Tahun: 2008 A. - · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh...

30
1 Oleh: Yuyun Rindiastuti Khusnul Dwi Tyasari Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Tahun: 2008 Proposal ini disertakan dalam Temu Ilmiah Nasional Kedokteran 2008, mohon tidak mengutip tanpa izin. Terima kasih A. Judul Penelitian “Deteksi vWF Solubel sebagai Indikator Derajat Infeksi Virus Dengue. (vWF Solubel sebagai Marker Disfungsi Endotel)”. B. Latar Belakang Penelitian Virus dengue merupakan arbovirus penting yang menyebabkan infeksi pada manusia. Di dunia terdapat 100 juta kasus demam berdarah dengue (DBD) setiap tahunnya dan 2,5 milyar orang berada dalam risiko tinggi terinfeksi dengue (Gill, 2004). Diagnosis DBD ditetapkan berdasarkan kriteria WHO (2002) yang intinya adalah ditemukan demam mendadak disertai kecenderungan perdarahan yang ditandai dengan uji turniket positif, petekie, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, hematemesis atau melena, dan trombositopenia (Stephenson, 2005). Temuan penelitian mengemukakan bahwa pengaruh infeksi virus dengue pada endotel menyebabkan aktivasi endotel oleh tumor necrotizing factor α (TNF-α), interleukin 1β (IL-1β), dan interleukin 6 (IL-6) yang akan bermuara pada disfungsi endotel dan menyebabkan peningkatan kadar von Willebrand Factor (vWF) dan penurunan kadar prostasiklin (PGI 2 ) (Anderson, 2000; Hadinegoro, 2001; Soewandojo et al., 2001; Handojo, 2003).

Transcript of Tahun: 2008 A. - · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh...

Page 1: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

1

Oleh: Yuyun Rindiastuti

Khusnul Dwi Tyasari

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Tahun: 2008

Proposal ini disertakan dalam Temu Ilmiah Nasional Kedokteran 2008, mohon

tidak mengutip tanpa izin. Terima kasih

A. Judul Penelitian

“Deteksi vWF Solubel sebagai Indikator Derajat Infeksi Virus Dengue. (vWF

Solubel sebagai Marker Disfungsi Endotel)”.

B. Latar Belakang Penelitian

Virus dengue merupakan arbovirus penting yang menyebabkan infeksi pada

manusia. Di dunia terdapat 100 juta kasus demam berdarah dengue (DBD) setiap

tahunnya dan 2,5 milyar orang berada dalam risiko tinggi terinfeksi dengue (Gill,

2004). Diagnosis DBD ditetapkan berdasarkan kriteria WHO (2002) yang intinya

adalah ditemukan demam mendadak disertai kecenderungan perdarahan yang

ditandai dengan uji turniket positif, petekie, ekimosis, purpura, perdarahan

mukosa, hematemesis atau melena, dan trombositopenia (Stephenson, 2005).

Temuan penelitian mengemukakan bahwa pengaruh infeksi virus dengue pada

endotel menyebabkan aktivasi endotel oleh tumor necrotizing factor α (TNF-α),

interleukin 1β (IL-1β), dan interleukin 6 (IL-6) yang akan bermuara pada

disfungsi endotel dan menyebabkan peningkatan kadar von Willebrand Factor

(vWF) dan penurunan kadar prostasiklin (PGI2) (Anderson, 2000; Hadinegoro,

2001; Soewandojo et al., 2001; Handojo, 2003).

Page 2: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

2

Catharina (2001) mengemukakan bahwa endotel memegang peran penting dalam

proses protrombotik dan antitrombotik. Disfungsi endotel menyebabkan proses

protrombotik terpicu dan bermuara pada agregasi trombosit (Molina, 2005). Zat

yang berperan dalam proses protrombotik adalah von Willebrand Factor (vWF)

dan platelet activating factor (PAF), sedangkan zat yang berperan dalam

antitrombotik adalah prostasiklin (PGI2), nitrogen oksida (NO), dan adenosin

difosfatase (ADP-ase) (Catharina, 2001).

Peran vWF dalam menginduksi proses protrombotik mengindikasikan bahwa

vWF dapat dijadikan salah satu indikator terjadinya disfungsi endotel pada

infeksi virus dengue secara dini (Miyata et al., 2001; Handojo, 2003). Namun,

sampai saat ini penelitian mengenai dampak disfungsi endotel yang dikaitkan

dengan perubahan kadar vWF dan PGI2 belum dapat diungkap dengan jelas

(Handojo, 2003). Hal ini menarik perhatian penulis untuk merancang suatu

proposal penelitian mengenai pemeriksaan vWF sebagai indikator disfungsi

endotel pada infeksi virus dengue dengan metode flow meter fluoresense.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang kami angkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana patogenesis disfungsi endotel pada infeksi virus dengue?

2. Bagaimana potensi vWF sebagai indikator disfungsi endotel pada infeksi

virus dengue?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami patogenesis disfungsi endotel pada infeksi virus

dengue.

2. Mengetahui dan memahami potensi vWF sebagai indikator disfungsi endotel

pada infeksi virus dengue.

Page 3: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

3

E. Luaran yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah pemeriksaan vWF menggunakan

metode flow sitometer sebagai indikator disfungsi endotel pada infeksi virus

dengue.

F. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

1. Menjadi alternatif untuk mengidentifikasi terjadinya disfungsi endotel pada

infeksi virus dengue.

2. Memberi ide baru dalam penelitian tentang indikator terjadinya disfungsi

endotel.

3. Dapat menjadi sumbangsih pikiran dalam pencegahan berkembangnya

tendensi perdarahan pada DBD akibat disfungsi endotel.

