SKRIPSI-TK141581 (.675$.6, -ORYZANOL DARI...
Transcript of SKRIPSI-TK141581 (.675$.6, -ORYZANOL DARI...
SKRIPSI-TK141581
EKSTRAKSI γ-ORYZANOL DARI RICE BRAN
OIL-BASED BIODIESEL MENGGUNAKAN
DEEP EUTECTIC SOLVENT
Oleh :
Dian Aprilia Ratnasari
NRP. 2314105020
Sunaring Chadijah Lustiyani
NRP. 2314105028
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. H. M. Rachimoellah, Dipl. EST
NIP. 1949 11 17 1976 12 1001
Siti Zullaikah, ST, MT, Ph.D
NIP. 1978 07 16 2008 12 2002
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2016
FINAL PROJECT-TK141581
EXTRACTION OF γ- ORYZANOL FROM
RICE BRAN OIL-BASED BIODIESEL
USING DEEP EUTETIC SOLVENT Students Name :
Dian Aprilia Ratnasari
NRP. 2314 105 020
Sunaring Chadijah Lustiyani
NRP. 2314 105 028
Advisors :
Prof. Dr. Ir. H.M. Rachimoellah, Dipl. EST
NIP. 1949 11 17 1976 121001
Siti Zullaikah, ST, MT, Ph.D
NIP. 1978 07 16 2008 12 2002
CHEMICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY
SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF
TECHNOLOGY
SURABAYA 2016
iii
EKSTRAKSI γ-ORYZANOL DARI RICE BRAN OIL-BASED
BIODIESEL MENGGUNAKAN DEEP EUTECTIC SOLVENT
Nama / NRP : 1. Dian Aprilia Ratnasari (2314 105 020)
2. Sunaring Chadijah L (2314 105 028)
Jurusan : Teknik Kimia FTI-ITS
Dosen Pembimbing : 1. Prof.Dr.Ir.H.M.Rachimoellah, Dipl.EST
2. Siti Zullaikah, S.T, M.T, Ph.D
Abstrak
Oryzanol sangat menjanjikan untuk dikembangkan karena manfaatnya sebagai
antioksidan. Oryzanol mempunyai banyak aktivitas biologis (anti kolesterol, perlindungan kulit
dari radiasi sinar matahari) yang menjadikan oryzanol sebagai salah satu bahan baku yang baik
untuk farmasi dan makanan. Metode yang telah dikembangkan dalam pemurnian dan isolasi
oryzanol adalah Supercritical fluid extraction (SFE). Namun penggunaan SFE mempunyai
kendala seperti laju alir dan tekanan yang fluktuatif menyebabkan hasil yang bervariasi,
peralatan dan pemasangan yang mahal. Ekstraksi oryzanol dari biodiesel menggunakan DES
belum pernah dilaporkan. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode liquid-liquid extraction
menggunakan pelarut DES.
Crude biodiesel diekstraksi dengan metode liquid-liquid extraction (LLE)
menggunakan pelarut DES. DES yang telah disintesis ditambahkan ke dalam biodiesel dengan
perbandingan molar rasio biodiesel/DES 1:2. Waktu ekstraksi selama 15, 30, 45, 60, 120, 240,
dan 480 menit dengan variasi suhu ekstraksi 15oC, 20
oC, 25
oC, dan 30
oC. Setelah waktu
ekstraksi selesai, sampel didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk lapisan atas dan lapisan
bawah, kemudian lapisan atas (biodiesel) dipisahkan dari lapisan bawah (DES) dengan
menggunakan separator funnel. Setelah tahap Ekstraksi biodiesel dengan menggunakan larutan
deep eutectic solvent akan terbentuk 2 lapisan. Dimana lapisan atas adalah biodiesel yang lebih
murni sedangkan lapisan bawah adalah larutan DES beserta komponen terikut lainnya seperti γ-
oryzanol. Oryzanol pada lapisan bawah dipisahkan dengan penambahan aceton. Oryzanol akan
larut dalam aceton. Sampel didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk lapisan atas dan lapisan
bawah, kemudian lapisan atas (Aceton) dan lapisan bawah (DES) dipisahkan dengan
menggunakan separator funnel. Lapisan Atas kemudian dievaporator sesuai setting boiling
point acetone untuk memisahkan aceton dan Oryzanol. Oryzanol yang didapatkan kemudian
dianalisa menggunakan spektrofotometri.
Analisa spektofotometri sebagai uji kuantitatif menunjukkan hasil terbaik ekstraksi pada
suhu 30oC selama 480 menit dengan % yield total sebesar 60,597%. Pada perhitungan % yield
oryzanol tiap tahap hasil terbesar juga didapatkan pada kondisi ekstraksi suhu 30oC selama 480
menit, yaitu tahap 1 sebesar 98,234%, tahap 2 sebesar 97,657%. dan tahap 3 sebesar 22,422 %.
Analisa FTIR (Fourier Transform Infrared) dan Thin Layer Chromatography (TLC) yang
dilakukan untuk uji kualitatif pada hasil terbaik tersebut membuktikan adanya oryzanol pada
biodiesel, Oryzanol hasil ekstraksi dan DES pada hasil ekstraksi 480 menit suhu 30oC.
Kata kunci: oryzanol; biodiesel; deep eutectic solvent
iv
EXTRACTION OF γ- ORYZANOL FROM RICE BRAN OIL-
BASED BIODIESEL USING DEEP EUTETIC SOLVENT
Name / NRP : 1. Dian Aprilia Ratnasari (2314 105 020)
2. Sunaring Chadijah L (2314 105 028)
Department : Teknik Kimia FTI-ITS
Advisor : 1. Prof. Dr. Ir. H. M. Rachimoellah, Dipl.EST
2. Siti Zullaikah, S.T, M.T, Ph.D
Abstract
Oryzanol are promising for development because of its benefits as an antioxidant.
Oryzanol has many biological activity (anti-cholesterol, skin protection from sun radiation),
which makes oryzanol as one of the good raw materials for pharmaceuticals and food. The
method has been developed in the purification and isolation oryzanol is Supercritical fluid
extraction (SFE). However, the use of SFE have constraints such as flow rate and pressure
fluctuating cause varying results, equipment and installation is expensive. Oryzanol extraction
of biodiesel using DES has not been reported. In this study conducted by liquid-liquid extraction
method using a solvent DES.
Crude biodiesel is extracted by the method of liquid-liquid extraction (LLE) using
DES solvent. DES that have been added to the biodiesel synthesized with molar ratio ratio of
biodiesel / DES 1: 2. The extraction time for 15, 30, 45, 60, 120, 240, and 480 minutes with the
temperature variation extraction of 15oC, 20
oC, 25
oC and 30
oC. After the extraction time is
completed, the sample allowed to stand for 2 hours to form the top layer and bottom layer, then
the top layer (biodiesel) is separated from the lower layer (DES) using a separator funnel. After
the extraction stage biodiesel using deep eutectic solvent solution will form two layers. Wherein
the top layer is a more pure biodiesel, while the bottom layer is a solution of DES along with
other entrained components such as γ-oryzanol. Oryzanol on the bottom layer separated by the
addition of acetone. Oryzanol will be soluble in acetone. Samples were allowed to stand for 2
hours to form the top layer and bottom layer, then the top layer (Aceton) and the bottom layer
(DES) are separated using a separator funnel. Top layer then dievaporator appropriate setting
boiling point of acetone to separate acetone and oryzanol. Oryzanol obtained is then analyzed
using spectrophotometry.
Analysis spectophotometric as quantitative test showed the best results of extraction
at 30 ° C for 480 minute with% total yield of 60,597%. In the calculation of each stage
oryzanol% yield the greatest results are also obtained in the extraction conditions 30 ° C for 480
minute, which is phase 1 of 98,234%, 97,657 % of phase 2 and phase 3 amounted to 22,422%.
Analysis of FTIR (Fourier Transform Infrared) and Thin Layer Chromatography (TLC) were
carried out to test the qualitative at best result in biodiesel prove their oryzanol, oryzanol
extraction and DES at the extracted 480 minute at 30oC.
Keywords: oryzanol; biodiesel; deep eutectic solvent
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan skripsi yang berjudul:
“ EKSTRAKSI γ-ORYZANOL DARI RICE BRAN OIL- BASED BIODIESEL
MENGGUNAKAN DEEP EUTECTIC SOLVENT”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu
(S1) di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat
bagi pengembangan penelitian. Dalam kesempatan ini tidak lupa Penulis ucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Juwari, S.T., M.T., M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Rachimoellah, Dipl.EST selaku Kepala Laboratorium
Biomassa dan Konversi Energi jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan pembimbing 1.
3. Ibu Siti Zullaikah, S.T., M.T., Ph.D selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan banyak masukan dan saran selama pengerjaan proposal skripsi ini.
4. Ibu Dr. Lailatul Qadariyah, S.T, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir dan Skripsi
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Seluruh Civitas Akademika Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang telah memberikan dukungan
moril kepada penulis.
7. Orang tua serta saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, perhatian, serta kasih
sayang yang selalu tercurah selama ini.
8. Keluarga Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, khususnya teman-
teman di Laboratorium Biomassa dan Konversi Energi, Jurusan Teknik Kimia,
vi
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atas
semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan penelitian dan
mutu penulisan selanjutnya. Terimakasih.
Surabaya,16 Januari 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................ iii
ABSTRACT ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1
I.1 Latar Belakang ................................................................................ I-1
I.2 Perumusan Masalah ........................................................................ I-3
I.3 Batasan Masalah ............................................................................. I-3
I.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ I-4
I.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... II-1
II.1 Oryzanol ......................................................................................... II-1
II.2 Ekstraksi Oryzanol ........................................................................... II-2
II.2.1 Solid-Liquid Extraction (SLE) .............................................. II-3
II.2.2 Liquid-Liquid Extraction (LLE) ............................................ II-4
II.3 Deep Eutectic Solvent .................................................................... II-6
II.4 Viskositas dan Konduktivitas pada DES ........................................ II-8
II.5 Karakteristik DES dari Choline Chloride dan Etilen Glikol .......... II-9
II.6 Penelitian Terdahulu ....................................................................... II-10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... III-1
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ III-1
III.2 Bahan Baku .................................................................................... III-1
III.3 Variabel Penelitian ......................................................................... III-2
III.4 Prosedur Penelitian ......................................................................... III-2
III.5 Analisa ............................................................................................. III-3
III.6 Diagram Alir Penelitian .................................................................... III-6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. IV-1
viii
IV.1 Pembuatan Biodiesel Dari RBO .................................................... IV-1
IV.2 Hasil Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan Deep Eutectic Solvent .. IV-4
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xii
APPENDIKS A
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Struktur utama γ-oryzanol ............................................................... II-1
Gambar II.2 Garam amonium kuartener dengan complexing agent .................... II-7
Gambar II.3 Ilustrasi dari jarak interatomic ......................................................... II-9
Gambar III.1 Alur Proses Penelitian ..................................................................... III-3
Gambar III.6.1 Diagam Alir Penelitian Secara Keseluruhan ................................... III-6
Gambar III.6.2 Proses pembuatan rice bran oil dengan metode ekstraksi ............... III-6
Gambar III.6.3 Proses pembuatan crude biodiesel dengan metode acid
catalyzed methanolysis ................................................................... III-7
Gambar III.6.4 Tahap Pembuatan DES .................................................................... III-8
Gambar III.6.5 Diagram Alir Ekstraksi γ-Oryzanol Crude Biodiesel ..................... III-9
Gambar III.6.6 Diagram Alir Tahap 1 γ-Oryzanol .................................................. III-10
Gambar III.6.7 Diagram Alir Tahap 2 γ-Oryzanol ................................................... III-10
Gambar III.6.8 Diagram Alir Tahap 3 γ-Oryzanol ................................................... III-10
Gambar IV.1 Uji Pertama Crude Biodiesel Menggunakan GC ............................ IV-2
Gambar IV.2 Uji Kedua Crude Biodiesel Menggunakan GC ............................... IV-3
Gambar IV.3 DES dengan perbandingan molar ras .............................................. IV-4
Gambar IV.4 Konsentrasi γ-oryzanol di Upper Layer .......................................... IV-5
Gambar IV.5 Konsentrasi γ-oryzanol di Bottom Layer ....................................... IV-7
Gambar IV.6 % Yield Total γ -oryzanol Pada Produk ......................................... IV-9
Gambar IV.7 Diagram Alir Tahap 1 ..................................................................... IV-9
Gambar IV.8 % Yield Oryzanol Tahap 1 .............................................................. IV-11
Gambar IV.9 Diagram Alir Tahap 2 ...................................................................... IV-11
Gambar IV.10 % Yield Oryzanol Tahap 2 .............................................................. IV-13
Gambar IV.12 % Yield Oryzanol Tahap 3 .............................................................. IV-15
Gambar IV.13 Hasil Uji Thin Layer Chromatography (TLC) pada γ -oryzanol
standart, biodiesel, DES dan γ -oryzanol hasil ekstraksi ................. IV-24
Gambar IV.14 Diagram Korelasi Pembacaan FTIR ................................................ IV-25
Gambar IV.15 Hasil FTIR (Fourier Transform Infrared) Biodiesel, DES, dan γ-
Oryzanol hasil Ekstraksi suhu 30oC dengan waktu Ekstraksi
selama 480 menit ............................................................................ IV-26
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Viskositas dan konduktivitas dari beberapa DES...............................II-8
Tabel III.1 Data Ukuran Sampel dan Konsentrasi Reagen yang Digunakan
dalam Metode Perhitungan FFA Termodifikasi .............................. III-3
Tabel IV.1 Hasil Uji Pertama Crude Biodiesel Menggunakan GC
(gas chromatography) ..................................................................... IV-2
Tabel IV.2 Hasil Uji Kedua Crude Biodiesel Menggunakan GC ...................... IV-3
Tabel IV.3 Hasil Uji Konsentrasi γ-oryzanol Menggunakan Spektrofotometri pada
Upper Layer/Biodiesel ..................................................................... IV-4
Tabel IV.4 Hasil Uji Konsentrasi γ-oryzanol Menggunakan Spektrofotometri pada
Produk Kaya Akan Oryzanol ........................................................... IV-6
Tabel IV.5 % Yield γ-oryzanol total pada produk kaya akan oryzanol ........... IV-7
Tabel IV.6 % Yield γ-oryzanol Tahap 1 .......................................................... IV-10
Tabel IV.6 % Yield γ-oryzanol Tahap 2 .......................................................... IV-12
Tabel IV.7 % Yield γ-oryzanol Tahap 3 .......................................................... IV-14
Tabel IV.8 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 30˚C ............................ IV-15
Tabel IV.9 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 30 ˚C ........................... IV-16
Tabel IV.10 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 30˚C ........................... IV-17
Tabel IV.11 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 25˚C ............................ IV-17
Tabel IV.12 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 25˚C ............................ IV-18
Tabel IV.13 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 25˚C ........................... IV-19
Tabel IV.14 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 20˚C ............................ IV-19
Tabel IV.15 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 20˚C ............................ IV-20
Tabel IV.16 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 20˚C ........................... IV-21
Tabel IV.17 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 15˚C ........................... IV-21
Tabel IV.18 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 15˚C ........................... IV-22
Tabel IV.19 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 15˚C ........................... IV-23
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gamma oryzanol (γ- oryzanol) adalah campuran dari ferulates phytosteryl pada
minyak dedak padi (Scavariello dan Arellano, 1998). Xu dan Godber (1999)
menemukan bahwa 24-metilen cycloartanyl ferulate, cycloartanyl ferulate, campesteryl
ferulate, beta-sitosteryl ferulate dan campestanyl ferulate yang telah diidentifikasi
sebagai komponen utama dan ditemukan memiliki aktivitas antioksidan 10 kali lebih
besar dari pada tokoferol dan tokotrienol yang merupakan komponen utama dari vitamin
E. Oryzanol dapat terdegradasi pada laju yang rendah dari pada α-tochoperol pada suhu
yang tinggi, sehingga oryzanol merupakan antioksidan yang menjanjikan untuk
diaplikasikan pada suhu tinggi (Ju dan Zullaikah, 2013). Ishihara dan Ito (1982)
melaporkan bahwa γ- oryzanol selain bermanfaat dalam pengobatan gejala menopause,
juga bermanfaat dalam menurunkan kolesterol dalam darah, liver serta bermanfaat
melawan radikal bebas (Nakayama dkk, 1987).
Biodiesel adalah bahan bakar terbaharui, biodegradable, dan tak beracun yang
dibuat dari minyak atau lemak melalui reaksi transesterifikasi dengan alkohol.
Penggunaan bahan baku non-edible, low grade oil, berharga murah disertai by product
recovery bernilai ekonomis diperlukan guna menurunkan biaya produksi. Pemilihan
bahan baku biodiesel dari minyak dedak padi didasari dengan minyak dedak padi
berkandungan asam lemak yang tinggi sebagai minyak low-grade, murah, dan non
edible disertai recovery dan purifikasi senyawa-senyawa bioaktif didalamnya
merupakan bahan utama untuk menurunkan biaya produksi (Orchidea dkk, 2014).
Pemilihan bahan baku biodiesel dari minyak dedak padi juga didasari karena minyak
dedak padi memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, berbagai macam asam lemak,
senyawa-senyawa biologis aktif dan senyawa-senyawa antioxidant seperti : γ-oryzanol,
tocoperol, tocotrienol, phytosterol, polyphenol, dan squalene (Goffman dkk, 2003).
Kandungan minyak dari dedak padi sebesar 15-20%, dengan kadar free fatty acid (FFA)
sebesar 44,56% (Ju dan Siti, 2013; Nasir dkk, 2009). Crude biodiesel dari dedak padi
akan mengandung produk samping yang disebut dengan biodiesel residue terdiri dari
FFA, monogliserida (MG), digliserida (DG), trigliserida (TG) dan senyawa antioksidan
I-2
seperti oryzanol, tocopherols, tocotrienols phystosterol, polyphenols dan squalene (Ju
dan Vali, 2005; Kasim dkk, 2007).
Deep eutetic solvent adalah pelarut generasi baru yang terbentuk dari campuran
garam amonium kuartener dengan hydrogen bond donor (HBD). DES dibandingkan
pelarut organik tradisional, memiliki kelebihan karena tidak bersifat volatil dan tidak
mudah terbakar, sehingga penyimpanan lebih mudah. DES memiliki titik leleh yang
lebih rendah dibandingkan masing-masing komponen penyusunnya. DES bersifat polar
sehingga dapat digunakan untuk memisahkan biodiesel dari seperti FFA, trigliserida,
monogliserida dan digliserida yang bersifat non polar. DES dapat melarutkan air,
namun tidak dapat melarutkan biodiesel (Zhang dkk, 2012). Polaritas DES berbeda-
beda pada molar rasio komponen yang berbeda-beda (Abbott dkk, 2011). Shahbaz dkk
(2011) menggunakan DES dari methyl triphenyl phosphunium bromide dengan HBD
gilserol, etilen glikol dan trietilen glikol untuk menghilangkan gliserol dari biodiesel
berbahan baku minyak kelapa sawit. Dari penelitian ini diketahui bahwa gliserol sebagai
HBD tidak dapat menurunkan kandungan trigliserida (TG), digliserida (DG) dan
monogliserida (MG) dalam biodiesel. Sementara etilen glikol dan trietilen glikol
berhasil menurunkan kandungan TG, DG dan MG, dimana nilai FFA yang cukup tinggi.
Total gliserol berhasil diturunkan hingga memenuhi standar ASTM. Meskipun telah
banyak penelitian tentang aplikasi dari deep eutetic solvent, namun penggunaan
teknologi ini terfokus pada pemurnian biodiesel saja, bukan zat yang berhasil diekstrak
dari crude biodesel itu sendiri.
