Tugas AKhir Semester Evaluasi

35
EVALUASI BAB 6: 1. Rumus-rumus reliabilitas dapat digunakan untuk mencari reliabilitas angket. Uji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha yaitu rumus untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket. Rumus Alpha adalah sebagai berikut: r 11 =[ 1 ] [ 1Σ 2 1 2 ] contoh mencari reliabilitas angket: misalkan kita membuat 5 item pertanyaan angket untuk 10 responden dengan data hasil kuesioner atau angket sebagai berikut: No responden Jumlah angket total Total kuadrat 1 2 3 4 5 1 4 4 3 4 4 19 361 2 3 3 4 4 4 18 324 3 2 2 2 2 4 12 144 4 3 4 4 4 4 19 361 5 3 4 4 4 5 20 400 6 4 3 3 4 4 18 324 7 2 3 3 4 5 17 289 8 4 4 4 2 4 18 324 9 4 4 4 2 4 18 324 10 4 4 4 4 4 20 400 Jumlah 33 35 35 34 42 179 3251 Jumlah kuadrat 115 127 127 124 178 115 a. Menghitung total varian butir ( Σ 2 ) Item 1 : 2 = 115 33 2 10 10 = 0,61 Nama : Tri Nofiatun NIM : 103611024 Tugas Evaluasi Pembelajaran Oleh : Joko Budi Poernomo M.Pd

Transcript of Tugas AKhir Semester Evaluasi

Page 1: Tugas AKhir Semester Evaluasi

EVALUASI

BAB 6:

1. Rumus-rumus reliabilitas dapat digunakan untuk mencari reliabilitas angket. Uji

reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha yaitu rumus untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket. Rumus Alpha adalah

sebagai berikut:

r11 =[ 𝑘

𝑘−1 ] [

1− Σ 𝜎𝑏2

𝜎12 ]

contoh mencari reliabilitas angket:

misalkan kita membuat 5 item pertanyaan angket untuk 10 responden dengan data

hasil kuesioner atau angket sebagai berikut:

No

responden

Jumlah angket total

Total

kuadrat 1 2 3 4 5

1 4 4 3 4 4 19 361

2 3 3 4 4 4 18 324

3 2 2 2 2 4 12 144

4 3 4 4 4 4 19 361

5 3 4 4 4 5 20 400

6 4 3 3 4 4 18 324

7 2 3 3 4 5 17 289

8 4 4 4 2 4 18 324

9 4 4 4 2 4 18 324

10 4 4 4 4 4 20 400

Jumlah 33 35 35 34 42 179 3251

Jumlah

kuadrat 115 127 127 124 178 115

a. Menghitung total varian butir ( Σ𝜎𝑏2 )

Item 1 : 𝜎𝑏2 =

115− 332

10

10= 0,61

Nama : Tri Nofiatun

NIM : 103611024

Tugas Evaluasi Pembelajaran

Oleh : Joko Budi Poernomo M.Pd

Page 2: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Item 2 : 𝜎𝑏2 =

127− 352

10

10= 0,45

Item 3 : 𝜎𝑏2 =

127− 352

10

10= 0,45

Item 4 : 𝜎𝑏2 =

124− 342

10

10= 0,84

Item 5 : 𝜎𝑏2 =

178− 422

10

10= 0,16

Sehingga total varian butir:

Σ𝜎𝑏2 = 0,61 + 0,45 + 0,45 + 0,84 + 0,16 = 2,51

b. Menghitung total varian ( 𝜎𝑡2 )

𝜎𝑡2 =

3251− 179 2

10

10= 4,69

c. Menghitung koefisien Cronbach Alpha :

r11 =[ 𝑘

𝑘−1 ] [

1− Σ 𝜎𝑏2

𝜎12 ]

=[ 5

5−1 ] [

1− 2,51

4,61 ]

= 0,581023 (dibulatkan 0.58)

2. Salah satu penyebab perbedaan hasil-hasil perhitungan reliabilitas dengan berbagai

rumus adalah jumlah butir soal yang di ujikan.

3. Tabel analisis item tes:

Nomor

Subjek

Nomor Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

2 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0

3 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

6 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1

7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1

8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

Page 3: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap sebagai berikut:

Nomor

Subjek

Nomor Item Skor

total

1,3,5,7,9,

11

2,4,6,8,10

,12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ganjil Genap

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 3 6

2 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 6 3 3

3 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 3

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 6 6

5 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 5 5

6 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 1 3

7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 2 4

8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 3 6

Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap adalah sebagai

berikut:

Nomor

Subjek

Item Ganjil

(1,3,5,7,9,11)

(X)

Item Genap

(2,4,6,8,10,12)

(Y)

𝑋2 𝑌2 XY

1 3 6 9 36 18

2 3 3 9 9 9

3 1 3 1 9 3

4 6 6 36 36 36

5 5 5 25 25 25

6 1 3 1 9 3

7 2 4 4 16 8

8 3 6 9 36 18

JUMLAH Σ𝑋 = 24 Σ𝑌 = 36 Σ𝑋2 =

94

Σ𝑌2

= 176 Σ𝑋𝑌 = 120

Σ𝑋 = 24 Σ𝑋2 = 94 (Σ𝑋)2 = 576

Σ𝑌 = 36 Σ𝑌2 = 176 (Σ𝑌)2 = 1296

Σ𝑋𝑌 = 120

Kemudian kita hitung rumus korelasi Products momen dengan angka kasar:

rxy = 𝑁Σ𝑋𝑌− Σ𝑋 (Σ𝑌)

{𝑁Σ𝑋2− Σ𝑋)2 {𝑁Σ𝑌2 –(Σ𝑌)2}

Page 4: Tugas AKhir Semester Evaluasi

rxy = 8.120−24.36

8.94−576 {8.176−1296}

rxy = 960−864

752−576 {1408−1296}

rxy = 96

176 {112}

rxy = 96

140,399 = 0,6837

Kemudian di masukan dalam rumus Spearman - Brown

r11 = 2𝑟𝑥𝑦

(1+𝑟𝑥𝑦 )

= 2(0,6837)

(1+0,6837)

= 1,3674

1,6837 = 0.8121

EVALUASI

BAB 7:

1. Kriteria untuk menentukan jawaban siswa pada soal pandangan dan sikap dalam

ranah afektif adalah pada soal pandangan siswa di tuntut mengungkapkan ekspresi,

perasaan dan pendapat pribadi terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan

fakta. Sementara pada soal sikap atau nilai siswa di tanya mengenai responsnya yang

melibatkan sikap atau nilai yang mendalam di sanubarinya dan guru meminta dia

untuk mempertahankan pendapatnya.

2. Contoh butir soal untuk bidang studi fisika yang mengukur 6 jenis ranah kognitif:

1) Pengetahuan (mengingat)

Pernyataan hukum III Newton adalah:

a. Besar gaya berbanding lurus terhadap massa dan percepatan benda.

b. Setiap aksinya terdapat reaksi yang sama besar dan arah berlawanan.

c. Setiap aksi terdapat reaksi yang arah dan besarnya sama.

d. Besar gaya yang menyebabkan sama dengan besar gaya yang diakibatkan

2) Pemahaman (menjelaskan)

Sebutkan hal-hal apa saja yang mempengaruhi luas keping sejajar!