G. Tinjauan Pustaka

1. Etiologi DBD

DBD disebabkan oleh dengue virus (DENV) merupakan virus RNA famili

Flaviviridae dari genus Flavivirus yang disebarkan melalui perantaraan

nyamuk Aedes aegypti dan A. Albopictus (Chaturvedi et al., 2005). Virion

virus dengue terdiri dari suatu genom rantai tunggal RNA (genomic type SS-

RNA) yang dikelilingi oleh nukleokapsid yang dibungkus oleh lipid

envelope yang mengandung protein envelope (protein E) dan protein

membrane (protein M). Genom RNA virus dengue dikode sebagai stuctural

protein capsid (C), membrane (M), dan envelope (E), dan non-structural

proteins NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS5 (Rothman, 2003).

Dikenal 4 serotipe virus dengue yaitu virus dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan

tipe 4 atau disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 (Catharina, 2001).

Kemampuan masing-masing serotipe virus dengue tersebut dalam

menyebabkan penyakit terutama ditentukan oleh respon imun pejamu

Page 4: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

4

(Rothman, 2004). Di samping itu, initial binding antara virus dan ko-reseptor

yang diekspresikan pada permukaan sel target sangat menentukan tropisme

sel dan jaringan yang mendasari patogenesis penyakit (Soedarmo, 2002).

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ko-reseptor terhadap virus dengue

adalah heparan sulfat (Soedarmo, 2002; Thongtan et al., 2004) dan bahwa

DEN-2 dan DEN-3 umumnya berikatan dengan manifestasi klinik DBD

berat sedang DEN-4 jarang dijumpai dan umumnya berkaitan dengan DBD

ringan (Nimmannitya, 2000).

2. Imunopatogenesis DBD

Patogenesis DBD melibatkan mekanisme kompleks yang meliputi respon

imun terhadap virus dengue, sitokin, disfungsi endotel, agregasi trombosit,

dan trombositopenia (Nimmannitya, 2000).

a. Respon imun terhadap infeksi virus dengue

Respon imun terhadap infeksi virus diawali oleh respon imun bawaan

(innate, natural, native immune response) diikuti oleh respon imun

adaptif (adaptive, spesific immune response) (Miyata et al., 2001).

Respon imun bawaan terhadap infeksi virus melibatkan berbagai sel

dari sistem imun bawaan seperti sel monosit, natural killer cell (sel

NK), lekosit polimorfonuklear, dan dendritic cells (DCs), serta sitokin

yang dihasilkan oleh berbagai sel tersebut. Fungsi utama dari respon

imun bawaan adalah memfasilitasi pengaruh antimikrobial ketika

respon imun adaptif sedang berkembang dan diaktivasi (Lin et al.,

2004). Artinya, terjadi interaksi yang berlangsung secara bidirectional

antara respon imun bawaan dan respon imun adaptif (Miyata et al.,

2001).

Respon imun adaptif mempunyai spesivitas lebih tinggi untuk

merespon antigen virus. Dikenal dua jenis respon imun adaptif yaitu

Page 5: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

5

respon imun humoral yang diperankan oleh antibodi yang diproduksi

oleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh

major histocompatibility complex (MHC) class II-restrictred CD4+

cells dan MHC class I-restricted CD8+ T cells (Lin et al., 2003).

Berikut ini dipaparkan penjelasan peran respon imun adaptif dalam

infesi virus dengue:

1) Respon imun humoral terhadap virus dengue. Antibodi terhadap

virus dengue memfasilitasi 4 fungsi biologik, yaitu fungsi dalam

menetralisasi virus, reaksi sitolisis yang dimediasi oleh

komplemen, antibody-dependent cell-mediated cytotoxycity atau

ADCC, dan antibody-dependent enhancement atau ADE (Lin et

al., 2002).

Antibodi penetralisir berperan dalam mengenali protein E dan

epitope yang dikenali oleh antibodi penetralisir tersebut bersifat

spesifik terhadap serotipe yaitu reaktivitas silang serotipe dengue.

Peningkatan respon imun terhadap infeksi virus dengue oleh

antibodi dilaporkan pertama kali tahun 1977 yang selanjutnya

disebut fenomena antibody- dependent enhancement atau ADE

(Soedarmo, 2002). Dikemukakan bahwa partikel virus dengue dan

molekul Ig G anti dengue membentuk kompleks virus-antibodi

dengan reseptor Fc-γ sel melalui Fc portion Ig G hasil induksi

respon imun oleh virus dengue. Observasi epidemiologik dan

laboratorik menyatakan bahwa kehadiran antibodi yang

meningkatkan infeksi virus dengue pada monosit merupakan

faktor risiko perkembangan menuju DBD dan SSD. Artinya,

antibodi terhadap virus dengue memegang dua peran penting yaitu

sebagai antibodi penetralisir yang spesifik terhadap serotipe dapat

Page 6: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

6

mencegah terjadinya infeksi virus dengue dan sebagai antibodi

non-penetralisir yang mempunyai reaktivitas silang terhadap

serotipe sehingga dapat merespon infeksi virus dan berperan

dalam patogenesis DBD dan SSD (Malavige et al., 2004; Lin et al.,

2005).

Laporan penelitian oleh Lin et al. (2000) dan Soedarmo (2002)

menunjukkan adanya Ig M dan Ig G anti dengue dalam serum

penderita DBD. Dengan demikian, terdeteksinya Ig G dan Ig M

anti dengue dalam serum dapat dipakai sebagai konfirmasi

penetapan diagnosis DBD berdasarkan kriteria WHO, selain

isolasi virus dengue (Fujinami et al., 2006).

2) Respon limfosit T terhadap virus dengue. Respon sel T

diperlukan untuk menetralisir sel yang terinfeksi virus selain

mencirikan respon inflamatori yang difasilitasi sitokin,

menyebabkan perembesan endotel dan syok (Jacobs et al., 2000).

Nimmannitya (2000) menjelaskan bahwa limfosit T spesifik virus

dengue tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Virus dan memori sel T spesifik. Memori CD4+ limfosit T

spesifik virus dengue dibentuk akibat infeksi primer virus

dengue terutama reaktivitas silang serotipe dengue. Dengue

virus spesific murine CD8+ T cell juga bersifat spesifik

terhadap serotipe dan reaktivitas silang terhadap serotipe. Hal

ini mendukung kemungkinan bahwa memori sel T diaktivasi

pada infeksi sekunder oleh serotipe heterologous virus dengue.

b) Protein virus dengue dikenali oleh sel T spesifik virus dengue.