Metode yang telah dikembangkan dalam pemurnian dan isolasi oryzanol,
diantaranya ekstraksi solid-liquid ekstraksi (SLE), liquid-liquid (LLE), kristalisasi dan
silica-based chromatography seperti HPLC. Metode ekstraksi solid-liquid (leaching)
merupakan metode pemisahan dan pemurnian yang paling sederhana dalam ekstraksi
oryzanol. Metode yang telah dikembangkan dalam pemurnian dan isolasi oryzanol
adalah Supercritical fluid extraction (SFE). Namun penggunaan SFE mempunyai
kendala seperti laju alir dan tekanan yang fluktuatif menyebabkan hasil yang bervariasi,
peralatan dan pemasangan yang mahal (Narayan, 2006). Ekstraksi oryzanol dari
biodiesel menggunakan DES belum pernah dilaporkan. Sehingga pada penelitian ini
dilakukan dengan metode liquid-liquid extraction menggunakan pelarut DES. DES yang
digunakan adalah DES berbasis CHCl sebagai garam ammonium kuartener dan etilen
I-3
glikol sebagai HBD. Kolin klorida dipilih karena murah, biodegradable dan tidak
bersifat toksik. Pemilihan etilen glikol sebagai HBD berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya bahwa freezing point DES dengan HBD etilen glikol berada pada suhu
dibawah 25oC, memiliki melting point yang rendah, serta viskositas yang kecil pada
suhu ruang dibandingkan DES dari HBD lainnya pada molar rasio 1:2 (Zhang dkk,
2012). HBD ini efisien untuk menghilangkan impurities yang bersifat polar dari
biodiesel dan juga dapat melarutkan lipid dengan baik. Dengan terjadinya pembentukan
biodiesel sehingga kandungan FFA menurun drastis.
I.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini digunakan deep eutetic solvent sebagai pelarut untuk
mengekstrak oryzanol dari biodiesel minyak dedak padi. Sifat kelarutan γ- oryzanol
dengan larutan DES didasarkan pada ikatan senyawanya. γ- oryzanol mengandung
senyawa OH, dimana senyawa ini akan terikut ke dalam larutan DES. Pengaruh pada
proses ekstraksi oryzanol yaitu waktu ekstraksi, suhu ekstraksi, perbandingan pelarut
yang digunakan, dan komponen-komponen yang ada di dalam bahan baku.
I.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Varietas padi yang digunakan adalah dedak padi dari jenis IR 64, diambil dari
Banyuwangi kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada suhu di bawah
20 oC untuk mengurangi laju hidrolisa lemak membentuk FFA dalam dedak.
2. Pembuatan biodiesel menggunakan metode acid-catalyzed methanolysis dengan
suhu 60oC, waktu reaksi 8 jam, rasio rice brain oil/metanol adalah 1:10 dan katalis
asam sulfat 2 %wt.
3. Temperatur operasi untuk proses pembuatan deep eutectic solvent adalah 60oC
dengan pengadukan 300 rpm (Shahbaz dkk, 2010).
4. Kecepatan pengaduk saat ekstraksi adalah 200 rpm (Shahbaz dkk, 2010).
5. Pelarut yang digunakan untuk pemurnian biodiesel adalah deep eutectic solvent
dengan rasio molar antara CHCl : etilen glikol (1:2).
I-4
I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi terhadap yield oryzanol yang
dihasilkan.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap yield oryzanol yang
dihasilkan.
I.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode yang efektif untuk
mendapatkan % yield oryzanol yang optimum, biaya produksi yang rendah dan mudah
untuk diterapkan pada skala industri serta mampu meningkatkan stabilitas harga
produk farmasi.
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Oryzanol
Steryl ferulat pertama kali ditemukan dalam RBO pada tahun 1954 oleh Kaneko dan
Tsuchiya, substansi ini sukses diaplikasikan sebagai vitamin. Substansi ini diisolasi dari
RBO (Oryza Sativa L.) dan mengandung gugus hidroksil maka substansi ini disebut
oryzanol. γ-oryzanol mempunyai aktivitas yang tinggi sebagai antioksidan, bahkan empat
kali lebih efektif menghentikan oksidasi dalam jaringan tubuh dibanding vitamin E (Patel
dkk, 2004). Hal ini disebabkan karena γ-oryzanol mengandung asam ferulat yang
merupakan antioksidan asam penolik. Ketiga komponen utama γ oryzanol mempunyai
aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding empat komponen vitamin E (α- dan γ-tokoferol
serta α dan γ-tokotrienol). γ-oryzanol didalam RBO secara umum terdiri campuran minimal
10 phytosteryl ferulates. Menurut Xu dkk (2001), komponen γ-oryzanol yang mempunyai
aktivitas antioksidan paling tinggi adalah 24-methylene cycloartenyl ferulate. Struktur
molekular dari dari trans-ferulate dari lima phytosterol ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar II.1 Struktur beberapa senyawa γ-oryzanol
II-2
Oryzanol mempunyai sifat unik yaitu bisa mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan
trigliserida tanpa mengurangi kolesterol baik (HDL) (Gosh, 2007). Oryzanol mempunyai
banyak aktivitas biologis (anti kolesterol, perlindungan kulit dari radiasi sinar matahari)
yang menjadikan oryzanol menjadi salah satu bahan baku yang baik untuk farmasi, dan
makanan (Juliano dkk, 2005). Oryzanol mempunyai sifat sebagai pengemulsi yang baik dan
pengadsorb sinar UV, maka oryzanol dijadikan sebagai salah satu bahan aktif beberapa
produk kosmetik seperti krim kulit, krim matahari, dan sabun kecantikan (Graf, 1992).
Oryzanol juga meningkatkan pelepasan endorphin (pelepasan rasa sakit), membantu
pertumbuhan, melancarkan sirkulasi darah, menstimulasi sekresi hormon, dan
meningkatkan pertumbuhan jaringan otot selama proses pembakaran lemak dalam tubuh.
Selain itu, oryzanol juga mampu melancarkan peredaran darah, mempercepat metabolisme,
dan sebagai antibiotik serta anti bakteri. Senyawa ini juga telah dilaporkan baik untuk
penyakit saraf otonom. Penambahan senyawa oryzanol pada formula makanan dapat
bermanfaat bagi kalangan orang – orang yang mempunyai aktivitas dinamik seperti atlet.
Selain itu, oryzanol juga digunakan sebagai suplemen penambah konsentrasi, dan
memperkuat sistem kesetimbangan tubuh.
II.2 Ekstraksi Oryzanol
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah
zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi bertujuan untuk melarutkan
senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam pelarut yang dipakai
untuk proses ekstraksi tersebut.
Pada pemurnian oryzanol ada beberapa metode yang telah dikembangkan dalam
isolasi oryzanol, diantaranya ekstraksi solid-liquid (leaching), ekstraksi liquid-liquid (LLE),
dan kristalisasi atau presipitasi. Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
memilih pelarut sebagai proses ekstraksi antara lain:
Selektivitas pelarut
Pelarut hanya dapat melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen
lainnya dari bahan yang diekstrak.
II-3
Kelarutan
Pelarut harus mempunyai kemampuan untuk melarutkan solute sesempurna
mungkin. Kelarutan solute terhadap pelarut yang tinggi akan mengurangi jumlah
penggunaan pelarut.
Kerapatan
Perbedaan kerapatan yang besar antara solvent dan solute akan memudahkan
pemisahan keduanya.
Titik Didih
Pada proses ekstraksi biasanya pelarut dan solute dipisahkan dengan cara
penguapan dan distilasi. Oleh karena itu, titik didih kedua bahan tidak boleh
terlalu dekat. Dari segi ekonomi akan menguntungkan bila titik didih pelarut
tidak terlalu tinggi.
Viskositas Pelarut
Pelarut harus mampu berdifusi ke dalam maupun ke luar dari padatan agar bisa
mengalami kontak dengan seluruh solute. Oleh karena itu, viskositas pelarut
harus rendah agar dapat masuk dan keluar dengan mudah dari padatan.
II.2.1 Solid-Liquid Extraction (SLE)
Ekstraksi solid-liquid (leaching) merupakan metode pemisahan dan
pemurnian yang paling sederhana. Prinsip ekstraksi solid-liquid yaitu pada kelarutan
senyawa dari padatan, terdapat senyawa inert dan senyawa aktif yang diambil oleh
pelarut. Ekstrak dapat berupa padatan atau cairan, misalnya minyak dalam biji
minyak atau dispersi padatan seperti caffeine daman kopi. Proses ekstraksi solid-
liquid termasuk tahap persiapan material yang akan diekstrak, pemisahan dan
recovery pelarut dari ekstrak ataupun residu (Gamse, 2010). Pada ekstraksi padat
cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat
dengan bahan pelarut. Pada ekstraksi yaitu pada bahan ekstraksi dicampur dengan
pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan
ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk dibagian dalam
II-4
bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi anatara
larutan tersebut dengan larutan luar bahan padat. Dalam ekstraksi padat cair, larutan
yang mengandung komponen yang digunakan harus bersifat tak campur dengan
cairan lainnya. Proses ini banyak digunakan dalam pemisahan minyak dari bahan
yang mengandung minyak (Ibrahim.2009). Proses ini merupakan ekstraksi
komponen terlarut dari fase padat terlarut dengan menggunakan pelarut yang cocok.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kecepatan ekstraksi yang tinggi
pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
a. Perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan
fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas
mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin lebih besar dibandingkan dengan
laju alir bahan ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
Proses leaching umumnya digunakan untuk dua tujuan yaitu mengekstraksi
oryzanol dari dried soapstock dan ekstraksi pengotor dari fasa yang kaya oryzanol
(oryzanol enriched). Dasar pemilihan pelarut, pada metode leaching adalah
perbedaan kelarutan dari oryzanol dan pengotor di dalam pelarut leaching.
Parameter proses yang dibutuhkan dan patut untuk dipertimbangkan adalah rasio
padatan ke pelarut, temperatur dan waktu. Polaritas pelarut juga mempengaruhi
jumlah oryzanol yang terekstrak. Ekstrabilitas meningkat seiring dengan
meningkatnya polaritas pelarut.
II.2.2 Liquid-Liquid Extraction (LLE)
Pada ekstraksi liquid-liquid, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi liquid-liquid terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan
(misalnya pembentukan azeotrop karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak
II-5
ekonomis. Seperti ekstraksi solid-liquid, ekstraksi liquid-liquid selalu terdiri dari
sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan
pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Ekstraksi cair-cair
(liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan pembawa
(diluen) menggunakan solvent cair. Campuran diluen dan solvent ini adalah
heterogen ( immiscible, tidak saling campur). Apabila dipisahkan akan membentuk
2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solvent (ekstrak). Perbedaan konsentrasi
solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan
pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada. Gaya
dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat
ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang. Pada ekstraksi
cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan
bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya
untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk
minyak bumi dan garam. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya pembentukan
azeotrop karena kepekaannya terhadap panas). Seperti halnya pada proses ekstraksi
padat-cair, ekstraksi cair- cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua
fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan
massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan
masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).
Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:
1. Komponen larutan yang sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi
meskipun pada kondisi vakum.
2. Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan.
3. Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.
Berdasarkan sifat diluen dan solvent, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem:
a. Immiscible extraction, solvent (S) dan diluen (D) tidak saling larut.
b. partially miscible, solvent (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya ,
II-6
meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase
diluen dan fase solvent.
II.3 Deep Eutectic Solvent
Eutektik adalah campuran dari dua komponen yang memiliki titik leleh
terendah. Penurunan titik beku berhubungan dengan kekuatan interaksi antara dua
komponen. Pelarut eutektik (DES) telah muncul selama dekade terakhir sebagai kelas
cairan ionik (ILS). Dalam arti luas, DES biasanya dibentuk dengan mencampur garam
amonium kuaterner (biasanya kolin klorida dan turunannya) dengan molekul donor ikatan
hidrogen seperti amina, amida, alkohol, asam karboksilat, gula atau poliol. Pencampuran
dua komponen ini pada saat pemanasan dengan rasio molar tertentu dan berpengaruh pada
titik leleh. Di mana tidak ada waste yang diproduksi dan tidak ada langkah-langkah
pemurnian lebih lanjut yang diperlukan.
Garam amonium kuartener seperti choline chloride dapat dijadikan pelarut dengan
digabungkan dengan suatu complexing agent. Terdapat tiga tipe complexing agent yaitu
metal salt, hydrated salt mixtures dan hydrogen bond donor. Tipe pertama yaitu metal salt
mudah dibuat dan tidak bereaksi dengan air serta memiliki viskositas yang besar, biasanya
digunakan untuk proses coating karena bersifat resisten terhadap korosi. Tipe kedua yaitu
hydrated salt mixtures lebih rendah viskositasnya dibandingkan tipe pertama, tipe ini
biasanya digunakan untuk proses plating, sedangkan tipe ketiga yaitu hydrogen bond
donor, dimana pelarut yang dihasilkan disebut ―Deep Eutectic Solvent” yang dapat
digunakan sebagai solvent untuk berbagai proses. Keuntungannya adalah harga yang
murah, tidak beracun, biodegradable dan tidak mudah terbakar. DES dapat melarutkan
berbagai macam solute seperti garam, senyawa organik polar, metal oksida, asam amino,
enzim dan surfaktan (Abbott dkk, 2003; Abbot dkk, 2004).
II-7
Gambar II.2 Garam amonium kuartener dengan complexing agent
(Sumber: Abbot dkk ppt)
Mengatasi harga yang tinggi dan toksisitas dari Ionic Liquid Solvent (ILS), maka
dibuat suatu pelarut generasi baru bernama Deep Eutectic Solvent (DES). Pembentukan
DES dapat diperoleh hanya dengan pencampuran dua komponen yang bersifat aman
(murah, terbarukan dan biodegradable) dan mampu membentuk campuran eutektik. Salah
satu komponen yang paling luas digunakan untuk pembentukan DES ini adalah choline
chloride (CHCl). CHCl sangat murah, biodegradable dan tidak beracun. Suatu garam
amonium kuaterner yang dapat diekstrak dari biomassa atau disintesis dari cadangan fosil.
Saat dikombinasikan dengan komponen aman sebagai donor ikatan hidrogen seperti urea,
asam karboksilat terbarukan (misalnya oksalat, sitrat, suksinat atau amino asam) atau poliol
terbarukan (misalnya gliserol, karbohidrat), CHCl mampu dengan cepat membentuk DES.
Meskipun sebagian besar dari DES adalah terbuat dari CHCl sebagai spesies ionik, DES
tidak dapat dianggap sebagai ILS karena DES tidak seluruhnya terdiri dari spesies ion dan
juga dapat diperoleh dari spesies non-ionik. Dibandingkan dengan ILS tradisional, DES
yang berasal dari CHCl memiliki banyak keuntungan seperti :
1. Harga rendah.
2. Inert secara kimia dengan air (memudahkan saat storage).
3. Mudah saat preparasi karena DES diperoleh hanya dengan mencampur dua
komponen, sehingga tidak memerlukan masalah pemurnian dan pembuangan
limbah yang umumnya ditemui dengan ILS.
4. Kebanyakan dari DES adalah biodegradable, biocompatible dan tidak beracun.
Untuk alasan ini, DES berasal dari CHCl juga akrab disebut biokompatibel atau
biorenewable cairan ionik dalam beberapa studi (Yu dkk, 2008; Weaver dkk, 2010;
Zhang dkk, 2012).
II-8
DES umumnya terdiri dari dua atau tiga komponen yang mampu berinteraksi dengan
satu sama lain, melalui interaksi ikatan hidrogen, untuk membentuk campuran eutektik.
DES yang dihasilkan ditandai dengan melting point yang lebih rendah dibandingkan
dengan setiap komponen individu. Sebagian besar dari DES berwujud cair antara suhu
kamar-70 oC. Dalam kebanyakan kasus, DES diperoleh dengan mencampur garam
amonium kuaterner dengan garam logam atau Hydrogen Bond Donor (HBD) yang
memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa kompleks dengan anion halida dari
garam amonium kuaterner.
II.4 Viskositas dan konduktivitas pada DES
Viskositas menggambarkan gesekan antar lapisan fluida ketika satu lapisan
bergerak melewati lapisan yang lain. Sebagian besar dilaporkan beberapa DES memiliki
nilai viskositas tinggi, lebih tinggi dari 100 cp seperti pada tabel berikut (untuk
perbandingan, viskositas air 0.89 cp pada suhu kamar)
Tabel II.1 Viskositas dan konduktivitas dari beberapa DES pada suhu tertentu
Garam
Kuartener HBD
Garam:HBD
(Molar Ratio)
Viskositas
(cp)(Temperatur)
Konduktivitas
(mS. cm1)(temperatur)
ChCl Urea 1:2 750 (25oC) 0,20 (40oC)
ChCl Ethylene glycol 1:2 37 (25oC) 7,61 (20oC)
ChCl Glycerol 1:2 359 (25oC) 1,05 (20oC)
EtHN3Cl CF3CONH2 1 : 1,5 256 (40oC) 0,39 (40oC)
EtHN3Cl Acetamide 1 : 1,5 64 (40oC) 0,69 (40oC)
EtHN3Cl Urea 1: 1,5 128 (40oC) 0,35 (40oC)
AcChCl Urea 1 : 2 2214 (40oC) 0,02 (40oC)
(sumber: Abbott dkk; D' Agostino dkk, 2004)
Mengingat bahwa DES memiliki potensi besar sebagai media yang renewable,
pengembangan DES digunakan untuk operasi beberapa proses sehingga biaya operasional
II-9
dapat dikurangi secara signifikan. Viskositas DES dipengaruhi oleh sifat kimia dari
komponen, kadar air dan suhu.
II.5 Karakteristik DES dari Kolin Klorida dan Etilen Glikol
Deep Eutectic Solvent dibuat dengan mencampurkan suatu garam ammonium
kuartener yaitu choline chloride (2-Hydroxy-N,N,N-trimethylethanaminium chloride) dan
etilen glikol sebagai donor ikatan hidrogen. Titik eutektik antara etilen glikol dan choline
chloride pada perbandingan molar rasio garam/HBD 1:2 dengan melting point pada suhu
296,15 K (Garcia dkk, 2015). Etilen glikol dimer sebagai HBD saling berinteraksi satu
sama lain (pada perbandingan molar rasio CHCL/Etilen Glikol adalah 1:2) yaitu
membentuk ikatan hidrogen dengan pola berbentuk siklik, dimana jarak ikatan O---H
adalah 1,944 Å (Wagle dkk, 2016). Sedangkan kolin klorida memiliki 3 jenis bond yaitu C-
N, C-O dan C-C dengan jarak 0,01 Å dengan struktur kristal (Hjortas dkk, 1971). Jarak
bond pada kolin klorida yang kecil atau sangat berdekatan mengakibatkan senyawa ini sulit
untuk membentuk liquid pada suhu kamar.
Berdasarkan penelitian Wagnel dkk (2016) DES dari campuran kolin klorida
dengan etilen glikol (ethaline) akan membentuk 3 interaksi CH---O, yaitu interaksi antara
oksigen dari etilen glikol dengan metil proton pada kolin klorida. Jarak interaksi pada H---
O adalah sebesar 2,146-2,440 Å. Selain itu juga terjadi interaksi antara H pada etilen glikol
dengan Cl- pada CHCl membentuk ikatan H---Cl- dengan jarak 2,271-2,474 Å. Cl- selaku
anion pada CHCl membentuk centerpiece dengan berinteraksi dengan 5 grup hidroksil, satu
gugus hidroksil dari kation pada choline dan 4 dari 2 molekul etilen glikol. Ilustrasi dari
interaksi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar II.3 Ilustrasi dari jarak interatomik pada ethaline (CHCl+EG) pada M06-2X/6-
311++G(d,p). Warna merah sebagai choline---Cl-, hijau sebagai HBD—Cl-, biru
sebagai choline---HBD dan hitam sebagai HBD---HBD.
II-10
Ikatan hidrogen terjadi ketika ada interaksi tarik menarik antara atom yang bersifat
elektronegatif dengan atom hidrogen yang terikat pada atom lain yang juga bersifat
elektronegatif. Beberapa atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi yaitu N, F, Cl dan
O. Sehingga pada DES ini membentuk ikatan hidrogen karena adanya interaksi antara H
pada HBD dengan Cl-, dimana Cl- adalah unsur pada golongan VII A yang memiliki
keelektronegatifan besar yaitu sebesar 3.0. Selain itu juga terjadi ikatan hidrogen antara
metil proton (CH) pada choline dengan oksigen dari HBD.
II.6 Penelitian Terdahulu
1. Tian dkk (2013) menggunakan DES untuk ekstraksi flavonoid sebagai antioksidan,
pada penelitian ini digunakan variasi HBD yaitu menggunakan etilen glikol,
gliserol, 1,2-butanadiol, 1,3 butanadiol, 1,4 butanadiol, 2,3 butanadiol, 1,6
hexanadiol. Selain itu juga digunakan variasi waktu ekstraksi yaitu 30, 40 dan 50
menit, suhu ekstraksi yaitu 60, 70 dan 80 oC, perbandingan solid dan liquid serta
variasi jumlah air yang ditambahkan untuk mengurangi viskositas DES. Kondisi
optimal didapat pada penambahan 35 %wt air, CHCl/ 1,4 butadienol dengan molar
rasio 1/5, suhu operasi 70 oC. Hasil dari analisa response surface methodology
(RSM) menunjukkan bahwa temperatur paling berpengaruh pada proses ekstraksi
karena temperatur dapat mempengaruhi difusi, viskositas, tegangan permukaan dan
kelarutan.