3) Penerapan/aplikasi

Page 5: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Sebuah benda terletak di muka sebuah lensa yang mempunyai jarak fokus 10 cm.

Bayangan yang terjadi ternyata tegak, dan tingginya dua kali tinggi benda itu.

Jarak antara benda dengan lensa adalah:

a. 3,3 cm

b. 5 cm

c. 10 cm

d. 15 cm

e. 30 cm

4) Analisis

Sebuah sumber daya 120 V, 60 Hz dihubungkan pada resistor non-induktif 800 Ω

dan dengan kapasitor secara seri. Tegangan pada hambatan itu ternyata 102 V.

a. Tentukan tegangan pada kapasitor itu?

b. Berapakah reaktansi kapasitor itu?

5) Sintesis

Soal sintesis juga bisa sama dengan soal analisis tergantung dari si pembuat soal

(guru).

Sebuah sumber daya 120 V, 60 Hz dihubungkan pada resistor non-induktif 800 Ω

dan dengan kapasitor secara seri. Tegangan pada hambatan itu ternyata 102 V.

c. Tentukan tegangan pada kapasitor itu?

d. Berapakah reaktansi kapasitor itu?

6) Evaluasi

B

A

C

Dari gambar di atas di manakah letak energi kinetik maksimal, energi potensial

maksimal dan energi mekanik maksimal. Jelaskan!

3. langkah-langkah dalam menilai ranah psikomotor:

1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung.

2) Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada

peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Page 6: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Menurut Leighbody langkah-langkah dalam menilai ranah psikomotor adalah:

1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja

2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pekerjaan.

3) Kecepatan mengerjakan tugas.

4) Kemampuan membaca gambar dan atau simbol

5) Keserasian bentuk dengan yang di harapkan dan atau ukuran yang telah di

tentukan.

EVALUASI

BAB 8:

1. Pokok Bahasan :

TIU : memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

a. Perumusan TIK pada kurikulum tahun 1975

1. mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.

2. Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya

3. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan

b. Perumusan TIK pada kurikulum tahun 1984

1) Siswa mampu mendeskripsikan untuk selanjutnya dapat menerangkan kepada

kawan-kawan sekelasnya tentang besaran pokok dan besaran turunan beserta

satuannya.

2) Siswa mampu mendeskripsikan untuk selanjutnya menerangkan kepada

kawan-kawan sekelasnya tentang suhu dan pengukurannya

3) Siswa dapat menjelaskan prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda

alam dengan menggunakan peralatan melalui eksperimen.

2. menyuruh siswa untuk memahami TIK sebelum pelajaran dimulai, adalah kewajiban

guru yang sudah mengikuti pembaharuan.

a. Kebaikan dan kesulitan melaksanakan kewajiban

Kebaikan Kesulitan

Siswa dapat mengetahui arah

belajarnya.

Peserta didik memiliki

kemampuan yang berbeda

Guru mengetahui batas-batas tugas

dan wewenangnya mengajarkan

Keanekaragaman Peserta didik

dalam hal IQ, EQ, dan SQ

Page 7: Tugas AKhir Semester Evaluasi

suatu bahan. menharuskan guru lebih berhati-

hati.

Guru mempunyai patokan dalam

mengadakan penilaian kemajuan

belajar siswa.

Guru dan peserta didik harus

komunikatif dalam

menyampaikan ilmu.

b. Cara guru melaksanakan kewajiban tersebut dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya adalah:

1. Guru menggunakan metode, model dan media yang tepat dalam mengajar.

2. Guru mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran agar waktu dalam

mengajar tidak molor.

EVALUASI

BAB 9:

1. Keuntungan dan kerugian tes buatan guru dan tes standar ditinjau dari guru, siswa dan

pengelola:

a. Tes buatan guru

Keuntungan Kerugian

Siswa

Memperoleh suatu nilai Sistem skoringnya

kemungkinan adanya

unsur subjektif.

Guru

Menentukan seberapa baik

siswa menguasai bahan

pelajaran

Menentukan apakah suatu

tujuan telah tercapai

Keterampilan guru dalam

menyusun tes akan

meningkat.

Guru masih sukar

mengevaluasi bahwa

tesnya masih belum

sempurna.

Pengelola .

Page 8: Tugas AKhir Semester Evaluasi

b. Tes standar

Keuntungan Kerugian

Siswa

Membandingkan

prestasi belajar

dengan pembawaan

individu.

Sistem skoringnya

sangat objektif.

Hanya menguji

siswa dengan

pendekatan

linguistik dan logis

matematika.

Guru

Mempelajari

perkembangan siswa

dalam suatu periode

waktu tertentu

Tidak mengetahui

suatu tujuan yang

telah di capai.

Pengelola

Membandingkan

prestasi siswa

antara kelompok.

Untuk membuat

perbandingan

tentang prestasi

belajar siswa

Sebagai ilustrasi

Tidak dapat

mengetahui apakah

suatu tujuan sudah

terpenuhi.

Hanya sedikit butir

tes untuk setiap

keterampilan atau

topik.

2. Melihat kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini, tidak mungkin dirintis adanya

tes standar karena tes standar memiliki beberapa kekurangan serta kelemahan karena

tes standar hanya menguji siswa dengan menggunakan pendekatan linguistik dan logis

matematika sehingga siswa yang lemah dalam kedua jenis kecerdasan di atas

cenderung tidak berhasil dengan baik bila harus menjalani tes standar sebagi satu-

satunya alat penilaian prestasi di sekolah. Sehingga hanya akan merugikan para

peserta didik yang lemah di kedua kecerdasan tersebut jika di gunakan sebagai satu-

satunya alat penilaian.

EVALUASI

BAB 10:

1. Fungsi tes yang paling mudah terpenuhi adalah fungsi untuk kelas karena akan mudah

terlaksana.

Page 9: Tugas AKhir Semester Evaluasi

2. Karena TIK-TIK tersebut merupakan acuan materi yang harus dikuasai oleh peserta

didik, maka soal-soal yang di tulis harus sesuai dengan TIK-TIK tersebut agar siswa

tidak kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tersebut.

3. Apakah lembar jawaban merupakan sesuatu yang mutlak perlu?jelaskan jawaban

saudara!

Lembar jawaban merupakan sesuatu yang mutlak perlu jika soal dalam bentuk tulisan

(tes bentuk tulis) karena lembar jawaban tes merupakan salah satu

komponen/kelengkapan sebuah tes.

4. Sebab tiap nomor soal uraian mempunyai bobot sendiri adalah untuk membedakan

tingkat kesukaran soal misalnya sukar, sedang dan mudah, sehingga memberikan skor

secara adil kepada peserta didik berdasarkan kemampuannya masing-masing dalam

menjawab soal-soal yang berbeda tingkat kesukarannya.

