Teori Dasar kWh

23
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter 1. PRINSIP DASAR kWh METER kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan bekerjanya induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi megnetis ini berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama. Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 90 0 satu terhadap lainnya (azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni. Opdist/mn/2006 1

Transcript of Teori Dasar kWh

Page 1: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

1. PRINSIP DASAR kWh METER

kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung

hasil kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang

bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan

bekerjanya induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus

melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi

megnetis ini berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus

melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama.

Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua

medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 900 satu terhadap lainnya

(azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat

dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.

Gambar 1A. Prinsip suatu meter penunjuk

Energi listrik arus B-B (jenis induksi)

GAMBAR 1

Opdist/mn/2006 1

Gambar 1B Arus – arus Eddy pada suatu piringan

Page 2: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Keterangan Gambar :

M = Magnit permanent

Cp = inti besi kumparan tegangan

Wp = kumparan tegangan yang dapat dianggap sebagai reaktansi murni,

karena lilitan cukup besar

Cc = Inti besi kumparan arus

Wc = kumparan arus

Ip = arus yang mengalir melalui Wp

I = Arus beban yang mengalir melalui Wc

F = Kumparan penyesuaian fasa yang diberi tahanan R

RGS = Register

1L & 2S = Terminal sumber daya masuk

2L & 1S = Terminal daya keluar

PRINSIP KERJA

Ф1 ditimbulkan oleh arus I mengalir di kumparan Wc

Ф2 ditimbulkan oleh arus Ip mengalir di kumparan Wp dan Ip lagging 900 terhadap

tegangannya

Gambar 2

Dengan mengambil persamaan moment alat ukur type induksi :T = KW Ø1. Ø2 Sin Ф1 1 sebanding dengan I Ф 2 2 sebanding dengan

Sin = Cos φMaka : TD = W.I Cos φ = V.I. Cos φ

Opdist/mn/2006 2

φ

Ф1

Ф2

Sin = Cos φ

V

VW

VW

Page 3: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Dengan demikian maka terhadap piringan logam D terdapat momen gerak TD yang

berbanding lurus terhadap daya beban. Apabila oleh karena pengaruh momen TD.

Piring logam D berputar dengan kecepatan n, maka sambil berputar piringan tersebut

memotong garis – garis fluksi magnetic m (akibat adanya magnit permanen)

sehingga menyebabkan terjadinya arus – arus putar (arus Foucault) didalam piringan

logam yang berbanding lurus terhadap n Ø m.

Arus – arus putar yang terjadi pada piringan logam D akibat adanya Ø1, Ø2 dan Ø m

seperti dalam gambar 1.B

Arus – arus putar yang memotong garis – garis fluksi m menyebabkan piringan logam

D mengalami momen redaman TD yang berbanding lurus dengan n. Ø m2

Bila momen TD dan Td dalam keadaan seimbang maka :

Kd. V.I. Cos φ = Km.n. Ø m2

n =

Kd, Km = konstanta

Sehingga didapat kecepatan n dari piringan logam D adalah berbanding lurus

dengan V.I.Cos, maka jumlah putaran piringan D untuk jangka waktu tertentu

sebanding dengan energi yang diukur pada jangka waktu tersebut. Kemudian

untuk mendapat angka hasil pengukuran dari piringan D tadi harus

ditransformasikan lagi kealat register.

Opdist/mn/2006 3

Kd V.I Cos φ

Km Ф m2

kWh meter 1 fasa

kWh meter 3 fasa

Page 4: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

2. BAGIAN – BAGIAN KWH METER DAN FUNGSINYA

Gambar 3

Badan (body) terdiri dari :

a. Bagian atas

b. Bagian bawah

Kumparan arus terdiri dari :

a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set

b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set

c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set

Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi yang

berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja)

Kumparan Tegangan terdiri dari :

Pada kWh meter 1 phasa ……………………………… 1 Set

Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat ……………………. 2 set

Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat ……………………. 3 Set

Opdist/mn/2006 4

1. Kumparan Tegangan2. Kumparan arus3. Elemen Penggerak/piringan4. Rem Magnit5. Register6. Name Plate7.Terminal Klemp

Page 5: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Piringan

Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah) yang

digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat gesekan

sekecil mungin.