2. Saska dan Rosssiter pada tahun 1998 meneliti tentang simulasi pemisahan dengan
moving bed chromatography dengan menggunkan silika untuk recovery γ-oryzanol
dari degummed and dewaxed minyak dedak padi yang mengandung 1,2 – 1,6 % γ-
oryzanol. Crude pruduk yang dihasilkan dengan kandungan γ-oryzanol 12 - 15%
dan 90 – 95% produk murni di recovery dari larutan konsentrat dengan kristalisasi
menggunakan heptane. Dengan recycle dari cairan kristalisasi, secara keseluruhan
recovery γ-oryzanol berkisar 85-90% dan berpotensial lebih tinggi lagi.
3. Xu dan Godber (1999) melakukan pemurnian oryzanol dari crude RBO dengan
menggunakan metode normal phase HPLC. Sedangkan pemisahan masing–masing
II-11
komponen dari oryzanol menggunakan reverse phase HPLC, 10 fraksi telah
teridentifikasi strukturnya. Identifikasi menggunakan GC/MS dengan sebuah
tumbukan elektron spectrum massa setelah komponen ditransformasikan dengan
trimethylsilyl ether. Kesepeuluh komponen γ-oryzanol yaitu Δ7-stigmastenyl
ferulate, stigmasteryl ferulate, cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl
ferulate, Δ7-campestenyl ferulate, campesteryl ferulate, Δ7-sitostenyl ferulate,
sitosteryl ferulate, compestanyl ferulate, dan sitostanyl ferulate. Namun 3 komponen
utama γ-otyzanol cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl ferulate, dan
campesteryl ferulate.
4. Narayan dkk (2006) melakukan kritalisasi menggunakan unsaponifiable matter dari
soapstock (diperoleh dari leaching, pretreated dan soapstock dehidrasi) sebagai
bahan baku awal untuk kristalisasi oryzanol. Pelarut untuk kristalisasi menggunakan
menggunakan campuran aceton dan methanol dalam proporsi yang berbeda pada
temperatur refluks. Setelah didinginkan pada temperatur ruang, impurities (waxes)
yang tertahan dibuang. Cairan impurities dipisahkan, didinginkan 5 – 10 0C
semalam untuk kristalisasi oryzanol. Kemurnian oryzanol yang diperoleh sebesar
65% (w/w), yield 70% (w/w). Penemuan baru dalam proses ini untuk meningkatkan
kemurnian oryzanol adalah pemilihan material awal (perlakuan awal dan dehidrasi
RBOS) yang mempunyai resisten transfer massa sedikit karena meningkatnya
surface area dan hilangnya sebagian impurities seperti gum. Dengan
menggabungkan rekristalisasi kedua setelah kristalisasi awal.
5. Kasim,dkk pada tahun 2007 meneliti tentang isolasi oryzanol dari residu biodiesel,
dengan dewaxing, degumming, acid catalyzed esterification dan vacum destilation
kandungan oryzanol naik sebesar 16%. Setelah menggunakan ekstraksi solvent,
kandungan oryzanol meningkat dari 16 – 35% dengan recovery 88% sedangkan
untuk ekstraksi soxhlet kandungan oryzanol naik sebesar 47 % dengan recovery
97%. Hasil paling optimal diperoleh dengan menggunakan kolom kromatografi
silika gel sebesar 83,79% kandungan oryzanol dengan recovery sebesar 81,75%.
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah biodiesel dari
minyak dedak padi IR 64 dari Banyuwangi, sebelum digunakan dedak padi
disaring terlebih dahulu untuk memisahkan impurities yang terikut di dalam dedak
padi. Dedak padi disimpan pada suhu 5oC untuk menjaga kandungan FFA (Lai
dkk, 2005). Dedak padi disimpan dibawah suhu kamar agar enzim lipase yang
dapat menghidrolisa trigliserida tidak cepat aktif sehingga dedak padi tidak
berbau tengik. Bahan lain yang digunakan adalah methanol, n-hexane, asam sulfat
(H2SO4), aquadest, choline chloride (CHCl), etilen glikol, aceton, etanol,
indikator PP, dan NaOH.
III.2 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel tetap
- Dedak padi IR 64 seberat 50 gram untuk ekstraksi
- Biodiesel yang digunakan untuk ekstraksi/ pemurnian seberat 1 gram
- Penelitian menggunakan biodiesel dari minyak dedak padi dengan
menggunakan DES (deep eutectic solvent). Rasio molar antara CHCl:
etilen glikol adalah 1:2 (kondisi eutektik)
- Waktu reaksi 8 jam.
Variabel bebas
1. Waktu ekstraksi yaitu 15, 30, 45, 60, 120, 240, dan 480 menit.
2. Suhu ekstraksi yaitu 15°C, 20°C, 25°C, dan 30°C
Variabel respon
- Yield oryzanol (%)
III-2
III.3 Prosedur Penelitian
III.3.1 Tahap ekstraksi minyak dedak padi
Tahap pertama adalah ekstraksi minyak dedak padi dari dedak padi IR 64
Banyuwangi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Dedak padi
sebanyak 50 g dimasukkan ke dalam kertas saring kemudian dimasukkan
ke dalam soxhlet. N-hexane sebanyak 300 mL dimasukkan ke dalam round
bottom flask volume 500 mL yang dilengkapi dengan pemanas mantel dan
terhubung dengan kondensor reflux. Larutan N-hexane kemudian
dipanaskan hingga mencapai suhu 70oC. Waktu ekstraksi dilakukan selama
8 jam. Waktu ekstraksi dilakukan sebanyak 27 cycle, dengan cycle pertama
selama ± 2 jam. Kemudian larutan hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam
rotary evaporator untuk memisahkan N-hexane dan minyak dedak padi.
Minyak dedak padi kemudian ditimbang untuk mengetahui yield yang
dihasilkan dan menganalisa kadar FFA dari minyak.
III.3.2 Tahap Pembuatan Biodiesel
Proses pembuatan biodiesel menggunakan metode acid catalyzed
methanolysis yang telah dilakukan oleh Zullaikah dkk (2005). Berdasarkan
penelitian tersebut, 10 g minyak dedak padi direaksikan dengan metanol
pada tekanan atmosfer dengan suhu 60oC, rasio molar minyak/metanol 1:10
dan katalis asam sulfat 2 wt% adalah kondisi operasi terbaik untuk
menghasilkan biodiesel. Oleh karena itu, pada penelitian ini biodiesel yang
akan digunakan untuk proses ekstraksi diolah dengan kondisi operasi yang
sama. Biodiesel kemudian ditimbang untuk mengetahui yield yang
dihasilkan dan menganalisa kadar FFA dari minyak.
III.3.3 Tahap Pembuatan DES
Membuat DES dengan rasio molar antara CHCl dan etilen glikol 1:2. CHCl
dan etilen glikol dicampurkan dengan perbandingan tersebut ke dalam
beaker glass yang dipanaskan pada suhu 60o
C disertai pengadukan hingga
cairan transparan terbentuk.
III-3
III.3.4 Tahap Ekstraksi γ-Oryzanol
Biodiesel diekstraksi dengan metode liquid-liquid extraction (LLE)
menggunakan pelarut DES. DES yang telah disintesis ditambahkan ke
dalam biodiesel dengan perbandingan molar rasio biodiesel/DES 1:2. Waktu
ekstraksi selama 15, 30, 45, 60, 120, 240, dan 480 menit dengan variasi
suhu ekstraksi 15oC, 20
oC, 25
oC, dan 30
oC. Setelah waktu ekstraksi selesai,
sampel didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk lapisan atas dan lapisan
bawah, kemudian lapisan atas (biodiesel) dipisahkan dari lapisan bawah
(DES) dengan menggunakan separator funnel.. Dimana lapisan atas adalah
biodiesel yang lebih murni sedangkan lapisan bawah adalah larutan DES
beserta komponen terikut lainnya seperti γ-oryzanol. Oryzanol pada lapisan
bawah dipisahkan dengan penambahan aceton. Oryzanol akan larut dalam
aceton. Sampel didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk lapisan atas dan
lapisan bawah, kemudian lapisan atas (Aceton dan Oryzanol) dan lapisan
bawah (DES) dipisahkan dengan menggunakan separator funnel. Lapisan
Atas kemudian dipisahkan menggunakan vacumm evaporator sesuai setting
boiling point acetone dengan tekanan 50 mmHg untuk memisahkan aceton
dan Oryzanol. Oryzanol yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan
spektrofotometri.
III.4 Analisa
1. Analisa Asam Lemak Bebas/FFA
Analisa asam lemak bebas/ FFA dengan metode titrasi sesuai dengan AOCS
official methode Ca 5a-40 yang telah dimodifikasi seperti pada penelitian
yang telah dilakukan oleh Rukunudin dkk, 1998.
Tabel III.1 Data Ukuran Sampel dan Konsentrasi Reagen yang Digunakan
dalam Metode Perhitungan FFA Termodifikasi.
FFA range (%) Berat minyak (g) Volume etil alkohol (mL) Normalitas NaOH (N)
0,01-0,2 5,64 5 0,013
0,2-1 2,82 5 0,013
1-30 0,7 7,5 0,031
III-4
30-50 0,7 10 0,13
50-100 0,35 10 0,125
Prosedur analisa FFA yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Sebanyak 0,7 gram minyak di tambahkan ke dalam erlenmeyer. Ethanol 7,5
ml ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya larutan dipanaskan
hingga suhu 50°C disertai pengadukan. Indikator PP dimasukkan sebanyak
3 tetes. Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH 0,031 N
hingga larutan berwarna merah jambu.
% FFA =
2. Analisa Spektrofotometri Uv-Vis
Membuat kurva kalibrasi γ-oryzanol dengan menggunakan larutan
standart. Oryzanol standart dilarutkan dalam n-hexane dan dihitung
konsentrasinya, kemudian dilakukan beberapa kali pengenceran dengan
perhitungan konsentrasi yang berbeda. Setiap konsentrasi oryzanol
dilakukan uji spektrofotometri (UV-vis Spechtrophotometer V-550)
untuk mengetahui panjang gelombang yang dihasilkan. Absorbansi
dilakukan pada panjang gelombang 200-400 nm. Dari data konsentrasi
dan absorbansi larutan standart dapat dibuat grafik larutan standart
sebagai acuan penentuan konsentrasi oryzanol pada sampel. Sampel yang
dilarutkan dengan N-Hexane dimasukkan dalam kuvet 1-cm sel quartz
dan dioperasikan dalam bandwith = 1 nm serta data pitch = 1 nm.
Abrorbansi yang dihasilkan oleh sampel kemudian diaplikasikan
kedalam grafik larutan standart agar dapat diketahui konsentrasinya.
3. Analisa TLC
Thin Layer Chromatography (TLC) digunakan untuk menganalisa secara
kualitatif konsentrasi oryzanol yang terkandung didalam biodiesel, DES, dan
oryzanol recovery. Sampel dilarutkan kedalam heksan dan ditotolkan pada
lembar aluminium putih TLC berukuran 20x20 cm. Langkah yang sama
dilakukan dengan standar oryzanol. Kemudian plate dicelupkan kedalam
fase bergerak, heksan/etil asetat/ asam asetat (90:10:1, v/v/v) didalam gelas
III-5
vessel yang tertutup. Spot divisualkan dibawah sinar UV dan diidentifikasi
dengan standar yang telah dipakai.
4. Analisa % FAME (Crude biodiesel) dengan menggunakan Gas
Kromatografi.
Kandungan FAME crude biodiesel ditentukan secara kuantitatif dengan GC
tipe HP 6890 Series produksi Hewlett-Packard Inc. Sampel diinjeksikan ke
dalam GC. Kolom GC yang digunakan adalah capillary column HP 19095P-
QO4. Kecepatan gas pembawa 40 ml/ menit pada suhu 300⁰C.
5. Analisa FTIR
Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan
materi. Molekul senyawa kompleks yang ditembak dengan energi dari
sumber sinar yang akan menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi.
FTIR yang digunakan Interferometer tipe Nicolet IS 10. Kandungan
kualitatif yang diuji adalah biodiesel, DES dan Oryzanol setelah ekstraksi
dari hasil terbaik yang didapatkan. Hal ini bertujuan untuk menentukan
kandungan oryzanol yang masih tersisa didalam sample.
III-6
III.5 Diagram Alir Penelitian
Gambar III.6.1 Diagam Alir Penelitian Secara Keseluruhan
Gambar III.6.2 Proses pembuatan rice bran oil dengan metode ekstraksi
• Suhu ekstraksi 70oC
• Waktu ekstraksi selama 8 jam
50 g dedak padi
Hexane 300 mL Soxhlet extraction
Crude rice bran oil
Start
Finish
Ekstraksi Rice Bran Oil
Membuat Crude Biodiesel
Ekstraksi Oryzanol dengan Deep Eutetic Solvent
Recovery Oryzanol
Start
Finish
III-7
Gambar III.6.3 Proses pembuatan crude biodiesel dengan metode acid catalyzed
methanolysis (Zulaikkah dkk, 2005)
350 mL N-hexan ke dalam crude biodiesel oil
Pengadukan dengan kecepatan 100-300 rpm
Pencucian dilakukan sebanyak 3 kali
Start
Acid Catalyzed methanolysis
10 gram dedak padi
Rasio molar minyak : methanol (1:10)
Asam sulfat 2wt%
Suhu reaksi 60oC
Waktu reaksi 8 jam
Wet washing
Water phase +solid phase
(kabohidrat,protein)
Crude Biodiesel dalam fase hexane
(FAME,TG,MG,Oryzanol,tocols,dll)
Crude Biodiesel
Analisa FFA
Finish
N-Hexane
III-8
Gambar III.6.4 Tahap Pembuatan DES
CHCl Etilen Glikol
DES
• Suhu operasi 60oC
• Rasio molar antara CHCl dan etilen
glikol 1:2 (kondisi eutektik)
III-9
Gambar III.6.5 Diagram Alir Ekstraksi γ-Oryzanol Crude Biodiesel
Waktu Settling Selama 2 Jam
Ekstraksi dengan Deep Eutectic Solvent
Crude Biodiesel • Molar rasio biodiesel : DES adalah 1:2
• Waktu ekstraksi 15, 30, 45, 60, 120, 240, dan 480 menit
• Temperatur ekstraksi 15, 20, 25, dan 30°C
• Kecepatan pengadukan 200 rpm. .
Separator Funnel
Lapisan Bawah
(DES dan komponen terikut (γ-oryzanol, tocoperol, pitosterol)
Analisa
Spektrofotometri
Rasio DES: Acetone 1:1 (v/v)
Waktu ekstraksi 15 menit
Kecepatan pengadukan 200 rpm
Lapisan Atas
(Biodiesel)
DES Aceton + γ-oryzanol dan komponen lainnya
γ-oryzanol dan
komponen lainnya
Acetone
Analisa Spektrofotometri
Separator Funnel
Finish
Start
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
III-10
III.6.6 Diagram Alir Tahap 1 γ-Oryzanol
III.6.7 Diagram Alir Tahap 2 γ-Oryzanol
III.6.8 Diagram Alir Tahap 3 γ-Oryzanol
Ekstraksi Oryzanol
DES + Mixture
Compounds
Aceton Aceton+Oryzanol
DES
Rotary Vacuum Evaporator
Aceton+Oryzanol
Oryzanol
Aceton
DES
Crude Biodiesel
Ekstraktor Biodiesel
DES + Oryzanol
IV-1
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pembuatan Biodiesel dari RBO
Crude RBO akan menghasilkan produk samping yang disebut dengan biodiesel
residue yang kaya akan senyawa antioksidan seperti γ-oryzanol, tocopherols,
tocotrienols phystosterol, polyphenols dan squalene (Ju dan Vali, 2005; Kasim dkk,
2007). Antioksidan tersebut harus diisolasi dari biodiesel untuk mengurangi biaya
produksi dari biodiesel (Ju dan Siti, 2013). Bahan baku penelitian ini adalah crude
biodiesel yang terbuat dari minyak dedak padi. Minyak dedak padi yang didapatkan dari
ekstraksi dedak padi IR 64 dari Banyuwangi. Faktor yang mempengaruhi proses
ekstraksi adalah temperatur ekstraksi, waktu ekstraksi, ukuran bentuk dan kondisi
partikel padatan serta jenis pelarut. Semakin tinggi temperatur, laju pelarutan zat terlarut
oleh pelarut semakin tinggi dan laju difusi pelarut ke dalam serta ke luar padatan.
Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin lama pula waktu kontak antara pelarut n-
hexane dengan bahan baku dedak sebagai padatan sehingga semakin banyak zat terlarut
yang terkandung di dalam padatan yang terlarut di dalam pelarut (Nasir dkk, 2009).
Pengecilan ukuran partikel dapat mempengaruhi waktu ekstraksi (Mc.Cabe, 1985).
Semakin kecil ukuran partikel berarti permukaan luas kontak antara partikel dan pelarut
semakin besar, sehingga waktu ekstraksi akan semakin cepat (Nasir dkk, 2009).
Kandungan yield minyak dedak padi yang didapatkan dengan setting temperatur
60oC pelarut hexane dalam soxhlet ekstraktor selama 480 menit hingga semua minyak
terambil adalah 14,663 ± 0,204 %. Selama ekstraksi tersebut terjadi 27 cycle time.
Densitas minyak dedak padi yang didapatkan adalah 0,90253 gr/ml. Minyak dedak padi
bahan baku penelitian yang digunakan dilakukan uji FFA sebanyak 3 kali dan
didapatkan hasil 21,36 ± 0,132 %. Apabila bahan baku mengandung FFA kurang dari
5% digunakan katalis basa dalam proses transesterifikasi maka akan terbentuk sabun
yang menghambat pemisahan gliserol dari biodiesel, untuk kasus seperti ini dengan
kandungan FFA sebesar 21,36 ± 0,132 % maka digunakan katalis asam untuk
esterifikasi FFA menjadi metil ester (Van Gerpen, 2005). Kandungan FFA dari Minyak
dedak padi cukup tinggi (>0,5%) maka reaksi transesterifikasi tidak cocok digunakan
IV-2
untuk pengolahan biodiesel, FFA akan menyebabkan terjadinya reaksi penyabunan,
sehingga digunakan metode acid catalyzed methanolysis berdasarkan Zullaikah dkk
(2005). Dalam Pembuatan Biodiesel didapatkan kandungan densitas sebesar
0,83592 gr/mL. Kandungan FFA dari Crude Biodiesel yang telah dilakukan acid
catalyzed methanolysis setelah proses sebesar 0,99 ± 0,02%. Selain itu uji pada Crude
Biodiesel juga dilakukan dengan menggunakan GC. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kandungan FAME pada crude biodiesel.