EVALUASI

BAB 11:

1. Perbandingan jumlah butir soal antara bentuk objektif dan bentuk uraian biasanya 8:1,

artinya untuk tes bahasa Indonesia soal pilihan ganda akan lebih banyak karena tes

objektif dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif dimaksudkan untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk soal esay, maka soal bentuk objektif

misalnya berjumlah 40 soal maka soal bentuk esay hanya berjumlah 5 soal.

2. Akibat banyak digunakannya tes bentuk objektif walaupun penyusunnya belum ahli

adalah kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka, banyak

kesempatan untuk main untung-untungan, soal-soalnya cenderung untuk

mengungkapkan ingatan.

3. Rumus menghitung skor dengan denda:

a. Kebaikannya: mengantisipasi siswa yang memperoleh nilai tinggi namun

diragukan kemungkinan adanya unsur tebakan dalam menjawab soal.

b. Keburukannya : siswa yang memperoleh nilai tinggi akan merasa dirugikan

karena skor yang di peroleh akan di kurangi misalnya yang awalnya dapat 8

karena adanya denda skornya menjadi 7, menggunakan skor dengan denda

memungkinkan seorang siswa memperoleh skor negatif.

4. Sebab banyaknya pasangan jawab pada tes bentuk menjodohkan tidak boleh sama

dengan banyaknya soal yaitu jumlah pilihan jawaban lebih banyak di bandingkan

jumlah persoalan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi

Page 10: Tugas AKhir Semester Evaluasi

informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi

menghubungkan antara dua hal.

5. “Sebaiknya tes jangan diambil dari buku atau catatan” di ubah menjadi pertanyaan :

“sebaiknya kalimat.....tes jawaban diambil....buku atau catatan”, dalam Bentuk soal

isian tersebut kurang baik karena pada bagian yang di hilangkan/yang harus di isi oleh

murid merupakan kata penghubung bukan pengertian.

EVALUASI

BAB 12:

1. Untuk memperoleh dua tes yang paralel, yang harus sama adalah materi yang di

cakup, tabel spesifikasi dan taraf kesukaran soal.

2. Seorang penilai akan menyusun tes untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan.

Bab I : berbobot dua kali Bab 2, aspek yang diukur, seperlima hafalan,

seperlima pengertian, dan tiga perlima aplikasi.

Bab 2 : berbobot setengah dari bab 3, aspek yang diukur hanya pengertian dan

aplikasi dengan bobot yang sama.

Bab 3 : berbobot dua kali bab 2, aspek yang diukur hanya ingatan dan aplikasi

dengan imbangan 1:3

Bantulah untuk menyusun tabel spesifikasinya!

Misal Bab II berbobot 2 = 2/100 x 100% = 20%

Maka Bab I berbobot 2 x Bab 2 = 2x2 = 4 =4/100 x 100% = 40%

Maka Bab III berbobot 2 x Bab 2= 2x2 = 4 = 4/100 x 100% = 40%

Kemudian kita misalkan akan membuat 40 soal maka langkah-langkah menyusun

tabel spesifikasinya adalah sebagai berikut:

Tabel spesifikasi untuk penyusunan tes fisika dasar

Ingatan (I) Pemahaman

(P) Aplikasi (A)

Jumlah

Butir Soal

BAB I

40% A B C ...

BAB II

20% D E F ...

BAB III

40% G H I ...

Jumlah

100% ...

Page 11: Tugas AKhir Semester Evaluasi

BAB I : ingatan (hafalan) 20%, pemahaman (pengertian) 20%, Aplikasi 60%

Sel A = 20/100 x 16 = 3,2 (dibulatkan 3 soal )

Sel B = 20/100 x 16 = 3,2 (dibulatkan 3 soal)

Sel C = 60/100 x 16 = 9,6 (dibulatkan 10 soal)

BAB II : Ingatan (hafalan) 50%, Aplikasi 60%

Sel D = 0

Sel E = 50/100 x 8 = 4 soal

Sel F = 50/100 x 8 = 4soal

BAB III : Ingatan (hafalan) 25%, Aplikasi 75 %

Sel G = 25/100 x 16 = 4 soal

Sel H = 0

Sel I = 75/100 x 16 = 12 soal.

Kemudian setelah itu kita isikan hasil perhitungan di atas pada tabel spesifikasi di

bawah ini:

Ingatan (I) Pemahaman

(P) Aplikasi (A)

Jumlah

butir soal

BAB I

40% 3 3 10 16

BAB II

20% 0 4 4 8

BAB III

40% 4 0 12 16

Jumlah

100% - - - 40

3. Agar di ketahui bahwa bahasanya cukup mudah di pahami maka penyusun tes harus

bertanya kepada testee atau yang di uji dalam hal ini adalah peserta didik karena

peserta didiklah yang akan mengerjakan soal.

Page 12: Tugas AKhir Semester Evaluasi

EVALUASI

BAB 13:

1. Tiga buah soal, pola jawabannya adalah sebagai berikut:

No. Soal Kelompok

pemilih

Pilihan jawaban

A b c D O

1. Atas

Bawah

0

1

10*)

12

5

3

5

4

0

0

2. Atas

Bawah

2

6

20

3

0*)

5

3

6

5

10

3. Atas

Bawah

15*)

6

10

16

5

8

0

0

0

0

*) kunci jawaban

Penilaian terhadap butir-butir soal di atas adalah:

No. Soal

Kelompok

pemilih

Pilihan jawaban jmlh

A B c D O

1.

Atas

Bawah

0

1

10*)

12

5

3

5

4

0

0

20

20

jumlah 1 22 8 9 0 40

Dari pola jawaban soal ini dapat dicari:

1. P = 22

40 = 0,55 (soal sedang)

2. D = PA – PB = 10

20−

12

20 = 0,1(baik)

3. Distraktor : 22

40 x 100% = 55% (semua distraktor baik karena sudah dipilih oleh

lebih dari 5% pengikut tes).

4. Omit : sudah baik karena omit 0%

No. soal Kelompok

pemilih

Pilihan jawaban Jumlah

A B c D O

2.

Atas

Bawah

2

6

20

3

0*)

5

3

6

5

10

30

30

jumlah 8 23 5 9 15 60

Dari pola jawaban soal ini dapat dicari:

1. P = 5

60 = 0,08 (soal sukar)

Page 13: Tugas AKhir Semester Evaluasi

2. D = PA – PB = 0

30−

5

30 = -0,16(tidak baik, jadi butir soal ini sebaiknya di buang

saja)

3. Distraktor : 5

60 x 100% = 8,33% (semua distraktor baik karena sudah dipilih oleh

lebih dari 5% pengikut tes).

4. Omit : 15

60 x 100% = 25% (tidak baik karena lebih dari 10% pengikut tes).

No soal Kelompok

pemilih

Pilihan jawaban Jumlah

A B c D O

3.