Rem Magnit

Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub

(Utara dan selatan) yang gunanya untuk :

a. Mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan kWh meter

b. Menghilangkan / meredam ayunan perputaran piringan serta alat kalibrasi

semua batas arus.

Roda gigi dan Alat Pencatat (register)

Sebagai transmisi perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan adanya

perputaran, untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh kWh meter tersebut dan

mempunyai satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan

1.Data kWh Meter

Pada papan nama dari meter energi tercantum data sebagai berikut :

- Nama alat / merek pabrik

- Tipe atau jenis meter

- Cara pengawatan : satu fasa, 2 kawat

tiga fasa, 3 kawat

tiga fasa, 4 kawat

- Tegangan

- Arus

- Frekuensi

- Konstanta meter

- Kelas

- Satuan energi listrik

Opdist/mn/2006 5

Page 6: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Contoh papan nama : Gambar 4

3. PRINSIP KERJA kVARh METER

Meter kVARh pada prinsipnya adalah seperti meter kWh. Kalau pada meter kWh

yang diukur adalah daya nyata atau I.E.Cos φ x t, maka pada kVARh yang diukur

adalah daya buta atau I.E.Sin φ x t.

Untuk bisa mendapatkan hasil pengukuran E.I.Sin φ x t, prinsip dasarnya adalah

membalik polaritas kumparan tegangan kWh dengan jalan membalik

pengawatannya.

Opdist/mn/2006 6

MILIK PLN

METER kWhFASA TUNGGALDUA KAWAT

220 v5 (20) A50 hZ900 PUTARAN / kWh

NO.

P.T. FUJIDHARMA ELECTRICBUATAN INDONESIA LISENSI FUJI ELECTRIC

AWAS ! MEMBUKA SEGEL DIDENDA FLFDE 30005201

kWh

FUJI DHARMA

JENIS FA14AT1

KELAS 2

_

+L.L1990

E97111038A869 9 0 0 5 0 2

+

_

Page 7: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

kVARh dipergunakan untuk mengukur besarnya pemakaian energi rekatif pada

konsumen – konsumen yang mempunyai Cos φ kurang dari 0,85 atau pada

konsumen – konsumen yang mempunyai sudut phasa lebih besar dari 36,860.

Apabila kita perhatikan pada tiga daya dibawah ini (lihat gambar)

Gambar 6

Apabila pada segi tiga daya tersebut kita coba gambarkan suatu besaran sudut (FI)

yang berubah – ubah dengan besaran Kw yang tetap, maka dapat terlihat disini

bahwa :

- Besarnya kVA akan berubah – ubah

Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVA akan semakin

besar

- besarnya kVAR akan berubah - ubah

Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVAR akan semakin

besar.

Opdist/mn/2006 7

1 2 3 5 7 8 9 1 2 3 5 7 8 9

kWh kVARh

kVARkVA

kW

a

bc

φ

Gambar 5

Page 8: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Lihat gambar

Pada titik A besarnya sudut Ф = 0

Maka besar Cos φ = 1

Sehingga kVA = kW

Sedangkan kVAR nya adalah = 0

Pada titik B :

Sudut 2 semakin besar sehingga Cos menjadi lebih kecil dari 1

kVA akan menjadi lebih besar dari kW, sedangkan kVARnya menjadi lebih besar

dari nol ( 0 ).

4. DIAGRAM RANGKAIAN DAN PENANDAAN TERMINAL

Diagram rangkaian harus tertera pada bagian disekitar terminal. Diagram

rangkaian dan cara penyambungannya dapat dilihat pada gambar 9 sampai 18

Opdist/mn/2006 8

φ2φ3 φ4 φ5

kW

kVAR

kVA

E

D

C

B

A

GAMBAR 7

Page 9: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Opdist/mn/2006 9

Gbr. 8aDiagram pengawatan kWh meter fase tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip tungal

Gbr. 8bDiagram pengawatan kWh meter fase tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip ganda

Gbr. 8cDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan langsung, tarip tungal

. . . .1 53 4

. . . .5

1 3 4 5 . .6 7

.1 3 .4 6 .7 9. . . .. 1110

BEBAN

BEBAN

BEBAN

NF

NF

S

R

NT

Page 10: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Opdist/mn/2006 10

Gbr. 8dDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan tidak langsung, tarip tunggal

Gbr. 8eDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui trafo arus dan trafo tegangan tarip ganda

.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 11.8 .