IV.2 Hasil Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan Deep Eutectic Solvent
IV.2.1 Hasil Uji Kuantitatif Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan DES
1. Hasil Konsentrasi Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan DES
Ekstraksi γ -oryzanol biodiesel pada penelitian ini menggunakan metode liquid-
liquid extraction dengan DES sebagai solvent. Berdasarkan Shahbaz dkk (2011) bahwa
DES dapat menurunkan kadar MG dan DG dari crude biodiesel karena DES
membentuk ikatan hidrogen dengan MG dan DG yang memiliki gugus hidroksil. Selain
MG dan DG, pada crude biodiesel dari RBO juga terdapat impuritis lain seperti FFA,
air, sisa metanol dan bioactive compound salah satunya γ-oryzanol yang memiliki
manfaat jika dapat diisolasi dari crude biodiesel. Senyawa-senyawa tersebut memiliki
gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan DES. Senyawa-
senyawa yang memiliki gugus hidroksil dapat diekstrak dari biodiesel menggunakan
DES melalui interaksi dengan hydrogen bond acceptor (HBA) yaitu choline chloride
dan interaksi dengan hydrogen bond donor (HBD) yaitu etilen glikol. Berikut hasil
konsentrasi pada upper layer dan bottom layer pada ekstraksi γ-oryzanol :
Tabel IV.3 Hasil Uji Konsentrasi γ-oryzanol Menggunakan Spektrofotometri pada
Upper Layer/Biodiesel
Suhu (oC)
Waktu ekstraksi
(menit)
Rata-rata konsentrasi
(ppm) Standart deviasi
30 15 89,422 0,077
30 74,333 0,240
45 60,244 0,077
60 59,200 0,067
120 52,267 0,406
240 36,267 0,115
480 16,067 0,067
IV-3
25 15 90,911 0,214
30 75,400 0,115
45 60,800 0,133
60 60,333 0,240
120 53,667 0,133
240 40,089 0,102
480 24,333 0,067
20 15 94,756 0,077
30 83,356 0,234
45 75,733 0,115
60 68,178 0,038
120 60,489 0,038
240 47,422 0,038
480 24,778 0,139
15 15 98,422 0,077
30 88,133 0,677
45 76,111 0,077
60 74,022 0,038
120 64,111 0,038
240 54,089 0,038
480 28,889 0,770
Dari Tabel IV.3 diolah menjadi grafik menggunakan error bar seperti Gambar IV.4
IV-4
Gambar IV.4 Konsentrasi γ-oryzanol di Upper Layer
Dari tabel IV.3 dan gambar IV.4 trend konsentrasi oryzanol pada upper
layer/biodiesel menurun seiring dengan bertambahnya waktu ekstraksi. Perbedaan
penurunan konsentrasi antara suhu 30, 25, 20 dan 15˚C tidak terlalu siginifikan. Error
bar dalam grafik juga tidak terlalu terlihat karena hasil dari 3x run menunjukkan hasil
yang tidak terlalu jauh. Penurunan terbanyak terlihat pada ekstraksi pada 480 menit
pada suhu 30˚C konsentrasi γ-oryzanol pada upper layer tersisa 16,067 ppm dari yang
awalnya sebesar 98,8 ppm. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi maka
semakin besar terjadinya interaksi antara DES sehingga semakin banyak senyawa γ-
oryzanol yang diikat DES.
Tabel IV.4 Hasil Uji Konsentrasi γ-oryzanol Menggunakan Spektrofotometri pada
Produk Kaya Akan Oryzanol
Suhu
(oC)
Waktu
ekstraksi
(menit)
Rata-rata
konsentrasi (ppm)
Standart
Deviasi
30 15 3,467 0,002
30 5,567 0,038
45 8,111 0,139
60 10,289 0,115
120 16,822 0,067
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
15 30 45 60 120 240 480
Konse
ntr
asi
Ory
zanol
(ppm
)
Waktu Ekstraksi (menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
IV-5
240 24,844 0,077
480 59,867 0,291
25 15 3,433 0,047
30 4,178 0,139
45 8,000 0,067
60 9,467 0,067
120 16,133 0,133
240 21,467 0,677
480 59,133 1,778
20 15 2,633 0,001
30 3,733 0,094
45 4,200 0,115
60 7,222 0,077
120 14,378 0,367
240 20,500 0,330
480 58,244 0,077
15 15 0,043 0,002
30 4,044 0,038
45 5,511 0,139
60 8,800 0,115
120 14,133 0,067
240 19,378 0,077
480 57,067 0,291
Dari tabel IV.4 diolah menjadi grafik menggunakan error bar seperti gambar IV.5
IV-6
Gambar IV.5 Konsentrasi γ-oryzanol di Bottom Layer
Gambar IV.5 dan tabel IV.4 menunjukkan bahwa trend pada grafik
menunjukkan semakin lama waktu ekstraksi γ-oryzanol dengan DES maka semakin
tinggi konsentrasi yang didapatkan. Trend grafik meningkat untuk semua suhu
ekstraksi. Perbedaan juga terlihat tidak terlalu siginifikan pada grafik produk kaya akan
oryzanol. Konsentrasi γ -oryzanol recovery terbesar sebesar 59,867 ppm pada waktu
ekstraksi selama 480 menit dengan suhu 30˚C. Hal ini disebabkan karena γ-oryzanol
memiliki gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan DES.
Senyawa-senyawa yang memiliki gugus hidroksil dapat diekstrak dari biodiesel
menggunakan DES melalui interaksi dengan hydrogen bond donor (HBD) yaitu etilen
glikol semakin mudah larut pada suhu 30˚C karena adanya faktor kelarutan. Semakin
rendah suhu ekstraksi kondisi fisik DES semakin kental sehingga menyulitkan kelarutan
γ-oryzanol pada DES.
Tabel IV.5 % Yield γ-oryzanol total pada produk kaya akan oryzanol
Suhu
(oC)
Waktu
ekstraksi
(menit)
Rata-rata
(%yield) Standart Deviasi
30 15 3,425 0,114
30 5,291 0,363
45 8,014 0,137
60 10,165 0,076
0
10
20
30
40
50
60
70
15 30 45 60 120 240 480
Konse
ntr
asi
Ory
zanol
(ppm
)
Waktu Ekstraksi (menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
IV-7
120 16,620 0,166
240 24,546 0,137
480 59,148 2,397
25 15 3,711 0,410
30 4,229 0,140
45 8,097 0,067
60 9,582 0,067
120 16,329 0,135
240 21,727 0,685
480 31,161 1,117
20 15 2,991 0,566
30 3,576 0,357
45 4,251 0,117
60 7,310 0,078
120 14,552 0,372
240 20,603 0,346
480 29,813 0,059
15 15 2,767 0,202
30 4,094 0,039
45 5,578 0,140
60 8,907 0,117
120 14,305 0,067
240 19,613 0,078
480 29,228 0,151
Dari tabel IV.5 diolah menjadi grafik menggunakan error bar seperti gambar IV.6
IV-8
2. %Yield Total Oryzanol Hasil Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan DES
Gambar IV.6 % Yield Total γ -oryzanol Pada Produk Kaya Akan Oryzanol
Gambar IV.6 dan tabel IV.5 menunjukkan % yield total oryzanol menunjukkan
peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu ekstraksi. Dimana tidak ada perbedaan
secara signifikan pada semua suhu, namun pada waktu ekstraksi 480 menit suhu 30˚C,
yakni 59,148% menunjukkan % yield γ-oryzanol yang lebih banyak dibandingkan pada
variabel suhu dan waktu yang lainnya. Hal ini disebabkan karena γ-oryzanol memiliki
gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan DES sehingga semakin
banyak waktu semakin banyak pula γ-oryzanol yang larut.
3. %Yield Total Oryzanol Hasil Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan DES
Tahap 1
Gambar IV.7 Diagram Alir Tahap 1
0
10
20
30
40
50
60
70
15 30 45 60 120 240 480
% Y
ield
Ory
zanol
Waktu Ekstraksi (menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
Soxhlet Extractor DES
Crude Biodiesel
Biodiesel
IV-9
Tabel IV.6 % Yield γ-oryzanol Tahap 1
Suhu(˚C) Waktu ekstraksi
(menit)
Rata-rata
(%yield) Standart Deviasi
30 15 12,079 1,133
30 33,777 2,789
45 53,289 1,994
60 52,893 2,473
120 62,705 1,959
240 79,530 3,195
480 97,613 0,538
25 15 8,617 0,394
30 24,361 0,067
45 41,296 1,690
60 41,437 1,472
120 52,199 1,346
240 71,701 3,869
480 92,217 3,335
20 15 5,526 0,301
30 21,194 0,908
45 29,781 1,096
60 42,154 2,096
120 53,255 0,293
240 72,720 2,002
480 89,679 0,008
15 15 0,490 0,104
30 14,733 0,822
45 30,831 0,245
60 33,284 1,806
120 47,856 2,512
240 60,037 0,563
480 90,616 2,121
Dari tabel IV.6 diolah menjadi grafik menggunakan error bar seperti gambar IV.8
IV-10
Gambar IV.8 % Yield Oryzanol Tahap 1
Dari tabel IV.6 dan gambar IV.8 menunjukkan semakin banyak oryzanol terekstrak
seiring dengan bertambahnya waktu ekstraksi. Perbedaan % yield pada tahap 1 tidak
terlalu signifikan. Dimana hasil terbaik ekstraksi ada pada suhu 30˚C dan waktu
ekstraksi 480 menit.
Gambar IV.9 Diagram Alir Tahap 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
15 30 45 60 120 240 480
% Y
ield
Waktu Ekstraksi (menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
Recovery Oryzanol Oryzanol+Acetone Acetone
Biodiesel
DES
IV-11
Tabel IV.6 % Yield γ-oryzanol Tahap 2
Suhu (oC)
Waktu ekstraksi
(menit) Rata-rata (%yield) Standart Deviasi
30 15 79,340 9,360
30 44,521 7,072
45 47,282 3,478
60 64,333 3,317
120 96,049 6,500
240 94,110 1,285
480 91,949 4,778
25 15 35,714 5,546
30 37,163 0,353
45 45,074 1,612
60 52,389 1,265
120 79,684 1,301
240 84,211 2,137
480 85,115 3,495
20 15 18,680 3,105
30 48,124 3,130
45 38,814 3,069
60 49,419 0,314
120 80,445 0,250
240 87,313 2,062
480 59,293 2,491
15 15 21,582 1,070
30 16,682 3,755
45 29,702 2,100
60 50,510 1,026
120 50,744 2,098
240 73,801 0,430
480 84,333 3,299
IV-12
Gambar IV.10 % Yield Oryzanol Tahap 2
Tabel IV.6 dan gambar IV.10 menunjukkan % yield pada tahap 2 menunjukkan trend
yang kurang stabil dimana ada waktu tertentu menurun. Error bar juga menunjukkan
variasi hasil pada tahap ini. Variasi hasil terjadi pada suhu 30˚C. Hal ini terjadi karena
adanya acetone yang menguap pada saat sebelum ekstraksi sehingga hasil yang
didapatkan kurang maksimal.
Tahap 3
Gambar IV.11 % Diagram Alir Tahap 3
0
20
40
60
80
100
120
15 30 45 60 120 240 480
% Y
ield
Ory
zanol
Waktu Ekstraksi (Menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
Rotary Vacuum
Evaporator
Acetone
Acetone+Oryzanol
Oryzanol
IV-13
Tabel IV.7 % Yield γ-oryzanol Tahap 3
Suhu (oC) Waktu ekstraksi (menit)
Rata-rata
(%yield) Standart Deviasi
30 15 3,263 2,809
30 5,624 3,593
45 10,939 2,749
60 17,994 3,368
120 13,471 0,183
240 13,952 1,618
480 19,115 2,978
25 15 2,794 2,678
30 2,910 1,180
45 6,871 3,381
60 6,896 3,694
120 10,157 1,760
240 12,069 2,937
480 11,284 1,952
20 15 1,662 1,463
30 0,982 1,195
45 3,527 1,487
60 3,831 2,414
120 4,277 2,093
240 5,575 1,868
480 2,692 1,758
15 15 5,728 4,038
30 1,689 1,371
45 3,784 4,844
60 4,427 3,276
120 2,548 1,887
240 3,577 1,286
480 3,826 1,960
IV-14
Gambar IV.12 % Yield Oryzanol Tahap 3
Tabel IV.7 dan gambar IV.12 menunjukkan pada tahap 3 terlihat error bar yang cukup
besar dari sebelumnya. Menunjukkan adanya variasi hasil pada tahap ini. Hal ini
dikarenakan sedikitnya jumlah sample yang didapatkan, sehingga pada proses vaccum
evaporator ada kemungkinan oryzanol tertempel pada labu.
Tabel IV.8 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 30˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Crude
Biodiesel
DES Biodiesel Des+mixture Masuk Keluar
15 1.003 1.113 0.993 1.123 2.116 2.116
1.076 1.112 0.990 1.198 2.188 2.188
1.023 1.145 0.997 1.171 2.169 2.169
30 1.033 1.132 0.982 1.183 2.165 2.165
1.002 1.123 0.981 1.144 2.125 2.125
1.025 1.100 0.981 1.143 2.125 2.125
45 1.026 1.155 0.961 1.221 2.182 2.182
1.011 1.165 0.961 1.215 2.177 2.177
1.022 1.128 0.961 1.188 2.149 2.149
60 1.029 1.155 0.942 1.242 2.184 2.184
1.020 1.177 0.948 1.249 2.197 2.197
1.025 1.156 0.949 1.232 2.181 2.181
120 1.021 1.199 0.922 1.298 2.220 2.220
0
5
10
15
20
25
15 30 45 60 120 240 480
% y
ield
Ory
zanol
waktu ekstraksi (menit)
T=30 C
T=25 C
T=20 C
T=15 C
IV-15
1.022 1.187 0.926 1.283 2.209 2.209
1.025 1.188 0.922 1.291 2.213 2.213
240 1.052 1.199 0.901 1.350 2.251 2.251
1.033 1.177 0.918 1.291 2.210 2.210
1.021 1.198 0.910 1.310 2.219 2.219
480 1.095 1.112 0.894 1.313 2.207 2.207
1.072 1.123 0.892 1.303 2.195 2.195
1.058 1.132 0.802 1.388 2.190 2.190
Tabel IV.9 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 30 ˚C
Waktu
Ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca
Massa
Acetone DES+Mixture
Compounds
Acetone+oryzanol DES Masuk Keluar
15 1.604 1.123 1.614 1.113 2.728 2.728
1.712 1.198 1.798 1.112 1.712 2.910
1.673 1.171 1.700 1.145 1.673 2.845
30 1.690 1.183 1.741 1.132 1.690 2.873
1.635 1.144 1.656 1.123 1.635 2.779
1.633 1.143 1.677 1.100 1.633 2.777
45 1.744 1.221 1.809 1.155 1.744 2.965
1.736 1.215 1.786 1.165 1.736 2.952
1.698 1.188 1.758 1.128 1.698 2.886
60 1.774 1.242 1.861 1.155 1.774 3.016
1.784 1.249 1.856 1.177 1.784 3.033
1.759 1.232 1.835 1.156 1.759 2.991
120 1.854 1.298 1.953 1.199 1.854 3.152
1.833 1.283 1.929 1.187 1.833 3.116
1.845 1.291 1.948 1.188 1.845 3.136
240 1.929 1.350 2.080 1.199 1.929 3.279
1.845 1.291 1.960 1.177 1.845 3.136
1.871 1.310 1.983 1.198 1.871 3.181
480 1.876 1.313 2.077 1.112 1.876 3.189
1.861 1.303 2.041 1.123 1.861 3.164
1.983 1.388 2.240 1.132 1.983 3.372
IV-16
Tabel IV.10 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 30˚C
Waktu
Ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Acetone+Oryzanol Acetone Oryzanol Masuk Keluar
15 1.614 1.604 0.010 1.614 1.614
1.798 1.712 0.086 1.798 1.798
1.700 1.673 0.026 1.700 1.700
30 1.741 1.690 0.051 1.741 1.741
1.656 1.635 0.021 1.656 1.656
1.677 1.633 0.043 1.677 1.677
45 1.809 1.744 0.065 1.809 1.809
1.786 1.736 0.050 1.786 1.786
1.758 1.698 0.061 1.758 1.758
60 1.861 1.774 0.087 1.861 1.861
1.856 1.784 0.072 1.856 1.856
1.835 1.759 0.076 1.835 1.835
120 1.935 1.854 0.099 1.953 1.953
1.929 1.833 0.096 1.929 1.929
1.948 1.845 0.104 1.948 1.948
240 2.080 1.929 0,152 2.080 2.080
1.960 1.845 0.115 1.960 1.960
1.983 1.871 0.112 1.983 1.983
480 2.077 1.876 0.201 2.077 2.077
2.041 1.861 0.108 2.041 2.041
2.240 1.983 0.256 2.240 2.240
Tabel IV.11 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 25˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Crude
Biodiesel
DES Biodiesel Des+mixture Masuk Keluar
15 1.011 1.111 0.991 1.131 2.122 2.122
1.072 1.112 0.995 1.189 2.184 2.184
1.023 1.112 0.991 1.145 2.135 2.135
30 1.009 1.122 0.988 1.143 2.131 2.131
IV-17
1.002 1.123 0.988 1.137 2.125 2.125
1.011 1.132 0.998 1.145 2.143 2.143
45 1.021 1.125 0.988 1.159 2.147 2.147
1.011 1.110 0.988 1.133 2.121 2.121
1.053 1.117 0.988 1.181 2.169 2.169
60 1.024 1.121 0.977 1.168 2.145 2.145
1.000 1.124 0.987 1.136 2.124 2.124
1.025 1.156 0.977 1.204 2.181 2.181
120 1.033 1.111 0.955 1.188 2.143 2.143
1.012 1.129 0.950 1.190 2.140 2.140
1.045 1.138 0.951 1.232 2.183 2.183
240 1.022 1.139 0.930 1.231 2.161 2.161
1.073 1.117 0.926 1.264 2.190 2.190
1.021 1.128 0.929 1.220 2.149 2.149
480 1.004 1.142 0.898 1.248 2.146 2.146
1.035 1.113 0.892 1.257 2.148 2.148
1.004 1.142 0.893 1.253 2.146 2.146
Tabel IV.12 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 25˚C
Waktu
Ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Acetone DES+Mixture
Compounds
Acetone+
oryzanol
DES
Masuk Keluar
15 1.616 1.131 1.636 1.111 2.747 2.747
1.699 1.189 1.776 1.112 2.888 2.888
1.635 1.145 1.667 1.112 2.780 2.780
30 1.633 1.143 1.654 1.122 2.776 2.776
1.624 1.137 1.638 1.123 2.762 2.762
1.636 1.145 1.649 1.132 2.781 2.781
45 1.655 1.159 1.689 1.125 2.814 2.814
1.618 1.133 1.641 1.110 2.751 2.751
1.687 1.181 1.752 1.117 2.868 2.868
60 1.669 1.168 1.715 1.121 2.837 2.837
1.623 1.136 1.636 1.124 2.760 2.760
1.719 1.204 1.767 1.156 2.923 2.923
120 1.697 1.188 1.774 1.111 2.885 2.885
1.700 1.190 1.761 1.129 2.890 2.890
1.760 1.232 1.855 1.138 2.992 2.992
240 1.758 1.231 1.850 1.139 2.989 2.989
1.805 1.264 1.953 1.117 3.069 3.069
1.743 1.220 1.835 1.128 2.964 2.964
IV-18
480 1.783 1.248 1.888 1.142 3.031 3.031
1.795 1.257 1.939 1.113 3.052 3.052
1.789 1.253 1.900 1.142 3.042 3.042
Tabel IV.13 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 25˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen
Masuk
Komponen Keluar Total Neraca Massa
Acetone+oryzanol Acetone Oryzanol Masuk Keluar
15 1.636 1.616 0.020 1.636 1.636
1.776 1.699 0.077 1.776 1.776
1.667 1.635 0.032 1.667 1.667
30 1.654 1.633 0.021 1.654 1.654
1.638 1.624 0.014 1.638 1.638
1.649 1.636 0.013 1.649 1.649
45 1.689 1.655 0.033 1.689 1.689
1.641 1.618 0.023 1.641 1.641
1.752 1.687 0.065 1.752 1.752
60 1.715 1.669 0.047 1.715 1.715
1.636 1.623 0.013 1.636 1.636
1.767 1.719 0.048 1.767 1.767
120 1.774 1.697 0.077 1.774 1.774
1.761 1.700 0.061 1.761 1.761
1.855 1.760 0.094 1.855 1.855
240 1.850 1.758 0.092 1.850 1.850
1.953 1.805 0.147 1.953 1.953
1.835 1.743 0.092 1.835 1.835
480 1.888 1.783 0.106 1.888 1.888
1.939 1.795 0.144 1.939 1.939
1.900 1.789 0.110 1.900 1.900
Tabel IV.14 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 20˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Crude
Biodiesel
DES Biodiesel Des+mixture Masuk Keluar
15 1.001 1.183 0.991 1.193 2.184 2.184
1.021 1.125 0.991 1.156 2.147 2.147
1.011 1.154 0.991 1.174 2.165 2.165
30 1.051 1.182 0.998 1.236 2.234 2.234
1.003 1.136 0.998 1.141 2.140 2.140
1.025 1.183 0.998 1.210 2.208 2.208
IV-19
45 1.026 1.152 0.999 1.180 2.179 2.179