Sebagian besar klon CD4+ sel T terbuksti mengenali protein

Page 7: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

7

NS3. Ditemukan pula bahwa protein NS1 dan E mengandung

epitope sel T.

c) Fungsi limfosit T spesifik virus dengue berdasarkan studi in

vitro. Klon CD4+ sel T spesifik virus dengue menghancurkan

otologous sel target yang terinfeksi virus dengue melalui

mekanisme MHC kelas II dan menghasilkan IFN-γ, IL-2, dan

granolocyte macrophage colony stimulating factor (GMCSF).

Sedangkan CD8+ sel T spesifik virus dengue (cytolytic T-

lymphocytes, CD8+ CTLs) menghancurkan sel terinfeksi

melalui mekanisme MHC kelas I dan memproduksi IFN-γ,

TNF-α, dan limfotoksin (LT). Setelah sel target mengalami

kematian maka sejumlah virus, sitokin, dan mediator yang

berada di dalamnya masuk ke peredaran darah.

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa sitokin terutama TNF-α,

IL-1β, dan IL-6 memegang peran penting dalam menentukan

perjalanan dan berat penyakit akibat infeksi virus dengue

(Rothman, 2004; King et al., 2000).

b. Sitokin

Beberapa sitokin yang berperan dalam infeksi virus dengue antara lain:

1) TNF-α

TNF-α merupakan sitokin yang diproduksi terutama oleh sel

fagosit polimorfonuklear yang teraktivasi, berfungsi menstimulasi

netrofil dan monosit menuju ke tempat infeksi dan mengaktivasi

sel tersebut untuk memusnahkan mikroba (Miyata et al., 2001).

Produksi TNF-α dalam jumlah besar dapat menyebabkan

trombosis intravaskuler dan syok (Miyata et al., 2001; Oppenheim,

2003).

Page 8: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

8

Pada penderita DBD sumber utama TNF-α adalah sel T yang

teraktivasi selama infeksi virus dengue dan monosit atau makrofag

yang terinfeksi virus dengue (Kurane, 1999). Pada penderita DBD

dan SSD, TNF-α memegang peran penting dalam produksi dan

sekresi PGI2, IL-1, dan IL-6, serta mengubah keseimbangan

aktivitas prokoagulan dan antikoagulan endotel yang bermuara

pada agregasi trombosit (Oppenheim, 2003; Kim et al., 2006).

2) Interleukin-1β (IL-1β)

Sumber utama IL-1 adalah fagosit mononuklear yang teraktivasi

oleh produk bakteri dan sitokin lain. Terdapat dua jenis IL-1 yaitu

IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

dan memfasilitasi aktivitas biologik yang sama pula, tetapi IL-1β

merupakan interleukin yang paling banyak dijumpai dalam

sirkulasi (Miyata et al., 2001). Seperti TNF-α, IL-1β juga

menyebabkan aktivasi pada endotel (Miyata et al., 2001;

Oppenheim, 2003).

3) Interleukin-6 (IL-6)

IL-6 diproduksi oleh fagosit mononuklear dan merupakan sitokin

pleotropik yang berfungsi dalam imunitas bawaan dan adaptif.

Pengaruh biologik IL-6 terutama adalah menstimulasi sintesis

protein fase akut oleh hepatosit yang bermuara pada efek sistemik

inflamasi. Selain itu, IL-6 menstimulasi limfosit B yang telah

terdeferensiasi menjadi produser antibodi. Secara in vitro, IL-6

berperan sebagai ko-stimulator terhadap sel T dan timosit serta ko-

stimulator terhadap sitokin lain untuk pertumbuhan sel induk

hematopoetik dalam sumsum tulang (Stephenson, 2005). Temuan

Page 9: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

9

penelitian oleh King et al. (2000) menunjukkan bahwa IL-6

mempunyai kemampuan untuk meningkatkan permeabilitas

endotel, ini berarti IL-6 juga menyebabkan aktivasi pada endotel.

c. Diagnosis infeksi virus dengue

Berdasarkan kriteria WHO (2002), infeksi virus dengue dibagi dalam

beberapa derajat (grade) yaitu :

1) grade I

a) demam dengan gejala tidak spesifik.

b) tes turniket ( + ) � satu2 nya manifestasi perdarahan .

2) grade II

Grade I plus perdarahan spontan.

3) grade III

Kegagalan sistem vaskuler.

4) grade IV

Syok.

Di samping gejala tersebut, trombositopenia (hitung trombosit darah

tepi kurang dari 100.000/mm3) merupakan ciri menetap yang

ditemukan pada penderita DBD dan SSD (Nimmannitya, 2000).

Trombositopenia ditemukan 1-2 hari sebelum demam menurun dan

menetap selama 3-5 hari untuk meningkat secara cepat menuju normal

selama fase penyembuhan. Tingkat trombositopenia dikelompokkan

(hitung trobosit darah tepi >50.000 s.d. ≤ 100.000/mm3),

trombositopenia sedang (hitung trombosit darah tepi >30.000 s.d. ≤

50.000/mm3), dan trombositopenia berat (hitung trombosit darah tepi

(≤ 30.000/mm3) (Lei et al., 2001).

Selain trombositopenia, pada infeksi virus dengue terdapat tanda-

tanda kebocoran plasma yang sering terjadi pada DBD yaitu

Page 10: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

10

peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan

jenis kelamin. Namun, pada beberapa keadaan ditemukan penurunan

hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan apabila dibandingkan

dengan nilai hematokrit sebelumnya serta didapatkan tanda kebocoran

plasma seperti efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia (Nimmannitya,

2000).

Penetapan diagnosis berdasarkan kriteria WHO memerlukan

konfirmasi lebih lanjut dengan pemeriksaan serologik, deteksi antigen,

dan atau isolasi virus dengue dari darah tepi setiapfase demam.