.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 12.8 .

BEBAN

M

. . . . .13 15

1 2 3 .4

k l. . . . . .

. . . . . .k l k l

K LK LK L

RSTM

CT

..

..

BEBAN

SR

NT

TN

Page 11: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Opdist/mn/2006 11

Gbr. 8fDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan dengan trafo arus dan trafo tegangan, tarip ganda

Gbr. 8gDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal

.2 5 .3 9..1 .8

BEBAN

M

. . . . .13 15

1 2 3 4

. . .

. . .k l

K LCT

. 7.

K L.

R

S

T

TM

20000/100PT = V

100

.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 11.8 .

BEBAN

SR

NT

Page 12: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Opdist/mn/2006 12

Gbr. 8hDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda

Gbr. 8iDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal

.2 5 .3 9..1 .8

BEBAN

M

. . . . .13 15

1 2 3 4

. . .

. . .k l

K LCT

. 7.

K L.

R

S

T

TM

20000/100PT = V

100

.2 5 .3 9..1 .8

. . .

. . .k l

K LCT

. 7

K L.

R

S

T

TM

20000/100PT = V

100

.

.

BEBAN

Page 13: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Susunan terminal harus sama dengan diagram rangkaian. Setiap terminal harus

diberi tanda yang sesuai dengan fungsinya.

Cara pengawatan kWh meter dibedakan menurut jumlah elemennya :

- Fase tunggal, 2 kawat mempunyai 1 elemen

- Fase tiga, 3 kawat mempunyai 2 elemen

- Fase tiga, 4 kawat mwmpunyai 3 elemen

Klasifikasi kWh meter dan Batas Kesalahan.

Klasifikasi kWh meter dibagi dalam 3 klas :

- kWh meter kelas 0,5 dipakai sebagai meter standard

- Kwh meter kelas 1 dipakai untuk pengukuran skunder (memakai trafo ukur)

- kWh meter kelas 2 dipakai untuk pengukuran primer (tanpa trafo ukur)

Opdist/mn/2006 13

Gbr. 8jDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda

.2 5 .3 9..1 .8

BEBAN

M

. . . . .13 15

1 2 3 4

. . .

. . .k l

K LCT

. 7.

K L.

R

S

T

TM

20000/100PT = V

100

Page 14: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Batas – batas kesalahan kWh meter yang ditentukan oleh kamar tera PLN (atas

kebijaksanaan PLN Wilayah/Distribusi setempat)

Arus Faktor Kerja Batas kesalahan kWh meter dalam %

Kl 2 Kl 1 Kl 0,5

100% In

100% In

50% In

50% In

10% In

5% In

11

0,5 (ind)

1

0,5 (ind)

1

1

+ 0 ……….. + 2

+ 0 ...………+ 2

+ 0 …………+

2

+ 0 …………+

2

+ 0 …………+

2

+ 0 ………+ 2,5

+ 0 ………. + 1

+ 0 ………. + 1

+ 0 ………. + 1

+ 0 ………. + 1

+ 0 ………. + 1

+ 0 ……. + 1,5

+0 …….. +

0,5*

+ 0 …….+ 0,8*

+ 0 …….+ 0,5

+

+ 0 …….+ 0,8

+

+ 0 …….+ 0,5

+

+ 0 …….+ 1

Keterangan :

Tanda * : Titik 2 kesalahan yang biasa dirobah, bila menyimpang dari batas

yang ditentukan.

