarak Pandang Menyiap (Jd)Jarak pandang menyiap harus ditentukan pada bagian jalan yang dipilih, pada jalan dua jalur dua arah. Jarak pandang menyiap standar dan minimum dinyatakan dalam tabel 6.2. (Dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, Dirjen Bina Marga.) berikut:

Jarak pandang diukur dari tinggi pandangan mata ke puncak sebuah obyek. Untuk jarak pandang henti, tinggi mata 100 cm dan tinggi obyek 10 cm, untuk jarak pandang menyiap, tinggi mata 100 cm dan tinggi obyek 100 cm.Dari tabel diatas didapat jarak pandang menyiap dengan kecepatan 50 km/jam sebesar 250 m.Alajabar landai (%)1) Mencari kelandaian:a. Titik A-BKetinggian A= 550 mKetinggian B= 540 mKetinggian A-B= -10 mJarak A-B= 2000 mKelandaian= = 0,005Nilai Ekuivalen (g1) = -0,5 % (turun)

b. Titik B-CKetinggian B= 540 mKetinggian C= 560 mKetinggian B-C= 20 mJarak B-C= 1000 mKelandaian= = 0,02Nilai Ekuivalen (g2) = 2 % (naik)

c. Titik C-DKetinggian C= 560 mKetinggian D= 575 mKetinggian C-D = -15 mJarak C-D= 2500 mKelandaian= = 0,006Nilai Ekuivalen (g3)= 0,6 % (naik)

Tabel Klasifikasi Menurut Medan Jalan NoJenis MedanNotasiKemiringan Medan (%)

1DatarD< 3

2PerbukitanB3 - 25

3PegununganG> 25

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Jalan No. 038/TBM/1997)

Berdasarkan tabel klasifikasi medan jalan, maka jenis medan jalan yang direncanakan adalah datar karena kemiringan medan yang didapat berdasarkan hitungan < 3 %.

Perencanaan Alinyemen Vertikal1. Tikungan A-B-CGambarJika dilihat pada gambar terjadi penaikan jalan, maka alinyemen yang digunakan yaitu alinyemen vertikal cekung.Data yang diketahui :Vr (Kecepatan Rencana)= 50 km/jamJarak Pandang Henti= 80 mJarak Pandang Menyiap= 250 mg1= -0,5 %g2= 2 %a. Perbedaan Aljabar Landai (A)A= g1-g2= -0,5 2= -2,5 %= 2,5 % (cekung)b. Perhitungan Lv (Panjang Lengkung Vertikal) Berdasarkan syarat keamanan Jarak Pandang Hentia) Untuk S < LLv= Lv= Lv= 40 m < S = 60 m (Tidak memenuhi)b) Untuk S > LLv= 2 x S - Lv= 2 x 80 - Lv= -7,2 m, Lv negative (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat kenyamananLv= Lv= Lv= 16,07 m Berdasarkan syarat keluasan bentukLv= 0,6 xVr= 0,6 x 50= 30 m Berdasarkan syarat drainaseLv= 50 x ALv= 50 x 2,5Lv= 125 mDari syarat-syarat Lv di atas, dipilih yang terpanjang dan memenuhi, maka diambil Lv = 125 meter.c. Perhitungan EE= E= E= 0,39

d.Menghitung Yy= x 2= x 2= 2 x 10-4 m

2. Tikungan B-C-DGambarJika dilihat pada gambar terjadi penurunan dari jalan C menuju ke Jalan D, maka alinyemen yang digunakan yaitu alinyemen vertikal cembung.Data yang diketahui :Vr (Kecepatan Rencana)= 50 km/jamJarak Pandang Henti= 80 mJarak Pandang Menyiap= 250 mg2= 2 %g3= 0,6 %a. Perbedaan Aljabar Landai (A)A= g2-g3= 2 0,6= 1,4% (cembung)b. Perhitungan Lv (Panjang Lengkung Vertikal) Berdasarkan syarat keamanan Jarak Pandang Hentia) Untuk S < LLv= Lv= Lv= 22,46 m < S = 60 m (Tidak memenuhi)b) Untuk S > LLv= 2 x S - Lv= 2 x 80 - Lv= -125 m, Lv negative (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat keamanan jarak pandang menyiapa) Untuk S < LLv= Lv= Lv= 108,7 m < S = 200 m (Tidak memenuhi)b) Untuk S > LLv= 2 x S - Lv= 2 x 250 - Lv= -185,71 m, Lv negative (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat kenyamananLv= Lv= Lv= 9,72 m Berdasarkan syarat drainaseLv= 40 x ALv= 40 x 1,4Lv= 56 m Berdasarkan syarat kenyamanan mengemudi ( 3 detik perjalanan )Lv= Lv= Lv= 41,67 mDari syarat-syarat Lv di atas, dipilih yang terpanjang dan memenuhi, maka diambil Lv = 56 meter.c. Perhitungan EE= E= E= 9,8 x 10-2

d.Menghitung Yy= x 2= x 2= 2,5 x 10-5 m

4. Perlengkapan Jalan1. Marka JalanPengertian / definisi Marka Jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol angka, huruf atau tanda lainnya yang digambarkan. Marka jalan berfungsi sebagai penuntun / pengarah pengemudi selama perjalanan.Warna marka jalan umumnya putih, terdiri dari :1. Marka garis2. Marka huruf3. Marka simbolPemakaian warna marka jalan selain warna putih harus sesuai petunjuk / ijin pembina jalan.

Page | 15