Pemeriksaan serologik cepat (lima menit) untuk menditeksi Ig M dan

Ig G anti dengue dapat dikerjakan dengan menggunakan teknik dengue

fever rapid test. Ditemukannya kriteria WHO pada kasus yang diduga

terserang infeksi virus dengue ditambah dengan hasil positif dengue

fever rapid test dapat merupakan landasan yang kuat untuk

menetapkan diagnosis DBD (Vaughn et al., 2000; Soedarmo, 2002).

3. Disfungsi endotel

Endotel adalah suatu sel berlapis tunggal yang melapisi bagian dalam

pembuluh darah. Selain berfungsi sebagai pelindung selektif, endotel juga

mempunyai aktivitas metabolik dan sekretori. Usia biologik endotel dalam

keadaan normal sekitar 30 tahun dan setelah usia tersebut sel endotel akan

terlepas dan menghilang melalui proses apoptosis. Selanjutnya dengan

bantuan sel endotel di sekitarnya terjadilah regenerasi sel endotel baru (Wills

et al., 2002).

Catharina (2001) mengemukakan bahwa endotel memegang peran penting

dalam proses protrombotik dan antitrombotik. Sel endotel utuh mempunyai

tugas utama mencegah perlekatan trombosit dan pembekuan darah,

sedangkan aktivasi terhadap endotel menyebabkan proses protrombotik

Page 11: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

11

terpicu dan bermuara pada pembentukan molekul agregasi trombosit. Zat

yang berperan dalam proses protrombotik adalah vWF dan PAF, sedangkan

zat yang berperan dalam proses antitrombotik adalah PGI2, NO, dan ADP-

ase.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa virus yang melakukan penetrasi ke

dalam sel dapat mengaktivasi sel tersebut dengan akibat terjadi peningkatan

adesi dan penggunaan platelet. Percobaan Anderson (2000) menunjukkan

bahwa endotel yang diinkubasi bersama dengan monosit yang terinfeksi

virus DBD memproduksi TNF-α dan IL-1β yang selanjutnya berperan

dalam mengaktivasi endotel dan menghasilkan berbagai molekul adesi,

tetapi endotel yang dipapar dengan virus dengue saja tidak menunjukkan

peningkatan molekul adesi, sedangkan endotel yang dipapar dengan virus

dengue bersama dengan mediator sitokin TNF-α dan IL-1β menunjukkan

peningkatan kadar molekul adesi. Molekul adesi yang berperan antara lain

adalah ICAM, VCAM, E-selectine, dan vWF yang kemudian menyebabkan

inflamasi lokal, kerusakan endotel, dan kebocoran plasma (Wu et al., 2003).

Sejalan dengan Miyata et al. (2001), Wu et al. (2003), dan Oppenheim

(2003) mengemukakan bahwa berbagai sitokin yang beredar dalam aliran

darah termasuk TNF-α, IL-1β, dan IL-6 merupakan zat yang dapat

menyebabkan stres pada sel endotel pembuluh darah. Respon sel yang

mengalami stres berlangsung dalam beberapa fase yaitu fase alarm,

adaptation, dan exhaustion. Apabila fase adaptation tidak terlampaui, maka

sel endotel tidak mengalami gangguan. Namun, jika sel endotel tidak mampu

beradaptasi, maka proses akan berlanjut menuju fase exhaustion yang

bermuara pada kematian sel (Halstead, 2003).

Patogenesis disfungsi endotel juga melibatkan proses autoimun yang

diperankan oleh anti-dengue virus NS1 (anti-DV NS1) terhadap target sel.

Page 12: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

12

Proses autoimun yang diperankan oleh anti-DV NS1 ini mencakup dua

peristiwa, yaitu inflamasi dan apoptosis. Anti-DV NS1 menginduksi jalur

apoptosis dengan pacuan NO yang akan meningkatkan regulasi p53, Bax,

sitokrom-c, dan caspase-3 serta menurunkan regulasi Bcl-2 dan Bcl-xL.

Sedangkan inflamasi endotel terjadi setelah stimulasi anti-DV NS1 yang

disertai oleh fosforilasi protein tirosin dan aktivasi NF-κB. Kedua penyerta

stimulasi anti-DV NS1 ini akan meningkatkan produksi macrophage

cemotactic factor 1 (MCP-1), sitokin inflamasi di antaranya IL-6 dan IL-8

serta produksi molekul adesi (ICAM-1) (Halstead, 2002; Halstead, 2003; Wu

et al., 2003).

4. von Willebrand Factor (vWF)

Endotel yang terinduksi oleh sitokin menunjukkan aktivitas antitrombotik

dan jika induksi tersebut berkembang menjadi aktivasi, maka aktivitas

protrombotik mendominasi proses hemostasis. Pada keadaan normal, tidak

terjadi adesi vWF dengan trombosit yang tidak teraktivasi, tetapi dalam

berbagai keadaan misalnya kehadiran trombin, dan inflamasi, vWF dapat

menjadi aktif dan melakukan interaksi dengan trombosit melalui reseptor

glikoprotein 1b. Trombin dapat berinteraksi langsung dengan reseptor pada

endotel atau memicu terbentuknya fibrin yang pada akhirnya mengaktivasi

endotel (Lei et al., 2001). Setelah terjadi aktivasi terhadap endotel, maka

trombosit mengalami kontak dengan berbagai zat yang diproduksi oleh

endotel, antara lain vWF dan PGI2 yang biasanya dihancurkan oleh sel

endotel utuh (Chaturvedi et al., 2005).

vWF merupakan suatu high weight glycoprotein yang disintesis terutama

oleh sel endotel dan megakariosit. Berbagai temuan penelitian menunjukkan

bahwa trombin dan IL-1 menstimulasi dan meningkatkan sekresi vWF dari

sel endotel. Halstead (2003) mengemukakan bahwa mekanisme agregasi

Page 13: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

13

trombosit yang diperantarai oleh vWF berlangsung dengan diawali oleh

adesi trombosit dengan reseptor glikoprotein Ib (Gp Ib). Reaksi ini diikuti

oleh pelepasan kalsium (Ca) yang memegang peran penting pada kaskade

koagulasi dan pelepasan ADP yang merupakan mediator kuat untuk agregasi

trombosit. Selain ADP, ternyata tromboksan A2 (TXA2) juga menstimulasi

agregasi trombosit (Nimmannitya, 2000).