Tanda + : Titik 2 kesalahan yang tidak boleh dirubah, bila menyimpang batas

yang ditentukan

5. ALAT BANTU kWh METER

Ada tiga alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dengan kWh meter :

a. Current transformator (trafo Arus)

b. Potensial transformator (Trafo tegangan)

c. Time switch

Tidak semua alat Bantu tersebut harus dipasang pada suatu pengukuran kWh meter,

hal tersebut tentu tergantung dari kebutuhan untuk pengukuran itu sendiri. Maksud

dari penggunaan alat bantu kWh meter adalah untuk menyederhanakan disain

pemuatan kWh sehingga :

- Dengan satu jenis kWh meter yang tertentu dapat digunakan untuk

pengukuran dari beberapa macam besarnya daya listrik.

Opdist/mn/2006 14

Page 15: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

- Untuk pengukuran tarif ganda maka didesain dengan coil perubahan

register yang menggunakan relay komando dari luar (Time Switch)

- Supaya kWh meter dapat digunakan untuk pengukuran energi listrik

baik pada sistem tegangan rendah maupun pada sistem tegangan menengah

juga pada sistem tegangan tinggi

- Untuk mempermudah pemasangan dan penempatan kWh meter

1. Transformator Arus

transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar

arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)

melalui suatu kopling elektro megnetis.

Transformtor arus ini banyak digunakan didalam bidang pengukuran –

pengukuran listrik untuk memperoleh besaran ukur bagi ampere meter, kWh

meter, watt meter dan sebagainya

Karena meter – meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang

kecil sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka

besar arus pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar

arus di lilitan sekundernya.

Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter – meter akan mengubah

arus primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga

pengukuran dapat dilakukan.

1.1. Pemeriksaan Spesifikasi Transformator Arus (CT)

Transformator arus yang digunakan untuk pengukuran tegangan menengah

dan tegangan tinggi adalah kelas 0,5. setiap transformator arus harus

mempunyai data minimal sebagai berikut :

a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan

identitasnya.

b. Tipe dan nomor seri

c. Arus pengenal primer dan sekunder sebagai contoh :

Kn = Ipn/Isn (kn = 100/5 A)

d. Frekuensi pengenal (misalnya 50 Hz)

e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian (misalnya : 1S; 15 VA,

kelas 0,5; 2S; 30 VA, kelas 1)

f. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan

Opdist/mn/2006 15

Page 16: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

g. Tingkat isolasi pengenal

h. Arus thermal singkat pengenal (I th) dan arus dinamik pengenal

(Idyn)

i. Kelas isolasi bila bukan isolasi kelas A

1.2. Pengujian polaritas CT

Transformator arus secara individual harus diuji polaritasnya untuk

membuktikan bahwa penandaan polaritas primer dan sekundernya adalah

benar. Pengujian dilakukan dengan sirkit seperti pada gambar berikut :

Sebuah ampere meter dengan skala Nol ditengah, tipe permanent magnet moving

coil dihubungkan pada sekunder transformator arus. Battrey tegangan 1,5 Volt

dihubungkan melalui saklar kutub – tunggal pada sisi primer, pada saat saklar

dimasukkan maka ampere meter akan menunjuk kearah positip sesaat dan pada

waktu saklar dibuka ampere meter akan menunjuk kearah negatep sesaat.

Pengujian polaritas dapat diukur langsung pada terminal lemari APP (10 tipe II F

Nomor : 1 dan 3; 1 dan 5; 1 dan 7)

1.3. Pengujian Rasio

Pengujian ini dilakukan dengan menginjeksi sisi primer, arus dialirkan dan

diukur dengan A 1 melalui transformator arus standar seperti pada gambar

berikut:

Opdist/mn/2006 16

Push Oution Switch

P2 P1

S2 S1

Batery

_- +

GAMBAR 9PENGUJIAN POLARITAS

Page 17: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Arus sekunder diukur dengan ampere meter A2 dan nilai perbandingannya anatara

A1 dan A2 adalah merupakan rasio yang tertulis pada nama transformator arus

Kesalahan arus dinyatakan dalam (%) dengan rumus :

(kn Is – Ip)

Kesalahan arus (%) = X 100%

Opdist/mn/2006 17

Current Transformer Test Set

A1

A2

Test Arus Skunder

AC Supply

~

CT Yang diuji

CT Standar

GAMBAR 10PENGUJIAN RASIO

Page 18: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Ip

Is = arus sisi sekunder

Ip = arus sisi primer

Kn = rasio transformasi transformator arus

1.4. Batas – Batas Kesalahan

Kelas

ketelitian

:

:

Persentasi kesalahan

Arus (rasio) pada persentase arus

pengenalnya

: Pergeseran fasa pada persentase

: arus pengenalnya

: Menit Centi-radian

: 5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120

0,1

0,2

0,5

1,0

:

:

:

:

0,4

0,75

1,5

3,0

0,2

0,35

0,75

1,5

0,1

0,2

0,5

1,0

0,1

0,2

0,5

1,0

15

30

90

180

8

15

30

90

5

10

30

60

5

10

30

600

0,45

0,9

2,7

5,4

0,24

0,45

0,35

2,7

0,15

0,3

0,9

1,8

0,15

0,3

0,9

1,8

Batas kesalahan transformator arus penggunaan khusus.

Tabel ini hanya berlaku untuk transformator dengan arus sekunder pengenal 5A

Kelas

ketelitian

: ± Persentasi kesalahan arus (rasio)

pada

: persentase arus pengenalnya

: Pergeseran fasa pada persentase arus

pengenalnya

: Menit Centi-radian

5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120

0,25

0,35

0,75

1,5

0,35

0,75

0,2

0,5

0,2

0,5

30

90

15

45

10

30

10

30

0,9

0,7

0,45

0,35

0,3

0,9

0,3

0,9

2. Transformator Tegangan

Transformator tegangan adalah alat pengubah besaran listrik (tegangan) dari

suatu harga ke harga yang lain yang tertentu besarnya.

Transformator tegangan merupakan salah satu dari beberapa jenis transformator

yang ada, yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam pengukuran tegangan.

Alat ini biasa digunakan untuk memberi tegangan kepada meter – meter dan

peralatan pengaman yang memerlukannya, dan biasa dipasang pada sisi

tegangan tinggi dari suatu jaringan listrik (6 kV ke atas)

Faktor ketelitian yang harus diperhatikan pada transformator alat pengukuran

(termasuk juga transformator tegangan). Hal ini disebabkan karena besaran

Opdist/mn/2006 18

Page 19: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

ukurannya yang lebih diperhatikan dari pada rugi-rugi yang terjadi pada alat

tersebut.

2.1. Pemeriksaan spesifikasi Transformator Tegangan (PT)

Transformator yang digunakan adalah kelas 0,5 setiap Transformator

tegangan minimal harus diberi penandaan sebagai berikut :

a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan

identitasnya

b. Tipe dan nomor serie

c. Tagangan pengenal primer dan sekunder

d. Frekuensi pengenal

e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian yang bersesuaian

(missal 50 VA kelas 0,5)

f. Tegangan sistem tertinggi

g. Tingkat isolasi pengenal

2.2. Pengujian polaritas PT

Polaritas transformator tegangan dapat dilaksanakan sama seperti

transformator arus. Perlu diperhatikan pada waktu menghubungkan suplai

tegangan baterai pada sisi primer PT (bila PT sudah terpasang pada sirkit)

2.3. Pengujian Rasio Transformator Tegangan

Metode yang digunakan adalah metode pembanding yakni dengan

membandingkan standar, lihat gambar rangkaian sebagai berikut :

Opdist/mn/2006 19

Hight Voltage Test Set

V1

V2

250 VACSupply

PT STANDAR PT YANG DIUJI

GAMBAR 11

Page 20: Teori Dasar kWh

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter

Kesalahan trafo tegangan dinyatakan dalam (%)

(Kn Us – Up)

% = x 100%

Up

Us = Tegangan sisi sekunder

Up = Tegangan sisi primer

Kn = Rasio transformasi transformator tegangan

2.4. batas Kesalahan Tegangan dan Pergeseran Fasa

Kelas Persentase kesalahan

tegangan (ratio)

(±)

Pergeseran fasa (±)

Menit Centiradian

0,1

0,2

0,5

1,0

3,0

0,1

0,2

0,5

1,0

3,0

5

10

20

40

0,15

0,3

0,6

1,2

Opdist/mn/2006 20

Tidak disyaratkan