Atas

Bawah

15*)

6

10

16

5

8

0

0

0

0

30

30

jumlah 21 26 13 0 0 60

Dari pola jawaban soal ini dapat dicari:

1. P = 21

60 = 0,35 (soal sedang)

2. D = PA – PB = 15

30−

6

30 = 0,3(cukup)

3. Distraktor : 21

60 x 100% = 35% (semua distraktor baik karena sudah dipilih oleh

lebih dari 5% pengikut tes).

4. Omit : sudah baik karena omit 0%

2. Matrik jawaban siswa sebagai berikut:

Nomor

siswa dan

kode

Nomor soal Skor

yang

dipero

leh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. A 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4

2. B 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5

3. C 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7

4. D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

5. E 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

6. F 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8

7. G 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 5

8. H 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

Jumlah 4 7 4 4 6 5 2 7 4 5

Kemudian untuk mencari nilai P dan D setiap butir soal adalah sebagai berikut:

Page 14: Tugas AKhir Semester Evaluasi

P = B

JS

Soal no 1, P = 4

8 = 0.5 Soal no 6, P =

5

8 = 0,625

Soal no 2, P = 7

8 = 0,875 Soal no 7, P =

2

8 = 0,25

Soal no 3, P = 4

8 = 0,5 Soal no 8, P =

7

8 = 0,875

Soal no 4, P = 4

8 = 0,5 Soal no 9, P =

4

8 = 0,5

Soal no 5, P = 6

8 = 0,75 Soal no 10, P =

5

8 = 0,625

D = BA

JA -

BB

JB= PA – PB

Untuk mencari nilai D (daya pembeda) dari tabel di atas kita di buat urutan

penyebarannya dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah sebagai berikut:

Kelompok Atas ( JA ) Kelompok Bawah ( JB )

10 5

8 5

8 4

7 1

4 ORANG 4 ORANG

Soal no 1 : JA = 4 JB = 4

BA = 3 PA = 0,75 BB = 1 PB = 0,25

Maka D = PA – PB = 0,75 – 0,25 = 0,5

Soal no 2: JA = 4 JB = 4

BA = 3 PA = 0,75 BB = 4 PB = 1

Maka D = PA – PB = 0,75 – 1 = - 0.25

Soal no 3: JA = 4 JB = 4

BA = 3 PA = 0,75 BB = 1 PB =0,25

Maka D = PA – PB = 0,75 – 0,25 = 0,5

Soal no 4: JA = 4 JB = 4

BA = 3 PA = 0,75 BB = 1 PB =0,25

Maka D = PA – PB = 0,75 – 0,25 = 0,5

Soal no 5: JA = 4 JB = 4

BA = 4 PA = 1 BB = 2 PB = 0,5

Page 15: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Maka D = PA – PB = 1- 0,5 = 0,5

Soal no 6: JA = 4 JB = 4

BA = 4 PA = 1 BB = 1 PB = 0,25

Maka D = PA – PB = 1- 0,25 = 0,75

Soal no 7: JA = 4 JB = 4

BA = 1 PA = 0,25 BB = 1 PB = 0,25

Maka D = PA – PB = 0,25 – 0,25 = 0

Soal no 8: JA = 4 JB = 4

BA = 4 PA = 1 BB = 3 PB = 0,75

Maka D = PA – PB = 1- 0,75 = 0,25

Soal no 9: JA = 4 JB = 4

BA = 4 PA = 1 BB = 0 PB = 0

Maka D = PA – PB = 1- 0 = 1

Soal no 10: JA = 4 JB = 4

BA = 4 PA = 1 BB = 1 PB = 0,25

Maka D = PA – PB = 1- 0,25 = 0,75

EVALUASI

BAB 14:

1. Jika soal terdiri dari bentuk benar-salah sebanyak 50 buah atau lebih sebaiknya

dibuatkan lembar jawaban tes.

Sebab soal dalam bentuk benar salah testee (tercoba) di minta melingkari huruf B

atau S maka diperlukan lembar jawaban tes yang berbentuk urutan nomor serta

huruf di mana kita menghendaki untuk melingkari.

2. Soal bentuk isian tidak dapat dibuatkan kunci skoring dengan melubangi kertas

karena sebelum menyusun tes isian di tentukan terlebih dahulu pokok-pokok

jawaban yang kita kehendaki. Dalam tes bentuk isian tidak ada jawaban yang

pasti, jawaban yang diperoleh akan sangat beraneka ragam berbeda dari siswa satu

dengan siswa yang lain jadi ada cara-cara tersendiri dalam mengoreksi tes bentuk

isian bukan dengan melubangi kertas.

Page 16: Tugas AKhir Semester Evaluasi

3. Kelemahan pada waktu mengoreksi soal bentuk uraian penilai membaca tiap-tiap

satu soal untuk seluruh siswa adalah pelaksanaannya terlalu berat dan memakan

banyak waktu.

4. Untuk siswa yang kurang cerdas, mempunyai kesempatan pula untuk memperoleh

nilai baik, yaitu apabila guru menggunakan norma kelompok dalam penilainnya

jelaskan bilamana siswa tersebut mendapat nilai tinggi?

Bila siswa tersebut mendapat nilai tinggi maka nilai tersebut tidak bisa di jadikan

untuk nilai akhir atau di jadikan patokan prestasi siswa tersebut. Karena terkadang

dalam suatu kelompok hanya ada beberapa orang yang paham dan bisa sementara

yang lainnya hanya sebagai peserta pasif, namun nilai yang di ambil adalah nilai

kelompok bukan nilai per siswa maka akan merugikan siswa yang pandai atau

siswa yang aktif dalam kelompok tersebut.

EVALUASI

BAB 15:

1. Penyebaran skor nilai matematika

Skor Orang

9 3

8,5 2

8 5

7,5 6

7 5

6,5 3

6 12

5,5 8

5 5

4 3

52

Skor-skor di atas merupakan skor mentah dalam bentuk desimal agar lebih mudah

dalam perhitungan kita rubah dulu dalam bentuk puluhan sebagai berikut:

90, 90, 90, 85, 85, 80, 80, 80, 80, 80, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 70, 70, 70, 70, 70, 65, 65,

65, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 50, 50,

50, 50, 50, 40, 40, 40.