1.055 1.127 0.999 1.184 2.182 2.182
1.027 1.118 0.999 1.146 2.145 2.145
60 1.027 1.183 0.988 1.222 2.210 2.210
1.000 1.123 0.989 1.134 2.123 2.123
1.005 1.162 0.988 1.180 2.168 2.168
120 1.017 1.159 0.986 1.190 2.176 2.176
1.014 1.164 0.985 1.193 2.178 2.178
1.054 1.163 0.985 1.232 2.217 2.217
240 1.027 1.174 0.973 1.228 2.201 2.201
1.073 1.173 0.973 1.274 2.247 2.247
1.026 1.142 0.973 1.195 2.168 2.168
480 1.004 1.152 0.998 1.158 2.156 2.156
1.025 1.184 0.992 1.217 2.209 2.209
1.026 1.174 0.999 1.200 2.200 2.200
Tabel IV.15 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 20˚C
Waktu
Ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca
Massa
Acetone DES+Mixture
Compounds
Acetone+
oryzanol
DES Masuk Keluar
15 1.705 1.193 1.715 1.183 2.898 2.898
1.651 1.156 1.681 1.125 2.806 2.806
1.677 1.174 1.697 1.154 2.851 2.851
30 1.765 1.236 1.818 1.182 3.001 3.001
1.631 1.141 1.636 1.136 2.772 2.772
1.728 1.210 1.755 1.183 2.937 2.937
45 1.686 1.180 1.713 1.152 2.865 2.865
1.691 1.184 1.747 1.127 2.874 2.874
1.637 1.146 1.665 1.118 2.783 2.783
60 1.746 1.222 1.785 1.183 2.968 2.968
1.621 1.134 1.632 1.123 2.755 2.755
1.686 1.180 1.703 1.162 2.865 2.865
120 1.700 1.190 1.732 1.159 2.891 2.891
1.704 1.193 1.733 1.164 2.897 2.897
1.760 1.232 1.829 1.163 2.992 2.992
240 1.754 1.228 1.808 1.174 2.982 2.982
1.820 1.274 1.921 1.173 3.094 3.094
1.708 1.195 1.761 1.142 2.903 2.903
480 1.654 1.158 1.659 1.152 2.811 2.811
1.739 1.217 1.772 1.184 2.956 2.956
1.715 1.200 1.742 1.174 2.915 2.915
IV-20
Tabel IV.16 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 20˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen
Masuk
Komponen Keluar Total Neraca
Massa
Acetone+oryzanol Acetone Oryzanol Masuk Keluar
15 1.715 1.705 0.010 1.715 1.715
1.681 1.651 0.030 1.681 1.681
1.697 1.677 0.020 1.697 1.697
30 1.818 1.765 0.053 1.818 1.818
1.636 1.631 0.005 1.636 1.636
1.755 1.728 0.027 1.755 1.755
45 1.713 1.686 0.028 1.713 1.713
1.747 1.691 0.056 1.747 1.747
1.665 1.637 0.028 1.665 1.665
60 1.785 1.746 0.039 1.785 1.785
1.632 1.621 0.011 1.632 1.632
1.703 1.686 0.017 1.703 1.703
120 1.732 1.700 0.032 1.732 1.732
1.733 1.704 0.029 1.733 1.733
1.829 1.760 0.069 1.829 1.829
240 1.808 1.754 0.054 1.808 1.808
1.921 1.820 0.101 1.921 1.921
1.761 1.708 0.053 1.761 1.761
480 1.659 1.654 0.006 1.659 1.659
1.772 1.739 0.034 1.772 1.772
1.742 1.715 0.027 1.742 1.742
Tabel IV.17 Neraca Massa Tahap 1 pada variable suhu 15˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Crude
Biodiesel
DES Biodiesel Des+mixture Masuk Keluar
15 1.033 1.111 0.991 1.152 2.1432 2.1432
1.012 1.129 0.991 1.149 2.1402 2.1402
1.045 1.138 0.991 1.192 2.1829 2.1829
30 1.004 1.152 0.998 1.158 2.1556 2.1556
1.025 1.184 0.998 1.211 2.2088 2.2088
1.026 1.174 0.998 1.202 2.1998 2.1998
45 1.017 1.159 0.999 1.177 2.1758 2.1758
1.014 1.164 0.999 1.179 2.178 2.1780
1.054 1.163 0.999 1.218 2.2172 2.2172
60 1.027 1.174 0.988 1.213 2.2009 2.2009
1.035 1.113 0.989 1.160 2.1483 2.1483
IV-21
1.004 1.142 0.988 1.158 2.1459 2.1459
120 1.001 1.183 0.986 1.199 2.1842 2.1842
1.021 1.125 0.985 1.161 2.1465 2.1465
1.011 1.154 0.985 1.180 2.1647 2.1647
240 1.009 1.122 0.973 1.158 2.131 2.1310
1.002 1.123 0.973 1.153 2.1252 2.1252
1.011 1.132 0.973 1.170 2.1434 2.1434
480 1.026 1.152 0.998 1.181 2.1787 2.1787
1.055 1.127 0.992 1.191 2.1824 2.1824
1.027 1.118 0.999 1.145 2.1448 2.1448
Tabel IV.18 Neraca Massa Tahap 2 pada variable suhu 15˚C
Waktu
Ekstraksi
Komponen Masuk Komponen Keluar Total Neraca Massa
Acetone DES+Mixture
Compounds
Acetone+
oryzanol
DES Masuk Keluar
15 1.646 1.152 1.688 1.111 2.7984 2.7984
1.642 1.149 1.662 1.129 2.7910 2.7910
1.703 1.192 1.757 1.138 2.8948 2.8948
30 1.654 1.158 1.659 1.152 2.8111 2.8111
1.730 1.211 1.757 1.184 2.9403 2.9403
1.717 1.202 1.745 1.174 2.9182 2.9182
45 1.681 1.177 1.700 1.159 2.8584 2.8584
1.685 1.179 1.700 1.164 2.8637 2.8637
1.741 1.218 1.795 1.163 2.9589 2.9589
60 1.733 1.213 1.773 1.174 2.9463 2.9463
1.657 1.160 1.703 1.113 2.8161 2.8161
1.655 1.158 1.671 1.142 2.8127 2.8127
120 1.712 1.199 1.728 1.183 2.9111 2.9111
1.659 1.161 1.695 1.125 2.8207 2.8207
1.685 1.180 1.711 1.154 2.8648 2.8648
240 1.654 1.158 1.690 1.122 2.8123 2.8123
1.647 1.153 1.676 1.123 2.7992 2.7992
1.672 1.170 1.711 1.132 2.8426 2.8426
480 1.687 1.181 1.715 1.152 2.8674 2.8674
1.701 1.191 1.765 1.127 2.8919 2.8919
1.636 1.145 1.664 1.118 2.7818 2.7818
IV-22
Tabel IV.19 Neraca Massa Tahap 3 pada variable suhu 15˚C
Waktu
ekstraksi
Komponen
Masuk
Komponen Keluar Total Neraca Massa
Acetone+ory Acetone Oryzanol Masuk Keluar
15 1.688 1.646 0.042 1.6877 1.6877
1.662 1.642 0.021 1.6623 1.6623
1.757 1.703 0.054 1.7572 1.7572
30 1.659 1.654 0.006 1.6591 1.6591
1.757 1.730 0.027 1.7567 1.7567
1.745 1.717 0.028 1.7446 1.7446
45 1.700 1.681 0.018 1.6997 1.6997
1.700 1.685 0.015 1.6999 1.6999
1.795 1.741 0.055 1.7955 1.7955
60 1.773 1.733 0.039 1.7725 1.7725
1.703 1.657 0.046 1.7029 1.7029
1.671 1.655 0.016 1.6706 1.6706
120 1.728 1.712 0.015 1.7279 1.7279
1.695 1.659 0.036 1.6954 1.6954
1.711 1.685 0.026 1.7111 1.7111
240 1.690 1.654 0.036 1.6903 1.6903
1.676 1.647 0.029 1.6760 1.6760
1.711 1.672 0.038 1.7105 1.7105
480 1.715 1.687 0.028 1.7150 1.7150
1.765 1.701 0.063 1.7646 1.7646
1.664 1.636 0.027 1.6635 1.6635
Dapat diketahui bahwa data neraca massa dari tahap 1 hingga tahap 3 untuk
setiap variable suhu dan waktu pada jumlah massa masuk maupun keluar adalah bernilai
sama. Neraca Massa ini digunakan sebagai dasaran perhitungan % yield oryzanol serta
untuk mengetahui massa oryzanol tiap melakukan Running.
IV.2.2 Hasil Uji Kualitatif Ekstraksi γ -oryzanol Menggunakan DES
Hasil Ekstraksi terbaik yakni suhu 30˚C selama 480 menit dilakukan uji kualitatif,
yaitu Thin Layer Chromatography (TLC) dan FTIR (Fourier Transform Infrared). Thin
Layer Chromatography (TLC) digunakan untuk mengetahui adanya aktivitas
antioksidan pada sample. Thin Layer Chromatography (TLC) merupakan suatu teknik
pemisahan atas dasar perbedaan sifat fisik dan kimiawi dari zat penyusun suatu
campuran. Thin Layer Chromatography (TLC) didasari oleh sifat polaritas yang
IV-23
menunjukkan adanya pemisahan kutub muatan positif dan negatif dari suatu molekul
sebagai akibat terbentuknya konfigurasi tertentu dari atom-atom penyusunnya. Dengan
demikian molekul tersebut dapat tertarik oleh molekul yang lain yang juga mempunyai
polaritas sama. Berikut hasil uji Thin Layer Chromatography (TLC) yang didapatkan
dari hasil ekstraksi terbaik yakni Biodiesel, DES, dan Oryzanol terecovery :
Gambar IV.13 Hasil Uji Thin Layer Chromatography (TLC) pada γ -oryzanol
standart, biodiesel, DES dan γ -oryzanol hasil ekstraksi
Dari Gambar VI.7 dapat dilihat adanya aktivitas antioksidan oryzanol pada
biodiesel, DES dan γ-oryzanol terecovery hasil ekstraksi 480 menit pada suhu 30oC. Hal
ini dapat diketahui dengan membandingkan γ -oryzanol standart yang digunakan
sebagai acuan. Adanya γ-oryzanol pada biodiesel dan oryzanol hasil ekstraksi
menunjukkan bahwa γ-oryzanol berhasil terekstrak, namun γ-oryzanol yang tersekstrak
belum sempurna karena masih ada yang tertinggal dalam DES.
Selain melakukan uji Thin Layer Chromatography (TLC) dlakukan juga uji
spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared). Metode spektroskopi FTIR (Fourier
Transform Infrared), yaitu metode spektroskopi inframerah yang dilengkapi dengan
transformasi fourier untuk analisis hasil spektrumnya. Metode spektroskopi yang
digunakan adalah metode absorpsi, yaitu metode spektroskopi yang didasarkan atas
perbedaan penyerapan radiasi inframerah. Uji FTIR (Fourier Transform Infrared
)dilakukan pada hasil ekstraksi terbaik yakni suhu 30oC selama 480 menit untuk
mengetahui adanya ikatan kimia phenolik ada sample hasil ekstraksi yang menunjukkan
adanya aktivitas γ –oryzanol. Dalam pembacaan hasil FTIR (Fourier Transform
γ -oryzanol
IV-24
Infrared) diperlukan diagram korelasi sebagai petunjuk membaca adanya ikatan kimia
phenolik tersebut. Berikut diagram korelasi Pembacaan FTIR (Fourier Transform
Infrared ) :
Gambar IV.14 Diagram Korelasi Pembacaan FTIR (Fourier Transform Infrared )
(Sumber : “Metode Spektroskopi Inframerah Untuk Analisis Material“ Ahmad Mudzakir , UPI Bandung)
γ-Oryzanol mempunyai aktivitas yang tinggi sebagai antioksidan, bahkan
empat kali lebih efektif menghentikan oksidasi dalam jaringan tubuh dibanding vitamin
E. Hal ini disebabkan karena γ-oryzanol gugus hidroksil yang merupakan antioksidan
asam penolik. (Patel dkk, 2004). Bedasarkan pernyataan Patel,dkk , Dapat diketahui
bahwa gugus khas oryzanol adalah gugus-OH. maka hasil FTIR (Fourier Transform
Infrared ) dari γ-oryzanol untuk uji kualitatif terfokus pada frekuensi 3500 – 3250 cm-1
dan transmitan 50-100% karena pada peak range tersebut senyawa yang mengandung -
OH membuat getaran/gelombang. Selain itu juga dilakukan perbandingan struktur
kemiripan peak biodiesel, DES dan produk kaya oryzanol. Berikut hasil FTIR (Fourier
Transform Infrared) yang telah dilakukan pada Hasil Ekstraksi terbaik yakni suhu 30oC
selama 480 menit :
IV-26
Gambar IV.15 Hasil FTIR (Fourier Transform Infrared) Biodiesel, DES, dan γ-Oryzanol hasil Ekstraksi
suhu 30oC dengan waktu Ekstraksi selama 480 menit
IV-27
Gambar IV.15 dapat disimpulkan bahwa adanya kandungan senyawa phenolik
pada biodiesel, DES dan γ-Oryzanol recovery karena pada frekuensi 3500 – 3250 cm-1
dan transmitan 50-100% terlihat jelas adanya getaran/gelombang yang dibentuk oleh
senyawa yang mengandung gugus hidroksil. Kemudian pada beberapa peak tertentu
menunjukkan kemiripan dengan γ-Oryzanol standart . Hal ini menunjukkan secara
kualitatif adanya ikatatan oryzanol pada sampel tersebut, Selain itu dilakukan
perbandingan hasil kandungan uji FTIR (Fourier Transform Infrared) pada frekuensi
3500 – 3250 cm-1
dan transmitan 50-100% pada oryzanol standart.
V-1
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Analisa spektofotometri sebagai uji kuantitatif menunjukkan hasil terbaik
ekstraksi pada suhu 30oC selama 480 menit dengan % yield total sebesar
60,597%. Pada perhitungan % yield oryzanol tiap tahap hasil terbesar juga
didapatkan pada kondisi ekstraksi suhu 30oC selama 480 menit, yaitu tahap 1
sebesar 98,234%, tahap 2 sebesar 97,657%. dan tahap 3 sebesar 22,422 %.
Analisa FTIR (Fourier Transform Infrared) dan Thin Layer Chromatography
(TLC) yang dilakukan untuk uji kualitatif pada hasil terbaik tersebut
membuktikan adanya oryzanol pada biodiesel, Oryzanol hasil ekstraksi dan DES
pada hasil ekstraksi 480 menit suhu 30oC.
V.II Saran
1. Sebaiknya dilakukan uji spektrofotometri tiap tahap untuk mengetahui
oryzanol yang hilang secara pasti dan cara menanggulangi hal tersebut.
2. Perbandingan ChCl:Ethylene Glikol untuk pembuatan Deep Eutetic
Solvent yang digunakan ekstraksi agar dibuat variabel bebas sehingga
dapat diketahui perbedaan yield oyzanol yang terekstraksi dan
perbandingan optimum DES untuk mengekstrak oryzanol.
3. Melihat uji Thin Layer Chromatography (TLC) dan FTIR (Fourier
Transform Infrared) bahwa masih ada γ -oryzanol yang tertinggal dalam
DES, maka perlu dilakukan variabel bebas pada waktu recovery γ -
oryzanol dengan acetone untuk mendapatkan hasil yang terbaik .
x
DAFTAR PUSTAKA
Abbot, Andy, (2008) “Deep Eutectic Solvent ppt”, Chemistry Department, University of Leicester, United Kingdom. hal. 10
Abbot, A. P, Capper G, Davies DL, Rasheed RK dan Tambyrajah V, (2003), “Novel
solvent properties of choline chloride/urea mixtures”, Chem Commun
(Camb), Vol. 1, hal. 70-71.
Abbot, A. P, Boothby D, Capper G, Davies DL, Rasheed RK, (2004), “Deep eutectic
solvents formed between choline chloride and carboxylic acids: versatile
alternatives to ionic liquids”, J Am Chem Soc, Vol. 126, hal. 9142-9147.
Abbot, A. P, Paul M. Cullis, Manda J. Gibson, Robert C. Harris dan Emma Raven,
(2007), “Extraction of glycerol from biodiesel into a eutectic based ionic liquid”, Green Chemistry, Vol. 9, hal. 868-872.
Abbot, A. P, Robert C. Harris, Karl S. Ryder, Carmine D’Agostino, Lynn F. Gladden
dan Mick D. Mantle, (2011), “Glycerol eutectics as sustainable solvent systems”, Green Chemistry, Vol. 13, hal. 82-90.
Goffman, F.D., 2003. “Genetic diversity for Lipid Content and Fatty Acid Profile in Rice Bran”, J. Am. Oil Chem. Soc.80:485- 490
Graf, E., (1992), “Antioxidant potential of ferulic acid”, Free Radical Biology & Medicine, Vol 13,hal. 435-448
Ibrahim. 2009. Ekstraksi. Bandung: Sekolah Farmasi ITB Khopkar, s.m. 1990.konsep
dasar kimia analitik.
Ishihara, M., and Y. Ito.(1982). “Clinical effect of gamma-oryzanol on climacteric
disturbance on serum lipid peroxides”. Nippon Sanka Fujinka Gakkai Zasshi 1982 Feb,34(2):, hal. 243-251.
Juliano, C. Cossu, M. Alamanni, M.C, Piu, L., (2005), “Antioxidant activity of gamma-
oryzanol: Mechanism of action and its effect on oxidative stability of
pharmaceutical oils”, Journal of Pharmaceutical 299, hal.146-154
Kasim, N.S. Chen, H. Ju, H.S., (2007), “Recovery of γ-oryzanol from biodiesel
residue”, Chinese Institute of Chemical Engineering 38, hal. 29-234
Nakayama S, Manabe A, Suzuki J, Sakamoto K, Inagaki T.(1987),”Comparative effects
of two forms of gamma oryzanol in different sterol compositions on
hyperlipidemia induced by cholesterol diet in rats”. Jpn J Pharmacol 44, hal.135-
144.
xi
Nasir S, Fitriyanti, Kamila H. “Ekstraksi dedak padi menjadi minyak mentah dedak padi (crude ice bran oil) dengan menggunakan pelarut n-hexae dan ethanol”. Jurnal Rekayasa Sriwijaya 2009:18(1):37-44
Narayan, AV. Barhate, RS. Raghavaro, K.S.M.S., (2006), “Extraction and Purification of Oryzanol from Rice Bran Oil and Rice Bran Oil Soapstock”, JAOCS 83,hal.
663-670
Patel, M., & Naik, S. N., 2004, Gamma-oryzanol from Rice Bran Oil – A review,
Journal of Scientific and Industrial Research, 63, 569-578.
Rachmaniah, Orchidea, Yi-Hsu,dkk “Potensi Minyak Mentah Dedak Padi sebagai
Bahan Baku Pembuatan Biodiesel” Chemical Engineering Department, National
Taiwan University of Science and Technology, 43 Sec.4 Keelung Rd., Taipei 106-
107, TAIWAN.
Shahbaz K, Mjalli F. S, Hashim M. A, Al Nashef I. M, (2010), “Using deep eutectic solventsfor the removal of glycerol from palm oil-based biodiesel”. J Appl Sci,
Vol. 10, hal 3349–3354.
Scavariello, E.M.S and D.B. Arellano, 1998, Gamma-Oryzanol: An
ImportatComponent In Rice Bran Oil:, Archivos Latinoamericanos De Nutricion.
Vil. 48
Tsuchiya, T. Kaneko, R. Tanaka, A., (1958), “Separation of oryzanol from rice bran oil or rice embryo oil”, Japanese Patent, 71, hal. 5758
Xu, Z. Godber, S., (2000), “Comparison of Supercritical Fluid and Solvent Extraction methods in extracting γ-oryzanol from rice bran”, JAOCS 77, no 5
Xu, Z. Godber, S., (2001), “ Antioxidant activities of major component of γ-oryzanol
from rice bran using a linoleic acid midel”, JAOCS 78, hal. 645-649
Zhang, Qinghua, Karine De Oliveira Vigier, Sebastien Royer dan Francois Jerome,
(2012), “Deep eutectic solvents: syntheses, properties and applications”, Chem
Soc Rev.
Zullaikah, S. Lai, C.C. Vali, S.R dan Ju, Y.H., (2005), “A two-step acid-catalyzed
process for the production of biodiesel from rice bran oil”, Bioresource Technology, 96, hal. 1889-1896
Zullaikah, S. Melwita, E. Ju, H.S., (2009), “Isolation of oryzanol from crude rice bran
oil”, Bioresource Technology 100, hal. 299-302
A-1
APPENDIKS A
1. Menghitung % Yield Minyak Dedak Padi :
Gambar A.1 Ekstraksi Minyak Dedak Padi
Rumus menghitung % Yield minyak dedak padi :
Contoh perhitungan diambil dari RUN 1 diketahui bahwa :
massa minyak dedak padi = 8,122 gram
massa dedak = 50 gram
massa minyak dedak
Dengan perhitungan yang sama untuk Run lainnya
Tabel A.1 Yield Minyak Dedak Padi :
Massa dedak
padi (g)
Massa Minyak
Dedak Padi (g) Yield (%)
RUN 1 47,433 7,039 14,84
RUN 2 45,000 6,498 14,44
RUN 3 52,756 7,761 14,711
EKSTRAKTOR
Minyak Dedak Padi
Dedak Padi
Ampas Dedak Padi
N-Hexane
N-Hexane
A-2
Jadi, % Yield minyak dedak padi yang didapatkan dari ekstraksi dedak padi
sebesar 14,663 ± 0,204 %.
