Salep Mata Tetrasiklin.doc

118
I Formula Asli R/ Salep mata Tetrasiklin II Rancangan Formula Tiap 3,5 g salep mata mengandung : Tetrasiklin HCL 35 mg Klorbutanol 0,5% α-tokoferol 0,05% Basis ad 100% Parafin cair 10% Lanolin anhidrat 10% Vaselin kuning 80% Master Formula Nama Produk : Duasiklin Salep Mata Jumlah Produk : 1 tube @ 3,5 gram Tgl Produksi : 13 Februari 2007 Tgl kadaluarsa : 13 Februari 2009 No. Reg : DKL 07002001 A1 No. Batch : H 070201

Transcript of Salep Mata Tetrasiklin.doc

Page 1: Salep Mata Tetrasiklin.doc

I Formula Asli

R/ Salep mata Tetrasiklin

II Rancangan Formula

Tiap 3,5 g salep mata mengandung :

Tetrasiklin HCL 35 mg

Klorbutanol 0,5%

α-tokoferol 0,05%

Basis ad 100%

Parafin cair 10%

Lanolin anhidrat 10%

Vaselin kuning 80%

Master Formula

Nama Produk : Duasiklin Salep Mata

Jumlah Produk : 1 tube @ 3,5 gram

Tgl Produksi : 13 Februari 2007

Tgl kadaluarsa : 13 Februari 2009

No. Reg : DKL 07002001 A1

No. Batch : H 070201

Page 2: Salep Mata Tetrasiklin.doc

PT. DUA FARMA

Makassar- IndonesiaDuasiklin ® Salep Mata

Dibuat oleh : Disetujui oleh :

Klp II

Nursinatrya

Sari, S.Si

No Kode Bahan Nama bahan Fungsi bahan Perdosis Perbatch

 1  TRK-01 Tetrasiklin HCL Zat aktif 35 mg 0,0385 g

 2  KLB-02 Klorobutanol Pengawet 0,5% 0,001925 g

 3  ATK-03 α-tokoferol Antioksidan 0,05% 0,01925 g

 4  PFC-04 Parafin cair Basis 10% 0,3791 g

 5  LNH-05 Lanolin anhidrat Basis 10% 0,3791 g

 6 VSK-06 Vaselin kuning Basis 80% 3,0328 g

Page 3: Salep Mata Tetrasiklin.doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bentuk-bentuk sediaan farmasi yang mempunyai karakteristik

umum karena dibuat menjadi steril yaitu bebas dari pencemaran mikroba.

Sterilitas pada sediaan-sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut

langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang

merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah (Ansel : 399).

Sterilitas adalah ketidakhadiran dari mikroorganisme yang hidup (RPS18th :

1470). Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan

bakteri dan mikroorganisme lain (Scoville’s : 403).

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata dengan

menggunakan dasar salep yang cocok (FI III : 20). Salep mata berbeda

dengan salep dermatologi, salep mata harus steril. Apakah dibuat dari

bahan-bahan yang sudah steril dalam keadaan bebas hama sepenuhnya

atau disterilkan sesudah pembuatan. Salep mata harus memenuhi uji

sterilitas sebagaimana tertera pada kompedia resmi (Ansel : 561).

Sterilitas merupakan syarat yang paling penting. Larutan mata yang

dibuat dapat membawa banyak mikroorganisme, yang paling berbahaya

adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat

menyebabkan kebutaan, ini khususnya berbahaya untuk penggunaan

produk-produk nonsteril pada mata saat kornea terkena. Bahan partikulat

dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien

(SDF: 359).

Page 4: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat

mempertahankan kontak dengan mata dan jaringan di sekelilingnya tanpa

tercuci oleh cairan air mata. Salep mata memberikan keuntungan dimana

waktu kontaknya lebih lama dan bioavaibilitasnya dan letal obat lebih

besar meski dengan onset yang lebih lambat dan waktu untuk mencapai

absorbsi lebih lama (RPS18th : 1585). Ssatu kekurangan dari penggunaan

salep mata adalah salep akan mengganggu pandangan kecuali digunakan

selama waktu tidur (RPS18th : 1585).

Salep mata dibuat dengan menggunakan salah satu dari dua

metode berikut :

Jika bahan obat larut dalam air dan membentuk larutan stabil maka

bahan obat dilarutkan dalam jumlah minimum air untuk injeksi, larutan

yang dihasilkan kemudian digabungkan dengan basis yang telah dilebur

dan campuran diaduk terus-menerus sampai mengental. Jika bahan obat

tidak segera larut dalam air, maka bahan obat dimikronisasi sampai

menjadi serbuk yang sangat halus dengan melevigasinya dengan

sejumlah kecil basis. Campuran yang dihasilkan digabungkan dengan sisa

basis (Scoville’s : 357).

Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik spektrum luas yang aktif

terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman negatif.

Juga terhadap spirokhaeta, Clamydia trachomatis dan Mycoplasma. Tidak

aktif terhadap kebanyakan suku Pseudomonas, Proteus, dan Enterobacter

(OOP V : 32).

Page 5: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein

kuman. Yang dihambat ialah enzim peptidil transferase yang berperan

sebagai katalisator untuk membentuk ikatan peptide pada proses sintesis

protein kuman (FT : 657).

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara pembuatan salep mata steril.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Membuat sediaan salep mata steril Tetrasiklin.

I.3 Prinsip Percobaan

Pembuatan salep mata steril Tetrasiklin dengan menggunakan alat

dan bahan yang telah disterilkan dengan cara yang sesuai dan dalam

kondisi aseptis.

Page 6: Salep Mata Tetrasiklin.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

II.1.1 Definisi Steril

1. SDF : 37

Steril adalah suatu kondisi absolut dan harus tidak pernah

digunakan atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril.

2. Lachman : 619

Steril adalah kondisi yang memungkinkan terciptanya

kebebasan penuh dari mikroorganisme dengan keterbatasan 1 bagian non

steril dalam 1.000.000 bagian steril.

3. RPS18 th : 1470

Steril adalah tidak adanya mikroorganisme yang aktif.

4. Text Book of Pharmaceutical: 526

Steril adalah kebebasan hidup dari mikroorganisme hidup dari

lingkungan.

5. PDF Kenneth : 325

Steril adalah produk biologis steril sebagai prodik steril yang

bebas dari kontaminasi mikroba sebagai hasil dari ter sterilisasi.

Kesimpulan :

Steril adalah suatu keadaan yang absolut, mutlak, tidak setengah atau

hampir steril dimana bebas dari mikroorganisme baik yang patogen, dan

nonpatogen baik vegetatif maupun sporanya, dapat ditoleransi adanya 1

bagian non steril dalam 1.000.000 bagian steril.

Page 7: Salep Mata Tetrasiklin.doc

II.1.2 Definisi Sterilitas

1. RPS 18 th : 1470

Sterilitas adalah ketidakhadiran dari mikroorganisme yang

hidup.

2. SDF : 15

Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk sediaan-

sediaan farmasetik ini karena metode, wadah atau rute pemakaian.

3. Lachman INA : 1254

Sterilitas dalam pengontrolan absolut atau mutlak, tidak akan

dicapai tetapi dapat didekati dengan peningkatan kemungkinan

kesuksesan proses sterilisasi diperbaiki.

2. Text Book of Pharmaceutical : 526

Sterilitas didefinisikan ketiadaan dari mikroorganisme hidup dari

berbagai teknik yang ada.

Kesimpulan :

Sterilitas adalah karakteristik yang diisyaratkan untuk sediaan farmasetik

bebas dari mikroorganisme hidup karena metode, wadah atau rute

pemakaian yang tidak akan dicapai tetapi dapat didekati dengan

peningkatan kemungkinan kesuksesan dari berbagai teknik yang ada.

II.1.3 Definisi Sterilisasi

1. DOM Martin : 592

Page 8: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Sterilisasi adalah biasanya didefinisikan sebagai pemusnahan

keseluruhan atau menghilangkan semua jenis-jenis kehidupan dari

material-material.

2. Scoville’s : 403

Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan

bakteri dan mikroorganisme lain.

3. Lachman Industry : 619

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menghasilkan

keadaan steril.

4. Parrot : 274

Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau penghilangan

mikroorganisme dan spora yang hidup.

5. Text Book of Pharmaceutical : 576

Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan,

membunuh mikroorganisme dan spora yang hidup dari material/bahan,

alat, sediaan, untuk menghasilkan keadaan steril.

6. RPS 18th : 1470

Sterilisasi adalah suatu proses dimana semua bentuk

mikroorganisme hidup dihilangkan atau dirusak berdasarkan fungsinya

yang mungkin.

7. Ansel : 410 .

Sterilisasi adalah suatu proses seperti yang dilakukan terhadap

sediaan farmasetik berarti penghancuran sempurna seluruh

Page 9: Salep Mata Tetrasiklin.doc

mikroorganisme dan sporanya atau penghilangan mikroorganisme dari

sediaan.

Kesimpulan :

Sterilisasi adalah suatu proses mengurangi, menghilangkan,

menghancurkan, membunuh mikroorganisme dan spora yang hidup dari

sediaan, bahan atau material untuk menghasilkan keadaan yang steril,

dengan cara-cara yang mungkin.

II.1. 4 Jenis-jenis sediaan steril (SDF ; 15-18)

1. Injeksi

Larutan obat dalam pembawa yang sesuai dengan atau tanpa

penambahan bahan-bahan dimaksudkan untuk pemakaian parenteral

dibuat sebagai injeksi.

2. Cairan infuse

Cairan infuse intravena dibuat sebagai sejumlah karakteristik

infuse melalui cara pemakaiannya.

3. Radiasi Farmasetik

Bahan kimia radio aktif digunakan untuk uji, fungsi bahan-bahan

yang kadang dipastikan sejumlah infeksi dibawah radiofarmasetik. Ini

berbeda dari infeksi lain dalam obat sebagi bentuk radioaktif.

4. Steril Padat

Beberapa obat tidak mempunyai kestabilan yang cukup dalam

larutan untuk dapat mewadahkannya seperti injeksi maka disediakan

sebagai sediaan padat kering dalam larutan ketika digunakan.

Page 10: Salep Mata Tetrasiklin.doc

5. Suspensi steril

Suspensi obat dalam pembawa parenteral yang cocok dibuat

sebagai suspensi obat steril seperti suspensi sediaan Hidrokortison

Asetat. Jika obat ini bentuk kering dan suspensi dengan penambahan

pembawa parenteral yang cocok disebut obat steril unutk suspensi seperti

Kloramfenikol Steril untuk Suspensi.

6. Tetes Mata, Suspensi dan Salep

Obat-obat dalam larutan atau suspensi digunakan melalui

penetesan pada mata sebagai sediaan steril, walaupun tidak umum

disebut steril seperti larutan mata Natrium Sulfametasol atau suspensi

mata Hidrokortison asetat.