Penyelesaian: (menggunakan Penilaian Acuan Norma/PAN)

1. Penyusunan distribusi frekuensi

Page 17: Tugas AKhir Semester Evaluasi

a) Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar

40, 40, 40, 50, 50, 50, 50, 50, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 60, 60, 60, 60, 60,

60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 70, 70,

75, 75, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 85, 90, 90, 90.

b) Mencari Range (R)

R = nilai maksimum – nilai minimumnya

= 90 – 40 = 50

c) Mencari banyak interval kelas (k)

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 52

= 1 + 3,3 (1,716) = 6,663 (di bulatkan 7)

d) Mencari panjang interval kelas (i)

i = R

k =

50

6,663= 7,5 (di bulatkan 8)

e) Menyusun daftar distribusi frekuensi

Kelas interval Frekuensi (f)

40 – 47 3

48 – 55 13

56 – 63 12

64 – 71 8

72 – 79 6

80 – 87 7

88 – 95 3

2. Menghitung rata-rata ( mean)

Kelas interval Frekuensi (f) X Fx

40 – 47 3 43,5 130,5

48 – 55 13 51,5 669,5

56 – 63 12 59,5 714

64 – 71 8 67,5 540

72 – 79 6 75,5 453

80 – 87 7 83,5 584,5

88 – 95 3 91,5 274,5

Jumlah Σ 52 Σ 3366

Page 18: Tugas AKhir Semester Evaluasi

X = Σ 𝐹𝑥

𝑁 =

3366

52 = 64,730

3. Menghitung standar deviasi

Kelas

interval Frekuensi (f) x′

F(

x′ ) x′ 2

F(x′ 2)

40 – 47 3 +3 9 9 27

48 – 55 13 +2 26 4 52

56 – 63 12 +1 12 1 12

64 – 71 8 0 0 0 0

72 – 79 6 -1 -6 1 6

80 – 87 7 -2 -14 4 28

88 – 95 3 -3 -9 9 27

Jumlah Σ 52 Σ 18 Σ 152

SD = i Σ𝑓𝑥′

2

𝑁− (

Σ𝑓𝑥 ′

𝑁 )2

= 8 152

52− (

18

52 )2

= 8 2,923 − ( 0,346)2

= 8 2,923 − 0,119

= 8 2,804

= 8 ( 1,674 )

= 13,392

Setelah kita menghitung mean (rata-rata) dan standar deviasi selanjutnya kita

menyusun pedoman stanine, dan standar enam.

a. Tentukan berdasarkan Stanine , berapa orang siswa yang termasuk ke dalam

klasifikasi rata-rata?

Skor mentah dari tabel di atas:

Langkah-langkah menentukan skala stanine:

1. Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sembilan

dengan rumus sebagai berikut:

a. Mean + 1,75 SD ke atas = 9

= 64,73 + 1,75 ( 13,39)

= 64,73 + 23,43 = 88,16

b. Mean + 1,25 SD ke atas = 8

Page 19: Tugas AKhir Semester Evaluasi

= 64,73 + 1,25 ( 13,39)

= 64,73 + 16,74 = 81,47

c. Mean + 0,75 SD ke atas = 7

= 64,73 + 0,75 ( 13,39)

= 64,73 + 10,04 = 74,77

d. Mean + 0,25 SD ke atas = 6

= 64,73 + 0,25 ( 13,39)

= 64,73 + 3,35 = 68,08

e. Mean - 0,25 SD ke atas = 5

= 64,73 - 0,25 ( 13,39)

= 64,73 - 3,35 = 61,38

f. Mean - 0,75 SD ke atas = 4

= 64,73 - 0,75 ( 13,39)

= 64,73 – 10,04 = 54,69

g. Mean - 1,25 SD ke atas = 3

= 64,73 - 1,25 ( 13,39)

= 64,73 – 16,74 = 47,99

h. Mean - 1,75 SD ke atas = 2

= 64,73 - 1,75 ( 13,39)

= 64,73 - 23,43 = 41,3

i. Mean - 1,75 SD ke bawah = 1

= 64,73 - 1,75 ( 13,39)

= 64,73 - 23,43 = 41,3

2. Membuat tabel konversi

Skor mentah Skala sembilan

88 ke atas 9

81-87 8

75-80 7

69-74 6

62-68 5

55-61 4

48-54 3

42-47 2

41 ke bawah 1

Page 20: Tugas AKhir Semester Evaluasi

3. Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sembilan.

No

urut

Skor

mentah Skala 9 No urut Skor mentah Skala 9

1 90 9 27 60 4

2 90 9 28 60 4

3 90 9 29 60 4

4 85 8 30 60 4

5 85 8 31 60 4

6 80 7 32 60 4

7 80 7 33 60 4

8 80 7 34 60 4

9 80 7 35 60 4

10 80 7 36 60 4

11 75 7 37 55 4

12 75 7 38 55 4

13 75 7 39 55 4

14 75 7 40 55 4

15 75 7 41 55 4

16 75 7 42 55 4

17 70 6 43 55 4

18 70 6 44 55 4

19 70 6 45 50 3

20 70 6 46 50 3

21 70 6 47 50 3

22 65 5 48 50 3

23 65 5 49 50 3

24 65 5 50 40 1

25 60 4 51 40 1

26 60 4 52 40 1

Yang bertanda warna ungu muda di atas adalah siswa-siswa yang tergolong

dalam klasifikasi rata-rata yang di hitung berdasarkan stainine yaitu ada 26

siswa.

Page 21: Tugas AKhir Semester Evaluasi

b. Berdasarkan standar 6 berapakah orang yang memperoleh nilai 9?

Standar enam hampir sama dengan standar sembilan hanya saja nilainya hanya

berkisar 4-6 saja. Di atas kita telah menghitung mean dan standar deviasi

kemudian langkah berikutnya adalah Mengubah skor mentah hasil tes menjadi

nilai standar berskala enam dengan rumus sebagai berikut:

1. Mean + 1,25 SD ke atas = 9

= 64,73 + 1,25 ( 13,39)

= 64,73 + 16,74 = 81,47

2. Mean + 0,75 SD ke atas = 8

= 64,73 + 0,75 ( 13,39)

= 64,73 + 10,04 = 74,77

3. Mean + 0,25 SD ke atas = 7

= 64,73 + 0,25 ( 13,39)

= 64,73 + 3,35 = 68,08

4. Mean - 0,25 SD ke atas = 6

= 64,73 - 0,25 ( 13,39)

= 64,73 - 3,35 = 61,38

5. Mean - 0,75 SD ke atas = 5

= 64,73 - 0,75 ( 13,39)

= 64,73 – 10,04 = 54,69

6. Mean - 1,25 SD ke atas = 4

= 64,73 - 1,25 ( 13,39)

= 64,73 – 16,74 = 47,99

Membuat tabel konversi :

Skor mentah Skala enam

81 ke atas 9

75 – 80 8

68 – 74 7

62 – 67 6

55 – 61 5

48 – 54 4

Berdasar perhitungan di atas maka berdasar standar enam yang memperoleh nilai

9 ada 5 orang

Page 22: Tugas AKhir Semester Evaluasi

2. Masalah yang segera timbul dalam distribusi nilai ini adalah apabila terdapat

pemusatan skor, yakni banyak siswa yang memiliki skor yang sama. Apa yang di

maksud dengan “ masalah” ini?

Masalah yang di maksud adalah adanya siswa yang memiliki rangking/kedudukan

sama dikarenakan memiliki skor yang sama.