2. Menghitung Densitas Minyak Dedak Padi :
Jadi, Densitas minyak dedak padi yang didapatkan sebesar 0,90253 g/mL
3. Menghitung kadar FFA minyak dedak padi :
Kandungan asam lemak bebas sebagai asam oleat ditentukan berdasarkan jurnal
I.H Rukunudin JAOCS, vol 75, no.5 (1998) “A modified Method for
Determining Free Fatty Acids from Small Soybean Oil Sample Sizes”. Dalam
analisa, berat sampel dan konsentrasi reagen ditentukan berdasarkan Tabel A.2.
Tabel A.2 Berat sampel dan konsentrasi reagen yang digunakan untuk
menghitung % FFA
*FFA, Free fatty Acid
FFA Range (%) Weight oil sample (g) Volume of Ethyl
Alcohol (mL)
Normality of
NaOH (N)
0,01-0,2 5,64 5,0 0,013
0,20-1,0 2,82 5,0 0,013
1,00-30,0 0,70 7,5 0,031
30,00-50,0 0,70 10,0 0,13
50,00-100,00 0,35 10,0 0,125
A-3
Diperkirakan kandungan asam lemak bebas dalam Minyak dedak padi sebesar
1,00 – 30,00 (%), sehingga berat sampel yang digunakan adalah 0,70 gram, volume
ethanol 7.5 ml dan konsentrasi NaOH adalah 0.031 N. Dari AOCS Official Method Ca
5a-40 (2) diperoleh rumus untuk menghitung %FFA sebagai berikut :
Tabel A.3 FFA Minyak Dedak Padi :
Volume
Alkali (mL)
Normalitas
Alkali (N)
Berat Sample
(gram) %FFA
RUN 1 17,2 0,031 0,7 21,34
RUN 2 17 0,031 0,7 21,23
RUN 3 17 0,031 0,7 21,23
Jadi %FFA Minyak Dedak Padi yang didapatkan sebesar 21,36 ± 0,132 %
4. Menghitung Yield Crude Biodiesel
Yield Crude Biodiesel
Yield Crude Biodiesel
Yield Crude Biodiesel
5. Menghitung Densitas Crude Biodiesel Minyak Dedak Padi :
A-4
Jadi, Densitas Crude Biodiesel dedak padi yang didapatkan sebesar 0,83592
g/mL
6. Menghitung kadar FFA Crude Biodiesel
Kandungan asam lemak bebas sebagai asam oleat ditentukan berdasarkan
jurnal I.H Rukunudin JAOCS, vol 75, no.5 (1998) “A modified Method for
Determining Free Fatty Acids from Small Soybean Oil Sample Sizes”. Dalam
analisa, berat sampel dan konsentrasi reagen ditentukan berdasarkan Tabel A.2.
Dalam Crude Biodiesel sebesar 1,00 – 30,00 (%), sehingga berat sampel yang
digunakan adalah 0,70 gram, volume ethanol 7.5 ml dan konsentrasi NaOH
adalah 0.031 N. Dari AOCS Official Method Ca 5a-40 (2) diperoleh rumus
untuk menghitung %FFA sebagai berikut :
A-5
Tabel A.4 %FFA Crude Biodiesel Dedak Padi
Volume
Alkali (mL)
Normalitas
Alkali (N)
Berat Sample
(gram) %FFA
RUN 1 0,78 0,031 0,7 0,974
RUN 2 0,75 0,031 0,7 0,937
RUN 3 0,79 0,031 0,7 0,998
Jadi %FFA Crude Bidiesel Minyak Dedak Padi yang didapatkan sebesar 0,99 ±
0,02%.
7. Menghitung Kandungan % FAME (Fatty Acid Methyl Ester)
Gambar A.2 Uji Pertama Crude Biodiesel Menggunakan GC
Tabel A.5 Hasil Uji Pertama Crude Biodiesel Menggunakan GC
No Komponen Luas Area Konsentrasi (mg/L)
1 Methyl Hexanoate 12.16237 413.38209
2 Methyl Nonanoate 2.79417 5753.65552
3 Methyl Myristate 2.73836 167.26290
4 Methyl Palmitate 1.24646 1.49732e5
min0 10 20 30 40 50
Norm.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
FID1 A, (FAME\BIODIS-1.D)
3.6
71
5.1
28
- M
.He
xa
no
ate
7.5
12
- M
.No
na
no
ate
8.3
63
8.7
31
11.5
01
12.4
85 -
M
.Myri
sta
te
14.4
91 -
M
.Palm
ita
te
18.6
34 -
M
.Ole
at
19.4
64 -
M
.Lin
ole
at
20.3
22
21.7
51 -
M
.Ste
ara
te
26.7
74 -
M
.Ara
ch
idate
27.4
29
A-6
5 Methyl Oleat 1.29751 3.71594e5
6 Methyl Linoleat 3.19233e-1
8.09470e4
7 Methyl Stearate 4.78910e-1
1674.06766
8 Methyl Arachidate 2.20559 3252.41147
Total 6.13534e5
Gambar A.3 Uji Kedua Crude Biodiesel Menggunakan GC (gas chromatography)
Tabel A.6 Hasil Uji Kedua Crude Biodiesel Menggunakan GC (gas chromatography)
No Komponen Luas Area Konsentrasi (mg/L)
1 Methyl Hexanoate 12.42389 410.85519
2 Methyl Myristate 3.46545 137.09391
3 Methyl Palmitate 1.24716 1.15027e5
4 Methyl Oleat 1.29751 3.42451e5
5 Methyl Linoleat 3.19223e-1
7.54482e4
6 Methyl Stearate 4.80816e-1
3020.78527
7 Methyl Arachidate 2.12789 2152.71631
Total 5.38648e5
min0 10 20 30 40 50
Norm.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
FID1 A, (FAME\BIODIS-2.D)
3.7
44
5.2
11
- M
.He
xa
no
ate
11.5
87
12.5
80 -
M
.Myri
sta
te
14.5
70 -
M
.Palm
ita
te
18.6
98 -
M
.Ole
at
19.5
28 -
M
.Lin
ole
at
20.3
97
21.4
84 -
M
.Ste
ara
te
23.9
70
24.6
15
26.8
94 -
M
.Ara
ch
idate
27.5
26
A-7
Untuk mengetahui kandungan % FAME dalam crude biodiesel 1 dan crude
biodiesel 2 dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Analisa % FAME crude biodiesel dilakukan sebanyak 2 kali menggunakan GC tipe HP
6890 Series produksi Hewlett-Packard Inc dan mendapatkan hasil %FAME sebanyak
71,76% ± 2,31%
8. Menghitung pembuatan larutan des (deep eutectic solvent)
Perbandingan CHCl : HBD (hydrogen bond donor) = 1 : 2
Massa CHCl = 50 g
Mol CHCl :
Mol Etilen Glikol = 0,7162 mol
Massa Etilen Glikol :
Volume Etilen Glikol :
A-8
9. Neraca Massa per tahap
Tahap 1
Tabel A.7 Neraca Massa Tahap 1
Suhu
(oC)
Waktu
Ekstraksi
(menit)
Run
Komponen Masuk (gram) Komponen Keluar (gram)
Crude Biodiesel
<1>
DES
<2>
Biodiesel
<3>
DES + Oryzanol
<4>
30 15 1 1,003 1,113 0,993 1,123
2 1,076 1,112 0,990 1,198
3 1,023 1,145 0,997 1,171
30 1 1,033 1,132 0,982 1,183
2 1,002 1,123 0,981 1,144
3 1,025 1,100 0,981 1,143
45 1 1,026 1,155 0,961 1,221
2 1,011 1,165 0,961 1,215
3 1,022 1,128 0,961 1,188
60 1 1,029 1,155 0,942 1,242
2 1,020 1,177 0,948 1,249
3 1,025 1,156 0,949 1,232
120 1 1,021 1,199 0,922 1,298
<2>
DES
<1>
Crude Biodiesel
Ekstraktor <3>
Biodiesel
<4>
DES + Oryzanol
A-9
2 1,022 1,187 0,926 1,283
3 1,025 1,188 0,922 1,291
240 1 1,052 1,199 0,901 1,350
2 1,033 1,177 0,918 1,291
3 1,021 1,198 0,910 1,310
480 1 1,095 1,112 0,894 1,313
2 1,072 1,123 0,892 1,303
3 1,058 1,132 0,802 1,388
25 15 1 1,011 1,111 0,991 1,131
2 1,072 1,112 0,995 1,189
3 1,023 1,112 0,991 1,145
30 1 1,009 1,122 0,988 1,143
2 1,002 1,123 0,988 1,137
3 1,011 1,132 0,998 1,145
45 1 1,021 1,125 0,988 1,159
2 1,011 1,110 0,988 1,133
3 1,053 1,117 0,988 1,181
60 1 1,024 1,121 0,977 1,168
2 1,000 1,124 0,987 1,136
3 1,025 1,156 0,977 1,204
120 1 1,033 1,111 0,955 1,188
2 1,012 1,129 0,950 1,190
3 1,045 1,138 0,951 1,232
240 1 1,022 1,139 0,930 1,231
2 1,073 1,117 0,926 1,264
3 1,021 1,128 0,929 1,220
480 1 1,004 1,142 0,898 1,248
2 1,035 1,113 0,892 1,257
3 1,004 1,142 0,893 1,253
20 15 1 1,001 1,183 0,991 1,093
A-10
2 1,021 1,125 0,991 1,052
3 1,011 1,154 0,991 1,074
30 1 1,051 1,182 0,998 1,236
2 1,003 1,136 0,998 1,141
3 1,025 1,183 0,998 1,210
45 1 1,026 1,152 0,999 1,180
2 1,055 1,127 0,999 1,184
3 1,027 1,118 0,999 1,146
60 1 1,027 1,183 0,988 1,222
2 1,000 1,123 0,989 1,134
3 1,005 1,162 0,988 1,180
120 1 1,017 1,159 0,986 1,190
2 1,014 1,164 0,985 1,193
3 1,054 1,163 0,985 1,232
240 1 1,027 1,174 0,973 1,228
2 1,073 1,173 0,973 1,274
3 1,026 1,142 0,973 1,195
480 1 1,004 1,152 0,998 1,158
2 1,025 1,184 0,992 1,217
3 1,026 1,174 0,999 1,200
15 15 1 1,033 1,111 0,991 1,152
2 1,012 1,129 0,991 1,149
3 1,045 1,138 0,991 1,192
30 1 1,004 1,152 0,998 1,158
2 1,025 1,184 0,998 1,211
3 1,026 1,174 0,998 1,202
45 1 1,017 1,159 0,999 1,177
2 1,014 1,164 0,999 1,179
3 1,054 1,163 0,999 1,218
60 1 1,027 1,174 0,988 1,213
A-11
Tahap 2
Tabel A.8 Neraca Massa Tahap 2
2 1,035 1,113 0,989 1,160
3 1,004 1,142 0,988 1,158
120 1 1,001 1,183 0,986 1,199
2 1,021 1,125 0,985 1,161
3 1,011 1,154 0,985 1,180
240 1 1,009 1,122 0,973 1,158
2 1,002 1,123 0,973 1,153
3 1,011 1,132 0,973 1,170
480 1 1,026 1,152 0,998 1,181
2 1,055 1,127 0,992 1,191
3 1,027 1,118 0,999 1,145
Suhu
(oC)
Waktu
Ekstraksi
(menit)
Run
Komponen Masuk (gram) Komponen Keluar (gram)
Acetone
<8>
DES + Oryzanol
<4>
Acetone+oryzanol
<6>
DES
<7>
30 15
1 1,604 1,123 1,614 1,113
2 1,712 1,198 1,798 1,112
3 1,673 1,171 1,700 1,145
Ekstraksi Oryzanol
<4>
DES + Oryzanol
<8>
Aceton+Oryzanol <6>
Aceton
<7>
DES
A-12
30
1 1,690 1,183 1,741 1,132
2 1,635 1,144 1,656 1,123
3 1,633 1,143 1,677 1,100
45
1 1,744 1,221 1,809 1,155
2 1,736 1,215 1,786 1,165
3 1,698 1,188 1,758 1,128
60
1 1,774 1,242 1,861 1,155
2 1,784 1,249 1,856 1,177
3 1,759 1,232 1,835 1,156
120
1 1,854 1,298 1,953 1,199
2 1,833 1,283 1,929 1,187
3 1,845 1,291 1,948 1,188
240
1 1,929 1,350 2,080 1,199
2 1,845 1,291 1,960 1,177
3 1,871 1,310 1,983 1,198
480
1 1,876 1,313 2,077 1,112
2 1,861 1,303 2,041 1,123
3 1,983 1,388 2,240 1,132
25 15
1 1,616 1,131 1,636 1,111
2 1,699 1,189 1,776 1,112
3 1,635 1,145 1,667 1,112
30
1 1,633 1,143 1,654 1,122
2 1,624 1,137 1,638 1,123
3 1,636 1,145 1,649 1,132
A-13
45
1 1,655 1,159 1,689 1,125
2 1,618 1,133 1,641 1,110
3 1,687 1,181 1,752 1,117
60
1 1,669 1,168 1,715 1,121
2 1,623 1,136 1,636 1,124
3 1,719 1,204 1,767 1,156
120
1 1,697 1,188 1,774 1,111
2 1,700 1,190 1,761 1,129
3 1,760 1,232 1,855 1,138
240
1 1,758 1,231 1,850 1,139
2 1,805 1,264 1,953 1,117
3 1,743 1,220 1,835 1,128
480
1 1,783 1,248 1,888 1,142
2 1,795 1,257 1,939 1,113
3 1,789 1,253 1,900 1,142
20 15
1 1,562 1,093 1,472 1,183
2 1,502 1,052 1,428 1,125
3 1,534 1,074 1,454 1,154
30
1 1,765 1,236 1,818 1,182
2 1,631 1,141 1,636 1,136
3 1,728 1,210 1,755 1,183
45
1 1,686 1,180 1,713 1,152
2 1,691 1,184 1,747 1,127
3 1,637 1,146 1,665 1,118
A-14
60
1 1,746 1,222 1,785 1,183
2 1,621 1,134 1,632 1,123
3 1,686 1,180 1,703 1,162
120
1 1,700 1,190 1,732 1,159
2 1,704 1,193 1,733 1,164
3 1,760 1,232 1,829 1,163
240
1 1,754 1,228 1,808 1,174
2 1,820 1,274 1,921 1,173
3 1,708 1,195 1,761 1,142
480
1 1,654 1,158 1,659 1,152
2 1,739 1,217 1,772 1,184
3 1,715 1,200 1,742 1,174
15 15
1 1,646 1,152 1,688 1,111
2 1,642 1,149 1,662 1,129
3 1,703 1,192 1,757 1,138
30
1 1,654 1,158 1,659 1,152
2 1,730 1,211 1,757 1,184
3 1,717 1,202 1,745 1,174
45
1 1,681 1,177 1,700 1,159
2 1,685 1,179 1,700 1,164
3 1,741 1,218 1,795 1,163
60
1 1,733 1,213 1,773 1,174
2 1,657 1,160 1,703 1,113
3 1,655 1,158 1,671 1,142
A-15
Tahap 3
Tabel A.9 Neraca Massa Tahap 3
Suhu (oC)
Waktu
ekstraksi
(menit)
Run
Komponen
Masuk (gram) Komponen Keluar (gram)
Acetone+oryanol
<6>
Acetone
<10>
Oryzanol
<9>
30 15 1 1,614 1,604 0,010
2 1,798 1,712 0,086
120
1 1,712 1,199 1,728 1,183
2 1,659 1,161 1,695 1,125
3 1,685 1,180 1,711 1,154
240
1 1,654 1,158 1,690 1,122
2 1,647 1,153 1,676 1,123
3 1,672 1,170 1,711 1,132
480
1 1,687 1,181 1,715 1,152
2 1,701 1,191 1,765 1,127
3 1,636 1,145 1,664 1,118
Rotary Vacuum Evap
<6>
Aceton+Oryzanol
<9>
Oryzanol
<10>
Aceton
A-16
3 1,700 1,673 0,026
30 1 1,741 1,690 0,051
2 1,656 1,635 0,021
3 1,677 1,633 0,043
45 1 1,809 1,744 0,065
2 1,786 1,736 0,050
3 1,758 1,698 0,061
60 1 1,861 1,774 0,087
2 1,856 1,784 0,072
3 1,835 1,759 0,076
120 1 1,953 1,854 0,099
2 1,929 1,833 0,096
3 1,948 1,845 0,104
240 1 2,080 1,929 0,152
2 1,960 1,845 0,115
3 1,983 1,871 0,112
480 1 2,077 1,876 0,201
2 2,041 1,861 0,180
3 2,240 1,983 0,256
25 15 1 1,636 1,616 0,020
2 1,776 1,699 0,077
3 1,667 1,635 0,032
30 1 1,654 1,633 0,021
2 1,638 1,624 0,014
A-17
3 1,649 1,636 0,013
45 1 1,689 1,655 0,033
2 1,641 1,618 0,023
3 1,752 1,687 0,065
60 1 1,715 1,669 0,047
2 1,636 1,623 0,013
3 1,767 1,719 0,048
120 1 1,774 1,697 0,077
2 1,761 1,700 0,061
3 1,855 1,760 0,094
240 1 1,850 1,758 0,092
2 1,953 1,805 0,147
3 1,835 1,743 0,092
480 1 1,888 1,783 0,106
2 1,939 1,795 0,144
3 1,900 1,789 0,110
20 15
1 1,562 1,093 1,472
2 1,502 1,052 1,428
3 1,534 1,074 1,454
30
1 1,765 1,236 1,818
2 1,631 1,141 1,636
3 1,728 1,210 1,755
45
1 1,686 1,180 1,713
2 1,691 1,184 1,747
A-18
3 1,637 1,146 1,665
60
1 1,746 1,222 1,785
2 1,621 1,134 1,632
3 1,686 1,180 1,703
120
1 1,700 1,190 1,732
2 1,704 1,193 1,733
3 1,760 1,232 1,829
240
1 1,754 1,228 1,808
2 1,820 1,274 1,921
3 1,708 1,195 1,761
480
1 1,654 1,158 1,659
2 1,739 1,217 1,772
3 1,715 1,200 1,742
15 15 1 1,688 1,646 0,042
2 1,662 1,642 0,021
3 1,757 1,703 0,054
30 1 1,659 1,654 0,006
2 1,757 1,730 0,027
3 1,745 1,717 0,028
45 1 1,700 1,681 0,018
2 1,700 1,685 0,015
3 1,795 1,741 0,055
60 1 1,773 1,733 0,039
2 1,703 1,657 0,046
A-19
3 1,671 1,655 0,016
120 1 1,728 1,712 0,015
2 1,695 1,659 0,036
3 1,711 1,685 0,026
240 1 1,690 1,654 0,036
2 1,676 1,647 0,029
3 1,711 1,672 0,038
480 1 1,715 1,687 0,028
2 1,765 1,701 0,063
3 1,664 1,636 0,027
10. Analisa Kandungan Oryzanol
Total kandungan oryzanol dihitung dengan kurva kalibrasi yang diperoleh dari
larutan standar oryzanol.
a. Perhitungan Kadar Sampel Oryzanol Standard (Wako, Jepang)
Massa oryzanol = 0.02 gram = 20 mg
Volume N-Hexane = 10 ml = 1 L
Konsentrasi larutan = = 200 mg/L = 200 ppm
Larutan tersebut diencerkan hingga 100 ppm, maka perhitungan berdasarkan rumus
pengenceran :
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 200 ppm = 100 ml x 100 ppm
V larutan = 50 ml
Jadi, mengambil 50 ml dari larutan dengan konsentrasi 20 ppm dan menambahkan
N-Hexane hingga volumenya mencapai 100 ml.