Temuan penelitian laboratorium dan peristiwa klinis menunjukkan bahwa

biosintesis vWF diatur secara hormonal (Halstead, 2003). Dalam tubuh

manusia, terdapat tiga tempat berkumpul vWF yaitu vWF plasma solubel,

vWF membran basal, dan vWF seluler yang ditimbun dalam gudang

penyimpanan dari sel endotel dan trombosit. Sekresi vWF terjadi melalui

dua jalur, yaitu jalur konsekutif dan jalur regulasi. Sekresi vWF melalui jalur

konsekutif berasal dari vWF yang dikemas dalam vesikel sekretori

sedangkan sekresi vWF melalui jalur regulasi berasal dari tempat

penyimpanan vWF dalam organel weibel palade bodies (WPB), suatu

organel yang hanya terdapat pada endotel vaskuler (Jacobs et al., 2000).

vWF yang disekresi melalui jalur regulasi akan dibawa oleh sistem trans

endotelial ke dalam pembuluh darah untuk memulai proses hemostasis

dengan berikatan pada faktor VIII, sedangkan vWF yang disekresi melalui

jalur konsekutif berfungsi pada keadaan endotel terluka akibat kerusakan

vaskuler (Chaturvedi et al., 2005).

5. Flow sitometer

Fungsi platelet normal dipengaruhi oleh reseptor spesifik yang terdapat pada

permukaan membran platelet. Reseptor fibrinogen, vWF, kalsium, trombin,

dan prostaglandin telah diidentifikasi sebagai faktor penting yang berperan

dalam mempertahankan fungsi normal platelet. Penelitian terkini

mengemukakan bahwa reseptor permukaan platelet untuk vWF adalah

Page 14: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

14

170.000 mol-wt glikoprotein yang dikenal dengan istilah glikoprotein Ib (Gp

Ib). Antibodi terhadap Gp Ib mencegah ikatan antara vWF dengan

permukaan platelet dan mencegah aglutinasi platelet melalui uji vWF dengan

tes ristosetin (Ormerod, 2000).

Beberapa studi mengenai fungsi reseptor permukaan platelet dilakukan

dengan teknik radioligand binding. Metode ini berguna untuk menentukan

jumlah reseptor dan afinitas, tetapi tidak sesuai untuk mengidentifikasi

fungsi reseptor pada subpopulasi karena rata-rata pengukurannya dilakukan

pada jumlah sel yang besar. Analisis permukaan sel menggunakan metode

flow sitometer merupakan salah satu cara mengidentifikasi permukaan

protein sel pada individu. Saat ini sedang dikembangkan metode flow

sitometer untuk mengidentifikasi reseptor permukaan platelet Gp Ib.

Interaksi Gp Ib-vWF berperan penting dalam menjaga hemostasis selama

peristiwa perdarahan masif pada von Willebrand disease atau Bernard

Soulier syndrome (Ormerod, 2000; Chung et al., 2003).

Salah satu metode yang dikembangkan saat ini adalah flow sitometer

fluoresense. Metode ini dilakukan dengan teknik sandwich staining, Gp Ib

yang merupakan reseptor untuk vWF diidentifikasi menggunakan antibodi

monoklonal (6D1) (Van et al., 2000; Ting et al., 2001)

Platelet dalam formalin dicuci tiga kali dengan tris –salin 0,5 mmol/L (Tris

0.15 mol/LNaCI, pH 7.4) dan didilusi sampai didapatkan 50,000 platelet per

mikroliter. Larutan ini kemudian diinkubasi dengan 6Dl yang disuspensi

dalam Ph sama selama 30 menit pada 4oC untuk dilakukan pencucian

kembali sampai empat kali dengan sentrifugasi (3,200 g selama I 5 menit

pada 4oC) dan disuspensi kembali dalam tris-buffer. Platelet tersebut

diinkubasi dengan fluorescein-labeled goat anti-rabbit antibody selama 20

menit pada 4oC, dicuci kembali tiga kali dengan sentrifugasi, dan

Page 15: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

15

disuspensikan kembali sampai pada konsentrasi 50.000 platelet per

mikroliter. Platelet yang telah dilabelisasi dianalisis dalam Becton

Dicknison Platelet (Mountain View, Califl FACS 440). Alat ini dioperasikan

menggunakan argon ion laser pada 488 nm and 300 mW. Fluorescein

fluorescence dideteksi melalui 530 +/- 30 nm band-pass filter. Amplifikasi

logaritmik digunakan untuk menentukan sinyal fluoresense. Histogram

fluoresense dianalisis menggunakan 40 komputer Becton Dickinson Consort.

Intensitas rata-rata fluoresense digunakan untuk menentukan 10.000 platelet.

Hasil yang diperoleh dari metode flow sitometer fluoresense adalah kadar

vWF dalam nanogram/ml (Ormerod, 2000; Chung et al., 2003).

Page 16: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

16

H. Kerangka Pemikiran

Anti-DV NS1

Sel Endotel

Infeksi Virus Dengue

Sitokin ↑ TNF-α, IL-6, IL-1β

INOS

NO

↑ IL-6 ↑ IL-8 ↑ MCP-1 ↑ ICAM-1 Caspase ↑

↑ molekul adesi - ICAM-1 - VCAM-1 - E-selection

↑ molekul agregasi - vWF

↑ Bcl-2 Bcl-xL ↓

Bax ↑ p53 ↑ Sit-c ↑

Caspase ↑

↑ adesi sel monosit darah perifer (PBMC)