3. Tentukan dengan nilai staninesa, standar enam dan standar lima berdasarkan

presentase yang ada bagi skor-skor di bawah ini:

7 6 7 6 5 8 4 8 4 3 5 2 6 7 6 7 8 9 6 6

6 7 6 5 7 8 4 9 3 6 7 7 6 8 7 6 5 8 7 6

8 7 6 7 6 7 5 3 4 8 7 8 6 5 7 6 7 6 5 8

Perhatikan langkah-langkah yang harus di ambil sebelum menentukan persentase bagi

tiap nilai:

Langkah pertama kita rubah skor-skor di atas dalam bentuk puluhan sebagai berikut:

70, 60, 70, 60, 50, 80, 40, 80, 40, 30, 50, 20, 60, 70, 60, 70, 80, 90, 60, 60

60, 70, 60, 50, 70, 80, 40, 90, 30, 60, 70, 70, 60, 80, 70, 60, 50, 80, 70, 60

80, 70, 60, 70, 60, 70, 50, 30, 40, 80, 70, 80, 60, 50, 70, 60, 70, 60, 50, 80

1. Staninesa

Penyelesaian: (menggunakan Penilaian Acuan Norma/PAN)

1. Penyusunan distribusi frekuensi

a. Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar

20, 30, 30, 30, 40, 40, 40, 40, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60, 60, 60,

60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70,

70, 70, 70, 70, 70, 70, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 90, 90.

b. Mencari Range (R)

R = nilai maksimum – nilai minimumnya

= 90 – 20 = 70

c. Mencari banyak interval kelas (k)

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 60

= 1 + 3,3 (1,78) = 6,87 (di bulatkan 7)

d. Mencari panjang interval kelas (i)

i = R

k =

70

6,87= 10,18 (di bulatkan 11)

Page 23: Tugas AKhir Semester Evaluasi

e. Menyusun daftar distribusi frekuensi

Kelas interval Frekuensi (f)

20 – 30 4

31 – 41 4

42 – 52 7

53 – 63 17

64 – 74 16

75 – 85 10

86 – 96 2

2. Menghitung rata-rata ( mean)

Kelas interval Frekuensi (f) X Fx

20 – 30 4 25 100

31 – 41 4 36 144

42 – 52 7 47 329

53 – 63 17 58 986

64 – 74 16 69 1104

75 – 85 10 80 800

86 – 96 2 91 182

Jumlah Σ 60 Σ 3645

X = Σ 𝐹𝑥

𝑁 =

3645

60 = 60,75

3. Menghitung standar deviasi

Kelas

interval Frekuensi (f) x′

F(

x′ ) x′ 2

F(x′ 2)

20 – 30 4 +3 12 9 36

31 – 41 4 +2 8 4 16

42 – 52 7 +1 7 1 7

53 – 63 17 0 0 0 0

64 – 74 16 -1 -16 1 16

75 – 85 10 -2 -20 4 40

86 – 96 2 -3 -6 9 18

Jumlah Σ 60 Σ -15 Σ 133

Page 24: Tugas AKhir Semester Evaluasi

SD = i Σ𝑓𝑥′

2

𝑁− (

Σ𝑓𝑥 ′

𝑁 )2

= 8 133

60− (

−15

60 )2

= 8 2,23 − ( −0,25)2

= 8 2,23 − 0,0625

= 8 2,168

= 8 ( 1,472 )

= 11,78

Setelah kita menghitung mean (rata-rata) dan standar deviasi selanjutnya kita

menyusun pedoman stanine.

Langkah-langkah menentukan skala stanine:

4. Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sembilan

dengan rumus sebagai berikut:

a. Mean + 1,75 SD ke atas = 9

= 60,75 + 1,75 ( 11,78)

= 60,75 + 20,62 = 81,37

b. Mean + 1,25 SD ke atas = 8

= 60,75 + 1,25 ( 11,78)

= 60,75 + 14,73 = 75,48

c. Mean + 0,75 SD ke atas = 7

= 60,75 + 0,75 ( 11,78)

= 60,75 + 8,84 = 69,59

d. Mean + 0,25 SD ke atas = 6

= 60,75 + 0,25 ( 11,78)

= 60,75 + 2,95 = 63,7

e. Mean - 0,25 SD ke atas = 5

= 60,75 - 0,25 ( 11,78)

= 60,75 - 2,95 = 57,8

f. Mean - 0,75 SD ke atas = 4

= 60,75 - 0,75 ( 11,78)

= 60,75 – 8,84 = 51,91

g. Mean - 1,25 SD ke atas = 3

= 60,75 - 1,25 ( 11,78)

Page 25: Tugas AKhir Semester Evaluasi

= 60,75 – 14,73 = 46,02

h. Mean - 1,75 SD ke atas = 2

= 60,75 - 1,75 ( 11,78)

= 60,75 - 20,62 = 40,13

i. Mean - 1,75 SD ke bawah = 1

= 60,75 - 1,75 ( 13,39)

= 60,75 - 20,62 = 40,13

5. tabel konversi

Skor mentah Skala sembilan

81 ke atas 9

75 – 80 8

70 – 74 7

64 – 69 6

58 – 63 5

52 – 57 4

46 – 51 3

40 – 47 2

40 ke bawah 1

6. Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sembilan.

No

urut

Skor

mentah Skala 9 No urut Skor mentah Skala 9

1 90 9 31 60 5

2 90 9 32 60 5

3 80 8 33 60 5

4 80 8 34 60 5

5 80 8 35 60 5

6 80 8 36 60 5

7 80 8 37 60 5

8 80 8 38 60 5

9 80 8 39 60 5

10 80 8 40 60 5

11 80 8 41 60 5

12 80 8 42 60 5

13 70 7 43 60 5

Page 26: Tugas AKhir Semester Evaluasi

14 70 7 44 60 5

15 70 7 45 60 5

16 70 7 46 50 3

17 70 7. 47 50 3

18 70 7 48 50 3

19 70 7 49 50 3

20 70 7 50 50 3

21 70 7 51 50 3

22 70 7 52 50 3

23 70 7 53 40 2

24 70 7 54 40 2

25 70 7 55 40 2

26 70 7 56 40 2

27 70 7 57 30 1

28 70 7 58 30 1

29 60 5 59 30 1

30 60 5 60 20 1

Dari tabel di atas dapat di ketahui sebagai berikut;

Skala sembilan Jumlah siswa

9 2 orang

8 10 orang

7 16 orang

6 0

5 17 orang

4 0

3 7 orang

2 4 orang

1 4 0rang

2. Standar Enam

Dari standar enam kita telah menghitung nilai mean dan standar deviasi maka

selanjutnya kita mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala enam

dengan rumus sebagai berikut:

a. Mean + 1,25 SD ke atas = 9

Page 27: Tugas AKhir Semester Evaluasi

= 60,75 + 1,25 ( 11,78)

= 60,75 + 14,73 = 75,48

b. Mean + 0,75 SD ke atas = 8

= 60,75 + 0,75 ( 11,78)

= 60,75 + 8,84 = 69,59

c. Mean + 0,25 SD ke atas = 7

= 60,75 + 0,25 ( 11,78)

= 60,75 + 2,95 = 63,7

d. Mean - 0,25 SD ke atas = 6

= 60,75 - 0,25 ( 11,78)

= 60,75 - 2,95 = 57,8

e. Mean - 0,75 SD ke atas = 5

= 60,75 - 0,75 ( 11,78)

= 60,75 – 8,84 = 51,91

f. Mean - 1,25 SD ke atas = 4

= 60,75 - 1,25 ( 11,78)

= 60,75 – 14,73 = 46,02

Membuat tabel konversi :

Skor mentah Skala sembilan Jumlah siswa

76 ke atas 9 12 orang

70 – 75 8 16 orang

64 – 69 7 -

58 – 63 6 17 orang

52 – 57 5 -

46 – 51 4 7 orang

Jadi, dengan menggunakan standar enam siswa yang memiliki skor 3 dan 4

menjadi tidak memperoleh nilai.