7. Larutan irigasi

Larutan irigasi yang digunakan untuk mencuci atau

menyembuhkan luka terbuka, rongga badan didefinisikan sebagai larutan

irigasi dan diguanakn pada pemakaian luar tidak pernah secara parenteral

8. Bahan Diagnosis

Larutan yang digunakan secara parenteral untuk tujuan

diagnosa seperti injeksi yang digunakan unutk menentukan volume darah.

9. Ekstrak Allergenio

Ekstrak allergenio adalah konsentrasi steril pada allergen atau

bahan-bahan yang tidak bisa sensitif. Pada beberapa orang digunakan

untuk diagnosa atau percobaan pada reaksi alergi.

10. Larutan Dialisis Peritonial

Page 11: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Larutan yang digunakan pada teknik yang dikenal sebagai

dialisis peritoneal untuk menurunkan kelebihan larutan cairan tubuh,

serum elektrolit, bahan-bahan toksik seluruh pencernaan.

II.1.5 Metode-metode Sterilisasi

A. Sterilisasi Secara Fisika

1. Pemanasan Kering

a. Udara Panas Oven

Scoville’s : 404

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi

dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam

bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen

glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang

lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang

paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.

Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk

kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf.

Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap

autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam

bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk

spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C

(suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah

pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan

metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat

Page 12: Salep Mata Tetrasiklin.doc

dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit

lembab atau tidak sama sekali.

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses

oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi

protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada

umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan

saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di

bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121 C selama 12 menit adalah

efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150

C sampai 170 C selama 1-4 jam.

Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160 C

paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara

khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya.

Bagaimanapun juga range 150-170 C digunakan untuk streilisasi panas

kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan

pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus

disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.

PTM : 123

Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan

mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban

secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan

sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang

tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.

Page 13: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk

pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.

RPS 18th : 1471

Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling

baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak

mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien

dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi

dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah

diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi

kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui

mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya,

ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering

menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa

perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering

untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan

metode sterilisasi standar.

Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara

panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.

Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :

170 C (340 F) sampai 1 jam

160 C (320 F) sampai 2 jam

150 C (300 F) sampai 2,5 jam

140 C (285 F) sampai 3 jam

Page 14: Salep Mata Tetrasiklin.doc

b. Minyak dan penangas lain (Scoville’s : 404)

Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat

disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak

mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia

klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan

metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi

sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memlihara cat

penutup.

c. Pemijaran langsung (Scoville’s : 404)

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula

logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut

botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat

lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping

dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian

yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi

dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat

keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah

pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

2. Panas lembab

A. Uap bertekanan (Scoville’s : 407)

Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang

paling umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang

diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada

tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk

Page 15: Salep Mata Tetrasiklin.doc

penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet.

Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap ini adalah

ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitiv terhadap

panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi

misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih

pada 120 C mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif

mikroorganisme hidup dalam waktu ½ menit. Uap jenuh ini dapat

menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap

jenuh kering yaitu :

1. Suhu

2. Panas tersembunyi yang berlimpah

3. Kemapuan untuk membentuk kondensasi air

4. Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi

Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121oC

selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah

untuk mencapai 121C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu

ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan

kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.

RPS 18 th : 1471

Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan

yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab

kematian dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan

cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah

Page 16: Salep Mata Tetrasiklin.doc

hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian

mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.

USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di baeah

teakana paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121oC dalam

jaringan tekanan. Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf adalah

“home preasure cooker”.

B. Uap panas pada 100oC (Scoville’s : 412)

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk

uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan

penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat

untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk

larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal

tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang

tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak

ada bentuk non spora yang bertahan.

Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu

perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh

semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora.

Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga

disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah

tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap

mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari

selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan

pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini

Page 17: Salep Mata Tetrasiklin.doc

adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh

bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada

inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan

tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini

akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini

tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama

masa istirahat.

Page 18: Salep Mata Tetrasiklin.doc

C. Pemanasan dengan bakterisida (Scoville’s : 413)

Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada

100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini.

Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak

stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang

ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu

100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air.

Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol,

0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal

lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal

sehingga tidak dibuat dengan metode ini.

D. Air mendidih (Scoville’s : 413)

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat

banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat

bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan

harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan

dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan

pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol,

1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang

menghambat kondisi bahan-bahan logam.

Page 19: Salep Mata Tetrasiklin.doc

3. Cara Bukan Panas

Sinar ultraviolet (Lachman : 628)

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi

kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan.

Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi

oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 2537 .

sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu

penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara

menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk

kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan

membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.

Aksi letal (Lachman : 628)

Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital

dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini

menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah

kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama

terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya,

organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya

mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan

lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.

Radiasi pengion (Lachman : 628)

Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi

isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh

percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar

Page 20: Salep Mata Tetrasiklin.doc

katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena

tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan

sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron akselerasi (yang

dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah kemampuannya

memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi latal radiasi

pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan rep-

roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena

tarnsformasi radiasi menjadi molekul penerima pada sinar x, menurut teori

langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak langsung,

dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi

tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini pada akhirnya,

menyebabkan perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain

sehingga hilangnya keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.

Penerapan untuk sterilisasi ini (Lachman : 628)

Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk

mensterilkan produk-produk pilahan dengan suatu proses

berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus

diselenggarakan dalam batch setrilisasi dengan proses

berkesinambungan memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak

ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.

Page 21: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Radiasi Ionisasi (RPS 18 th : 1476)

Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri untuk alat-alat

rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang

dan jaringan dan alat pengobatan seperti alat untuk suntik plastik, jarum,

alat beda, tube palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri. Radiasi

ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang

dapat mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi

toksisitas. Radiasi produk juga dapat menghasilakn perubahan warna dan

kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan plastik.

Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi

elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi

photon, termasuk ultra dari bahan radioaktif seperti kobalt 60 atau sesium

137 adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber energi

sterilisasi adhesi elektromagnetik. Radiasi partekel atau molekul termasuk

daftar partikel yang steril. Satu-satunya sekarang yang digunakan untuk

sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium.

Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi,

termasuk penjelasan singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek

sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan.

Prinsip bermuatan negatif sepeti elektron yang berinteraksi

langsung dengan bahan menyebabkan ionisasi seperti elektron

elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada mekanisme yang bervariasi

yang menghasilkan perpindahan suatu orbital elektron dengan mekanisme

jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma.

Page 22: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta dalam

reduksi. Oleh sebab itu baik partikel maupun elektromagnetik,

dipertimbangkan sebagai radiasi ionisasi yang berbeda dengan radiasi

sinar ultraviolet.

Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah

penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh

banyak bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut

dilindungi oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi letal

panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak

direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih

dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.

B. Sterilisasi Secara Kimia

Sterilisasi Gas (Parrot : 281)

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk

membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat

berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena

permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi

yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan

dan menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi,

gas ini tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan

harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin

kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen oksida.

Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam

amino, hidroksi atau gugus sulfur dari enzim seluler atau protein.

Page 23: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan

menghancurkan sel. Kelembaban rendah misalnya minimal 20%, angka

kematian tidak logaritmik (tidak nyata). Tetapi mikroorganisme muncul

peningkatan resistensinya dengan penurunan kelembaban. Dalam

prakteknya, kelembaban dalam chamber pensteril ditingkatkan dari 50-

60% dan dipegang untuk suatu waktu pada permukaan dan kelembaban

membran sel sebelum penggunaan etilen oksida.

Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan udara.

Penghilangan sifat eksplosif dengan menggunakan campuran etilen

oksida dan karbondioksida. Seperti Carboxide, Oxyfume 20, campuran

etilen oksida dengan hidrokarbon terflouronasi seperti Storoxide 12.

keduanya diluent inert yang mempunyai tekanan uap yang tinggi dan

bereaksi sebagai pembakar etilen oksida keluar dari silinder masuk ke

dalam chamber steril. Komponen terfloronasi mempunyai keuntungan

over karbondioksida yang disimpan dalam wadah yang ringan dan

campuran mengizinkan tekanan parsial tinggi dari etilen oksida pada

chamber pensteril pada tekanan total yang sama.

Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada

keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen

oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi,

konsentrasi ini 85 C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam

pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi

2-3 jam. Dalam partikel 6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk

menyiapkan tepi yang aman dan memperbolehkan waktu untuk penetrasi

Page 24: Salep Mata Tetrasiklin.doc

gas ke dalam bahan sterilisasi. Sisa gas dihilangkan dengan terminal

vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang difiltrasi. Cara ini

digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti penisilin, juga telah

digunakan untuk sterilisasi benang, plastik tube. Penggunaan etilen oksida

untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas karf dan

lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan

untuk mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptis.

Mekanisme aksi etilen oksida (Lachman : 1286)

Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap

mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama

mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan

menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau

hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah

dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini

mati tanpa reproduksi.

C. Sterilisasi Secara Mekanik

Filter Bakteri (Scoville’s : 404)

Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora

bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan

larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan

adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan

penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.

Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan

farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda

Page 25: Salep Mata Tetrasiklin.doc

dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas

bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik

yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan

yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan

yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis

tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh

ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak

disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas

dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril,

filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat

dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas

fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang

menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk

farmasis.

Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi

beberapa filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan

meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang

efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan

dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur

ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat

menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu

keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari

larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH

dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.

Page 26: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Filter seitz

Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit

pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan

filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini

pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada

pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol

pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan

larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu

dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.

Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan

komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan

pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat

menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary,

epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan

pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan kemudian

dibilas dengan air.

Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan

filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan

menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter

sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass

dapat ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter

seitz juga cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.

Filter Swinny

Page 27: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai

adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan

pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan

kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit

werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan

tekanan pada sal spoit.

Filter Fritted-Glass

Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan

dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan

penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan.

Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran.

Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam

gelas pirex seperti corong Buchner.

Filter Berkefeld dan Mandler

Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium

sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter

bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan

permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.

Page 28: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Filter Selas

Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua

larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel

meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada

bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.

Filter Candles-Pasteur-Chamberland

Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak

berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.

Kesimpulan :

Metode sterilisasi yaitu :

1. Metode Fisika

a. Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan

mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen

dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.

- Udara panas oven

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat

bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk,

kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam,

160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.

- Pemijaran langsung

Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari

porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya

Page 29: Salep Mata Tetrasiklin.doc

tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik,

untuk alat logam sampai berpijar.

- Minyak dan penangas lain

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah

sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.

Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas

yang berisi minyak mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium atau

amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak

mineral.

b. Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi

protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.

- Uap bertekanan (autoklaf)

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang

dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan

karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah

12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat

semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh

ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

- Pemanasan dengan bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat

yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat

injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau

intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam

Page 30: Salep Mata Tetrasiklin.doc

wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap

atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5%

klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.

- Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit.

Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk

vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

c. Cara bukan panas

Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan

langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi.

Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas

(termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang

elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).

2. Metode Kimia

a. Menggunakan bahan kimia

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 70%,

fenol 5%.

b. Sterilisasi gas

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas

atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida,

beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi

bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.

Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -

Page 31: Salep Mata Tetrasiklin.doc

OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga

protein mengalami kerusakan dan mikroba mati.

3. Metode mekanik

Filtrasi

Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan

ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba,

mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari

filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam

melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat

bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.

II.1.6 Keuntungan dan Kerugian metode sterilisasi

Sterilisasi Panas Kering

Keuntungan :

1. Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya

dari semua mikroorganisme (Lachman Industri; 1263).

2. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif

disterilkan dengan uap air panas (Ansel; 413).

3. Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah

yang kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan air

(Ansel; 414).

Page 32: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Kerugian :

1. Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu

diatas kira-kira 140oC (Lachman Industri; 1263).

2. Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air

panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih

panjang (Ansel; 413).

Sterilisasi Uap Panas

Keuntungan :

1. Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada

temperatur yang relatif rendah daripada tidak ada kelembaban (Ansel :

412).

2. Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang

dapat tahan terhadap temperatur yan digunakan dan penembusan uap

tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air (Ansel : 413).

3. Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh

(Ansel : 413).

4. Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut

operasi dan instrumen (Ansel : 413).

5. Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif

(Scoville`s : 408).

Kerugian :

1. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan

berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau

Page 33: Salep Mata Tetrasiklin.doc

pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh uap jenuh

(Ansel :413).

2. Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan

(Ansel : 413).

Sterilisasi Gas

Keuntungan :

1. Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat

disterilkan dengan baik dengan memaparkan gas etilen oksida atau

propilen oksida bila dibandingkan dengan cara lain (Ansel : 416).

2. Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain

(Parrot : 280).

Kerugian :

1. Gas-gas (etilen dan prop[ilen oksida) mudah terbakar bila tercampur

dengan udara (Ansel :417).

2. Tidakan pengemasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi

dengan cara ini daripada dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar gas

dan kelembaban jumlahnya tidak setegas seperti pada sterilisasi panas

kering dan lembab panas (Ansel :417).

3. Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan setelah

pemaparan (Lachman Industries :1283).

4. Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak dihilangkan sama

sekali, sifat karsinogenik dan mutagenik dari etilen oksida dari sisa-sisa

pada bahan yang digunakan pada manusia (Lachman Industri : 1285)

Page 34: Salep Mata Tetrasiklin.doc

5. Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida agak lama

(Lachman Industri : 1286).

Sterilisasi dengan Penyaringan

Keuntungan :

1. Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan partikel termasuk

mikroorganisme dari larutan gas tanpa menggunakan panas (Lachman

Industri :1285).

2. Saringan tidak harus mengubah larutan/gas segala cara (Lachman

Industri :1265).

3. Tidak menghilangkan bahan yang diinginkan atau membawa

komponen yang tidak diinginkan (Lachman Ind :1265).

4. Kecepatan penyaringan sejumlah kecil larutan, kemampuan untuk

mensterilkan secara efektif bahan tahan panas (Ansel : 416).

5. Peralatan yang digunakan relatif tidak mahal dan mikroba hidup dan

mati serta partikel-partikel lengkap semua dihilangkan dari larutan

(Ansel : 416).

Kerugian :

1. Penyaringan cairan dengan voluime besar akan mermerlukan waktu

yang lebih lama terutama bila cairan kental dibandingkan dengan bila

memakai cara sterilisasi lembab panas (Ansel : 414).

2. Cara ini diharuskan menjalani pengawasan yang ketat dan

memonitoring karena efek hasil penyaringan dapat dipengaruhi oleh

banyaknya miokroba dalam larutan (Ansel : 414).

Page 35: Salep Mata Tetrasiklin.doc

3. Filter bakteri tidak efektif menghilangkan firus dari larutan

(Scoville’s : 419).

4. Muatan dalam pH yang sesuai yang bersifat alkali menyebabkan

kerusakan filter dan partiekel yang kecil pada filter merupakan problem

yang khusus (Scoville’s: 419).

5. Tiap kebocoran yang mungkin terjadi pada system ini menyebabkan

kerusakan pada bagian luar tanpa kontaminan filtrat yang steril

(Lachman Industri : 1282-1283).

6. Kesulitan mempertahankan kondisi aseptis seperti merupakan

masalah besar sehubungan dengan sterilisasi melalui penyaringan

(Lachman Industri : 1283).

Sterilisasi dengan Radiasi

Keuntungan :

Pemakaian radiasi meningkat dalam frekuensi dan luasnya pemakaian

setelah diperoleh pengalaman dengan metode ini, khususnya untuk

sterilisasi alat medis, plastik, sejumlah vitamin, antibiotik, dan hormone

dalam keadaan kering setelah berhasil dibuat steril dengan radiasi

(Lachman Indutri: 1276).

Kerugian :

1. Penggunaan teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang

sangat khusus dan pengaruh radiasi dan produk-produk dan wadah-

wadah (Ansel : 418).

Page 36: Salep Mata Tetrasiklin.doc

2. Sediaan farmasi dalam carian tubuh lebih sulit disterilkan karena efek

radiasi terhadap sistem zat pembawa dari jaringan obat

(Lachman Industri : 1276).

Kesimpulan :

Sterilisasi Panas Kering

Keuntungan

1. Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya

dari semua mikroorganisme.

2. Dapat digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan yang tahan

terhadap pemanasan tinggi seperti alat gelas, logam, minyak lemak, alat-

alat yang terbuat dari porselen.

Kerugian

Diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.

Sterilisasi Uap Bertekanan

Keuntungan :

1. Dapat membunuh semua bentuk vegetatif mikroorganisme dan

menghancurkan sporanya.

2. Diiperlukan temperatur yang lebih rendah dan waktu yang cepat.

3. Dapat digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan injeksi.

Kerugian :

Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan

berminyak.

Page 37: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Sterilisasi Gas

Keuntungan :

1. Dapat digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang termolabil.

2. Dapat membunuh mikroorganisme dan spora lain

Kerugian :

1. Gas-gas (etilen dan propilen oksida) mudah terbakar bila tercampur

dengan udara.

2. Gas-gas sulit hilang dari kebanyakan bahan-bahan setelah

pemaparan.

Sterilisasi Dengan Penyaringan

Keuntungan :

1. Dapat digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang termolabil.

2. Dapat digunakan untuk sterilisasi larutan dalam jumlah besar.

Kerugian :

1. Tidak dapat membunuh mikroorganisme, hanya akan tertahan oleh

pori-pori filter.

2. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik

3. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tridak bebas dari virus.

4. Filtrasi larutan volume besar memerlukan waktu yang lebih lama.

Sterilisasi dengan Radiasi

Keuntungan :

Dapat digunakan untuk sterilisasi abahn-bahan yang termolabil seperti

vitamin, antibiotik, hormon.

Kerugian :

Page 38: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Penggunaan teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat

khusus.

Page 39: Salep Mata Tetrasiklin.doc

II.2 Teori Salep Mata

II.2.1 Defenisi sediaan mata

a. RPS 18 th; 1581

Sediaan mata adalah produk steril yang essensial dan bebas

partikel asing, campuran senyawa dan pengemasannya sesuai

untuk pemakaian kedalam mata. Sediaan mata meliputi larutan,

suspensi tapi lebih banyak bentuk larutan. Salep mata biasanya

terdiri dari basis petrolatum putih-minyak mineral

b. SDF; 357

Sediaan mata sama dengan produk lainnya yaitu steril dan

bebas dari bahan partikulat

Kesimpulan :

Sediaaan mata adalah sediaan steril yang mempunyai ciri-ciri

steril, bebas dari partikel asing dan mempunyai komponen

bahan dan pengepakan harus sesuai syarat sterilitas, cocok

untuk penggunaan pada mata

II.2.2 Defenisi salep mata

1. FI III : 20

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata

menggunakan dasar salep yang cocok

2. FI IV : 12

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata

3. Scoville’s : 356

Page 40: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Salep mata adalah salep khusus untuk pemakaian pada

mata dimana membutuhkan perhatian khusus pada pembuatannya

4. SDF : 368

Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat

mempertahankan kontak dengan mata dan jaringan disekelilingnya

tanpa tercuci oleh cairan air mata. Basis untuk salep mata biasanya

petrolatum putih walapun dalam beberapa kasus basis laruit air juga

digunakan. Obat jika tidak larut didispersikan kedalam basis yang

disterilkan dengan panas kering dan dicampur secara aseptis

dengan obat dan bahan tambahan yang steril

5. DOM King : 140

Salep mata adalah salep steril khusus untuk penggunaan

pada mata. Salep ini dibuat dari bahan steril dibawah kondisi aseptis

atau pada sterilisasi tahap akhir

6. RPS 18th : 1513

Salep mata adalah salep untuk penggunaan pada mata, dapat

juga digunakan untuk memberikan efek pengobatan yang bervariasi

pada bagian luar dan tepi kelopak mata, konjungtiva, kornea dan iris.

Perhatian yang khusus dilakukan dalam penyiapannya.

Kesimpulan :

Page 41: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Salep mata adalah sediaan steril yang mengandung bahan kimia

yang terbagi halus dalam basis, yang digunakan pada mata dimana obat

dapat kontak dengan mata dan jaringan tanpa tercuci oleh air mata dan

memerlukan perhatian khusus dalam pembuatannya.

II.2.3 Keuntungan dan Kerugian Salep mata

Keuntungan Salep mata :

1. RPS 18th : 1585, 1587

Salep mata memberikan keuntungan waktu kontak yang

lebih lama dan bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset

dan waktu puncak absorbsi yang lebih lama

Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata, kelenjar

sebasea, konjungtiva, kornea dan iris

2. SDF : 368

Salep mata dapat dipertahankan kontak lama dengan mata

dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata

3. Ansel Indonesia : 563

Keuntungan utama suatu salep mata daripada larutan untuk

mata adalah penambahan waktu hubungan atau kontak antara obat

dengan mata. Pengkajian telah menunjukkan bahwa waktu kontak

antara obat dengan mata, 2–4 kali lebih besar apabila dipakai salep

dibandingkan jika dipakai larutan garam

Kerugian Salep mata :

1. RPS 18th : 1585

Page 42: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Salep mata akan mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan

pada waktu tidur

Kesimpulan :

Keuntungan :

1. Waktu kontak dengan mata lebih lama sehingga bioavailabilitas obat

lebih besar.

2. Tempat kerjanya lebih luas yakni pada kelopak mata, kelenjar

sebasea, konjungtiva, kornea dan iris dibandingkan dengan tetes mata.

Kerugian :

Salep mata mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan saat tidur.

II.2.4 Anatomi dan Fisiologi mata

RPS 18th :1581

Gambar anatomi mata

Mata manusia adalah subjek yang menarik untuk pemberian topikal obat.