Inflamasi Apoptosis

Disfungsi Endotel

Kematian Endotel

Endotel Lepas

↑ vWF bebas di dalam darah

Fosforilasi tirosin Aktivasi NF-κB

Page 17: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

17

Antigen non-struktural virus dengue, DV NS1 sebagai satu-satunya antigen

sekretorik pada infeksi virus dengue akan melakukan penetrasi ke dalam sel

target, yaitu sel endotel. Antigen tersebut menginduksi respon imun anti-DV NS1

yang mengaktifkan sinyal inflamasi dan apoptosis pada endotel. Sinyal apoptosis

dipicu oleh NO dengan induksi INOS yang mampu meningkatkan regulasi

protein proapoptosis (p53 dan Bax) serta menurunkan regulasi protein

antiapoptosis (Bcl-2 dan Bcl-xL). Induksi protein proapoptosis pada endotel

menyebabkan aktivasi caspase dan pelepasan sitokrom-c yang mengakibatkan

disfungsi endotel melalui sinyal apoptosis. Anti-DV NS1 akan menginduksi

fosforilasi tirosin dan aktivasi NF-κB. NF-κB adalah faktor transkripsi sitokin

proinflamasi TNF-α, IL-1β, dan IL-6. sitokin proinflamasi ini kemudian

meningkatkan produksi IL-6, IL-8, MCP-1, molekul adesi (ICAM-1, VCAM-1,

dan E-selectin), dan molekul agregasi (vWF) yang mengakibatkan disfungsi

endotel melalui sinyal inflamasi. Disfungsi endotel tersebut mengakibatkan

kematian sel endotel sehingga terjadi pelepasan sel endotel yang disetai dengan

pelepasan vWF ke dalam aliran darah. Kadar vWF solubel dalam sirkulasi ini

kemudian diukur dengan flow sitometer flouresense melalui pemeriksaan

reseptor Gp Ib pada permukaan vWF dengan antibodi monoklonal.

I. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Tes flow sitometer fluoresense

Pemeriksaan reseptor Gp 1b pada vWF dengan antibodi

monoklonal

Keterangan :

: memacu

: menyebabkan

: mendeteksi

Page 18: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

18

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional longitudinal.

2. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta.

3. Subjek penelitian

a. Subjek

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang

didiagnosis terkena infeksi virus dengue dengan berbagai derajat

(grade) yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria

eksklusi.

b. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan gejala:

1) panas tiga hari (1-3 hari) dengan penyebab tidak jelas.

2) lekopeni, ↑ enzim GOT, ↑ GPT.

c. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) pasien dengan riwayat penyakit yang melibatkan disfungsi endotel.

2) pasien dengan penyerta penyakit infeksi lain saat didiagnosis

terkena infeksi virus dengue.

4. Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalm penelitian ini adalah purposive

sampling. Besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus:

Page 19: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

19

Keterangan :

n = jumlah sampel

α = kesalahan tipe I

β = kesalahan tipe II

ρ = perkiraan koefisien korelasi populasi

zα/2 + zβ = 1,96 ; ρ = 0,05

Hasilnya adalah n = 3 + 2 (1.96)2/ln [ (1.5)2/0.5] = 14.76

Sehingga, diperlukan sampel sejumlah 15 orang penderita infeksi virus

dengue.

(Thabane, 2005).

5. Rancangan penelitian

Pasien Rumah Sakit Umum Dokter Moewardi Surakarta

- dilihat gejalanya

- pemeriksaan darah rutin

- pemeriksaan GOT dan GPT

- pemeriksaan Ig G dan Ig M

panas (-) - panas (1-3 hari)

- ↑ GOT dan GPT

- trombositopenia

- hemokonsentrasi

- lekopenia

- Ig M (+) atau Ig G (+)

( )( )( )

−+

++=

ρρ

βα

1

1ln

223

2

2ZZ

n

Page 20: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

20

(-) (+)

DBD derajat I dan II

Hn .......................... H7 panas

Kadar vWF pada tiap derajat infeksi virus dengue

6. Identifikasi variabel penelitian

Variabel bebas : kadar vWF

Variabel terikat : derajat (grade) infeksi virus dengue

Variabel luar

Variabel luar yang dapat dikendalikan : umur

Variabel luar luar yang tidak dapat dikendalikan : kondisi psikologis pasien

7. Definisi operasional variabel penelitian

a. Variabel bebas:

Kadar vWF

vWF adalah suatu high molecular weight glycoprotein yang disintesis

oleh sel endotel dan dijumpai dalam peredaran darah. Kadar vWF

solubel dapat dijadikan sebagai marker disfungsi endotel pada infeksi

virus dengue melalui pemeriksaan antibodi monoklonal terhadar Gp Ib

(reseptor pada vWF) dengan metode flow sitometer fluoresense. Hasil

yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah kadar vWF solubel dalam

nanogram/ml dengan skala data rasio.

b. Variabel terikat:

Berbagai tingkatan (grade) infeksi virus dengue

Pemeriksaan kadar vWF dan terus dipantau gejalanya

Page 21: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

21

Berdasarkan kriteria WHO (2002), infeksi virus dengue dibagi dalam

beberapa derajat (grade) yaitu :

1) grade I

a) demam dengan gejala tidak spesifik

b) tes turniket ( + ) � satu2 nya manifestasi perdarahan

2) grade II

Grade I plus perdarahan spontan.

3) grade III

Kegagalan sistem vaskuler.

4) grade IV

Syok.

8. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap dengan

menggunakan α = 5%. Tahap pertama menggunakan Analisis Ragam Satu

Arah (One Way ANOVA) untuk menguji kesamaan nilai tengah vWF antar

tingkatan penyakit (Ho: tidak ada perbedaan nilai tengah antar kelompok,

versus H1: ada nilai tengah yang berbeda). Tahap kedua menggunakan uji

wilayah-berganda Duncan untuk melihat nilai tengah dari kelompok mana

yang berbeda (bila One Way ANOVA memutuskan menolak Ho).

a. Anova

Tabel 1. Variabel derajat DBD dalam analisis Anova

DBD grade

I

(1)

DBD grade

II

(2)

DBD grade

III

(3)

DBD grade

IV

(4)

11y

12y

21y

22y

31y

32y

41y

42y

Page 22: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

22

13y

.

.

11ny

23y

.