3. Standar Lima

Misalkan kita gunakan skor maksimum berdasarkan kunci jawaban = 90, kita

gunakan Pedoman Acuan Penilaian (PAP).

Pedoman konversi yang di gunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor

standar pada norma absolut skala lima adalah:

Tingkat penguasaan Skor standar

90% - 100% A

Page 28: Tugas AKhir Semester Evaluasi

80% - 89% B

70% - 79% C

60% - 69% D

59% F

Berdasarkan kunci jawaban skor maksimum = 90, maka:

Penguasaan 90% = 0,90 x 90 = 81

Penguasaan 80% = 0,80 x 90 = 72

Penguasaan 70% = 0,70 x 90 = 63

Penguasaan 60% = 0,60 x 90 =54

Dengan demikian di peroleh tabel konversi sebagai berikut:

Skor mentah Skor standar

80 – 90 A

72 – 79 B

63 – 71 C

54 – 62 D

> 53 F

Berdasarkan tabel di atas untuk 6o orang siswa tersebut, jadi:

Siswa yang memperoleh skor 80 dan 90 berarti nilainya A (12 orang)

Siswa yang memperoleh skor 70 berarti nilainya C (16 0rang)

Siswa yang memperoleh skor 60 berarti nilainya D (17 orang)

Siswa yang memperoleh skor 20, 30, 40 dan 50 berarti nilainya F atau tidak lulus

(15 orang)

EVALUASI

BAB 16:

1. Cara –cara yang digunakan untuk menentukan kedudukan siswa selalu mendapatkan

siswa dengan nomor satu:

a. karena seperti di contohkan dalam buku evaluasi karya suharsimi ari kunto hal.

270, bahwa tini yang memiliki kedudukan nomor satu karena memiliki jumlah

nilai paling banyak sementara ani memiliki nilai paling sedikit memiliki

kedudukan paling bawah. Setelah di hitung dengan z-score ketentuannya lain

bahwa tini justru memperoleh kedudukan paling bawah dan ani memiliki

kedudukan paling atas. Jadi dengan z-score tidak selalu siswa dengan nomor satu

juga akan memperoleh kedudukan atas.

Page 29: Tugas AKhir Semester Evaluasi

b. Jika dibandingkan dengan standar penilaian standar yang di gunakan adalah

standar relatif karena kedudukan seorang siswa selalu di bandingkan dengan

kawan-kawannya dalam kelompok.

2. Dengan menggunakan simple rank, akan selalu ada anak nomor ke-1 dimana anak

yang memperoleh nomor ke-1 adalah anak yang memperoleh skor tertinggi,

sementara untuk anak yang memiliki nomor ke-n misalnya tidak selalu ada nomor ke-

3 jika nilai di urutkan dari tertinggi sampai nilai terendah bilamana anak ada yang

memiliki skor sama, maka akan memiliki nomor urut/ranking sama. Sehingga ada

nomor-nomor urut/ranking yang ke-n digunakan sebagai nomor urut. Karena nomor

urut di ambil dari penjumlahan nilai yang sama di bagi dengan banyaknya nilai yang

sama nah inilah yang di gunakan sebagai nomor urut berikutnya.

3. Menurut saya yang lebih baik adalah menentukan ranking untuk satu kelas, karena

dalam satu kelas bidang studi yang ditempuh sama dan tingkat kesulitannya pun sama

jadi lebih mudah untuk melihat siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai dan

dalam memberikan ranking dari siswa yang nilainya paling tinggi sampai yang

nilainya paling rendah. Namun untuk ranking kelas-kelas paralel setingkat misalnya

kita membuat ranking untuk kelas Ipa dan Ips tentu saja bidang studinya berbeda dan

tingkat kesulitannya pun berbeda untuk kelas Ipa tingkat kesulitannya lebih tinggi.

Jadi jika di buat ranking paralel kemungkinan siswa yang memperoleh ranking di

kelas belum tentu memperoleh ranking 1 di kelas paralel tentunya merugikan siswa

tersebut.

4. Nilai empat orang siswa sebagai berikut:

Sita : 8 ,7, 9, 6, 9

Narti : 7 ,8 ,8 , 8 , 8

Tono : 9, 9, 9, 6, 6

Liza : 7, 7, 7, 9, 9

Untuk mencari siswa yang menduduki ranking teratas adalah sebagai berikut:

Nilai untuk bidang studi dari 4 orang siswa

Bidang

studi

Nama

Siswa

A B C D E Jumlah Nomor

sita 8 7 9 6 9 39 I

Narti 7 8 8 8 8 39 I

Page 30: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Tono 9 9 9 6 6 39 I

Liza 7 7 7 9 9 39 I

SD 0,96 0,96 0,96 1,5 1,41

Melihat keadaan nilai empat siswa tersebut, tampak bahwa jumlah seluruh nilai untuk

ke empat siswa tersebut sama maka untuk menentukan siswa yang menduduki

ranking teratas adalah dengan menggunakan z-score sebagai berikut:

X NILAI A = 31

4= 7,75 X NILAI D =

29

4= 7,25

X NILAI B = 31

4= 7,75 X NILAI E =

32

4= 8

X NILAI C = 33

4= 8,25

Kemudian kita mencari nilai Z:

Z = X−M

SD

☻ Sita :

Z A = 8−7,75

0,96= 0,26 Z D =

6−7,25

1,5= 0,83

Z B = 7−7,75

0,96= - 0,78 Z E =

9−8

1,41 = 0,71

Z C = 9−8,25

0,96= 0,78

☻ Narti

Z A = 7−7,75

0,96= -0.78 Z D =

8−7,25

1,5= 0,5

Z B = 8−7,75

0,96= 0,26 Z E =

8−8

1,41= 0

Z C = 8−8,25

0,96= −0,26

☻ Tono

Z A = 9−7,75

0,96= 1,30 Z D =

6−7,25

1,5= −0,83

Z B = 8−7,75

0,96= 1,30 Z E =

6−8

1,41= −1,41

Page 31: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Z C = 9−8,25

0,96= 0,78

☻ Liza

Z A = 7−7,75

0,96= -0,78 Z D =

9−7,25

1,5= 1,16

Z B = 7−7,75

0,96= −0,78 Z E =

9−8

1,41= 0,71

Z C = 7−8,25

0,96= −1,30

Tabel z-score untuk 5 bidang studi dari 4 orang siswa

Bidang

Studi

Nama

A B C D E Jumlah No

mor

Sita 0,26 -0,78 0,78 -0,83 0,71 0,14 II

Narti -0,78 0,26 -0,26 0,5 0 -0,28 III

Tono 1,30 1,30 0,78 -0,83 -1,41 1,14 I

Liza -0,78 -0,78 -1,30 1,16 0,71 -0,99 IV

Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Diketahui yang semula jumlah skor empat siswa tersebut sama setelah di hitung

dengan z-score nampak bahwa siswa yang memiliki kedudukan teratas atau nomor

satu adalah Tono dengan jumlah 1,14.

