Tugas Material I.pptx

11
Tugas Material I Sub bab 9.9 – 9.11 Oleh : Dianmas Eka C.P. M0212029 akultas Matematika !an Ilmu Pengetahuan "lam #ni$ersitas Sebelas Maret

Transcript of Tugas Material I.pptx

9.9 Perkembangan mikrostruktur pada campuran isomorfous

Tugas Material ISub bab 9.9 9.11

Oleh :Dianmas Eka C.P.M0212029Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sebelas Maret

9.9 Perkembangan mikrostruktur pada campuran isomorfous

Poin aAwal pembekuan yang berisi cairan seluruhnya.Poin bPadatan membentuk komposisiPoin cTerjadi perubahan komposisiPoin d Proses pemadatan hampir selesaiPoin e Hasil akhir berupa polikristal padatan

Gambar 9.4 Bagan gambaran dari perkembangan mikrostruktur sampai kesetimbangan pembekuan dari campuran 35 wt% Ni - 65 wt% Cu.Pada kondisi kesetimbangan pembekuan didapatkan kecepatan yang lambat pada proses pendinginan akibat perubahan temperatur. Sedangkan harus ada pembacaan yang tepat pada komposisi dari cairan dan padatan yang sesuai diagram fase.Oleh sebab itu maka terjadilah proses difusi yang berada diantara fase padat, cair dan juga melewati padat-cair. Untuk mempermudah pemahaman, dilakukanlah asumsi dari kecepatan difusi pada fase cairan.

Gambar 9.5 Bagan perkembangan mikrostruktur sampai ketidaksetimbangan padatan dari campuran 35 wt% Ni-65 wt% CuPoin a : pendinginan dimulai dari 1300 CPoin b : partikel mulai membentuk. Terjadi perubahan komposisi. Poin c : Komposisi rata-rata dari padatan butir alfa membentuk beberapa komposisi rata-rata lebar volume. Poin d : tahap penyelesaian proses pendinginan dan pembekuan serta terjadi proses penyulingan.Poin e : hasil akhir fase alfa menjadi keras.Poin f : memperlihatkan mikrostruktur dari material padat secara keseluruhan

9.10 Kekayaan mekanik dari campuran isomorfousGambar 9.6. Untuk campuran tembaga-nikel (a) kekuatan regangan versi komposisi dan (b) ductility (%EL) versi komposisi pada temperatur ruang. Sebuah penyelesaian padatan semua komposisi berakhir untuk campuran.Reaksi untuk campuran dari komposisi Ce sampai dengan mengubah temperatur yang melalui Te yakni :

Untuk sistem tembaga-perak, reaksi eutetik, persamaan 9.8 dapat dituliskan :

9.11 Sistem Kembar EutetikGambar 9.7. Diagram Fase Campuran Tembaga-Perak

Pada diagram ditemukan 3 daerah fase tunggal : alfa, beta, dan cairan. Fase alfa adalah penyelesaian kekayaan padatan pada tembaga: perak sebagai komponen solute dan sebagai struktur kristal FCC. Fase beta penyelesaian padatan juga mempunyai stuktur FCC, tapi tembaga adalah solute. Daya larut pada tiap dari fase padatan dibatasi, hal ini berarti hanya sebuah batas konsentrasi dari perak yang akan melarutkan tembaga (untuk fase alfa) dan dengan cara yang sama untuk tembaga pada perak (untuk fase beta). Batas daya larut untuk fase alfa sesuai untuk garis batas label BCA.Garis horisontal BEG menjadi pertimbangan sebuah garis solidus; ini diwakili temperatur terendah pada fase cairan yang mana boleh ada untuk campuran banyak tembaga-perak kesetimbangan. Disini juga ditemukan tiga daerah dari dua fase untuk sistem tembaga-perak (gambar 9.7): a+L, b+L dan a+b

Sistem Eutetik untuk timah dan lapisan timahGambar 9.8. Diagram Fase Lapisan Timah

Gambar 9.8 untuk diagram fase lapisan timas mempunyai bentuk yang serupa dengan diagram fase campuran tembaga-perak. direpresentasikan sebuah fase padatan dari lapisan timah. merupakan daerah lapisan timah sebagai bahan pelarut dan timah sebagai solute.Terimakasih