Dasar ini dapat ditemukan dalam susunan anatomi dari jaringan

Page 43: Salep Mata Tetrasiklin.doc

permukaan dan dalam permeabilitas kornea. Tindakan perlidnungan dari

kelopak mata dan sistem lakrimal adalah seperti penghilangan dengan

cepat dari bahan yang dimasukkan kedalam mata, kecuali bahannya

bervolume kecil dan secara kimia dan fisiologis dapat bercampur dengan

jaringan permukaan.

Kelopak Mata

Kelopak mata memiliki 2 tujuan : perlindungan mekanik terhadap

bola mata dan mensekresikan suatu cairan optimum untuk kornea.

Kelopak mata dilicinkan dan dijaga kandungan airnya oleh sekret kelenjar

lakrimal dan dikhususkan pada sel-sel yang terletak pada konjungtiva

bulbar. Ruang penyokong memiliki bentuk tipis yang terpisah secara

langsung lewat didepan bola mata, dengan perluasan kantong menaik dan

menurun. Kantong-kantong tersebut disebut ruang superior dan inferior

serta semua tempat, cul-de-sac. Celah antara kelopak mata disebut celah

palbebra.

Bola mata

Dinding bola mata manusia (bulbus, bula) disusun atas tiga lapisan

konsentris :

1. Lapisan fibrous luas

2. Lapisan vaskular tengah–sistem uvea atau traktus uveal,

mengandung koroid, badan siliar dan iris

3. Lapisan saraf retina

Page 44: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Lapisan terluar kuat, dapat disentuh dan sedikit longgar. Pada

bagian depan, bagian yang menghadap keluar. Struktur halus pada

lapisan terluar sangat tertaur dan kandungan airnya sangat seksama

diatur sehingga bertindak sebagai jendela yang jernih dan trasnparan

(kornea). Ini mencegah pembuluh darah. Diatas 2/3 dari selaput serat

yang tersisa nampak buram (bagian putih dari mata) dan disebut sklera.

Sklera mengandung mikrosirkulasi yang memberikan nutrisis jaringan

pada bagian atas anterior dan biasanya putih kecuali ketika terjadi iritasi

dan dilatasi pembuluh darah

Ruangan bola mata adalah suatu alat optik yang menyebabkan

penampakan yang terbalik diperkecil yang terbentuk pada retina, yang

mana merupakan membran tipis yang tembus cahaya. Secara berurutan

alat optik terdiri dari : kornea, pupil, lensa kristal dan retina, dengan

lapisan cairan yang jernih atau bahan seperti gel yang terjepit antara

struktur yang padat. Pupil, lubang bulat dalam suatu bagian membran

kontraktil (disebut iris), bertindak sebagai fungsi penampakan dari sistem.

Lensa kristal adalah suatu unsur retraktif dengan kemampuan fungsi yang

dikontrol dan didukung oleh suatu jaringan otot dalam badan siliar. Koroid

adalah metabolit yang mendukung retina.

Fungsi optikal dari mata harus stabil secara dimensi yang mana

dilakukan oleh sebagian selaput bagian luar, keefektifannya adalah suatu

faktor penstabil pada tekanan intraokuler, yang mana akan mengeluarkan

tekanan yang sama pada jaringan disekitarnya. Tekanan intraokuler ini

menghasilkan produksi cairan spesifik yang mantap, cairan homur yang

Page 45: Salep Mata Tetrasiklin.doc

asli dari proses siliar dan mata menjadi sistem yang berbeli-belit dari kanal

alirannya. Tahanan yang ditemui selama pelewatan dan kecepatan

pembentukan cairan merupakan faktor utama yang menentukan tingkat

tekanan intraokular. Sebagai tambahan untuk fungsi mekanis hidronya,

cairan humor bertindak sebagai carrier nutrient, substrat dan metabolit

untuk jaringan ovaskular mata. Tulang pada rangka juga mendukung

bentuk yang mendekati piramid yang ditempati oleh bola mata, disebut

orbit.

Konjungtiva

Membran konjungtiva menutupi permukaan terluar dari bagian putih

mata dan bagian dalam dari kelopak mata. Pada kebanyak tempat terikat

dengan longgar dan dengan demikian memungkinkan gerakan bebas dari

bola mata. Ini memungkinkan pemberian injeksi subkonjungtival kecuali

untuk kornea, konjungtiva merupakan bagian terluar dari mata

Sistem lakrimal

Permukaan konjungtiva dan kornea ditutupi dan dilicinkan oleh

suatu lapisan air yang disekresi oleh kelenjar lakrimal dan konjungtiva.

Sekresi dari kelenjar lakrimal, air mata, diantara ke beberapa duktus kecil

ke dalam formix konjungtiva, sekretnya jernih, berair, mengandung

berbagai garam-garam, glukosa, komponen organik lainnya, sekitar 0,7%

protein dan enzim lisosom. Bagian kelenjar lakrimal dikondisikan pada

fornix konjungtiva. Sekretnya cocok untuk melicinkan dan membersihkan

di bawah kondisi biasa dan untuk mempertahankan lapisan tipis berair

yang menutupi kornea dan konjungtiva (lapisan prekorneal). Lapisan

Page 46: Salep Mata Tetrasiklin.doc

protein musin dari lapisan khususnya penting dalam mempertahankan

stabilitas dari lapisan. Kelenjar lakrimal utama disebut memerankan hanya

pada fungsi yang khusus. Kelenjar sebaseus terdapat pada kelopak mata

mensekresi cairan berminyak yang membantu mencegah air mata yang

berlebihan pada tepi kelopak dan mengurangi penguapan permukaaan

yang terpapar pada mata dan menyebar di atas lapisan air mata.

Kedipan mata membantu lapisan cair dengan menekan lapisan tipis

dari cairan didepan tepi kelopak mata pada saat keluar bersama-sama.

Kelebihan cairan menuju ke penampungan lakrimal, suatu daerah segitiga

kecil terhampar pada sudut bagian paling dalam dari kelopak mata. Kulit

kelopak mata tipis dan dapat terlipat dengan mudah, sehingga

memberikan pembukaan yang cepat dan penutupan pada celah palpebral.

Gerakan kelopak mata termasuk penyempitan celah palpebral dalam

suatu kantong mata, seperti tindakan chantus lateral melewati chantus

(chant : sudut dimata bertemu). Ini akan membantu transport atau gerakan

cairan melewati bagian lakrimal.

Lapisan Prekorneal

Kornea harus basah untuk menjadi permukaan mata yang

memadai, ketika kurang basah kornea kehilangan permukaannya yang

halus dan sifat transparannya. La[isan prekorneal, bagian dari larutan air

mata, memberikan kelembaban yang penting pada permukaan. Sifat dari

lapisan prekorneal tergantung dari kondisi epitel kornea. Lapisan tersebut

bercampur dengan sediaan mata berair dan lipid, disusun dari lapisan lipid

tipis terluar. Lapisan berair yang tebal ditengah dan suatu lapisan mukoid

Page 47: Salep Mata Tetrasiklin.doc

tipis bagian dalam. Hal ini diperbaharui pada setiap kedipan dan ketika

berkedip mengalami tekanan, baik oleh obat atau secara mekanik,

akhirnya akan mengering pada potongannya. Ini memperlihatkan tidak

berpengaruhnya penambahan konsentrasi hingga 2 % NaCl terhadap

cairan konjungtiva. pH dibawah 4 atau diatas 9 akan menyebabkan

kekacauan lapisan. Lapisan ini mempengaruhi gerakan lensa kontak dan

terbentuk cepat dengan mudah pada gelas daripada plastik.

Kornea

Kornea tebalnya 0,5–1 mm terdiri dari struktur berikut (dari depan

ke belakang) :

Epitel kornea

Substantia propia (stroma)

Endotel kornea

Kornea transparan untuk mendifusikan cahaya secara luar biasa,

besarnya cahaya karena susunan tegak lurus dari sel dan serat dan

karena tidak adanya pembuluh darah. Pengaburan kornea mengkin satu

dari beberapa faktor termasuk tekanan bola mata sebagai glaukoma;

jaringan bebas luka karena dilukai, injkesi atau kekurangan O2 atau

kelebihan air seperti yang dapat terjadi karena pemakaian kontak lensa.

II.2.5 Syarat-syarat salep mata

1. RPS 18th : 1585

a. Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi

yang bernar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes

sterilisasi resmi.

Page 48: Salep Mata Tetrasiklin.doc

b. Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan

dengan menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.

c. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau

campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau

menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah

terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa

digunakan adalah klorbutanol, paraben atau merkuri organik.

d. Salep akhir harus bebas dari partikel besar.

e. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, membiarkan difusi

obat melalui pencucian sekresi mata dan mempertahankan

aktivitas obat pada jangka waktu tertentu pada kondisi

penyimpanan yang sesuai.

2. SDF : 357

a. Sediaan untuk mata dari berbagai jenis produk yang

berbeda dapat berupa larutan tetes mata, pencuci mata atau

salep mata. Kadang-kadang injeksi mata digunakan untuk hal-hal

yang khusus. Sediaan mata sama dengan produk steril lainnya

yaitu kesterilan dan bebas dari bahan partikulat. Dengan

pengecualian jumlah yang terbatas dari injeksi mata. Sediaan

untuk mata merupakan bentuk sediaan topikal yang digunakan

untuk efek lokal. Oleh karena itu tidak perlu bebas pirogen karena

metode penggunaan dan pemakaian obat sediaan mata berbeda

dengan bahan yang diberikan secara parenteral dalam hal bahan

Page 49: Salep Mata Tetrasiklin.doc

yang ditambahkan untuk meningkatkan aktivitas untuk

memelihara stabilitasnya dan sterilitas produk.

b. Sterilitas merupakan syarat yang paling penting, tidak

layak membuat sediaan larutan mata yang mengandung banyak

mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas

aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan

kebutaan, bahaya yang paling utama adalah memasukkan produk

nonsteril kemata saat kornea digososk. Bahan partikulat yang

dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada

pasien.

Kesimpulan :

Syarat-syarat salep mata, yaitu :

- Steril.

- Dibuat dari bahan-bahan yang disterilkan di bawah kondisi aseptik.

- Sterilitas akhir dari salep dalam tube dengan radiasi gamma.

- Mengandung bahan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme

yang berbahaya.

- Bebas dari partikel besar.

- Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, mampu

mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu selama

penyimpanan.

- Tidak perlu bebas pirogen.

II.2.6 Karakteristik Sediaan mata

RPS 18 th; 1589

Page 50: Salep Mata Tetrasiklin.doc

a. Kejernihan

Larutan mata adalah dengan definisi bebas dari partikel asing

dan jernih secara normal diperoleh dengan filtrasi. Tentunya,

pentingnya peralatan filtrasi agar jernih dan tercuci baik

sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk

larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya.