A-20
b. Pembuatan Kurva Kalibrasi Konsentrasi vs Absorbansi Oryzanol
Untuk membuat kurva kalibrasi larutan standard yang digunakan yaitu dari
konsentrasi 0-100 ppm. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Larutan dengan konsentrasi 10 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 10 ppm
V larutan = 1 ml
Larutan dengan konsentrasi 20 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 20 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 30 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 30 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 40 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 40 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 50 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 50 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 60 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 60 ppm
V larutan = ml
A-21
Larutan dengan konsentrasi 70 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 70 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 80 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 80 ppm
V larutan = ml
Larutan dengan konsentrasi 90 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V larutan x 100 ppm = 10 ml x 90 ppm
V larutan = ml
Tabel A.10 Data pengenceran larutan oryzanol standard
No. Volume sampel (N-
Hexane 100 ppm)
Volume penambahan
N-Hexane (ml)
Konsentrasi
(ppm)
1 1 9 10
2 2 8 20
3 3 7 30
4 4 6 40
5 5 5 50
6 6 4 60
7 7 3 70
8 8 2 80
9 9 1 90
10 - - 100
Pengukuran absorbansi untuk setiap konsentrasi oryzanol standard dengan
spektrofotometri UV-Vispada panjang gelombang 311nm. Sehingga diperoleh data
sebagai berikut:
A-22
Tabel A.11 Data pengenceran larutan oryzanol standard
Konsentrasi Oryzanol (ppm) absorbansi
0 0
10 0,037
20 0,194
30 0,367
40 0,453
50 0,646
60 0,891
70 0,969
80 1,316
90 1,472
100 1,523
Dari tabel diatas, selanjunya dibuat grafik antara konsentrasi dan absorbansi
sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung konsentrasi sample, sebagai berikut :
y = 0,015 x
Dengan : y = absorbansi
x = Konsentrasi (mg oryzanol/l)
Gambar A.4 Kurva kalibrasi oryzanol pada wavelength 311 nm
y = 0.015x
R² = 0.9683
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0 20 40 60 80 100 120
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi Oryzanol
Hasil Absorbansi pada
Wavelength 311 nm
Linear (Hasil Absorbansi
pada Wavelength 311 nm)
A-23
c. Analisa dengan spektrofotometri UV-Vis untuk sampel pada λ=311 nm
Dengan menggunakan UV-Vis Spectrophotometer pada panjang gelombang 311
nm diperoleh persamaan dari kurva standar maka konsentrasi oryzanol dalam crude
biodiesel dapat dihitung. Dengan menggunakan rumus y = 0,015 x. Dengan y sebagai
absorbansi pada masing-masing sampel. Misalnya diperoleh y sebesar 0,015 kemudian
dimasukkan kedalam persamaan x = 0.015 : 0.015 diperoleh konsentrasi oryzanol x = 1
mg/L. Berikut hasil analisa spektrofotometri pada masing-masing suhu :
Tabel A.12 Hasil Spektrofotometri Ekstraksi Oryzanol
Suhu
Waktu
Ekstraksi
Oryzanol
Konsentrasi Oryzanol (ppm)
di Upper Layer
Konsentrasi Oryzanol (ppm)
di Produk Kaya Oryzanol
(menit) RUN 1 RUN 2 RUN 3 RUN 1 RUN 2 RUN 3
30°C 0 98,800 98,800 98,800 0 0 0
15 89,333 89,467 89,467 3,400 3,400 3,600
30 74,600 74,267 74,133 5,533 4,933 5,600
45 60,200 60,200 60,333 8,267 8,000 8,067
60 59,200 59,267 59,133 10,200 10,333 10,333
120 52,533 52,467 51,800 16,667 17,000 16,800
240 36,133 36,333 36,333 24,733 25,000 24,800
480 16,133 16,067 16,000 61,333 57,067 61,200
25°C 0 98,800 98,800 98,800 0 0 0
15 91,000 91,067 90,667 3,400 4,133 3,467
30 75,533 75,333 75,333 4,333 4,133 4,067
45 60,800 60,933 60,667 7,933 8,000 8,067
60 60,067 60,400 60,533 9,400 9,467 9,533
120 53,533 53,667 53,800 16,133 16,000 16,267
240 40,000 40,067 40,200 20,867 21,333 22,200
480 24,267 24,333 24,400 57,733 58,533 61,133
A-24
20°C 0 98,800 98,800 98,800 0 0 0
15 94,800 94,800 94,667 2,600 3,600 2,667
30 83,600 83,333 83,133 3,133 3,800 3,667
45 75,600 75,800 75,800 4,267 4,067 4,267
60 68,133 68,200 68,200 7,133 7,267 7,267
120 60,467 60,533 60,467 14,133 14,800 14,200
240 47,400 47,400 47,467 20,067 20,267 20,733
480 24,933 24,733 24,667 58,333 58,200 58,200
15°C 0 98,800 98,800 98,800 0 0 0
15 98,467 98,333 98,467 2,93 2,73 2,53
30 87,533 88,000 88,867 4,00 4,07 4,07
45 76,200 76,067 76,067 5,67 5,47 5,40
60 74,000 74,067 74,000 8,87 8,87 8,67
120 64,067 64,133 64,133 14,07 14,13 14,20
240 54,133 54,067 54,067 19,33 19,33 19,47
480 29,333 29,333 28,000 57,27 56,73 57,20
Tabel A.13 Hasil pehitungan % yield Total Ekstraksi Oryzanol dalam Produk Kaya
Suhu (oC)
Waktu
ekstrasi
(menit)
Run
konsentrasi
crude
biodiesel
(mg/L)
massa
crude
biodiesel
(mg)
% berat
oryzanol
di crude
konsentrasi
produk
kaya
oryzanol
(mg/L)
massa
produk
kaya
oryzanol
(mg)
% berat
oryzanol di
produk
% yield
total
oryzanol
30
15 1 98,8 0,5 1,012 3,400 0,500 6,883 3,359
2 98,8 0,5 1,012 3,400 0,500 6,883 3,359
3 98,8 0,5 1,012 3,600 0,500 7,287 3,557
30 1 98,8 0,5 1,012 5,533 0,500 11,201 5,467
2 98,8 0,5 1,012 4,933 0,500 9,987 4,874
3 98,8 0,5 1,012 5,600 0,500 11,336 5,533
45 1 98,8 0,5 1,012 8,267 0,500 16,734 8,167
2 98,8 0,5 1,012 8,000 0,500 16,194 7,904
3 98,8 0,5 1,012 8,067 0,500 16,329 7,970
60 1 98,8 0,5 1,012 10,200 0,500 20,648 10,078
A-25
2 98,8 0,5 1,012 10,333 0,500 20,918 10,209
3 98,8 0,5 1,012 10,333 0,500 20,918 10,209
120 1 98,8 0,5 1,012 16,667 0,500 33,738 16,467
2 98,8 0,5 1,012 17,000 0,500 34,413 16,796
3 98,8 0,5 1,012 16,800 0,500 34,008 16,598
240 1 98,8 0,5 1,012 24,733 0,500 50,067 24,437
2 98,8 0,5 1,012 25,000 0,500 50,607 24,700
3 98,8 0,5 1,012 24,800 0,500 50,202 24,502
480 1 98,8 0,5 1,012 61,333 0,500 62,820 60,597
2 98,8 0,5 1,012 57,067 0,500 58,453 56,382
3 98,8 0,5 1,012 51,200 0,5 68,211 60,466
25
15 1 98,8 0,5 1,012 3,400 0,500 6,883 3,441
2 98,8 0,5 1,012 4,133 0,500 8,367 4,184
3 98,8 0,5 1,012 3,467 0,500 7,018 3,509
30 1 98,8 0,5 1,012 4,333 0,500 8,772 4,386
2 98,8 0,5 1,012 4,133 0,500 8,367 4,184
3 98,8 0,5 1,012 4,067 0,500 8,232 4,116
45 1 98,8 0,5 1,012 7,933 0,500 16,059 8,030
2 98,8 0,5 1,012 8,000 0,500 16,194 8,097
3 98,8 0,5 1,012 8,067 0,500 16,329 8,165
60 1 98,8 0,5 1,012 9,400 0,500 19,028 9,514
2 98,8 0,5 1,012 9,467 0,500 19,163 9,582
3 98,8 0,5 1,012 9,533 0,500 19,298 9,649
120 1 98,8 0,5 1,012 16,133 0,500 32,659 16,329
2 98,8 0,5 1,012 16,000 0,500 32,389 16,194
3 98,8 0,5 1,012 16,267 0,500 32,928 16,464
240 1 98,8 0,5 1,012 20,867 0,500 42,240 21,120
2 98,8 0,5 1,012 21,333 0,500 43,185 21,592
3 98,8 0,5 1,012 22,200 0,500 44,939 22,470
480 1 98,8 0,5 1,012 57,733 0,500 64,394 32,197
2 98,8 0,5 1,012 58,533 0,500 59,954 29,977
3 98,8 0,5 1,012 61,133 0,500 62,618 31,309
20
15 1 98,8 0,5 1,012 2,600 0,500 5,263 2,632
2 98,8 0,5 1,012 3,600 0,500 7,287 3,644
3 98,8 0,5 1,012 2,667 0,500 5,398 2,699
30 1 98,8 0,5 1,012 3,133 0,500 6,343 3,171
2 98,8 0,5 1,012 3,800 0,500 7,692 3,846
3 98,8 0,5 1,012 3,667 0,500 7,422 3,711
45 1 98,8 0,5 1,012 4,267 0,500 8,637 4,318
A-26
2 98,8 0,5 1,012 4,067 0,500 8,232 4,116
3 98,8 0,5 1,012 4,267 0,500 8,637 4,318
60 1 98,8 0,5 1,012 7,133 0,500 14,440 7,220
2 98,8 0,5 1,012 7,267 0,500 14,710 7,355
3 98,8 0,5 1,012 7,267 0,500 14,710 7,355
120 1 98,8 0,5 1,012 14,133 0,500 28,610 14,305
2 98,8 0,5 1,012 14,800 0,500 29,960 14,980
3 98,8 0,5 1,012 14,200 0,500 28,745 14,372
240 1 98,8 0,5 1,012 20,067 0,500 40,621 20,310
2 98,8 0,5 1,012 20,267 0,500 41,026 20,513
3 98,8 0,5 1,012 20,733 0,500 41,970 20,985
480 1 98,8 0,5 1,012 58,333 0,500 59,749 29,875
2 98,8 0,5 1,012 58,200 0,500 59,613 29,807
3 98,8 0,5 1,012 58,200 0,500 59,513 29,757
15
15 1 98,8 0,5 1,012 2,733 0,500 5,533 2,767
2 98,8 0,5 1,012 2,933 0,500 5,938 2,969
3 98,8 0,5 1,012 2,533 0,500 5,128 2,564
30 1 98,8 0,5 1,012 4,000 0,500 8,097 4,049
2 98,8 0,5 1,012 4,067 0,500 8,232 4,116
3 98,8 0,5 1,012 4,067 0,500 8,232 4,116
45 1 98,8 0,5 1,012 5,667 0,500 11,471 5,735
2 98,8 0,5 1,012 5,467 0,500 11,066 5,533
3 98,8 0,5 1,012 5,400 0,500 10,931 5,466
60 1 98,8 0,5 1,012 8,867 0,500 17,949 8,974
2 98,8 0,5 1,012 8,867 0,500 17,949 8,974
3 98,8 0,5 1,012 8,667 0,500 17,544 8,772
120 1 98,8 0,5 1,012 14,067 0,500 28,475 14,238
2 98,8 0,5 1,012 14,133 0,500 28,610 14,305
3 98,8 0,5 1,012 14,200 0,500 28,745 14,372
240 1 98,8 0,5 1,012 19,333 0,500 39,136 19,568
2 98,8 0,5 1,012 19,333 0,500 39,136 19,568
3 98,8 0,5 1,012 19,467 0,500 39,406 19,703
480 1 98,8 0,5 1,012 57,267 0,500 58,667 29,334
2 98,8 0,5 1,012 56,733 0,500 58,111 29,056
3 98,8 0,5 1,012 57,200 0,500 58,589 29,295
A-27
d. Menghitung %t yield oryzanol pertahap
Rumus yang digunakan untuk menghitung % total yield Oryzanol pertahap sebagai
berikut :
Tahap 1
Tabel A.14 Hasil pehitungan % yield Oryzanol Tahap 1
Suhu
(oC)
Waktu
ekstrasi
(menit)
Run Massa
crude
biodiesel
% berat
oryzanol
di crude
Massa
DES+
Oryzanol
(mg)
% berat
oryzanol di
DES+Oryzanol
%yield
total
oryzanol
tahap 1
30 15 1 1,003 1,012 1,152 11,142 12,646
2 1,0761 1,012 1,149 10,211 10,775
3 1,0234 1,012 1,192 11,137 12,816
30 1 1,0331 1,012 1,158 27,777 30,748
2 1,0022 1,012 1,211 30,362 36,238
3 1,0245 1,012 1,202 29,638 34,344
45 1 1,0264 1,012 1,177 45,345 51,375
<2>
DES
<1>
Crude Biodiesel
Ekstraktor <3>
Biodiesel
<4>
DES + Mixture Compounds
A-28
2 1,0111 1,012 1,179 46,117 53,138
3 1,0218 1,012 1,218 46,988 55,355
60 1 1,0288 1,012 1,213 47,839 55,736
2 1,0201 1,012 1,160 46,037 51,704
3 1,0252 1,012 1,158 45,907 51,238
120 1 1,0212 1,012 1,199 55,634 64,519
2 1,0215 1,012 1,161 53,969 60,627
3 1,0253 1,012 1,180 55,396 62,968
240 1 1,0521 1,012 1,158 70,661 76,842
2 1,0332 1,012 1,153 71,389 78,684
3 1,0212 1,012 1,170 73,349 83,063
480 1 1,095 1,012 1,181 91,315 97,280
2 1,072 1,012 1,191 94,148 97,326
3 1,058 1,012 1,145 91,836 98,234
25 15 1 1,1111 1,012 1,131 8,135 8,183
2 1,112 1,012 1,189 8,472 8,952
3 1,1123 1,012 1,145 8,574 8,717
30 1 1,122 1,012 1,143 24,279 24,435
2 1,1232 1,012 1,137 24,338 24,343
3 1,1321 1,012 1,145 24,318 24,305
45 1 1,1253 1,012 1,159 40,084 40,779
2 1,11 1,012 1,133 39,592 39,924
3 1,1166 1,012 1,181 41,322 43,184
60 1 1,1213 1,012 1,168 41,333 42,537
2 1,1235 1,012 1,136 39,790 39,764
3 1,1556 1,012 1,204 40,827 42,009
120 1 1,1107 1,012 1,188 49,596 52,407
2 1,1287 1,012 1,190 48,739 50,761
3 1,1376 1,012 1,232 49,929 53,428
240 1 1,1385 1,012 1,231 65,115 69,544
2 1,1165 1,012 1,264 68,107 76,167
3 1,1282 1,012 1,220 64,933 69,391
480 1 1,1423 1,012 1,248 83,413 90,031
2 1,1132 1,012 1,257 86,120 96,055
3 1,1421 1,012 1,253 83,586 90,566
20 15 1 1,001 1,012 1,193 4,885 5,753
2 1,0212 1,012 1,156 4,637 5,184
3 1,011 1,012 1,174 4,916 5,639
30 1 1,0514 1,012 1,236 18,300 21,247
A-29
2 1,0033 1,012 1,141 18,026 20,261
3 1,0251 1,012 1,210 18,937 22,075
45 1 1,0263 1,012 1,180 27,324 31,037
2 1,0551 1,012 1,184 26,431 29,294
3 1,0265 1,012 1,146 26,304 29,013
60 1 1,0271 1,012 1,222 37,380 43,943
2 1,0001 1,012 1,134 35,557 39,847
3 1,0052 1,012 1,180 36,795 42,671
120 1 1,0171 1,012 1,190 45,956 53,135
2 1,0142 1,012 1,193 46,111 53,588
3 1,0538 1,012 1,232 45,915 53,041
240 1 1,0271 1,012 1,228 62,952 74,357
2 1,0732 1,012 1,274 62,509 73,315
3 1,0263 1,012 1,195 61,252 70,488
480 1 1,0036 1,012 1,158 87,284 89,675
2 1,0252 1,012 1,217 90,087 89,675
3 1,0262 1,012 1,200 88,841 89,688
15 15 1 1,0325 1,012 1,152 0,381 0,420
2 1,0115 1,012 1,149 0,543 0,610
3 1,0453 1,012 1,192 0,389 0,439
30 1 1,0036 1,012 1,158 13,312 15,169
2 1,0252 1,012 1,211 13,066 15,245
3 1,0262 1,012 1,202 11,915 13,785
45 1 1,0171 1,012 1,177 26,792 30,632
2 1,0142 1,012 1,179 27,077 31,104
3 1,0538 1,012 1,218 26,926 30,757
60 1 1,0271 1,012 1,213 30,009 35,021
2 1,0351 1,012 1,160 28,385 31,417
3 1,0038 1,012 1,158 29,313 33,415
120 1 1,001 1,012 1,199 42,609 50,410
2 1,0212 1,012 1,161 40,392 45,388
3 1,011 1,012 1,180 41,437 47,768
240 1 1,009 1,012 1,158 52,516 59,549
2 1,002 1,012 1,153 52,715 59,911
3 1,0113 1,012 1,170 53,040 60,653
480 1 1,0263 1,012 1,181 81,871 93,057
2 1,0551 1,012 1,191 80,317 89,559
3 1,0265 1,012 1,145 80,936 89,232
A-30
Tahap 2
Tabel A.15 Hasil pehitungan % yield Oryzanol Tahap 2
Suhu
(celcius)
Waktu
ekstrasi
(menit) Run
Massa
DES+
Oryzanol
(mg)
% berat
oryzanol di
DES+Oryzanol
Massa
Acetone+
Oryzanol
(mg)
% berat oryzanol
di
Aetone+Oryzanol
%yield
total
oryzanol
tahap 2
30 15 1 1,152 11,142 1,614 5,605 70,474
2 1,149 10,211 1,798 5,818 89,126
3 1,192 11,137 1,700 6,125 78,420
30 1 1,158 27,777 1,741 9,554 51,745
2 1,211 30,362 1,656 8,350 37,613
3 1,202 29,638 1,677 9,389 44,206
45 1 1,177 45,345 1,809 14,929 50,613
2 1,179 46,117 1,786 14,479 47,560
3 1,218 46,988 1,758 14,220 43,674
60 1 1,213 47,839 1,861 18,902 60,608
2 1,160 46,037 1,856 19,261 66,967
3 1,158 45,907 1,835 18,952 65,425
120 1 1,199 55,634 1,953 32,651 95,614
2 1,161 53,969 1,929 30,885 95,038
3 1,180 55,396 1,948 32,702 97,495
240 1 1,158 70,661 2,080 39,094 99,378
2 1,153 71,389 1,960 39,004 92,896
3 1,170 73,349 1,983 39,000 90,057
480 1 1,181 91,315 2,077 47,562 91,610
2 1,191 94,148 2,041 47,553 86,580
3 1,145 91,836 2,240 45,867 97,657
Ekstraksi Oryzanol
<4>
DES + Mixture Compounds
<8>
Aceton <6>
Aceton+Oryzanol
<7>
DES
A-31
25 15 1 1,131 8,135 1,636 2,022 35,949
2 1,189 8,472 1,776 2,003 35,309
3 1,145 8,574 1,667 2,112 35,884
30 1 1,143 24,279 1,654 6,543 38,989
2 1,137 24,338 1,638 6,176 36,564
3 1,145 24,318 1,649 6,069 35,935
45 1 1,159 40,084 1,689 12,196 44,343
2 1,133 39,592 1,641 12,118 44,345
3 1,181 41,322 1,752 12,965 46,535
60 1 1,168 41,333 1,715 14,731 52,339
2 1,136 39,790 1,636 14,125 51,115
3 1,204 40,827 1,767 14,935 53,715
120 1 1,188 49,596 1,774 26,401 79,504
2 1,190 48,739 1,761 25,571 77,643
3 1,232 49,929 1,855 27,168 81,906
240 1 1,231 65,115 1,850 34,742 80,219
2 1,264 68,107 1,953 38,223 86,716
3 1,220 64,933 1,835 36,998 85,699
480 1 1,248 83,413 1,888 48,888 88,687
2 1,257 86,120 1,939 46,668 83,601
3 1,253 83,586 1,900 45,773 83,058
20 15 1 1,193 4,885 1,715 0,563 16,562
2 1,156 4,637 1,681 0,710 22,275
3 1,174 4,916 1,697 0,585 17,203
30 1 1,236 18,300 1,818 5,552 44,648
2 1,141 18,026 1,636 6,347 50,461
3 1,210 18,937 1,755 6,430 49,263
45 1 1,180 27,324 1,713 7,296 38,767
2 1,184 26,431 1,747 6,898 38,526
3 1,146 26,304 1,665 7,089 39,149
60 1 1,222 37,380 1,785 12,702 49,637
2 1,134 35,557 1,632 12,147 49,147
3 1,180 36,795 1,703 12,612 49,474
120 1 1,190 45,956 1,732 24,655 78,064
2 1,193 46,111 1,733 25,913 81,655
3 1,232 45,915 1,829 25,247 81,617
240 1 1,228 62,952 1,808 36,192 84,666
2 1,274 62,509 1,921 37,156 89,610
3 1,195 61,252 1,761 36,447 87,662
A-32
480 1 1,158 87,284 1,659 36,803 60,440
2 1,217 90,087 1,772 36,080 58,320
3 1,200 88,841 1,742 36,199 59,120
15 15 1 1,152 0,381 1,688 0,058 22,176
2 1,149 0,543 1,662 0,094 25,005
3 1,192 0,389 1,757 0,046 17,566
30 1 1,158 13,312 1,659 1,774 19,101
2 1,211 13,066 1,757 1,380 15,325
3 1,202 11,915 1,745 1,282 15,621
45 1 1,177 26,792 1,700 5,701 30,730
2 1,179 27,077 1,700 5,387 28,679
3 1,218 26,926 1,795 5,426 29,695
60 1 1,213 30,009 1,773 10,676 51,976
2 1,160 28,385 1,703 9,944 51,447
3 1,158 29,313 1,671 9,776 48,107
120 1 1,199 42,609 1,728 14,874 50,321
2 1,161 40,392 1,695 14,037 50,730
3 1,180 41,437 1,711 14,620 51,180
240 1 1,158 52,516 1,690 33,180 92,222
2 1,153 52,715 1,676 23,128 63,797
3 1,170 53,040 1,711 23,731 65,383
480 1 1,181 81,871 1,715 48,035 85,223