.

22ny

33y

.

.

33ny

43y

.

.

44ny

Tabel 2. One Way ANOVA

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat

Tengah

F-hitung

Nilai Tengah

Kolom

Galat

JKK

JKG

k-1

N-k

21 1

JKKs

k=

22

JKGs

N k=

2122

s

s

Total JKT N-1

dengan :

4

Page 23: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

23

1

1 1

1

22

1 1

2 2

1

5

i

i

i

k

ii

k n

iji j

n

i ijj

k n

iji j

ki

ii

k jumlah kelompok

N n

T y

T y

TJKT y

N

T TJKK

n N

JKG JKT JKK

=

= =

=

= =

=

= =

=

=

=

= −

= −

= −

∑∑

∑∑

Nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai pada table F. Penerimaan

dan penolakan Ho dilakukan dengan aturan :

Terima Ho bila: F-hitung < F-tabel(α , k-1, N-k)

Tolak Ho bila: F-hitung > F-tabel(α , k-1, N-k)

b. Uji wilayah-berganda Duncan (Duncan’s multiple range test)

Uji wilayah-berganda Duncan dilakukan berdasarkan persamaan

penting wilayah nyata terkecil, dilambangkan dengan pR

2s merupakan nilai dugaan bagi ragam populasi 2σ dan didapat dari

Kuadrat Tengah Galat yang telah dihitung pada table ANOVA.

2

p ps

R rn

=

Page 24: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

24

pr disebut wilayah ter-student-kan nyata terkecil, bergantung pada

tiga hal : (1) taraf nyata (α ) yang diinginkan, (2) derajat bebas

Kuadrat Tengah Galat, dan (3) jumlah kelompok. Nilai pr dapat

diperoleh dari tabel khusus.

n merupakan jumlah sampel per kelompok data. Untuk data dengan

jumlah sampel per kelompok yang berbeda-beda, digunakan nilai

rataan harmonik:

Langkah-langkah melakukan uji Duncan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) susun kelompok berdasarkan rata-ratanya, dari rata-rata terkecil

hingga terbesar.

2) kalkulasi nilai pR dengan 2 p k≤ ≤

3) bandingkan selisih rata-rata antar kelompok dengan nilai pR .

Aturannya, p ditentukan dari jumlah kelompok yang rata-ratanya

berada di dalam interval dari rata-rata kelompok yang

dibandingkan. Bila selisih rata-rata kelompok yang dibandingkan

lebih besar dari nilai pR , maka nyatakan kedua kelompok

tersebut berbeda nilai tengahnya.

9. Alat dan bahan penelitian

a. Alat:

1) spuit injeksi

2) tabung penampung darah

3) flow sitometer fluresense beserta pelengkapnya

1

1h k

ii

kn

n=

=∑

Page 25: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

25

b. Bahan:

1) darah vena + EDTA

2) reagen untuk pemeriksaan flow sitometer fluoresense

a) formalin

b) tris salin 0.15 mol/LNaCI, pH 7.4

c) fluorescein-labeled goat anti-rabbit antibody

d) imunoglobulin monoklonal 6D1

J. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pembuatan Proposal

Pembimbingan usulan proposal

Proposal siap* Pengumpulan data**

Analisis Data Penyelesaian hasil penelitian

Seminar hasil penelitian

Keterangan :

Page 26: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

26

* Proposal usulan kegiatan siap dan dikirim guna mendapatkan dana.

** Dilakukan setelah kegiatan disetujui untuk didanai, termasuk di sini

pembelian bahan-bahan yang diperlukan.

K. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota

1. Ketua Pelaksana Penelitian

a. Nama lengkap : Yuyun Rindiastuti

b. NIM : G0005028

c. Fakultas/program studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk kegiatan penelitian : 4 jam per minggu

2. Anggota Pelaksana Penelitian

a. Nama lengkap : Khusnul Dwi Tyasari

b. NIM : G0006106

c. Fakultas/program studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk kegiatan penelitian : 4 jam per minggu

L. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing

1. Nama lengkap : Tahono, dr., Sp. Pk. (K)

2. Golongan pangkat dan NIP : IV C/Pembina Utama/130 543 947

3. Jabatan fungsional : Dosen

4. Jabatan struktural : -

5. Fakultas/program studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

6. Perguruan tinggi : Universitas Sebelas Maret

7. Bidang keahlian : Patologi Klinik

8. Waktu untuk kegiatan penelitian : 4 jam per minggu

M. Biaya

Page 27: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

27

JENIS PENGELUARAN ANGGARAN YANG

DIUSULKAN (Rp)

1. Pemeriksaan laboratorium

� darah rutin 15 x 5 x 42.500

� GOT dan GPT 15 x 30.000

� flow sitometer fluoresense 15 x 5 x

125.000

� Ig G dan Ig M 15 x 100.000

3.187.500

450.000

9.375.000

1.500.000

2. Sumber pustaka, pembuatan proposal,

laporan, cetak, print, dokumentasi, dll

300.000

3. Lain-lain -

Total Biaya 14.812.500

N. Daftar Pustaka

Anderson. 2000. Activation of Endothelial Cells Via Antibody-enhanced Dengue Virus Infection of Peripheral Blood Monocytes. J. Virol. 71: 4226–4232.

Catharina. 2001. Pathogenesis of Dengue Hemorrhagic Fever and Dengue Syok

Syndrome. In: Dengue Hemorrhagic Fever in Indonesia: The Role of Cytokines in Plasma Leakage, Coagulation, and Fibrinolysis. Nijmegen University Press. Dinsdag. 15-23.

Chaturvedi, Shrivastava, Nagar. 2005. Dengue Vaccines: Problems and Prospects.

Indian J. Med. Res. 121:639–652. Chung, Park, Kim, Chung, Han, Chang. 2003. Plastic Microchip flow sitometer

Based on 2- and 3-Dimensional; Hydrodynamic Flow Focusing. Microsystem Technologies. 9: 525-533.