Pengerjaan penampilan untuk larutan dalam lingkungan yang

bersih, penggunaan LAF dan harus tidak tertumpah

memberikan kebersihan untuk penyiapan larutan jernih bebas

dari partikel asing. Dalam beberapa permasalahan, kejernihan

dan sterilisasi dilakukan dalam langkah filtrasi yang sama. Ini

penting untuk menyadari bahwa larutan jernih sama fungsinya

untuk pembersihan wadah dan tutup. Keduanya, wadah dan

tutup harus bersih, steril dan tak tertumpahkan. Wadah atau

tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama kontak lama

dalam penyimpanan. Normalnya dilakukan tes sterilisasi

b. Stabilitas

Stabilitas obat dalam larutan seperti produk mata

tergantung sifat kimia bahan obat, pH produk, metode

penyiapan (khususnya penggunaan suhu), zat tambahan

larutanb dan tipe pengemasan

Obat seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok

pada mata pada pH 6,8. Namun demikian pH stabilitas kimia

Page 51: Salep Mata Tetrasiklin.doc

(atau ketidakstabilan) dapat diukur dalam beberapa hari atau

bulan. Dengan obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia

kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pada pH 5 kedua obat stabil

dalam beberapa tahun

c. Buffer dan pH

Idealnya, sediaan mata sebaiknya diformulasi pada pH

yang ekuivalen dengan cairan air mata yaitu 7,4. dan prkteknya

jarang dicapai. Mayoritas bahan aktif dalam optalmology adalah

garam basa lemah dan paling stabil pada pH asam. Ini

umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut.

Suspensi biasanya paling stabil pada pH asam

pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada

formulator. pH diseleksi jadi optimum untuk stabil. Sistem dapar

diseleksi agar mempunyai kapasitas adekuat untuk memperoleh

pH dengan range stabilitas untuk durasi umur produk. Kapasitas

buffer adalah kunci utama situasi ini

d. Tonisitas

Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh

garam-garam dalam larutan berair. Larutan mata adalah

isotonik dengan larutan lain ketikamagnitude sifat koligatif

larutan adfalah sama. Larutan mata dipertimbangkan isotonik

ketika tonisitasnya sama dengan 0,9 % larutan NaCl

Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas

dari suatu waktu yang diusulkan. Mata biasanya dapat

Page 52: Salep Mata Tetrasiklin.doc

mentoleransi larutan sama untuk range 0,5 % - 1,8 % NaCl

intraokuler. Namun demikian ini tidak dibutuhkan ketika

stabilitas produk dipertimbangkan

e. Viskositas

USP mengizinkan penggunaan peningkat viskositas untuk

memperpanjang waktu kontak dalam mata dan untuk absorpsi

obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metil selulose,

polivinil alkohol dan hidroksil metil selulose ditambahkan secara

berkala untuk meningkatkan viskositas

Investigator telah mempelajari efek peningkatan viskositas

pada waktu kontak dalam mata. Umumnya viskositas meningkat

dari 25 – 50 cps range signifikan meningkatkan lama kontak

dalam mata

f. Bahan Tambahan

Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata

dibolehkan, namun pemilihannya dalam jumlah tertentu.

Antioksidan, khususnya natrium bisulfit atau metasulfit,

digunakan dalam konsentrasi sampai 0,3 %, khususnya dalam

larutan yang mengandung garam epinefrin. Antioksidan lain

seperti asam askobat atau asetilsistein dapat digunakan.

Antioksidan ini berefek sebagai penstabil untuk meminimalkan

oksidasi epinefrin

Penggunaan surfaktan dalam sediaan mata dibatasi hal

yang sama. Surfaktan nonionik, keluar toksis kecil seperti bahan

Page 53: Salep Mata Tetrasiklin.doc

campuran digunakan dalam konsentrasi rendahkhususnya

suspensi steroid dan berhubungan dengan kejernihan larutan.

Surfaktan jarang digunakan sebagai kosolven untuk

meningkatkan kelarutan

Penggunaan surfaktan, khususnya beberapa konsentrasi

signifikan, sebaiknya dengan karakteristik bahan-bahan.

Surfaktan nonionik, khususnya dapat bereaksi dengan adsorpsi

dengan komponen pengawet antimikroba dan inaktif sistem

pengawet. Benzalkonium klorida dalam range 0,01 – 0,02 %

dengan toksisitas faktor pembatas konsentrasi, sebagai

pengawet digunakan dalam jumlah besar larutan dengan

suspensi sediaan mata

II.2.7 Cara penggunaan salep mata

RPS 18th : 1584

1. Cuci tangan

2. Buka tutup dari tube

3. Dengan satu tangan, tarik kelopak mata bagian bawah

perlahan-lahan

4. Sambil melihat keatas, tekan sejumlah kecil salep kedalam

kelopak mata bagian bawah (± ¼ - ½ inci). Hati-hati agar tidak

menyentuhkan ujung tube pada mata, kelopak mata, jari, dll

5. Tutup mata dengan lembut dan putar bola mata kesegala arah

pada saat mata ditutup. Kadang-kadang pengaburan dapat

terjadi

Page 54: Salep Mata Tetrasiklin.doc

6. Kelopak mata yang tertutup dapat digosok dengan lembut

dengan jari untuk mendistribusikan obat melalui fornix.

7. Tutup kembali tube

Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat

dibuka.

Pada saat tube salep dibuka pertama kali, tekan keluar ¼

inci salep dan buang karena mungkin terlalu kering.

Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan

apapun.

Jika mempunyai lebih dari satu tube untu salep mata yang

sama, buka satu tube saja.

Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep mata pada

waktu yang sama, tunggu sekitar 10 menit sebelum

menggunakan salep lainnya.

Untuk memperbaiki aliran dari salep, pegang tube dalam

tangan selama beberapa menit sebelum digunakan.

Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep

dengan persis di depan cermin.

II.2.8 Teori Kinsey

DOM :882

Banyak obat mata adalah basa lemah dimana bentuk

garamnya digunakan pada mata dalam larutan berair. Karena

kemampuan netralisasi dari air mata, PH dari tetes mata dengan

cepat dirubah menjadi PH fisiologis. Tergantung dari sifat disosiasi

Page 55: Salep Mata Tetrasiklin.doc

dari alkaloida, sebagian dari garam akan dirubah menjadi bentuk

basa bebas yang biasanya lebih larut lemak sehingga ion mudah

ditransfer dalam sel epitel yang kaya akan lemak. Bentuk lemak

dari alkaloid R3N melewati lapisan epitel kedalam substansia propia

(stroma). Lapisan stroma ini berlapis-lapis, kurang mengandung

lipid dan kaya dalam air. Obat yang berpenetrasi sebagian akan

dirubah menjadi bentuk terprotonisasi tergantung pada PH

lingkungan berair pada stroma. Pada saat melewati lapisan lemak

endotelium, obat masuk kedalam cairan humor dimana obat akan

terdifusi dengan cepat kedalam iris dan badan siliar yaitu tempat

dimana obat memberikan efek farmakologis.

II.2.9 Cara pembuatan salep mata

Scoville’s; 357

Salep mata dibuat dengan menggunakan salah satu dari dua

metode berikut :

Jika bahan obat larut dalam air dan membentuk larutan stabil

maka bahan obat dilarutkan dalam jumlah minimum air untuk

injeksi, larutan yang dihasilkan kemudian digabungkan dengan

basis yang telah dilebur dan campuran diaduk terus-menerus

sampai mengental

Jika bahan obat tidak segera larut dalam air, maka bahan

obat dimikronisasi sampai menjadi sebur yang sangat halus

dengan melevigasinya dengan sejumlah kecil basis. Campuran

yang dihasilkan digabungkan dengan sisa basis

Page 56: Salep Mata Tetrasiklin.doc

II.2.10 Cara Memasukkan Salep Kedalam Tube

Scoville’s; 361

Cara yang paling mudah untuk mengisi tube adalah

menempatkan salep pada sepotongn kertas berlilin atau kertas

perkamen kemudian lipat kertas sehingga kedua ujungnya

bertemu. Dengan menempatkan batang pengaduk pada ujung

lipatan dan menggulung kertas mengarah kebagian bawah lipatan,

salep dalam kertas ditekan menjadi bentuk silinder. Kertas tube

kemudian dimasukkan pada bagian belakang yang terbuka besar

dari tube yang dapat dilipat dan ketika kertas ditarik keluar melalui

jari, salep akan tertahan dan tertinggal didalam tube. Pada saat

memasukkan salep, penutup dari tube harus dibuka untuk

memungkinkan pengisian yang sempurna. Tube seharusnya diisi

sampai jarak 1 inci dari ujung tube sehingga memberikan tempat

untuk penutupan tube. Penutupan dilakukan dengan meratakan

dasar salep dengan spatula dan melipatnya lebih dari dua kali dan

menjaganya dengan penjepit khusus tube salep yang dilakukan

dengan sepasang pinset.

II.2.11 Alasan sediaan mata harus steril

1. Presc : 181

Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata

menjelaskan dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata

tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk

memproduksinya. Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi

Page 57: Salep Mata Tetrasiklin.doc

mata adalah aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim

yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan

menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme, satu

dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling

mampu menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa

(Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini

ditunjukka dengan suatu pengujian literatur klinis yang penuh dengan

istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea. Penting

untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga

ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi

kontaminan yang ada diudara

2. SDF : 359

Sterilitas merupakan syarat yang paling penting. Larutan mata yang

dibuat dapat membawa banyak mikroorganisme, yang paling berbahaya

adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat

menyebabkan kebutaan, ini khususnya berbahaya untuk penggunaan

produk-produk nonsteril pada mata saat kornea terkena. Bahan partikulat

dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien

3. RPS 18th : 1583

Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyaneus, P. pyocyanea,

Blue Pas bacillus). Ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan

opurtonis yang tumbuh baik pada banyak kultur media dan menghasilkan

toksin dari produk antibakteri. Cenderung untuk membunuh kontaminan

lain dan membiarkan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur

Page 58: Salep Mata Tetrasiklin.doc

murni. Bacillus gram negatif juga tumbuh pada sediaan mata yang

menjadi sumber infeksi serius dari kornea. Ini dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan pada 24-48 jam. Pada konsentrasi yang

ditopleransi oleh jaringan mata menunjukkan bahwa semua zat

antimikroba didiskusikan pada bagian berikut dapat tidak efektif melawan

beberapa strain dari organisme ini.

II.2.7 Alasan Bebas Sulfur

1. Sulfur dalam bentuk sulfida menyebabkan efek anoksid dan

kerusakan pada sistem saraf pusat secara langsung. Karbon disulfida

merusak sebagian besar sistem saraf pusat, saraf perifer dan sistem

heaemopoetik (Poison : 252).

2. Bila diberikan melalui mulut, sulfur diendapkan di dalam usus halus

menjadi alkali sulfat yang aksi iritasinyamenghasilkan efek laksatif ringan

(MD27th :454).