EVALUASI

BAB 17:

1. Saya setuju bahwa fungsi instruksional dalam penilaian juga berfungdi paedagogis

(berfungsi mendidik) karena secara instruksional pemberian nilai akhir berfungsi

memberikan umpan balik yang mencerminkan seberapa jauh peserta didik telah dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam program pengajaran.

2. Yang digunakan adalah standar relatif karena nilai usaha ini seorang siswa tetap

dibandingkan dengan siswa yang lainnya.

3. Menurut saya adanya tiga kolom dalam nilai yaitu prestasi, rata-rata kelas dan usaha

di dalam rapor cara ini sudah baik karena dengan di tampilkannya ketiga kolom

Page 32: Tugas AKhir Semester Evaluasi

tersebut akan lebih memudahkan siswa dan orang tua mengenai prestasi-prestasi

peserta didik dalam berbagai bidang studi, dan adanya rata-rata kelas akan nampak

terlihat bahwa bidang studi tertentu yang rata-ratanya rendah dan usaha setiap siswa

tertentu berbeda biasanya dengan simbol A,B,C sehingga dapat memotivasi siswa.

4. Nilai tugas perlu dipertimbangkan dalam menentukan nilai akhir dan tidak bisa di

jadikan patokan sebagai nilai yang valid. Karena biasanya tugas yang di berikan

terhadap peserta didik sebagai tugas individu namun tetap dikerjakan secara

berkelompok lebih parahnya lagi terkadang ada sejumlah peserta didik yang malas

hanya copy paste atau menjiplak jawaban teman sehingga siap jadi atau instan.

EVALUASI

BAB 18:

1. Rapor yang pada umumnya di gunakan di Indonesia adalah rapor/laporan lengkap

dimana laporan ini tidak hanya berisi prestasi atau nilai siswa saja

Namun juga berisi aspek-aspek pribadi yang lain misalnya kejujuran, kebersihan,

kerajinan, sikap sosial, kebiasaan bekerja, kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin,

ketelitian dan lain sebagainya.

2. Jika ingin membandingkan prestasi seluruh siswa untuk satu bidang studi yang

tampak adalah ranking, karena dari satu bidang studi tersebut akan nampak urutan

nilai dari yang tertinggi sampai nilai yang terendah untuk seluruh siswa jadi akan

nampak jelas anak yang tergolong pandai pada bidang studi tersebut yang berada di

ranking teratas atau pada urutan teratas.

3. Jika ingin membandingkan prestasi seorang siswa untuk berbagai bidang studi, yang

tampak adalah profil, karena dengan profil prestasi belajar ini akan nampak jelas nilai

seorang siswa pada berbagai bidang studi yang di gambarkan dengan bentuk grafik

atau diagram batang sehingga dapat melukiskan prestasi belajar peserta didik dalam

beberapa aspek psikologi dari suatu bidang studi.

4. Sebab laporan dengan profil lebih jelas daripada dengan angka adalah karena dengan

menggunakan profil prestasi belajar akan nampak lebih jelas tingkat penguasaan

materi setiap siswa untuk berbagai bidang studi, karena tingkat prestasi siswa

disajikan dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah di baca.

Page 33: Tugas AKhir Semester Evaluasi

5. Profil prestasi belajar 10 orang siswa dalam berbagai bidang studi:

Mapel Nama siswa mea

n A B C D E F G H I J

Bahasa

Indonesia 6 6 8 7 8 8 7 6 7 7 7

Matematika 6 4 6 5 4 4 3 4 5 5 4,6

Ipa 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 6,5

Ips 6 8 7 6 6 6 8 8 8 8 7,1

Bahasa

Daerah 6 5 7 6 6 5 7 6 7 5 6

Mencari mean: Mencari presentase, misalkan nilai maksimum

adalah 10:

X Bahasa Indonesia : 70

10= 7

70

10 𝑥 100% = 70%

X Matematika : 46

10 = 4,6

46

10 x 100%= 46%

X IPA : 65

10= 6,5

65

10 𝑥 100% = 65%

X IPS : 71

10= 7,1

71

10𝑥 100% = 71%

X Bahasa Daerah : 60

10= 6,0

60

10 𝑥 100% = 60%

Profil prestasi belajar siswa dalam bentuk diagram batang.

Mean:

0.501.001.502.002.503.003.504.004.505.005.506.006.507.007.508.008.509.009.50

10.00

Series 3

Series 2

Series 1

Page 34: Tugas AKhir Semester Evaluasi

Atau dengan cara lain yaitu:

Bidang

Studi

Tingkat

Penguasaan

Bahasa

Indonesia Matematika IPA IPS

Bahasa

Daerah

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

EVALUASI

BAB 19:

1. Menurut saya kebijaksanaan sekolah dapat dijadikan objek atau sasaran evaluasi

program karena kebijaksanaan sekolah juga akan berpengaruh terhadap lengkap atau

tidaknya sarana prasarana yang digunakan dalam pembelajaran. Salah satu pertanyaan

yang tepat adalah apakah kebijaksanaan sekolah juga berpengaruh terhadap evaluasi

program?.

2. Seandainya saya berstatus sebagai Kepala Sekolah:

a. Pimpinan sekolah dapat melalui forum rapat bersama para guru dalam

menyebarkan pengetahuan dan keterampilan tentang evaluasi program.

b. Untuk dapat melakukan evaluasi program meski hanya sederhana yaitu dengan

cara guru menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrumen

pengumpulan data.

c. Staf pimpinan mengadakan evaluasi terhadap program yang telah disusun dengan

cara membuat acuan singkat dan sederhana yang disusun dalam bentuk pertanyaan

melalui angket dan lain sebagainya, dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

tersebut akan memperoleh umpan terhadap apa yang dilakukan.

Page 35: Tugas AKhir Semester Evaluasi

3. Saya setuju apabila program sekolah dievaluasi oleh evaluator luar karena evaluator

luar tidak mempunyai data sekolah secara lengkap, maka penilaian akan bersifat

objektif. Yang saya usulkan sebagai evaluatornya adalah guru-guru dari sekolah lain.

Evaluasi bisa di laksanakan oleh evaluator luar pada saat ujian akhir semester.