Fujinami, von Herrath, Christen, et al. 2006. Molecular Mimicry, Bystander

Activation, Or Viral Persistence : Infections and Autoimmune Disease. Clin. Microbiol. Rev. 19:80-94.

Page 28: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

28

Gill. 2004. Dengue and Yellow Fever. In: Tropical Medicine. Blackwell

Publishing. Massachusetts. 5: 262-266. Halstead, S.B. 2002. Dengue. Curr. Opin. Infect. Dis. 15:471–476. Halstead, S.B. 2003. Neutralization and Antibody-dependent Enhancement of

Dengue Viruses. Adv. Virus Res. 60:421–467. Hadinegoro. 2001. Imunopatogenesis DBD. Dalam: Pendekatan Imunologis

Berbagai Penyakit alergi dan Infeksi. Jakarta. 41-57. Handojo. 2003. Mekanisme Daya Tahan Tubuh terhadap Invasi Jasad Renik

Intraseluler. Dalam: Pengantar Imunoasai Dasar. Arlangga University Press. Surabaya. 27-61.

Jacobs, Robinson, Bletchly, et al. 2000. Dengue Virus Nonstructural Protein 1 Is

Expressed in A Glycosyl-phosphatidylinositol-linked Form That Is Capable of Signal Transduction. FASEB J. 14:1603–1610.

Kim, Kaistha, Rouse. 2006. Viruses and Autoimmunity. Autoimmunity J. 39:71–

77.

King, Marshall, Alshurafa, et al. 2000. Release of Vasoactive Cytokines by Antibody-enhanced Dengue Virus Infection of A Human Mast Cell/Basophil Line. J. Virol. 74:7146–7150.

Lei, Yeh, Liu, et al. 2001. Immunopathogenesis of Dengue Virus Infection. J.

Biomed. Sci. 8:377–388. Lin, Lei, Shiau, et al. 2002. Endothelial Cell Apoptosis Induced by Antibodies

Against Dengue Virus Nonstructural Protein 1 Via Production of Nitric Oxide. J. Immunol. 169:657–664.

Lin, Lei, Shiau, et al. 2003. Antibodies From Dengue Patient Sera Cross-react

with Endothelial Cells and Induce Damage. J. Med. Virol. 69:82–90.

Lin, Lei, Liu, et al. 2004. Autoimmunity in Dengue Virus Infection. Dengue Bull. 28:51–57.

Lin, Lin, Lei, et al. 2004. Antibody-mediated Endothelial Cell Damage Via

Nitric Oxide. Curr. Pharm. Design. 10:213–221.

Page 29: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

29

Lin, Lin, Fang, et al. 2005. Antibody to Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)-Associated Coronavirus Spike Protein Domain 2 Cross-reacts with Lung Epithelial Cells and Causes Cytotoxicity. Clin. Exp. Immunol. 141:500–508.

Malavige, Fernando, Fernando, et al. 2004. Dengue Viral Infections Postgrad.

Med. J. 80:588–601. Miyata. 2001. Spesific Association of Set of Molecular Chaperons Including Hsp

90 and Cdc 37 with MOK. The Journal of Biologycal Chemistry. 276: 21841-21848.

Molina, Shoenfeld. 2005. Infection, Vaccines and Other Environmental Triggers

of Autoimmunity. Autoimmunity J. 38:235–245. Nimmannitya. 2000. Clinical Spectrum and Management of Dengue

Hemorrhagic Fever. Southeast Asian J. Trop. Med. Pub. Hlth. 18: 392-397. Ormerod. 2000. Flow Cytometry: A Practical Approach, 3rd Edn. Oxford

University Press, Surrey, U.K. Oppenheim. 2003. Cytokines. In: Medical Immunology. San Fansisco. 10: 48-166.

Rothman. 2003. Immunology and Immunopathogenesis of Dengue Disease. Adv.

Virus Res. 60:397–419.

Rothman. 2004. Dengue: Defining Protective Versus Pathologic Immunity. J. Clin. Invest. 113:946–951.

Soedarmo. 2002. Infeksi Virus Dengue. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak

Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta. 1: 176-208. Soewandojo et al., 2001. DBD pada Orang Dewasa, Gejala Klinik dan

Penatalaksanaanya. Dalam: Makalah IKP Seminar Panatalaksanaan DBD. Surabaya. 27-61.

Stephenson. 2005. The Problem with Dengue. Trans. Royal Soc. Trop. Med. Hyg.

99:643–646.

Stephenson. 2005. Understanding Dengue Pathogenesis: Implications for Vaccine Design. Bull. WHO. 83: 308–314.

Page 30: Tahun: 2008 A. -   · PDF fileoleh sel limfosit B dan respon imun seluler yang diperankan oleh major ... IL-1α dan IL-1β yang mempunyai reseptor permukaan yang sama

30

Thongtan, Panyim, Smith. 2004. Apoptosis in Dengue Virus Infected Liver Cell Lines HepG2 and Hep3B. J. Med. Virol. 72:436–444.

Ting, Ta, Tao. 2001. Computation Fluid in The Research of Bood Flow . The 8

th National CFD Conference, Taiwan. Van, Keller, Ambrose. 2000. High Throughput Flow Cytometric DNA

Fragment Sizing. Analytical Chemistry. 72: 37– 41.

Vaughn, Green, Kalayanarooj, et al. 2000. Dengue Viremia Titer, Antibody Response Pattern, and Virus Serotype Correlate with Disease Severity. J. Infect. Dis. 181:2–9.

Wills, Oragui, Stephens, et al. 2002. Coagulation Abnormalities in Dengue

Hemorrhagic Fever: Serial Investigations in 167 Vietnamese Children with Dengue Shock Syndrome. Clin. Infect. Dis. 35:277–285.

World Health Organization (WHO). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever.

Report on the Fact sheet No.117. Geneva: WHO, Agustus 2008: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/.

Wu, Liao, Lin, et al. 2003. Evaluation of Protective Efficacy and Immune Mechanisms of Using A Non-structural Protein NS1 in DNA Vaccine Against Dengue Virus in Mice. Vaccine. 21:3919–3929.