3. Penutup karet tersusun dari bahan tambahan, salah satu yang

terpenting adalah karet alam dan polimer sintetik. Bahan-bahan tambahan

lain termasuk bahan alam vulkanisasi, biasanya sulfur, pemercepat satu

dari beberapa campuran organik aktif seperti 2-merkapto-benzotiazid,

pengaktivasi biasanya seng oksida, pengisi seperti karbon hitam atau batu

kapur, berbagai bahan tambahan lain seperti lubrikan. Bahan-bahan

tambahan ini dicampurkan bersama dan kemudian divulkanisasi dalam

bentuk yang menghasilkan jamur di bawah tekanan dan temperatur tinggi

(RPS16th : 1470).

II.2.8 Alasan Bebas Alkali

Page 59: Salep Mata Tetrasiklin.doc

SDF : 62

Satu sumber dari pengendapan pada larutan yang dikemas dan

kaca dihasilkan dari reaksi komponen-komponen dari larutan dengan

alkali dari kaca atau ion-ion logam yang mempunyai aksi sebagai katalis

untuk reaksi yang lain. Larutan yang mengandung fosfat, sitrat, atau tartrat

akan menyerpih karena reaksi dengan bahan dari kaca. Pengendapan

telah diteliti jika secara komersial disiapkan larutan dekstrosa 5% dalam

air yang dikombinasikan dengan larutan yang mengandung 40 mEq

kalium klorida. Pengendapan ditunjukkan dengan analisa silika dan

alumina. Kemungkinan besar bahwa silika adalah bahan dari wadah kaca.

II.3 Alasan Penambahan Bahan

II.3.1 Tetrasiklin HCl

a) Alasan dibuat salep

FT : 651

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk

garam Natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering,

bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin ralatif bersifat relatif stabil. Dalam

larutan kebanyakan tetrasiklin sangat labil jadi cepat berkurang

potensinya.

FT : 655

Pemakaian topikal hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep

mata golongan tetrasiklin untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada

mata oleh kuman gram positif dan gram negatif yang sensitif. Selain itu,

Page 60: Salep Mata Tetrasiklin.doc

salep mata ini dapat pula digunakan untuk profilaksis oftalmia neonatorum

pada neonatus.

b). Kenapa dibuat 3,5 g

Tube-tube ini khas kecil, yang isinya kurang lebih 3,5 gram salep

dan dicocokkan dengan ujungnya berliku sempit yang memungkinkan

lompatan segumpal kecil salep. Hal ini sesuai untuk menempatkan salep

pada garis tepi kelopak mata, suatu tempat yang biasa dalam pemakaian

obat. Hal ini harus dikerjakan tanpa menyentuh mata.

c). Kenapa dipakai Bentuk Garam

RPS 18th : 1583

Beberapa obat mata adalah basa lemah yang digunakan sebagai

larutan mata adalah garamnya. Basa bebas dan garam akan berada pada

ekuilibrum yang mana tergantung pada pH dan pada karakteristik individu

dari bahan penyusunnya.

RPS 18th : 1214

Karena bentuk hidrokloridanya lebih mudah larut, bentuknya

digunakan dalam penggunaan parenteral dan larutan untuk penggunaan

topikal.

DOM Martin : 882

Beberapa obat mata adalah basa lemah, yang digunakan adalah

garam pada larutan berair. Karena kapasitas netralisasi dari air mata, pH

pada tetes mata sesuai pK fisiologis.

d). Indikasi

Page 61: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Mengobati bronkhitis kronik yang parah, brucellosis, chlamydia,

mycoplasma, dan rickettsia, jerawat vulgaris, rosacea. (BNF : 264)

e). Mekanisme Kerja

FT IV : 651

Menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya, paling

swdikit terjadi dua proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom

bakteri gram negatif. Pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal

hidrofilik. Kedua yaitu sistem transpor aktif. Setelah masuk, maka

antibiotik berikatan dengan ribosom 30 S dan menghalangi masuknya

kompleks t – RNA asam amino pada llokasi asam amino.

f). Efek samping

MD 28th : 259

Gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, khususnya dosis

besra menyebabkan iritasi mukosa. Efek lain seperti mulut kering, glositis,

perubahan warna lidah, perut, dyspagia.

FT : 653

Hepatoksik, wanita hamil dengan pielonefritispaling sering

menderita kerusakan hepar, azotemia hiperfosfatemia, dan penurunan

berat badan.

g). Kontraindikasi

MD 32th : 259

Hipersensitivitas seperti bintik-bintik merah, letupan obat, exfoliatif

dermatitis, toksik nekrolisis epidermal, pericarditis, angiodema, urticaria,

dan asma.

Page 62: Salep Mata Tetrasiklin.doc

h). Dosis

RPS18th : 1215 1 %

FT : 656 1 %

MD 28 th : 261 1 %

OOP V : 75 1 %

II.3.2 Pengawet

a) Alasan penggunaan pengawet

RPS 18th : 1585

Salep mata harus mengandung bahan yang cocok atau campuran

bahan untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan

mikroorganisme yang ada ketika wadah dibuka selama pemakaian. Bahan

antimikroba yang biasa digunakan adalah klorobutanol, parabens atau

merkuri organic.

FI IV : 1086

Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme harus ditambahkan ke dalam salep mata

yang dikemaskan dalam wadah tanpa memperhatikan metode sterilisasi

untuk pemakaian ganda, kecuali disebutkan dalam monografi atau formula

bersifat bakteriostatik.

Page 63: Salep Mata Tetrasiklin.doc

b) Pengawet untuk sediaan mata

No Tipe Konsentrasi Inkomp

1.Komponen amonium kuaterner

0,004-0,02 %Biasanya 0,01%

Sabun, bahan anionik, salisilat nitrat

2. Merkuri organik 0,001-0,1%Halida dengan fenil merkuri asetat

3.Parahidroksi benzoat

Maksimum 0,1%

Diadsorpsi oleh makromolekul,aktivitas marginal

4. Klorobutanol 0,5%

Stabilitas tergantung pH, konsentrasi, aktivitas sebanding kelarutan maksimumnya

Alkohol aromatik

0,5-0,9%Kurang larut dalam air, aktivitas marginal

c) Alasan penggunaan klorobutanol

Scoville’s : 237

Klorobutanol dalam konsentrasi 0,5 % merupakan salah satu

pengawet yang memuaskan untuk larutan mata tetapi perlu pembatasan

dalam penggunaannya :

1. Dia dideaktifasi dalam alkali dan lalu tidak dapat digunakan dengan

banyak larutan buffer alkali yang biasa digunakan.

2. Dia dideaktifasi dengan autoklaving. Meskipun pada pH 2,6-4,

kurang dari 3,5% deaktifasi terjadi ketika larutan tanpa buffer dipanaskan

pada suhu 121oC selama 10 menit.

3. Klorobutanol tidak tercampurkan dengan perak nitrat, Na-Sulfadiazin,

dan Na-Sulfatiazol.

Keuntungan dari klorobutanol :

Page 64: Salep Mata Tetrasiklin.doc

1. Penghambat yang baik untuk organisme gram positif dan gram

negative termasuk P.aeruginosa sebaik beberapa jamur.

2. Mempunyai range yang luas dalam kebercampuran

3. Merupakan larutan asam yang stabil dengan pembatasan yang telah

disebutkan sebelumnya.

4. Sedikit atau tidak mengiritasi

5. Tidak mengiritasi ketika dimaukkan ke dalam anterior mata.

Tidak digunakan benzalkonium klorida karena tidak efektif pada

strain P. aeruginosa, M. tubercolosis, T. interdigitale dan T. rubrum.

(Exp : 33)

Aksi bakterisid dari benzalkonium klorida sangat lemah dan

penggunaannya terbatas pada larutan yang bereaksi dari asam kuat

sampai basa. (Ensiklopedia XI : 55)

Tidak digunakan turunan parahidroksi benzoat karena kelarutannya

lemah pada larutan berair dan dipercaya menyebabkan sensasi perih dan

iritasi pada mata. (Ensiklopedia XI : 55)

d) Konsentrasi

Exp : 73 0,5 %

DOM : 896 0,5 %

Scoville’s : 237 0,5 %

DFM : 370 0,2 -0,5 %

II.3.3 Antioksidan

a) Mekanisme antioksidan

Page 65: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Reaksi oksidasi dapat dihambat oleh bahan-bahan yang :

1. Membentuk khelat untuk ion-ion logam yang memprakarsai reaksi

oksidasi,

2. Mereduksi yaitu bahan-bahan yang mengurangi proses dioksidasi dari

obat,

3. Lebih utama teroksidasi yaitu bahan-bahan yang lebih cepat dioksidasi

dibandingkan dengan bahan aktif yang dilindunginya,

4. Memiliki rantai akhir yaitu bahan yang mampu beraksi dengan radikal-

radikal dalam larutan untuk memproduksi produk jenis baru, sebuah rantai

akhir radikal yang tidak masuk kembali dalam siklus perkembangan

radikal. Radikal baru tersebut menjadi stabil secara intrinsik atau

membentuk molekul inert.

Mekanisme α-tokoferol sebagai antioksidan yaitu mekanisme keempat.

b) Alasan digunakan α-tokoferol

Scoville’s : 341

Campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon semisoliddiperoleh

dari petrolatum distabilkan dengan penambahan dL-α-tokoferol.

Page 66: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Bentuk-bentuk α-tokoferol (Exp : 19)

1. d-α-tokoferol

2. d-α-tokoferol asetat

3. dL-α-tokoferol asetat

4. d-α-tokoferol asam suksinat

5. dL-α-tokoferol asam suksinat

Kelebihan α-tokoferol (Presc : 951)

Suhu yang tinggi dan asam tidak mempengaruhi stabilitas vitamin

E.

c) Konsentrasi

Exp : 18

0,001-0,05

Lachman Industri : 1066

0,001-0,1%

II.3.4 Basis

Presc : 249

Banyak salep mata disiapkan dengan basis petrolatum, petrolatum-

minyak mineral atau basis petrolatum lanolin. Basis petrolatum-lanolin

kadang-kadang digunakan dalam larutan berair dari bahan aktif

dicampurkan dengan basis salep mata. Bagaimanapun tipe basis yang

digunakan harus tidak mengiritasi mata, seharusnya dapat mendifusikan

zat aktif dari basis dengan menekresikan cairan mata.

Codex Pharmaceutical British memberikan suatu formula untuk sediaa

salep mata.

Page 67: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Paraffin lembut 80,0

Paraffin cair 10,0

Lanolin anhidrat 10,0

Parrot : 369

Petrolatum adalah basis yang paling sering digunakan dalam salep

mata karena petrolatum stabil dan dapat dihasilkan dengan 2 jam terpapar

170oC. Salep mata yang lembut dapat dihasilkan dengan penambahan

minyak mineral dalam petrolatum. Seperti basis anhidrous, petrolatum

dapat digunakan sebagai basis untuk obat-obat yang sensitif terhadap air

seperti klortetrasiklin, nistatin, dan isoflurofat. Petrolatum lembut ditujukan

untuk salep tipe emulsi yang mengandung bahan aktif permukaan yang

berpotensi menyebabkan iritasi.