2 1,191 80,317 1,765 47,205 87,096
3 1,145 80,936 1,664 44,963 80,680
Tahap 3
Tabel A.16 Hasil pehitungan % yield Oryzanol Tahap 3
Rotary Vacuum Evap
<6>
Aceton+Oryzanol
<11>
Oryzanol
<10>
Aceton
A-33
Suhu
(o C)
Waktu
ekstrasi
(menit)
Run
Massa
Acetone
Oryzanol
(mg)
% berat oryzanol
di
Acetone+Oryzanol
Massa
produk kaya
oryzanol
(mg)
% berat
oryzanol
di
produk
%yield
oryzanol
tahap 3
30 15 1 1,614 5,605 0,010 9,368 1,004
2 1,798 5,818 0,086 7,804 6,409
3 1,700 6,125 0,026 9,442 2,376
30 1 1,741 9,554 0,051 27,983 8,578
2 1,656 8,350 0,021 10,640 1,624
3 1,677 9,389 0,043 24,247 6,669
45 1 1,809 14,929 0,065 53,961 13,064
2 1,786 14,479 0,050 40,528 7,835
3 1,758 14,220 0,061 49,091 11,918
60 1 1,861 18,902 0,087 88,059 21,705
2 1,856 19,261 0,072 74,924 15,132
3 1,835 18,952 0,076 78,475 17,146
120 1 1,953 32,651 0,099 85,523 13,279
2 1,929 30,885 0,096 83,716 13,491
3 1,948 32,702 0,104 83,902 13,644
240 1 2,080 39,094 0,152 84,747 15,789
2 1,960 39,004 0,115 88,679 13,330
3 1,983 39,000 0,112 88,334 12,739
480 1 2,077 47,562 0,201 89,895 18,276
2 2,041 47,553 0,180 89,867 16,646
3 2,240 45,867 0,256 89,872 22,422
25 15 1 1,636 2,022 0,020 2,484 1,509
2 1,776 2,003 0,077 2,706 5,873
3 1,667 2,112 0,032 1,091 1,001
30 1 1,654 6,543 0,021 8,269 1,597
2 1,638 6,176 0,014 28,269 3,883
3 1,649 6,069 0,013 24,821 3,249
45 1 1,689 12,196 0,033 34,112 5,532
2 1,641 12,118 0,023 37,908 4,364
3 1,752 12,965 0,065 37,736 10,717
60 1 1,715 14,731 0,047 49,106 9,076
2 1,636 14,125 0,013 47,135 2,631
3 1,767 14,935 0,048 49,482 8,980
120 1 1,774 26,401 0,077 61,876 10,198
2 1,761 25,571 0,061 61,730 8,377
3 1,855 27,168 0,094 63,429 11,896
A-34
240 1 1,850 34,742 0,092 73,116 10,487
2 1,953 38,223 0,147 78,329 15,458
3 1,835 36,998 0,092 75,658 10,261
480 1 1,888 48,888 0,106 83,396 9,540
2 1,939 46,668 0,144 84,443 13,393
3 1,900 45,773 0,110 86,009 10,920
20 15 1 1,715 0,563 0,010 0,331 0,346
2 1,681 0,710 0,030 1,278 3,238
3 1,697 0,585 0,020 0,693 1,402
30 1 1,818 5,552 0,053 0,272 0,144
2 1,636 6,347 0,005 9,018 0,452
3 1,755 6,430 0,027 9,857 2,350
45 1 1,713 7,296 0,028 11,712 2,577
2 1,747 6,898 0,056 11,222 5,240
3 1,665 7,089 0,028 11,782 2,763
60 1 1,785 12,702 0,039 38,025 6,605
2 1,632 12,147 0,011 38,471 2,209
3 1,703 12,612 0,017 32,938 2,679
120 1 1,732 24,655 0,032 44,941 3,323
2 1,733 25,913 0,029 43,592 2,830
3 1,829 25,247 0,069 44,864 6,677
240 1 1,808 36,192 0,054 58,319 4,823
2 1,921 37,156 0,101 54,629 7,702
3 1,761 36,447 0,053 50,495 4,200
480 1 1,659 36,803 0,006 79,421 0,728
2 1,772 36,080 0,034 78,396 4,119
3 1,742 36,199 0,027 75,822 3,230
15 15 1 1,688 0,058 0,042 0,142 6,075
2 1,662 0,094 0,021 0,116 1,528
3 1,757 0,046 0,054 0,144 9,581
30 1 1,659 1,774 0,006 0,588 0,110
2 1,757 1,380 0,027 2,129 2,380
3 1,745 1,282 0,028 2,058 2,576
45 1 1,700 5,701 0,018 6,138 1,159
2 1,700 5,387 0,015 4,874 0,819
3 1,795 5,426 0,055 16,611 9,373
60 1 1,773 10,676 0,039 23,724 4,938
2 1,703 9,944 0,046 27,082 7,418
3 1,671 9,776 0,016 9,404 0,925
A-35
120 1 1,728 14,874 0,015 13,317 0,802
2 1,695 14,037 0,036 29,940 4,549
3 1,711 14,620 0,026 22,147 2,295
240 1 1,690 33,180 0,036 40,704 2,614
2 1,676 23,128 0,029 40,585 3,079
3 1,711 23,731 0,038 53,260 5,037
480 1 1,715 48,035 0,028 79,264 2,723
2 1,765 47,205 0,063 79,865 6,088
3 1,664 44,963 0,027 73,410 2,666
A-34
11. Hasil FIR (Fourier Transform Infrared)
Gambar A.5 Hasil FIR (Fourier Transform Infrared) γ-Oryzanol Standart
Collection time: Sat Dec 10 09:45:56 2016 (GMT+07:
44
7.1
7
56
8.5
4
60
1.4
170
8.5
4
81
6.1
9
84
5.8
88
80
.09
92
7.6
59
76
.36
10
39
.32
11
20
.29
11
60
.08
12
07
.45
12
66
.67
13
74
.97
14
28
.74
14
62
.63
15
13
.26
15
88
.40
16
04
.011
63
4.1
91
68
2.6
628
66
.97
29
41
.09
32
86
.81
20
30
40
50
60
70
80
90
100
%T
ran
smitt
an
ce
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Wavenumbers (cm-1)
Sat Dec 10 09:46:33 2016 (GMT+07:00) FIND PEAKS:
Spectrum: Oryzanol Standart Region: 4000.00 400.00 Absolute threshold: 96.606 Sensitivity: 50 Peak list:
Position: 447.17 Intensity: 84.384 Position: 568.54 Intensity: 80.627 Position: 601.41 Intensity: 82.826 Position: 708.54 Intensity: 82.905 Position: 816.19 Intensity: 71.559 Position: 845.88 Intensity: 73.514 Position: 880.09 Intensity: 82.259 Position: 927.65 Intensity: 81.083 Position: 976.36 Intensity: 67.334 Position: 1039.32 Intensity: 72.262 Position: 1120.29 Intensity: 71.124 Position: 1160.08 Intensity: 57.056 Position: 1207.45 Intensity: 72.361 Position: 1266.67 Intensity: 54.388 Position: 1374.97 Intensity: 79.692 Position: 1428.74 Intensity: 77.000 Position: 1462.63 Intensity: 80.175 Position: 1513.26 Intensity: 64.409 Position: 1588.40 Intensity: 76.922 Position: 1604.01 Intensity: 80.536 Position: 1634.19 Intensity: 81.616 Position: 1682.66 Intensity: 71.243 Position: 2866.97 Intensity: 81.190 Position: 2941.09 Intensity: 79.176 Position: 3286.81 Intensity: 91.207
Spectrum: Oryzanol Standart Region: 3495.26-455.13 Search type: Correlation Hit List:
Index Match Compound name Library 7151 53.04 2-Methoxy-4-propylphenol, 99+% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 1 52.99 Pinewood pyrolyzate HR Hummel Polymer and Additives 7154 52.12 4-Ethylguaiacol, 98+%, fcc HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 7651 51.94 Homovanillyl alcohol, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 89 51.27 4-PROPYLPHENOL, 99% Aldrich Vapor Phase Sample Library 7156 50.50 Eugenol, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 105 50.02 BENZOCAINE IN KBR Georgia State Crime Lab Sample Library 3 47.75 Pinewood pyrolyzate HR Hummel Polymer and Additives 7150 45.12 2-Methoxy-4-methylphenol HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 1157 44.63 Gum guaiac HR Aldrich FT-IR Collection Edition II
A-35
Gambar A.6 Hasil FTIR (Fourier Transform Infrared) Biodiesel
Collection time: Sat Dec 10 09:42:26 2016 (GMT+07:
405.
3042
0.65
722.
11
882.
96
1166
.70
1376
.92
1435
.91
1458
.97
1741
.9528
52.7
5
2921
.87
3007
.59
30
40
50
60
70
80
90
100
%T
rans
mitt
ance
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Wavenumbers (cm-1)
Title:
Sat Dec 10 09:43:15 2016 (GMT+07:00)
FIND PEAKS:
Spectrum: Biodesel
Region: 4000.00 400.00
Absolute threshold: 97.854
Sensitivity: 50
Peak list:
Position: 405.30 Intensity: 94.250
Position: 420.65 Intensity: 91.479
Position: 722.11 Intensity: 79.636
Position: 882.96 Intensity: 93.162
Position: 1166.70 Intensity: 68.705
Position: 1376.92 Intensity: 87.818
Position: 1435.91 Intensity: 83.608
Position: 1458.97 Intensity: 80.434
Position: 1741.95 Intensity: 56.908
Position: 2852.75 Intensity: 66.937
Position: 2921.87 Intensity: 56.872
Position: 3007.59 Intensity: 93.764
Spectrum: Biodesel Region: 3495.26-455.13 Search type: Correlation Hit List:
Index Match Compound name Library 4052 92.30 Methyl cis-11-eicosenoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3800 92.18 Methyl nonadecanoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 4050 91.80 cis-Vaccenic acid methyl ester, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3802 91.50 Methyl heneicosanoate, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3792 90.79 Methyl palmitate, 99+% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3791 90.63 Methyl pentadecanoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3789 90.53 Methyl myristate 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3796 90.16 Methyl heptadecanoate, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3786 90.10 Methyl laurate, 99.5% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3797 90.10 Methyl stearate, 97% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II
Biodesel Sat Dec 10 09:43:30 2016 (GMT+07:00)
A-36
Gambar A.7 Hasil FTIR (Fourier Transform Infrared) DES
Collection time: Sat Dec 10 09:39:20 2016 (GMT+07:
413.
4142
6.8458
3.56
722.
35
883.
53
1166
.50
1377
.00
1459
.02
1742
.3828
52.9
6
2922
.15
3008
.06
40
50
60
70
80
90
100
%T
rans
mitt
ance
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Wavenumbers (cm-1)
Sat Dec 10 09:40:16 2016 (GMT+07:00)
FIND PEAKS:
Spectrum: DES
Region: 4000.00 400.00
Absolute threshold: 100.563
Sensitivity: 50
Peak list:
Position: 413.41 Intensity: 92.466
Position: 426.84 Intensity: 93.608
Position: 583.56 Intensity: 93.437
Position: 722.35 Intensity: 79.721
Position: 883.53 Intensity: 93.069
Position: 1166.50 Intensity: 68.872
Position: 1377.00 Intensity: 87.145
Position: 1459.02 Intensity: 79.500
Position: 1742.38 Intensity: 56.457
Position: 2852.96 Intensity: 65.073
Position: 2922.15 Intensity: 54.305
Position: 3008.06 Intensity: 92.926
Spectrum: DES Region: 3495.26-455.13 Search type: Correlation Hit List:
Index Match Compound name Library 4052 93.47 Methyl cis-11-eicosenoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3800 93.30 Methyl nonadecanoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 4050 92.47 cis-Vaccenic acid methyl ester, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3792 92.26 Methyl palmitate, 99+% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3802 92.20 Methyl heneicosanoate, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3791 91.03 Methyl pentadecanoate, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 4049 91.03 Methyl cis-9-hexadecenoate, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3789 90.95 Methyl myristate 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3797 90.87 Methyl stearate, 97% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 3796 90.76 Methyl heptadecanoate, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II
Sat Dec 10 09:40:30 2016 (GMT+07:00)
A-37
Gambar A.8 Hasil FTIR (Fourier Transform Infrared) γ-Oryzanol hasil Ekstraksi selama 480 menit suhu 30oC
Collection time: Thu Dec 08 15:01:31 2016 (GMT+07:
50
9.7
6
86
1.9
08
81
.70
95
3.7
2
10
37
.03
10
83
.20
12
03
.97
14
77
.22
16
44
.76
29
44
.29
32
80
.47
20
30
40
50
60
70
80
90%
Tra
nsm
itta
nce
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Wavenumbers (cm-1)
Sat Dec 10 09:34:30 2016 (GMT+07:00) FIND PEAKS:
Spectrum: Ofyzanol Region: 4000.00 400.00 Absolute threshold: 92.047 Sensitivity: 50 Peak list:
Position: 509.76 Intensity: 33.832 Position: 861.90 Intensity: 60.515 Position: 881.70 Intensity: 60.474 Position: 953.72 Intensity: 72.100 Position: 1037.03 Intensity: 46.002 Position: 1083.20 Intensity: 51.713 Position: 1203.97 Intensity: 83.129 Position: 1477.22 Intensity: 77.924 Position: 1644.76 Intensity: 79.856 Position: 2944.29 Intensity: 79.991 Position: 3280.47 Intensity: 50.948
Spectrum: Ofyzanol Region: 3495.26-455.13 Search type: Correlation Hit List:
Index Match Compound name Library 726 71.92 Ethylene glycol, 99+% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 2115 68.08 N-Methyldiethanolamine, 99% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 9 67.49 Ethylene Glycol (Transmission Cell) User Example Library 979 63.55 2-Fluoroethanol, 95% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 244 63.17 Ethylene glycol HR Nicolet Sampler Library 247 60.66 2-Fluoroethanol HR Nicolet Sampler Library 1228 58.28 Triethanolamine HR Hummel Polymer and Additives 1812 57.79 Triethanolamine HR Hummel Polymer and Additives 2116 54.98 N-Ethyldiethanolamine, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II 2118 54.10 Triethanolamine, 98% HR Aldrich FT-IR Collection Edition II
A-38
Gambar A.9 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Hexanoate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
250
500
750
1000
1250
1500
1750
5
4
3
2
1
M.Hexanoate, FID1 A
Correlation: 0.99406
Rel. Res%(5): -20.424
Area = 0.36362285*Amt -116.32657
A-39
Gambar A.10 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Octanoate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
250
500
750
1000
1250
1500
1750
54
3
2
1
M.Octanoate, FID1 A
Correlation: 0.99686
Rel. Res%(5): -14.597
Area = 0.34455588*Amt -60.975746
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
250
500
750
1000
1250
1500
1750
54
3
2
1
M.Octanoate, FID1 A
Correlation: 0.99686
Rel. Res%(5): -14.597
Area = 0.34455588*Amt -60.975746
A-40
Gambar A.11 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Nonanoate
Amount[(mg/L)]0 5000
Area
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
5
4
3
2
1
M.Nonanoate, FID1 A
Correlation: 0.99583
Rel. Res%(5): -26.291
Area = 0.37808976*Amt -116.23468
A-41
Gambar A.12 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Laurate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
5
43
2
1
M.Laurate, FID1 A
Correlation: 0.99600
Rel. Res%(5): -21.210
Area = 0.66257873*Amt -131.81937
A-42
Gambar A.13 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Ristate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
500
1000
1500
2000
54
3
2
1
M.My ristate, FID1 A
Correlation: 0.99891
Rel. Res%(5): -5.384
Area = 0.71335568*Amt -58.236498
A-43
Gambar A.14 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Palmitate
Amount[(mg/L)]0 2000 4000
Area
0
1000
2000
3000
4000
5000
54
3
2
1
M.Palmitate, FID1 A
Correlation: 0.99549
Rel. Res%(5): -8.416
Area = 0.80376014*Amt -222.92928
A-44
Gambar A.15 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Heptadecanoate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
54
3
2
1
M.Heptadecanoate, FID1 A
Correlation: 0.99867
Rel. Res%(5): 7.620
Area = 0.77071299*Amt -2.3928794
A-45
Gambar A.16 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl leat
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
54
3
2
1
M.Oleate, FID1 A
Correlation: 0.99928
Rel. Res%(5): 6.339
Area = 0.64999026*Amt +66.733816
A-46
Gambar A.17 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Linoleat
Amount[(mg/L)]0 2000 4000
Area
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
5
4
3
2
1
M.Linoleate, FID1 A
Correlation: 0.99898
Rel. Res%(5): -10.690
Area = 2.06950645*Amt +31.08358
A-47
Gambar A.18 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Stearat
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
2000
4000
6000
8000
10000
5
4
3
2
1
M.Stearate, FID1 A
Correlation: 0.99847
Rel. Res%(5): -4.361
Area = 3.13113674*Amt +111.11805
A-48
Gambar A.19 Standart GC (Gas-Chromatography) untuk Methyl Archidate
Amount[(mg/L)]0 2000
Area
0
500
1000
1500
2000
54
3
2
1
M.Arachidate, FID1 A
Correlation: 0.99580
Rel. Res%(5): 7.655
Area = 0.42098681*Amt +105.40269
A-49
Halaman Ini Sengaja Di Kosongkan
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama lengkap Dian
Aprilia Ratnasari, biasa dipanggil Dian
dilahirkan di Mojokerto, 10 April 1993
merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Penulis telah menempuh
pendidikan formal dimulai dari SD
Negeri Kranggan 1 Mojokerto, SMPN 8
Mojokerto, SMA Negeri 1 Mojokerto. Setelah lulus dari SMA
Negeri 1 Mojokerto, penulis meneruskan pendidikan di D3
Teknik Kimia ITS dan lulus pada tahun 2014. Setelah itu,
penulis menempuh pendidikan di S1 Teknik Kimia ITS
melalui program Lintas Jalur dengan NRP 2314105020. Pada
jurusan Teknik Kimia penulis mengambil Bidang Studi
Biomassa dan Konversi Energi. Penulis telah menyelesaikan
tugas pra desain pabrik dengan judul “Pra Desain Pabrik
Margarin dari Kacang Tanah dengan Proses Hidrogenasi” dan
skripsi dengan judul “Ekstraksi γ-Oryzanol Based Biodiesel
dengan Menggunakan Deep Eutectic Solvent” menjadikan penulis sebagai Sarjana Teknik. Penulis dengan motto “never
stop dreaming”