Scoville’s : 357

Jika diinginkan, 10% dari petrolatum kuning dalam formula dapat

digantikan dengan jumlah yang seimbang dari petrolatum cair

menghasilkan salep yang lembut. Basis yang cocok menurut British

Farmacopeia adalah adeps lanae dan vaselin kuning.

RPS 18 th : 1310

Pemakaian vaselin kuning untuk mencegah kemungkinan iritasi

apabila menggunakan vaselin putih, karena vaselin putih adalah vaselin

kuning yang diputihkan dengan asam sulfat yang mungkin masih terasa

yang dapat menyebabkan iritasi.

II.4 Uraian Bahan

1. Tetrasiklin HCl (FI III : 143-144, RPS 18th : 1216)

Page 68: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Nama Resmi : Tetracyclini hydrochloridum

Sinnonim :

:

Tetrasiklin hidroklorida

RM / BM C22H24N2O8 . HCl / 480,91

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk hablur, kuning, rasa pahit, amfoter

Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air dan dalam 100

bagian etanol (95%) P, larutan dalam air jika

dibiarkan menjadi keruh karena

pengendapan tetrasiklin, praktis tidak larut

dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam

aseton P, larut dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terl;indung dari

cahaya. Jika dalam udara lembab terkena

sinar matahari warna menjadi gelap, larutan

dengan pH tidak lebih dari 2.

Kegunaan : Zat aktif

Stabilitas : Akan terhidrolisis dalam larutan alkali dan

menjadi kabur, sebaiknya stabil di udara dan

menjadi gelap jika terpapar cahaya yang

kuat. (Scoville’s : 20)

Page 69: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Rusak pada pH 7 atau lebih.

Incomp : - Sangat larut dalam air dan larut dalam

alkohol, larut dalam asam hidroklorit

encerdan media alkali, tetapi potensinya

dirusak dengan asam dan basa kuat.

(Scoville’s ” 520)

- Injeksi tetrasiklin memiliki pH asam dan

incomp dengan adanya sediaan alkali

atau dengan obat-obat yang tidak

stabilpada pH rendah. Tetrasiklin dapat

mengkhelat logam untuk menghasilkan

kompleks yang tidak larut, dilaporkan

incomp dengan larutan yang mengandung

garam metalik. (MD 28th : 259)

Sterilisasi : Radiasi sinar γ (Parrot:286)

2. α-tokoferol (FI III : 606, Exp : 18, Lachman Ind : 1060)

Nama Resmi : α-tocopherolum

Sinnonim

RM / BM

:

:

Vitamin E

C29H50O2 / 92,09

Rumus Bangun :

Page 70: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Pemerian : Tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa

atau sedikit berasa cairan, seperti minyak,

kuning jernih

Kelarutan : Praktis tiak larut dalam air, larut dlam etanol

(95%) P, dan dapat bercampur dengan eter P,

dan dengan aseton P, dengan ,minyak nabati,

dengan kloroform P

Penyimpanan : Harus disimpan di bawah gas inert dalam wadah

kedap udara pada temperatur yang sejuk dan

kering, terlindung dari cahaya

Kegunaan : Sebagai antioksidan

Kestabilan : Teroksidasi perlahan oleh oksigen atmosfer dan

cepat oleh garam ferri dan perak.

Incomp : Dengan peroksida dan ion logam terutama besi,

tembaga dan perak. Tokoferol dapat diabsorbsi

plastik.

Kesetaraan : 1 mg α-tokoferol = 1,49 UI

Konsentrasi : 0,001 – 0,05 %, 0,001 – 0,1 %

Sterilisasi : Oven pada suhu 150oC, selama 1 jam.

Page 71: Salep Mata Tetrasiklin.doc

3. Klorobutanol (Exp : 126)

Nama Resmi : Chlorobuthanol

Sinnonim

RM / BM

:

:

Klorobutanol

C4H7Cl3O / 177,46

Pemerian : Menguap, sedikit berwarna ataua kristal

putih yang rapuh, bau kamfer.

Kelarutan : Larut bebas dalam kloroform, eter dan

minyak menguap, 1 bagian dalam 0,6 ml

etanol (95 %) P

Penyimpanan : Serbuk materiil disimpan pada wadah

tertutup baik pada temperatur 8 – 15oC

Kegunaan : Pengawet

Incomp : Incomp dengan vial plastik, penutup karet,

bentonit, Mg trisilikat, polietilen dan

polihidroksi etil metoksilat.

Kestabilan : Dalam degradasi larutan berair dikatalisis

oleh ion hydrogen, stabil pada pH 3 tetapi

berkurang dengan peningkatan pH. Dalam

larutan klorobutanol cair 0,5 %, pada

temperatur kamar hampir saturasi atau jenuh

dan mengkristal jika temperatur dikurangi.

Sterilisasi : Radiasi sinar γ

Konsentrasi : Sampai 0,5 %

Titik lebur : 95 – 97oC

Page 72: Salep Mata Tetrasiklin.doc

4. Parafin cair ( FI III : 474, Exp : 345)

Nama Resmi : Parafinnum liquidum

Sinnonim : Parafin cair

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak

berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak

berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol (95 %) P, larut dalam kloroform P dan

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,

Kegunaan : Sebagai basis

Kestabilan : Teroksidasi oleh panas dan cahaya dan

dapat ditambah pengstabil.

Incomp : Bahan pengoksidasi kuat.

Khasiat : Laksatif

Sterilisasi : Oven pada suhu 150oC selama 1 jam

5. Vaselin kuning (FI III : 633, Exp : 362)

Nama Resmi : Vaselinum flavum

Sinnonim : Vaselin kuning

Pemerian : Massa lunak, lengket, kuning, bening, sifat

ini tetap setelah zat dilebur dan dibiarkan

hingga dingin tanpa diaduk, berfluoresensi

lemah. Jika dicairkan tidak berbau, hampir

tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan dalam

Page 73: Salep Mata Tetrasiklin.doc

etanol (95 %) P, larut dalam kloroform P,

dalam eter P dan dalam eter minyak tanah,

larutan kadang-kadanag teropalesensi

lemah

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai basis

Kestabilan : Kebanyakan masalah stabilitas terjadi

karena sejumlah kecil larutan dengan

pemaparan cahaya, kotoran ini teroksidasi

yang dapat merupah petrolatum dan

menciptakan bau yang tidak sedap.

Incomp : Bahan inert yang memiliki beberapa sifat

incomp

Jarak lebur : 38,56 – 38,60oC

Sterilisasi : Oven pada suhu 150oC selama 1 jam

6. Lanolin anhidrat (FI III : 61, Exp : 256)

Nama Resmi : Adeps lanae

Sinnonim : Lanolin anhidrta

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, odourless,

tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol, mudah larut dalam kloroform

Page 74: Salep Mata Tetrasiklin.doc

P dan eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk dan kering.

Kegunaan : Sebagai basis

Kestabilan : Dapat mengalami autooksidasi selama

penyimpanan untuk menghambat proses ini

dapat ditambah BFIT sebagai antioksidan

Incomp : Lanolin dapat mengandung prooksidan yang

dapat mengandung bahan aktif.

Sterilisasi : Oven, suhu 150oC 1 jam, salep mata steril

yang mengandung lanolin dapat disterilkan

dengan filtrasi atau disinari dengan radiasi γ.

Page 75: Salep Mata Tetrasiklin.doc

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, cawan

porselen, lumpang, alu, pinset, sendok tanduk, spatel, dan sudip.

III.1.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan, aluminium foil, kertas

timbang, kloramfenikol, klorobutanol, lanolin anhidrat, parafin cair, vaselin

kuning, dan α-tokoferol.

III.2 Perhitungan

1. Perhitungan bahan

Dibuat 3,5 g, dilebihkan 10% = 3,85 g = 3850 mg

Kloramfenikol =

α-tokoferol =

Klorobutanol =

Basis = 3850 mg – (38,5 + 1,925 + 19,25) mg = 3791 mg

- Parafin cair =

- Lanolin anhidrat =

- Vaselin kuning =

1100

x 3850 mg = 38,5 mg

0,05100

x 3850 mg = 1,925 mg

0,5100

x 3850 mg = 19,25 mg

x 3791 mg = 37,91 mg

x 3791 mg = 37,91 mg

1010010100 80100

x 3791 mg = 3032,28 mg mg

Page 76: Salep Mata Tetrasiklin.doc

2. Perhitungan pengenceran

Kloramfenikol 38,5 mg

Kloramfenikol 50 mg

Basis steril 50 mg

100 mg

Klorobutanol 19,25 mg

Klorobutanol 50 mg

Basis steril 100 mg

150 mg

α-tokoferol 1,925 mg

1 mg -tokoferol = 1,49 UI

1 kapsul natur E = 100 UI

-tokoferol yang dibutuhkan =

Pengenceran =

3. Perhitungan jumlah basis yang disterilkan

Tetrasiklin HCL, α-tokoferol, dan klorbutanol diencerkan dengan

menggunakan parafin cair.

Jadi, basis parafin cair yang disterilkan = 3791 mg – (38,5+50+57,7) mg

= 232,9 mg = 233 mg

100 mg x 38,5 mg = 77 mg50 mg

38,5 mg kloramfenikol

38,5 mg basis steril

150 mg x 19,25 mg = 57,75 mg50 mg

19,25 mg klorobutanol

38,5 mg basis steril

1,925 mg1 mg

x 1,49 UI = 2,868 UI

2,868 UI100 UI

x 1800 mg

1,925 mg α-tokoferol

50 mg basis steril= 52 mg

Page 77: Salep Mata Tetrasiklin.doc

III.3 Cara Kerja

Adapun cara kerjanya yaitu pertama-tama disiapkan alat dan bahan

yang digunakan kemudian disterilkan sesuai dengan metode masing-

masing. Alat gelas dicuci dengan deterjen lalu dibebas alkalikan dengan

cara direndam dalam HCl 0,1 N panas selama 30 menit lalu dibilas

dengan air suling steril, dinginkan lalu disterilkan dengan autoklaf. Alat

karet dibersihkan dan dibebas sulfurkan dengan cara dipanaskan dalam

2% Na2CO3 yang mengandung 0,1% Na Lauril Sulfat, selama 15 menit,

didinginkan lalu dibilas dengan air suling steril dan disterilkan dalam

autoklaf. Masing-masing basis secukupnya disterilkan di oven suhu 150oC

selama 1 jam dengan filtrasi (menggunakan kain kasa di capor). Ruangan

disterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70%. Seluruh pekerjaan

dilakukan secara aseptik. Basis salep dibuat sebanyak 3,791 g dengan

cara penimbangan, mencampur parafin cair sebanyak 0,3791 g, lanolin

anhidrat 0,3791 g dan vaselin kuning sebanyak 3,0328 g. Dibuat

pengenceran Tetrasiklin HCl yaitu dengan menimbang 50 mg Tetrasiklin

HCl dan mencampurnya dengan 50 mg basis steril kemudian diambil 77

mg. Dibuat pengenceran klorobutanol yaitu dengan menimbang 50 mg

klorobutanol dan mencampurnya dengan 150 mg basis steril kemudian

diambil 77 mg. Dibuat pengenceran α-tokoferol dimana 1 kapsul Natur E

dicampur dengan basis steril hingga 1800 mg kemudian diambil 52 mg.

Semua hasil pengenceran dimasukkan dalam lumpang steril lalu dicampur

Page 78: Salep Mata Tetrasiklin.doc

hingga homogen. Salep kemudian dimasukkan ke dalam tube yang telah

disterilkan. Sediaan diberi etiket dan dimasukkan dalam wadah.

Page 79: Salep Mata Tetrasiklin.doc

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

No. Pengamatan Klorfen® KlorCha® Chloram® Fichlor® Kloramacz®

1 Wadah + - - - -

2 Penampilan - - - - -

3 Etiket brosur + + - + +

4 Viskositas - - - - -

5 Warna + + - - +

6 Penimbangan + + + + +

7 Partikulat - + + + +

8 Volume - - - - -

IV.2 Pembahasan

Pada percobaan ini, dilakukan pembuatan sediaan salep mata

kloramfenikol dengan indikasi untuk pengobatan konjungtivitas akut

(radang pada konjungtiva akibat bakteri seperti Haemophillus influenzae,

P. aeruginosa, Staphylococcus, Streptococcus, dsb), serta untuk blephritis

(radang pada kelopak mata atau tepi kelopak mata).

Salep mata merupakan sediaan steril yang dimaksudkan untuk

pengobatan mata dimana menggunakan dasar salep yang cocok,

dikerjakan secara aseptis, dan tempat kerjanya di iris, konjungtiva, kornea,

kelopak mata, dan kelenjar sebaseus. Dibuat dalam bentuk salep mata

sebab tempat kerjanya di kelopak mata dan konjungtiva dari mata,

Page 80: Salep Mata Tetrasiklin.doc

sedangkan tetes mata tidak bisa bekerja dikelopak mata, kloramfenikol

juga tidak larut dalam air, serta akan mengalami degradasi dalam media

air karena pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida.

Wadah yang digunakan untuk salep mata adalah wadah tube 3,5

gram berwarna putih, dengan ujung berliku agar memudahkan saat

pemakaian, dan ujung tube yang runcing sehingga saat pemakaian

ujungnya tidak menyentuh lapisan atas mata. Semua sediaan memiliki

penampilan yang baik.

Viskositas dari salep mata tidak boleh terlalu encer atau terlalu

kental. Bila terlalu encer maka pada saat penggunaan dapat mengotori

mata pemakai karena dapat mengalir keluar dari mata, sedangkan bila

terlalu kental maka pada saat penekanan untuk pemakaian, salepnya sulit

keluar dari tube. Semua sediaan tidak memenuhi persyaratan viskositas

salep yang baik karena basis yang digunakan tidak ditimbang dengan

baik.

Warna dari salep tidak boleh terlalu kuning atau terlalu putih juga

jangan terlalu pucat. Maka hendaknya warna salep mengikuti warna dari

basis, biasanya berwarna kuning muda. Sediaan Klorfen®, KlorCha®, dan

Kloramacz® memberi warna kuning, sedangkan sediaan Chloram® dan

Fichlor® tidak memberikan warna yang memuaskan.

Salep mata harus bebas dari bahan partikulat yaitu bahan atau zat

yang kasar yang bisa merusak permukaan mata. Oleh karena itu, dalam

pembuatan, bahan harus betul-betul digerus sampai halus saat dilevigasi

dengan basis. Sediaan Klorfen® tidak bebas dari bahan partikulat karena

Page 81: Salep Mata Tetrasiklin.doc

penggerusan tidak dilakukan dengan baik sedangkan sediaan lain

hasilnya positif karena bebas dari bahan partikulat.

Volume salep mata pada umumnya 3,5 gram. Dalam praktikum

tidak dilakukan penimbangan akhir untuk memperoleh hasil 3,5 gram

sehingga volumenya kurang dan penilaian untuk semua sediaan negatif.

Page 82: Salep Mata Tetrasiklin.doc

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini, diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Dari penilaian penampilan, viskositas dan volume, kelima sediaan

yaitu Klorfen®, KlorCha®, Chloram®, Fichlor® dan Kloramacz® hasilnya

tidak memenuhi standar.

2. Dari penilaian penimbangan, kelima sediaan ini memenuhi standar.

3. Dari penilaian wadahnya, hanya sediaan Klorfen® yang memenuhi

standar.

4. Dari penilaian etiket dan brosur, sediaan Klorfen®, KlorCha®, Fichlor®

dan Kloramacz® memenuhi standar sedangkan sediaan Chloram®

tidak memenuhi standar.

5. Dari penilaian warna, sediaan Klorfen®, KlorCha® dan Kloramacz®

memenuhi standar sedangkan sediaan Chloram® dan Fichlor® tidak

memenuhi standar.

6. Dari penilaian partikulat, sediaan Chloram®, KlorCha®, Fichlor® dan

Kloramacz® memenuhi standar sedangkan sediaan Klorfen® tidak

memenuhi standar.

V.2 Saran

Saran untuk laboratorium yaitu alat timbangan ditambah. Saran

untuk asisten yaitu waktu pengerjaan ditambah karena alat terbatas.

Page 83: Salep Mata Tetrasiklin.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

2. Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

3. Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi FK UI, Jakarta.

4. Gennaro,A.R, et all, 1990, Rhemingtons Pharmaceutical Science, 18th

Edition, Marck Publishing Company, Pensylvania.

5. Howard, Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta.

6. Jenkins, Glen, dkk, 1957, Scoville’s The Art of Compounding, MC Growhill, Book Company, New York.

7. Joseph B. Sprowls, Jr.,PhD., 1970, Prescription Pharmacy, J.B Lippincott Company, Philadelphia, Toronto.

8. Kibbe, Arthur, 1980, Handbook of Pharmaceutical Excipient, American Pharmaceutical Ass, Washington DC.

9. Lachman, L.et.all, 1986, The Theory and Practice of Pharmacy Industry, 3rd Edition, Lea & Pinger, Philadelphia.

10.Martin, W, Inc, 1971, Dispending of Medication, 7th Edition, Marck Publishing Company, USA.

11.Parrot, Eugene C, 1980, Pharmaceutical Technology, Collage of Pharmacy University of Iowa, Iowa City.

12.Reynads,I.E.F, 1993, Martindale The Extra Pharmacopeia, Department of Pharmaceutical Science, Marck Publishing Company, Easton, Pensylvania.

13.Tjay, Tan Hoan dan Drs. Kirana Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, Gramedia, Jakarta.

14.Torce, Salvatore dan Robert S King, 1974, Sterile Dosage Form, Lea Febinger, Philadelphia.

Wadah

Page 84: Salep Mata Tetrasiklin.doc

Tiap 3,5 gram salep mata mengandung :Kloramfenikol…………………………1%Basis…………………...............………………...qsIndikasi : Konjungtivitas akut dan blepharitis.Aturan Pakai :Tiap 2-3 jam untuk 3 hari pertamaTiap 3-4 jam untuk hari selanjutnyaDigunakan maksimal 2 mingguNo. Reg : DKL 0601010131 A1No. Batch : G 0601Exp. Date : 17 September 2008

Chloram ® Salep Mata

Netto : 3,5 g

Diproduksi oleh:

PT. DUA FarmaMakassar-Indonesia

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

K

STERIL

Chloram ® Salep Mata

Netto : 3,5 g

Diproduksi oleh:

PT. DUA FarmaMakassar-Indonesia

Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

Untuk keterangan lebih lengkap lihat brosur.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

STERIL

Page 85: Salep Mata Tetrasiklin.doc

KLORAM Salep MataNetto : 3,5 g

Komposisi :Tiap 3,5 gram salep mata mengandung :Kloramfenikol…………………………1%Basis…………………………………................qsFarmakologi :KLORAM Salep mata mengandung Kloramfenikol yang bekerja sebagai antibiotika spektrum luas yang berkhasiat terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Bekerja menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat ribosom bakteri 70s pada subunit 50s dan mencegah pengikatan asam amino terakhir pada t-RNA amina asil ke tempat akseptor dalam ribosom. Indikasi :Konjungtivitas akut dan blepharitis. Kontra Indikasi :Neonatus, pasien dengan gangguan hati dan pasien yang hipersensitif.Efek Samping :Hipersensitivitas, neuropati optis .Aturan Pakai :Tiap 2-3 jam untuk 3 hari pertamaTiap 3-4 jam untuk hari selanjutnyaDigunakan maksimal 2 mingguPenyimpanan :Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

No. Reg : DKL 0601010131 A1

Diproduksi oleh:

PT. DUA FarmaMakassar-Indonesia

KLORAM Ophthalmic OintmentNetto : 3,5 g

Composition :Each 3,5 gram ophthalmic ointment contains :Chloramphenicol……………………...1%Base………………………………….......................qsPharmacology :KLORAM Ophthalmic ointment contains Chloramphenicol which work as broad spectrum antibiotic effective for positive Gram even negative Gram bacteria. Inhibit bacteria protein synthesis by bind bacteria ribosom 70s on subunit 50s and prevent the binding of last amino acid at t-RNA amina asil to acceptor place in ribosom. Indication :Acute conjunctivityand blepharitis. Contra Indication :Neonatus, patient with hepar obstruction and hipersensitivity.Adverse effect :Hipersensitivity, optic neuropati.Dosage :Every 2-3 hours for 3 first daysEvery 3-4 hours for the days afterUse maximal 2 weeksStorage :Keep in cool place and protected from the light.

Reg. Number: DKL 0601010131 A1

Producted by :

PT. DUA FarmaMakassar-Indonesia

Kloram Salep MataNetto : 3,5 g

Tiap 3,5 gram salep mata mengandung :Kloramfenikol…………………………1%Basis…………………………………...............qsIndikasi : Konjungtivitas akut dan blepharitis. Aturan Pakai :Tiap 2-3 jam untuk 3 hari pertamaTiap 3-4 jam untuk hari selanjutnyaDigunakan maksimal 2 minggu

Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

Untuk keterangan lebih lengkap lihat brosur.No. Reg : DKL 0601010131 A1No. Batch : G 06001Exp. Date : 17 September 2008

Diproduksi oleh:

PT. DUA Farma

Kloram® Ophthalmic Ointment

Netto : 3,5 g

Each 3,5 gram ophthalmic ointment contains:Chloramphenicol………………………1%Base….……………………………………..………...qsIndication : Acute Conjunctivity and blepharitis. Dosage :Every 2-3 hours for 3 first daysEvery 3-4 hours for the days afterUse maximal 2 weeks

Keep in cool place and protected from the light.

For complete instruction see the pamphlet.

Reg. Number : DKL 0601010131 A1Batch Number : G 06001

Producted by:

PT. DUA Farma

LAMPIRAN

Brosur

Etiket

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

STERILON MEDICAL

PRESCRIPTION ONLY

STERILE

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

STERIL

ON MEDICAL PRESCRIPTION ONLY

STERILE